Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM ONLINE ANALISIS KROMATOGRAFI

Nama lengkap : Elda Elridhani Hasanuddin


NIM : 1940045
Kelas : Akselerasi 2019
Tanggal : 9 Juli 2020
Judul praktikum : Penetapan Kadar Kafein dalam Sampel Obat secara High Performance
Thin Layer Chromatography (HPTLC)

Tujuan :
 Untuk mengetahui cara penggunan KLTKT
 Menetapkan kadar kafein dalam sampel obat secara kromatografi lapis tipis kinerja
tinggi
Prinsip:
Kafein adalah senyawa organic yang banyak mengandung gugus fungsi yang mampu
menyerap sumber radiasi pada daerah uv. Oleh karena itu kafein dapat dianalisis
menggunakan kromatografi lapis tipis kinerja tinggi.
Dasar Teori :
Kromatografi Lapis Tipis Tingkat Tinggi (KLTKT) adalah bentuk lanjutan
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) yang paling kuat dan terdiri dari lapisan kromatografi
dengan efisiensi pemisahan terbaik dan penerapan instrumentasi yang canggih untuk
semua langkah dalam prosedur ini mencakup aplikasi sampel yang akurat, standar
pengembangan kromatogram yang dapat direproduksi dan evaluasi yang dikendalikan
perangkat lunak. KLTKT adalah konsep yang mencakup metodologi yang terstandarisasi
berdasarkan fakta ilmiah dan juga penggunaan metode yang divalidasi untuk analisis
kualitatif dan kuantitatif.KLTKT memenuhi semua persyaratan kualitas untuk
laboratorium analisis hari ini, untuk meningkatkan resolusi dan memungkinkan
pengukuran kuantitatif yang lebih akurat (Sonia K, Beddi B.S, Dr.K.S.Lakshmi, 2017).
KLTKT adalah metode analisis kualitatif yang sangat berguna. menggabungkan
seni dari kromatografi dengan kecepatan dengan biaya sedang maju ke prinsip KLT
memperpendek durasi waktu & lebih baikresolusi. KLTKT memainkan peran penting di
hari inidunia analitis, tidak bersaing dengan HPLC tapi sepertimetode komplementer.
Salah satu yang paling jelasFitur ortogonal dari kedua teknik ini adalah penggunaan
utamafase terbalik pada HPLC versus silika gel yang tidak dimodifikasi padaKLTKT,
menghasilkan kromatografi partisi danmasing kromatografi adsorpsi. Tidak seperti yang
lainnya metode,KLTKT menghasilkan kompleks kromatogram yang terlihat Informasi
tentang keseluruhan sampel tersedia sekilas.Beberapa sampel terlihat serentak, jadi rujukan
itudan sampel uji dapat dibandingkan untuk identifikasi.Kesamaan dan perbedaan segera
terlihat dandengan bantuan perbandingan gambar. Beberapa kromatogram dapat
dibandingkan secara langsung, bahkan dari yang berbedapiring. Selain kromatogram yang
terlihat, analogData puncak juga tersedia dari kromatogram. Merekadapat dievaluasi baik
oleh perangkat lunak berbasis gambar Video dapat atau dengan memindai densitometri
dengan klt Scanner,mengukur penyerapan dan / atau fluoresensizat di piring klt adalah
teknik offline:Langkah selanjutnya relatif independen, memungkinkanperlakuan paralel
beberapa sampel selamakromatografi (Vikram. K, Priya. K, Akash. M, 2014).
Menggunakan pelat KLTKT yang menampilkan partikel kecil dengan distribusi
ukuran sempit yang menghasilkan lapisan homogen dengan permukaan halus yang bisa
diperoleh. KLTKT menggunakan piring yang lebih kecil (10 × 10 atau 10 x 20 cm).Pelat
memberikan resolusi yang lebih baik, sensitivitas pendeteksian yang lebih tinggi, dan
peningkatan kuantifikasi situ dan digunakan untuk analisis kuantitatif densitometrik
industri farmasi (Sonia K, Beddi B.S, Dr.K.S.Lakshmi, 2017).
Kafein atau 1,3,7-trimetilxantin berbentuk anhidrat dengan bobot molekul
194,19g/mol atau hidrat dengan mengandung 1 molekul air dengan bobot molekul
212,12g/mol. Kafein merupakan serbuk putih atau bentuk jarum mengkilap putih yang
biasanya menggumpal, tidak berbau, dan berasa pahit. Kafein biasanya dijumpai banyak di
alam dalam bentuk makanan biasanya pada biji kopi, teh, biji kelapa. Kafein juga
terkandung dalam obat-obatan dan minuman bersoda , kafein juga bisa larut dalam pelarut
polar seperti air.

