Anda di halaman 1dari 45

SNI 8457:2017 a

Standar Nasional Indonesia


S

Rancangan tebal jalan beton


S

untuk lalu lintas rendah


K

9
1

ICS 93.080.10 Badan Standardisasi Nasional i

s
i

© BSN 2017
a

Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau s

seluruh isi dokumen ini dengan cara dan dalam bentuk apapun serta dilarang mendistribusikan
J

dokumen ini baik secara elektronik maupun tercetak tanpa izin tertulis dari BSN
l

BSN d

Email: dokinfo@bsn.go.id n

www.bsn.go.id
J

a
n

Diterbitkan di Jakarta n

SNI 8457:2017 k

Daftar isi a

Daftar isi ..................................................................................................................................... i a

Prakata ..................................................................................................................................... ii a

Pendahuluan............................................................................................................................ iii
N

1 Ruang lingkup ................................................................................................................... 1 i

2 Acuan normatif .................................................................................................................. 1 l

3 Istilah dan definisi ............................................................................................................. 1 o

4 Persyaratan ...................................................................................................................... 2 s

4.1 Tanah dasar ................................................................................................................... 2 d

r
4.2 Lapis pondasi bawah ...................................................................................................... 2
i

4.3 Beton kurus .................................................................................................................... 2 i

4.4 Beton semen .................................................................................................................. 2 a

4.5 Lalu lintas ....................................................................................................................... 3 n

4.6 Sambungan .................................................................................................................... 3


S

4.6.1 Sambungan memanjang dengan batang pengikat (tie bars) ....................................... 3 b

4.6.2 Sambungan melintang dengan ruji (dowel) .................................................................. 3 m

5 Perancangan tebal jalan beton ......................................................................................... 4 e

Lampiran A (informatif) ............................................................................................................ 5 k

Lampiran B (informatif) Contoh perancangan jalan beton untuk lalu lintas rendah ................. 6
9

Bibliografi ............................................................................................................................... 15 0

Tabel 1 - Jumlah lajur berdasarkan lebar perkerasan dan koefisien distribusi (C) e

kendaraan niaga ...................................................................................................................... 3 y

Tabel 2 - Katalog desain .......................................................................................................... 4 a

a
k

© BSN 2017 i a

SNI 8457:2017 k

Prakata a

Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang rancangan tebal jalan beton untuk lalu lintas d

rendah disusun berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan di Pusat Penelitian dan d

Pengembangan Jalan dan Jembatan. a

Standar ini dipersiapkan oleh Komite Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan a

Rekayasa Sipil pada Subkomite Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan melalui i

Gugus Kerja Litbang Bahan dan Perkerasan Jalan, Pusat Penelitian dan Pengembangan a

Jalan dan Jembatan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.


c

Tata cara penulisan disusun mengikuti Pedoman Standardisasi Nasional dan dibahas dalam
s

rapat konsensus yang diselenggarakan tanggal 29 Juni 2016 di Bandung oleh Subkomite a

Teknis, yang melibatkan para narasumber, pakar dan lembaga terkait. d

Standar ini telah melalui tahap jajak pendapat pada tanggal 20 September 2017 sampai i

d
dengan 20 November 2017, dengan hasil akhir disetujui menjadi SNI. i

Untuk menghindari kesalahan dalam penggunaan dokumen dimaksud, disarankan bagi


u

pengguna standar untuk menggunakan dokumen SNI yang dicetak dengan tinta berwarna. t

Perlu diperhatikan bahwa kemungkinan beberapa unsur dari dokumen Standar ini dapat u

berupa hak paten. Badan Standardisasi Nasional tidak bertanggung jawab untuk
K

pengidentifikasian salah satu atau seluruh hak paten yang ada. m

s
i

© BSN 2017 ii a

SNI 8457:2017 k

Pendahuluan a

Rancangan tebal untuk perkerasan kaku di Indonesia yang telah tersedia dibatasi untuk lalu a

lintas sedang/berat yaitu pada jalan yang dilewati lebih dari 1 juta ESAL (equivalent single d

axle load 18-kip/8,2 ton) selama umur rencana. Mutu beton yang digunakan juga relatif a

tinggi, yaitu minimum mempunyai kuat lentur 4,5 MPa. i

Sementara itu kebutuhan teknologi perkerasan jalan untuk lalu-lintas rendah sangat besar i

mengingat panjang jalan kabupaten/kota mencapai kurang lebih 80% dari panjang jalan di a

