Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PROMOSI KESEHATAN DALAM


PRAKTEK MASYARAKAT TENTANG
KENAKALAN PADA REMAJA
POSTED BY KNOWUPDATE POSTED ON 12.30 WITH 1 COMMENT

I.                   IDENTIFIKASI MASALAH
Kenakalan remaja dalam studi masalah sosial dapat dikategorikan ke dalam perilaku
menyimpang.  Dalam perspektif perilaku menyimpang masalah sosial terjadi karena terdapat
penyimpangan perilaku dari berbagai aturan-aturan sosial ataupun dari nilai dan norma social
yang berlaku. Perilaku menyimpang dapat dianggap sebagai sumber masalah karena dapat
membahayakan tegaknya sistem sosial. Penggunaan konsep perilaku menyimpang secara tersirat
mengandung makna bahwa ada jalur baku yang harus ditempuh. Perilaku yang tidak melalui 
jalur tersebut berarti telah menyimpang. Untuk mengetahui latar belakang perilaku menyimpang
perlu membedakan adanya perilaku menyimpang yang tidak disengaja dan yang disengaja,
diantaranya karena si pelaku kurang memahami aturan-aturan yang ada. Sedangkan perilaku
yang menyimpang yang disengaja, bukan karena si pelaku tidak mengetahui aturan. Hal yang
relevan untuk memahami bentuk perilaku tersebut, adalah mengapa seseorang melakukan
penyimpangan, sedangkan ia tahu apa yang dilakukan melanggar aturan. Becker (dalam
Soerjono Soekanto,1988,26), mengatakan bahwa tidak ada alasan untuk mengasumsikan hanya
mereka yang menyimpang mempunyai dorongan untuk berbuat demikian. Hal ini disebabkan
karena pada dasarnya setiap manusia pasti mengalami dorongan untuk melanggar pada situasi
tertentu, tetapi mengapa pada kebanyakan orang tidak menjadi kenyataan yang berwujud
penyimpangan, sebab orang dianggap normal biasanya dapat menahan diri dari dorongan-
dorongan untuk menyimpang.

Masalah sosial perilaku menyimpang dalam tulisan tentang “Kenakalan Remaja” bisa
melalui pendekatan individual dan pendekatan sistem. Dalam pendekatan individual melalui
pandangan sosialisasi. Berdasarkan pandangan sosialisasi, perilaku akan diidentifikasi sebagai
masalah sosial apabila ia tidak berhasil dalam melewati belajar sosial (sosialisasi). Tentang
perilaku disorder di kalangan anak dan remaja (Kauffman , 1989 : 6) mengemukakan bahwa
perilaku menyimpang juga dapat dilihat sebagai perwujudan dari konteks sosial. Perilaku
disorder tidak dapat dilihat secara sederhana sebagai tindakan yang tidak layak, melainkan lebih
dari itu harus dilihat sebagai hasil interaksi dari transaksi yang tidak benar antara seseorang
dengan lingkungan sosialnya. Ketidak berhasilan belajar sosial atau “kesalahan” dalam
berinteraksi dari transaksi sosial tersebut dapat termanifestasikan dalam beberapa hal.  Proses
sosialisasi terjadi dalam kehidupan sehari-hari melalui interaksi sosial dengan menggunakan
media atau lingkungan sosial tertentu. Oleh sebab itu, kondisi kehidupan lingkungan tersebut
akan sangat mewarnai dan mempengaruhi input dan pengetahuan yang diserap. Salah satu variasi
dari teori yang menjelaskan kriminalitas di daerah perkotaan, bahwa beberapa tempat di kota
mempunyai sifat yang kondusif bagi tindakan kriminal oleh karena lokasi tersebut mempunyai
karakteristik tertentu, misalnya (Eitzen, 1986 : 400), mengatakan tingkat kriminalitas yang tinggi
dalam masyarakat kota pada umumnya berada pada bagian wilayah kota yang miskin, dampak
kondisi perumahan di bawah standar, overcrowding, derajat kesehatan rendah dari kondisi serta
komposisi penduduk yang tidak stabil. Penelitian inipun dilakukan di daerah pinggiran kota yaitu
di Pondok Pinang Jakarta Selatan tampak ciri-ciri seperti disebutkan Eitzen diatas. Sutherland
dalam (Eitzen,1986) beranggapan bahwa seorang belajar untuk menjadi kriminal melalui
interaksi. Apabila lingkungan interaksi cenderung devian, maka seseorang akan mempunyai
kemungkinan besar untuk belajar tentang teknik dan nilai-nilai devian yang pada gilirannya akan
memungkinkan untuk menumbuhkan  tindakan kriminal. Mengenai pendekatan sistem, yaitu
perilaku individu sebagai masalah sosial yang bersumber dari sistem sosial terutama dalam
pandangan disorganisasi sosial sebagai sumber masalah. Dikatakan oleh (Eitzen, 1986:10) bahwa
seorang dapat menjadi buruk/jelek oleh karena hidup dalam lingkungan masyarakat yang buruk.
Hal ini dapat dijelaskan bahwa pada umumnya pada masyarakat yang mengalami gejala
disorganisasi sosial, norma dan nilai sosial menjadi kehilangan kekuatan mengikat.
Dengan demikian kontrol sosial menjadi lemah, sehingga memungkinkan terjadinya berbagai
bentuk penyimpangan perilaku. Di dalam masyarakat yang disorganisasi sosial, seringkali yang
terjadi bukan sekedar ketidak pastian dan surutnya kekuatan mengikat norma sosial, tetapi lebih
dari itu, perilaku menyimpang karena tidak memperoleh sanksi sosial kemudian dianggap
sebagai yang biasa dan wajar.

