Tujuan :
Untuk mengetahui pemisahan campuran zat warna secara KLT
Mengidentifikasi kandungan kurkumin dalam sampel secara KLT
Menghitung nilai Rf masing – masing komponen zat yang terpisah
Prinsip :
Dasar Teori :
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) pertama kali dikembangkan oleh Izmail off dan
Schraiber pada tahun 1938. KLT merupakan bentuk kromatografi planar , yang fase diamnya
berupa lapisan seragam (uniform) pada permukaan bidng datar yang didukung oleh lempeng
kaca, plat aluminium, atau plat plastik (Gandjar dan Rohman, 2007).
KLT merupakan salah satu metode isolasi yang terjadi berdasarkan perbedaan daya
serap (adsorpsi) dan daya partisi serta kelarutan dari komponen-komponen kimia yang akan
bergerak mengikuti kepolaran eluen. Oleh karena daya serap adsorben terhadap komponen
kimia tidak sama, maka komponen bergerak dengan kecepatan yang berbeda sehingga hal
inilah yang menyebabkan pemisahan (Hostettmann et al, 1995)
Kromatografi lapis tipis merupakan jenis kromatografi yang dapat digunakan untuk
menganalisis senyawa secara kualitatif maupun kuantitatif. Lapisan yang memisahkan terdiri
atas bahan berbutir (fase diam) ditempatkan pada penyangga berupa pelat gelas, logam, atau
lapisan yang cocok. Campuran yang akan dipisah berupa larutan, ditotolkan berupa bercak
atau pita, setelah pelat/lapisan ditaruh dalam bejana tertutup rapat yang berisi larutan
pengembang yang cocok (fase gerak). Pemisahan terjadi setelah perambatan kapiler
(pengembangan), selanjutnya senyawa yang tidak berwarna harus ditampakkan/dideteksi.
Deteksi dilakukan dengan menggunakan sinar UV (Sudjadi, 1988).
6. Teknik percobaan.
8. Suhu.
9. Kesetimbangan.
Zat warna kurkumin merupakan kristal berwarna kuning orange, tidak larut dalam
ether, larut dalam minyak, dalam alkali berwarna merah kecoklatan, sedangkan dalam asam
berwarna kuning muda (Nugroho, 1998)
a. Dye Mixture
Alat
1. Tabung Ulir
2. Pipa Kapiler
3. Piala Gelas 100 mL
4. RakTabung Ulir
5. PipetVolumetri
6. Plat Silika Gel F254
7. Spotting Table
8. Chamber Horizontal
Bahan
1. Dye Mixture
2. Toluena
3. Heksana
4. KertasPenyeka
5. Etanol
b. Curcumin
Alat
1. Tabung Ulir
2. Pipa Kapiler
3. Piala Gelas 100mL
4. Rak Tabung Ulir
5. Pipet Volumetri
6. Plat Silika Gel F254
7. Spotting Table
8. Chamber Horizontal
Bahan
1. Temulawak
2. Kloroform
3. Benzena
4. Etanol
5. Metanol
6. Asam Borat
7. HCl 5%
8. H2SO4 1N
9. Kertas Penyeka
Cara Kerja :
Dye Mixture
Plat silika gel ukuran 50 mm x 100 mm digaris batas atas, bawah dari tepi dan
garis tengah menggunakan pensil.
Diberi tanda 4 titik menggunakan pensil berjarak 10 mm dari tiap titik.
2 macam fasa gerak dibuat, toluene dan campuran toluene : heksana (6:4)
Fasa gerak diisikan kedalam chamber , tunggu hingga 2 menit untuk
menjenuhkan chamber.
Dye mixture ditotolkan pada tanda di plat silika menggunakan pipa kapiler
yang sudah dicuci dengan etanol.
Ditunggu bebrapa saat, plat silika diletakkan kedalam chamber. Dielusikan
sampai eluen dekat dengan garis tengah.
Diangkat silika gel, ditunggu kering, dan diberi tanda pada eluen.
Diukur setiap noktah dan diukur jarak eluen kemudian dihitung nilai Rf nya.
Kurkumin
1. Pembuatan Larutan Fase Gerak
- Kloroform dan benzene dipipet masing-masing 4.5 mL
- Dimasukkan ketabung ulir berpenutup
- Ditambahkan 1 mL etanol
Dye Mixture
Jarak Eluen : Heksana:Toluena : 3,27cm Toluena : 3,70cm
Warna Jarak Noda pada Pelarut Rf Jarak Noda pada Pelarut Rf
Heksana:Toluena (cm) Toluena (cm)
Abu-Abu 0,55 0,17 0,50 0,14
Biru 0,87 0,27 0,93 0,25
Merah Muda 1,67 0,51 1,75 0,47
Kuning 2,23 0,68 2,25 0,61
Curcumin
Jarak Eluen : 3,63cm
Jarak Noda Standar : 2,57cm
Hasil Praktikum
Perhitungan :
Jarak noda darititik penotolan
Rf =
Jarak eluendari titik penotolan
a. Dye Mixture
Pelarut Heksana:Toluena
0,55 cm
RfAbu− Abu= =0,17
3,27 cm
0,87 cm
RfBiru= =0,27
3,27 cm
1,67 m
RfMera h Muda= =0,51
3,27 cm
2,23 cm
RfKuning= =0,68
3,27 cm
Pelarut Toluena
0,50 cm
RfAbu−abu= =0,14
3,70m
0,93 cm
RfBiru= =0,25
3,70 cm
1,75 cm
RfMera h Muda= =0,47
3,70 cm
2,25 cm
Rf Kuning= =0,61
3,70 cm
b. Curcumin
2,57 cm
RfStadart = =0,71
3,63 cm
2,53 cm
RfKuning 1= =0,70
3,63 cm
1,87 cm
RfKuning 2= =0,52
3,63 cm
1,25 cm
RfKuning 3= =0,34
3,63 cm
Pembahasan :
-Pelarut Toluena
Rf Abu-Abu = 0,14
Rf Biru = 0,25
Rf Merah Muda = 0,47
Rf Kuning = 0,61
Curcumin
Rf Kuning 1 = 0,70 - Curcumin
Rf Kuning 2 = 0,52 - Demetoksi curcumin
Rf Kuning 3 = 0,34 - Bisdemetoksi curcumin
Daftar Pustaka :
Gandjar, I. G. dan Rohman, A., 2007, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta
Sudjadi, 1988, Metode Pemisahan, hal 167-177, Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah
Mada
Teks Formatif
A. Curcumin
1. Tentukan apa saja yang memiliki kandungan kurkumin cukup besar ?
Tanaman seperti kunyit,temulawak,temu manga,temu putih , dll.
2. Apakah kurkumin hanya terdiri dari satu senyawa ?
Tidak, karena senyawa kurkumin merupakan senyawaan campuran yang
terdiri dari tiga senyawa kurkumin, yaitu kurkumin, demetoksikurkumin, dan
bis-demetoksikurkumin
3. Apakah fasa gerak yang digunakan sesuai ? jika tidak, apa saran Anda ?
Fasa gerak yang digunakan sudah sesuai, karena pada percobaan yang sudah
dilakukan, kurkumin dalam sampel terpisah menjadi beberapa komponen.
B. Dye Mixture
4. Warna apa saja yang bersifat non polar ?
Warna yang memiliki sifat non polar ialah warna kuning dengan jarak eluen
terjauh dari titik penotolan sampel
5. Eluen apa saja yang paling baik memisahkan komponen warna pada dye
mixture ?
Eluen yang paling baik ialah campuran toluena : heksana (6:4) karena pada
hasil kromatogram terlihat jelas tanpa adanya tailing.