Anda di halaman 1dari 22

TUGAS UAS GEOWISATA

MEMBUAT BUKU PANDUAN GEOWISATA DI SALAH


SATU WILAYAH SULAWESI TENGGARA

OLEH :
ABDUL RASYID
R1C1 16 123

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI
2020
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
Bagian I : Selamat Datang di Kabupaten / Kota ............4
Bagian II : Riwayat Kabupaten / Kota.............................8
Sejarah Kabupaten / Kota ……………….…9
Sejarah Geologi Kabupaten / Kota………....9
Bagian III : Situs Wisata Geologi (Geowisata) di
Kabupaten / Kota……………....................10
Daftar Pustaka……………………………………........20
Biodata…………………………………………………..21
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang


mana Esa atas limpahan rahmat dan karunianyalah penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah Ujian akhir semester
yang berjudul Panduan Wisata Geologi Kabupaten
Wakatobi.
Penulis berterimakasih pula atas tugas - tugas
pendahuluan yang diberi oleh Dosen pembimbing Karena
sangat membantu dalam penyusunan makalah ini .
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah
ini masih banyak kekeliruan dari penulisan serta penjelasan
yang kurang dimengerti, olehnya penulis sangat
mengharapkan kritik demi kesempurnaan makalah ini.

Kendari, 18 Juni 2019

Penulis
Pulau Wakatobi merupakan bagian taman nasional yang
ada di Indonesia. Wakatobi sendiri adalah sebuah kabupaten
yang terdiri dari 4 pulau: Pulau Wangi-Wangi, Pulau
Kaledupa, Pulau Tomia, dan Pulau Binongko. Semuanya
adalah pulau indah. Semuanya menarik. Juga menawarkan
sesuatu yang istimewa bagi Anda. Bagi Anda yang sedang
mencari referensi lokasi wisata, berikut ini berbagai lokasi di
Pulau Wakatobi yang wajib Anda kunjungi.

1. Sejarah Kabupaten Wakatobi


Sebelum menjadi daerah otonom wilayah Kabupaten
Wakatobi lebih dikenal sebagai Kepulauan Tukang Besi.
Pada masa sebelum kemerdekaan Wakatobi berada di bawah
kekuasaan Kesultanan Buton. Setelah Indonesia Merdeka
dan Sulawesi Tenggara berdiri sendiri sebagai satu provinsi,
wilayah Wakatobi hanya berstatus beberapa kecamatan
dalam wilayah pemerintahan Kabupaten Buton. Selanjutnya
sejak tanggal 18 Desember 2003 Wakatobi resmi ditetapkan
sebagai salah satu kabupaten pemekaran di Sulawesi
Tenggara yang terbentuk berdasarkan Undang – Undang
Nomor 29 tahun 2003 tentang pembentukan Kabupaten
Bombana, Kabupaten Wakatobi dan Kabupaten Kolaka
Utara.
Saat pertama kali terbentuk Wakatobi hanya terdiri dari lima
kecamatan yaitu Kecamatan Wangi-Wangi, Kecamatan
Wangi Selatan, Kecamatan Kaledupa, Kecamatan Tomia dan
Kecamatan Binongko. Pada tahun 2005 melalui Peraturan
Daerah Kabupaten Wakatobi Nomor 19 Tahun 2005
dibentuk Kecamatan Kaledupa Selatan dan melalui Peraturan
Daerah Kabupaten Wakatobi Nomor 20 Tahun 2005
dibentuk Kecamatan Tomia Timur. Selanjutnya pada tahun
2007 melalui Peraturan Daerah Kabupaten Wakatobi Nomor
41 Tahun 2007 dibentuk Kecamatan Togo Binongko
sehingga jumlah kecamatan di Kabupaten Wakatobi menjadi
8 kecamatan yang terbagi menjadi 100 desa dan kelurahan
(25 kelurahan dan 75 desa).

Penyelenggaraan Pemerintahan Kabupaten Wakatobi sebagai


daerah otonom secara resmi ditandai dengan pelantikan
Syarifudin Safaa, SH, MM sebagai pejabat Bupati Wakatobi
pada tanggal 19 Januari 2004 sampai dengan tanggal 19
Januari 2006. Kemudian dilanjutkan oleh H. LM. Mahufi
Madra, SH, MH sebagai pejabat bupati selanjutnya sejak
tanggal 19 Januari 2006 sampai dengan tanggal 28 Juni
2006.

