Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

“FLUIDA SUPER KRITIS CO2”

OLEH :

ELDA ELRIDHANI HASANUDDIN


1910045

PRODI ANALISIS KIMIA


POLITEHNIK AKA BOGOR
2020
Super Critical Fluida (CO2)

1. Gambaran diagram fasa CO2 (absis, ordinat, bagian-bagian fasa, triple point,
dan critical point)

a. Titik Tripel
Pada titik ini semua fasa berada dalam kesetimbangan temperatur dan
tekanan tetap, maksudnya disini adalah titik pertemuan dimana titik potong dari
garis-garis kesetimbangan antara tiga fase benda berbeda, biasanya padat, cair,
dan gas. Titik tripel untuk air ada pada temperatur 0,01C dan tekanan 4,58mmHg.
Titik tripel untuk air , 276.16K digunakan dalam penentuan temperatur skala
kelvin.
b. Titik Kritik
Titik kritik adalah titik dimana bagian ujung kurva tekanan dari uap air, ini
menunjukkan bahwa pada temperatur dan tekanan yang sangat tinggi, fase cair
dan gas menjadi tidak dapat dibedakan. Yang dikenal sebagai fluida superkritis.
Pada air, titik kritis ada pada sekitar 647 K dan 22,064 MPa (3.200,1 psi).
c. Absis temperatur kritik, Tc
Absis pada diagram fasa CO2 menunjukkan temperatur pada titik kritik.
d. Ordinat tekanan kritik, Pc
Ordinat pada diagram fasa CO2 menunjukkan tekanan pada titik kritik.

2. Kegunaan super critical fluida dan pelarut yang dipakai.


Zat ini banyak digunakan terutama dalam salah satu proses pemisahan
yaitu ekstraksi. CO2 superkritik (scCO2) bersifat selektif pada proses pemisahan,
bersifat ramah lingkungan dan tidak berbahaya bagi kesehatan manusia. Saat ini,
banyak kali penggunaan pelarut dalam industri sangat dibatasi akibat sifatnya
yang cenderung toksik, sehingga, munculnya CO2 superkritik seolah-olah
menjadi jalan keluar bagi masalah ini. Selain ramah bagi lingkungan dan tidak
bersifat toksik, CO2 juga tidak mudah terbakar sehingga lebih aman digunakan.
Kelebihan lain dari CO2 adalah titik kritiknya yang relatif rendah (Tc = 31,3oC
dan Pc = 72,9 atm) dibandingkan dengan zat lain seperti air.
Ekstraksi dengan scCO2 dapat dilakukan baik secara batch ataupun
kontinyu. scCO2 sebagai pelarut dikontakkan dengan material yang diinginkan.
Pelarut scCO2 “menarik” material tersebut hingga larut dan terpisah dari pelarut
awalnya. Campuran ini kemudian diekspansi sampai kondisi atmosfer sehingga
material yang diinginkan terpisah dari CO2 dan CO2 dapat digunakan kembali
sebagai pelarut. Prinsip ini berlaku baik pada saat ekstraksi batch ataupun
kontinyu.
Hingga saat ini, aplikasi ekstraksi dengan menggunakan scCO2 sudah
merambah dari mulai di industri makanan sampai di indsutri farmasi. Contoh
aplikasinya antara lain, ekstraksi kafein, ekstraksi dan fraksionasi minyak dan
lemak makanan, hingga pemisahan tokoferol dan antioksidan lainnya.
Aplikasi fluida superkritik bukan hanya dalam proses pemisahan, namun masih
banyak aplikasi lain seperti katalis, produksi material plastik, hingga sebagai
fluida pembersih.
Saat ini, kebanyakan biji kopi terdekafeinasi (tanpa kafein) diproduksi
dengan bantuan karbon dioksida superkritis. Selain itu, karbon dioksida
superkritis juga dipakai untuk keperluan-keperluan lain, seperti ekstraksi bahan-
bahan alam seperti bahan obat dari tumbuhan, untuk mengolah limbah-limbah,
ekstraksi bahan makanan, dan lain sebagainya.

3. Fungsi Super Critical Fluida sebagai pelarut


Fluida superkritis dapat berdifusi dalam padatan layaknya perilaku gas atau
dapat melarutkan zat lain sebagaimana tingkah laku zat cair. Selama ini yang
cukup populer digunakan dalam industri ekstraksi senyawa bahan alam adalah
fluida superkritis CO2 (karbon dioksida). Karbon dioksida sebagai fluida
superkritis mampu melarutkan senyawa berbagai polaritas, yaitu non polar dan
beberapa polar (misalnya methanol, aseton) seperti pelarut fluorokarbon.
Dibidang isolasi dan pengolahan bahan alam, CO2 superkritis
dimanfaatkan sebagai pelarut dalam proses ekstraksi maupun de-ekstraksi
senyawa-senyawa aktif dari tumbuhan untuk pengobatan, atau senyawa-senyawa
penting untuk industri makanan, misalnya ekstraksi minyak atsiri lemon, jahe,
beta-carotene dari tumbuh-tumbuhan atau de-ekstraksi kafein pada kopi untuk
mendapatkan kopi yang bebas kafein.

