Disusun Oleh:
Nama : Ayu Wulandari
NIM : A11701532
Kelas : 3A / S1 KEPERAWATAN
2020
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah yang
berjudul “Peran dan Fungsi Perawat Dalam Melakukan Asuhan Keperawatan”
tepat pada waktunya.
Akhirnya penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi penulis
khususnya dan pembaca umumnya. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
segala usaha kita. Aamiin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang....................................................................................... 1
1.2 Tujuan................................................................................................... 3
1.3 RumusanMasalah.................................................................................. 3
1.4 Manfaat................................................................................................. 4
3.1 Kesimpulan........................................................................................... 18
3.2 Saran..................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Gagal ginjal akut (GGA) merupakan suatu sindrom klinis yang di tandai dengan
fungsi ginjal yang menurun secara cepat (biasannya dalam beberapa hari) yang
menyebabkan azotemia yang berkembang cepat. Laju filtrasi glomerolus yang
menurun dengan cepat menyebabkan kadar kreatinin serum meningkat sebanyak
0,5% mg/dl/hari dan at kadar nitrogen urea darah sebanyak 10% mg/dl/hari
dalam beberapa hari. ARF (Acute Renal Failure) biasanya disertai oleh oliguria
(keluaran urine <400 ml/hari ) (Wilson, 2012).
Penderita gagal ginjal di Indonesia yaitu sekitar 104 ribu orang. Setelah suatu
trauma, atau yang lebih jarang, adanya embolisasi Kristal kolestrol pada
1
pembuluh darah ginjal. Penyebab Gagal Ginjal akut di bedakan menjadi gagal
ginjal pre-renal, gagal ginjal renal, dan gagal ginjal post renal, gagal ginjal pre-
renal merupakan hipoperfusi ginjal, hipoperfusi dapat menyebabkan oleh
hipovolemia atau menurunya volume sirkulasi yang efektif. Pada gagal ginjal pre
renal intregritas jaringan ginjal masih terpelihara sehingga prognosis dapat lebih
baik apabila factor penyebab dapat di koreksi. Apabila upaya perbaikan
hipoperfusi ginjal tidak berhasil maka akan timbul GGA renal berupa nekrosis
tubular akut karena iskemia.
Gagal Ginjal Renal yang di sebabkan oleh kelainan vascular seperti vaskulitis,
hipertensi maligna, glomerulus nefritis akut, nefritis internal akut akan di
bicarakan tersendiri pada bab lain. Nekrosis tubular akut dapat di sebabkan oleh
berbagai sebab seperti penyakit ttropik, gigitan ular, trauma (crushing injury/
bencana alam, peperangan), toksik lingkungan, dan zat-zat nefro toksik. Gagal
Ginjal Post-renal merupakan 10% dari keseluruhan dari gagal ginjal akut. Gagal
Ginjal Akut post renal di sebabkan oleh obtruksi intra renal dan extra renal.
Obtruksi Intra Renal terjadi karena deposisi Kristal (urat, able i, able ic i,)
danprotin (mioglobin, hemoglobin). Obtruksi externa renal dapat terjadi pada
pelvis-ureter oleh obtruksi intrinsic (tumor, batu, nekrosis papilla) dan exstensik
(keganasan pada pelvis dan hipertrofi/keganasan prostat)
sertapadakandungkemih (batu, tumor, hipertrofi/keganasan prostat) dan uretra
(stritura). Gagal ginjal akut post renal terjadi bila obtruksi akut terjadi pada
uretra, buli-buli dan ureter bilateral, atau obtruksi pada ureter unilateral di mana
ginjal satunya tidak berfungsi.
Dampak pada pasien yang menderita gagal ginjal akut jadi lebih jelas dan
muncul gejala-gejala khas kegagalan ginjal bila kira-kira fungsi ginjal telah
hilang 80% - 90%.Pada tingkat ini fungsi renal yang demikian nilai kreatinin
clearance turun sampai 15 ml/menit atau lebih rendah itu. Munculnya masalah
yang sangat kompleks, peranperawat di perlukan guna membantu menyelesaikan
2
masalah di hadapi klien, dengancarapromotif, preventif, kuratifdan rehabilitasi.
