S
KHUSUSNYA TN. S DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN
DASAR NUTRISI PADA SISTEM ENDOKRIN: DIABETES
MELITUS DI RT 005 RW 002 KELURAHAN UTAN PANJANG
KECAMATAN KEMAYORAN JAKARTA PUSAT TANGGAL 05
MEI – 11 MEI 2017
Disusun Oleh :
RANNY DWI HARDIYANTI
2014750033
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan
judul “Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Tn. S Khususnya Tn. S Dalam
Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Pada Sistem Endokrin: Diabetes Melitus di RT 005
RW 002 Kelurahan Utan Panjang Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat“ Karya Tulis
Ilmiah ini disusun dalam rangka menyelesaikan pendidikan program DIII
Keperawatan di Universitas Muhammadiyah Jakarta. Dalam menyusun Karya Tulis
Ilmiah ini, penulis banyak mengalami hambatan dan kesulitan. Namun berkat bantuan
bimbingan, pengarahan, bantuan ilmu pengetahuan penulis selama mengikuti
perkuliahan di Program DIII Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta dan
motivasi dari semua pihak maka penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Dengan selesainya Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada berbagai pihak terutama kepada:
(Penulis)
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN…………………………………………………….i
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………………..ii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………..iii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………..v
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………….......1
B. Tujuan Penulisan………………………………………………………....6
1. Tujuan Umum……………………………………………………......6
2. Tujuan Khusus………………………………………………………..6
C. Metode Penulisan………………………………………………………...7
D. Ruang Lingkup…………………………………………………………...7
E. Sistematika Penulisan…………………………………………………….7
A. Pengakajian Keperawatan…………………………………………….42
B. Diagnosa Keperawatan……………………………………………….56
C. Perencanaan Keperawatan……………………………………………59
D. Pelaksanaan Keperawatan……………………………………………83
E. Evaluasi Keperawatan………………………………………………..90
BAB IV : PEMBAHASAN
A. Pengakjian Keperawatan…………………………………………….95
B. Diagnosa Keperawatan………………………………………………97
C. Perencanaan Keperawatan…………………………………………...98
D. Pelaksanaan Keperawatan…………………………………………...99
E. Evaluasi Keperawatan……………………………………………….99
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………….101
B. Saran………………………………………………………...............102
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Diabetes melitus adalah penyakit metabolisme yang merupakan suatu
kumpulan gejala yang timbul pada seseorang karena adanya peningkatan
kadar glukosa darah diatas nilai normal. Diabetes mellitus merupakan
sekumpulan gangguan metabolik yang ditandai dengan peningkatan kadar
glukosa darah (hiperglikemia) akibat kerusakan pada sekresi insulin, kerja
insulin, atau keduanya. Tiga komplikasi akut utama diabetes terkait
ketidakseimbangan kadar glukosa yang berlangsung dalam jangka waktu
pendek ialah hipoglikemia, ketoasidosis diabetik (DKA) dan sindrom
nonketoik hiperosmolar hiperglikemik. Hiperglikemia jangka panjang dapat
berperan menyebabkan komplikasi mikrovaskular kronik (penyakit ginjal dan
mata) dan komplikasi neuropatik. Diabetes juga dikaitkan dengan peningkatan
insidensi penyakit makrovaskular, seperti penyakit arteri koroner (infark
miokard), penyakit serebrovaskular (stroke), dan penyakit vascular perifer.
(Smeltzer., 2014)
Riskesdas(2007) menyebutkan prevalensi penyakit diabetes melitus di
Indonesia berdasarkan diagnosis oleh tenaga kesehatan adalah 0,7%
sedangkan prevalensi diabetes melitus (D/G) sebesar 1,1% data ini
menunjukan cakupan diagnosis diabetes melitus oleh tenaga kesehatan
mencapai 63,6% lebih tinggi dibandingkan cakupan penyakit asma maupun
penyakit jantung. Prevalensi diabetes melitus menurut provinsi berkisar antara
0,4% di Lampung hingga 2,6% di DKI Jakarta. Sedangkan pada riskesdas
(2013) menyebutkan prevalensi diabetes melitus di Indonesia tahun 2013
berdasarkan wawancara yang terdiagnosis Dokter sebesar 1,5%, diabetes
melitus terdiagnosis dokter atau gejala sebesar 2,1%, prevalensi diabetes yang
terdiagnosis dokter tertinggi terdapat di Yogyakarta 2,6%, DKI Jakarta 2,5%,
Sulawesi Utara 2,4%, dan Kalimantan Timur 2,3%, prevalensi diabetes
melitus yang terdiagnosis Dokter atau gejala tertinggi terdapat di Sulawesi
Tengah 3,7%, Sulawesi Utara 3,6%, Sulawesi Selatan 3,4%, dan Nusa
Tenggara Timur 3,3%, tepatnya data di daerah Utan Panjang, didapatkan hasil
penderita diabetes melitus pada tahun 2016 terdapat 36 jiwa dan di daerah
Sumur Batu terdapat 23 jiwa.
