Anda di halaman 1dari 10

I.

IDENTIFIKASI MASALAH
Kenakalan remaja dalam studi masalah sosial dapat dikategorikan ke dalam perilaku
menyimpang.  Dalam perspektif perilaku menyimpang masalah sosial terjadi karena terdapat
penyimpangan perilaku dari berbagai aturan-aturan sosial ataupun dari nilai dan norma social
yang berlaku. Perilaku menyimpang dapat dianggap sebagai sumber masalah karena dapat
membahayakan tegaknya sistem sosial. Penggunaan konsep perilaku menyimpang secara tersirat
mengandung makna bahwa ada jalur baku yang harus ditempuh. Perilaku yang tidak melalui 
jalur tersebut berarti telah menyimpang. Untuk mengetahui latar belakang perilaku menyimpang
perlu membedakan adanya perilaku menyimpang yang tidak disengaja dan yang disengaja,
diantaranya karena si pelaku kurang memahami aturan-aturan yang ada. Sedangkan perilaku
yang menyimpang yang disengaja, bukan karena si pelaku tidak mengetahui aturan. Hal yang
relevan untuk memahami bentuk perilaku tersebut, adalah mengapa seseorang melakukan
penyimpangan, sedangkan ia tahu apa yang dilakukan melanggar aturan. Becker (dalam
Soerjono Soekanto,1988,26), mengatakan bahwa tidak ada alasan untuk mengasumsikan hanya
mereka yang menyimpang mempunyai dorongan untuk berbuat demikian. Hal ini disebabkan
karena pada dasarnya setiap manusia pasti mengalami dorongan untuk melanggar pada situasi
tertentu, tetapi mengapa pada kebanyakan orang tidak menjadi kenyataan yang berwujud
penyimpangan, sebab orang dianggap normal biasanya dapat menahan diri dari dorongan-
dorongan untuk menyimpang.

Masalah sosial perilaku menyimpang dalam tulisan tentang “Kenakalan Remaja” bisa
melalui pendekatan individual dan pendekatan sistem. Dalam pendekatan individual melalui
pandangan sosialisasi. Berdasarkan pandangan sosialisasi, perilaku akan diidentifikasi sebagai
masalah sosial apabila ia tidak berhasil dalam melewati belajar sosial (sosialisasi). Tentang
perilaku disorder di kalangan anak dan remaja (Kauffman , 1989 : 6) mengemukakan bahwa
perilaku menyimpang juga dapat dilihat sebagai perwujudan dari konteks sosial. Perilaku
disorder tidak dapat dilihat secara sederhana sebagai tindakan yang tidak layak, melainkan lebih
dari itu harus dilihat sebagai hasil interaksi dari transaksi yang tidak benar antara seseorang
dengan lingkungan sosialnya. Ketidak berhasilan belajar sosial atau “kesalahan” dalam
berinteraksi dari transaksi sosial tersebut dapat termanifestasikan dalam beberapa hal.  Proses
sosialisasi terjadi dalam kehidupan sehari-hari melalui interaksi sosial dengan menggunakan
media atau lingkungan sosial tertentu. Oleh sebab itu, kondisi kehidupan lingkungan tersebut
akan sangat mewarnai dan mempengaruhi input dan pengetahuan yang diserap. Salah satu variasi
dari teori yang menjelaskan kriminalitas di daerah perkotaan, bahwa beberapa tempat di kota
mempunyai sifat yang kondusif bagi tindakan kriminal oleh karena lokasi tersebut mempunyai
karakteristik tertentu, misalnya (Eitzen, 1986 : 400), mengatakan tingkat kriminalitas yang tinggi
dalam masyarakat kota pada umumnya berada pada bagian wilayah kota yang miskin, dampak
kondisi perumahan di bawah standar, overcrowding, derajat kesehatan rendah dari kondisi serta
komposisi penduduk yang tidak stabil. Penelitian inipun dilakukan di daerah pinggiran kota yaitu
di Pondok Pinang Jakarta Selatan tampak ciri-ciri seperti disebutkan Eitzen diatas. Sutherland
dalam (Eitzen,1986) beranggapan bahwa seorang belajar untuk menjadi kriminal melalui
interaksi. Apabila lingkungan interaksi cenderung devian, maka seseorang akan mempunyai
kemungkinan besar untuk belajar tentang teknik dan nilai-nilai devian yang pada gilirannya akan
memungkinkan untuk menumbuhkan  tindakan kriminal. Mengenai pendekatan sistem, yaitu
perilaku individu sebagai masalah sosial yang bersumber dari sistem sosial terutama dalam
pandangan disorganisasi sosial sebagai sumber masalah. Dikatakan oleh (Eitzen, 1986:10) bahwa
seorang dapat menjadi buruk/jelek oleh karena hidup dalam lingkungan masyarakat yang buruk.
Hal ini dapat dijelaskan bahwa pada umumnya pada masyarakat yang mengalami gejala
disorganisasi sosial, norma dan nilai sosial menjadi kehilangan kekuatan mengikat.
Dengan demikian kontrol sosial menjadi lemah, sehingga memungkinkan terjadinya berbagai
bentuk penyimpangan perilaku. Di dalam masyarakat yang disorganisasi sosial, seringkali yang
terjadi bukan sekedar ketidak pastian dan surutnya kekuatan mengikat norma sosial, tetapi lebih
dari itu, perilaku menyimpang karena tidak memperoleh sanksi sosial kemudian dianggap
sebagai yang biasa dan wajar.

