Anda di halaman 1dari 10

Tugas Keperawatan Jiwa

Pokok Bahasan : Ansietas

Soal :

1. Apa yang anda ketahui tentang ansietas ?


Jawab :
Ansietas adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh situasi (Videbeck,
2008).
Ansietas atau kecemasan adalah respons emosi tanpa objek yang spesifik yang secara
subjektif dialami dan dikomunikasikan secara interpersonal (Suliswati, 2005).
Ansietas adalah suatu kekhawatiran yang berlebihan dan dihayati disertai berbagai gejala
sumatif, yang menyebabkan gangguan bermakna dalam fungsi sosial atau pekerjaan atau
penderitaan yang jelas bagi pasien (Mansjoer, 1999).
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa ansietas adalah respons emosi
tanpa objek, berupa perasaan takut dan kekhawatiran yang tidak jelas dan berlebihan dan
disertai berbagai gejala sumatif yang menyebabkan gangguan bermakna dalam fungsi sosial
atau penderitaan yang jelas bagi pasien.

2. Jelaskan bedanya ansietas dengan cemas !


Jawab :
Cemas adalah respon tubuh terhadap ancaman dari lingkungan luar. Saat kita merasa
terancam oleh kondisi bahaya.
Sedangkan ansietas adalah cemas yang berlebihan dan terjadi secara terus menerus,
disertai gejala yang menganggu aktivitas dan produktivitas sehari-hari. Kecemasan yang
dialami tidak sebanding dengan tekanan yang sesungguhnya dialami dalam kehidupan.

3. Apakah anda pernah mengalami ansietas ? (Jelaskan berdasarkan 5W1H: what, when, where,
who, why and How)

Jawab : pernah

What : saat menghadapi permasalahan dalam rumah tangga


When : sangat jarang,

Where : dirumah

Who : perselisihan antara suami dan anak

Why : karena kurangnya komunikasi dalam keluarga, perbedaan pendapat maupun persepsi
membuat dan memicu konflik terjadi

How : mengatasi hali tersebut dengan mendudukkan semua anggota keluarga, satu persatu
mengutarakan apa yang menyebabkan perselisihan terjadi, pada saat itulah rasa cemas
menghampiri karena menjadi seorang ibu merupakan menjadi penengah dalam menjernihkan
keadaan.

4. Apakah perbedaan ansietas ringan, sedang dan berat ? (tanda gejala, score, dan penanganan)

Jawab :