Riskesdas(2013) menyebutkan Penyakit diabetes melitus disebabkan
oleh gangguan metabolisme glukosa akibat kekurangan insulin baik secara
absolut maupun relatif. Ada 2 tipe diabetes melitus yaitu diabetes tipe I yaitu
diabetes yang umumnya didapat sejak masa kanak-kanak dan diabetes tipe II
yaitu diabetes yang didapat setelah dewasa.
Kebutuhan nutrisi dengan diet atau mengontrol nutrisi merupakan hal
yang penting bagi klien dengan diabetes melitus. Tujuan yang paling penting
dalam manajemen nutrisi dan diet adalah untuk mengotrol total kebutuhan
kalori tubuh, intake yang dibutuhkan, mencapai kadar serum lipid normal.
Kompoisi kebutuhan nutrisi pada diet diabetes melitus adalah kebutuhan
kalori, karbohidrat, lemak, protein dan serat. Kebutuhan kalori tergantung dari
berat badan, jenis kelamin, usia, aktivitas fisik untuk menentukan jumlah
kalori dalam tubuh, sedangkan kebutuhan karbohidrat merupakan komponen
terbesar dari kebutuhan kalori tubuh, yaitu sekitar 50% sampai 60%,
sedangkan kebutuhan protein untuk adekuatnya cdangan protein, diperlukan
kira-kira 10% sampai 20% dari kebutuhan kalori atau 0,8 g/kg/hari,
sedangkan kebutuhan lemak kurang dari 30% dari total kalori, sebaiknya dari
lemak nabati dan sedikit dari lemak hewani, sedangkan kebuuhan serat
dibutuhkan sekitar 20 sampai 35 g/hari dari berbagai bahan makanan atau
rata-rata 25 g/hari. (Tarwoto., 2012)
Tanda dan gejala diabetes melitus antara lain: rasa haus yang
berlebihan (polidipsi), sering kencing (poliuri) terutama malam hari, sering
merasa lapar (poliphagi), berat badan yang turun dengan cepat, keluhan
lemah, kesemutan pada tangan dan kaki, gatal-gatal, penglihatan jadi kabur.
Peningkatan gula darah yang terjadi pada diabetes melitus dapat
mengaibatkan gangguan pada keseimbangan pemenuhan kebutuhan nutrisi,
klien mengalami peningkatan nafsu makan yang berlebihan dikarenakan
penggunaan cadangan lemak akibat glukosa tidak dapat masuk kedalam sel.
(Riyadi & Sukarmin, 2013 dan Doenges, 2012)
Akibat dari penyakit diabetes melitus ialah bisa menimbulkan masalah
seperti penyakit makrovaskuler (pembuluh darah besar) mempengaruhi
sirkulasi koroner, pembuluh darah perifer, dan pembuluh darah otak, penyakit
mikrovaskuler (pembuluh darah kecil) mempengaruhi mata, dan ginjal, dan
penyakit neuropatik yang mempengaruhi saraf sensori motoric dan otonom
serta berperan memunculkan masalah. (Smeltzer, 2014)
Pencegahan diabetes melitus bisa primer, dan sekunder. Pencegahan
primer misalnya dengan penyuluhan kesehatan mengenai pola hidup sehat,
termasuk gerak badan dan pengendalian berat badan contohnya berjalan,
berenang, bersepeda, menari, dan berkebun. Sedangkan pencegahan sekunder
misalnya klien yang sudah diketahui terkena diabetes melitus harus diberi
kemudahan untuk memperoleh penyuluhan kesehatan tentang penyakit
diabetes melitus, dukungan diet, sistem pendukung sosial, asuhan medis, dan
asuhan keperawatan. Dengan demikian deteksi awal terhadap komplikasi
dapat diketahui dan dapat diberikan tindakan yang tepat agar perkembangan
komplikasi dapat dicegah, program untuk mendeteksi dan mengendalikan
perawatan kaki, dan berhenti merokok pada klien diabetes melitus merupakan
program pencegahan sekunder.
