DOSEN PENGAMPU :
YUSRIZAL SH.MH
DISUSUN OLEH :
NIM : 19021134
KELAS 2D RMIK
Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan nikmat dan rahmat kepada kita semua, sehingga kita mampu
menyelesaikan tugas pembuatan makalah “PENTINGNYA PENDIDIKAN
PANCASILA BAGI MAHASISWA” ini sesuai dengan waktu yang telah di
tentukan.
Kami juga menyampaikan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu dalam penggarapan makalah ini, terutama kepada dosen pengampu
kami bapak Drs, Yusrizal, SH, M.H sehingga kami mampu melaksanakan tugas mata
kuliah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
D. METODE PENULISAN.............................................................................. 4
A. KESIMPULAN .............................................................................. 18
B. SARAN .......................................................................................... 18
3
BAB I
PENDAHLUAN
4
ketahanan Negara. Sebagaimana yang dikemukakan oleh (Friedman, 2009)
bahwa kekuatan ekonomi Negara ditentukan oleh kekuatan pertahanan Negara.
Oleh karena itu, sangat penting dan mendesak untuk melakukan kajian terhadap
pentingnya pendidikan pancasila di lingkungan Perguruan Tinggi, baik kajian teori,
maupun pelaksanaannya
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
2. Untuk mengetahui pancasila sebagai falsafah hidup bangsa Indonesia dan pancsila
sebagai dasar hidup bangsa Indonesia.
6. Untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh bapak Yusrizal, SH. MH selaku dosen
pengampu mata kuliah Pancasila.
D. Metode Penulisan
Metode yang di pakai dalam karya tulis ini adalah Metode Pustaka yaitu metode
yang dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari pustaka yang
berhubungan dengan alat, baik berupa buku maupun informasi di internet.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Mata kuliah Pendidikan Pancasila merupakan mata kuliah wajib tempuh bagi
seluruh mahasiswa dengan bobot 2 sks. Mata kuliah ini dirancang untuk membekali
mahasiswa dengan pengetahuan tentang Pancasila baik sebagai dasar negara maupun
sebagai pandangan hidup bangsa serta membangun moral yang dilandasi nilai-nilai
Pancasila yang diharapkan terwujud dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Materi yang akan dibahas meliputi : landasan dan tujuan Pendidikan
Pancasila, Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa Indonesia, Pancasila
sebagai sistem filsafat, Pancasila sebagai etika politik dan ideologi nasional,
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan RI dan Pancasila sebagai paradigma
kehidupan dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
6
pendidikan Pancasila adalah seperangkat tindakan intelektual yang berlandaskan
nilai-nilai Pancasila.
Dampak yang cukup serius dalam manipulasi Pancasila oleh para penguasa pada
masa lampau , sekarang ini banyak kalangan elit politik serta sebagian masyarakat
berangapan bahwa pancasila merupakan label politik Orde Baru. Pandangan yang
sinis sera upaya melemahkan peranan ideologi Pancasila pada era reformasi sekarang
ini akan sangat berakibat fatal yaitu melemahnya kepercayaan rakyat terhadap
ideologi Negara yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang
yang telah lama dibina, dipelihara serta didambakan bangsa Indonesia sejak dahulu.
Bukti yang secara objektif dapat disaksikan adalah hasil reformasi yang telah
berjalan , tapi belum juga menunjukkan hasil yang dapat dinikmati oleh rakyat,
nasionalisme bangsa rapuh, martabat bangsa Indonesia dipandang rendah di
masyarakat internasional.
Sekarang ini banyak para tokoh politik kurang memahami filsafat hidup serta
pandangan hidup bangsa kita yaitu pancasila, namun bersikap seakan – akan
memahaminya namun mereka salah dalam menerapkannya.
7
Oleh karena itu kiranya merupakan tugas berat kalangan intelektual sebagai
generasi muda penerus bangsa untuk mengembalikan kepercayaan rakyat yang keliru
tersebut kearah cita-cita bersama bagi bangsa Indonesia dalam hidup bernegara.
1. Landasan Historis
Secara historis nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila Pancasila sebelum
dirumuskan dan disahkan menjadi dasar Negara Indonesia secara objektif histories
telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri. Asal mula nilai-nilai Pancasila digali
dari bangsa Indonesia sendiri atau bangsa Indonesia sebagai kausa materialis
pancasila. Beberapa dasar pengesahannya antara lain :
• SK Dirjen Dikti 1999 : MKDU (Agama, Pancasila, Alamiah Dasar dan Budaya
Dasar)
2. Landasan Kultural
8
3. Landasan Yuridis
4. Landasan Filofis
9
• Melalui Pendidikan Pancasila, warga negara Republik Indonesia diharapkan mampu
memahami, menganalisis dan menjawab masalah-masalah yang dihadapi oleh
masyarakat/bangsanya secara berkesinambungan dan konsisten dengan cita-cita dan
tujuan nasional dalam Pembukaan UUD 1945
Dalam upaya merumuskan Pancasila sebagai dasar negara yang resmi, terdapat
usulan-usulan pribadi yang dikemukakan dalam Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia .Keanggotaan badan ini dilantik pada tanggal 28 Mei 1945,
dan mengadakan sidang pertama pada tanggal 29 Mei s/d 1 Juni 1945. Dalam sidang
pertama tersebut yang dibicarakan khusus mengenai dasar negara untuk Indonesia
merdeka nanti. Pada sidang pertama tersebut 2 (dua) Tokoh membahas dan
mengusulkan dasar negara yaitu Muhammad Yamin dan Ir. Soekarno.
