Anda di halaman 1dari 6

RHINITIS ALERGI

Definisi

Rhinitis alergi adalah inflamasi membrane mukosa hidung yang disebabkan oleh paparan
terhadap materi alergenik yang terhirup yang mengawali respon imunologik spesifik,
diperantarai oleh immunoglobulin E (igE).
Penyakit ini ditandai dengan bersin, hidung tersumbat, rhinore, dan gatal hidung atau palatal.
Penyakitnya mungkin juga disertai dengan konjungtivitis alergi (ditandai dengan gatal, mata
berair yang mungkin juga berwarna merah atau bengkak). Rinitis alergi mungkin bersifat
musiman, abadi, atau mungkin terjadi secara sporadis setelah eksposur tertentu.
Rinitis alergi bermanifestasi dalam dua bentuk. rinitis Alergi musiman yang cenderung dikaitkan
dengan perubahan siklus di lingkungan Hidup. Sebaliknya, rinitis alergi abadi tidak
menunjukkan pola musiman; ini mungkin mencerminkan pasien terpapar terus menerus terhadap
alergen (misal hewan, tungau debu rumah, eksposur pekerjaan).

Terapi
Tujuan terapi adalah untuk menghilangkan gejala.
Terapi farmakologi
1. Antihistamin
Antagonis reseptor histamine H1, berikatan dengan reseptor H1 tanpa mengaktivasi
reseptor yang mencegah ikatan dan kerja histamin. Antihistamin lebih efektif dalam
mencegah respons histamin daripada melawannya. Efek samping : hilang nafsu makan,
mual, muntah dan gangguan ulu hati.
2. Dekongestan
Dekongestan topical dan sistemik merupakan zat simpatomimetik yang bekerja pada
reseptor adrenergic pada mukosa hidung menyebabkan vasokonstriksi, menciutkan
mukosa yang membengkak , dan memperbaiki ventilasi. Dekongestan bekerja dengan
baik dalam kombinasi dengan antihistamin jika kongesti hidung menjadi salah satu
gambaran klinik. Efek samping : rasa terbakar, bersin, dan kekeringan mukosa nasal.
Dosis dan interval
Obat Sediaan beredar
Dewasa Anak
Antihistamin non selektif (generasi pertama)
Alermak,
Klorfeniramin 6-12 th : 2 mg tiap 6 jam, Allergen, Alleron,
4 mg tiap 6 jam
Maleat, Biasa 2-5 th : 1 mg tiap 6 jam Dehista, Ce Te eM
(CTM).
Kloramfeniramin 8-12 mg sehari 6-12 th : 8 mg waktu tidur
Maleat, Sustained waktu tidur atau 8- <6 th : tidak
Released 12 mg tiap 8 jam direkomendasi
Klemastin 6-12 th : 0,67 mg tiap 12
1.34 mg tiap 8 jam
Fumarat jam
Difenhidramin 5 mg/kg/hari (sampai 25 Benadryl,
25-50 mg tiap 8 jam
Hidroklorida mg per dosis) Decadryl.
Antihistamin selektif perifer (generasi kedua)
Aldisa SR,
6-12 th : 10 mg sehari
Alloris, Claritin,
Loratadin 10 mg sekali sehari sekali
Glanos SR,
2-5 th : 5 mg sehari sekali
Winatin.
60 mg 2 kali sehari
6-11 th : 30 mg 2 kali Telfast, Telfast
Feksofenadin atau 180 mg sekali
sehari Plus.
sehari
>6 th : 5 mg sehari sekali
5-10 mg sehari Cerini, Lerzin,
Setrizin Bayi 6-11 bulan (0,25
sekali Riztec.
mg/kg secara oral)
Dekongestan
6-12 th : 30 mg tiap 4-6
Pseudoefedrin 60 mg tiap 4-6 jam jam
2-5 th : 15 mg tiap 4-6 jam
Pseudoefedrin,
Sustained 120 mg tiap 12 jam tidak direkomendasikan
Release

