Anda di halaman 1dari 31

BAB II

TINJAUAN LAHAN

2.1 Gambaran Umum RS dan Ruang Praktek


2.1.1 Sejarah Singkat
Pada tahun 1939 daerah Bekasi masih merupakan daerah terpencil dan merupakan
bagian dari Karisedenan Jatinegara.Seorang tuan tanah terketuk hatinya untuk
menolong sesamanya yang sedang sakit, dengan membangun balai kesehatan
berukuran 6 x 18 meter di atas tanah seluas 400 meter persegi yang dihibahkan untuk
kepentingan umum.
Tahun 1942 saat pendudukan Jepang mendapat perhatian dan dikembangkan menjadi
Poliklinik Bekasi yang dipimpin oleh seorang patriot pejuang kemerdekaan bernama
Bapak Jasman. Tahun 1945 poliklinik tersebut dijadikan basis perlengkapan P3K.
Setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, berubah status menjadi RS
Pembantu, tepatnya pada tanggal 24 Juli 1946.
Pada tahun 1946 kepemimpinan digantikan oleh seorang juru rawat dari RS Pembantu
Banjaran, bernama Bapak S Wijaya. Pada saat kepemimpinannya berubah menjadi
RSU Kab. Bekasi dengan kapasitas 10 tempat tidur dan penambahan bangunan untuk
perawat dan bidan.
Kemudian pada Tahun 1956 Bp S Wijaya pensiun dan digantikan oleh Bp. H. Nadom
Miadi.

TAHUN PEMIMPIN STATUS

1939 – 1942 Dr Kerasidenan Balai Kesehatan

1942 – 1946 Djasam Poliklinik Bekasi

1946 – 1956 S. Widjaya RS Pembantu

1956 – 1970 H. Nandom Miyadi RSUD Kab. Bekasi

Kepemimpinan Rumah Sakit pada tahun 1970 dipimpin oleh seorang dokter dibantu beberapa
tenaga medis dan non medis. Sejak saat itu organisasi dan tata laksana RSUD ditetapkan.
Selanjutya, dalam perkembangannya Rumah Sakit ditetapkan sebagai rumah sakit kelas C,
berdasarkan SK Menkes Republik Indonesia nomor 051/Menkes/SK/II/1979 tentang
pengelolaan rumah sakit umum pemerintah. Pada 1 April 1999 RSU diserahkan oleh pemda
Kabupaten Bekasi kepada Pemda Kabupaten Bekasi kepada Pemda Kotamadya Daerah
Tingkat II Bekasi.
Pada tanggal 30 November 2000 ditetapkan Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 12 tahun
2000 tentang Pembentukan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bekasi Nomor 12 Tahun 2000
tentang Pembentukan Rumah Sakit Umum Daerah Pemerintah Kota Bekasi sekaligus dengan
peningkatan status menjadi RSUD kelas B Non Pendidikan Pemerintah Kota Bekasi oleh
Walikota.
Pada tahun 2001 dikeluarkannya Peraturan Daerah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Penetapan
RSUD Kota Bekasi menjadi Unit Swadana, untuk melengkapi Dasar Hukum dalam
operasional Rumah Sakit ditetapkanlah Perda Nomor 21 Tahun 2001 tentang Retribusi
Pelayanan Kesehatan RSUD Kota Bekasi.
Pada tahun 2009 dikeluarkan Peraturan Walikota Nomor 060/Kep.251-Org/VII/2009 tentang
RSUD Kota Bekasi menjadi BLUD dengan status penuh
TAHUN PEMIMPIN STATUS

1970 – 1971 dr. Chasbullah Abdulmadjid RSUD Kab. Bekasi

1971 – 1976 dr Sukarno Kartasumitra RSUD Kab. Bekasi

1976 – 1983 dr H. Abdul Radjak RSUD Kls C

1983 – 1986 dr Ludin Gultom RSUD Kls C

1986 – 1997 dr Hario Untoro, MARS RSUD Kls C

1997 – 1999 dr H Muhamad Soleh, M.Kes RSUD Kls C

RSUD Kls B Non


1999 – 2000 dr Rosihan Anwar, M.Kes
Pendidikan

2000 – 2002 dr Hj. Mien S Hatta, MARS RSUD Unit Swadana

2002 – 2004 dr Herry Ruswan, M.Kes RSUD Unit Swadana

2004 – 2007 dr Wirda Saleh MARS RSUD Unit Swadana

2007 – 2008 dr Bambang Djati Santoso, MARS RSUD BLUD Bertahap

2008 – 2009 dr Wirda Saleh, MARS RSUD BLUD Bertahap

2009 – 2011 dr H Iman, Sp.RM RSUD BLUD Penuh

2011 – 2016 Dr.dr. Titi Masrifahati, MKM RSUD BLUD Penuh


TAHUN PEMIMPIN STATUS

2016 – 2018 dr. Pusporini RSUD BLUD Penuh

2018 - Sekarang dr. Kusnanto, MARS RSUD BLUD Penuh

Tanggal 8 Juni 2016 Nama RSUD Kota Bekasi di ubah menjadi RSUD dr. Chasbullah A.M
yang ditetapkan dengan Keputusan Walikota Bekasi Nomor : 445/Kep.332-RSUD/VI/2016
tentang Nama Rumah Sakit Umum Daerah dr. Chasbullah A.M Kota Bekasi.
Dikarenakan salah penulisan nama Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bekasi sesuai dengan
Keputusan Wali Kota Bekasi Nomor 445/Kep.332-RSUD/VI/2016 tentang Nama Rumah
Sakit Umum Daerah dr. Chasbullah A.M Kota Bekasi, maka nama RSUD dr. Chasbullah
A.M diubah kembali menjadi Rumah Sakit Umum Daerah dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota
Bekasi sesuai dengan Keputusan Wali Kota Bekasi Nomor 445/Kep.204-RSUD/IV/2017
tentang Perubahan Nama Rumah Sakit Umum Kota Bekasi yang ditetapkan tanggal 3 April
2017.

2.1.2 Falsafah, Motto, Visi, dan Tujuan


Falsafah Rumah Sakit
Pelayanan kesehatan RSUD  dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi memberikan
pelayanan yang unggul dan bermartabat. Dengan visi :RSUD terdepan dalam
pelayanan secara paripurna menuju masyarakat sehat dan mandiri. Dan dengan misi:
kami adalah rumah sakit umum daerah yang melayani dengan hati, kami memberikan
pelayanan terintegritas berbasis teknologi moderm, kami menjamin kualitas layanan
dengan mengutamakan kepuasan pelanggan, kami berjuang mewujudkan kualitas
hidup seimbang secara fisik, emosional dan spiritual.