Tanggal 29 Mei 1945, Muhammad Yamin mengajukan usul mengenai calon dasar
negara secara lisan yang terdiri atas lima hal, yaitu :
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat
Selain secara lisan M. Yamin juga mengajukan usul secara tertulis yaitu :
10
2. Persatuan Indonesia
Kemudian pada tanggal 1 Juni 1945 Ir. Soekarno (Bung Karno) mengajukan usul
mengenai calon dasar negara yaitu :
2. Internasionalisme (Perikemanusiaan)
4. Kesejahteraan Sosial
Kelima hal ini oleh Bung Karno diberi nama PANCASILA, lebih lanjut Bung
Karno mengemukakan bahwa kelima sila tersebut dapat diperas menjadi Trisila,
yaitu:
1. Sosio nasionalisme
2. Sosio demokrasi
3. Ketuhanan.
Selanjutnya oleh Bung Karno tiga hal tersebut masih bisa diperas lagi menjadi
Ekasila yaitu GOTONG ROYONG.
11
Selesai sidang pembahasan Dasar Negara, maka selanjutnya pada hari yang sama
(1 Juni 1945) para anggota BPUPKI sepakat untuk membentuk sebuah panitia kecil
yang tugasnya adalah menampung usul-usul yang masuk dan memeriksanya serta
melaporkan kepada sidang pleno BPUPKI. Tiap-tiap anggota diberi kesempatan
mengajukan usul secara tertulis paling lambat sampai dengan tanggal 20 Juni 1945.
Pada tanggal 22 Juni 1945 diadakan rapat gabungan antara Panitia Kecil, dengan
para anggota BPUPKI yang berdomisili di Jakarta. Hasil yang dicapai antara lain
disetujui dibentuknya sebuah Panitia Kecil Penyelidik Usul - usul/ Perumus Dasar
Negara, yang terdiri atas sembilan orang, yaitu: Ir. Soekarno, Drs. Muh. Hatta, Mr.
A.A. Maramis, K.H. Wachid Hasyim, Abdul Kahar Muzakkir, Abikusno
Tjokrosujoso, H. Agus Salim, Mr. Ahmad Subardjo dan Mr. Muh. Yamin. Panitia
Kecil yang beranggotakan sembilan orang ini berhasil merumuskan Mukadimah
Hukum Dasar, yang kemudian dikenal dengan sebutan PIAGAM JAKARTA.
Dalam sidang BPUPKI kedua, Tanggal 10 s/d 16 Juli 1945, hasil yang dicapai
adalah merumuskan rancangan Hukum Dasar. Tanggal 9 Agustus 1945 dibentuk
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Dan pada Tanggal 15 Agustus
1945 Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu, sejak saat itu Indonesia kosong
dari kekuasaan. Keadaan tersebut dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh para
pemimpin bangsa Indonesia, yaitu dengan mem-Proklamasi-kan Kemerdekaan
Indonesia, pada tanggal 17 Agustus 1945. Sehari setelah proklamasi kemerdekaan
PPKI mengadakan sidang, dengan acara utama :
12
Untuk pengesahan Preambul, terjadi proses yang sangat panjang, sehingga
sebelum mengesahkan Preambul, Drs. Muhammad Hatta terlebih dahulu
mengemukakan bahwa pada tanggal 17 Agustus 1945 sore hari, sesaat setelah
Proklamasi Kemerdekaan, ada utusan dari Indonesia bagian Timur yang
menemuinya. Intinya, rakyat Indonesia bagian Timur mengusulkan agar pada alinea
keempat preambul, di belakang kata KETUHANAN yang berbunyi 'dengan
kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya' dihapus. Jika tidak
maka rakyat Indonesia bagian Timur lebih baik memisahkan diri dari negara RI yang
baru saja diproklamasikan.
