Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PATOFSIOLOGI GAGAL GINJAL


Dosen pengampu : Ns.Niswah,S.Kep,MNSc

Nama kelompok :

Asyrafi fuadi pratama P07120123075

Muhammad Khalil P07120123149

Rizkan aulia P07120123049

Teuku farhan jamal P07120123056

POLTEKKES KEMENKES ACEH

PRODI D-III KEPERAWATAN BANDA ACEH

2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, kami
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "PATOFSIOLOGI GAGAL GINJAL" den
gan tepat waktu. Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah patofsiologi. Selain itu
makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang proses berfikir dan pemecahan secara kre
atif
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu . selaku guru Mata Kuliah patofsiologi.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada teman-teman yang telah membantu menyelesa
ikan makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami ber
harap segala kritik dan saran yang membangun dan dapat menjadikan laporan ini jauh lebih b
aik lagi. Kami mohon maaf setulus-tulusnya atas kesalahan maupun kekurangan dalam penyu
sunan laporan ini.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................1
1.1 Latar belakang........................................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah..................................................................................................................2
1.3 Tujuan pembahasan...............................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORITIS.....................................................................................................................3
2.1 Pengertian patofsiologi gagal ginjal....................................................................................3
2.2 Penyebab Gagal Ginjal.......................................................................................................5
2.3 Faktor resiko Gagal Ginjal...................................................................................................5
2.4 Manisfetasi klinis gagal ginjal.............................................................................................6
2.5 Bentuk pantofsiologi gagal ginjal.......................................................................................8
2.6 Masalah Kesehatan............................................................................................................9
BAB III PENUTUP..................................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan........................................................................................................................8
3.2 Saran..................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................12

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Gagal ginjal merupakan kondisi di mana fungsi ginjal menurun secara signifikan sehingg
a tidak mampu melakukan tugasnya dengan baik, yaitu menyaring limbah dan kelebihan c
airan dari darah. Latar belakang patofisiologi gagal ginjal melibatkan berbagai faktor yan
g dapat mempengaruhi fungsi ginjal. Salah satu penyebab umum gagal ginjal adalah keru
sakan pada struktur ginjal akibat kondisi seperti diabetes, hipertensi, glomerulonefritis, at
au infeksi ginjal. Ketika ginjal mengalami kerusakan ini, kemampuannya untuk menyarin
g limbah dan menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh menjadi terganggu.
Proses patofisiologi gagal ginjal bisa melibatkan beberapa mekanisme, antara lain:
1. Kerusakan pada filter glomerulus: Glomerulus merupakan struktur penting dalam ginja
l yang berperan dalam penyaringan limbah dari darah. Ketika terjadi kerusakan pada glo
merulus, kemampuannya untuk menyaring limbah dan mempertahankan protein penting d
alam darah dapat terganggu. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan kadar limbah dan pr
otein dalam darah.
2. Gangguan pada tubulus ginjal: Tubulus ginjal merupakan tempat di mana zat-zat pentin
g diserap kembali ke dalam darah dan limbah disaring dari darah untuk dikeluarkan sebag
ai urin. Kerusakan pada tubulus ginjal dapat mengganggu proses ini sehingga kadar zat-za
t penting dalam darah menjadi tidak seimbang dan terjadi penumpukan limbah dalam tub
uh.
3. Perubahan pada sistem hormonal: Ginjal berperan dalam mengatur produksi hormon te
rtentu, seperti hormon yang mengatur tekanan darah dan produksi sel darah merah. Ketika
ginjal mengalami kerusakan, regulasi hormonal ini juga menjadi terganggu, yang dapat m
enyebabkan peningkatan tekanan darah dan kondisi anemia.
4. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit: Ginjal bertanggung jawab untuk menjag
a keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh. Ketika ginjal tidak berfungsi dengan b
aik, keseimbangan ini dapat terganggu, menyebabkan penumpukan cairan atau elektrolit t
ertentu dalam tubuh.
Selain faktor-faktor tersebut, ada juga beberapa kondisi yang dapat memperburuk perkem
bangan gagal ginjal, seperti gangguan aliran darah ke ginjal, paparan bahan kimia atau ob
at-obatan yang merusak ginjal, serta faktor genetik yang mengakibatkan kelainan pada str
uktur dan fungsi ginjal. Penyebab utama dari perubahan pada ginjal yang dapat mengakib
atkan gagal ginjal mungkin berbeda-beda pada setiap individu, tetapi akhirnya dapat berk
ontribusi pada penurunan fungsi ginjal secara keseluruhan. Sementara itu, gangguan pada
ginjal juga dapat menyebabkan komplikasi lain, seperti peningkatan kadar kalium dalam
darah (hiperkalemia), peningkatan asam dalam tubuh (asidosis metabolik), gangguan kese
imbangan kalsium dan fosfat, dan penurunan fungsi sistem kekebalan tubuh.nDalam bany
ak kasus, gagal ginjal merupakan kondisi progresif yang membutuhkan perhatian medis s
egera. Pengobatan dan perubahan gaya hidup seringkali diperlukan untuk mengelola gejal
a dan mengurangi risiko komplikasi yang berkaitan dengan gagal ginjal.
1.2 Rumusan masalah
1. Apa pengertian patofsiologi gagal ginjal?
2. Apa penyebab patofsiologi gagal ginjal?
3. Apa faktor resiko gagal ginjal?
4. Apa yang di maksud dengan manifestasi gagal ginjal?
5. Bagaimana bentuk patofsiologi gagal ginjal?
6. Apa saja masalah kesehatan yang di sebabkan patofsiologi gagal ginjal?