Promotif yaitu penyuluhan kepada masyarakat tentang penyakit Gagal ginjal
akut, bagai mana pentingnya mempertahankan cairan tubuh.
1.2 RumusanMasalah
1. Apa yang dimaksud dengan ARF?
2. Apa etiologi terjadinya ARF?
3. Bagaimana tanda dan gejala ARF?
4. Bagaimana anamnesa dan pemeriksaan fisik pada ARF?
5. Apa saja pemeriksaan penunjang?
6. Bagaimana Pathway ARF?
7. Bagaimana penatalaksanaan ARF?
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan ARF
2. Menjelaskan apa saja etiologi terjadinya ARF
3. Menjelaskan tanda dan gejala ARF
4. Menjelaskan anamnesa dan pemeriksaan fisik pada ARF
5. Menjelaskan apa saja pemeriksaan penunjang
6. Menjelaskan Pathway ARF
7. Menjelaskan penatalaksanaan ARF
3
1.4 Manfaat
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gagal ginjal akut adalah kemunduran yang cepat dari kemampuan ginjal
dalam membersihkan darah dari bahan bahan racun, yang menyebabkan
penimbunan limbah metabolic didalam darah (misalnya urea). Gagal ginjal
akut merupakan suatu keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi
ginjal secara mendadak dengan akibat terjadinya peningkatan hasil
metabolik. (Ayu,2010).
Gagal ginjal akut adalah suatu keadaan penurunan fungsi ginjal secara
mendadak akibat kegagalan sirkulasi renal, serta gangguan fungsi tubulus
dan glomerulus dengan manifestasi penurunan produksi urine dan terjadi
azotemia (peningkatan kadar nitrogen darah, peningkatan kreatiniin serum,
dan retensi produk metabolic yang harus diekresikan oleh ginjal). (NANDA
Internasional. 2012).
Menurut Robert Sinto, Ginova Nainggolan (2010) etiologi gagal ginjal akut
dibagi menjadi 3 kelompok utama berdasarkan able ic is ARF, yakni (1)
penyakit yang menyebabkan hipoperfusi ginjal tanpa menyebabkan
gangguan pada parenkim ginjal (ARF prarenal,~55%); (2) penyakitt yang secara
langsung menyebabkan gangguan pada parenkim ginjal (ARF renal/ able ic
,~40%); (3) penyakit yang terkait dengan obstruksi saluran kemih (ARF
5
pascarenal,~5%). Angka kejadian penyebab ARF sangat
tergantung dari tempat terjadinya ARF.
I. ARF Prarenal
- Hipovolemia
- Kehilangan cairan pada ruang ketiga, ekstravaskular
Kerusakan jaringan (pankreatitis), hipoalbuminemia, obstruksi
usus
- Kehilangan darah
- Kehilangan cairan ke luar tubuh
Melalui saluran cerna (muntah, diare, drainase), melalui saluran
kemih (diuretik, hipoadrenal, diuresis osmotik), melalui kulit
(luka bakar)
II. Penurunan curah jantung
- Penyebab miokard: infark, kardiomiopati
- Penyebab perikard: tamponade
- Penyebab vaskular pulmonal: emboli pulmonal
- Aritmia
- Penyebab katup jantung
III. Perubahan rasio resistensi vaskular ginjal sistemik
- Penurunan resistensi vaskular perifer
Sepsis, sindrom hepatorenal, obat dalam dosis berlebihan
(contoh: barbiturat), vasodilator (nitrat, antihipertensi)
- Vasokonstriksi ginjal
Hiperkalsemia, norepinefrin, epinefrin, siklosporin, takrolimus,
amphotericin B
- Hipoperfusi ginjal lokal
Stenosis a.renalis, hipertensi maligna
6
IV. Hipoperfusi ginjal dengan gangguan autoregulasi ginjal
- Kegagalan penurunan resistensi arteriol aferen
Perubahan struktural (usia lanjut, aterosklerosis, hipertensi
kronik, PGK (penyakit ginjal kronik), hipertensi maligna),
penurunan prostaglandin (penggunaan OAINS, COX-2 inhibi