Indonesia. Jalan kabupaten/kota didominasi oleh jalan dengan volume lalu lintas yang
c

rendah, bahkan pada beberapa ruas jalan nasional masih dapat dikategorikan sebagai jalan p

dengan lalu lintas rendah. Dengan mempertimbangkan kemampuan sumber daya yang ada,
s

maka disusun rancangan tebal jalan beton untuk lalu-lintas rendah dengan mutu beton yang a

digunakan juga relatif rendah, yaitu minimum mempunyai kuat lentur 3,5 MPa, 3,8 MPa dan d

4,1 MPa.
i

Rancangan tebal jalan beton untuk lalu lintas rendah mempunyai tebal yang tipis yaitu 150 i

mm, 200 mm dan 230 mm yang pemilihannya tergantung pada Lalu Lintas Harian Rata-rata a

Kendaraan Niaga (LHRN). Metoda perancangan mengacu pada ACI 325.12R-02 dan u

IRC:SP:62-2014. t

u
k

Standar Nasional Indonesia ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi perencana untuk u

merancang tebal jalan beton untuk jalan dengan volume lalu lintas rendah.
K

© BSN 2017 iii a

ip
t

is

io

l,

in

ib

it
e

kn
is

01
-

ka
ya
s

Ja
la

,
d

id

ik

ia

lk

SNI 8457:2017 k

Rancangan tebal jalan beton untuk lalu lintas rendah a

1 Ruang lingkup d

Standar ini menetapkan rancangan jalan beton untuk lalu lintas rendah yang meliputi a

persyaratan teknis tanah dasar, lapis pondasi bawah, beton kurus, beton semen, lalu lintas i

dan sambungan. Rancangan jalan beton tersebut untuk melayani beban Lalu Lintas Harian a

Rata-rata Kendaraan Niaga (LHRN) kurang dari 500 kendaraan per hari dan beban lalu lintas i

kurang dari satu juta ESAL (equivalent single axle load 18-kip/8,2 ton) selama umur rencana a

20 tahun.
c

2 Acuan normatif a

Dokumen referensi di bawah ini harus digunakan dan tidak dapat ditinggalkan untuk r

melaksanakan standar ini. i


d

SNI 1744 :2012, Metoda uji CBR laboratorium u

SNI 4431 :2011, Cara uji kuat lentur beton normal dengan dua titik pembebanan
u

SNI 03-1974-1990, Metoda pengujian kuat tekan beton u

3 Istilah dan definisi o

Untuk tujuan penggunaan standar ini, istilah dan definisi adalah sebagai berikut. e

3.1 n

batang pengikat (tie bar)


9

sepotong baja ulir yang dipasang pada sambungan memanjang dengan maksud untuk 1

mengikat pelat agar tidak bergerak horizontal 1

3.2 R

beton kurus (lean concrete) k

lapisan yang berfungsi sebagai lantai kerja pada struktur jalan beton. y

3.3 a

CBR (California Bearing Ratio) a

perbandingan antara tegangan penetrasi suatu lapisan/bahan tanah terhadap tegangan


d

penetrasi bahan standar dengan kedalaman dan kecepatan penetrasi yang sama n

(dinyatakan dalam persen) 🡪 perbedaan definisi dengan buku daftar istilah, dicek kembali e

