Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KROMATOGRAFI

Nama lengkap : Elda Elridhani Hasanuddin


NIM : 1940045
Kelas : Akselerasi 2019
Tanggal : 7 Juli 2020
Judul praktikum : Pemisahan Zat Warna Campuran (Dye Mixture) dan Curcumin Secara
KLT

Tujuan :
 Untuk mengetahui pemisahan campuran zat warna secara KLT
 Mengidentifikasi kandungan kurkumin dalam sampel secara KLT
 Menghitung nilai Rf masing – masing komponen zat yang terpisah

Prinsip :

Proses pemisahan dengan tehnik kromatogaraf untuk memisahkan campuran yang


tidak volatil, terjadi hubungan kesetimbangan antara fase diam dan fase gerak dimana terjadi
interaksi fase diam dengan gugus fungsi senyawa organik yang akan diidentifikasi. Sampel
yang digunakan kali ini adalah Dye Mixture dan Curcumin.

Dasar Teori :

Kromatografi Lapis Tipis (KLT) pertama kali dikembangkan oleh Izmail off dan
Schraiber pada tahun 1938. KLT merupakan bentuk kromatografi planar , yang fase diamnya
berupa lapisan seragam (uniform) pada permukaan bidng datar yang didukung oleh lempeng
kaca, plat aluminium, atau plat plastik (Gandjar dan Rohman, 2007).

KLT merupakan salah satu metode isolasi yang terjadi berdasarkan perbedaan daya
serap (adsorpsi) dan daya partisi serta kelarutan dari komponen-komponen kimia yang akan
bergerak mengikuti kepolaran eluen. Oleh karena daya serap adsorben terhadap komponen
kimia tidak sama, maka komponen bergerak dengan kecepatan yang berbeda sehingga hal
inilah yang menyebabkan pemisahan (Hostettmann et al, 1995)

Kromatografi lapis tipis merupakan jenis kromatografi yang dapat digunakan untuk
menganalisis senyawa secara kualitatif maupun kuantitatif. Lapisan yang memisahkan terdiri
atas bahan berbutir (fase diam) ditempatkan pada penyangga berupa pelat gelas, logam, atau
lapisan yang cocok. Campuran yang akan dipisah berupa larutan, ditotolkan berupa bercak
atau pita, setelah pelat/lapisan ditaruh dalam bejana tertutup rapat yang berisi larutan
pengembang yang cocok (fase gerak). Pemisahan terjadi setelah perambatan kapiler
(pengembangan), selanjutnya senyawa yang tidak berwarna harus ditampakkan/dideteksi.
Deteksi dilakukan dengan menggunakan sinar UV (Sudjadi, 1988).

Faktor-faktor yang mempengaruhi gerakan noda dalam kromatografi lapisan tipis


yang juga mempengaruhi harga Rf adalah :

1. Struktur kimia dari senyawa yang sedang dipisahkan.

2. Sifat dari penyerap dan derajat aktifitasnya.

3. Tebal dan kerataan dari lapisan penyerap.

4. Pelarut (dan derajat kemurniannya) fase bergerak.

5. Derajat kejenuhan dan uap dalam bejana pengembangan yang digunakan.

6. Teknik percobaan.

7. Jumlah cuplikan yang digunakan.

8. Suhu.

9. Kesetimbangan.

Bahan pewarna secara sederhana dapat didefinisikan sebagai suatu


benda berwarna yang memiliki afinitas kimia terhadap benda yang diwarnainya. Bahan
pewarna pada umumnya memiliki bentuk cair dan larut di air.

Zat warna kurkumin merupakan kristal berwarna kuning orange, tidak larut dalam
ether, larut dalam minyak, dalam alkali berwarna merah kecoklatan, sedangkan dalam asam
berwarna kuning muda (Nugroho, 1998)

Kurkumin (diferuloilmetan) tergolong senyawa polifenol dengan massa molar


368,38 g/mol dan rumus molekulnya C21H20O6. Kurkumin tidak larut dalam air dan eter,
namun dapat larut dalam alcohol. Di alam, kurkumin selalu terdapat Bersama dengan
senyawa turunan lainnya yaitu demetoksikurkumin (feruloyl-p-hidroksi-sinnamoiletan) dan
bisdemetoksikurkumin (bis-(p-hidroksinnamoil)-metan), yang dikenal dengan nama
kurkuminoid (Tonnesen dan Karsle, 1985).