1.3 Tujuan pembahasan


1. Mengetahui apa pengertian patofsiologi gagal ginjal
2. Mengetahui penyebab patofsiologi gagal ginjal
3. Mengetahui factor resiko gagal ginjal
4. Mengetahui tentang manifestasi gagal ginjal
5. Mengetahui bentuk patofsiologi gagal ginjal
6. Mengetahui masalah Kesehatan yang di sebab kan patofsiologi gagal ginjal
7. Mengetahui jenis jenis gagal ginjal

2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Pengertian patofsiologi gagal ginjal
Patofisiologi adalah gabungan patologi (studi tentang sebab dan akibat penyakit) deng
an fisiologi (studi tentang bagaimana sistem fungsi tubuh). Patofisiologi dapat diartikan se
bagai studi yang mempelajari bagaimana suatu penyakit mempengaruhi sistem tubuh. Pato
fisiologi merupakan ilmu yang secara khusus mempelajari mengenai gangguan fungsi yan
g terjadi pada organisme yang terjangkit penyakit. Patofisiologi akan membahas mengenai
asal muasal penyakit, proses perjalanan penyakit hingga akibat yang disebabkan oleh peny
akit tersebut.
Patofisiologi pada dasarnya adalah apa yang terjadi pada tingkat sel di tubuh seseoran
g, misalnya mengapa ia mengalami mual/muntah atau mengapa mereka mengalami sakit k
epala. Untuk mengetahui penyebabnya, perawat hams mencari tahu proses selular apa yan
g terjadi pada tubuh pasien dengan memperhatikan tanda dan gejala yang mereka alami. S
ebagai contoh, seseorang yang sakit kepala mungkin disebabkan oleh saraf terjepit, dehidr
asi, stres, atau alasan lain sehingga hal itu terjadi. Perawat yang memahami patofisiologi d
engan benar dapat melakukan pemeriksaan awal dengan sangat baik. Ini adalah aspek kepe
rawatan yang sangat penting dan dapat membantu perawat menentukan Tindakan interven
si keperawatan yang tepat bagi pasien. Pemahaman mengenai patofisiologi dapat membant
u perawat terhubung lebih baik dengan pasiennya, karena perawat dapat menjelaskan kepa
da mereka apa yang sedang terjadi. Biasanya, pasien ingin tahu mengapa mereka merasaka
n sebuah gejala penyakit.
Gagal ginjal merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana
kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme serta keseimbangan cairan s
erta elektrolit sehingga menyebabkan uremia adalah retensi urea dan sampah nitrogen lain
dalam darah. Gagal ginjal kronik merupakan Penyakit ginjal tahap akhir dimana kemampu
an tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme, keseimbangan cairan serta elektrolit
serta mengarah pada kematian.
Chronic Kidney Disease (CKD) adalah gangguan fungsi dan irreversible dimana kema
mpuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan ele
ktrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah). Ini dapa
t disebabkan oleh penyakit systemic seperti diabetes melitus, glomerulonefritis kronis, piel
onefritis, hipertensi yang tidak dapat dikontrol, obstruksi traktus urinarius, lesi herediter se
perti penyakit ginjal polikistik; gangguan vaskuler infeksi, medikasi, atau agens toksik. Li
ngkungan serta agens berbahaya yang mempengaruhi gagal ginjal kronis mencakup timah,
kadmium, merkuri, dan kromium. (Kusuma, 2020).
Secara umum gagal ginjal di bagi menjadi dua bagian besar yaitu gagal ginjal akut
dan gagal ginjal kronis. Berikut penjelasan nya
1. Gagal ginjal akut