tor), vasokonstriksi arteriol aferen (sepsis, hiperkalsemia,
sindrom hepatorenal, siklosporin, takrolimus, radiokontras)
- Kegagalan peningkatan resistensi arteriol eferen
- Penggunaan penyekat ACE, ARB
- Stenosis a. Renalis
V. Sindrom hiperviskositas
- Mieloma multipel, makroglobulinemia, polisitemia
Perjalanan klinis gagal ginjal akut dibagi menjadi tiga stadium, yaitu sebagai
berikut:
1. Stadium Oliguria
Stadium oliguria biasanya timbul dalam waktu 24 sampai 48 jam sesudah
terjadinya trauma pada ginjal. Produksi urin normal adalah 1-2
liter/24jam. Pada fase ini pertama-tama terjadi penurunan produksi urin
sampai kurang dari 400cc/24 jam. Tidak jarang produksi urin sampai
kurang dari 100cc/24 jam, keadaan ini disebut dengan anuria. Pada fase ini
penderita mulai memperlihatkan keluhan-keluhan yang diakibatkan oleh
penumpukan air dan metabolit-metabolit yang seharusnya diekskresikan
oleh tubuh, seperti mual, muntah, lemah, sakit kepala, kejang dan lain
sebagainya. Perubahan pada urin menjadi semakin kompleks, yaitu
penurunan kadar urea dan kreatinin. Di dalam plasma terjadi perubahan
biokimiawi berupa peningkatan konsentrasi serum urea, kreatinin,
elektrolit (terutama K dan Na).
7
2. Stadium Diuresis
Stadium able ic dimulai bila pengeluran urine meningkat sampai lebih
dari 400 ml/hari, kadang-kadang dapat mencapai 4 liter/24 jam. Stadium
ini berlangsung 2 sampai 3 minggu. Volume kemih yang tinggi pada
stadium ini diakibatkan karena tingginya konsentrasi serum urea, dan juga
disebabkan karena masih belum pulihnya kemampuan tubulus yang
sedang dalam masa penyembuhan untuk mempertahankan garam dan air
yang difiltrasi. Selama stadium dini diuresi, kadar urea darah dapat terus
meningkat, terutama karena bersihan urea tak dapat mengimbangi
produksi urea endogen. Tetapi dengan berlanjutnya di uresis, azotemia
sedikit demi sedikit menghilang, dan pasien mengalami kemajuan klinis
yang benar.
3. Stadium Penyembuhan
Stadium penyembuhan GGA berlangsung sampai satu tahun, dan selama
masa itu, produksi urin perlahan–lahan kembali normal dan fungsi ginjal
membaik secara bertahap, anemia dan kemampuan pemekatan ginjal
sedikit demi sedikit membaik, tetapi pada beberapa pasien tetap mende
rita penurunan glomerular filtration rate (GFR) yang permanen.
Adapun manifestasi klinik dari penyakit gagal ginjal akut, yaitu sebagai
berikut:
8
d. Berkurangnya rasa, terutama di tangan atau kaki
e. Tremor tangan
f. Kulit dari able ic mukosa kering akibat dehidrasi
g. Nafas mungkin berbau urin (foto uremik), dan kadang-kadang dapat
dijumpai adanya pneumonia uremik.
h. Manisfestasi able saraf (lemah, sakit kepala, kedutan otot, dan
kejang
i. Perubahan pengeluaran produksi urine (sedikit, dapat mengandung
darah, berat jenis sedikit rendah, yaitu 1.010 gr/ml)
j. Peningkatan konsentrasi serum urea (tetap), kadar kreatinin, dan laju
endap darah (LED) tergantung katabolisme (pemecahan protein),
perfusi renal, serta asupan protein, serum kreatinin meningkat pada
kerusakan glomerulus.
k. Pada kasus yang able terlambat gejala komplikasi GGA ditemukan
lebih menonjol yaitu gejala kelebi hancairan berupa gagal jantung
kongestif, edema paru, perdarahan gastrointestinal berupa
hematemesis, kejang-kejang dan kesadaran menurun sampai koma.
l.