3.4 t

kendaraan niaga (commercial vehicle) n

kendaraan yang paling sedikit mempunyai dua sumbu yang setiap kelompok bannya a

mempunyai satu roda tunggal atau lebih dengan berat total minimum 3 ton
t

3.5
u

kuat tarik lentur beton (flexural strength, Sc) n

kemampuan balok uji beton yang terletak pada dua tumpuan untuk menahan keruntuhan k

akibat pembebanan 2 titik (third – point loading) pada pengujian menurut SNI 4431:2011. d

Kuat tarik lentur sering disebut juga modulus keruntuhan o

© BSN 2017 1 dari 15 a

SNI 8457:2017 k

3.6 a

kuat tekan beton (f’c) a

tegangan yang diperlukan untuk menekan secara vertikal benda uji beton berbentuk silinder
S

berumur tertentu (biasanya umur 28 hari) sampai hancur, yang diperoleh dengan cara a

membagi besar beban dengan luas penampang benda uji menurut SNI 03-1974-1990 d

3.7 s

ruji (dowel) i

sepotong baja polos lurus yang dipasang pada setiap jenis sambungan melintang dengan a

maksud sebagai sistem penyalur beban, sehingga pelat yang berdampingan dapat bekerja i

sama tanpa terjadi perbedaan penurunan yang berarti a

3.8 p

tanah dasar
s

permukaan tanah semula atau permukaan galian atau permukaan tanah timbunan yang t
a

dipadatkan dan merupakan permukaan tanah dasar untuk perletakan bagian-bagian jalan d

beton lainnya r

3.9 i

umur rencana a

suatu periode tertentu dalam tahun yang dirancang agar jalan yang direncanakan dan
u

dipelihara dapat berfungsi selama periode tersebut t

4 Persyaratan
K

4.1 Tanah dasar i

Daya dukung tanah dasar ditentukan mempunyai nilai CBR miminum 6% dengan pengujian e

menurut SNI 1744 – 2012. Apabila tanah dasar mempunyai nilai CBR 4% dan kurang dari i

6% maka harus dilakukan perbaikan tanah dasar dengan menambah tebal lapis pondasi
9

bawah. Untuk CBR tanah dasar kurang dari 4% maka harus dilakukan analisis lebih lanjut -

untuk perbaikan tanah dasar agar tidak mengakibatkan kerusakan jalan beton dikemudian -

hari akibat kurangnya daya dukung tanah dasar. 2

4.2 Lapis pondasi bawah a

Daya dukung lapis pondasi bawah ditentukan mempunyai nilai CBR lebih besar dari 60%
J

dengan pengujian menurut SNI 1744 – 2012. Ketebalan lapis pondasi bawah ditentukan a

sebesar 150 mm untuk CBR tanah dasar min. 6%, dan 250 mm untuk CBR tanah dasar min. n

4% dan kurang dari 6%. a

4.3 Beton kurus m

a
t

Beton kurus harus mempunyai kuat tekan beton karakteristik (f'c) pada umur 28 hari sebesar a

8 MPa sampai dengan 11 MPa dengan pengujian menurut SNI 03-1974-1990. Bila tidak ,

menggunakan beton kurus sebagai lantai kerja maka lapis pondasi harus dalam kondisi rata, n

bersih dengan kepadatan dan kemiringan yang seragam. t

4.4 Beton semen u

Kekuatan beton harus dinyatakan dalam nilai kuat tarik lentur (flexural strength) atau
d

modulus keruntuhan umur 28 hari, yang didapat dari hasil pengujian kuat lentur dua titik (SNI i

4431:2011) yang besarnya ditentukan sebesar minimum 3,5 MPa, 3,8 MPa dan 4,1 MPa. m

© BSN 2017 2 dari 15 a

SNI 8457:2017 k

4.5 Lalu lintas a

Dalam perancangan jalan beton untuk lalu lintas rendah ini, penentuan tebal jalan beton a

didasarkan pada kategori lalu lintas yang dinyatakan dalam Lalu lintas Harian Rata-rata d

