Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN KESEHATAN

BIDANG KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
1. AGUNG WIBOWO NPM : 1714201110001
2. ALMAIDAH ALMANDA NPM : 1714201110003
3. FERI MUTAZIB NPM : 1714201110013
4. HJ. FAHRIDHA NPM : 1714201110017
5. MARIZA MAULIYANTI NPM : 1714201110023
6. NELLY ANDREANI NPM : 1714201110033
7. NISA ARIANA NPM : 1714201110035
8. NORBAITI RIDHATILLAH NPM : 1714201110037

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
BAB 1
LATAR BELAKANG

1.1 Pendahuluan
1.2 Tujuan
1.2.1 Memberikan pemahaman mengenai penyakit Hipertensi (Darah Tinggi)
1.2.2 Meningkatkan pengetahuan mengenai penyakit Hipertensi (Darah
Tinggi)
1.3 Sasaran
sebuah keluarga dengan nama kepala keluarga Tn.S Di Desa pelangi Rt. 01
Rw. 11.
1.4 Waktu Dan Tempat Kegiatan
Tempat : Di Desa pelangi Rt. 01 Rw. 11.
Hari/Tanggal : Selasa, 09 Juni 2020
Waktu : 08:00 WITA s/d selesai

1.5 Jadwal kegiatan


NO WAKTU KEGIATAN
1 Selasa, 09 Juni 2020 pada jam Dilakukan pendidikan penyuluhan
08:00 WITA s/d selesai kesehahan tentang penyakit hipertensi
(Darah Tinggi) dikeluarga Tn. S.
BAB 2
Hipertensi (Darah Tinggi)

Bidang : Keperawatan Keluarga


Topik : Hipertensi (Darah Tinggi)
Sasaran : Sebuah keluarga dengan nama kepala keluarga Tn.S Di Desa
pelangi Rt. 01 Rw. 11.
Tempat : Di Desa pelangi Rt. 01 Rw. 11.
Hari/Tanggal : Selasa, 09 Juni 2020
Waktu : 08:00 WITA s/d selesai

2.1 Tujuan Instruksional Umum


Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan keluarga Tn. S mampu mengetahui apa
itu penyakit hipertensi ( Darah Tinggi) serta penanganan yang lebih lanjut.
2.2 Tujuan Instruksional Khusus
2.2.1. Mengetahui apa itu hipertensi (Darah Tinggi)
2.2.2 mengetahui apa saja tanda dan gejala Hipertensi Darah Tinggi
2.2.3 mengetahui pencegahan dini dari Hipertensi Darah Tinggi
2.3 Sasaran
Di Desa pelangi Rt. 01 Rw. 11.
2.4 Pokok Materi (Terlampir)
2.4.1 Pengertian Hipertensi (Darah Tinggi)
2.4.2 penyebab Hipertensi (Darah Tinggi)
2.4.3 tanda gejala Hipertensi (Darah Tinggi)
2.4.4 pencegahan Hipertensi ( Darah Tinggi) yang harus dilakukan
2.5 Media
Leaflet dan LCD
2.6 Metode
Ceramah & Tanya Jawab
2.7 Kkriteria Evaluasi
1. Keluarga Tn. S antusias terhadap pelaksanaan kegiatan dan menghadiri
2. Keluarga Tn. S memahami dan aktif bertanya

2.8 Kegiatan
No Waktu Penyuluhan Kegiatan Peserta
1. 5 Menit a. Mengucapkan salam pembukaan Menjawab salam,
b. Memperkenalkan diri Mendengarkan dan
c. Menjelaskan tujuan Memperhatikan
d. Menyebutkan Materi
2. 15 Menit Pelaksanaan : Memperhatikan
Menjelaskan materi penyuluhan kepada dan mendengarkan
keluarga Tn. S secara berurutan dan
teratur
Materi :
1. pengertian Hipertensi (darah tinggi)
2. penyebab Hipertensi (darah tinggi)
3. tanda gejala Hipertensi (darah tinggi)
4. pencegahan yang harus dilakukan
3. 10 Menit Menggali pengetahuan setelah dilakukan Memperhatikan
penyampaian materi
4. 5 menit Evaluasi dan penutup Tanya jawab
Meminta kepada keluarga untuk
menjelaskan kembali atau menyebutkan Mendengarkan
salah satu dari :
1. pengertian Hipertensi (darah tinggi) Menjawab Salam
2. penyebab Hipertensi (darah tinggi)
3. tanda gejala Hipertensi (darah tinggi)
4. pencegahan yang harus dilakukan

2.9 Pengorganisasian
Pembicara : Nelly Andreani
Pembawa acara : Norbaiti Ridhatillah
Fasilitator : Roly Marwan Mathuridy, Ns., M. Kep
BAB 3
ISI MATERI

1.1 Definisi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu gangguan pada
pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang
dibawa oleh darah, terhambat sampai ke jaringan tubuh yang
membutuhkannya (Sustrani,2006).

