Anda di halaman 1dari 10

PEMBUATAN DETERGEN SKALA

PABRIK
VEGA NAHDATULIYAH .H
Pengertian Detergen
 Detergen berbeda dengan sabun dalam kerjanya pada air
sadah. Sabun membentuk senyawa tidak larut dengan ion
air sadah (Ca dan Mg) yang menyebabkan endapan dan
mengurangi busa dan cleaning actionnya. Detergen
bereaksi dengan ion air sadah yang hasil produknya larut
atau terdispersi secara koloid dalam air.
Sejarah Pembuatan Detergen
Bahan mentah pembuatan sabun yang semakin menipis
pada PD I menyebabkan Jerman mengembangkan “sabun
sintetik” atau detergen yang terbuat dari rantai pendek
alkil naphtalene sulfonates sebagai wetting agent yang
baik. Pada tahun 1920-an dan 1930-an, rantai pendek
penyusun detergen dikembangkan menjadi rantai panjang
alkohol sulfat dan pada tahun 1950-an dikembangkan
menjadi senyawa rantai bercabang. Selama tahun 1960-an,
syarat biodegradability menjadi penting untuk
diperhatikan sehingga senyawa penyusun detergen
kembali ke rantai panjang tidak bercabang karena rantai
tidak bercabang dapat dengan mudah diuraikan.
Kegunaan Detergen
 Digunakan dalam produk laundry, sabun toilet, shampoo,
sabun cuci piring, dan produk pembersih pada rumah
tangga. Kegunaan pada industri yaitu bahan pembersih,
surfaktan khusus untuk anti kuman di rumah sakit,
pengemulsi pada kosmestik, flowing dan wetting agent
untuk bahan kimia pertanian, dan digunakan pada proses
pengolahan karet. Secara umum, sabun dan detergen
digunakan untuk menghilangkan minyak.
Jenis Detergen
 Detergen dibagi dalam 4 kelompok utama, yaitu :
1. anionik
2. kationik,
3. nonionik
4. amfoterik.
 Kelompok terbesarnya adalah anionik yang biasanya
adalah garam natrium dari sulfonat (organik sulfat).
Proses pembuatan detergen dapat dijelaskan
melalui gambar berikut ini.
Susunan proses pembuatan detergen
adalah sebagai berikut:
1. Sulfonation-sulfation
 Alkilbenzen yang dimasukkan ke dalam sulfonator dengan
penambahan sejumlah oleum, menggunakan dominant
bath principle (yang ditunjukanpada gambar 29.8) untuk
mengontrol panas pada proses sulfonasi dan menjaga
temperature tetap pada 550C. di dalam campuran
sulfonasidimasukkan fatty tallow alcohol dan oleum.
Semuanya dipompa menuju sulfater, beroperasi juga
dalam dominant bath principle untuk menjaga suhu agar
tetap pada kisaran 500 hingga 550C, pembuatan ini
campuran dari surfactant.
2. Netralization
 Produk hasil dari sulfonasi-sulfasi dinetralisasi dengan
larutan NaOH dibawah temperature yang terkontrol untuk
menjaga fluiditas bubur surfaktan. Surfaktan dimasukkan
dalam penyimpanan.
Pembuatan Detergen
 Pada proses pembuatan detergen, yang pertma kali
dilakukan adalah dengan pembuatan surfaktan. Lalu hasil
surfaktan ini, untuk membuat detergent dicampur dengan
phospat, silikat dan dry scrap. Adapun komposisi
surfaktan adalah alkyl benzene sulfonat, fatty alcohol,
oleum dan larutan NaOH. Proses pembuatan detergen
melalui alat crutcer yang dilanjutkan ke drop tank setelah
itu dipompa ke spray tower untuk pembentukan serbuk.
Serbuk ini di angkat dengan lift udara dan diberi aroma
(parfum) kemudian menuju packing.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai