Bab Iv Pembahasan
Bab Iv Pembahasan
PEMBAHASAN
Ni Made Dwi
Yunica Astriani , . Relaksasi Pernafasan Dengan
.Volume 3 ,
Putu Indah Teknik Ballon Blowing Terhadap
4 Nomor 2 , Juni
Sintya Dewi , Peningkatan Saturasi Oksigen
2020
Kadek Hendri Pada Pasien PPOK
Yanti
Jurnal Ilmiah
Erik Kusuma, Pengaruh Senam Asma Terhadap Keperawatan
5 Bayu Kemampuan Penderita Asma di Stikes Hang tuah
Herlambang Poli Paru RSUD Bangil Surabaya Vol 15
No.1 Edisi 2020
.Jurnal Ilmiah
Wiwik Udayani, Pengaruh Kombinasi Teknik
Keperawatan
Muhammad Pernapasan Buteyko dan Latihan
6 (Scientific Juornal
Amin Berjalan Terhadap Kontrol Asma
of Nursing) Vol 6
Makhfudli Pada Pasien Asma Dewasa
No 1 tahun 2020
4.2 Pembahasan
Napas pada Pasien PPOK. Salah satu variabel dari penelitian ini
juga tidak memerlukan tempat yang luas dan alat yang tidak mahal
program SPSS versi 22. Uji wilcoxon yaitu hipotesa komparatif yang
digunakan untuk menguji beda mean peringkat (data ordinal) dari dua
hasil pengukuran pada kelompok yang sama (beda peringkat pre test
sebagai berikut:
Tabel.1
Jenis kelamin dan usia responden di RSU Royal Prima Medan di tahun
2018
Berdasarkan tabel 1 di atas diketahui bahwa dari 8 responden mayoritas
Tabel.2
Frekuensi pernapasan responden Penyakit paru obstruktif kronik
napas berat 1 orang (11, 1%), dan sesak ringan tidak ada
Tabel.3
Tabel.4
Pengaruh Pulsed Lip Breathing Exercise Terhadap Penurunan Sesak
Berdasarkan table 4 diketahui bahwa hasil uji Wilcoxon pada saat uji
pre test nilai mean 2,13 dan nilai median 2,00. Pada saat uji post test
nilai mean 1,25 dan nilai median 1,00. Maka didapat nilai Z = -2,646
dengan p value sebesar 0,008 < 0,05 sehingga kesimpulan Ho ditolak
Muhammadiyah Surakerta
irama Low (rendah) yaitu lebih lambat , gerakan dasar tidak ada
loncatan sama sekali dan salah satu selalu menapak dilantai setiap
Keterkaitan antar variabel pada penlitian ini adalah Low Impact Aerobic
hidup juga meningkat. Dengan kondisi ini maka penerita PPOK akan
peran yang dingginkan dalam masyarakat dan merasa puas akan peran
tersebut.
group design
Analisa Penelitian
adalah laki-laki yaitu 82.4% baik pada kelompok perlakuan dan kelompok
kelompok perlakuan dan kontrol tergolong PPOK dengan gejala berat yaitu
64.7% dan 58.8%. Sedangkan gejala sangat berat pada kelompok perlakuan
test.
Mean SD SE P Value
Perlakuan
28.59 3.809 .924 <0.001*
Pre test
Post Test 14.82 3.226 .782
Kontrol
25.88 5.407 1.311 0.713*
Post Test 21.71 6.162 1.495
Perlakuan 14.82 3.226 .782 <0.001*
Kontrol 21.71 6.162 1.495
Tabel diatas menunjukkan perubahan nilai gejala pasien PPOK pre dan post
test pada kelompok perlakuan dengan uji statistik paired T-test diperoleh
gejala antara sebelum dan setelah intervensi pada kelompok perlakuan. Hasil uji
diperoleh nilai p=0.713, yang menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang
kedua. Hasil uji Independent T-test sesudah intervensi pada kedua kelompok
melalui tes bleep test sebelum dan sesudah diberikan latihan senam
aerobic low impact. Data dianalisis dengan rumus uji beda (uji t). Hasil
dari penelitian diperoleh thitung 6.04 > t tabel 1.714 (maka H0 ditolak dan
Sepahaman saya tentang penelitian ini adalah senam aerobic low impact
meringankan Gejala pada pasien PPOK , senam aerobic low impact juga
dapat melatih kekuatan otot jantung, terutama pada orang yang memiliki
peregangan pada otot tubuh bagian atas (Amin & Zedan, 2017;
sehari-hari.