3
Gagal ginjal akut adalah penurunan fungsi ginjal secara tiba-tiba, tetapi tidak s
eluruhnya, dan reversibel. Gagal ginjal akut merupakan sindrom klinis dimana ginj
al tidak lagi mengekskresi produk-produk limbah metabolisme biasanya karena hip
operfungsi ginjal. Pada gagal ginjal akut terjadi penurunan fungsi ginjal secara tib
a-tiba dalam waktu beberapa hari atau beberapa minggu dan ditandai dengan hasil
pemeriksaan fungsi ginjal (ureum dan kreatinin darah) dan kadar urea nitrogen dala
m darah yang meningkat. Penyakit gagal ginjal akut merupakan suatu penyakit dim
ana ginjal tidak dapat lagi menjalankan fungsinya sebagai organ pembuangan, ginj
al secara relatif mendadak tidak dapat lagi memproduksi cairan urin yang mengand
ung zat-zat yang sudah tidak diperlukan oleh tubuh. Gagal ginjal akut biasanya
disertai oliguria (pengeluaran kemih<400 ml/hari)
Dikatakan terjadi GGA jika ginjal secara tiba-tiba tidak mampu mengatur volu
me dan komposisi urine secara tepat sebagai respon terhadap asupan makanan dan
cairan dan terhadap kebutuhan organisme. Gambaran utama GGA adalah oliguria y
ang disertai dengan azotemia,asidosis, metobolik, dan berbagai gangguan elektrolit
GGA tidak umum selama masa anak-anak tetapi prognosis penyakit ini bergantun
g pada penyebab, gambaran klinis yang menyertai, dan pengenalan serta penangan
an yang segera. Kondisi patologik yang menimbulkan GGA yang disebabkan oleh
glomerulonefritis dan sindrom uremik hemolitik telah di bahas dalam bahasan tent
ang kelinan-kelainan tersebut. GGA juga dapat terjadi akibat sejumlah besar keada
an klinis baik yang berhubungan maupun yang tidak seperti: perfusi ginjal yang bu
ruk, oftruksi saluran kemih, cendera akut ginjal, atau keadaan akhir penyakit ginjal
kronis dari ireversibel. Penyebab yang paling sering ditemukan pada anak-anak ada
lah gagal ginjal transien yang terjadi akibat dehidrasi berat atau penyebab lain yang
menyebabkan buruknya perfusi ginjal kondisi ini dapat berespon terhadap tindakan
pengembalian volume cairan.