3. Kortikosteroid Nasal
Kortikosteroid intranasal secara efektif meredakan bersin, rinorea, ruam dan kongesti
nasal dengan efek samping yang minimal. Obat ini mereduksi inflamasi dengan
menghambat pembebasan mediator, penekanan kemotaksis neutrofil, menyebabkan
vasokonstriksi dan menghambat reaksi lambat yang diperantarai oleh sel mast.
Obat Dosis Dan Interval Sediaan Beredar
>12 th : 1 inhalasi (42 mcg) per lubang hidung 2-
Beklometason 4 kali sehari (maksimum 335 mcg/hari)
diproprionat 6-12 th : 1 inhalasi per lubang hidung 3 kali/hari Beconase
Beklometason >12 th : 1-2 inhalasi sekali sehari
dipropionat, 6-12 th : 1 inhalasi per lubang hidung (42 mcg)
monohidrat dimulai 2 kali sehari
>6 th : 2 semprot (64mcg) per lubang hidung pagi
dan petang atau 4 semprot per lubang hidung pagi
Budesonid (maks. 256 mcg) Rhinocort
Dewasa : 2 semprot (50 mcg) per lubang hidung 2
kali sehari (maks. 400 mcg); anak : 1 semprot per
Flunisolid lubang hidung 3 kali sehari Nasarel
Dewasa : 2 semprot (100mcg) perlubang hidung
sekali sehari; setelah beberapa hari turunkan jadi
1 semprot per lubang hidung (maks. 200 mcg
Futikason sehari) Flixonase
>12 th : 2 semprot (100 mcg) per lubang hidung
Mometason furoat sehari sekali Nasonex
Triamsolon >12 th : 2 semprot (110mcg) per lubang hidung
asetonida sekali sehari (maks. 440 mcg/hari) Nasacort

4. Kromolyn natrium
Kromolyn natrium merupakan penstabil sel mast, tersedia sebagai obat bebas dalam
bentuk semprotan hidung untuk pencegahan gejala dan penanganan terhadap rhinitis
alergik. Zat ini mencegah degranulasi sel mast yang dipicu oleh antigen dan pelepasan
mediator, termasuk histamine.
Obat dosis dan interval Efek samping sediaan beredar
lebih dari 2 tahun : 3-4 iritasi lokal (bersin dan
Cromolyn kali sehari tiap nostril hidung perih) Nasalcrom

5. Ipratropium bromida
Ipratropium bromide merupakan zat antikolinergik yang berguna dalam rhinitis alergik
perennial. Zat ini mempunyai sifat antisekretori ketika diberikan secara lokal dan
meredakan gejala rinorea yang berkaitan dengan alergi dan bentuk lain rhinitis kronis.
Obat dosis dan interval Efek samping sediaan beredar
Ipratropium 2 semprotan 2-3 kali Sakit kepala, epitaksis dan Atrovent 0,03% dan
bromida sehari (0,03%) hidung kering. atrovent 0,06%.

6. Montelukast (Leukotrine inhibitor)


Bekerja menghambat reseptor leukotrin. Zat ini tidak lebih efektif dibandingkan
antihistamin selektif perifer dan lebih kurang efektif daripada kortikosteroid intranasal.
Obat dosis dan interval Efek samping sediaan beredar
Dewasa dan remaja : 1
tablet (10mg) perhari,
anak-anak (6-14th) : 1
Leukotrine tablet kunyah (5mg) Meningkatkan level alanin
Singulair
inhibitor per hari, transaminase.
Anak-anak (2-5th) : 1
tablet kunyah (4mg)
per hari.

7. Obat tetes mata


Digunakan untuk pasien yang mengalami alergi konjungtivitas yang tidak dapat diatasi
dengan antihistamin oral nasal steroid dosis tinggi.
Dosis dan interval
Obat Sediaan beredar
Dewasa Anak
Ocular antihistamin
1 tetes 8-12 jam Zaditor, Alaway,
ketotifen fumarate
perhari (maks. 8 ≥3 th : 1 tetes 2-3 kali sehari Claritin Eye,
solution
minggu) Zyrtec Itchy Eye
1 tetes 2 kali
≥3 th : 1 tetes 2 kali sehari
azelastine solution sehari maks. 8 Optivar
(maks. 8 minggu)
minggu
olopatadine
1 tetes 1 kali
hydrochloride 0.2% ≥3 th : 1 tetes satu kali sehari Pataday
sehari
solution
1-2 tetes 2 kali
olopatadine
sehari setiap 6-8 ≥3 th : 1-2 tetes 2 kali sehari
hydrochloride 0.1% Patanol
jam (maks. 6 tiap 6-8 jam maks. 6 minggu.
solution
minggu)
Ocular Mast Cell Stabilizers
cromolyn sodium 1-2 tetes 4-6 kali
- Opticrom
4% solution sehari
lodoxamide
tromethamine 1-2 tetes 4 kali
- Alomide
solution sehari