Kendaraan Niaga (LHRN). Yang termasuk jenis kendaraan niaga dalam perencanaan ini r

adalah kendaraan angkutan barang, bus, truk sedang dan truk berat dengan sumbu tunggal s

roda tunggal. i

Lalu lintas harus dianalisis berdasarkan hasil perhitungan LHRN menggunakan data terakhir s

dengan pencatatan kendaraan minimal selama 3 hari. LHRN yang digunakan untuk n

perencanaan tebal jalan beton adalah LHRN yang telah dikalikan dengan faktor koefisien l

,
distribusi C seperti ditunjukan pada Tabel 1. c

Tabel 1 - Jumlah lajur berdasarkan lebar perkerasan dan koefisien distribusi (C) s

kendaraan niaga n

Jumlah kendaraan dengan beban MST (Muatan Sumbu Terberat) yang melewati ruas jalan K

ditentukan maksimal 10% LHRN, apabila melebihi 10% LHRN maka dipertimbangkan untuk m

menaikan kategori LHRN ke kriteria jalan yang lebih tinggi. t

Laju pertumbuhan lalu lintas per tahun dalam perancangan jalan beton untuk lalu lintas e

rendah ini dibatasi maksimal sebesar 5%. i

4.6 Sambungan -

Pada jalan beton untuk lalu lintas rendah terdapat 2 (dua) jenis sambungan utama yaitu 2

sambungan memanjang dengan batang pengikat (tie bars) dan sambungan melintang e

dengan ruji (dowel) a

4.6.1 Sambungan memanjang dengan batang pengikat (tie bars)


J

Pemasangan sambungan memanjang ditujukan untuk mengendalikan terjadinya retak n

memanjang dan untuk mengikat antar pelat beton pada arah melintang jalan. a

m
4.6.2 Sambungan melintang dengan ruji (dowel) b

Pemasangan sambungan melintang dengan ruji (dowel) ditujukan untuk mengendalikan n

retak melintang akibat susut dan sebagai penyalur beban. d

Jarak sambungan melintang untuk jalan beton bersambung tanpa atau dengan ruji adalah 4
t

m. Untuk tebal jalan beton kurang dari 200 mm tidak menggunakan ruji sedangkan untuk a

jalan beton dengan tebal lebih besar atau sama dengan 200 mm pada sambungan
u

melintangnya harus dilengkapi dengan ruji polos. t

© BSN 2017 3 dari 15 a

SNI 8457:2017 k

5 Perancangan tebal jalan beton a

Penentuan tebal jalan beton yang tepat merupakan bagian penting dari desain jalan beton.
S

Ketebalan jalan beton yang tidak memadai akan menyebabkan retak dan tidak tercapainya a

umur layanan. d

Dengan mempertimbangkan aspek kemudahan perencanaan dan kemudahan pelaksanaan, s

maka hasil perancangan dapat disederhanakan seperti diperlihatkan pada Tabel 2. i

Tabel 2 - Katalog perancangan i

l
Uraian Kriteria Jalan

Jalan lokal Jalan kolektor Jalan khusus 3)

1. LHRN < 50 50 - 500 ≤ 500

2. Beban MST 1) Maks. 5 Ton Maks. 8 Ton Maks. 12 Ton

3. Tebal beton 150 mm 200 mm 230 mm

4. Kuat lentur minimum, Sc 3,5 (MPa) 3,8 (MPa) 4,1 (MPa)

5. Tebal beton kurus 2) 50 mm 100 mm 100 mm

6. Tebal Lapis CBR tanah 250 mm 250 mm 250 mm


Pondasi bawah dasar, 4% ≤
CBR < 6%

CBR tanah 150 mm 150 mm 150 mm


dasar, CBR ≥
6%

7. Jarak Sambungan melintang 4,0 m 4,0 m 4,0 m

8. Batang Mutu Baja Min. BjTS 30 BjTS 30 BjTS 30


Pengikat (Tie
Bars) Diameter, Ø 13 mm 16 mm 16 mm

Panjang, L 600 mm 700 mm 700 mm

Spasi, S 750 mm 750 mm 750 mm

9. Ruji (Dowel) Mutu Baja Min. Tanpa Ruji BjTP 30 BjTP 30

Diameter, Ø 25 mm 28 mm

Panjang, L 450 mm 450 mm

Spasi, S 300 mm 300 mm

m
i

Catatan :
e

1)
Jumlah kendaraan dengan Beban MST (Muatan Sumbu Terberat) yang melewati ruas jalan ditentukan b