2. Gagal ginjal kronis


Gagal ginjal kronik adalah keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan fun
gsi ginjal yang irreversibel, pada suatu derajat yang memerlukan terapi pengganti g
injal tetap berupa dialisis atau transplantasi ginjal.3 Gagal ginjal kronik merupakan
destruksi struktur ginjal yang progresif dan terus menerus. Gagal ginjal kronik dap
at timbul dari hampir semua penyakit penyerta, akan terjadi perburukan fungsi ginj
al secara progresif. Gagal ginjal kronik yang memerlukan dialisis adalah penyakit
gagal ginjal kronik yang mengalami penurunan fungsi ginjal dengan laju filtrasi gl
omerulus <15 ml/menit. Pada keadaan ini fungsi ginjal sudah sangat menurun sehi
ngga terjadi akumulasi toksin dalam tubuh yang disebut uremia. Pada keadaan ure
mia dibutuhkan terapi pengganti ginjal untuk mengambil alih fungsi ginjal dalam
mengeliminasi toksin tubuh sehingga tidak terjadi gejala yang lebih berat.
Ginjal dapat mempertahankan komposisi kimia cairan dalam batas normal sam
pai lebih dari 50% kapasitas ginjal fungsional dirusak oleh penyakit atau cedera. In
sufisiensi atau gagal ginal kronis dimulai ketika ginjal yang sakit tidak dapat lagi m
empertahankan struktur kimia normal cairan tubuh dalam kondisi normal. Kemund
uran progresif dalam tempo beberapa bulan atau tahun menimbulkan berbagai gan

4
gguan klinis dan biokimia yang akhirnya memuncak dalam bentuk sindrom klinis y
ang disebut uremia. Berbagai penyakit dan gangguan dapat mengakibatkan GGK.
Penyebab yang paling sering adaalah malformasi congenital ginjal dan saluran kem
ih, refluks vesikoureter yang berkaitan dengan infeksi saluran kemih yang berulang
pielonefritis kronis, kelainan herediter, glomerulonefropati yang menyertai kelaina
n sistemik seperti purpura anafilaktoid dan lupus eritematosus

2.2 Penyebab Gagal Ginjal


Terjadinya gagal ginjal disebabkan oleh beberapa penyakit serius yang diderita oleh tub
uh yang mana secara perlahan-lahan berdampak pada kerusakan organ ginjal. Adapun beb
erapa penyakit yang sering kali berdampak pada kerusakan ginjal diantaranya, penyakit te
kanan darah tinggi/ hipertensi, diabetes militus, adanya sumbatan pada saluran kemih (bat
u, tumor, penyempitan), kelainan autoimun misalnya lupus eritematosus sistemik, kanker,
kelainan ginjal dimana terjadi perkembangan banyak kista pada organ ginjal, rusaknya sel
penyaring pada ginjal akibat peradangan oleh infeksi atau dampak dari penyakit darah ting
gi/glomerulonephritis.
1. Penyakit parenkim ginjal
 Penyakit ginjal primer glomerulonefritis, miebnefritis, ginjal polikistis TBC gin
jal
 Penyakit ginjal sekunder nefritis lupus, nefropati, amilordosis ginjal, poliartritis
nodasa, selelosis sistemik, gout, DM.
2. Penyakit ginjal obstruktif
Pembesaran prostat, batu saluran kemih, refluk ureter. Secara garis besar penyebab gag
al ginjal dapat dikategorikan infeksi yang berulang dan nefron yang memburuk. Obstru
ksi saluran kronik destruksi pembuluh darah akibat diabetes dan heipertensi yang lama,
secar pada jaringan, dan trauma langsung pada ginjal.
3. Infeksi saluran kemih/pielonefritis kronis
4. Penyakit vaskuler hipertensif (nefrosklerosis, stenosis arteri renalis)
5. Gangguan jaringan penyambung (SLE poliarterites nodusa,sklerosis sistemik)

2.3 Faktor resiko Gagal Ginjal


Penyakit ginjal merupakan suatu penyakit yang merusak organ ginjal yang disebabkan
oleh berbagai faktor seperti infeksi, tumor, kelainan bawaan, penyakit metabolik atau dege
neratif, dll. Penyakit ginjal kronis biasanya berkembang perlahan dan bersifat kronis.
Pada awalnya tidak ada gejala yang khas sehingga penyakit ini seringkali terlambat ter
deteksi. Penyakit ginjal kronis didefinisikan sebagai kelainan pada urin atau darah atau kel
ainan morfologi yang berlangsung lebih dari 3 bulan dan berhubungan dengan satu atau le
bih gambaran:
Albumin urin AER ≥ 30 mg/24 jam, ACR≥ 30 mg/g/ ≥ 3 mg/ mmol.