nedocromil sodium
1-2 tetes 2 kali -
2% Alocril
sehari
solution
Interaksi Obat

1. Interaksi obat dekongestan Nasal

Obat penyebab Obat sasaran deskripsi


Pemblok beta epinefrin Dapat terjadi suatu episode hipertensi diikuti
oleh bradikardia
furazolidon Dekongestan Sensitivitas presor terhadap agen kerja
nasal campuran (cth, epedrin) dapat meningkat. Agen
kerja langsung (cth, epinefrin) tidak dipengaruhi
Dekongestan Guanetidin mempotensiasi efek agen kerja
nasal langsung (cth. Epinefrin) dan menghambat efek
Guanetidin
Langsung agen kerja campuran (cth, epedrin). Kerja
Campuran hipotensif guanetidin juga dapat dilawan
Dekongestan guanetidin
nasal
metildopa Nasal Pemberian bersamaan dapat mengakibatkan
dekongestan peningkatan respon presor
Inhibitor MAO Dekongestan Pemberian bersama inhibitor MAU dan agen
nasal kerja campuran (cth efedrin) dapat
menyebabkan sakit kepala berat, hipertensi dan
hiperpireksia, yang berakibat pada krisis
hipotensif. Agen kerja langsung (cth epinefrin)
berinteraksi minimal, jika tidak sama sekali
Dekongestan Reserpin mempotensiasi respon presor
nasal simpatomimetik kerja langsung (cth epinefrin),
Alkaloid
Langsung yang dapat mengakibatkan hipertensi. Respon
rauwolfia
campuran presor agen kerja campuran (cth efedrin)
menjadi turun
Antidepresan Dekongestan TCAs mempotensiasi respon presor
trisiklik (TCAs) nasal simpatomimetik kerja langsung (cth epinefrin),
Langsung telah ada kejadian disritmia. Respon presor agen
campuran kerja campuran (cth efedrin) menurun.
Pengasam urin Dekongestan Pengasaman urin dapat meningkatkan eliminasi
Pembasa urin nasal dekongestan nasal, efek terapetik dapat
menurun. Sebaliknya, pembasaan urin dapat
meningkatkan eliminasi obat ini, mungkin
meningkatkan efek terapetik.
2. Interaksi obat kortikosteroid intranasal
interaksi obat kortekosteroid intranassal
obat penyebab obat sasaran deskripsi
Pemberian bersama menyebabkan sedikit penurunan bersihan
simetidin budesonid ↑ budesonide disertai peningkatan ketersediaan hati oralnya.
inhibitr CYP3A4 Pemberian bersama dapat menghambat metabolisme dan
(cth. meningkatkan paparan sistemik steroid intranasal. Setelah
Ketokonazol, pemberian ketokonazol, rata-rata konsentrasi plasma
itrakonazol, budesonide oral meningkat lebih dari 7 kali lipat. Pemberian
eritromisin, ritonavir oral dan fluticasone intranasal mengakibatkan
simetidin, Budesonide kemungkinan sindrom Cushing dan penekanan adrenal.
ritonavir). fluticasone ↑ Gunakan degan hati-hati.

3. Interaksi obat antihistamin


interaksi obat antihistamin
obat penyebab obat sasaran deskripsi
Antasida, obat yang Antihistamin ↓ Pemberian fexofenadine dalam 15 menit pemberian
berisi Fexofenadine antasida yang mengandung magnesium dn aaluminium
aluminium/megnesium menurunkan AUC fexofenadine sebesar 41% dan Cmax
nya sebesar 43%. Fexofenadine tidak boleh diberikan
dalam jarak yang berdekatan dengan antasida ini.
Simetidin Antihistamin ↑ Penggunaan bersama menyebabkan peningkatan kadar
Azelastine plasma loratadine dan desloratadine dan suatu peningkatan
Desloratadine kadar azelastine yang diberikan oral sebesar kurang lebih
Loratadine 65%.
Eritromisin Antihistamin ↑ Kadar plasma (termasuk metabolit) dapat meningkat.
Desloratadin Tidak ada perubahan yang relevan secara klinik pada
Fexofenadin profile keamanan.
Loratadin
Ketokonazol Antihistamin ↑ Kadar plasma (termasuk metabolit) dapat meningkat.
Desloratadin Tidak ada perubahan yang relevan secara klinik pada
Fexofenadin profile keamanan.
Loratadin
Inhibitor monoamine Antihistamin ↑ MAOI dapat memperpanjang dan memperkuat efek
oksidase (MAOI) antikolinergik dan sedatif antihistamin; MAOI dapat
Antihistamin MAOI menyebabkan hipotensi dan reaksi ekstrapiramidal dengan
fenotiazin dan hipotensi berat dengan deksklorfeniramin.
Rifampisin Antihistamin ↓ Rifampin dapat mengurangi absorpsi fexofenadin,
Fexofenadine karenanya menurunkan efek farmakologinya.

Anda mungkin juga menyukai