Motto

Memberikan pelayanan yang Ramah, Sigap, Unggul dan Dipercaya

Visi Rumah Sakit


RSUD terdepan dalam pelayanan secara paripurna menuju masyarakat sehat dan
mandiri

Tujuan
Dengan adanya tujuan yang elah dirumuskan, Ruang Wijaya Kusuma berusaha
melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien sebelum dan sesudah operasi
sesuai standar, mencegah infeksi daerah operasi, meningkatkan kemampuan staf
keperawatan melalui pendidikan berkelanjutan.

2.1.3 Kedudukan, Tugas, dan Fungsi

2.1.4 Jenis – jenis Pelayanan Kesehatan


a. Rawat Jalan
RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi memiliki layanan medis spesialis
sebagai berikut :
Poliklinik Rawat Jalan Poliklinik Rawat Jalan

Spesialis Anak Spesialis Jiwa

Spesialis Penyakit Dalam Spesialis Forensik

Spesialis Kebidanan dan Kandungan Spesialis Gigi & Mulut

Spesialis Bedah Spesialis Orthodontis

Spesialis Bedah Umum Spesialis Bedah Mulut

Spesialis Bedah Tulang/Orthopedi Spesialis Konvservasi Gigi

Spesialis Bedah Urologi Spesialis Kesehatan Gigi Anak

Spesialis Bedah Syaraf Spesialis Peridonti

Spesialis Bedah Anak Spesialis Jantung

Spesialis THT Spesialis Paru

Spesialis Mata Spesialis Syaraf

Spesialis Kulit dan Kelamin

Selain pelayanan medis spesialis di RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota


Bekasi juga memiliki layanan medis Sub Spesialis sebagai berikut :
1. Sub Spesialis Metabolic Endocrine&Diabetes
2. Sub Spesialis Jantung Anak
3. Sub Spesialis Saraf Anak
4. Sub Spesialis Bedah Digestif
5. Sub Spesialis Geriatri
6. Sub Spesialis Tumbuh Kembang Anak
7. Sub Spesialis Tulang Belakang
8. Sub Spesialis Fetomaternal

b. Rawat Inap
RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi memiliki pelayanan medis rawat
inap sebagai berikut :
Ruang Rawat Inap Gedung B

Ruangan Jenis Penyakit Kelas Yang Tersedia

ICU ( Lt 4 ) Semua Penyakit Semua Kelas


ICCU ( Lt 4 ) Semua Penyakit Semua Kelas

OK IBS ( Lt 5 )

Seruni (Lt. 6 ) Bedah Semua Kelas

Anyelir ( Lt 7 ) Semua Penyakit VIP & VVIP

Ruang Rawat Inap Gedung C

Ruangan Jenis Penyakit Kelas Yang Tersedia

Dahlia ( Lt 1 ) Persalinan Kebidanan Kelas 1, 2, 3, VK


Melati ( Lt 2 ) Persalinan Kebidanan Kelas 1, 2, 3
Anggrek ( Lt 3 ) Penyakit Anak Kelas 1, 2, 3
Tulip ( Lt 4 ) Penyakit Jantung Kelas 1, 2, 3

Ruang Rawat Inap Gedung D

Ruangan Jenis Penyakit Kelas Yang Tersedia


Wijaya Kusuma ( Lt 2 ) Penyakit Paru Kelas 1, 2
Teratai ( Lt. 3 ) Penyakit Paru Kelas 2, 3
Bougenvile ( Lt. 4 ) Penyakit Bedah Kelas 1, 2, 3

Ruang Rawat Inap Gedung E

Ruangan Jenis Penyakit Kelas Yang Tersedia


Cathelya ( Lt 4 ) Penyakit Saraf Kelas 1, 2, 3
Sakura ( Lt. 5 ) Penyakit Saraf Kelas 1, 2, 3
Camelia ( Lt. 6 ) Penyakit Dalam Kelas 1, 2, 3
Aster ( Lt. 7 ) Penyakit Dalam Kelas 1, 2, 3
Azaleya ( Lt. 8 ) Penyakit Dalam Kelas 1, 2, 3
2.2 Pengumpulan Data

2.2.1 Data Umum Ruangan ( Analisa SWOT )

No Faktor Kekuatan Kelemahan Kesempatan Ancaman


( Strength ) ( Weaknes ) (Opportunity) (Threath)
1. Man a. Tenaga a. Belum ada a. Terbukanya a. Adanya
keperawatan pembagian kesempatan tuntutan tinggi
ruang wijaya tugas yang untuk dari masyarakat
kusuma jelas seperti : melanjutkan untuk
memiliki pembagian pendidikan mendapatkan
kualifikasi
pendidikan S1 kamar, pada pelayanan yang
Ners penanggung program lebih baik dan
sebanyak 2 jawab alat. pendidikan profesional.
orang b. MKP belum yang lebih b. Makin
(11,8%), dan dilaksanakan baik (S1 tingginya
D3
seperti Ners ). kesadaran
Keperawatan
sebanyak 15 pembagian b. Adanya masyarakat
orang tim belum program akan hukum.
(88,2%) berjalan. pelatihan/se c. Persaingan
b. Tenaga c. Berdasarkan minar antar RS yang
prakarya rumus Gillies khusus semakin kuat.
terdiri dari 3 Jumlah tentang d. Pengaturan
orang, perawat yang managemen jadwal dinas
administrasi 2 dibutuhkan keperawatan menjadi
orang, dan kurang dari c. Adanya timpang karena
cleaning tingkat mahasiswa menyesuaikan
servis 1 orang
kebutuhan S1 antara jadwal
c. Perawat
sudah displin pasien. keperawatan kerja dan kuliah
dalam d. Perawat masih yang sedang
bertugas banyak yang praktek
(tepat waktu belum managemen
saat datang mengikuti d. Adanya
maupun pelatihan kerjasama
pulang sesuai perawatan yang baik
shift) luka antar
d. Adanya mahasiswa
sistem Program
pengembanga
Profesi Ners
n staf berupa
pelatihan. dengan
Hampir perawat
semua klinik.
perawat telah e. Adanya
mengikuti kebijakan
pelatihan pemerintah
BTCLS, tentang
EWSS, KIE, profesionalis
e. Di ruangan asi perawat.
sudah ada CI f. Adanya
program
f. Pengembanga
n karir akreditasi
perawat ruang RS dari
wijaya pemerintah
kusuma dimana
diberikan MPKP
melalui merupakan
kesempatan salah satu
melanjutkan penilaian
pendidikan,
dan mengikuti
pelatihan
sehingga
jenjang karir
meningkat.