Kemudian berdasarkan hasil pemilihan kepala daerah secara


langsung maka pada tanggal 28 Juni 2006 Bupati dan Wakil
Bupati Wakatobi yang terpilih yaitu Ir. Hugua dan Ediarto
Rusmin, BAE dilantik oleh Gubernur Sulawesi Tenggara Ali
Mazi, SH atas nama Menteri Dalam Negeri berdasarkan
Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 132.74-314
tanggal 13 Juni 2006 tentang pengesahan pengangkatan
Bupati Wakatobi Ir. Hugua dan Surat Keputusan Menteri
Dalam Negeri Nomor : 132.74-315 tanggal 13 Juni 2006
tentang pengesahan pengangkatan Wakil Bupati Wakatobi
Ediarto Rusmin, BAE untuk masa bhakti 2006-2011.

Saat ini kepemimpinan daerah di Kabupaten Wakatobi


dijabat oleh pasangan bupati dan wakil bupati Ir. Hugua dan
H. Arhawi, SE sejak dilantik oleh Gubernur Sulawesi
Tenggara H. Nur Alam, SE pada tanggal 28 Juni 2011 atas
nama Menteri Dalam Negeri berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Dalam Negeri Nomor : 132.74-403, tanggal 30 Mei
2011 tentang pengesahan pengangkatan Bupati Wakatobi Ir.
Hugua dan Wakil Bupati Wakatobi H. Arhawi, SE untuk
masa bhakti 2011-2016.

A. Posisi Geografis
Letak geografis,  Kabupaten Wakatobi berada
dalam gugusan pulau-pulau di jazirah Tenggara Kepulauan
Sulawesi Tenggara, tepatnya di sebelah Tenggara Pulau
Buton. Secara astronomis terletak pada bagian selatan garis
khatulistiwa, membentang dari Utara ke Selatan pada posisi
garis lintang 5º12’ –6º25’ Lintang Selatan (sepanjang kurang
lebih 160 km) dan garis bujur 123º20’ – 124º39’ Bujur 
Timur (sepanjang kurang lebih 120 km),

Posisi Geostrategis, 
Kabupaten Wakatobi terletak pada posisi sangat
strategis karena: (1) Perairan laut Kabupaten Wakatobi
dilalui oleh jalur pelayaran kawasan Timur dan Barat
Indonesia; (2) Ditinjau dari sisi bioregion, letak geografis
Kabupaten Wakatobi sangat penting karena berada pada
kawasan yang sangat potensial yakni diapit oleh Laut Banda
dan Laut Flores yang memiliki potensi sumberdaya
keragaman hayati kelautan dan perikanan yang cukup besar;
dan (3) Kabupaten Wakatobi berada pada Pusat Kawasan
Segi Tiga Karang Dunia (Coral Tri-angle Center) yang
meliputi 6 (enam) negara, yakni Indonesia, Malaysia,
Philipines, Papua New Guine, Solomon Island, dan Timor
Leste.
2. Riwayat Geologi Kabupaten Wakatobi

Topografi
Kepulauan Wakatobi merupakan gugusan pulau-
pulau karang yang sebagian besar (70%) memiliki topografi
landai, terutama dibagian selatan pulau Wangi-Wangi,
bagian utara dan selatan pulau Kaledupa, bagian Barat dan
Timur pulau Tomia, serta wilayah bagian selatan pulau
Binongko, dengan ketinggian tempat berkisar antara 3 – 20
meter diatas permukaan laut. Sedangkan  bentuk topografi
perbukitan, berada di tengah-tengah pulau dengan ketinggian
berkisar antara 20-350 m dpl.

