Anda di halaman 1dari 22

Komunikasi Dalam Tim

Apa itu Tim?

• Tim adalah unit yang terdiri dari dua


orang atau lebih yang berbagi misi yang
sama, dan bertanggung jawab untuk
bekerja mencapai tujuan umum mereka.
Tim dalam organisasi
• Tim pemecah masalah (problem-solving team) dan gugus tugas (task force)
adalah tim informal yang dibentuk untuk memecahkan isu-isu spesifik, dan kemudian
dibubarkan setelah tujuan mereka tercapai (umumnya bersifat lintas fungsi).

• Komite
Adalah tim formal yang biasanya mempunyai masa hidup lama dan dapat menjadi bagian
permanen dari struktur organisasi.

Komite biasanya menangani tugas-tugas regular yang berulang-ulang.


Apapun bentuk timnya …
• Anda dan anggota harus dapat berkomunikasi satu sama
lain dan berkomunikasi dengan orang di luar tim anda
secara efektif;
• berbagi informasi dengan sesama anggota tim;
• mendengarkan dengan teliti masukan mereka;
• Membuat pesan yang mencerminkan ide dan opini
kolektif tim;
Effectiv Open
Clear Communicatio
Purpose e n

Teams
Creative Consensus
Thinking Decision
Making

Focused Conflict
Efforts Resolution
Collaborative
Relationships © Prentice Hall, 2005

Chapte
Excellence in Business Communication
r2-5
Apakah pembentukan tim selalu berkontribusi
positif bagi organisasi?
Tim yang sukses akan memberikan keunggulan berikut?

• Informasi dan pengetahuan meningkat;


• Keragaman pandangan meningkat;
• Penerimaan atas solusi meningkat;
• Tingkat kinerja yang lebih tinggi.
Yang perlu di waspadai!

Groupthink
Tim dapat mengembangkan groupthink jika para anggota individu menghargai
harmoni tim, lebih tinggi dari pada mereka menghargai pembuatan keputusan
yang efektif.
Groupthink
• Groupthink menurut Irvings Janis (1972) adalah istilah untuk keadaan
ketika sebuah kelompok membuat keputusan yang tidak masuk akal untuk
menolak anggapan/ opini publik yang sudah nyata buktinya, dan memiliki
nilai moral. Keputusan kelompok ini datang dari beberapa individu
berpengaruh dalam kelompok yang irrasional tapi berhasil mempengaruhi
kelompok menjadi keputusan kelompok.
Contoh:
• Keputusan AS menyerang Irak, banyak ditentang oleh negara lain dan bahkan
sebahagian warga negaranya sendiri, meskipun dengan alasan adanya senjata
pemusnah massal dan terorisme. Buktinya, dalam pemilu sela di AS dalam beberapa
hari ini, partai Republik yang merupakan partainya pemerintahan Bush, kalah dari
partai Demokrat. Di antara sebab kekalahan itu adalah karena masalah kebijakan
pemerintah AS (yang dikuasai partai Republik) menyerang Irak (Reuter, 8/11).
Akan tetapi buktinya keputusan itu telah dilaksanakan juga, dan media massa juga
ikut membentuk pandangan masyarakat dengan memberitakan alasan-alasan yang
membolehkan serangan tersebut. Para anggota kelompok yang tergabung dalam
groupthink tersebut tidak pernah dan bahkan pantang menyalahkan pihak
pemrakarsa gagasan serangan tersebut.
8 SIMPTOM GROUPTHINK
Irving Janis (Baron & Byrne, dalam Hanurwan, 2001) mengidentifikasi delapan simptom tentang
berpikir kelompok (group think) pada proses munculnya kekerasan.

1. Adanya simptom kekebalan diri (Illusion of invulnerability), dimana pada situasi ini
sebuah kelompok akan memiliki rasa percaya diri yang sangat tinggi dengan keputusan
yang diambil dan kemampuan yang mereka miliki. Mereka memandang kelompok
mereka yang sangat unggul dan tidak pernah kalah dalam segala hal.
2. Adanya simptom stereotip bersama (Stereotyped views of out-groups ) dimana suatu
kelompok memiliki pandangan sempit dan anggapan sepihak bahwa kelompok lain
lebih lemah.
3. Adanya simptom moralitas (Belief in inherent morality) dimana pada suatu
kelompok muncul anggapan bahwa kelompoknyalah yang paling benar dan merasa
perlu untuk menjadi pahlawan kebenaran yang bertugas meluruskan kesalahan yang
dilakukan kelompok lain.
8 SIMPTOM GROUPTHINK