Usul ini oleh Muh. Hatta disampaikan kepada sidang pleno PPKI, khususnya
kepada para anggota tokoh-tokoh Islam, antara lain kepada Ki Bagus Hadikusumo,
KH. Wakhid Hasyim dan Teuku Muh. Hasan. Bung Hatta berusaha meyakinkan
tokoh-tokoh Islam, demi persatuan dan kesatuan bangsa. Oleh karena pendekatan
yang terus-menerus dan demi persatuan dan kesatuan, mengingat Indonesia baru saja
merdeka, akhirnya tokoh-tokoh Islam itu merelakan dicoretnya 'dengan kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya' di belakang kata Ketuhanan
dan diganti dengan 'Yang Maha Esa', sehingga Preambule (Pembukaan) UUD1945
disepakati sebagai berikut :
- PEMBUKAAN (Preambule)
3. PERSATUAN INDONESIA
13
4. KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAH KEBIJAKSANAAN
DALAM PERMUSYAWARATAN/ PERWAKILAN
c. Lahirnya Pancasila
Pancasila oleh Soekarno yang dikemukakan pada tanggal 1 Juni 1945 dalam pidato
spontannya yang kemudian dikenal dengan judul "Lahirnya Pancasila". Sukarno
mengemukakan dasar-dasar sebagai berikut: Kebangsaan; Internasionalisme;
Mufakat, dasar perwakilan, dasar permusyawaratan; Kesejahteraan; Ketuhanan.
Nama Pancasila itu diucapkan oleh Soekarno dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni
itu, katanya:
Setelah Rumusan Pancasila diterima sebagai dasar negara secara resmi beberapa
dokumen penetapannya ialah:
14
• Rumusan Kelima: Rumusan Kedua yang dijiwai oleh Rumusan Pertama (merujuk
Dekrit Presiden 5 Juli 1959)
Pancasila sebagai suatu system Filsafat artinya Pancasila terdiri dari 5 sila
yang hakikatnya merupakan sistem filsafat.
Pancasila sebagai Dasar Negara atau sering juga disebut sebagai Dasar Falsafah
Negara ataupun sebagai ideologi Negara, hal ini mengandung pengertian bahwa
Pancasila sebagai dasar mengatur penyelenggaraan pemerintahan.
Pancasila sebagai dasar Negara ditegaskan lagi dengan adanya Ketetapan MPR
No. XVIII/MPR/1998 tentang pencabutan P4 dan Penetapan tentang Penegasan
Pancasila sebagai Dasar Negara. Pada Ketetapan ini dinyatakan bahwa Pancasila
sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah dasar
Negara dari Negara Kesatuan Republik Indonesia yang harus dilaksanakan secara
konsekuen dan konsisten. Dalam penjelasan Ketetapan inipun dinyatakan bahwa
kedudukan. Pancasila sebagia Dasar Negara di dalamnya mengandung makna sebagai
Ideologi Nasional, Cita-cita dan Tujuan Negara.
15
Mengubah Pancasila berarti membubarkan Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang di proklamirkan tanggal 17 Agustus 1945.
a. Filsafat pancasila
Menurut Ruslan Abdul Gani,bahwa pancasila merupakan Negara yang lahir
collective idiologi (cita–cita bersama ). Dari seluruh bangsa Indonesia.
Dikatakan sebagai filsafat,karena pancasila merupakan hasil perenungan jiwa
yang mendalam yang dilakukan oleh the founding father bangsa Indonesia,
kemudian di tuangkan dalam suatu “ system “ yang tepat. Adapun menurut
Notonagoro, filsafat pancasila member pengetahuan dan pengertian ilmiah,
yaitu tentang hakekat pancasila
16
tidak utuh atau satu sila dengan sila yang lainnya terpisah-pisah,maka ia
bukan pancasila.
2. Susunan pancasila dengan suatu system yang bulat dan utuh :
Sila 1, meliputi,mendasari,menjiwa:sila 2,3,4 dan 5
Sila 2,diliputi,didasari,dan dijiwai sila 1,serta mendasari dan menjiwai
sila 3,4,dan 5
Sila 3,meliputi,mendasari,dan menjiwai sila 1,2 serta mendasari jiwa
;sila 4 dan 5
Sila 4, meliputi,didasari,dan di jiwai sila 1,2,dan 3,serta mendasari dan
menjiwai sila 5
Sila 5,meliputi didasari,dan dijiwai sila 1,2,3 dan 4
Pancasila sebagai suatu substansi. Artinya unsur asli/permanen/primer
pancasila sebagai suatu yang ada mandiri,yaitu unsure-unsurnya
berasal dari dirinya sendiri
3. Prinsip – prinsip filsafat pancasila
17
Inti atau esensi sila- sila pancasila meliputi:
1. Tuhan,yaitu sebagai kausa prima;
2. Manusia, yaitu mahluk individu dan mahluk sosial;
3. Satu, yaitu kesatuan memiliki milik kepribadian sendiri;
4. Rakyat,yaitu unsur mutlak Negara,harus bekerja sama dengan
bergotongroyong,;serta
5. Adil,yaitu memberikan keadilan kepada diri sendiri dan orang lain yang
menjadi haknya.
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
19
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi Abu, Drs., H., dkk. Sosiologi dan Antropologi. CV Ramadhani. Solo.1986.
http://edukasi.kompasiana.com/2012/08/09/peran-moral-politik-pemuda-mahasiswa/
http://alfin1991.blogspot.com/2011/05/implementasi-pancasila-sebagai.html
20