SNI 8457:2017 a
9
1
s
i
© BSN 2017
a
Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau s
seluruh isi dokumen ini dengan cara dan dalam bentuk apapun serta dilarang mendistribusikan
J
dokumen ini baik secara elektronik maupun tercetak tanpa izin tertulis dari BSN
l
BSN d
Email: dokinfo@bsn.go.id n
www.bsn.go.id
J
a
n
Diterbitkan di Jakarta n
SNI 8457:2017 k
Daftar isi a
Prakata ..................................................................................................................................... ii a
Pendahuluan............................................................................................................................ iii
N
4 Persyaratan ...................................................................................................................... 2 s
r
4.2 Lapis pondasi bawah ...................................................................................................... 2
i
Lampiran B (informatif) Contoh perancangan jalan beton untuk lalu lintas rendah ................. 6
9
Bibliografi ............................................................................................................................... 15 0
Tabel 1 - Jumlah lajur berdasarkan lebar perkerasan dan koefisien distribusi (C) e
a
k
© BSN 2017 i a
SNI 8457:2017 k
Prakata a
Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang rancangan tebal jalan beton untuk lalu lintas d
rendah disusun berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan di Pusat Penelitian dan d
Standar ini dipersiapkan oleh Komite Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan a
Rekayasa Sipil pada Subkomite Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan melalui i
Gugus Kerja Litbang Bahan dan Perkerasan Jalan, Pusat Penelitian dan Pengembangan a
Tata cara penulisan disusun mengikuti Pedoman Standardisasi Nasional dan dibahas dalam
s
rapat konsensus yang diselenggarakan tanggal 29 Juni 2016 di Bandung oleh Subkomite a
Standar ini telah melalui tahap jajak pendapat pada tanggal 20 September 2017 sampai i
d
dengan 20 November 2017, dengan hasil akhir disetujui menjadi SNI. i
pengguna standar untuk menggunakan dokumen SNI yang dicetak dengan tinta berwarna. t
Perlu diperhatikan bahwa kemungkinan beberapa unsur dari dokumen Standar ini dapat u
berupa hak paten. Badan Standardisasi Nasional tidak bertanggung jawab untuk
K
s
i
© BSN 2017 ii a
SNI 8457:2017 k
Pendahuluan a
Rancangan tebal untuk perkerasan kaku di Indonesia yang telah tersedia dibatasi untuk lalu a
lintas sedang/berat yaitu pada jalan yang dilewati lebih dari 1 juta ESAL (equivalent single d
axle load 18-kip/8,2 ton) selama umur rencana. Mutu beton yang digunakan juga relatif a
Sementara itu kebutuhan teknologi perkerasan jalan untuk lalu-lintas rendah sangat besar i
mengingat panjang jalan kabupaten/kota mencapai kurang lebih 80% dari panjang jalan di a
Indonesia. Jalan kabupaten/kota didominasi oleh jalan dengan volume lalu lintas yang
c
rendah, bahkan pada beberapa ruas jalan nasional masih dapat dikategorikan sebagai jalan p
dengan lalu lintas rendah. Dengan mempertimbangkan kemampuan sumber daya yang ada,
s
maka disusun rancangan tebal jalan beton untuk lalu-lintas rendah dengan mutu beton yang a
digunakan juga relatif rendah, yaitu minimum mempunyai kuat lentur 3,5 MPa, 3,8 MPa dan d
4,1 MPa.
i
Rancangan tebal jalan beton untuk lalu lintas rendah mempunyai tebal yang tipis yaitu 150 i
mm, 200 mm dan 230 mm yang pemilihannya tergantung pada Lalu Lintas Harian Rata-rata a
Kendaraan Niaga (LHRN). Metoda perancangan mengacu pada ACI 325.12R-02 dan u
IRC:SP:62-2014. t
u
k
Standar Nasional Indonesia ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi perencana untuk u
merancang tebal jalan beton untuk jalan dengan volume lalu lintas rendah.