II . PENGANTAR
            Bidang Studi   : Keperawatan Komunitas
            Topik               : Kenakalan Pada Remaja
            Sub topik         : Kenakalan Pada Remaja
            Sasaran            : Remaja
            Hari/tanggal    : 9 Juni 2020
            Jam                  : 14.00 WITA
            Tempat : Balai Desa Sehat

III.             TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM ( TIU )


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan para remaja dapat memahami dan mengerti
tentang gambaran bentuk-bentuk kenakalan yang dilakukan remaja dan hubunganan antara
kenakalan remaja dengan keberfungsian sosial keluarga

IV.             TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS ( TIK )


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan remaja dapat menjelaskan kembali :
·         Konsep Kenakalan Remaja
·         Faktor Kenakalan Remaja
·         Hubungan Antara Kenakalan Remaja Dengan Keberfungsian Sosial Keluarga
·         Dampak atau akibat dari kenakalan remaja
·         Pencegahan yang harus dilakukan

V.                MATERI
Terlampir

VI.             METODE
1.      Ceramah
2.      Tanya Jawab

VII.          MEDIA
1.      Materi SAP
2.      Power point
VIII.       KEGIATAN PEMBELAJARAN

NO WAKTU Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


1. 3 menit Pembukaan :

·         Memberi salam ·         Menjawab salam

·         Menjelaskan tujuan ·         Mendengarkan dan


pembelajaran memperhatikan

2. 10 menit Pelaksanaan :

·         Menjelaskan materi ·         Menyimak dan


penyuluhan secara berurutan dan mendengarkan
teratur
Materi :

     1. Konsep Kenakalan Remaja

     2.Faktor Kenakalan Remaja

    3.Hubungan Antara
Kenakalan      Remaja Dengan
keberfungsian keluarga

    4. Dampak atau akibat dari


kenakalan remaja

   5. Pencegahan yang harus


dilakukan
3. 5 menit Evaluasi :

Meminta kepada ibu-ibu untuk ·         Bertanya dan


menjelaskan kembali atau menjawab pertanyaan
menyebutkan :

1.      Konsep kenakalan remaja

2.      Faktor kenakalan remaja

3.      Hubungan antara kenakalan


remaja dengan keberfungsian
keluarga

4.      Dampak atau akibat dari


kenakalan remaja

5.      Pencegahan yang harus


dilakukan

4. 2 menit Penutup :

·         Mengucapkan terima kasih ·         Menjawab salam


dan mengucapkan salam

IX.             PENGESAHAN
Yogyakarta, .......................

            Sasaran                                                            Pemberi penyuluh

            Remaja                                                                        Pemateri
                                                Mengetahui
                                                Dosen Pembimbing

                                     Firman Arief, Ns., M.Kep

X.                EVALUASI
Essay

Pertanyaan ;

1.      Apa yang anda tahu tentang pergaulan yang ada saat ini ?
2.      Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi kenakalan pada remaja ?
3.      Apa yang anda ketahui tentang hubungan antara kenakalan remaja dengan keberfungsian
dalam keluarga ?
4.      Sebutkan dampak atau akibat dari kenakalan remaja ?
5.      Bagaimana cara pencegahan yang harus dilakukan untuk menanggulangi kenakalan pada
remaja ?