2. Money Dana Pembayaran Rumah sakit Akan mengalami


operasional tagihan dari RS memberikan defisit anggaran
ruangan pada asuransi toleransi bagi rumah sakit
diperoleh dari sering kali pasien yang
rumah sakit tersendat/menung penjaminannya
melalui tagihan gak sehingga mengalami
dari JKN, LKM mempengaruhi kendala, seperti
NIK, BPJS pembayaran masa denda,
ketenaga insentif bagi jaminan SKTM
kerjaan, subsidi karyawan. selama 3hari
APBD Kota
Bekasi dan
beberapa
asuransi swasta (
BRINGIN LIFE,
BNI LIFE, dll ).
Hal ini akan
meningkatkan
akses
masyarakat
untuk berobat ke
RSUD dan
tentunya
menambah
income RS dan
pendapatan
tenaga/karyawan
.

3. Material a. Memiliki Selama pandemik Adanya Adanya tuntutan


sarana dan covid 19 suplai pengadaan tinggi dari
prasarana barang terutama sarana dan masyarakat untuk
yang alat kesehatan prasarana yang pengadaan alat
memadai terkendala rusak dari yang canggih
untuk pasien ( terbatasnya bagian dalam penunjang
dan tenaga jumlah suplay pengadaan diagnostik
kesehatan. masker, barang
b. Pengadaan kurangnya alat
barang nebulezer karena
ruangan alih fungsi
disuplai oleh ruangan).
rumah sakit

4. Methode a. RS memiliki a. Hand over Semua yang Pasien tidak


visi, misi, dilakukan berdinas medapatkan asuhan
moto dan oleh satu mengetahui keperawatan
tujuan orang kondisi pasien profesional karena
sebagai mengoverkan pelayanan pasien
acuan semua pasien. terputus-putus,
melaksanaka b. Ketua tim sehingga kebutuhan
n kegiatan hanya ada di pasien secara
pelayanan shift pagi, individual
b. Memiliki untuk shift seringkali
SOP setiap sore dan terabaikan
tindakan malam hanya
c. Terlaksanan ada
ya penanggung
komunikasi jawab shift.
yang c. Perawat
adekuat pelaksana
antara kurang
perawat dan bertanggung
tim jawab
kesehatan terhadap
lainnya pasien
kelolaan
karena hanya
berorientasi
pada tugas
rutinitas
harian saja.

2.2.2 Data Khusus Ruangan ( Fungsi Managemen Keperawatan di Ruangan )


a. Fungsi Perencanaan
1) Visi Ruangan
Terpenuhinya pelayanan pada pasien sebelum dan sesudah operasi
Keterangan : visi ruangan saat ini tidak sesuai karena alih fungsi dari
raungan bedah ke ruangan paru

2) Misi Ruangan
1. Melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien sebelum dan sesudah
operasi sesuai standar
2. Mencegah infeksi daerah operasi
3. Meningkatkan kemampuan staf keperawatan melalui pendidikan
berkelanjutan
Keterangan : misi ruangan nomor 1 dan 2 saat ini juga tidak sesuai dengan
kondisi ruangan karena alih fungsi dari ruangan bedah menjadi ruangan paru

3) Standar Operasional Prosedur


Ruangan wijaya kusuma saat ini mengalami alih fungsi menjadi ruang
perawatan paru. Memiliki SOP tindakan sebanyak 77, sebagian besar SOP
tindakan bedah, dan untuk SOP tindakan perawat untuk pasien paru masih
kurang.
4) Standar Asuhan Keperawatan
Pendokumentasian proses keperawatan di ruang wijaya kusuma masih
mengacu pada Nanda & Doengoes, belum mengacu pada SDKI, SLKI, dan
SIKI

Kesimpulan :
Masalah manajemen keperawatan yang ditemukan yaitu :
1. Visi dan misi ruangan wijaya kusuma tidak sesuai karena mengalami
alih fungsi untuk sementara. Semula perawatan bedah menjadi
perawatan paru.
2. Pendokumentasian asuhan keperawatan belum mengacu pada 3 S
(SDKI, SLKI, dan SIKI)

b. Fungsi Pengorganisasian
1) Struktur Organisasi

Kepala Ruangan
Ns. Yetri Nefi, S. Kep

Administrasi:
Wakil Kepala Ruangan
Ns. Rina Sopiyana, S. Kep 1. Latiawati
2. Yoga

Perkarya :

1. Ilyas
2. Nauval Pradana
3. Nurul Istiqmah
TIM I TIM II TIM III TIM IV

1. Wahyuni, 1. Mona 1. Heriyanto 1. Arlik,


Amd. Kep Dianni, Wibowo, Amd. Kep
2. Peni, Amd. Amd. Kep Amd. Kep 2. Diah, Amd.
Kep 2. Safitri Gita,
2. Hanny, Amd. Kep
3. Ari Amd. Kep
Kharisma, 3. Heri Kep 3. Heri, Amd.
Amd. Kep Rohyanto, 3. Wahyu Kep
Amd. Kep Ningsih, 4. Priska,
4. Trifianti, Amd. Kep Amd. Kep
Amd. Kep 4. Novi, Amd.
Kep

2) Urian Tugas
a. Kepala Ruangan
i. Pengertian : Seorang tenaga perawat yang diberi tanggung jawab dan
wewenang dalam mengatur dan mengendalikan kegiatan pelayanan
keperawatan di Ruangan rawat inap
ii. Persyaratan :
a. Pendidikan : Ahli Madya Keperawatan/Sarjana
Keperawatan
b. Kursus/Pelatihan : Managemen Ruangan Rawat
c. Pengalaman Kerja : Sebagai Ketua Tim/Shif minimal 3 tahun
d. Kondisi : Sehat jasmani dan rohani

iii. Tanggung Jawab :


Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Ruangan bertanggung jawab
kepada Kepala Instalansi Rawat Inap terhadap hal – hal :
a. Kebenaran dan ketepatan rencana kerja, rencana kebutuhan tenaga,
sarana prasarana Ruangan rawat inap
b. Kebenaran dalam pendaya gunaan tenaga ruangan dalam pelayanan
pasien
c. Kebenaran dalam pendayagunaan tenaga ruangan dalam pelayanan
pasien
d. Kebenaran dalam mengkoordinir pelaksanaan asuhan keperawatan di
ruangan
e. Keobyektifan dan kebenaran penilaian kinerja tenaga ruangan rawat
inap
f. Kebenaran dalam pelaporan pelaksanaan pelayanan pasien ruang
rawat inap
g. Kebenaran dalam memfasilitasi/memberi bimbingan staf dan
mahasiswa keperawatan
iv. Wewenang :
a. Meminta informasi dan petunjuk kepada atasan
b. Membuat rencana kerja, kebutuhan tenaga, sarana prasarana ruang
rawat inap
c. Pendaya gunaan tenaga dalam pelayanan pasien di ruangan rawat inap
d. Pendaya gunaan sarana dan prasarana ruangan dalam pelayanan pasien
di ruang rawat inap
e. Memberi bimbingan kepada staf Perawat, Tenaga administrasi,
Perkarya, Petugas kebersihan, mahasiswa keperawatan, ruangan rawat
inap dalam melaksanakan asuhan keperawatan/pelayanan pasien
f. Menilai kinerja tenaga ruangan rawat inap
g. Melaporkan pelaksanaan pelayanan pasien ruangan rawat inap kepada
atasan
h. Berkoordinasi dengan instalasi/bagian terkait yang berhubungan
dengan pelayanan pasien ruangan rawat inap

b. Ketua Tim
1. Pengertian
Seorang tenaga perawat yang diberi tanggung jawab dan wewenang dalam
mengatur dan mengendalikan kegiatan pelayanan keperawatan di beberapa
bagian Ruangan rawat inap/di tiap shift (Pagi, Sore, Malam)
2. Persyaratan
a. Pendidikan : Ahli Madya/Sarjana Keperawatan
b. Kursus/Pelatihan : Managemen Ketua Tim
c. Pengalaman Kerja : Sebagai Perawat Pelaksana minimal 3 tahun
d. Kodisi : Sehat jasmani dan rohani
3. Tanggung Jawab :
Dalam melaksanakan tugasnya Ketua Tim bertanggung jawab kepada
Kepala Ruangan Rawat Inap terhadap hal – hal :
a. Kebenaran dan ketepatan rencana kerja Katim
b. Kebenaran dalam pendaya gunaan tenaga Perawat Pelaksana dalam
pelayanan pasien
c. Kebenaran dalam pendaya gunaan sarana dan asuhan dan prasarana
dalam pealayanan pasien
d. Kebenaran dalam mengkoordinir pelaksanaan asuhan keperawatan
dalam Tim/Shif
e. Keobyektifan dan kebenaran memberi masukan penilaian kinerja
Perawat Pelaksana Tenaga, Admonistrasi, Perkarya, kepada Kepala
Ruangan
f. Kebenaran dalam pelaporan pelaksanaan pelayanan pasien dalam
Tim/Shif
g. Kebenaran dalam memfasilitasi/memberi bimbingan staf dan
mahasiswa keperawatan
4. Wewenang
a. Meminta informasi dan petunjuk kepada atasan
b. Membuat rencana kerja Tim
c. Pendaya gunaan tenaga dalam pelayanan pasien di ruangan rawat
inap
d. Pendaya gunaan sarana dan prasarana ruangan dalam pelayanan
pasien dalam Tim/Shif
e. Memberi bimbingan kepada staf Perawat, Tenaga adminstrasi,
Perkarya, Mahasiswa
f. Menilai kinerja tenaga ruangan rawat inap
g. Melaporkan pelaksanaan pelayanan pasien Tim/Shif kepada Kepada
Ruangan/ Ka Jaga
h. Berkordinasi dengan instalasi/bagian terkait yang berhubungan
dengan pelayanan pasien.

c. Perawat Pelaksana
1) Pengertian
Seorang tenaga Perawat yang diberi tanggung jawab dan wewenang dalam
memberi asuhan keperawatan kepada pasien dengan pembagian tugas yang
diberikan oleh Ketua Tim pada tiap shif (Pagi, Sore, Malam)
2) Persyaratan
a. Pendidikan : Ahli Madya Keperawatan/Sarjana Keperawatan
b. Kursus/pelatihan : Asuhan Keperawatan
c. Pengalaman Kerja : 0 tahun/lulus pendidikan D3/S1 Keperawatan
d. Kondisi : Sehat jasmani dan rohani
3) Tanggung Jawab
Dalam melaksanakan tugasnya Perawat Pelaksana bertanggung jawab
kepada Katim, Kepala Ruangan Rawat Inap terhadap hal – hal :
a. Kebenaran dan ketepatan dalam mengkaji, mendeteksi, mengobservasi
kebutuhan dasar pasien yang perlu diantisipasi pada pasien keloaannya
b. Kebenaran dalam memfasilitasi/memenuhi kebutuhan dasar Pasien
yang tidak dapat memenuhi secara mandiri atau dengan bantuan
keluarga
c. Kebenaran dalam menggunakan sarana dan prasarana dalam
pelayanan pasien
d. Kebenaran dalam pelaksanaan asuhan keperawatan
e. Kebenaran dalam pelaporan pelaksanaan pelayanan pasien
kelolaannya
4) Wewenang
a. Meminta informasi dan petunjuk kepada Ketua Tim/Kepala ruangan
b. Mengikuti conference bersama Ka Tim/Ka Ruangan
c. Membaca laporan dinas sebelum, dan rencana asuhan keperawatan
Tim
d. Mengkaji, mendeteksi, mengobservasi kebutuhan dasar pasien
kelolaannya
e. Memfasilitasi/memenuhi kebutuhan dasar pasien yang tidak
memenuhi secara mandiri atau dengan bantuan keluarga yaitu :
Oksigenasi, cairan, makan, minum, kebersihan, eliminasi, aktifitas,
rasa aman dan nyaman, psikologis, sosial, spiritual
f. Melakukan tugas kolaborasi dengan 6 benar
g. Memberi edukasi asuhan keperawatan sesuai kebutuhab pasien
h. Melaporkan pelaksanaan pelayanan pasien kepada Ka Tim/Shift

d. Tenaga Administrasi Ruangan


1. Pengertian
Seorang tenaga adminstrasi yang diberikan tanggung jawab dan wewenang
dalam melakukan administrasi diruang rawat inap pada tiap shief (Pagi,
Sore, Malam)
2. Persyaratan
a. Pendidikan :SLTA
b. Kursus/Pelatihan : Komputer
d. Sehat Jasmani dan Rohani
3. Tanggung Jawab :
Dalam melaksanakan tugasnya tenaga admintrasi bertanggung jawab kepada
KaTim, Kepala Ruangan Rawat Inap terhadap hal – hal :
a. Kebenaran dan ketepatan dalam memasukan data pasien pada biling
sistem
b. Kebenaran dan pencatatan buku registrasi pasien dan identitas pasien
pada dokumen pasien, serta pengembalian dokumen pasien
c. Kebenaran dalam pelaporan pasien keluar masuk melalui sensus
harian
d. Kebenaran dalam pelaporan pasien melalui sensus harian
e. Kebenaran dalam memeriksa kelengkapan dan menginformasikan
cara pembayaran pasien