II . PENGANTAR
            Bidang Studi   : komunitas atau masyarakat
            Topik               : Kenakalan Pada Remaja
            Sub topik         : Kenakalan Pada Remaja
            Sasaran            : Remaja
            Hari/tanggal    :
            Jam                  :
            Waktu             :
            Tempat                        :

III.             TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM ( TIU )


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan para remaja dapat memahami dan mengerti
tentang gambaran bentuk-bentuk kenakalan yang dilakukan remaja dan hubunganan antara
kenakalan remaja dengan keberfungsian sosial keluarga
IV.             TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS ( TIK )
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan remaja dapat menjelaskan kembali :
         Konsep Kenakalan Remaja
         Faktor Kenakalan Remaja
         Hubungan Antara Kenakalan Remaja Dengan Keberfungsian Sosial Keluarga
         Dampak atau akibat dari kenakalan remaja
         Pencegahan yang harus dilakukan

V.                MATERI
Terlampir

VI.             METODE
1.      Ceramah
2.      Tanya Jawab

VII.          MEDIA
1.      Materi SAP
2.      Power point

VIII.       KEGIATAN PEMBELAJARAN

NO WAKTU Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


1. 3 menit Pembukaan :
         Memberi salam          Menjawab salam
         Menjelaskan tujuan pembelajaran         Mendengarkan dan
memperhatikan

2. 10 menit Pelaksanaan :
         Menjelaskan materi penyuluhan          Menyimak dan
secara berurutan dan teratur mendengarkan
Materi :
     1. Konsep Kenakalan Remaja
     2.Faktor Kenakalan Remaja
    3.Hubungan Antara
Kenakalan      Remaja Dengan
keberfungsian keluarga
    4. Dampak atau akibat dari
kenakalan remaja
   5. Pencegahan yang harus
dilakukan
3. 5 menit Evaluasi :
Meminta kepada ibu-ibu untuk          Bertanya dan menjawab
menjelaskan kembali atau pertanyaan
menyebutkan :
1.      Konsep kenakalan remaja
2.      Faktor kenakalan remaja
3.      Hubungan antara kenakalan remaja
dengan keberfungsian keluarga
4.      Dampak atau akibat dari kenakalan
remaja
5.      Pencegahan yang harus dilakukan

4. 2 menit Penutup :
         Mengucapkan terima kasih dan          Menjawab salam
mengucapkan salam
IX.             PENGESAHAN
Yogyakarta, .......................

            Sasaran                                                            Pemberi penyuluh

            Remaja                                                                        Pemateri
                                                Mengetahui
                                                Dosen Pembimbing

                                    Drs. Sugianto, A.MD.Kep.M.Kes

X.                EVALUASI
Essay

Pertanyaan ;

1.      Apa yang anda tahu tentang pergaulan yang ada saat ini ?
2.      Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi kenakalan pada remaja ?
3.      Apa yang anda ketahui tentang hubungan antara kenakalan remaja dengan keberfungsian dalam
keluarga ?
4.      Sebutkan dampak atau akibat dari kenakalan remaja ?
5.      Bagaimana cara pencegahan yang harus dilakukan untuk menanggulangi kenakalan pada remaja