Alat dan Bahan :

a. Dye Mixture
 Alat
1. Tabung Ulir
2. Pipa Kapiler
3. Piala Gelas 100 mL
4. RakTabung Ulir
5. PipetVolumetri
6. Plat Silika Gel F254
7. Spotting Table
8. Chamber Horizontal
 Bahan
1. Dye Mixture
2. Toluena
3. Heksana
4. KertasPenyeka
5. Etanol
b. Curcumin
 Alat
1. Tabung Ulir
2. Pipa Kapiler
3. Piala Gelas 100mL
4. Rak Tabung Ulir
5. Pipet Volumetri
6. Plat Silika Gel F254
7. Spotting Table
8. Chamber Horizontal
 Bahan
1. Temulawak
2. Kloroform
3. Benzena
4. Etanol
5. Metanol
6. Asam Borat
7. HCl 5%
8. H2SO4 1N
9. Kertas Penyeka
Cara Kerja :

 Dye Mixture
 Plat silika gel ukuran 50 mm x 100 mm digaris batas atas, bawah dari tepi dan
garis tengah menggunakan pensil.
 Diberi tanda 4 titik menggunakan pensil berjarak 10 mm dari tiap titik.
 2 macam fasa gerak dibuat, toluene dan campuran toluene : heksana (6:4)
 Fasa gerak diisikan kedalam chamber , tunggu hingga 2 menit untuk
menjenuhkan chamber.
 Dye mixture ditotolkan pada tanda di plat silika menggunakan pipa kapiler
yang sudah dicuci dengan etanol.
 Ditunggu bebrapa saat, plat silika diletakkan kedalam chamber. Dielusikan
sampai eluen dekat dengan garis tengah.
 Diangkat silika gel, ditunggu kering, dan diberi tanda pada eluen.
 Diukur setiap noktah dan diukur jarak eluen kemudian dihitung nilai Rf nya.

 Kurkumin
1. Pembuatan Larutan Fase Gerak
- Kloroform dan benzene dipipet masing-masing 4.5 mL
- Dimasukkan ketabung ulir berpenutup
- Ditambahkan 1 mL etanol

2. Pembuatan Larutan Standar Kurkumin


- Ditimbang standar kurkumin 0,1 gram
- Dilarutkan dengan 1 mL etanol
- Dikocok menggunakan vortex

3. Preparasi Sampel Larutan


- Sampel kurkumin ditimbang 0.1 gram
- Dilarutkan dengan 1 mL etanol
- Dikocok menggunakan vortex

4. Pembuatan Larutan Pembangkit Warna


- Ditimbang asam borat 2.0 gram
- Dilarutkan dalam 10 mL methanol
- Ditambahkan 1 mL HCl 5%
- Ditambahkan 0.5 mL H2SO4
- Diaduk dalam piala gelas
- Dimasukkan kedalam labu semprot
5. Persiapan Kromatografi Lapis Tipis
- Lempeng KLT dipotong seukuran 50 x 100 mm
- Diberi garis pada daerah kurang lebih 10 mm dari batas bawahnya dengan
menggunakan pensil
6. Penotolan Standar dan Sampel
- Standar dan sampel ditotolkan menggunakan pipa kapiler pada lempeng KLT
yang sudah ditandai dengan pensil dengan jarak masing-masing penotolan 10 mm

Data Pengamatan dan Hasil Praktikum :

Dye Mixture
Jarak Eluen : Heksana:Toluena : 3,27cm Toluena : 3,70cm
Warna Jarak Noda pada Pelarut Rf Jarak Noda pada Pelarut Rf
Heksana:Toluena (cm) Toluena (cm)
Abu-Abu 0,55 0,17 0,50 0,14
Biru 0,87 0,27 0,93 0,25
Merah Muda 1,67 0,51 1,75 0,47
Kuning 2,23 0,68 2,25 0,61
Curcumin
Jarak Eluen : 3,63cm
Jarak Noda Standar : 2,57cm

Warna Jarak Noda pada Pelarut Rf


Kroloform:Metanol
Kuning 1 2,53cm 0,70
Kuning 2 1,87cm 0,52
Kuning 3 1,25cm 0,34

Hasil Praktikum

Gambar Hasil Praktikum

Gambar hasil Curcumin Gambar hasil DyeMixture

Perhitungan :
Jarak noda darititik penotolan
Rf =
Jarak eluendari titik penotolan

a. Dye Mixture
Pelarut Heksana:Toluena
0,55 cm
 RfAbu− Abu= =0,17
3,27 cm
0,87 cm
 RfBiru= =0,27
3,27 cm
1,67 m
 RfMera h Muda= =0,51
3,27 cm
2,23 cm
 RfKuning= =0,68
3,27 cm
Pelarut Toluena
0,50 cm
 RfAbu−abu= =0,14
3,70m
0,93 cm
 RfBiru= =0,25
3,70 cm
1,75 cm
 RfMera h Muda= =0,47
3,70 cm
2,25 cm
 Rf Kuning= =0,61
3,70 cm

b. Curcumin
2,57 cm
 RfStadart = =0,71
3,63 cm
2,53 cm
 RfKuning 1= =0,70
3,63 cm
1,87 cm
 RfKuning 2= =0,52
3,63 cm
1,25 cm
 RfKuning 3= =0,34
3,63 cm