4. Wewenang :
a. Meminta informasi dan petunjuk kepada ketua tim atau kepala ruangan
b. Mengikuti confrence bersama Katim/Karu
c. Bersama seluruh staf ruangan menjaga kebersihan lingkungan
d. Membaca laporan tenagan adminstrasi dinas sebelumnya dan rencana
selanjutnya
e. Mencatat data pasien masuk dan keluar pada buku register, sensus
harian, dokumen pasien, dan pengembalian dokumen pasien
f. Membuat permintaan barang, bahan habis pakai, laporan kerusakan.
g. Mengembalikan dokumen pasien, mengantar sensus, permintaan
barang, laporan kerusakan.
h. Memasukan data pelayanan pasien pada biling sistem, mencetak
perincian pasien keluar.
i. Melaporkan pelaksanaan tugas kepada Katim/Shif, Kepala Ruangan

3) Sistem Penghitungan Tenaga Keperawatan


Jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan diruang Wijaya Kusuma menurut
Gillies :
BOR 87%
Jumlah pasien sesuai BOR 87% = 87% x 25 = 22 orang
Perawatan langsung
Total care 5 orang x 6 jam = 30 jam
Partial care 15 orang x 3 jam = 45 jam
Minimal care 2 orang x 1 jam = 2 jam
Kebutuhan perawatan langsung = 77 jam
Perawatan tidak langsung
1 jam x 22 orang = 22 jam
Pendidikan kesehatan
0,25 x 22 orang = 5,5 jam
Total : 77+22+5,5 = 104,5
Jam efektif untuk 1 pasien : 104,5 = 4,75 jam
22 pasien

Kebutuhan Tenaga
Jumlah jam efektif x jumlah pasien(sesuai BOR) x 365
(365 - libur) x jam kerja efektif
Libur = 53 hari minggu + 19 cuti + 16 hari libur nasional = 88 hari
4,75 x 22 x 365 = 38,142,5 = 19,67 = 20 orang
( 365 – 88 ) x 7 1.939
Sementara jumlah perawat ruang wijaya kusuma saat ini masih
berjumlah 17 orang. Upaya yang telah dilakukan untuk masalah
kekurangan tenaga antara lain :
1. Mengajukan permohonan tambahan tenaga perawat
2. Mengatur jadwal dinas perawat yang ada menjadi 4 kelompok (
dinas pagi, dinas siang, dinas malam, dan libur ).

4) Metode Penugasan
Metode penugasan yang digunakan di Ruang Wijaya Kusuma adalah
metode tim, namun metode tersebut hanya berjalan saat shift pagi, dan untuk
shift sore dan malam hanya ada penanggung jawab shift. Hal ini tentunya
membawa dampak dalam pelaksanaan proses asuhan keperawatan, antara
lain : pelayanan pasien akan terputus-putus, dan banyak tugas yang tidak
dapat dijalankan.
Pengaturan jadwal dinas perawat meliputi :
a. Dinas pagi :
Kepala ruang :1 orang
Wakil kepala ruang : 1 orang
Perawat pelaksana : 3 orang
b. Dinas Sore :
3 orang dengan 1 orang yang ditunjuk menjadi penanggung jawab
shift.
c. Dinas Malam :
3 orang dengan 1 orang yang ditunjuk menjadi penanggung jawab
shift.
d. Libur : 3 orang

Kesimpulan :

Jumlah tenaga perawat masih kurang sehingga belum dapat menerapkan


MPKP (Model Praktek Keperawatan Profesional)
c. Fungsi Pegarahan
1) Hand Over
Hand over pada ruang Wijaya Kusuma dilaksanakan dengan :
a. Timbang terima yang dilaksanakan setiap pergantian shif/operan (Pagi,
Siang, Malam)
 Pagi pada pukul 07.30 s/d 08.30 wib
Operan dipimpin oleh kepala ruangan, wakil kepala ruangan, kepala
tim, dan perawat pelaksana
 Siang pukul 13.30 s/d 14.00 wib
Operan dipimpin oleh penanggung jawab perawat shif dan perawat
pelaksana
 Malam pukul 20.30 s/d 21.00 wib
Operan dipimpin oleh penanggung jawab perawat shif dan perawat
pelaksana
b. Prinsip timbang terima yang di operkan saat pre dan post confrence adalah:
 Jumlah pasien yang ada di ruangan
 Jumlah pasien baru masuk
 Jumlah pasien rencana pulang
 Perawat setiap melakukan hand over/ pre dan post confrence
menyebutkan identitas pasien seperti : menyebutkan nama, usia,
diagnosa penyakit, dan nama dokter penanggung jawab
 Perawat mengoperkan masalah keperawatan yang muncul
 Perawat mengoperkan tindakan keperawatan yang sudah dan belum di
laksanakan seperti rencana pemeriksaan laboratorium, rencana
tindakan operasi, dll.
c. Kepala ruangan, Wakil kepala ruangan, Ka Tim dan perawat pelaksana
melakukan diskusi bersama
d. Untuk pelaporan timbang terima perawat belum menuliskan secara
langsung pada format timbang terima yang ditanda tangani oleh perawat
penanggung jawab yang jaga saat itu
e. Hand over hanya dilakukan oleh 1 orang perawat (Penanggung Jawab/PJ
Shief) yang membacakan seluruh pasien yang dirawat
f. Pada saat operan keliling pasien perawat hanya sebagian yang
memperkenalkan diri sebagai perawat penanggung jawab kamar dan
perawat yang bertugas pada saat shif
2) Pre dan Post Confrence
Kepala ruangan, Wakil kepala ruangan, memimpin confrence. Selanjutnya Ka
Tim dan perawat pelaksana melakukan diskusi bersama.
3) Motivasi Kepada Perawat
Agar perawat termotivasi dalam bekerja ada perbedaan nilai remonerasi antara
perawat yang disiplin dan tidak disiplin. Perawat yang melakukan tindakan
indisipliner akan mendapatkan nilai kurang dalam IKI- IKU yang tentunya
akan berpengaruh terhadap nilai remunerasi.
4) Pendelegasian
Pendelegasian tugas di ruang wijaya kusuma diberikan pada perawat
penanggung jawab pada shift sore dan malam bila kepala ruangan dan wakil
kepala ruangan tidak ada. Penyampaian pendelegasian tugas disampaiakan
secara lisan.
5) Supervisi
a) Supervisi di ruang Wijaya Kusuma dilakukan setiap minggu kedua pada
perawat dengan PK 1 dan minggu keempat pada perawat dengan PK 2
secara bergantian pada dinas pagi.
b) Peran kepala ruangan pada saat supervisi sangat berpengaruh, karena
supervisi dilakukan oleh kepala ruangan langsung
6) Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan masih jarang dilaksanakan di ruang wijaya kusuma.

