Anda di halaman 1dari 2

NAMA : DIMAS DWI NUGROHO

NIM :802017085

KECERDASAN EMOSIONAL DAN KECEMASAN


Kecerdasan emosi atau emotional intelligence merujuk pada kemampuan mengenali
perasaan diri sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri dan dalam
hubungan dengan orang lain (empati). Kecerdasan emosional mencakup pengendalian diri,
semangat dan ketekunan, serta mampu untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi
frustasi, kesanggupan untuk mengendalikan dorongan hati dan emosi, tidak melebih-lebihkan
kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan
kemampuan berpikir, untuk membaca perasaan terdalam orang lain (empati) dan berdoa, untuk
memelihara hubungan dengan sebaik-baiknya, kemampuan untuk menyelesaikan konflik serta
untuk memimpin diri dan lingkungan sekitarnya (Goleman, 2000)(Nuraini & Servants, 2013).
Kecerdasan emosional terdiri atas empat faktor yaitu perception of emotion, managing own
emotions, managing other’s emotion, dan utilization of emotion (Salovey & Mayer, 1990).(Fikry
& Khairani, 2017).
Kecerdasan emosi mencakup kemampuan untuk menghibur diri sendiri, melepaskan
kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan, pengendalian diri, semangat, ketekunan, serta
kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapifrustasi, mampu untuk
mengendalikan dorongan hati dan emosi, mengatur suasana hati, tidak melumpuhkan
kemampuan berfikir, berempati dan mampu menjalin hubungan sosial dengan baik, kemampuan
untuk menyelesaikan konflik, serta kemampuan untuk memimpin dan akibat-akibat yang
ditimbulkannya serta kemampuan untuk bangkit dari perasaan- perasaan yang menekan.(Akbar,
2010)
kecemasan dalam Bahasa Inggris yaitu anxiety yang berasal dari Bahasa Latin angustus
yang memiliki arti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik (Trismiati, dalam Yuke Wahyu
Widosari, 2010: 16). Selanjutnya Steven Schwartz, S (2000: 139) mengemukakan “anxiety is a
negative emotional state marked by foreboding and somatic signs of tension, such as racing
heartt, sweating, and often, difficulty breathing, (anxiety comes from the Latin word anxius,
which means constriction or strangulation). Anxiety is similar to fear but with a less specific
focus. Whereas fear is usually a response to some immediate threat, anxiety is characterized by
apprehension about unpredictable dangers that lie in the future”.(Annisa & Ifdil, 2016),
Dariyo dalam Wulandari (2006) menya- takan bahwa kecemasan yang terjadi terus-
menerus dapat menyebabkan saraf simpatis memacu kerja pernapasan paru-paru guna
mengalirkan oksigen ke jantung sehingga jantung dengan kuat memompa darah guna dialirkan
ke seluruh tubuh,(Alza & Ismarwati, 2018)
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, A. (2010). Pada Mahasiswa Stikes Nani Hasanuddin Makassar Andi Akbar. 1–9.
Alza, N., & Ismarwati, I. (2018). Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan ibu hamil
trimester III. Jurnal Kebidanan Dan Keperawatan Aisyiyah, 13(1), 1–6.
https://doi.org/10.31101/jkk.205
Annisa, D. F., & Ifdil, I. (2016). Konsep Kecemasan (Anxiety) pada Lanjut Usia (Lansia).
Konselor. https://doi.org/10.24036/02016526480-0-00
Fikry, T. R., & Khairani, M. (2017). Kecerdasan Emosional Dan Kecemasan Mahasiswa
Bimbingan Skripsi di Universitas Syiah Kuala. JURKAM: Jurnal Konseling Andi Matappa,
1(2), 108. https://doi.org/10.31100/jurkam.v1i2.60
Nuraini, D. E., & Servants, C. (2013). Menghadapi Pensiun Pada Pns. E-Journal Psikologi, 1(3),
324–331.

Anda mungkin juga menyukai