a. Tanda dan gejala


➢ Ansietas Ringan
Ansietas ringan adalah perasaan bahwa ada sesuatu yang berbeda dan
membutuhkan perhatian khusus. Stimulasi sensori meningkat dan membantu
individu memfokuskan perhatian untuk belajar, menyelesaikan masalah, berpikir,
bertindak, merasakan, dan melindungi diri sendiri. Menurut Videbeck (2008),
respons dari ansietas ringan adalah sebagai berikut :
a). Respons fisik
o Ketegangan otot ringan
o Sadar akan lingkungan
o Rileks atau sedikit gelisah
o Penuh perhatian
o Rajin
b). Respon kognitif
o Lapang persepsi luas
o Terlihat tenang, percaya diri
o Perasaan gagal sedikit
o Waspada dan memperhatikan banyak hal
o Mempertimbangkan informasi
o Tingkat pembelajaran optimal
c). Respons emosional
o Perilaku otomatis
o Sedikit tidak sadar
o Aktivitas menyendiri
o Terstimulasi
o Tenang
➢ Ansietas Sedang
Merupakan perasaan yang menggangu bahwa ada sesuatu yang benar-benar
berbeda; individu menjadi gugup atau agitasi. Menurut Videbeck (2008), respons
dari ansietas sedang adalah sebagai berikut :
a). Respon fisik
o Ketegangan otot sedang
o Tanda-tanda vital meningkat
o Pupil dilatasi, mulai berkeringat
o Sering mondar-mandir, memukul tangan
o Suara berubah : bergetar, nada suara tinggi
o Kewaspadaan dan ketegangan meningkat
o Sering berkemih, sakit kepala, pola tidur berubah, nyeri punggung
b). Respons kognitif
o Lapang persepsi menurun
o Tidak perhatian secara selektif
o Fokus terhadap stimulus meningkat
o Rentang perhatian menurun
o Penyelesaian masalah menurun
o Pembelajaran terjadi dengan memfokuskan
c). Respons emosional
o Tidak nyaman
o Mudah tersinggung
o Kepercayaan diri goyah
o Tidak sabar
o Gembira
➢ Ansietas Berat
Ansietas berat, yakni ada sesuatu yang berbeda dan ada ancaman, memperlihatkan
respons takut dan distress. Menurut Videbeck (2008), respons dari ansietas berat
adalah sebagai berikut :
a). Respons fisik
o Ketegangan otot berat
o Hiperventilasi
o Kontak mata buruk
o Pengeluaran keringat meningkat
o Bicara cepat, nada suara tinggi
o Tindakan tanpa tujuan dan serampangan
o Rahang menegang, mengertakan gigi
o Mondar-mandir, berteriak
o Meremas tangan, gemetar
b). Respons kognitif
o Lapang persepsi terbatas
o Proses berpikir terpecah-pecah
o Sulit berpikir
o Penyelesaian masalah buruk
o Tidak mampu mempertimbangkan informasi
o Hanya memerhatikan ancaman
o Preokupasi dengan pikiran sendiri
o Egosentris
c). Respons emosional
o Sangat cemas
o Agitasi
o Takut
o Bingung
o Merasa tidak adekuat
o Menarik diri
o Penyangkalan
o Ingin bebas
b. Score/ alat ukur ansietas
Ada beberapa alat ukur ansietas yang digunakan dalam penelitian, yaitu :
a) Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS)
HARS merupakan salah satu kuesioner yang mengukur skala ansietas yang masih
digunakan sampai saat ini. Kuesioner terdiri atas 14 item. Masing-masing item terdiri
atas 0 (tidak terdapat) sampai 4 skor (terdapat). Apabila jumlah skor <17 tingkat
ansietas ringan, 18-24 tingkat ansietas sedang, dan 25-30 tingkat stres berat
(Nursalam,2013).
b) Taylor Manifest Anxiety Scale (T-MAS)
T-MAS merupakan kuesioner yang dirancang untuk mengukur skala ansietas pada
individu (Oxford Index, 2017).
T-MAS terdiri atas 38 pernyataan yang terdiri atas kebiasaan dan emosi yang dialami.
Masing-masing item terdiri atas “ya” dan “tidak” (Psychology tools, 2017).
c) Depression, Anxiety Stress Scale (DASS)
DASS terdiri atas pertanyaan terkait tanda dan gejala depresi, ansietas dan stres.
Kuesioner DASS ada dua jenis yaitu DASS 42 dan DASS 21. DASS 42 terdiri atas 42