5
Sedimen urin tidak normal
Elektrolit tidak normal
Temuan patologi anatomi tidak normal
Temuan MRI tidak normal
Transplantasi ginjal sebelumnya
Penurunan GFR: andlt; 60 ml/menit/ 173m2
Faktor risiko ini dibedakan menjadi dua jenis, yaitu. faktor risiko yang dapat dimodifikasi
(dapat diubah) dan faktor risiko yang tidak dapat diubah.
Faktor resiko yang dapat di ubah
a. kencing manis
b. hipertensi
c. penggunaan narkoba
d. analgesic
e. nefritis

Faktor resiko tidak dapat diubah:


a. Riwayat keluarga
b. Penyakit ginjal
c. Kelahiran sebelumnya
d. Usia
e. Trauma/kecelakaan
f. Beberapa jenis penyakit (lupus, anemia, kanker, kanker, FR berat, hepatitis
g. Hepatitis

2.4 Manisfetasi klinis gagal ginjal


Manifestasi klinis Gagal ginjal merupakan kondisi di mana ginjal kehilangan kemampu
annya untuk melakukan fungsi-fungsi penting seperti menyaring limbah dan cairan tubuh.
Manifestasi klinis gagal ginjal dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahan kondisi
tersebut. Beberapa gejala umum yang terkait dengan gagal ginjal meliputi:
1. Penurunan fungsi ginjal yang progresif: Terutama ditandai dengan peningkatan kadar kr
eatinin dan urea dalam darah.
2. Retensi cairan: Hal ini dapat menyebabkan pembengkakan pada kaki, tungkai, atau bah
kan di seluruh tubuh.
3. Tekanan darah tinggi: Gagal ginjal seringkali dikaitkan dengan peningkatan tekanan dar
ah, yang dapat menyebabkan kerusakan lebih lanjut pada ginjal.
4. Anemia: Kekurangan hormon erythropoietin yang diproduksi oleh ginjal dapat menyeba
bkan penurunan jumlah sel darah merah.
5. Gangguan elektrolit: Ginjal yang tidak berfungsi dengan baik dapat mengganggu kesei
mbangan elektrolit dalam tubuh, seperti kalium dan natrium.
6. Kekurangan hormon kalsitriol: Kekurangan hormon ini dapat menyebabkan penurunan
kadar kalsium dalam tubuh dan mengganggu keseimbangan mineral.
Selain gejala-gejala yang disebutkan di atas, manifestasi klinis gagal ginjal juga dapat
meliputi kelelahan, kehilangan nafsu makan, mual, muntah, gatal-gatal, kram otot, dan per

6
ubahan pola buang air kecil. Penderita gagal ginjal sering merasa lelah dan lemah karena t
ubuh mereka kekurangan zat-zat yang seharusnya disaring oleh ginjal.
Penting untuk diketahui bahwa gejala gagal ginjal dapat bervariasi antara individu, tergant
ung pada penyebabnya, tingkat keparahan, dan faktor-faktor lain. Seiring perkembangan k
ondisi, gejala juga dapat berubah dan menjadi lebih parah.