Badan kesehatan WHO dan Pemerintah khususnya Kementrian
Kesehatan upaya yang sudah dilakukan dalam mengatasi diabetes melitus
dilakukan melalui strategi yang efektif dan terintegrasi, melalui kerjasama
lintas program dan lintas sector termasuk swasta. Dengan demikian
pengembangan kemitraan dengan berbagai unsur dimasyarakat dan lintas
sector yang terkait dengan diabetes melitus disetiap wilayah merupakan hal
yang penting. Tujuan program pengendalian diabetes melitus di Indonesia
adalah terselenggaranya pengendalian faktor resiko untuk menurunkan angka
kematian yang disebabkan diabetes melitus. (kemenkes., 2013)
Peran perawat adalah sebagai pendidik, perawat memberikan
pengetahuan kepada klien dalam rangka meningkatkan kesehatan, tentang
tindakan keperawatan dan tindakan medik yang di terima, sehingga klien atau
keluarga dapat bertanggung jawab terhadap hal-hal yang diketahuinya. Kedua
sebagai koordinator, perawat mengkoordinir seluruh pelayanan keperawatan,
mengatur tenaga keperawatan yang akan bertugas, mengembangkan sistem
pelayanan keperawatan, dan memberikan informasi tentang hal-hal yang
terkait dengan pelayanan keperawatan di sarana kesehatan. Ketiga sebagai
pelaksana, dalam asuhan/pelayanan keperawatan memberikan/asuhan
keperawatan secara professional, yang meliputi treatment keperawatan,
observasi, penkes, dan menjalankan treatment medikal. Keempat sebagai
pembaharu/perubah, perawat mengadakan inovasi agar klien/keluarga
mempunyai cara yang benar dalam mengatasi masalah, sehingga sikap dan
tingkah laku menjadi efektf, serta meningkatkan keterampilan yang
diperlukan untuk hidup lebih sehat. Kelima sebagai advocat, perawat
berfungsi sebagai penghubung antara klien dengan tim kesehatan lain,
membela kepentingan klien dan membantu klien agar memahami semua
informasi dan upaya kesehatan yang diberikan oleh tim kesehatan. Peran
advocat sekaligus mengharuskan perawat membantu klien/keluarga dalam
mengambil keputusan berdasarkan pemahaman informasi yang diberikan oleh
perawat. Keenam sebagai konsultan, perawat sebagai mediator antara klien
dengan profesi kesehatan lainnya, peran ini berkaitan erat dengan keberadaan
perawat mendampingi klien selama 24 jam. Perawat sebagai tempat konsultasi
terhadap masalah atau tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan.
Peran ini diberikan atas permintaan klien terhadap informasi tentang tujuan
pelayanan keperawatan yang diberikan. Ketujuh sebagai kolaborasi, perawat
bekerjasama dengan anggota tim kesehatan lain dan keluarga dalam
menentukan rencana atau pelaksana asuhan keperawatan. Kedelapan sebagai
pengelola, perawat mengatur kegiatan dalam upaya mencapai tujuan yang
diharapkan, sehingga pasien dan perawat mendapatkan kepuasan karena
asuhan keperawatan yang diberikan. Perawat mengelola (merencanakan,
mengorganisasi, menggerakan dan mengevaluasi) pelayanan keperawatan
baik langsung maupun tidak langsung dan menggunakan peran serta aktif
masyarakat dalam kegiatan keperawatan komunitas. Kesembilan sebagai
peneliti, perawat diharapkan mampu mengidentifikasi masalah penelitian,
menerapkan prinsip dan metode penelitian serta memanfaatkan hasil
penelitian untuk meningkatkan mutu asuhan atau pelayanan dan pendidikan
keperawatan. Perawat melakukan penelitian untuk mengembangkan mutu
pelayanan keperawatan. (Susanto., 2012)
Peran keluarga sangat diperlukan dalam menurunkan dampak pada
keluarga dan masyarakat, peran perawat keluarga dapat memodifikasi
lingkungan keluarga, memfasilitasi pencapaian tugas perkembangan keluarga,
mempertahankan struktur dan fungsi keluarga, serta mengadaptasikan
keluarga terhadap stressor masalah di keluarga sehingga keluarga dapat
mengatasi permasalahan kesehatan secara mandiri. (Susanto., 2012)
Adapun tugas keluarga dalam kesehatan sangat diperlukan dalam
mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya, mengambil keputusan untuk
melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga, memberikan keperawatan
anggota yang sakit atau yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena
cacat atau usianya yang terlalu muda, mempertahankan suasana dirumah yang
menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga,
mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga
kesehatan atau pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada. (Setiadi., 2008)
Berdasarkan data maka penulis tertarik untuk memberikan
“pemenuhan kebutuhan dasar nutrisi kepada keluarga Tn. S khususnya Tn. S
dengan Gangguan Sistem Endokrin: Diabetes Melitus di RT 005 RW 002
Kelurahan Utan Panjang Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat”
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan umum
Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan kepada klien selama 6
hari diharapkan penulis dapat memberikan gambaran dan pengalaman
yang nyata dalam memberikan asuhan keperawatan dalam pemenuhan
kebutuhan dasar nutrisi dalam gangguan sistem endokrin kepada
keluarga Tn. S khususnya Tn. S dengan Diabetes Melitus melalui
pendekatan proses keperawatan.
2. Tujuan khusus
Setelah melakukan asuhan keperawatan kepada klien diharapkan
penulis :
a. Mampu melakukan pengkajian pada klien dengan Diabetes
Melitus.
b. Mampu menentukan masalah keperawatan pada klien dengan
Diabetes Melitus.
c. Mampu merencanakan tindakan keperawatan pada klien
dengan Diabetes Melitus.
d. Mampu melaksanakan rencana tindakan keperawatan pada
klien dengan Diabetes Melitus.
e. Mampu melakukan evaluasi pada klien dengan Diabetes
Melitus.
f. Mampu mengidentifikasi kesenjangan yang terdapat antara
teori dan kasus dengan praktek nyata terhadap klien dengan
Diabetes Melitus.
g. Mampu mengidentifikasi faktor-faktor pendukung mampu
penghambat serta dapat mencari solusi untuk pemecahan
masalah keperawatan kepada klien dengan Diabetes Melitus.
h. Mampu mendokumentasikan semua kegiatan asuhan
keperawatan dalam bentuk narasi dengan Diabetes Melitus.
C. METODE PENULISAN
Metode penulisan karya ilmiah ini, penulis menggunakan metode deskriptif
dan studi literature. Metode deskriptif yaitu menguraikan hasil asuhan
keperawatan pada klien dengan Diabetes Melitus mulai dari pengkajian
keperawatan, diagnose keperawatan, rencana keperawatan, pelaksanaan
keperawatan, evaluasi keperawatan. Studi literature yaitu mempelajari dan
mengumpulkan bahan-bahan teori dan bacaan ilmiah yang berhubungan
dengan kasus Diabetes Melitus.
D. RUANG LINGKUP
Mengingat banyaknya kasus penyakit yang ada di RT 005 RW 002 Kelurahan
Utan Panjang Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat maka penulis membatasi
cangkupan pembahasan yang hanya terfokus pada “pemenuhan kebutuhan
dasar nutrisi dalam gangguan sistem endokrin kepada keluarga Tn. S
khususnya Tn. S Dengan Diabetes Melitus di RT 005 RW 002 Kelurahan
Utan Panjang Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat” dengan lama asuhan 6
hari perawatan mulai dari 05-11 mei 2017.
E. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I:
Pendahuluan, latar belakang, tujuan penulisan, ruang lingkup, metode
penulisan, sistematika penulisan.
BAB II: Tujuan teoritis
1. Konsep Dasar
Pengertian, Etiologi, Patofisiologi, Manifestasi Klinis, Penatalaksanaan,
Komplikasi, dan Konsep Kebutuhan Dasar.