Kafein bisa dikonsumsi lewat mulut atau melalui anus untuk kombinasi dengan obat
penghilang rasa sakit (seperti aspirin dan parasetamol) dan zat kimia yang disebut dengan
ergotamine untuk mengobati sakit kepala sebelah (migrain). Kafein juga digunakan dengan
obat penghilang rasa sakit untuk sakit kepala dan sebagai tambahan induksi kejang
selama electroconvulsive therapy (ECT)

Beberapa orang menggunakan kafein untuk asma, penyakit empedu, attention deficit-


hyperactivity disorder (ADHD), dan tekanan darah rendah. Kafein juga digunakan untuk
penurunan berat badan dan diabetes tipe 2. Dosis yang sangat tinggi, sering dikombinasikan
dengan ephedrine, digunakan sebagai pengganti stimulan. Krim kafein digunakan pada kulit
untuk mengurangi kemerahan dan gatal-gatal pada dermatitis. Pada makanan, kafein sering
digunakan sebagai komposisi di dalam minuman ringan, minuman energi, dan minuman-
minuman lain

Cara Kerja :
1. Pembuatan Larutan Induk Kafein 10000 mg/L

m
i
t
b
n
k
u
s
a
D ,
0
g
5
e
m
l
a
d
g
l
a
d
p
t
u
b
m
0
5
r
k a
L
n
t
d
a
l
k
i
t
u
r
e
n n
a
g
i
k
n
o
a
u
d
l
m
f
r e
n
i

2. Pembuatan Deret Standar Kafein

g
0
m
5
5
0
1
D
L
m
i
a
u
r
s
n
k
t
m
5
2
r
a
k
t
u
e
f
K
l
b
n
i
/
m
m e
k
u
d
l
a
m
i
d
a
,
l
t
r
e

L
/
g
n
a
l
o
g
e
k
r
d
L
/
g
k
n
e
a
g
m
o
1
h
0
,
m
r
o
f
L
/

3. Peparasi Sampel
4. Fase Diam dan Fase Gerak

5. Mekanisme Alat

Data Pengamatan :
1. Data Hasil PengukuranDeret Standar
Konsentarasi (mg/L) RF Luas Area
500 0,40 3557
1000 0,41 7110
1500 0,41 10669
Intersep (a) 0
Slope (b) 7,112
R 1

2. Data Hasil Pengukuran Sampel


Bobot Sampel
Sampel RF Luas Area
(gram)
1 0,1248 0,40 8514
2 0,1250 0,40 8775
3 0,1249 0,41 8627
Bobot rerata tablet : 0,6613 gram

3. Kurva Hubungan Antara Konsentrasi dan Luas Area

Kurva Hubungan Antara Konsentrasi dan


Luas Area
12000
10000 f(x) = 7.11 x
R² = 1
8000
Luas Area

6000
4000
2000
0
400 600 800 1000 1200 1400 1600
Konsentrasi (ppm)

Perhitungan :
1. pembuatan larutan induk

Bobot Kafein = Cstd x Volume (L)