1. Manifestasi klinik antara lain (Long, 1996: 369)


a. Gejala dini lethargi, sakit kepala, kelelahan fisik dan mental, berat badan
berkurang, mudah tersinggung, depresi
b. Gejala yang lebih lanjut: anoreksia, mual disertai muntah, nafas dangkal atau
sesak nafas baik waktui ada kegiatan atau tidak, udem yang disertai lekukan,
pruritis mangkin tidak ada tapi mungkin juga sangat parah. N
2. Manifestasi klinik menurut (Smeltzer, 2001: 1449)
a. Hipertensi (akibat retensi cairan dan natrium dari aktivitas sisyem renin-
angiotensin - aldosteron)
b. Gagal jantung kongestif dan udem pulmoner (akibat cairan berlebihan)
c. Perikarditis (akibat iriotasi pada lapisan perikardial oleh toksik, pruritis,
anoreksia, mual, muntah, dan cegukan, kedutan otot, kejang, perubahan tingkat
kesadaran, tidak mampu berkonsentrasi).
3. Manifestasi klinik menurut Suyono (2001)
a. Gangguan kardiovaskuler
Hipertensi, nyeri dada, dan sesak nafas akibat perikarditis, effusi perikardiac dan gagal
jantung akibat penimbunan cairan, gangguan irama jantung dan edema.
b. Gangguan Pulmoner
Nafas dangkal, kussmaul, batuk dengan sputum kental dan riak, suara krekels.
c. Gangguan gastrointestinal
Anoreksia, nausea, dan fomitus yang berhubungan dengan metabolisme protein dalam
usus, perdarahan pada saluran gastrointestinal, ulserasi dan perdarahan mulut,
nafas bau ammonia,
d. Gangguan muskuloskeletal
Resiles leg sindrom (pegal pada kakinya sehingga selalu digerakan), burning feet
syndrom (rasa kesemutan dan terbakar, terutama ditelapak kaki), tremor, miopati
(kelemahan dan hipertropi otot-otot ekstremitas).
e. Gangguan Integumen
Kulit berwarna pucat akibat anemia dan kekuning - kuningan akibat penimbunan
urokrom, gatal-gatal akibat toksik, kuku tipis dan rapuh.
f. Gangguan endokrim
Gangguan seksual: libido fertilitas dan ereksi menurun, gangguan menstruasi dan
aminore. Gangguan metabolic glukosa, gangguan metabolic lemak dan vitamin D.
g. Gangguan cairan elektrolit dan keseimbangan asam dan basa
Biasanya retensi garam dan air tetapi dapat juga terjadi kehilangan natrium dan
dehidrasi, asidosis, hiperkalemia, hipomagnesemia, hipokalsemia.
h. System hematologi

7
Anemia yang disebabkan karena berkurangnya produksi eritopoetin, sehingga
rangsangan eritopoesis pada sum- sum tulang berkurang, hemolisis akibat
berkurangnya masa hidup eritrosit dalam suasana uremia toksik, dapat juga terjadi
gangguan fungsi trombosis dan trombositopeni.

2.5 Bentuk pantofsiologi gagal ginjal


Menurut Nuari & Widayati (2017), penurunan GFR (Glomelulaar Filtration Rate) dapat dideteksi d
engan mendapatkan urin 24 jam untuk pemeriksaan klirens kreatini. Akibat dari penurunan GFR,
maka klirens krestinin akan turun, kreatinin akan meningkat, dan nitrogenurea darah (BUN) juga a
kan meningkat. Secara tingkas patofisiologi gagal ginjal dimulai pada fase awal gangguan keseimb
angan cairan, penanganan gram, serta penimbunan zat-zat sisa masih bervariasi yang tergantung
pada bagian ginjal yang sakit. Sampai fungsi ginjal turun kurang dari 25% normal, manifestasi kinis
gagal ginjal mungkin minimal karena nefron-nefron yang sehat mengambil alih fungsi nefron yang
rusak. Nefron yang tersisa meningkatkan kecepatan filtrasi, reabsorpsi, dan sekresinya, serta men
galami hipertrofi.