Hasil
postest
Ringan 0 1
Sedang 11 16 0,008
Berat 7 1
Tabel.2 Skala Dispnea kelompok kontrol pada saat pretest dan postest
Ringan 0 0
Sedang 13 12 0,655
Berat 5 6
latihan pernapasan ataupun latihan otot bagian atas , tentu itu sangat
benar tentu dapat membuat pasien tidak akan mengalami gejala saat
lingkungan masyarakat.
4.2.4 Pembahasan Jurnal Keempat
PPOK
Saturasi oksigen atau status pernapasan pada pasien PPOK adalah untuk
Tabel. 1
Tabel. 2
Laki-laki 22 73,3
Perempuan 8 26,7
Total 30 100
Tabel. 3
tertinggi 93.
Tabel. 4
Tabel. 5
Mean P. Value
lebih kecil dari 0,05 ( p<0,05) yang berarti terdapat pengaruh relaksasi
rata-rata umur ditas 65 tahun menggunakan rancangan pre dan pos test
dengan kita meniup balon tentu hal tersebut akan menyerap oksigen dari
Edisi 2020
dapat bersifat ringan dan tidak mengganggu aktivitas, dapat pula bersifat
ekspetorasi
yang baik. Sesi yang lain adalah untuk melenturkan otot pernapasan,
Analisis Bivariat
analisis bivariat menggunakan uji paired t-test untuk mengetahui ada
senam asma.
Hasil
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur
Umur N %
25-30 2 6,5
31-35 3 9,7
35-40 5 16,1
41-45 5 16,1
46-50 16 51,6
Jumlah 31 100
Jumlah 31 100
petani (29%). Hasil selengkapnya dapat dilihat pada table yang sudah
dan nilai APE tertinggi 280 (l/m), dengan rata- rata nilai APE 208
terendah200 (l/m) dan tertinggi 400 (l/m) dengan rata-rata 304 l/m.
Tabel 4 Rerata Nilai Kecepatan Maksimum Arus (APE) Sebelum dan Setelah
Senam
penderita asma di Poli Asma RSUD Bangil dilakukan uji analisis data
menggunakan uji statistik paired t-test dengan tingkat signifikansi 0,05 (tabel
6).
Tabel 6. Pengaruh Senam Asma Terhadap Kemampuan Pernapasan
208 l/m, sedangkan setelah senam rata-rata 304 sehingga rata-rata kenaikan
nilai APE antara sebelum senam dengan setelah senam sebesar 95 l/m. Hasil
rancangan penelitian Pre and Post Test With Control Group Design
peak flow meter untuk mengukur arus puncak ekspirasi dan mini
otot-otot pernapasan
Asma Dewasa
Kontrol asma yang buruk dapat menurunkan kualitas hidup pasien asma
(GINA, 2018).
Analisa penelitian
Tabel.1
Buteyko dan latihan berjalan memiliki nilai kontrol asma yang lebih
bronkhial.
value pada pretest 0,002; post test1 0,018 dan post test2 0,002.
asma.
dan sehat.
Klinis
Pasien dengan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) memiliki tingkat dan
orang sehat yang cocok dengan usia dan bahkan untuk pasien dengan
tunggal yang dilakukan pada pasien rawat jalan dengan PPOK stabil
rata-rata Tingkat dispnea mMRC adalah 2,0 (1,0). Empat puluh dua
adalah obat COPD yang paling umum digunakan, dan 58 pasien (52%)
adalah 8059 langkah / hari (table 2), yang bukan hasil yang buruk,
Namun, yang lebih menarik adalah bahwa rata-rata aktivitas harian di antara
aktivitas fisik yang dilakukan oleh pasien kami berada pada tingkat
aktivitas fisik dan parameter fisiologis dan fungsi otot / massa. Ada
kebugaran fisik dan fungsi / massa otot. (A) Korelasi antara jarak
antara uji dudukan kursi 30 detik dan jumlah langkah harian. (D)
Korelasi antara tes waktunya dan pergi dan jumlah langkah harian. (E)
Korelasi antara indeks massa bebas lemak dan jumlah langkah harian.