pertanyaan sedangkan DASS 21 terdiri atas 21 pertanyaan, masing-masing gangguan
(depresi, ansietas, dan stres) terdapat 7 pertanyaan. Masing-masing item terdiri atas 0
(tidak terjadi dalam seminggu terakhir) sampai 3 (sering terjadi dalam waktu seminggu
terakhir) (Psychology Foundation of Australia, 2014).
d) Zung Self-Rating Anxiety Scale (SAS) Kuesioner SAS terdiri atas 20 pernyataan
terkait gejala ansietas. Masing-masing pernyataan terdapat 4 penilaian yang terdiri dari
1 (tidak pernah), 2 (jarang), dan 3 (kadangkadang), dan 4 (sering). Klasifikasi tingkat
ansietas berdasarkan skor yang diperoleh yaitu 20-40 (tidak cemas), 41-60 (ansietas
ringan), 61-80 (ansietas sedang), dan 81-100 (ansietas berat) (Sarifah, 2013). 20
e) Anxiety Visual Analog Scale (Anxiety VAS) Suatu alat untuk mengukur tingkat
kecemasan dengan menggunakan garis horizontal berupa skala sepanjang 10cm atau
100mm. Penilaiannya yaitu ujung sebelah kiri mengidentifikasikan “tidak ada
kecemasan” dan semakin ke arah ujung sebelah kana kecemasan yang dialami luar
biasa (Misgiyanto & Susilawati, 2014).
c. Penanganan
Penatalaksanaan ansietas pada tahap pencegahaan dan terapi memerlukan suatu metode
pendekatan yang bersifat holistik, yaitu mencangkup fisik (somatik), psikologik atau
psikiatrik, psikososial dan psikoreligius (Hawari, 2008) selengkapnya seperti pada uraian
berikut :
1) Upaya meningkatkan kekebalan terhadap stress, dengan cara :
a. Makan makan yang bergizi dan seimbang.
b. Tidur yang cukup.
c. Cukup olahraga.
d. Tidak merokok.
e. Tidak meminum minuman keras.
2) Terapi psikofarmaka
Terapi psikofarmaka merupakan pengobatan untuk cemas dengan memakai obat-
obatan yang berkhasiat memulihkan fungsi gangguan neuro-transmitter (sinyal
penghantar saraf) di susunan saraf pusat otak (limbic system). Terapi psikofarmaka
yang sering dipakai adalah obat anti cemas (anxiolytic), yaitu seperti diazepam,
clobazam, bromazepam, lorazepam, buspirone HCl, meprobamate dan alprazolam.
3) Terapi somatic
Gejala atau keluhan fisik (somatik) sering dijumpai sebagai gejala ikutan atau akibat
dari kecemasan yang bekerpanjangan. Untuk menghilangkan keluhan-keluhan somatik
(fisik) itu dapat diberikan obat-obatan yang ditujukan pada organ tubuh yang
bersangkutan.
4) Psikoterapi
Psikoterapi diberikan tergantung dari kebutuhan individu, antara lain :
a) Psikoterapi suportif, untuk memberikan motivasi, semangat dan dorongan agar
pasien yang bersangkutan tidak merasa putus asa dan diberi keyakinan serta
percaya diri.
b) Psikoterapi re-edukatif, memberikan pendidikan ulang dan koreksi bila dinilai
bahwa ketidakmampuan mengatsi kecemasan.
c) Psikoterapi re-konstruktif, untuk dimaksudkan memperbaiki kembali
(rekonstruksi) kepribadian yang telah mengalami goncangan akibat stressor.
d) Psikoterapi kognitif, untuk memulihkan fungsi kognitif pasien, yaitu
kemampuan untuk berpikir secara rasional, konsentrasi dan daya ingat.
e) Psikoterapi psiko-dinamik, untuk menganalisa dan menguraikan proses
dinamika kejiwaan yang dapat menjelaskan mengapa seseorang tidak mampu
menghadapi stressor psikososial sehingga mengalami kecemasan.
f) Psikoterapi keluarga, untuk memperbaiki hubungan kekeluargaan, agar faktor
keluarga tidak lagi menjadi faktor penyebab dan faktor keluarga dapat dijadikan
sebagai faktor pendukung.
5. Terapi psikoreligius
Untuk meningkatkan keimanan seseorang yang erat hubungannya dengan kekebalan dan
daya tahan dalam menghadapi berbagai problem kehidupan yang merupakan stressor
psikososial.