2.5 Anamnesa dan pemeriksaan fisik
Menurut Indatul Nadhiroh (2019) anamnesa dan pemeriksaan fisik untuk gagal
ginjal akut adalah sebagai berikut :
Pengkajian
1. Biodata
a. Inisial :
b. Umur :
c. Jenis Kelamin :
d. Suku/Bangsa :
9
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Biasanya pasien dengan diagnose gagal ginjal akut sering terasa sesak,
mual, muntah.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Biasanya pasien mengeluh badan terasa lemah, kencing terasa sesak, mual
dan muntah dan penambahan BB, nyeri tekan pada abdomen, anoreksia
dan lemah.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Menanyakan pasien apakah pernah merasakan penyakit gagal ginjal akut
sebelumnya.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Menanyakan kepada keluarga apakah keluarga pasien pernah mengalami
penyakit yang sama dengan penyakit yang dialami pasien
3. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Pola Nutrisi
Biasanya pasien tidak mampu makan karena pasien mual dan
muntah pasien hanya mampu menghabiskan 3 sendok makan dari porsi
yang disediakan dan pasien minum 2 gelas / hari.
b. Pola Istirahat
Biasanya pasien tidak dapat tidur dengan tenang dan hanya tidur 4-5
jam/hari.
c. Pola Eliminasi
Biasanya BAB 2 hari satu kali dengan konsistensi padat dan untuk BAK
dengan urine warna kuning pekat agak kental.
d. Pola Aktifitas
Biasanya aktivitas pasien dibantu keluarga karena pasien lemah
e. Personal Hygine
10
Biasanya personal hygene pasien dibantu keluarga karena k/u pasien
lemah.
4. Riwayat Psikologis
Menanyakan pada pasien apakah ia merasa cemas dan berharap cepat
sembuh.
5. Riwayat Sosial
Biasanya pasien GGA dapat berinteraksi dengan keluarga dan keluarga
pasien lainnya.
6. Riwayat Spiritual
Menanyakan pada pasien apakah pasien berdoa untuk kesembuhan
penyakitnya dan mau berobat kerumah sakit Peristaltik usus terdengar
sedikit lemah
7. Pemeriksaan Head To Toe
a. Kepala
1. Kesimetrisan
2 Edema periorbital
3.Bentuk kepala: makrosefali, anecapali , encefalokel
4. Caput succeodenum
5 Cephalhematom
6. Distribusi rambut dan warna
b. Mata
1. Kesimetrisan
2. Apakah ada kelainan atau infeksi
3. Apakah terdapat secret
4. Refleks Cahaya
5. Kemampuan akomodasi cahaya
c. Hidung
1. Kesimetrisan
2.Perhatikan jembatan hidung ( tidak ada Down Sindrom)