Tabel 4
Aktivitas fisik yang diukur secara objektif dan dapat digunakan dalam
COPD yang berjalan kurang dari 5.000 langkah per hari, diikuti oleh
4MGS, TUGT, dan 30sCST. Keempat tes ini mudah dilakukan dan
tersedia dalam pengaturan klinis apa pun dan dapat digunakan sebagai
alat skrining untuk identifikasi pasien PPOK yang tidak aktif secara
fisik.
pengaturan klinis apa pun dan dapat digunakan oleh dokter dalam
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sheila (2020)
Health 2020
Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Putri Tiara Rosha (2018) Faktor-
Sepemahaman saya pada penelitian ini adalah penelitian ini meneliti tingkat
untuk selalu melakukan aktivitas atau latihan fisik yang cukup dan
teratur sesuai kemampuan , tujuannya agar mengurangi gejala pada
Penelitian ini memiliki variabel yang sama dengan penelitian yang saya
Keterkaitan antar Variabel ini adalah Dengan Pasien Penyakit paru Obstruktif
hal yang mudah bagi pasien, Namun dianjurkan untuk orang PPOK
Pada penelitian ini didapatkan hasil untuk menilai kedua variable Aktivitas
fisik dan penyakit pada pasien PPOK, analisis yang dilakukan ada 3
konsumsi alkohol dan berat badan berlebih (Obesitas) dan model yang
ketiga disesuaikan untuk variabel yang sama dengan model dua dan
semua nya dimasukkan tanpa ada data yang hilang, hasil dari analisa
kepercayaan.
Tabel.1
Sampel terdiri dari 601 orang dewasa dengan Penyakit paru obstruktif kronik
Sebanyak 94% dari orang dengan PPOK yang memiliki penyakit lain.
Tabel.2
Perbedaan antara kelompok adalah signifikan untuk pendidikan, status
Tabel 2. Nyeri kronis lumbar, alergi kronis, arthrosis, nyeri serviks kronis,
(40,8%).
Tabel.3
Hubungan antara Aktivitas Fisik dan penyakit lain pada penderita PPOK yang diteliti
alkohol dan obesitas, kurang dari 600 MET min / minggu PA dikaitkan
dengan signifikan peluang lebih tinggi untuk inkontinensia urin (OR = 2.179;
sembelit kronis, katarak, nyeri lumbar kronis dan kecemasan kronis. Ketika
model tidak disesuaikan, infark miokard memiliki salah satu peluang tertinggi,
menderita penyakit lain , dengan CBP lumbar, alergi kronis, artrosis, CBP
kronis dan lumbar CBP. Sementara interaksi pasien PPOK dengan Aktivitas
fisik bukan hal yang mudah untuk dilakukan pasien, dianjurkan bagi orang
dengan PPOK untuk meningkatkan Aktivitas fisik mereka dalam upaya untuk
hidup.(Sheila,2019)
Adapun penelitian yang hamper serupa dilakukan oleh Tri Wulandari.(2020). Aktivitas
orang tidak punya waktu untuk menjaga kesehatan tubuh. Kondisi terus
Baru-baru ini, tren penyakit ini telah meningkat. Oleh karena itu, menciptakan
disebabkan oleh penyakit metabolik atau degeneratif terutama bagi ibu rumah
dalam beberapa tahap yaitu: 1) pemeriksaan kualitas fisik awal (indeks massa
tubuh, tekanan darah, kadar kolesterol, gula darah dan asam urat); 2)
penciptaan kelompok yang memperhatikan kehidupan sehat; 3) sosialisasi
tentang pola hidup sehat; 4) senam rutin psikomotor dua kali seminggu selama
mellitus (DM), 36,17% menderita asam urat tinggi dan 10,64% menderita
di sisi lain, tetap stabil. Untuk menjaga kesehatan mereka lebih lanjut, senam
Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Putri Tiara Rosha (2018) Faktor-faktor
(PPOK).
Sepemahaman saya dari penelitian ini adalah bahwa aktivitas fisik sangat menentukan
penyaikit lainnya yang muncul pada pasien penyakit paru obstruktif kronik
yang dilakukn , Namun pasien PPOK dengan aktivitas fisik rendah cenderung
lebih berisiko terkena penyakit lain dibandingkan pasien dengan aktifitas yang
Penelitian
menggunakan uji Wilcoxon pada saat uji pre test nilai mean 2,13 dan
nilai median 2,00. Pada saat uji post test nilai mean 1,25 dan nilai
Hasil penelitian ini akan mendukung penelitian yang akan saya lakukan dengan
Variabel yang makna nya hampir sama dengan Variabel penelitian yang
didapatkan hasil bahwa gejala pasien PPOK pre dan post test pada
pada penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian oleh Irmawan Andri
Obstruktif Kronis
Hasil penelitian ini akan mendukung penelitian yang akan saya lakukan dengan
saya lakukan , pada penelitian ini peneliti juga meneliti Latihan fisik
yang merupakan bagian dari ktivitas fisik, peneliti meneliti latihan fisik
2019).