K
ip
t
is
io
l,
in
ib
it
e
kn
is
01
-
ka
ya
s
Ja
la
,
d
id
ik
ia
lk
SNI 8457:2017 k
1 Ruang lingkup d
Standar ini menetapkan rancangan jalan beton untuk lalu lintas rendah yang meliputi a
persyaratan teknis tanah dasar, lapis pondasi bawah, beton kurus, beton semen, lalu lintas i
dan sambungan. Rancangan jalan beton tersebut untuk melayani beban Lalu Lintas Harian a
Rata-rata Kendaraan Niaga (LHRN) kurang dari 500 kendaraan per hari dan beban lalu lintas i
kurang dari satu juta ESAL (equivalent single axle load 18-kip/8,2 ton) selama umur rencana a
20 tahun.
c
2 Acuan normatif a
Dokumen referensi di bawah ini harus digunakan dan tidak dapat ditinggalkan untuk r
SNI 4431 :2011, Cara uji kuat lentur beton normal dengan dua titik pembebanan
u
Untuk tujuan penggunaan standar ini, istilah dan definisi adalah sebagai berikut. e
3.1 n
sepotong baja ulir yang dipasang pada sambungan memanjang dengan maksud untuk 1
3.2 R
lapisan yang berfungsi sebagai lantai kerja pada struktur jalan beton. y
3.3 a
penetrasi bahan standar dengan kedalaman dan kecepatan penetrasi yang sama n
(dinyatakan dalam persen) 🡪 perbedaan definisi dengan buku daftar istilah, dicek kembali e
3.4 t
kendaraan yang paling sedikit mempunyai dua sumbu yang setiap kelompok bannya a
mempunyai satu roda tunggal atau lebih dengan berat total minimum 3 ton
t
3.5
u
kemampuan balok uji beton yang terletak pada dua tumpuan untuk menahan keruntuhan k
akibat pembebanan 2 titik (third – point loading) pada pengujian menurut SNI 4431:2011. d
SNI 8457:2017 k
3.6 a
tegangan yang diperlukan untuk menekan secara vertikal benda uji beton berbentuk silinder
S
berumur tertentu (biasanya umur 28 hari) sampai hancur, yang diperoleh dengan cara a
membagi besar beban dengan luas penampang benda uji menurut SNI 03-1974-1990 d
3.7 s
ruji (dowel) i
sepotong baja polos lurus yang dipasang pada setiap jenis sambungan melintang dengan a
maksud sebagai sistem penyalur beban, sehingga pelat yang berdampingan dapat bekerja i
3.8 p
tanah dasar
s
permukaan tanah semula atau permukaan galian atau permukaan tanah timbunan yang t
a
dipadatkan dan merupakan permukaan tanah dasar untuk perletakan bagian-bagian jalan d
beton lainnya r
3.9 i
umur rencana a
suatu periode tertentu dalam tahun yang dirancang agar jalan yang direncanakan dan
u
4 Persyaratan
K
Daya dukung tanah dasar ditentukan mempunyai nilai CBR miminum 6% dengan pengujian e
menurut SNI 1744 – 2012. Apabila tanah dasar mempunyai nilai CBR 4% dan kurang dari i
6% maka harus dilakukan perbaikan tanah dasar dengan menambah tebal lapis pondasi
9
bawah. Untuk CBR tanah dasar kurang dari 4% maka harus dilakukan analisis lebih lanjut -
untuk perbaikan tanah dasar agar tidak mengakibatkan kerusakan jalan beton dikemudian -
Daya dukung lapis pondasi bawah ditentukan mempunyai nilai CBR lebih besar dari 60%
J
dengan pengujian menurut SNI 1744 – 2012. Ketebalan lapis pondasi bawah ditentukan a
sebesar 150 mm untuk CBR tanah dasar min. 6%, dan 250 mm untuk CBR tanah dasar min. n
a
t
Beton kurus harus mempunyai kuat tekan beton karakteristik (f'c) pada umur 28 hari sebesar a
8 MPa sampai dengan 11 MPa dengan pengujian menurut SNI 03-1974-1990. Bila tidak ,
menggunakan beton kurus sebagai lantai kerja maka lapis pondasi harus dalam kondisi rata, n