11
3. Cuping hidung masih keras
4. Passase udara ( gunakan Kapas )
d. Mulut
1. Kesimetrisan
2. Adanya labioschisi
3.Perhatikan adanya ovula apakah simetris , ovula naik bila bayi menangis
4. Pengeluaran Saliva
5. Pertumbuhan Gigi ( apakah sejak lahir)
e. Telinga
1. Inspeksi struktur telinga luar
2. Bentuk : simetris atas bawah/tidak
3. Cairan : ada cairan yang keluar dari telinga/tidak
f. Leher
1. Lipatan pada leher ( garis ) Ada pembengkakan/tidak
2. Benjolan ada/tidak
g. Dada
1. Bentuk :simetris/tidak ( Barel chest : anterior posterior, dan transversal)
2. I : timbul/tidak
3. Bunyi nafas : teratur/tidak
4. TARFkardi, edema pulmonal, terdengar suara nafas tambahan.
5. Bunyi jantung : normal/tidak, lemah/kuat
h. Adomen
1. Terdapat distensi abdomen
2. Inspeksi ukuran abdomen dan palpasi kontur abdomen : bulat menonjol ,
berbentuk seperti kubah karena otot-otot abdomen belum berkembang
sempurna
3. Hepar dapat teraba 2 – 3 cm dibawah arcus costae.
4. Auskultasi bisisng usus : terdengar satu sampai dua jam setelah lahir.
i. Ekstremitas
12
1.Jumlah Jari >5 ( polidaktili ), jari bersatu (sidaktili))
2. Ujung jari halus
3. Kuku Clubing finger <180 derajat (gangguan pernapasan )
4. Telapak kaki able datar
5. Kelengkapan organ
j. Genitalia
Laki-laki
1. Penis : ada/tidak
2. Prepotium : menutupi glans Penis
3. Testis : simetris/tidak, sudah turun masuk serotum/tidak
Perempuan
1. Vagina : berlobang/tidak
2. Terdapat labia mayor dan minor/tidak
3. Perhatikan Adanya Klitoris
Menurut (Tambayong, jan 2013) pemeriksaan penunjang untuk gagal ginjal akut
adalah sebagain berikut :
13
6. Jumlah sel darah merah dibawah rentang normal.
14
2.7 Pathway Gagal Ginjal Akut
Penurunan produksi
urin dan aoitemia
Hiperkalemia Anoreksia/mual
KELEBIHAN KETIDAKEFEK
VOLUME TIFAN POLA
CAIRAN NAFAS
Gangguan konduksi INTAKE NUTRISI
jantung KURANG DARI
KEBUTUHAN
Kerusakan inpuls TUBUH
saraf Resti aritmia
RESIKO TINGGI
KEJANG
15
2.8 Penatalaksanaan ARF
Pada dasarnya tata laksana ARF sangat ditentukan oleh penyebab ARF dan pada
tahap apa ARF ditemukan. Jika ditemukan pada tahap prarenal dan inisiasi
( able ic RIFLE R dan I), upaya yang dapat dilakukan adalah tata laksana
optimal penyARFt dasar untuk mencegah pasien jatuh pada tahap ARF
berikutnya. Upaya ini meliputi rehidrasi bila penyebab ARF adalah
prarenal/hipovolemia, terapi sepsis, penghentian zat nefrotoksik, koreksi
obstruksi pascarenal, dan menghindari penggunaan zat nefrotoksik. Pemantauan
asupan dan pengeluaran cairan harus dilakukan secara rutin.4,17 Selama tahap
poliuria (tahap pemeliharaan dan awal perbaikan), beberapa pasien dapat
mengalami able i cairan yang cukup berarti, sehingga pemantauan ketat serta
pengaturan keseimbangan cairan dan elektrolit harus dilakukan secara cermat.
Substitusi cairan harus diawasi secara ketat dengan pedoman volume urin yang
diukur secara serial, serta elektrolit urin dan serum.
Terapi Nutrisi
16
Terapi Farmakologi: Furosemid, Manitol, dan Dopamin
Dalam pengelolaan ARF, terdapat berbagai macam obat yang sudah digunakan
selama berpuluh-puluh tahun namun kesahihan penggunaannya bersifat
kontoversial. Obatobatan tersebut antara lain able ic, manitol, dan dopamine.
17
BAB III
3.1 Kesimpulan
Gagal ginjal akut adalah kemunduran yang cepat dari kemampuan ginjal
dalam membersihkan darah dari bahan bahan racun, yang menyebabkan
penimbunan limbah metabolic didalam darah (misalnya urea). Penyebab
gagal ginjal akut ada 3 yaitu : penyakit yang menyebabkan hipoperfusi ginjal,
penyakit yang secara langsung menyebabkan gangguan pada parenkim,
penyakit yang terkait obstruksi saluran kemih. Perjalanan klinis gagal ginjal
akut dibagi menjadi tiga stadium, yaitu Stadium Oliguria,Stadium Diuresis
dan Stadium Penyembuhan. Diagnosa yang mungkin muncul pada GGA
yaitu: kelebihan volume cairan, ketidakefektifan pola nafas, resiko tinggi
kejang, dan intake nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Untuk
penatalaksanaannya dibagi menjadi 3 yaitu: Terapi Nutrisi, Terapi
Farmakologi: Furosemid, Manitol, dan Dopamin, Tata Laksana Komplikasi.
3.2 Saran
18
Diharapkan makalah ini bisa dapat digunakan sebagai bahan gambaran
atau masukan untuk penelitian selanjutnya, sehingga kekurangan dari
peneliti sebelumnya tentang asuhan keperawatan pada klien dengan
gagal ginjal akut dapat di perbaiki.
19
DAFTAR PUSTAKA
Ayu. 2011. Acute Kidney Injury: Pendekatan Klinis dan Tata Laksana.
Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia
20