Selain bentangan pulau-pulau kecil, relief dan


topografi, di Kabupaten Wakatobi juga membentang Gunung
Tindoi di Pulau Wangi-Wangi, Gunung Pangilia di Pulau
Kaledupa, Gunung Patua di Pulau Tomia dan Gunung
Watiu’a di Pulau Binongko. Pada puncak gunung di empat
pulau besar tersebut, terdapat situs peninggalan sejarah
berupa benteng dan makam yang sangat erat kaitannya
dengan penyebaran agama Islam di Kabupaten Wakatobi
maupun sejarah perkembangan kejayaan Kesultanan Buton,
Tidore, dan Ternate.  Situs sejarah dimaksud ialah Benteng
Liya, Benteng Tindoi, Benteng Patu’a, dan Benteng Suosuo
serta peninggalan benda-benda purbakala lainnya.
Kesemuanya merupakan aset daerah yang sangat berharga,
terutama dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan
sebagai obyek wisata budaya, baik nasional maupun
internasional.

Hidrologi dan Geologi


Secara umum di Kabupaten Wakatobi tidak
terdapat sungai yang mengalir sepanjang tahun. Sumber
mata air umumnya berasal dari air tanah (ground water) dari
wilayah perbukitan dan gua-gua karst yang oleh penduduk
setempat disebut “Tofa/Loba/Lia”. Daerah Aliran Sungai
(DAS) seperti DAS Posalu, Banduha-nduha, dan Waginopo
di Kecamatan Wangi-Wangi mempunyai peranan penting
pada ketersediaan air tanah. Dalam konteks ini, peranan
vegetasi terutama hutan sangat penting dalam konservasi air
tanah.  Permukaan air terutama pada gua-gua karst dan
sumur penduduk banyak dipengaruhi oleh naik turunnya
muka air laut, memberikan indikasi tentang pentingnya
perlindungan daerah pantai dari pengaruh abrasi.

Berdasarkan peta geologi Lembar Kepulauan


Tukang Besi Sulawesi Tenggara skala 1 : 25.000 tahun 1994
menunjukkan bahwa secara umum formasi geologi Wakatobi
dikelompokkan dalam formasi geologi Qpl dengan jenis
bahan induk batu gamping koral. Jenis tanah yang tersebar
pada beberapa tempat di empat pulau Kabupaten Wakatobi
ialah jenis organisol, alluvial, grumosol, mediteran, latosol,
serta didominasi oleh podsolik.  Formasi geologi batuan
daratan dengan bahan induk batu gamping jenis koral dan
dominasi tanah podsolik, secara umum mengindikasikan
kesuburan tanah yang rendah akibat pH dan bahan organik
rendah. Terkait hal tersebut, pemerintah daerah akan
mencanangkan program pertanian terpadu yang berbasis
ekologi (integrated ecofarming).

3 Site Wisata Geologi (Geowisata) Kabupaten Wakatobi

Pantai Moli’i Sahatu
Pantai Moli’i Sahatu merupakan salah satu pantai
yang indah di Kabupaten Wakatobi. Disebut Molii Sahatu,
berasal dari kata Molii dalam bahasa daerah setempat berarti 
mata air, sedang Sahatu berarti seratus. Pantai ini
mempunyai keunikan, yakni terdapat ± seratus mata air yang
muncul dari dasar laut, meskipun keluar dari dasar laut,
namun airnya, tetap terasa tawar.
Pantai ini juga memiliki hamparan pasir putih,
yang bersih. Selain itu, terdapat beberapa tumbuhan seperti
tanaman kelapa (Scaevola.sp).
Pantai Moli’i Sahatu terletak di Desa Patuno Kecamatan
Wangi-Wangi, dengan jarak tempuh ± 10 Km dari pusat
kota. Untuk menuju ke Pantai ini dapat menggunakan
kendaraan roda dua maupun roda empat.
 
Pantai Sousu
Pantai Sousu merupakan salah satu pantai yang
indah di Kabupaten Wakatobi. Pantai ini memiliki hamparan
pasir putih yang bersih. Dari Pantai ini dapat menyaksikan
pemandangan Pulau Matahora. Selain itu juga wisatawan
dapat melakukan aktivitas snorkeling dan diving, berenang,
untuk menikmati panorama bawah laut yang indah.
Pantai ini terletak di Desa Matahora Kecamatan
Wangi-Wangi Selatan, berjarak ± 15 Km dari Pusat Ibu
Kota. Untuk menuju ke Pantai ini dapat menggunakan
kenderaan roda dua maupun roda empat.
Pantai Waha
Pantai Waha memiliki pesona yang menarik,
karena terbentang luas hamparan pasir putih, airnya jernih
dan bersih. Seperti kebanyakan pantai lainnya, di pantai ini
juga tumbuh pepohonan pantai seperti Cemara, Kelapa dan
tumbuhan pantai lainnya, yang makin menambah keindahan
dan kesejukannya, pantai ini oleh masyarakat Wakatobi lebih
dikenal dengan sebutan “Pantai Cemara” Pantai Waha
memiliki pemandangan bawah laut yang menarik, sehingga
wisatawan dapat melakukan aktivitas snorkling dan diving.
Para wisatawan juga dapat menikamti sunset di Pantai ini.
Pantai ini terletak di Desa Waha,  Kecamatan
Wangi-Wangi, berjarak ± 7Km dari Pusat Ibu Kota. Untuk
menuju ke Pantai ini dapat menggunakan kenderaan roda
dua maupun roda empat.
 