Kekuatan beton harus dinyatakan dalam nilai kuat tarik lentur (flexural strength) atau
d
modulus keruntuhan umur 28 hari, yang didapat dari hasil pengujian kuat lentur dua titik (SNI i
4431:2011) yang besarnya ditentukan sebesar minimum 3,5 MPa, 3,8 MPa dan 4,1 MPa. m
SNI 8457:2017 k
Dalam perancangan jalan beton untuk lalu lintas rendah ini, penentuan tebal jalan beton a
didasarkan pada kategori lalu lintas yang dinyatakan dalam Lalu lintas Harian Rata-rata d
Kendaraan Niaga (LHRN). Yang termasuk jenis kendaraan niaga dalam perencanaan ini r
adalah kendaraan angkutan barang, bus, truk sedang dan truk berat dengan sumbu tunggal s
roda tunggal. i
Lalu lintas harus dianalisis berdasarkan hasil perhitungan LHRN menggunakan data terakhir s
dengan pencatatan kendaraan minimal selama 3 hari. LHRN yang digunakan untuk n
perencanaan tebal jalan beton adalah LHRN yang telah dikalikan dengan faktor koefisien l
,
distribusi C seperti ditunjukan pada Tabel 1. c
Tabel 1 - Jumlah lajur berdasarkan lebar perkerasan dan koefisien distribusi (C) s
kendaraan niaga n
Jumlah kendaraan dengan beban MST (Muatan Sumbu Terberat) yang melewati ruas jalan K
ditentukan maksimal 10% LHRN, apabila melebihi 10% LHRN maka dipertimbangkan untuk m
Laju pertumbuhan lalu lintas per tahun dalam perancangan jalan beton untuk lalu lintas e
4.6 Sambungan -
Pada jalan beton untuk lalu lintas rendah terdapat 2 (dua) jenis sambungan utama yaitu 2
sambungan memanjang dengan batang pengikat (tie bars) dan sambungan melintang e
memanjang dan untuk mengikat antar pelat beton pada arah melintang jalan. a
m
4.6.2 Sambungan melintang dengan ruji (dowel) b
Jarak sambungan melintang untuk jalan beton bersambung tanpa atau dengan ruji adalah 4
t
m. Untuk tebal jalan beton kurang dari 200 mm tidak menggunakan ruji sedangkan untuk a
jalan beton dengan tebal lebih besar atau sama dengan 200 mm pada sambungan
u
SNI 8457:2017 k
Penentuan tebal jalan beton yang tepat merupakan bagian penting dari desain jalan beton.
S
Ketebalan jalan beton yang tidak memadai akan menyebabkan retak dan tidak tercapainya a
umur layanan. d
l
Uraian Kriteria Jalan
Diameter, Ø 25 mm 28 mm
m
i
Catatan :
e
1)
Jumlah kendaraan dengan Beban MST (Muatan Sumbu Terberat) yang melewati ruas jalan ditentukan b
2)
Beton kurus berfungsi sebagai lantai kerja dan tidak diperhitungkan dalam perhitungan kekuatan struktur. a
3)
Akses ke kawasan Industri ,
SNI 8457:2017 k
Lampiran A (informatif) a
d
a
Bagan alir S
Mulai
i
Jenis kendaraan niaga yang dicatat adalah kendaraan angkutan hasil pertanian, bus, truk ,
sedang dan truk berat dengan sumbu tunggal roda tunggal dengan beban min. 3 Ton o
Persyaratan
r
Hitung LHRN K
per hari o
dengan Volume it
maks. 10 % LHRN
e
Tentukan MST
3. Kurang dari 1 juta ESAL T
selama e
umur rencana kn
is
2. LHRN 50-500, 01
-
Selesai
Tidak MST Maks. 12 Ton R
ka
a
t
Ja
u
la
n n
tu
Ya
Tidak
Bawah ,
(Tie Bars)
t
Selesai k
d o
a
e
n r
a
J
l
e
k
m
a
b n
a ”
a
“
SNI 8457:2017 k
Lampiran B a
(informatif) a
CONTOH PERANCANGAN 1 : o
Jenis kendaraan niaga yang dicatat adalah kendaraan angkutan barang, bus, truk sedang a
dan truk berat dengan sumbu tunggal roda tunggal dengan beban min. 3 Ton. u
1 Bus 36 32 33 34
Jumlah LHRN 49
6. Kontrol LHRN : l
a
n
No Uraian Keterangan
.