XI.             LAMPIRAN MATERI

KENAKALAN  PADA REMAJA

1.      Konsep Kenakalan Pada Remaja


Masalah sosial yang dikategorikan dalam perilaku menyimpang diantaranya adalah kenakalan
remaja. Untuk mengetahui tentang latar belakang kenakalan remaja dapat dilakukan melalui dua
pendekatan yaitu pendekatan individual dan pendekatan sistem. Dalam pendekatan individual,
individu sebagai  satuan pengamatan sekaligus sumber masalah. Untuk  pendekatan sistem,
individu sebagai satuan pengamatan sedangkan sistem sebagai sumber masalah. Berdasarkan 
penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa ternyata ada hubungan negative antara
kenakalan remaja dengan keberfungsian keluarga. Artinya semakin meningkatnya keberfungsian
sosial  sebuah keluarga dalam melaksanakan tugas kehidupan, peranan, dan fungsinya maka akan
semakin rendah tingkat kenakalan anak-anaknya atau kualitas kenakalannya semakin rendah. Di
samping itu penggunaan waktu luang yang tidak terarah merupakan sebab yang sangat dominan
bagi remaja untuk melakukan perilaku menyimpang.
Pada dasarnya kenakalan remaja menurut Singgih D. Gumarso (1988 : 19), mengatakan dari segi
hukum kenakalan remaja digolongkan dalam dua kelompok yang berkaitan dengan norma-norma
hukum yaitu : (1) kenakalan yang bersifat amoral dan sosial serta tidak diantar dalam undang-
undang sehingga tidak dapat atau sulit digolongkan sebagai pelanggaran hukum ; (2) kenakalan
yang bersifat melanggar hukum dengan penyelesaian sesuai dengan undang-undang dan hukum
yang berlaku sama dengan perbuatan melanggar hukum bila dilakukan orang dewasa. Menurut
bentuknya, Sunarwiyati S (1985) membagi kenakalan remaja kedalam tiga tingkatan ; (1)
kenakalan biasa, seperti suka berkelahi, suka keluyuran, membolos sekolah, pergi dari rumah
tanpa pamit (2) kenakalan yang menjurus pada pelanggaran dan kejahatan seperti mengendarai
mobil tanpa SIM, mengambil barang orang tua tanpa izin (3) kenakalan khusus seperti
penyalahgunaan narkotika, hubungan seks diluar nikah, pemerkosaan dll. Kategori di atas yang
dijadikan ukuran kenakalan remaja dalam penelitian.
2.      Faktor-faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja
Faktor- faktor yang mempengaruhi kenakalan pada remaja sangat bervariasi, mulai dari kenakaln
bersifat amoral dan sosial serta kenakalan yang bersifat melanggar norma-norma yang ada.
Kenakalan remaja kaitannya dengan keberfungsian pada keluarga, semakin meningkatnya
keberfungsian sebuah keluarga dalam melaksanaan tugas kehidupan, peranan dan fungsinya
maka akan semakin rendah tingkat kenakalan anak-anaknya atau kualitas kenakalannya semakin
rendah.

Beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu :


Ø  Kurangnya kasih sayang dari orang tua
Banyak para remaja yang terjerumus pada kenakalan remaja karena kurangnya ksih sayang dari
orang tua mereka. Banyak orang tua yang terlalu memikirkan pekerjaan mereka dari pada
memikirkan keadaan anak-anak mereka. Sehingga seorang anak merasakan tekanan psikologis
pada diri mereka. Meraka tidak tahu harus berbagi cerita dengan siapa, sehingga saat ada maslah
sering terjerumus dengan hasutan teman-teman mereka.
Ø  Kurangnya pengawasaan dari orang tua mereka
Sibuknya orang tua dengan pekerjaan membuat kurangnya pengawasan pada anak-anak mereka.
Sehingga banyak anak-anak sering keluyuran dan bermainan dengan teman-teman mereka
setelah pulang sekolah. Apalagi saat ini perkembangan teknologi semakin maju. Banyak anak-
anak salah persepsi tentang penggunaan komputer maupun handpone dengan cara yang negatif.
Misalnya : menonton gambar-gambar porno atau video porno yang ada.
Ø  Pergaulan dengan teman yang tidak sebaya
Usia remaja merupakn usia produktif dan sudah mulai mengenal yang namanya saling menyukai
lawan jenis. Pergaulan yang salah bisa membuat mereka melakukan hal yang senonoh yang tidak
seharusnya mereka lakukan. Misal : sehabis menonton video porno, mereka mempunyai hasrat
hawa nafsu yang mendalam dan pengen melampiaskan kepada lawan jenis mereka sehingga
timbul perkosaan ataupun hubungan sexsual diluar nikah. Ada juga yang terjerumus dengan
minum-minuman keras maupun sampai kenarkoba.
Ø  Tidak adanya bimbingan kepribadian yang baik
Sibuknya orang tua membuat kurangnya perhatian bagi seorang anak dan kurrang bimbingan
yang baik. Banyak anak-anak yang menyalahgunakan kepercayaan orang tua mereka dan
terjerumus pada kenakaln remaja. Kurangnya dasar-dasar agama juga membuat mereka
melakukan tindakan yang negatif karena tidak tahunya pengetahuan agama dalam diri mereka
.
3.      Hubungan  antara kenakalan remaja dengan keberfungsian keluarga
Keberfungsian keluarga sangat diperlukan agar anak tidak terjerumus pada kenakalan remaja.
Tapi pada kenyataannya saat ini semakin banyak para remaja yang terjerumus pada kenakalan
remaja karena beberapa faktor diatas. Keberfungsian sosial kelurga mengandung pengertian
pertukaran dan kesinambungan, serta adaptasi resprokal antara keluarga dengan anggotannya,
dengan lingkungannya, dan dengan tetangganya dll. Kemampuan berfungsi social secara positif
dan adaptif bagi sebuah keluarga salah satunnya jika berhasil dalam melaksanakan tugas-tugas
kehidupan, peranan dan fungsinya terutama dalam sosialisasi terhadap anggota keluarganya.
 Hal lain yang dapat dilihat bahwa sikap orang orang tua dalam sosialisasi terhadap anaknya juga
sangat berpengaruh terhadap tingkat kenakalan yang dilakukan, dari data yang diperoleh bagi
keluarga yang kurang dan masa bodoh dalam pendidikan (baca sosialisasi) terhadap anaknya
maka umumnya anak mereka melakukan kenakalan khusus. Dan akhirnya keserasian hubungan
antara keluarga dengan lingkungan sosialnya juga berpengaruh pada kenakalan anak-anak
mereka. Mereka yang hubungan sosialnya dengan lingkungan serasi anak-anaknya walaupun
melakukan kenakalan tetapi pada tingkat kenakalan biasa, tetapi mereka yang kurang dan tidak
serasi.hubungan sosialnya dengan lingkungan anak-anaknya melakukan kenakalan khusus.   

4.      Dampat Negatif Kenakalan Remaja


Dampak negatif kenakalan remaja adalah bodoh mereka menjadi, bodoh karena mereka tidak
mau belajar, tidak pernah belajar dan tidak mau memikirkan pelajaran, tidak dapat mengatur
waktu dengan baik. Remaja tidak pernah mempergunakan waktunya dengan baik. Karena
waktunya habis terbuang  untuk bermain-main dan bersenang-senang tidak pernah memikirkan
pelajaran sekolah. Dan juga dapat merusak positif dan tidak pernah melakukan ibadah akibatnya
remaja menjadi nakal dan melakukan perbuatan  yang tidak baik.

5.      Pencegahan untuk menanggulangi kenakalan remaja


Bagi orang tua lebih memperhatikan pergaulan pada anaknya, tetapi tidak terlalu mengekang
anak untuk bermain dengan teman sebayanya karena malah membuat psikologi seorang anak
menjadi tertekan. Sebagian besar orangtua di jaman sekarang sangat sibuk mencari
nafkah.  Mereka sudah tidak mempunyai banyak kesempatan untuk dapat mengikuti terus
kemana pun anak-anaknya pergi. Padahal, kenakalan remaja banyak bersumber dari pergaulan.
 Oleh karena itu, orangtua hendaknya dapat memberikan inti pendidikan kepada para remaja. Inti
pendidikan adalah sebuah pedoman dasar pergaulan yang singkat, padat, dan mudah di ingat
secara mudah. Dengan memberikan inti pendidikan ini, kemana saja anak pergi ia akan selalu
ingat pesan orangtua dan dapat menjaga dirinya sendiri. Anak menjadi mandiri dan dapat
dipercaya, karena dirinya sendirinyalah yang akan mengendalikan dirinya sendiri. Selama
seseorang masih memerlukan pihak lain untuk mengendalikan dirinya sendiri, selama itu pula ia
akan berpotensi melanggar peraturan bila si pengendali tidak berada di dekatnya.

Anda mungkin juga menyukai