Anda di halaman 1dari 3

TUGAS MANDIRI

PSIKOSOSIAL DAN BUDAYA KEPERAWATAN

NAMA : WAFIQ AURELIA NOVANY

NIM : P07220218036

PRODI : SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN TK.2

Kemampuan seseorang untuk menyelesaikan proses berduka tergantung dari makna atau
reaksi kehilangan yang dirasakan. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi reaksi
kehilangan, Diantaranya :

a. Arti dari Kehilangan


Arti kehilangan pada setiap individu adalah berbeda, itu semua tergantung dari
persepsi masing-masing individu saat mengalami kehilangan. Arti dari kehilangan
juga biasa dipengaruhi oleh makna orang yang pergi bagi individu, suatu objek yang
hilang, perubahan yang harus dilakukan karena kehilangan, dan keyakinan yang
dianut oleh seseorang.
Jika dikaitkan dalam proses berduka menurut Kubler-Ross, arti kehilangan
bagi setiap individu dapat memengaruhi bagaimana individu tersebut melewati tahap
berdukanya. Misalnya, individu kehilangan orang yang sangat bermakna baginya akan
sangat berat melepaskan sehingga akan lama tertahan di proses “denial/penolakan”,
karena belum dapat menerima kenyataan bahwa orang tersebut akan pergi.
Sebaliknya, jika individu kehilangan sesuatu yang tidak terlalu bermakna maka ia
akan melalui proses berduka dengan cepat.
b. Sosial Budaya
Budaya mempengaruhi manifestasi fisik dan emosi. Beberapa budaya
menganggap bahwa kehilangan adalah suatu hal yang bersifat pribadi sehingga reaksi
dari kehilangan tersebut akan diutarakan hanya pada orang-orang tertentu (orang
terdekat atau orang yang dipercayai), namun tidak ditunjukkan pada orang lain.
Sedangkan ada budaya lain yang menganggap kehilangan bersifat universal atau
menunjukkan reaksi kehilangan harus dengan menangis tersedu-sedu hingga
berteriak.

1
Jika dikaitkan dalam proses berduka menurut Kubler-Ross, budaya bagi setiap
individu dapat memengaruhi bagaimana individu tersebut melewati tahap berdukanya.
Individu yang menganggap kehilangan adalah hal yang pribadi maka akan cenderung
memendam rasa kehilangan itu sendiri atau hanya menunjukkan pada orang tertentu
akan melewati proses berduka dengan tenang bahkan tidak terlihat jelas. Sebaliknya,
jika individu menganggap bahwa suatu rasa kehilangan harus ditunjukkan pada orang
lain maka akan terlihat dengan jelas proses berduka yang ia lewati karena cenderung
mengekspresikan kemarahan pada tahap ‘anger’ atau menangis tersedu-sedu pada saat
tahap ‘deppresion’.
c. Kepercayaan / Spiritual
Keyakinan dan praktik spiritual sangat memengaruhi reaksi individu terhadap
proses kehilangan dan perilaku yang ditimbulkan setelahnya. Individu dengan konsep
spiritual yang baik akan menyelesaikan proses berduka dengan baik dan akan
menunjukkan reaksi kehilangan tidak berlebihan karena sudah memahami bahwa
kehilangan akan dialami oleh semua orang dan pasti akan melewatinya. Dalam konsep
dasar spiritual juga sebenarnya sudah diajarkan konsep kematian dan konsep yang
menyertainya seperti kehilangan maupun berduka. Sebaliknya jika seorang individu
tidak terbekali dengan konsep spiritual yang matang, maka tetap akan menunjukkan
reaksi kehilangan secara berlebihan.
d. Peran Seks
Peran seks disini yang berarti jenis kelamin seorang individu juga
memengaruhi reaksi kehilangan yang ditunjukkan. Jika seorang individu laki-laki
cenderung akan tidak terlalu menunjukkan rasa kehilangannya dengan perbuatan,
mereka akan melewati proses berduka dengan tenang namun juga cenderung untuk
sulit menghilangkan rasa tersebut dan pada akhirnya melewati tahap berduka dengan
waktu yang lama. Tetapi, tidak menutup kemungkinan bahwa laki-laki juga
menunjukkan rasa kehilangan tersebut dengan menangis dan sebagainya.
Jika seorang individu perempuan, maka cenderung akan menunjukkan rasa
kehilangan tersebut dengan menangis tersedu-sedu hingga berteriak kencang untuk
melampiaskannya, namun justru karena telah meluapkan rasa kehilangan tersebut
dengan cara seperti itu membuatnya melewati tahap berduka secara cepat. Namun
juga tidak menutup kemungkinan perempuan juga akan mengekspresikan rasa
kehilangan tersebut dengan tenang.

2
e. Status Sosial Ekonomi
Status sosial dan ekonomi memengaruhi kemampuan individu untuk
memasukkan dukungan dan sumber daya untuk beradaptasi dengan rasa kehilangan
dan respon fisik terhadap suatu tekanan yang diterima setelahnya. Ketika individu
kekurangan sumber daya finansial, pendidikan, dan pekerjaan maka beban dari
kehilangan yang dirasakan akan semakin bertambah.
Jika dikaitkan dalam proses berduka menurut Kubler-Ross, status sosial-
ekonomi dapat memengaruhi bagaimana individu tersebut melewati tahap
berdukanya. Misalnya, jika mengalami kehilangan orang yang dianggap sebagai
tulang punggung keluarga, maka anggota keluarga akan merasa sangat sulit menerima
karena masih belum siap dengan perubahan yang akan dialami setelah orang itu pergi
f. Kondisi Fisik dan Psikologi Individu
Kondisi fisik dan psikologis seorang individu pasti berpengaruh secara
bersamaan dalam reaksi kehilangan. Apakah individu tersebut dalam kondisi fisik dan
psikologis yang baik atau tidak. Individu yang dalam kondisi fisik dan psikologis baik
akan menunjukkan reaksi kehilangan atau melewati tahap berduka secara tenang.
Sedangkan individu dengan kondisi fisik dan psikologis yang buruk cenderung
akan menunjukkan reaksi kehilangan dengan negative karena jika dalam kondisi
buruk pati akan melewati proses berduka dalam waktu yang lama dan sulit untuk
melewati setiap tahap. Depresi juga akan menjadi risiko yang paling utama akan
diperhatikan. Jika depresi berkembang pada tahap berat juga akan membahayakan
individu tersebut.

Anda mungkin juga menyukai