Prinsip Alat :
Dasar pemisahan menggunakan kromatografi gas adalah penyebaran cuplikan
pada fase diam sedangkan gas sebagai fase gerak mengelusi fase diam. Cara kerja dari
GC adalah suatu fase gerak yang berbentuk gas mengalir di bawah tekanan melewati pipa
yang dipanaskan dan disalut dengan fase diam cair atau dikemas dengan fase diam cair
yang disalut pada suatu penyangga padat. Analit tersebut dimuatkan ke bagian atas kolom
melalui suatu portal injeksi yang dipanaskan. Suhu oven dijaga atau diprogram agar
meningkat secara bertahap. Ketika sudah berada dalam kolom, terjadi proses pemisahan
antar komponen. Pemisahan ini akan bergantung pada lamanya waktu relatif yang
dibutuhkan oleh komponen tersebut. FID biasanya menggunakan api
Hidrogen/Udara yang dilewati sampel untuk mengoksidasi molekul organik dan
menghasilkan partikel bermuatan listrik (ion). Ion dikumpulkan dan menghasilkan sinyal
listrik yang kemudian diukur.
Cara kerja :
1. Bahan Kimia dan Reagent
Disiapkan larutan Benzene, toluene, xylene, nhexane, methanol ( sesuai kadar HPLC),
dan magnesium sulfat yang berasal dari Merck.
Larutan stok disiapkan dalam bentuk n-heksane 1000 mg/L.
Larutan n-heksana 1000 mg/L disiapkan sebagai standar.
Larutan standar disiapkan dengan mengencerkan larutan stok dalam bentuk n-heksane
1000 mg/L.dan larutan methanol disiapkan 1000 mg/L ( sebagai percobaan lonjakan).
2. Alat
GC-FID dengan Agilent 7890B.
Kolom Agilent HP-5.
3. Sampel Air
Sampel air berasal dari Kampus LIPI, Bandung, Indonesia.
Sampel tersebut disimpan pada suhu 4°C sebelum digunakan.
4. Ekstraksi Sampel
5. Evaluasi Metode
Pembahasan :
Dalam kromatografi gas, resolusi adalah jarak terpisah antara 2 peak . Resolusi di
pengaruhi oleh titik didih senyawa. Semakin dekat titik didih senyawa kemungkinan peak
untuk saling tumpang tindih sangat besar. Dari kromatogram, peak yang dihasilkan
pemisahan berlangsung dengan baik, hanya saja untuk peak kedua yang berisi pelarut
peak sangat tinggi sehingga mungkin saja melewati batas detektor. Untuk meningkatkan
resolusi dapat dilakukan dengan meningkatkan panjang kolom, menurunkan diameter
kolom, menurunkan laju alir, fasa gerak dan diam yang digunakan sesuai, dan
memperkecil ukuran sampel sehingga didapatkan pemisahan peak yang tidak saling
tumpang tindih. Serta pemilihan splitt rasio juga mempengaruhi resolusi. Bisa saja kita
menaikkan split rasio untuk menurunkan peak yang kedua hanya saja kemungkinan peak
xilene akan tidak dapat terbaca.
Kesimpulan :
Dari hasil pembahasan saya, menurut saya metode yang digunakan dalam jurnal
kali ini sudah lumayan tepat. Dengan menggunakan split injection dengan rasio 1:1 yang
memberikan pemisahan peak walaupun dengan peak pelarut yang melambung tinggi tapi
linearitas yang didapatkan tetap baik . Pemilihan temperatur terprogram juga memungkan
pemisahan terjadi dengan lebih sempurna. Karna beberapa komponen dengan titik didih
berbeda akan tertahan sedikit lebih lama dalam kolom.