Pembahasan :

Kromatografi lapis tipis adalah tehnik kromatograf yang digunakan untuk


memisahkan campuran yang tidak volatil berdasarkan kesetimbangan antara fase diam dan
fase gerak, dimana terjadi interaksi fase diam dengan gugus fungsi senyawa organik yang
akan diidentifikasi.
Penetapan dye mixture, dye mixture adalah bahan berwarna yang mengandung
pigmen warna yang dapat digunakan untuk mewarnai suatu permukaan. Isi dari dye mixture
diduga poceau atau karmoisina yang berwarna merah, biru berlian dan tartrazin yang
berwarna kuning.
Pada penentapan ini digunakan 2 pelarut yaitu Toluena dan Toluena:Heksana dengan
perbandingan 6:4. Digunakan 2 pelarut untuk mengetahui yang mana pelarut untuk
mendapatkan noda yang sesuai/pemisahan warna yang sempurna. Dilihat dari hasil rf, salah
satu hal yang mempengaruhi rf adalah kepolaran fase gerak. Berdasarkan perbandingan jarak
dan nilai rf, pelarut yang tepat untuk pemisahan dye mixture adalah toluena:heksana sebab
selisih jarak dan rf didapatkan hasil yang lebih besar, ini menandakan proses pemisahan
berlangsung lebih baik.
Penetapan Curcumin, curcumin adalah diferuloymethane berupa polifenol dengan
rumus molekul C21H20O6. Yang memiliki turunan demetoksi curcumin dan bisdemetoksi
curcumin. Jadi dapat dikatakan senyawa curcumin merupakan senyawa campuran yang
terdiri dari curcumin, demetoksi curcumin dan bisdemetoksi curcumin. Berdasarkan
penetapan yang dilakukan, tujuannya adalah identifikasi curcumin. Berdasarkan nilai rf,
komponen berwarna kuning 1 merupakan curcumin karna memiliki nilai rf yang tidak jauh
berbeda dengan standar. Sedang untuk komponen warna kuning 2 adalah senyawa demetoksi
curcumin sebab demetoksi curcumin merupakan curcumin yang kehilangan satu gugus eter
sehingga dapat dikatakan lebih non polar dari bisdemetoksi yang kehilangan kedua gugus
eternya. Sisanya komponen warna kuning 3 adalah bisdemetoksi curcumin.
Kesimpulan :

Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa :


 Dye mixture
-Pelarut Heksana:Toluena
Rf Abu-Abu = 0,17
Rf Biru = 0,27
Rf Merah Muda = 0,51
Rf Kuning = 0,68

-Pelarut Toluena
Rf Abu-Abu = 0,14
Rf Biru = 0,25
Rf Merah Muda = 0,47
Rf Kuning = 0,61

 Curcumin
Rf Kuning 1 = 0,70 - Curcumin
Rf Kuning 2 = 0,52 - Demetoksi curcumin
Rf Kuning 3 = 0,34 - Bisdemetoksi curcumin

Daftar Pustaka :

 K. Hostettmann, M Hostettman, MD, Marston A, 1995, Cara kromatografi preparatif


Penggunan pada Isolasi Senyawa Alam,Hal 10 ITB : Bandung

 Gandjar, I. G. dan Rohman, A., 2007, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta

 Sudjadi, 1988, Metode Pemisahan, hal 167-177, Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah
Mada

Teks Formatif

A. Curcumin
1. Tentukan apa saja yang memiliki kandungan kurkumin cukup besar ?
 Tanaman seperti kunyit,temulawak,temu manga,temu putih , dll.
2. Apakah kurkumin hanya terdiri dari satu senyawa ?
 Tidak, karena senyawa kurkumin merupakan senyawaan campuran yang
terdiri dari tiga senyawa kurkumin, yaitu kurkumin, demetoksikurkumin, dan
bis-demetoksikurkumin
3. Apakah fasa gerak yang digunakan sesuai ? jika tidak, apa saran Anda ?
 Fasa gerak yang digunakan sudah sesuai, karena pada percobaan yang sudah
dilakukan, kurkumin dalam sampel terpisah menjadi beberapa komponen.
B. Dye Mixture
4. Warna apa saja yang bersifat non polar ?
 Warna yang memiliki sifat non polar ialah warna kuning dengan jarak eluen
terjauh dari titik penotolan sampel
5. Eluen apa saja yang paling baik memisahkan komponen warna pada dye
mixture ?
 Eluen yang paling baik ialah campuran toluena : heksana (6:4) karena pada
hasil kromatogram terlihat jelas tanpa adanya tailing.

Anda mungkin juga menyukai