5. Buat SP ansietas !

Jawab :

Fase Orientasi

a. Salam Terapeutik

“Selamat pagi mba. Saya perawat yang bertugas pada pagi ini, nama saya Gati Retnaning
Tyas. Saya adalah mahasiswa dari Akper Hermina Manggala Husada. Nama mba
siapa?“Mba senangnya dipanggil apa?”

b. Evaluasi/validasi

“Bagaimana perasaan mba hari ini? semalam tidurnya nyenyak?”

c. Kontrak :

· Topik
“Bagaimana jika sekarang kita berbincang-bincang tentang kecemasan dan latihan cara
mengontrol cemas dengan latihan relaksasi”

· Waktu

“Berapa lama mba punya waktu untuk berbincang-bincang dengan saya? Bagaimana
kalau 15 menit saja”

· Tempat

“Dimana mba mau berbincang-bincang dengan saya? Ya sudah, Bagaimana jika


diruangan ini saja kita berbincang-bincang”

· Tujuan

“Agar mba dapat mengetahui kecemasan yang mba rasakan serta cara mengatasinya”

2. Fase Kerja

“Sekarang coba mba ceritakan apa yang mba rasakan saat ini kepada saya”

“Jika boleh saya tahu, sebelumnya mba pernah mengalami masalah seperti ini atau tidak
dan bagaimana cara mba mengatasinya ?”

“Saya mengerti bagaimana perasaan mba. Setiap orang akan memiliki perasaan yang sama
jika diposisi mba. Tapi saya sangat kagum pada mba. Karena mba mampu menahan semua
cobaan ini. Jadi saat ini mba berada pada tingkat kecemasan yang sedang. Kalau masalah
ini tidak diatasi, dapat mengganggu kondisi mba nantinya. Untuk itu, mba perlu melakukan
terapi disaat mba merasakan perasaan cemas. Terapi ini akan membantu menurunkan
tingkat kecemasan mba. Bagaimana kalau sekarang kita coba mengatasi kecemasan mba
dengan latihan relaksasi dengan cara tarik nafas dalam, ini merupakan salah satu cara
untuk mengurangi kecemasan yang mba rasakan”

“Bagaimana kalau kita latihan sekarang, Saya akan lakukan, mba perhatikan saya, lalu mba
bisa mengikuti cara yang sudah saya ajarkan. Kita mulai ya mba. Silakan duduk dengan
posisi seperti saya. Pertama-tama, mba tarik nafas dalam perlahan-lahan, setelah itu tahan
nafas dalam hitungan tiga setelah itu mba hembuskan udara melalui mulut dengan meniup
udara perlahan-lahan. Sekarang coba mba praktikkan”

“Bagus sekali, mba sudah mampu melakukannya. mba bisa melakukan latihan ini selama 5
sampai 10 kali sampai mba merasa relaks atau santai. Selain cara tersebut untuk mengatasi
kecemasan mba, mba bisa melakukan dengan metode pengalihan yaitu dengan melepas
kecemasan dengan tertawa, berolahraga, menulis kecemasan mba disebuah kertas,bersantai
seperti jalan-jalan atau mba juga bisa mengatasinya dengan mendengarkan musik.

3. Fase Terminasi

a. Evaluasi

Subyektif

Bagaimana perasaan mba setelah kita ngobrol tentang masalah yang mba rasakan dan
latihan relaksasi?

Obyektif

Coba mba ulangi lagi cara yang sudah kita pelajari.

b. Rencana Tindak Lanjut (RTL)

“Kapan mba akan berlatih lagi untuk melakukan cara ini?”

“Mari, kita masukkan dalam jadwal harian mba. Jadi, setiap mba merasa cemas, mba bisa
langsung praktikkan cara ini”

c. Kontrak yang akan datang

Topik

“Cara yang kita praktikkan tadi baru mengurangi sedikit kecemasan yang mba rasakan,
bagamana jika kita latihan kembali besok? Jangan lupa mba mencoba teknik yang lain
untuk mengurangi kecemasan mba ya”

Waktu
“Bagaimana kalau kita latihan cara yang kedua ini besok, dengan jam yang sama seperti
hari ini. Berapa lama mba punya waktu untuk berbincang-bincang dengan saya besok?
Bagaimana kalau 20 menit saja”

Tempat

“Dimana mba akan latihan dengan saya besok? Ya sudah, bagaimana kalau besok kita
melakukannya disini saja lagi”

Anda mungkin juga menyukai