 Panorama Puncak Waginopo
Puncak Waginopo merupakan salah satu objek
wisata dataran tinggi. Dari atas puncak ini para wisatawan
dapat menikmati pemandangan alam, dan areal perkebunan
penduduk yang ditanami beberapa tanaman seperti mete,
singkong, kacang. Di samping itu juga wisatawan dapat
menikmati panoram laut dan matahari terbenam (Sunset).
       Puncak Waginopo terletak di Desa Waginopo
Kecamatan Wangi-Wangi. Jarak ± 1,5 Km dari pusat kota,
dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua dan roda empat.
 

 Telaga Gua

Di Pulau Wangi-Wangi memiliki beberapa telaga


gua, yang kondisi airnya jernih dan bersih. Adapun telaga
gua tersebut antara lain : Telaga Gua Topa yang berada di
Kelurahan Mandati, Telaga Gua Kontamale di Kelurahan
Wanci, Telaga Gua Tee Kosapi di Kelurahan Wanci. Semua
telaga ini berada di pusat kota.
 
Gua Kelelawar

Goa Kelelawar terletak di Pulau Kapota. Untuk


sampai ke Gua ini, wisatawan dapat menggunakan perahu
tradisional sekitar ± 20 menit dari Pulau Wangi-Wangi,
kemudian dilanjutkan dengan berjalan kaki ± 20 menit
ataupun  dengan menaiki kendaraan roda dua ± 5 menit dari
pemukiman penduduk.
Kondisi Gua ini cukup besar dan menarik, dimana
terdapat stalagmit dan stalaktik yang beragam. Tidak jauh
dari gua ini terdapat Pohon Kelapa Bercabang dan beberapa
hutan bambu yang rindang. Sehingga sangat menarik untuk
berkunjung kesana, dan merupakan salah satu objek wisata
bagi pecinta hiking.
 
Wisata Alam Di Pulau Kaledupa

Pulau Kaledupa menyimpan pesona wisata alam


yang indah dan menarik
Di beberapa objek wisata tersebut, wisatawan dapat
melakukan aktivitas seperti memancing,
berenang, snorkeling, diving, berjemur dan aktivitas lainnya
yang dapat menghilangkan kepenatan, serta mengembalikan
stamina dan semangat untuk menjalankan rutinitas. Berikut
objek wisata alam yang ada di Pulau Kaledupa.
Pantai Hoga
Pantai Hoga adalah salah satu objek wisata yang
indah dan menarik. Pantai Hoga terletak di Pulau Hoga
Kecamatan Kaledupa, berjarak ± 15 menit dari Pulau
Kaledupa, dan dapat ditempuh dengan menggunakan Speed
boat dan Katinting.

Pantai Hoga memiliki hamparan pasir putih yang


bersih,  air lautnya jernih, panorama bawah lautnya
mempunyai beraneka ragam terumbu karang yang berwarna-
warni, beberapa spesies ikan. Di sana  juga terdapat
laboratorium bawah laut. Sehingga tempat tersebut, tepat
untuk dijadikan tempat beraktivitas snorkeling dan diving.
Pantai Hoga memiliki beberapa sarana akomodasi
yang berbentuk cottage milik masyarakat Kaledupa yang
dikelola  Operation Wallacea dengan tarif yang terjangkau.
Di samping itu juga terdapat beberapa flora yang
masih terjaga seperti pohon bakau, pohon cemara, pandan
dan lainnya. Sehingga menjadikan tempat tersebut rindang
dan udaranya sejuk. Selain itu juga terdapat beberapa fauna
seperti biawak, burung pipit dan fauna lainnya. 

