Disusun oleh:
Maghfiratulliza (41191396100051)
Pembimbing:
Hidung luar
Rongga hidung: dibagi dua oleh septum nasi, menjadi kavum nasi kanan dan kiri, dengan nares
anterior dan nares posterior (koana). tepat bagian depan nares anterior vestibulum.
Septum nasi: membagi cavum nasi kana dan kiri, dibentuk oleh tulang dan tulang rawan, dilapisi
oleh periosteum dan prerikondrium, bagian luar mukosa hidung. Septum nasi bagian tulang:
lamina perpendikularis os etmoid, os vomer, krista nasalis os maksila, krista nasalis os palatina.
Bagian tulang rawan: kartilago septum (lamina quadrangularis), kolumela.
Konka: tonjolan yang terdiri dari tulang rawan yang terpisah dengan tulang sekitarnya, ditutup
oleh selaput tebal yang kaya pembuluh darah, bersifat semi erektil, terdapat 3-4 konka
diantaranya: inferior konka media, konka superior dan suprema. Dengan dinding lateral
membentuk rongga (meatus) meatus inferior muara ductus lakrimalis, m medius terdapat bula
etmoid, prosesus unsinatus, hiatus semilunaris dan infundibulum etmoid (komplek osteomeatal).
Hiatus semilunar celah sempit melengkung, terdapat muara sinus frontal, sinus maksila, sinus
etmoid anterior dan pada konka superius terdapat muara sinus etmoid posterior dan sfenoid.
Perdarahan;
bagian atas rongga hidung = arteri etmoid anterior dan posterior, cabang dari a.oftalmika
yang berasal dari a.karotis interna.
Bagian bawah rongga hidung = arteri palatina mayor dan a.sfenopalatina cabang dri
arteri maksilaris interna.
Hidung luar: cabang a.fasialis. bagian depan septum pleksus kiesselbach anastomosis dari
: a.sfenopalatina, a.etmoid anterior, a. labialis superior, a.palatina mayor.
Vena hidung bermuara ke v.optalmika sinus kavernosus. Vena hidung tidak memiliki
katup.
Persarafan:
rongga hidung depan atas dipersarafi oleh n.etmoidalis cabang n.nasosiliaris. n.optalmika,
rongga hidung lain N.maksila melalui ganglion sfenopalatina.
Ganglion sfenopalatina: sensoris dan s.otonom untuk mukosa. Menerima serabut sensoris
N.maksila, serabut parasimpatis menerima N.petrosus superfisial. Serabut simpatis n
petrosus profundus, lokasi ujung posterior konka media.
Nervus olfaktorius: turun melalui lamina kribosa. Berakhir pada resptor sel penghidu
pada mukosa olfaktorius.
Mukasa penghidu: diatap, konka superior, 1/3 atas septum epitel torak berlapis semu tak bersilia.
Epitel terdiri dari 3 macam sel:
sel penunjang,
sel basal,
sel reseptor.
Trasportasi mukosiliar hidung adalah suatu mekanisme mukosa hidung untuk membersihkan
dirinya dengan mengangkut partikel-partikel asing yang terperangkap pada palut lender kearah
nasofaring. Merupakan fungsi pertahanan local pada mukosa hidung. Transportasi mukosiliar
disebut juga clearance mukosiliar. Trosportasi mukosiliar terdiri dari dua system yang
merupakan gabungan dari lapisan mukosa dan epitel yang bekerta secara simultan. Sitem ini
tergantung dari gerakan aktif silia yang mendorong gumpalan mucus. Lapisan mukosa
mengandung enzim lisozom (muramidase), dimana enzim ini dapat merusak beberapa bakteri.
Patofisiologi rhinosinusitis
Rhinosinusitis akut juga dapat disebakan oleh proses alergi. Ikatan allergen dan imun
tubuh dapat memicu terjadinya hipersensitivitas tipe 1, ditandai dengan meningkatnya produksi
igE yang beriktan dng sel mast dan memicu degranulasi sel mast (histamine dan sitokin
proinflamasi lain) sehingga menyebabkan peningkatan permeabilitas vascular, destabilisasi
membrane lisosom yang menyebabkan edema mukosa saluran pernafasan dan terjadi obstruksi
dan inflamasi pada sinus.
Kelainan Hidung Tersumbat Sebelah
Benda asing Beda asing adalah yang berasal dari luar atau
dalam tubuh yang dalam keadaan normal tidak
ada pada hidung. Benda asing terbagi menjadi
dua yaitu benda asing eksogen, yaitu yang
berasal dari luar tubuh, biasanya masuk melalui
hidung atau mulut. Benda asing terdiari dari bnda
padat, cair, atau gas. Benda asing padat seperti
akacang-kacangan, tulang, dan zat anorganik lain.
Benda asing endogen yaitu yang berasal dari
dalam tubuh. Benda asing endogen dapat berupa
secret kental, darah/ bekuan darah, nanah,
krusta.
Deviasi septum Deviasi septum ialah suatu keadaan dimana
terjadi peralihan posis septum nasi dari letaknya
yang bera di garis medial tubuh. Biasa disebabkan
oleh trauma, kelainan kongenital, trauma
sesudah lahir, trauma waktu lahir, perbedaan
pertumbuhan anta septum dan palatum, tekanan
torsi pada hidung. Bentuk deformitas biasanya
berbentuk C atau S, dislokasi bagian bawah
kartilago septum keluar dari krista maksilaris dan
masuk kedalam rongga hidung, penonjolan
tulang/tulang rawan septum, bila memanjang
dari depan kebelakang disebut krista, dan bila
sangat runcung dan pipih disebut spina.
Manifestasi klinis yang biasa timbul adalah
sumbatan pada salah satu/kedua sisi, rasa nyeri
dikepla dan disekitar mata, penciuman
terganggu, kongesti nasalis biasanya pada salah
satu sisi, pendarahan hidung(epistaksis),
menyumbat ostium sinus, mengdengkur ketika
tidur (pada bayi dan anak-anak).
Polip Polip hidung adalah masa lunak yang
mengandung banyak cairan didalam rongga
hidung, berwarna putih kebau-abuan, yang
terjadi akibat inflamasi mukosa. Polip dapat
timbul pada penderita laki-laki maupun
perempuan, dari usia anak-anak sampai usia
lanjut. Dulu diduga predisposisi timbulnya polip
nasi adalah adanya rhinitis alergi atau penyakit
atopi. Keluhan penderita polip nasi adalah hidung
terasa tersumbat dari yang ringan samapai yang
berat, rinorea dri yang jernih sampai purulent,
hipoosmia atau anosmia. Mungkin disertai
bersin-bersin, rasa nyeri dihidung desertai sakit
kepala di daerah frontal. Bila disertai infeksi
sekunder mungkin didapati post nasal drip dan
rinorea purulent.
Kelaiana Kongenital
Penyakit Radang
Fraktur sinus frontalis Cedera ini dicirikan oleh depresi tabula anterior
dari sinus frontalis, epistaksis, kadang-kadang
terputusnya tabula posterior sinus frontalis
dengan ruptut duramater dan rinore cairan
serebropinalis.
Kelainan akibat Tumor