Kesimpulan :
1. ruangan wijaya kusuma belum melaksanakan ronde keperawatan karena turn over
pasien bedah sangat tinggi.
2. Pendelegasian tugas disampaikan secara lisan karena belum ada formulir
pendelegasian tugas di ruangan.
d. Pengendalian
1) Indikator Mutu
 BOR (Bed Occupancy Rate)
Rumus : Jumlah Hari Perawatan RS
Jumlah TT x Jumlah hari dalam 1 Periode

B0R R. WIJAYA KUSUMA


1 2 3 4
0.8 76.00%

0.7 64.50%
0.6

0.5
40.00%
0.4

0.3

0.2

0.1

0
Apr-20 May-20 Jun-20

Selama pandemi covid ruangan wijaya kusuma dialihfungsikan yang semula ruangan
bedah menjadi ruangan paru. BOR selama pandemi covid terutama di bulan Mei
mengalami penurunan cukup banyak yakni hanya 40%. Jumlah pasien yang
meninggal selama pandemi juga mengalami peningkatan yakni :
Bulan April sebanyak 11 orang

Bulan Mei sebanyak 8 orang

Bulan Juni sebanyak 8 orang

 LOS (Length of Stay)

Rumus : Jumlah Lama Dirawat x 100%


Jumlah Pasien Keluar ( Hidup + Mati )
711
Bulan April 2020 =
135
= 5,2 = 5 hari

635
Bulan Mei 2020 =
101
= 6,2 = 6 hari

453
Bulan Juni 2020 = ̶ = 3,8 = 4 hari
124

 TOI (Turn Over Interval)

Rumus : Jumlah TT x Periode – Hari Perawatan

Jumlah Pasien Keluar

29 x 30
Bulan April 2020 =
135
= 6,4

29 x 31
Bulan Mei 2020 =
101
= 8,1

29 x 30
Bulan Juni 2020 = = 7,0
124

2) Keselamatan Pasien ( Patient Safety )


Dalam menjalankan asuhan keperawatan mengutamakan keselamatan pasien
dengan mengacu pada 6 sasaran keselamatan pasien :
1. Identifikasi pasien dilakukan setiap melakukan tindakan dengan
mencocokan gelang identitas pasien seperti : nama pasien, usia,
nomor medical record, tanggal lahir

2. Komunikasi efektif
Konsultasi kondisi pasien kepada dokter jaga maupun dokter
penanggung jawab pasien didokumentasikan dalam catatan
perkembangan pasien terintegrasi dengan menggunakan SBAR
(Situation, Background, Assesment, Recomendation ).
3. Peningkatan kewaspadaam penggunaan obat – obatan High alert
4. Kepastian penandaan lokasi operasi
Penandaan lokasi operasi / site marking dilakukan pada semua pasien
operasi menggunakan spidol permanen dan dilakukan oleh dokter
penanggung jawab pasien.
5. Pencegahan dan pengendalian infeksi
Upaya yang dilakukan mengacu pada 11 pilar kewaspadaan standar
PPI antara lain : wajib memakai masker bagi pasien dan pendamping
pasien, wajib memakai masker bedah bagi perawat atau tenaga
kesehatan, dan wajib mencuci tangan 6 langkah pada 5 moment.
Selama pandemi covid APD yang digunakan oleh perawat untuk
tindakan ke pasien yakni APD level 1 dan 2.
6. Pengurangan resiko jatuh
Ruangan wijaya kusuma melakukan upaya pengurangan resiko jatuh
dengan nilai skala morse, humpty dumpty, pasien resiko tinggi
ditandai dengan kancing berwarna kuning dan pemasangan tanda
segitiga kuning di tempat tidur pasien.
3) Audit Dokumentasi Asuhan Keperawatan
Audit dilakukan oleh komite mutu keselamatan pasien (KMKP) setiap
sebulan sekali
4) Survey Kepuasan Kerja Perawat
Survey dilakukan menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada seluruh
perawat yang bertugas di ruang wijaya kusuma. Berikut hasil survey kepuasan
kerja perawat :
Tabel 2.1 Survey perencanaan r. wijaya kusuma
16
14
14 13
12 12
12 11
10
8
6
6 5 5
4
4 3
2
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0
Planning1 Planning2 Planning3 Planning4 Planning5

selalu sering kadang2 Column1

n= 17

Berdasarkan tabel diatas didapatkan data sebanyak 14 orang perawat mengatakan


dalam melaksanakan tugas sudah sesuai dengan visi dan misi RS, 12 orang
mengatakan asuhan keperawatannya sudah sesuai dengan standar asuhan keperawatan
(SAK), 13 orang mengatakan telah melaksanakan standar operasional prosedur
(SOP), 11 orang mengatakan bekerja sesuai peraturan RS, dan 12 orang mengatakan
berusaha konsisten mengikuti standar kinerja RS.
Tabel 2.2 Survey pengorganisasian r. wijaya kusuma
16
14 14
14 13
12 11
10
10
8
6
6
4 3 3 3
2 2
2 1 1 1 1
0 0 0 0 0
0
organisasi 1 organisasi 2 organisasi 3 organisasi 4 organisasi 5

selalu sering kadang2 tidak pernah

n= 17

Berdasarkan tabel diatas didapatkan data 14 orang perawat ruang wijaya kusuma
asuhan keperawatan yang dilakukan di ruangan sudah sesuai model praktek
keperawatan profesional (MPKP), 11 orang mengatakan memahami struktur
organisasi ruangan, 14 orang mengatakan telah bekerja sesuai dengan uraian tugas, 13
orang mengatakan jumlah tenaga yang ada di ruangan sudah sesuai dengan beban
kerja, dan 11 orang mengatakan pengaturan shif sudah sesuai dengan tingkat
ketergantungan pasien.