Pantai Onemobaa

Pantai One Mobaa berada di Desa Lamanggau


Kecamatan Tomia.  Untuk sampai ke Pantai tersebut anda
dapat menggunakan perahu tradisional seperti Katinting, ±
30 menit dari ibukota kecamatan. Pantai ini memiliki
hamparan pasir putih, air lautnya jernih. Di sana terdapat
tumbuhan pepohonan pantai seperti kelapa, cemara, bakau,
dan pohon pantai lainnya. Selain itu juga terdapat beberapa
fauna seperti biawak, pipit, udang merah dan fauna lainnya.
Panorama bawah laut di Pantai One Mobaa  sangat indah dan
eksotik karena terdapat gugusan terumbu karang yang
berwarna-warni, padang lamun serta hidup beberapa spesies
ikan yang beranekaragam serta biota laut lainnya yang masih
tetap terjaga dan alami. Sehingga tempat tersebut, sangat
tepat untuk beraktivitas snorkeling dan diving, serta
menikmati panorama sunset.
Di pantai One Mobaa ini telah dibangun sebuah
resort yang berstandar internasional, yakni Wakatobi Dive
Resort. Dimana  pengelola resort tersebut adalah investor
asing berkebangsaan Swiss.
Di depan pantai ini terdapat Pulau Sawa, pulau tersebut juga
memiliki pantai yang indah dan ditumbuhi pohon kelapa
serta tumbuhan pantai lainnya.
 
Panorama Puncak Koncu Kapala Wali
Panorama Puncak Koncu Kapal Wali berada di
atas dataran tinggi,  Kecamtan Togo Binongko. Puncak ini
dapat ditempuh dengan kendaran roda dua sejauh denga Dari
atas puncak para wisatawan dapat menyaksikan
pemandangan  ±7Km dari ibukota kecamatan dan kemudian
berjalan kaki ± I Km dari perkampungan Wali.
Di atas Punak, para wistawan dapat menyaksikan
pemandangan alam yang membentang luas, pemukiman
penduduk, Pulau Tomia dan Matahari terbenam (Sunset),
selain itu juga dapat melihat peninggalan sejarah masyarakat
Wali seperti beberapa makam tua, gua, bekas mesjid yang
masih ada batu fondasi dan tiang-tiangnya, serta
makam Wali Wangka Wijaya, seorang penyebar agama
islam di Pulau Binongko, yang makamnya terbuat dari batu
seperti batu candi berbentuk segi empat.
Di atas puncak ditumbuhi beberapa pepohonan dan
tumbuhan lainnya, sehingga para wisatawan yang
hobi hiking akan merasa senang karena udaranya sejuk dan
hutannya masih alami, serta dapat menikmati kicau burung.
Pantai Palahidu

Pantai Palahidu adalah salah satu objek wisata


pantai di Pulau Binongko yang memiliki hamparan pasir
putih yang membentang luas, batu karang, airlautnya yang
jernih. Di samping itu juga terdapat tumbuhan pantai yang
rindang. Pantai ini sangat eksotik, karena dapat melihat
matahari terbenam, serta dapat melihat peninggalan sejarah
yang bernama Benteng Palahidu.
DAFTAR PUSTAKA

Https://Kendari.bpk.go.id Profil Kabupaten Wakatobi


Https://id. m.wikipedia.org situs geowisata kabupaten
wakatobi
Www.wakatobikab.go.id Sejarah kabupaten Wakatobi
BIODATA
Nama Abdul Rasyid , lahir di Uekuli tanggal 9
November tahun 1998 . Riwayat pendidikan, masuk SDN 2
Tapulaga pada tahun 2004 dan tamat di tahun 2010, masuk
MTSN 2 Kendari pada tahun 2010 dan tamat di tahun 2013
masuk SMA 3 Kendari pada tahun 2013 dan tamat di tahun
2016, masuk Perguruan tinggi di universitas Halu Oleo
tepatnya jurusan Teknik Geologi Fakultas Ilmu dan
Teknologi Kebumian pada tahun 2016 hingga saat ini.

Anda mungkin juga menyukai