4. Adanya simptom rasionalisasi (Collective rationalization) yang menjelaskan adanya argumentasi


sendiri bahwa perilaku agresi tersebut merupakan keinginan kelompok lawan  sendiri dan
tindakan yang dilakukan adalah untuk membebaskan mereka (seperti kasus invasi AS ke Irak).
5. Adanya simptom ilusi anonimitas (llusion of unanimity) dimana ketika ada sebagian anggota
yang ragu dengan tindakan kelompoknya namun tidak seorangpun dari mereka memiliki
keberanian untuk mengungkapkan keraguan tersebut. Anonimitas yang menyebabkan
individu-individu yang masuk dalam kelompok menjadi kehilangan identitas individunya
(deindividuasi). Kondisi ini akan mendorong berkurangnya kendali moral individu yang
selanjutnya timbul penularan perilaku yang tidak rasional dan cenderung bersifat destruktif.
8 SIMPTOM GROUPTHINK
6. Adanya simptom tekanan untuk berkompromi terhadap keputusan
kelompok (Direct pressure on dissenters) Individu akan ditekan untuk memiliki
pandangan yang sama dengan sebagian besar individu lain yang ada dalam
kelompoknya.
7. Munculnya gejala Swa-Sensor (Self-censorship) dimana dibawah pengaruh
kelompok yang sangat kohesif akan membuat sebagian besar orang mensensor setiap
pandangan yang berbeda yang muncul dari diri mereka sendiri.
8. Simptom terakhir adalah adanya usaha-usaha pengawasan mental
(Self-appointed ‘mindguards’’). Dalam kelompok yang kohesif, satu orang atau lebih akan
memiliki peran yang secara psikologis bertugas memelihara suasana dengan cara
menekan orang yang berbeda pendapat dari kelompok umumnya
Groupthink mempengaruhi kelompok dengan melakukan aksi-aksi yang tidak
masuk akal dan tidak mempedulikan pendapat-pendapat yang bertentangan
diluar kelompok. Kelompok yang terkena sindrom groupthink biasanya adalah
kelompok yang anggota-anggotanya memiliki background yang sama, terasing
(tidak menyatu, terisolir) dari pendapat-pendapat luar, dan tidak ada aturan yang
jelas tentang proses pengambilan keputusan.
Cara mengatasi Groupthink menurut Janis
• Pemimpin kelompok menangguhkan penilaian pribadinya;
• mendorong munculnya berbagai kritik atas program atau keputusan yang diusulkan;
• mengundang ahli-ahli dari kelompok luar;
• menugaskan satu atau dua orang anggota untuk menjadi devil’s advocate guna
menentang pendapat mayoritas (sekalipun mereka sebenarnya setuju dengan
pendapat itu);
• kelompok harus membuat keputusan-keputusan secara bertahap, tidak sekaligus.
Yang perlu diwaspadai! (2)

• Agenda tersembunyi
• Free riders
• Biaya
Team Decision Making
• Orientation

• Conflict

• Brainstorming

• Emergence

• Reinforcement
Excellence in Business Communication
Team-Member Roles
Self- Group- Task-
Oriented Maintenance Facilitating

•Controlling •Encouraging •Initiating

•Withdrawing •Harmonizing •Information Seeking

•Attention Seeking •Compromising •Coordinating

•Diverting •Procedure Setting

© Prentice Hall, 2005


Konflik dalam Tim
Penyebab konflik
• Bersaing memperoleh sumber daya (uang, informasi, dll.)
• Tidak setuju dengan pembagian tugas dan siapa yang bertanggung jawab
• Komunikasi yang buruk
• Perbedaan nilai dan norma perilaku
• Perebutan kekuasaan
• Tujuan yang bertentangan/berbeda
Types of Conflict
Constructive Destructive

Exposes Issues Diverts Energy

Boosts Involvement Destroys Morale

Generates Ideas Divides the Team

© Prentice Hall, 2005

Excellence in Business Communication


Cara mengatasi konflik
• Proaksi
• Komunikasi
• Keterbukaan
• Riset
• Fleksibilitas
• Adil
• Kerjasama

Anda mungkin juga menyukai