maksimal 10% LHRN a

2)
Beton kurus berfungsi sebagai lantai kerja dan tidak diperhitungkan dalam perhitungan kekuatan struktur. a

3)
Akses ke kawasan Industri ,

© BSN 2017 4 dari 15 a

SNI 8457:2017 k

Lampiran A (informatif) a

d
a

Bagan alir S

Rancangan tebal jalan beton untuk lalu lintas rendah n

Mulai
i

Survey Lalu lintas selama 3 hari a

Jenis kendaraan niaga yang dicatat adalah kendaraan angkutan hasil pertanian, bus, truk ,

sedang dan truk berat dengan sumbu tunggal roda tunggal dengan beban min. 3 Ton o

Persyaratan
r

yang harus dipenuhi seluruhnya:


n

1. Kendaraan niaga < 500 Kendaraan


d

Hitung LHRN K

per hari o

2. MST Maks. 12 Ton m

dengan Volume it

maks. 10 % LHRN
e

Tentukan MST
3. Kurang dari 1 juta ESAL T

selama e

umur rencana kn
is

1. LHRN < 50,


9

MST Maks. 5 Ton -

2. LHRN 50-500, 01
-

MST Maks. 8 Ton


S

3. LHRN < 500,


2

Selesai
Tidak MST Maks. 12 Ton R

ib Rancangan dalam SNI ini e

ka

tidak dapat digunakan


u
ya
s
a

a
t

Ja
u
la

n n

tu

Ya

Tentukan Kriteria Jalan

Tidak

1. Tentukan Tebal Jalan Beton


Ya Kuat lentur beton, Sc
2. Tentukan
3. Tentukan Tebal beton kurus
4. Tentukan Tebal Lapis Pondasi n

Bawah ,

5. Tentukan Jarak Sambungan d

6. Tentukan Dimensi Batang Pengikat a

(Tie Bars)
t

Selesai k

© BSN 2017 5 dari 15 d

Bila LHRN < 50 dengan MST i

d o

Maks. 8 Ton maka gunakan


m

a
e

n r

rencangan dengan LHRN 50-500


s

a
J

l
e
k

m
a

b n

a ”

a

SNI 8457:2017 k

Lampiran B a

(informatif) a

Contoh rancangan tebal jalan beton untuk lalu lintas rendah n

CONTOH PERANCANGAN 1 : o

DATA TEKNIS PERANCANGAN JALAN BETON c

1. Umur rencana = 20 Tahun p

2. Panjang total jalan = 3 Km s

3. Jumlah lajur = 2 Lajur/ 2 Arah n

4. Lebar jalan = 4 Meter


a

5. CBR tanah dasar = 6 %


i

6. Survey lalu lintas selama 3 hari


d

Jenis kendaraan niaga yang dicatat adalah kendaraan angkutan barang, bus, truk sedang a

dan truk berat dengan sumbu tunggal roda tunggal dengan beban min. 3 Ton. u

No. Jenis Kendaraan Niaga LHRN LHRN LHRN LHRN


Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3 Rata
rata

1 Bus 36 32 33 34

2 Truk 2as kecil (MST 5T) 14 16 14 15

3 Truk 2as besar (MST 8T) 0 0 0 0

4 Truk 2as besar (MST > 8T maks. 12T) 0 0 0 0

5 Truk 3as besar (MST 8T) 0 0 0 0

6 Truk 3as besar (MST > 8T maks. 12T) 0 0 0 0

7 Truk gandengan (MST 8T) 0 0 0 0

Jumlah LHRN 49

6. Kontrol LHRN : l

a
n

No Uraian Keterangan
.

1. Kendaraan niaga rata-rata = 49 Kendaraan niaga < 50 Kendaraan


Kendaraan/ hari per hari

2. MST Maks. 8 Ton dengan Volume maks. Tidak dilewati kendaraan berat
10 % LHRN

3. Kurang dari 1 juta ESAL selama Kurang dari 1 juta ESAL selama
umur rencana umur rencana

Berdasarkan hasil survey volume kendaraan niaga menunjukan bahwa volume kendaraan u

termasuk pada Jalan lokal dengan volume 50 kendaraan per hari. u

© BSN 2017 6 dari 15 a

SNI 8457:2017 k

Maka berdasarkan Tabel 3 - Katalog perancangan diperoleh data teknis jalan beton adalah a

sebagai berikut :
S

d
a

1. LHRN < 50

2. Beban MST * Maks. 5


Ton

3. Tebal beton 150 mm

4. Kuat lentur minimum, Sc 3,5 (MPa)

5. Tebal beton kurus 50 mm

6. Tebal lapis CBR tanah dasar, 150 mm


pondasi bawah CBR ≥ 6%

7. Jarak Sambungan melintang 4,0 m

8. Batang Pengikat Mutu Baja Min. BjTS 30


(Tie Bars)
Diameter, Ø 13 mm

Panjang, L 600 mm

Spasi, S 750 mm

9. Ruji (Dowel) Mutu Baja Min. Tanpa


Dowel
Diameter, Ø

Panjang, L

Spasi, S

S
u

© BSN 2017 7 dari 15 a

SNI 8457:2017 k

a
d

a
n

Gambar A - Jalan Beton tebal 150 mm a

© BSN 2017 8 dari 15 a

SNI 8457:2017 k

CONTOH PERANCANGAN 2 : a

DATA TEKNIS PERANCANGAN JALAN BETON


S

1. Umur Rencana = 20 Tahun a

2. Panjang Total Jalan = 4 Km d

3. Jumlah lajur = 2 Lajur/ 2 Arah r

4. Lebar Jalan = 4 Meter s

5. CBR tanah dasar = 6 % i

6. Survey Lalu lintas selama 3 hari a

Jenis kendaraan niaga yang dicatat adalah kendaraan angkutan barang, bus, truk sedang a

dan truk berat dengan sumbu tunggal roda tunggal dengan beban min. 3 Ton. ,
c

No.  Jenis Kendaraan Niaga  LHRN LHRN LHRN LHRN


Hari ke‐1  Hari ke‐2  Hari ke‐3  Rata‐rata  

1 Bus 303 302 304 303

2 Truk 2as kecil (MST 5T) 149 148 144 147

3 Truk 2as besar (MST 8T) 45 44 46 45

4 Truk 2as besar (MST > 8T 0 0 0 0


maks. 12T)

5 Truk 3as besar (MST 8T) 0 0 0 0

6 Truk 3as besar (MST > 8T 0 0 0 0


maks. 12T)

7 Truk gandengan (MST 8T) 0 0 0 0

   Jumlah LHRN  495 

6. Kontrol LHRN : n

No Uraian Keterangan
.

1. Kendaraan niaga rata-rata = 495 Kendaraan niaga 50 - 500


Kendaraan/ hari Kendaraan per hari
2. MST Maks. 8 Ton dengan Volume maks. 10% X 500 Kendaraan niaga =
10 % LHRN 50 (diijinkan)
Rata-rata kendaraan berat 45
kendaraan, maka masih < 50
Kendaraan, sehingga memenuhi
untuk jalan kolektor

3. Kurang dari 1 juta ESAL selama Kurang dari 1 juta ESAL selama
umur rencana umur rencana

Berdasarkan hasil survey volume kendaraan niaga menunjukan bahwa volume kendaraan t

termasuk pada Jalan kolektor dengan maksimum volume 500 kendaraan niaga per hari. ,

Maka berdasarkan Tabel 4 - Katalog perancangan diperoleh data teknis jalan beton adalah a

sebagai berikut :
t

© BSN 2017 9 dari 15 a

SNI 8457:2017 k

i
p

1. LHRN 50 - 500

2. Beban MST * Maks. 8 Ton

3. Tebal beton 200 mm

4. Kuat lentur minimum, Sc , 3,8 (MPa)

5. Tebal beton kurus 100 mm

6. Tebal lapis CBR tanah 150 mm


pondasi bawah dasar,
CBR ≥ 6%

7. Jarak Sambungan melintang 4,0 m

8. Batang Pengikat Mutu Baja Min. BjTS 30


(Tie Bars)
Diameter, Ø 16 mm

Panjang, L 700 mm

Spasi, S 750 mm

9. Ruji (Dowel) Mutu Baja Min. BjTP 30

Diameter, Ø 25 mm

Panjang, L 450 mm

Spasi, S 300 mm

n
i

© BSN 2017 10 dari 15 a

n

SNI 8457:2017 k

e
k

Gambar B - Jalan Beton tebal 200 mm t

© BSN 2017 11 dari 15 a

SNI 8457:2017 k

CONTOH PERANCANGAN 3 : a

DATA TEKNIS PERANCANGAN JALAN BETON


S

1. Umur Rencana = 20 Tahun a

2. Panjang Total Jalan = 5 Km d

3. Jumlah lajur = 2 Lajur/ 2 Arah r

4. Lebar Jalan = 4 Meter s

s
5. CBR tanah dasar = 5 % i

6. Survey Lalu lintas selama 3 hari a

Jenis kendaraan niaga yang dicatat adalah kendaraan angkutan hasil pertanian, bus, truk a

sedang dan truk berat dengan sumbu tunggal roda tunggal dengan beban min. 3 Ton. ,

No.  Jenis Kendaraan Niaga  LHRN LHRN LHRN LHRN


Hari ke‐1  Hari ke‐2  Hari ke‐3  Rata‐rata  

1 Bus 300 298 286 295

2 Truk 2as kecil (MST 5T) 150 151 160 154

3 Truk 2as besar (MST 8T) 19 18 18 19

4 Truk 2as besar (MST > 8T 28 29 27 28


maks. 12T)

5 Truk 3as besar (MST 8T) 0 0 0 0

6 Truk 3as besar (MST > 8T 0 0 0 0


maks. 12T)

7 Truk gandengan (MST 8T) 0 0 0 0

   Jumlah LHRN  496 

6. Kontrol LHRN : n

9
1

No Uraian Keterangan
.

1. Kendaraan niaga rata-rata = 496 Kendaraan niaga < 500 Kendaraan


Kendaraan/ hari per hari

2. MST Maks. 8 Ton dengan Volume maks. Kendaraan berat ada yang lebih dari
10 % LHRN 8 Ton, maka termasuk pada jalan
khusus.
Kontrol terhadap jumlah
kendaraan berat maksimum 10
% adalah : 10% X 500
Kendaraan niaga = 50
kendaraan (diijinkan).
Rata-rata kendaraan berat = 19 + 28
= 47 kendaraan, maka masih < 50
Kendaraan, sehingga memenuhi
untuk Jalan Khusus

3. Kurang dari 1 juta ESAL selama Kurang dari 1 juta ESAL selama
umur rencana umur rencana

Berdasarkan hasil survey volume kendaraan niaga menunjukan bahwa volume kendaraan
u

termasuk pada Jalan khusus dengan maksimum volume 500 kendaraan niaga per hari. t

m
e

© BSN 2017 12 dari 15 a

SNI 8457:2017 k

Maka berdasarkan Tabel 5 - Katalog perancangan diperoleh data teknis jelan beton adalah a

sebagai berikut : a

1. LHRN ≤ 500

2. Beban MST * Maks. 12 Ton

3. Tebal beton 230 mm

4. Kuat lentur, Sc 4,1 (MPa)

5. Tebal beton kurus 100 mm

6. Tebal Lapis CBR tanah 250 mm


Pondasi bawah dasar,
4% ≤ CBR <
6%

7. Jarak Sambungan melintang 4,0 m

8. Batang Mutu Baja BjTS 30


Pengikat (Tie Min.
Bars)
Diameter, Ø 16 mm

Panjang, L 700 mm

Spasi, S 750 mm

9. Ruji (Dowel) Mutu Baja BjTP 30


Min.

Diameter, Ø 28 mm

Panjang, L 450 mm

Spasi, S 300 mm

d
i

d
a

© BSN 2017 13 dari 15 a

SNI 8457:2017 k

k
S

Gambar C - Jalan Beton tebal 230 mm t

© BSN 2017 14 dari 15 a

SNI 8457:2017 k

a
B

Bibliografi a

ACI (2013), ACI 325.12R-02: Guide for Design of Jointed Concrete Pavements and Local a

Roads i

IRC (2014), IRC:SP:62-2014: Guidelines For Design And Construction Of Cement Concrete s

Pavement For Low Volume Roads, Indian Roads Congress, New Delhi a

a
J

© BSN 2017 15 dari 15 a

ip

is

io

l,

a
r

in

ib

it
e

kn
is

01
-

ka
ya
s

Ja
la

id

ik

ia

lk

B
Informasi pendukung terkait perumus standar a

[1] Komtek/SubKomtek perumus SNI t

Sub Komite Teknis 91-01-S2, Subkomite Teknis Rekayasa Jalan dan Jembatan r

[2] Susunan keanggotaan Komtek perumus SNI s

No Nama Instansi Kedudukan Wakil dari

1 Dr. Deded Permadi Pusat Litbang Jalan Ketua Pemerintah


Sjamsudin, M.Eng.Sc dan Jembatan

2 Prof. Dr.Ir. M. Universitas Tama Wakil Pakar


Sjahdanulirwan, M.Sc Jagakarsa Ketua

3 Prof. Dr. Ir. H. Raden Pusat Litbang Jalan Sekretaris Pemerintah


Anwar Yamin, MT, M.E dan Jembatan

4 Dr. Ir. Siegfried, M.Sc Pusat Litbang Jalan Anggota Pemerintah


dan Jembatan

5 Dr. Ir. Dwi Prasetyanto, MT Institut Teknologi Anggota Pakar


Nasional (ITENAS)

6 Dr.Ir. Samun Haris, MT Himpunan Anggota Konsumen


Pengembangan
Jalan Indonesia
(HPJI)

7 Dr. Ir. Imam Aschuri, MT Himpunan Ahli Teknik Anggota Konsumen


Tanah Indonesia
(HATTI)

8 Ir. GJW Fernandez PT. Belaputra Intinad Anggota Produsen

9 Dr. Ir. Hindra Mulya, MM PT. MBT Anggota Produsen

i
d

CATATAN:
9

Susunan keanggotaan Sub Komtek 91-01-S2 diatas adalah pada saat Standar ini 1

ditetapkan. Anggota Komtek yang juga turut menyusun sebelum perubahan keanggotaan, S

adalah:
R

1. Dr. Eng. Ir. Herry Vaza M.Eng, Sc a

2. Dr.Ir. Nyoman Suaryana, M.Sc s

3. Ir. Abinhot Sihotang, MT a

4. Ir. Theresia Widia Liestiani


d

[3] Konseptor rancangan SNI e

Nama Lembaga

Panji Krisna Wardana, ST., MT. Pusat Litbang Jalan dan Jembatan

Dr. Ir. Nyoman Suaryana, M.Sc. Pusat Litbang Jalan dan Jembatan

n
t

[4] Sekretariat pengelola Komtek perumus SNI


d

Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan, Badan Penelitian dan e

Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. r

Anda mungkin juga menyukai