= 10000 mg/L x 0,05 L


= 500 mg
2. pembuatan deret standar
a) 500 ppm
500 ppm x 25 ml
V1 = =1.25 ml
10000 ppm
b) 1000 ppm
1000 ppm x 25 ml
V1 = =2.5 ml
10000 ppm
c) 1500 ppm
1500 ppm x 25 ml
V1 = =3.7 5 ml
10000 ppm
3. Perhitungan konsentrasi terukur
( y−a)
Cterukur =
b
(8514 satuan area−0 satuan area)
a) Sampel 1 Cterukur = = 1197 mg/l
7.112 satuanarea/mg/l
(8775 satuanarea−0 satuan area)
b) Sampel 2 Cterukur = = 1234 mg/l
7.112 satuan area/mg/l
(8627 satuanarea−0 satuan area)
c) Sampel 3 Cterukur = = 1213 mg/l
7.112 satuanarea/mg/l
4. Perhitungan konsentrasi sampel
(cterukur x volume( L))
Csampel =
bobot sampel ( kg)
mg
(1197x 0.025l)
a) Sampel 1= l = 239783 mg/kg
−3
0.1248 x 10 kg
mg
(1234x 0.025l)
b) Sampel 2= l = 246800 mg/kg
−3
0.1250 x 10 kg
mg
(1213x 0.025 l)
c) Sampel 3= l = 242794 mg/kg
−3
0.1249 x 10 kg
5. %RSD
sd
%rsd = x 100 %
rerata
3520 ppm
%rsd = x 100 %=1.45 %
243125 ppm
6. Konsentrasi tablet
Ctablet = Csampel x bobot rerata tablet
a) Sampel 1 = 239783 mg/kg x 0.6613x10-3kg = 158 mg
b) Sampel 1 = 246800 mg/kg x 0.6613x10-3kg = 163 mg
c) Sampel 1 = 242794 mg/kg x 0.6613x10-3kg = 160 mg
Pembahasan :
Kromatografi lapis tipis kinerja tinggi ( HPTLC ) adalah bentuk kromatografi lapis
tipis (TLC) yang disempurnakan . Sejumlah perangkat tambahan dapat dibuat dengan
metode dasar kromatografi lapis tipis untuk mengotomatiskan langkah-langkah yang
berbeda, untuk meningkatkan resolusi yang dicapai dan untuk memungkinkan pengukuran
kuantitatif yang lebih akurat.
Kromatografi lapis tipis dilengkapi dengan tlcsanner yang dpat langsung
mengidentifikasi spot. Pada penetapan ini digunakan fase gerak campuran Kloroform,
Aseton dan NH4OH sebagai pembawa/perarut pada saat proses elusi sebab sampel obat yang
digunakan bahannya terdiri dari campuran parasetamol dan kafein. Fokus sampel yang ingin
diketahui adalah kadar dari kafeinnya. Kafein larut dalam kloform sehingga sedangkan
untuk memisahkan campurannya dari parasetamol digunakan pelarut cenderung polar seperti
aseton dan NH4OH. Fase diam yang digunakan adalah silika gel yang bersifat polar dengan
mess 60 dan tipe F254. Tipe memungkikan adanya flurosein yang menyala saat terkena
sinar uv sehingga mempermudah kita melihat spot pada plat. Sesuai dengan prinsip kafein
akan menyerap sinar uv sehingga dapat diketahui luas daerahnya.
Metode HPTLC ini dapat digunakan untuk penetapan kualitafif sekaligus kuantitatif
sekaligus. Untuk penetapan kuliatatifnya dapat dilihat dari rf yang berkaitan antara sampel
dan standar. Pada penetapan ini didapat kan nilai sampel dan standar yang sama ±0,40 -
0,41. Sedangkan untuk kuantitatif dapat dilihat dari luas daerah yang dihasilkan.
Kesimpulan :
Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa :
a) Didapatkan kadar kafein dalam sampel:
 Sampel 1: 239783 mg/kg
 Sampel 2: 246800 mg/kg
 Sampel 3: 242794 mg/kg
b) Konsentrasi kafein dalam tablet
 Sampel 1: 158 mg
 Sampel 2: 163 mg
 Sampel 3: 160 mg
Daftar Pustaka :
o Sonia K, Beddi B.S, Dr.K.S.Lakshmi.HPTLC Method Development and Validation:
AnOverview. ISSN: 0975-1459. Jurnal Pharmaceutical Sciences and Reserch. Vol.
9(5), 2017,652-657.
o Vikram. K, Priya. K, Akash. M, Review Article High Performance Thin Layer
Chromatography (HPTLC): A Review. ISSN-2231-5012. International Journal of
Analytical and Bioanalytical Chemistry 2014; 4(2): 42-44.
o ManMohan Srivastava. 2011.High-Performance Thin-Layer Chromatography
(HPTLC). Springer. London New York

Anda mungkin juga menyukai