Tabel 2.3 Survey pengarahan r. wijaya kusuma


14 13 13
12 12
12 11
10
8
6
4 4 4
4 3 3 3
2 1 1 1
0 0 0 0 0 0
0
pengarahan 1 pengarahan 2 pengarahan 3 pengarahan 4 pengarahan 5

selalu sering kadang2 tidak pernah

n= 17
Berdasarkan tabel di atas didapatkan data, sebanyak 11 orang perawat ruang wijaya
kusuma mengatakan puas dengan kegiatan supervisi, 13 orang mengatakan puas
dengan operan antar shif di ruangan, 12 orang mengatakan puas dengan adanya
kegiatan pre conference di ruangan, 13 orang mengatakan puas dengan kegiatan post
conference di ruangan, dan 12 orang mengatakan senang dengan adanya kegiatan
ronde keperawatan di ruangan.

Tabel 2.4 Survey pengendalian r.wijaya kusuma


12 11 11 11 11 11 11
10
8
6
4 3 3 3
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 1 1 1
0
0
1 2 3 4 5 6
n n n n n n
ia ia lia ia ia ia
al al da al al al
e nd e nd m e nd e nd e nd
ng ng e ng ng ng
Pe Pe ng Pe Pe Pe
Pe

selalu sering kadang2 tidak pernah

n= 17

Berdasarkan tabel di atas didapatkan data, 11 orang perawat ruang wijaya kusuma
mengatakan ada evaluasi kinerja di ruangan per 3 bulan, 11 orang mengatakan audit
BOR dilakukan per bulan, 11 orang mengatakan audit ALOS dilakukan per bulan, 11
orang mengatakan audit TOI dilakukan per bulan, 11 orang mengatakan dilakukan
penghitungan angka kejadian infeksi nosokomial dilakukan per bulan, dan 11 orang
mengatakan dilakukan audit mutu 6 sasaran keselamatan pasien per bulan.

5) Survey Kepuasan Pasien


Dilakukan 2 minggu sekali menggunakan kuesioner
C. Analisa Masalah
1. Identifikasi masalah
Berdasarkan hasil pengkajian di ruangan wijaya kusuma, didapatkan beberapa
masalah manajemen keperawatan antara lain :
1) Visi misi ruangan saat ini tidak sesuai, selama masa kondisi pandemi covid-19
2) Pendokumentasian asuhan keperawatan masih mengacu diagnosa NANDA, belum
mengacu pada standar 3S (SDKI, SLKI, SIKI).
3) Jumlah tenaga perawat masih dibawah standar kebutuhan ruangan.
4) Asuhan keperawatan yang dilaksanakan belum menggunakan model praktek
keperawatan profesional (MPKP).
5) Pendelegasian tugas masih dilakukan secara lisan karena belum ada formulir
pendelegasian tugas.
6) Ronde keperawatan sangat jarang dilakukan di ruangan.

2. Prioritas masalah manajemen keperawatan di ruang wijaya kusuma

No Masalah M S Mn Nc A Skor Prioritas


g e f
1. Visi misi ruangan saat ini tidak sesuai,
1 1 1 1 4 4 VI
selama masa kondisi pandemi covid-19
2. Pendokumentasian asuhan keperawatan
masih mengacu diagnosa NANDA,
3 3 4 5 4 720 II
belum mengacu pada standar 3S (SDKI,
SLKI, SIKI).
3. Jumlah tenaga perawat masih dibawah
1 3 1 5 5 75 V
standar kebutuhan ruangan.
4. Asuhan keperawatan yang dilaksanakan
belum menggunakan model praktek 3 3 3 5 5 675 III
keperawatan profesional (MPKP).
5.Pendelegasian tugas masih dilakukan
secara lisan karena belum ada formulir 4 4 4 4 5 1.280 I
pendelegasian tugas.
6. Ronde keperawatan sangat jarang
4 2 4 5 4 640 IV
dilakukan di ruangan.
Keterangan
Mg : Magnitude
Se : Severity
Mn : Managebility
Nc : Nursing consent
Af : Affordability
3. Alternatif Pemecahan Masalah

No Masalah Tujuan dan alternatif pemecahan masalah


1. Pendelegasian tugas masih dilakukan Tujuan:
secara lisan karena belum ada formulir Menyediakan dokumen resmi secara tertulis
pendelegasian tugas. (aspek legal) suatu pelimpahan
wewenang/tanggung jawab

Alternatif
a. Membuat contoh formulir pendelegasian
tugas
b. Berkoordinasi dengan kepala instalasi rawat
inap untuk pengadaan formulir
pendelegasian tugas

2. Pendokumentasian asuhan keperawatan Tujuan


masih mengacu diagnosa NANDA, belum Meningkatkan pengetahuan dan wawasan
mengacu pada standar 3S (SDKI, SLKI, perawat sebagai upaya meningkatkan mutu
SIKI). pelayanan.

Alternatif
a. Mengenalkan dan melakukan simulasi
penerapan asuhan keperawatan
menggunakan 3S
b. Mengundang nara sumber untuk
pengenalan dan sosialisasi penerapan 3S

3. Asuhan keperawatan yang dilaksanakan Tujuan


belum menggunakan model praktek Meningkatkan mutu pelayanan perawat sabagai
keperawatan profesional (MPKP). pemberi asuhan keperawatan kepada pasien dan
keluarga

Alternatif
a. Melakukan simulasi operan dinas
menggunakan metode tim
b. Berkoordinasi dengan kepala instalasi rawat
inap dan kepala bidang perawatan untuk
penerapan MPKP dan kecukupan jumlah
perawat

4. Ronde keperawatan sangat jarang Tujuan


dilakukan di ruangan. Meningkatkan pengetahuan perawat tentang
suatu kegiatan yang bertujuan untuk
menyelesaikan masalah-masalah pasien yang
belum terselesaikandan untuk bedsite teaching
bagi pasien dan keluarga
Alternatif
Melakukan simulasi ronde keperawatan

5. Jumlah tenaga perawat masih dibawah Tujuan


standar kebutuhan ruangan. Membantu perencanaan sumber daya manusia
agar pelayanan menjadi lebih optimal

Alternatif
Berkoordinasi dengan kepala instalasi rawat inap
dan kepala bidang perawatan untuk penambahan
tenaga perawat

6. Visi misi ruangan saat ini tidak sesuai, Tujuan


selama masa kondisi pandemi covid-19 Mengenalkan visi dan misi ruang perawatan paru
agar mencapai tujuan yang diharapkan.