(GOLD 2016).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah otot pernapasan pasien PPOK yang
Penelitian yang dilakukan oleh Ni Made Dwi Yunica Astriani , Putu Indah
pada penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Ni Made Dwi Yunica
Hasil Penelitian ini akan mendukung penelitian yang akan saya lakukan dimana
fisik atau Aktivitas fisik , penelitian ini juga mengkaji tentang status
untuk menyerap oksigen , mengubah bahan yang masih ada dalam paru
2017 )
pernapasan (APE) sebelum senam 208 lt/mnt dan setelah melakukan senam
naik menjadi 304 lt/mnt, uji statistik didapatkan nilai p : 0,000 (< α :
pada penderita asma di Poli Asma RSUD Bangil. Senam asma secara rutin
senam asma yang bersifat melatih otot pernapasan. Latihan otot pernapasan
dapat meningkatkan fungsi otot pernapasan, mengurangi derajat
gangguan pernapasan, meningkatkan toleransi terhadap aktivitas dan
menurunkan gejala dipsnea. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
setelah mengikuti senam asma secara teratur pasien asma
mendapatkan beberapa manfaat yaitu frekuensi serangan asma
berkurang, pemakaian obat berkurang, dan gejala asma menjadi
ringan.(Erik, 2020)
ini bertujuan melatih cara bernapas yang baik. Sesi yang lain adalah
2016).
signifikan nilai kontrol asma antara sebelum dan sesudah 4 minggu dan
p = 0.000 (p <0,05).
Hasil Penelitian ini akan mendukung penelitian yang akan saya lakukan dimana
yang akan saya lakukan . Penelitian ini mengkaji tentang latihan fisik
atau aktivitas fisik terhadap pasien Asma , dimana pasien asma juga
Sejalan dengan judul penelitian yang akan saya lakukan dengan judul
2020)
Pasien dengan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) memiliki tingkat dan
orang sehat yang cocok dengan usia dan bahkan untuk pasien dengan
Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa pasien dengan penyakit PPOK
langkah per hari, diikuti oleh 4MGS, TUGT, dan 30sCST. Keempat
tes ini mudah dilakukan dan tersedia dalam pengaturan klinis apa pun
pengaturan klinis apa pun dan dapat digunakan oleh dokter dalam
Penelitian ini akan mendukung penelitian yang akan saya lakukan agar lebih
penyakit lain
Pada penelitian ini didapatkan hasil untuk menilai kedua variable Aktivitas
fisik dan penyakit pada pasien PPOK, analisis yang dilakukan ada 3
alkohol dan berat badan berlebih (Obesitas) dan model yang ketiga
disesuaikan untuk variabel yang sama dengan model dua dan juga
untuk variabel kehadiran Penyakit lain serta asupan obat. Penyakit pada
tanpa ada data yang hilang, hasil dari analisa perhitungan disajikan
statistik (SPSS).
artrosis, CBP serviks, asma dan hipertensi menjadi yang paling umum.
PPOK dengan Aktivitas fisik bukan hal yang mudah untuk dilakukan
dengan Aktivitas fisik bukan hal yang mudah untuk dilakukan pasien,
Berdasarkan uraian tersebut maka didapatkan hasil bahwa aktivitas fisik pada
4.4 Kesimpulan
Hasil Literatur yang dilakukan oleh peneliti dari 8 jurnal yang menunjukkan hasil
signifikan . Hal ini disebabkan karena Aktivitas fisik baik berupa aktivitas
yang sangan berdampak bagi kesehatan tubuh, baik dari fisik maupun mental
fisik juga sangat berpengaruh terhadap kesehatan sistem pernapasan dan dapat
Aktivitas fisik juga sangat berpengaruh bagi kualitas hidup pasien penyakit
jurnal – jurnal yang diambil sebagai bahan penelitian dengan metode studi
(PPOK).