XI.             LAMPIRAN MATERI

KENAKALAN  PADA REMAJA

1.      Konsep Kenakalan Pada Remaja


Masalah sosial yang dikategorikan dalam perilaku menyimpang diantaranya adalah
kenakalan remaja. Untuk mengetahui tentang latar belakang kenakalan remaja dapat dilakukan
melalui dua pendekatan yaitu pendekatan individual dan pendekatan sistem. Dalam pendekatan
individual, individu sebagai  satuan pengamatan sekaligus sumber masalah. Untuk  pendekatan
sistem, individu sebagai satuan pengamatan sedangkan sistem sebagai sumber masalah.
Berdasarkan  penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa ternyata ada hubungan negative
antara kenakalan remaja dengan keberfungsian keluarga. Artinya semakin meningkatnya
keberfungsian sosial  sebuah keluarga dalam melaksanakan tugas kehidupan, peranan, dan
fungsinya maka akan semakin rendah tingkat kenakalan anak-anaknya atau kualitas
kenakalannya semakin rendah. Di samping itu penggunaan waktu luang yang tidak terarah
merupakan sebab yang sangat dominan bagi remaja untuk melakukan perilaku menyimpang.
Pada dasarnya kenakalan remaja menurut Singgih D. Gumarso (1988 : 19), mengatakan dari
segi hukum kenakalan remaja digolongkan dalam dua kelompok yang berkaitan dengan norma-
norma hukum yaitu : (1) kenakalan yang bersifat amoral dan sosial serta tidak diantar dalam
undang-undang sehingga tidak dapat atau sulit digolongkan sebagai pelanggaran hukum ; (2)
kenakalan yang bersifat melanggar hukum dengan penyelesaian sesuai dengan undang-undang
dan hukum yang berlaku sama dengan perbuatan melanggar hukum bila dilakukan orang dewasa.
Menurut bentuknya, Sunarwiyati S (1985) membagi kenakalan remaja kedalam tiga tingkatan ;
(1) kenakalan biasa, seperti suka berkelahi, suka keluyuran, membolos sekolah, pergi dari rumah
tanpa pamit (2) kenakalan yang menjurus pada pelanggaran dan kejahatan seperti mengendarai
mobil tanpa SIM, mengambil barang orang tua tanpa izin (3) kenakalan khusus seperti
penyalahgunaan narkotika, hubungan seks diluar nikah, pemerkosaan dll. Kategori di atas yang
dijadikan ukuran kenakalan remaja dalam penelitian.
2.      Faktor-faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja
Faktor- faktor yang mempengaruhi kenakalan pada remaja sangat bervariasi, mulai dari kenakaln
bersifat amoral dan sosial serta kenakalan yang bersifat melanggar norma-norma yang ada.
Kenakalan remaja kaitannya dengan keberfungsian pada keluarga, semakin meningkatnya
keberfungsian sebuah keluarga dalam melaksanaan tugas kehidupan, peranan dan fungsinya
maka akan semakin rendah tingkat kenakalan anak-anaknya atau kualitas kenakalannya semakin
rendah.

Beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu :


  Kurangnya kasih sayang dari orang tua
Banyak para remaja yang terjerumus pada kenakalan remaja karena kurangnya ksih sayang dari
orang tua mereka. Banyak orang tua yang terlalu memikirkan pekerjaan mereka dari pada
memikirkan keadaan anak-anak mereka. Sehingga seorang anak merasakan tekanan psikologis
pada diri mereka. Meraka tidak tahu harus berbagi cerita dengan siapa, sehingga saat ada maslah
sering terjerumus dengan hasutan teman-teman mereka.
  Kurangnya pengawasaan dari orang tua mereka
Sibuknya orang tua dengan pekerjaan membuat kurangnya pengawasan pada anak-anak mereka.
Sehingga banyak anak-anak sering keluyuran dan bermainan dengan teman-teman mereka
setelah pulang sekolah. Apalagi saat ini perkembangan teknologi semakin maju. Banyak anak-
anak salah persepsi tentang penggunaan komputer maupun handpone dengan cara yang negatif.
Misalnya : menonton gambar-gambar porno atau video porno yang ada.
  Pergaulan dengan teman yang tidak sebaya
Usia remaja merupakn usia produktif dan sudah mulai mengenal yang namanya saling menyukai
lawan jenis. Pergaulan yang salah bisa membuat mereka melakukan hal yang senonoh yang tidak
seharusnya mereka lakukan. Misal : sehabis menonton video porno, mereka mempunyai hasrat
hawa nafsu yang mendalam dan pengen melampiaskan kepada lawan jenis mereka sehingga
timbul perkosaan ataupun hubungan sexsual diluar nikah. Ada juga yang terjerumus dengan
minum-minuman keras maupun sampai kenarkoba.
  Tidak adanya bimbingan kepribadian yang baik
Sibuknya orang tua membuat kurangnya perhatian bagi seorang anak dan kurrang bimbingan
yang baik. Banyak anak-anak yang menyalahgunakan kepercayaan orang tua mereka dan
terjerumus pada kenakaln remaja. Kurangnya dasar-dasar agama juga membuat mereka
melakukan tindakan yang negatif karena tidak tahunya pengetahuan agama dalam diri mereka
.
3.      Hubungan  antara kenakalan remaja dengan keberfungsian keluarga
Keberfungsian keluarga sangat diperlukan agar anak tidak terjerumus pada kenakalan remaja.
Tapi pada kenyataannya saat ini semakin banyak para remaja yang terjerumus pada kenakalan
remaja karena beberapa faktor diatas. Keberfungsian sosial kelurga mengandung pengertian
pertukaran dan kesinambungan, serta adaptasi resprokal antara keluarga dengan anggotannya,
dengan lingkungannya, dan dengan tetangganya dll. Kemampuan berfungsi social secara positif
dan adaptif bagi sebuah keluarga salah satunnya jika berhasil dalam melaksanakan tugas-tugas
kehidupan, peranan dan fungsinya terutama dalam sosialisasi terhadap anggota keluarganya.
 Hal lain yang dapat dilihat bahwa sikap orang orang tua dalam sosialisasi terhadap anaknya
juga sangat berpengaruh terhadap tingkat kenakalan yang dilakukan, dari data yang diperoleh
bagi keluarga yang kurang dan masa bodoh dalam pendidikan (baca sosialisasi) terhadap
anaknya maka umumnya anak mereka melakukan kenakalan khusus. Dan akhirnya keserasian
hubungan antara keluarga dengan lingkungan sosialnya juga berpengaruh pada kenakalan anak-
anak mereka. Mereka yang hubungan sosialnya dengan lingkungan serasi anak-anaknya
walaupun melakukan kenakalan tetapi pada tingkat kenakalan biasa, tetapi mereka yang kurang
dan tidak serasi.hubungan sosialnya dengan lingkungan anak-anaknya melakukan kenakalan
khusus.   

4.      Dampat Negatif Kenakalan Remaja


Dampak negatif kenakalan remaja adalah bodoh mereka menjadi, bodoh karena mereka tidak
mau belajar, tidak pernah belajar dan tidak mau memikirkan pelajaran, tidak dapat mengatur
waktu dengan baik. Remaja tidak pernah mempergunakan waktunya dengan baik. Karena
waktunya habis terbuang  untuk bermain-main dan bersenang-senang tidak pernah memikirkan
pelajaran sekolah. Dan juga dapat merusak positif dan tidak pernah melakukan ibadah akibatnya
remaja menjadi nakal dan melakukan perbuatan  yang tidak baik.
5.      Pencegahan untuk menanggulangi kenakalan remaja
Bagi orang tua lebih memperhatikan pergaulan pada anaknya, tetapi tidak terlalu
mengekang anak untuk bermain dengan teman sebayanya karena malah membuat psikologi
seorang anak menjadi tertekan. Sebagian besar orangtua di jaman sekarang sangat sibuk mencari
nafkah.  Mereka sudah tidak mempunyai banyak kesempatan untuk dapat mengikuti terus
kemana pun anak-anaknya pergi. Padahal, kenakalan remaja banyak bersumber dari pergaulan.
 Oleh karena itu, orangtua hendaknya dapat memberikan inti pendidikan kepada para
remaja. Inti pendidikan adalah sebuah pedoman dasar pergaulan yang singkat, padat, dan mudah
di ingat secara mudah. Dengan memberikan inti pendidikan ini, kemana saja anak pergi ia akan
selalu ingat pesan orangtua dan dapat menjaga dirinya sendiri. Anak menjadi mandiri dan dapat
dipercaya, karena dirinya sendirinyalah yang akan mengendalikan dirinya sendiri. Selama
seseorang masih memerlukan pihak lain untuk mengendalikan dirinya sendiri, selama itu pula ia
akan berpotensi melanggar peraturan bila si pengendali tidak berada di dekatnya.

Anda mungkin juga menyukai