2. MST Maks. 8 Ton dengan Volume maks. Tidak dilewati kendaraan berat
10 % LHRN
3. Kurang dari 1 juta ESAL selama Kurang dari 1 juta ESAL selama
umur rencana umur rencana
Berdasarkan hasil survey volume kendaraan niaga menunjukan bahwa volume kendaraan u
SNI 8457:2017 k
Maka berdasarkan Tabel 3 - Katalog perancangan diperoleh data teknis jalan beton adalah a
sebagai berikut :
S
d
a
1. LHRN < 50
Panjang, L 600 mm
Spasi, S 750 mm
Panjang, L
Spasi, S
S
u
SNI 8457:2017 k
a
d
a
n
SNI 8457:2017 k
CONTOH PERANCANGAN 2 : a
Jenis kendaraan niaga yang dicatat adalah kendaraan angkutan barang, bus, truk sedang a
dan truk berat dengan sumbu tunggal roda tunggal dengan beban min. 3 Ton. ,
c
Jumlah LHRN 495
6. Kontrol LHRN : n
No Uraian Keterangan
.
3. Kurang dari 1 juta ESAL selama Kurang dari 1 juta ESAL selama
umur rencana umur rencana
Berdasarkan hasil survey volume kendaraan niaga menunjukan bahwa volume kendaraan t
termasuk pada Jalan kolektor dengan maksimum volume 500 kendaraan niaga per hari. ,
Maka berdasarkan Tabel 4 - Katalog perancangan diperoleh data teknis jalan beton adalah a
sebagai berikut :
t
SNI 8457:2017 k
i
p
1. LHRN 50 - 500
Panjang, L 700 mm
Spasi, S 750 mm
Diameter, Ø 25 mm
Panjang, L 450 mm
Spasi, S 300 mm
n
i
n
”
SNI 8457:2017 k
e
k
SNI 8457:2017 k
CONTOH PERANCANGAN 3 : a
s
5. CBR tanah dasar = 5 % i
Jenis kendaraan niaga yang dicatat adalah kendaraan angkutan hasil pertanian, bus, truk a
sedang dan truk berat dengan sumbu tunggal roda tunggal dengan beban min. 3 Ton. ,
Jumlah LHRN 496
6. Kontrol LHRN : n
9
1
No Uraian Keterangan
.
2. MST Maks. 8 Ton dengan Volume maks. Kendaraan berat ada yang lebih dari
10 % LHRN 8 Ton, maka termasuk pada jalan
khusus.
Kontrol terhadap jumlah
kendaraan berat maksimum 10
% adalah : 10% X 500
Kendaraan niaga = 50
kendaraan (diijinkan).
Rata-rata kendaraan berat = 19 + 28
= 47 kendaraan, maka masih < 50
Kendaraan, sehingga memenuhi
untuk Jalan Khusus
3. Kurang dari 1 juta ESAL selama Kurang dari 1 juta ESAL selama
umur rencana umur rencana
Berdasarkan hasil survey volume kendaraan niaga menunjukan bahwa volume kendaraan
u
termasuk pada Jalan khusus dengan maksimum volume 500 kendaraan niaga per hari. t
m
e
SNI 8457:2017 k
Maka berdasarkan Tabel 5 - Katalog perancangan diperoleh data teknis jelan beton adalah a
sebagai berikut : a
1. LHRN ≤ 500
Panjang, L 700 mm
Spasi, S 750 mm
Diameter, Ø 28 mm
Panjang, L 450 mm
Spasi, S 300 mm
d
i
d
a
SNI 8457:2017 k
k
S
SNI 8457:2017 k
a
B
Bibliografi a
ACI (2013), ACI 325.12R-02: Guide for Design of Jointed Concrete Pavements and Local a
Roads i
IRC (2014), IRC:SP:62-2014: Guidelines For Design And Construction Of Cement Concrete s
Pavement For Low Volume Roads, Indian Roads Congress, New Delhi a
a
J
ip
is
io
l,
a
r
in
ib
it
e
kn
is
01
-
ka
ya
s
Ja
la
id
ik
ia
lk
B
Informasi pendukung terkait perumus standar a
Sub Komite Teknis 91-01-S2, Subkomite Teknis Rekayasa Jalan dan Jembatan r
i
d
CATATAN:
9
Susunan keanggotaan Sub Komtek 91-01-S2 diatas adalah pada saat Standar ini 1
ditetapkan. Anggota Komtek yang juga turut menyusun sebelum perubahan keanggotaan, S
adalah:
R
Nama Lembaga
Panji Krisna Wardana, ST., MT. Pusat Litbang Jalan dan Jembatan
Dr. Ir. Nyoman Suaryana, M.Sc. Pusat Litbang Jalan dan Jembatan
n
t
Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan, Badan Penelitian dan e