AJAL
Dosen pengampu :
Nurhikmah ,SST.,MPH
Disusun oleh :
Kelompok 7 Kelas A
1. Arika Noviriana 1714201110005
2. Dellya Novita 1714201110008
3. Muhammad Dony Akbar 1714201110028
4. Muhammad Fikri 1714201110029
5. Nelly Andreani 1714201110033
Kelompok 7
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Gagal Ginjal Kronik adalah kerusakan fungsi ginjal yang progresif yang
berakhir fatal pada uremia (kelebihan urea dalam darah).
Gagal Ginjal Kronik adalah gangguan fungsi renal yang progresif dan
irreversible dimana keseimbangan tubuh gagal mempertahankan
metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit menyebabkan
uremia.
2. Rumusan masalah
1. Bagaimana Pengkajian Gagal Ginjal Kronik ?
2. Apa Diagnosa Keperawatan Gagal Ginjal Kronik?
3. Bagaimana Intervensi Gagal Ginjal Kronik ?
3. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengkajian Gagal Ginjal Kronik
2. Untuk mengetahui Diagnosa Keperawatan Gagal Ginjal Kronik
3. Untuk mengetahui Intervensi Gagal Ginjal Kronik
1
BAB II
PEMBAHASAN
ASUHAN KEPERAWATAN
2. Demografi
Lingkungan yang tercemar, sumber air tinggi kalsium beresiko untuk
gagal ginjal kronik, kebanyakan menyerang umur 20-50 tahun, jenis
kelamin lebih banyak perempuan, kebanyakan ras kulit hitam.
2
5.1 Pemeliharaan kesehatan
3
contoh penurunan lapang perhatian, ketidakmampuan
berkonsentrasi, kehilangan memori, kacau.
4
serta mengurangi kecemasan dan rasa takut akan kematian
dengan aktifitas spitual seperti sholat dan berdoa. Sholat dan
berdoa Merupakan aktivitas yang dapat memperbaiki pasien dan
membantu mengurangi kecemasan dan rasa takut akan kematian.
6. Pengkajian Fisik
6.4 Tanda vital : tekanan darah meningkat, suhu meningkat, nadi lemah,
disritmia, pernapasan kusmaul, tidak teratur.
6.5 Kepala
5
6.10 Ekstremitas : capirally refill time > 3 detik,kuku rapuh dan kusam
serta tipis, kelemahan pada tungkai, rasa panas pada telapak kaki,
foot drop, kekuatan otot.
7. Pemeriksaan Penunjang
7.1 Urine
7.1.1 Volume, biasnya kurang dari 400 ml/24 jam (oliguria)
atau urine tidak ada (anuria).
7.1.2 Warna, secara abnormal urine keruh mungkin disebabkan
oleh pus, bakteri, lemak, pertikel koloid, fosfat atau urat.
7.1.3 Berat jenis urine, kurang dari 1,015 (menetap pada 1,010
menunjukkan kerusakan ginjal berat).
7.1.4 Klirens kreatinin, mungkin menurun
7.1.5 Natrium, lebih besar dari 40 meq/L karena ginjal tidak
mampu mereabsobsi natrium.
7.1.6 Protein, derajat tinggi proteinuria (3-4 +) secara kuat
menunjukkan kerusakan glomerulus.
7.2 Darah
6
mengeksresi hydrogen dan amonia atau hasil akhir
katabolisme prtein, bikarbonat menurun, PaCO2 menurun.
7.2.4 Kalium, peningkatan sehubungan dengan retensi sesuai
perpindahan seluler (asidosis) atau pengeluaran jaringan)
7.2.5 Magnesium fosfat meningkat.
7.2.6 Kalsium menurun.
7.2.7 Protein (khusus albumin), kadar serum menurun dapat
menunjukkan kehilangan protein melalui urine,
perpindahan cairan, penurunan pemasukan atau sintesa
karena kurang asam amino esensial.
7.2.8 Osmolaritas serum: lebih beasr dari 285 mOsm/kg, sering
sama dengan urin.
7.3 Pemeriksaan radiologik
7.3.1 Foto ginjal, ureter dan kandung kemih (kidney, ureter
dan bladder/KUB): menunjukkan ukuran ginjal, ureter,
kandung kemih, dan adanya obstruksi (batu).
7.3.2 Pielogram ginjal: mengkaji sirkulasi ginjal dan
mengidentifikasi ekstravaskuler, masa
7.3.3 Sistouretrogram berkemih; menunjukkan ukuran
kandung kemih, refluks kedalam ureter dan retensi.
7.3.4 Ultrasonografi ginjal: menentukan ukuran ginjal dan
adanya masa, kista, obstruksi pada saluran perkemuhan
bagian atas.
7.3.5 Biopsy ginjal: mungkin dilakukan secara endoskopik,
untuk menentukan seljaringan untuk diagnosis
hostologis.
7.3.6 Endoskopi ginjal dan nefroskopi: dilakukan untuk
menentukan pelis ginjal (keluar batu, hematuria
danpengangkatan tumor selektif).
7
7.3.7 Elektrokardiografi (EKG): mungkin abnormal
menunjukkan ketidakseimbangan elektrolit dan asam
basa.
7.3.8 Fotokaki, tengkorak, kolumna spinal dan tangan, dapat
menunjukkan demineralisasi, kalsifikasi.
7.3.9 Pielogram intravena (IVP), menunjukkan keberadaan
dan posisi ginjal, ukuran dan bentuk ginjal.
7.3.10 CT scan untuk mendeteksi massa retroperitoneal
(seperti penyebararn tumor).
7.3.11 Magnetic Resonance Imaging (MRI) untuk mendeteksi
struktur ginjal, luasnya lesi invasif ginjal.
8
b. Mempertahankan pembatasan diet dan cairan.
c. Menunjukkan turgor kulit normal tanpa edema.
d. Menunjukkan tanda-tanda vital normal.
e. Menunjukkan tidak adanya distensi vena leher.
f. Melaporkan adanya kemudahan dalam bernafas atau tidak terjadi
nafas pendek.
g. Melakukan hygiene oral dengan sering.
h. Melaporkan penurunan rasa haus.
i. Melaporkan berkurangnya kekeringan pada membrane mukosa
mulut.
Intervensi:
9
Rasional : Pemahaman meningkatkan kerjasama pasien dan keluarga
dalam pembatasan cairan.
Kriteria hasil :
pembatasan diet.
yang cepat.
10
h. Menunjukkan turgor kulit yang normal tanpa edema, kadar albumin
Intervensi :
2) pengukuran antropometrik
mengevaluasi intervensi.
1) riwayat diet
2) makanan kesukaan
3) hitung kalori.
3) Depresi
diet.
11
Rasional : Mendorong peningkatan masukan diet.
penyembuhan.
menimbulkan anoreksia.
Kriteria hasil :
Intervensi
12
Rasional : Klien supaya tenang
Rasionl : Supaya perawat bisa membantu menjadi lebih kuat dan tidak
cemas lagi.
13
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
Gagal ginjal kronik adalah gangguan fungsi renal yang irreversible dan
berlangsung lambat sehingga ginjal tidak mampu mempetahankan metabolism
tubuh dan keseimbangan cairan elektolit dan mebabkan uremia.
Kebutuahn spiritual pasien gagal ginjal kronik penting sebagai salah satu
cara untuk meningkatkan makna dan harapan hidup, memperbaiki kualitas hidup,
dan meningkatkan kepercayaan diri pasien meskipun dalam kondisi kesehatan
yang tidak mendukung serta mengurangi kecemasan dan rasa takut akan kematian
dengan aktifitas spitual seperti sholat dan berdoa.
Relaksasi spiritual dzikir adalah salah satu ritual yang biasa dilakukan oleh
umat Islam yang dapat menimbulkan respon relaksasi dan memberikan efek
terhadap kesehatan jangka panjang dan perasaan bahagia.
Saran :
1. Apabila dalam makalah ini ada penulisan kata yang tidak sesuai, mohon
dimaafkan.
2. Jika materi yang kami paparkan kurang lengkap kami mohon sarannya.
3. Apabila dalam pembuatan makalah ini masih ada kekurang kami mohon
kritik.
14
DAFTAR PUSTAKA
Suwitra, K. 2010. Penyakit Ginjal Kronik. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Jilid II Edisi V. Jakarta: FKUI.
15