1.2 Penyebab Hipertensi


Penyebab hipertensi dibagi menjadi dua golongan yaitu hipertensi
essensial (primer) merupakan hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya dan ada kemungkinan karena faktor keturunan atau
genetik (90%). Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang merupakan
akibat dari adanya penyakit lain. Faktor ini juga erat hubungannya
dengan gaya hidup dan pola makan yang kurang baik. Faktor makanan
yang sangat berpengaruh adalah kelebihan lemak (obesitas), konsumsi
garam dapur yang tinggi, merokok dan minum alkohol.
Apabila riwayat hipertensi didapatkan pada kedua orang tua, maka
kemungkinan menderita hipertensi menjadi lebih besar. Faktor-faktor
lain yang mendorong terjadinya hipertensi antara lain stress,
kegemukan (obesitas), pola makan, merokok (M.Adib,2009).
1.3 Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala yang dapat ditemukan pada penderita darah tinggi yaitu:
1.3.1 Sakit kepala
1.3.2 jantung berdebar-debar
1.3.3 sulit bernafas setelah bekerja keras atau mengangkat beban berat
1.3.4 mudah lelah
1.3.5 penglihatan kabur
1.3.6 wajah memerah
1.3.7 hidung berdarah
1.3.8 sering buang air kecil terutama di malam hari
1.3.9 telinga berdenging (tinnitus)
1.3.10 vertigo
1.3.11 mual, muntah
1.3.12 gelisah (Ruhyanudin, 2007).
sulit disadari oleh seseorang karena darah tinggi tidak memiliki gejala khusus.
Menurut Sutanto (2009), gejala-gejala yang mudah diamati antara lain yaitu :
gejala ringan seperti, pusing atau sakit kepala, sering gelisah, wajah merah,
tengkuk terasa pegal, mudah marah, telinga berdengung, sukar tidur, sesak napas,
rasa berat ditengkuk, mudah lelah, mata berkunang-kunang, mimisan (keluar
darah dari hidung).
1.4 Penatalaksanaan/Pencegahan

1.4.1 Terapi tanpa obat


1.4.1.1 Mengendalikan berat badan
Penderita hipertensi yang mengalami kelebihan berat badan
dianjurkan untuk menurunkan berat badannya sampai batas
normal.

1.4.1.2 Pembatasan asupan garam (sodium/Na)


mengurangi pamakaian garam sampai kurang dari 2,3 gram
natrium atau 6 gram natrium klorida setiap harinya (disertai
dengan asupan kalsium, magnesium, dan kalium yang cukup).

1.4.1.3 Berhenti merokok


Penting untuk mengurangi efek jangka panjang hipertensi
karena asap rokok diketahui menurunkan aliran darah
keberbagai organ dan dapat meningkatkan kerja jantung.

1.4.1.4 Mengurangi atau berhenti minum minuman beralkohol.


1.4.1.5 Mengubah pola makan pada penderita diabetes, kegemukan
atau kadar kolesterol darah tinggi.
1.4.1.6 Olahraga aerobic yang tidak terlalu berat.
Penderita hipertensi esensial tidak perlu membatasi
aktivitasnya selama tekanan darahnya terkendali.

1.4.1.7 Teknik-teknik mengurangi stress


Teknik relaksasi dapat mengurangi denyut jantung dan TPR
dengan cara menghambat respon stress saraf simpatis.
1.4.1.8 Manfaatkan pikiran
Kita memiliki kemampuan mengontrol tubuh, jauh lebih besar
dari yang kita duga. dengan berlatih organ-organ tubuh yang
selama ini bekerja secara otomatis seperti; suhu badan, detak
jantung, dan tekanan darah, dapat kita atur gerakannya.

1.4.2 Terapi dengan obat


1.4.2.1 Penghambat saraf simpatis
Golongan ini bekerja dengan menghambat akivitas saraf
simpatis sehingga mencegah naiknya tekanan darah,
contohnya: Metildopa 250 mg (medopa, dopamet), klonidin
0,075 & 0,15 mg (catapres) dan reserprin 0,1 &0,25 mg
(serpasil, Resapin).

1.4.2.2 Beta Bloker


Bekerja dengan menurunkan daya pompa jantung sehingga
pada gilirannya menurunkan tekanan darah. Contoh:
propanolol 10 mg (inderal, farmadral), atenolol 50, 100 mg
(tenormin, farnormin), atau bisoprolol 2,5 & 5 mg (concor).

1.4.2.3 Vasodilator
Bekerja langsung pada pembuluh darah dengan merelaksasi
otot pembuluh darah.

1.4.2.4 Angiotensin Converting Enzym (ACE) Inhibitor


Bekerja dengan menghambat pembentukan zat Angiotensin
II (zat yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah).
Contoh: Captopril 12,5, 25, 50 mg (capoten, captensin,
tensikap), enalapril 5 &10 mg (tenase).

1.4.2.5 Calsium Antagonis


Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan
cara menghambat kontraksi jantung (kontraktilitas).
Contohnya: nifedipin 5 & 10 mg (adalat, codalat, farmalat,
nifedin), diltiazem 30,60,90 mg (herbesser, farmabes).

1.4.2.6 Antagonis Reseptor Angiotensin II


Cara kerjanya dengan menghalangi penempelan zat
angiotensin II pada reseptornya yang mengakibatkan
ringannya daya pompa jantung. Contoh : valsartan (diovan).

1.4.2.7 Diuretic
Obat ini bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh
(lewat urin) sehingga volume cairan tubuh berkurang,
sehingga mengakibatkan daya pompa jantung menjadi lebih
ringan. Contoh: Hidroklorotiazid (HCT) (Corwin, 2001;
Adib, 2009; Muttaqin, 2009).

Anda mungkin juga menyukai