Alternatif
Mencari dan mengenalkan visi dan misi ruang
perawatan paru (alamanda) kepada teman-teman
perawat ruang wijaya kusuma.

4. Seleksi alternatif pemecahan masalah

No Alternatif Pemecahan Masalah C A R L Skor


1. a. Membuat contoh formulir pendelegasian tugas 3 3 3 3 12

b. Berkoordinasi dengan kepala instalasi rawat 4 4 3 3 14


inap untuk pengadaan formulir pendelegasian
tugas

2. a. Mengenalkan dan melakukan simulasi 2 2 2 3 9


penerapan asuhan keperawatan menggunakan
3S

b. Mengundang nara sumber untuk pengenalan 3 3 2 2 10


dan sosialisasi penerapan 3S

3. a. Melakukan simulasi operan dinas 3 3 2 3 11


menggunakan metode tim

b. Berkoordinasi dengan kepala instalasi rawat 4 1 1 1 7


inap dan kepala bidang perawatan untuk
penerapan MPKP dan kecukupan jumlah
perawat

4. Melakukan simulasi ronde keperawatan 3 3 2 2 10

5. Berkoordinasi dengan kepala instalasi rawat inap 3 3 1 1 8


dan kepala bidang perawatan untuk penambahan
tenaga perawat

6. Mencari dan mengenalkan visi dan misi ruang 4 4 4 3 15


perawatan paru (alamanda) kepada teman-teman
perawat ruang wijaya kusuma.

Keterangan
C : Capability
A : Accessability
R : Readiness
L : Loverage

Berdasarkan tabel di atas maka prioritas pemecahan masalah adalah sebagai berikut :

1) Mencari dan mengenalkan visi dan misi ruang perawatan paru (alamanda) kepada
teman-teman perawat ruang wijaya kusuma
2) Berkoordinasi dengan kepala instalasi rawat inap untuk pengadaan formulir
pendelegasian tugas
3) Membuat contoh formulir pendelegasian tugas
4) Melakukan simulasi operan dinas menggunakan metode tim
5) Melakukan simulasi ronde keperawatan
6) Mengundang nara sumber untuk pengenalan dan sosialisasi penerapan 3S
7) Mengenalkan dan melakukan simulasi penerapan asuhan keperawatan menggunakan
3S
8) Berkoordinasi dengan kepala instalasi rawat inap dan kepala bidang perawatan untuk
penambahan tenaga perawat
9) Berkoordinasi dengan kepala instalasi rawat inap dan kepala bidang perawatan untuk
penerapan MPKP dan kecukupan jumlah perawat
Perencanaan Operasional Intervensi Manajemen Keperawatan

Plan Of Action (POA)


Rencana Penyelesaian Masalah Hasil Pengkajian Mahasiswa Ners Stase Manajemen Keperawatan Tahun 2019

Waktu Penanggung
No Kegiatan Tujuan Metode Sasaran
&Tempat Jawab
1. Mencari dan mengenalkan visi dan Perawat ruang wijaya kusuma Diskusi Perawat ruang Selasa, 07 Juli Ratna Dewi
misi ruang perawatan paru (alamanda) mengenal visi dan misi perawatan WK 2020
kepada teman-teman perawat ruang paru, meskipun alih fungsi hanya Ruang WK
wijaya kusuma. sementara.

2. Berkoordinasi dengan kepala instalasi Mengusulkan pengadaan formulir Diskusi Kepala Inst Selasa, 07 Juli Haeruman
rawat inap untuk pengadaan formulir pendelegasian wewenang, serta Rawat Inap 2020
pendelegasian tugas. pengajuan contoh formulir Ruang Ka Inst
Ranap
3. Membuat contoh formulir Tersedianya formulir Cetak Kepala ruang, Rabu, 08 Juli Trisna
pendelegasian tugas pendelegasian secara tertulis formulir CI, dan perawat 2020
pelaksana Ruang WK
4. Melakukan simulasi operan dinas Mendemonstrasikan cara hand Simulasi saat Kepala ruang, Selasa, 07 Juli Masturoh
menggunakan metode tim CI, dan perawat 2020
over menggunakan metode tim hand over Ratna Dewi
pelaksana Ruang WK
5. Melakukan simulasi ronde Perawat ruang WK dapat Simulasi ke Kepala ruang, Rabu, 08 Juli Trisna
keperawatan melaksanakan ronde keperawatan CI, dan perawat 2020
pasien Selvi S
pelaksana Ruang WK

6. Mengundang nara sumber untuk Meningkatkan pemahaman Edukasi Kepala ruang, Kamis, 09 Juli Selvi S
pengenalan dan sosialisasi penerapan perawat tentang CI, dan perawat 2020
3S pendokumentasian asuhan pelaksana Ruang WK
keperawatan menggunakan 3S

7. Mengenalkan dan melakukan simulasi Perawat ruang WK mengenal Diskusi Kepala ruang, Kamis, 09 Juli Ratna Dewi
penerapan asuhan keperawatan buku 3S dan memahami isi dari CI, dan perawat 2020
Masturoh
menggunakan 3S setiap buku pelaksana Ruang WK

8. Berkoordinasi dengan kepala instalasi Sebagai upaya meningkatkan Diskusi Kepala Inst Selasa, 07 Juli Haeruman
rawat inap dan kepala bidang Rawat Inap 2020
pelayanan asuhan keperawatan
perawatan untuk penambahan tenaga Ruang Ka Inst
perawat Ranap

9. Berkoordinasi dengan kepala instalasi Sebagai upaya meningkatkan Diskusi Kepala Inst Selasa, 07 Juli Haeruman
rawat inap dan kepala bidang Rawat Inap 2020
pelayanan asuhan keperawatan
perawatan untuk penerapan MPKP Ruang Ka Inst
dan kecukupan jumlah perawat Ranap

Anda mungkin juga menyukai