4. Produk manufaktur ekstrak minyak sawit merah yang kaya akan beta karoten.
melalui proses ekstraksi super kritikal fluida.
Sifat beta karoten yang sensitif terhadap panas dan cahaya, merupakan
alasan perlunya mempelajari suatu teknik ekstraksi pada daerah superkritis suatu
pelarut untuk mengekstrak minyak sawit merah yang kaya akan beta karoten.
Penelitian ini bertujuan mempelajari teknik ekstraksi dengan fluida superkritis
untuk meningkatkan rendemen ataupun mutu minyak sawit kaya beta karoten.
Buah sawit daerah superkritikalnya dengan tekanan 3500-4500 psi pada suhu 35-
45 derajat C selama 4 jam. Pada tekanan 4500 psi, suhu 40 derajat C berhasil
mengekstrak minyak sawit dengan rasio terbesar antara rendemen dan konsumsi
karbon dioksida.
Perlakuan tekanan 4500 psi pada suhu 40 derajat C dihasilkan dari
percobaan ekstraksi selama 4-7 jam. Tekanan 4500 psi pada suhu 40 derajat C
selama 5 jam berhasil mengekstrak minyak sawit merah dengan kadar beta
karoten tertinggi (efektivitas ekstraksi 69,26 persen, beta karoten terselamatkan
sebanyak 91,52 persen). Pada kondisi ini kadar asam lemak berbahaya
terpekatkan 2,3 kali, dan mengandung air sebanyak 1,29 persen.

5. Produksi Aerogel.
Aerogel dibuat dengan mengeringkan sebuah gel yang terdiri dari silika
koloid dalam sebuah lingkungan yang ekstrem. Ilmuwan mulai dengan alkohol
cair seperti ethanol dan mencampurnya dengan sebuah prekursor silikon alkoksida
untuk membentuk sebuah gel silikon dioksida (gel silika). Kemudian, melalui
sebuah proses yang disebut pengeringan superkritikal, alkohol disingkirkan dari
gel. Biasanya hal ini dilakukan dengan cara menukar etanol dengan karbon
dioksida cair dan kemudian membuat karbon dioksida berada di atas titik kritis.
Hasil akhir menghilangkan seluruh cairan dari gel dan menggantikannya dengan
gas, tanpa membuat struktur gel rusak atau berkurang volumenya.
Produksi komersial dari selimut aerogel dimulai sekitar tahun 2000.
Selimut ini adalah sebuah komposit silica aerogel dan penguatan menggunakan
fiber yang mengubah aerogel yang mudah pecah menjadi sebuah bahan yang
"durabel" dan fleksibel. Sifat mekanika dan termal dari produk ini bervariasi
sesuai dengan pilihan fiber penguatnya, matriks aerogel, dan aditif opasifikasi
yang digunakan dalam komposit.

6. Sterilisasi Materi Biomedical.


Pada bidang-bidang biomedis, proses – proses pembuatan modifikasi dari
polymer - polymer sudah mulai bergeser dari penggunaan pelarut organik ke
penggunaan superkritis CO2. Pemanfaatan pada bidang ini didasarkan pada sifat
superkritis CO2 yang memiliki karakteristik gas. Dalam biomedis, diperlukan
material berpori yang dapat menjadi media tumbuh dari sel dalam tubuh manusia.
Dengan kemampuan difusi/penetrasi seperti gas, superkritis CO2 dapat dengan
mudah masuk ke dalam bahan polimer sehingga terbentuk pori-pori. Dengan
karakteristik seperti gas tersebut, superkritis CO2 dapat dengan mudah keluar
dari material biomedis sehingga produk -produk biomedis tidak mengandung sisa
pelarut seperti yang seringkali terjadi pada penggunaan pelarut organik.
Penelitian terbaru membuktikan Super Critical Fluida (CO2) adalah
alternative yang efektif untuk sterilisasi terminal bahan biologis dan alat
kesehatan dengan kombinasi dari PAA aditif (asam parasetat). Super Critical
Fluida (CO2) hanya tidak mensterilkan media, karena tidak membunuh spora
mikroorganisme . Selain itu, proses ini lembut, seperti morfologi, ultrastruktur,
dan profil protein mikroba yang dilemahkan dipertahankan.

Anda mungkin juga menyukai