Seiring dengan makin banyaknya nefron yang mati, maka nefron yang tersisa menghadapi
tugas yang semakin berat sehingga nefron-nefron yang ada untuk meningkatkan reabsorpsi
protein. Pada saat penyusutan progresif nefron-nefron, terjadi pembentukan jaringan parut
dan aliran darah ginjal akan berkurang. Pelepasan rennin akan meningkat bersama dengan
kelebihan beban cairan sehingga dapat menyebabkan hipertensi. Hipertensi akan
mempeburuk kondisi gagal ginjal, dengan tujuan agar terjadi peningkatan filtrasi protein-
protein plasma.

8
Gambar 1.1

2.6 Masalah Kesehatan


1. Asidosis metabolic
Suatu kondisi saat terlalu banyak asam menumpuk di dalam tubuh. Penyebab asidosis
metabolik antara lain penumpukan racun tubuh, gagal ginjal, dan konsumsi obat-obata
n atau racun tertentu, seperti metanol atau aspirin dalam dosis besar. Keadaan ini bisa
jadi merupakan komplikasi dari diabetes yang jarang terjadi.
2. Kerusakan ginjal permanen
kondisi yang terjadi ketika ginjal telah mengalami kerusakan parah dalam jangka panj
ang atau sudah lebih dari 3 bulan
3. Hiperkalemia
Kadar kalium elektrolit dalam darah yang tinggi.
4. Gangguan pada system pernapasan dan system pencernaan
5. Penyakit tulang
Penurunan kadar kalsium (hipokalsemia) secara langsung akan mengakibatkan deklafi
kasi matriks tulang, sehingga tulang akan menjadi rapuh (osteoporosis) dan jika berla
ngsung lama akan menyebabkan fraktur pathologis.
6. Penyakit kardiovaskuler

9
Ginjal sebagai control sirkulasi sistemik akan berdampak secara sistemik berupa hiper
tensi, kelainan lipid, intoleransi glukosa, dan kelainan hemodinamika (sering terjadi hi
pertrofi ventrikel kiri).
7. Anemia
Selain dalam fungsi sirkulasi, ginjal juga berfungsi dalam rangkaian hormonal (endok
rin). sekresi eritroprotri yang mengalami difisiensi di ginjal akan mengakibatkan penu
runan hemoglobin.
8. Disfungsi seksual
Dengan gangguan sirkulasi pada ginjal, maka libido sering mengalami penurunan dan
terjadi impotensi pada pria, pada wanita dapat terjadi hiperprolaktinemia.

10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Patofisiologi gagal ginjal melibatkan berbagai proses yang mengakibatkan penurun
an fungsi ginjal. Gagal ginjal akut dapat disebabkan oleh gangguan aliran darah ke
ginjal, infeksi, gagal hati, obat tekanan darah, gagal jantung, dehidrasi, dan kehilan
gan darah Hal ini dapat mengakibatkan penurunan fungsi ginjal secara tiba-tiba da
n memicu komplikasi serius seperti asidosis metabolik, hiperkalemia, dan ganggua
n sistem pernapasan dan pencernaan. Sementara itu, gagal ginjal kronis dapat diseb
abkan oleh berbagai kondisi seperti diabetes, tekanan darah tinggi, gangguan jantu
ng, dan pengaruh obat-obatan. Keduanya dapat menyebabkan retensi cairan, penu
mpukan limbah tubuh, cairan, dan elektrolit yang berbahaya jika tidak ditangani de
ngan baik. Oleh karena itu, pemahaman mengenai patofisiologi gagal ginjal pentin
g untuk mencegah, mengelola, dan mengobati kondisi ini
3.2 saran
1. Dengan mengetahui permasalahan penyebab penyakit gagal ginjal , diharapkan mas
yarakat lebih berhati-hati dan menghindari penyebab penyakit ini serta benar-benar m
enjaga kesehatan melalui makanan maupun berolaharaga yang benar.
2. Para tenaga ahli juga sebaiknya memberikan penyuluhan secara jelas mengenai bah
ayanya penyakit ini serta tindakan pengobatan yang tepat.

11
DAFTAR PUSTAKA

12

Anda mungkin juga menyukai