2. Konsep asuhan keperawatan keluarga pada klien dengan Diabetes Melitus
yaitu: Konsep Keluarga, Fungsi Keluarga, dan Tahapan Perkembangan
Keluarga. Konsep proses keperawatan keluarga yaitu: (Pengkajian
keperawatan, Diagnosa keperawatan, Rencana Keperawatan, Pelaksanaan
Keperawatan, Evaluasi Keperawatan) dan kebutuhan dasar dengan
masalah Diabetes Melitus.
Pada BAB ini membahas laporan hasil asuhan keperawatan yang meliputi:
Pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan, rencana keperawatan,
pelaksanaan keperawatan, evaluasi keperawatan.
Pada BAB ini membahas masalah yang terkait kesenjangan yang didapat
dan solusi atau pemecahan masalah yang terjadi antara BAB II dan BAB III
yang meliputi: pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan, rencana
keperawatan, pelaksanaan keperawatan, Evaluasi keperawatan.
BAB V: Penutup
1. Kesimpulan
Berisi uraian singkat mengenai asuhan keperawatan kepada klien dengan
Diabetes Melitus mulai dari pengkajian keperawatan, diagnosa
keperawatan, rencana keperawatan, pelaksanaan keperawatan, evaluasi
keperawatan.
2. Saran
Berisi tentang ulasan-ulsan mengenai hal-hal yang harus diperbaiki dalam
melaksanakan asuhan keperawatan kepada klien dengan Diabetes Melitus,
guna meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
Daftar pustaka
Lampiran
BAB II
TINJAUAN TEORI
Glukosuria
E. Batas melebihi ambang ginjal Hiperglikemi Anabolisme protein
a menurun
Dieresis osmotik Vikositas darah meningkat Syok hiperglikemik Kerusakan pada antibodi
Resiko syok
Kehilangan kalori Gangrene Kerusakan integritas jaringan
Merangsang hipotalamus Sel kekurangan bahan Protein dan lemak dibakar BB menurun
untuk metabolisme
Keletihan
Pusat lapar dan haus Katabolisme lemak Pemecahan protein
Polidipsia
Asam lemak Keton Ureum
Polipagia
F. KOMPLIKASI
Pasien degan diabetes melitus beresiko terjadi komplikasi baik bersifat akut
maupun kronis diantaranya :
1. Komplikasi akut
a. koma hiperglikemia disebabkan kadar gula sangat tinggi biasanya
terjadi pada NIDDM
b. ketoasidosis atau keracunan zat keton sebagai hasil metabolisme lemak
dan protein terutama terjadi pada IDDM
c. koma hipoglikemia akibat terapi insulin yang berlebihan atau tidak
terkontrol
2. Komplikasi kronis
a. Mikroangiopati (kerusakan pada saraf-saraf perifer) pada organ-organ
yang mempunyai pembuluh darah kecil
b. retinopati diabetika (kerusakan saraf retina dimata) sehingga
mengakibatkan kebutaan
c. neuropati diabetika (kerusakan saraf-saraf perifer) mengakibatkan baal
atau gangguan sensoris pada organ tubuh
d. nefropati diabetika (kelainan/kerusakan pada ginjal) dapat mengakibat
kan gagal ginjal
3. Makroangiopati
a. kelainan pada jantung dan pembuluh darah seperti miokard infark
maupun gangguan fungsi jantung karena arteriskelosis
b. penyakit vaskuler perifer
c. gangguan sistem pembuluh darah otak atau stroke
4. Gangren diabetika karena adanya neuroati dan terjadi luka yang tidak
sembuh-sembuh
b. Kebutuhan karbohidrat
Karbohidrat merupakan komponen terbesar dari kebutuhan kalori
tubuh, yaitu sekitar 50% - 60%
c. Kebutuhan protein
Untuk adekuatnya cadangan protein, diperlukan kira-kira 10% - 20%
dari kebutuhan kalori atau 0,8 g/kg/hari
d. Kebutuhan lemak
Kebutuhan lemak kurang dari 30% dari total kalori, sebaiknya dari
lemak nabati dan sedikit dari lemak hewani
e. Kebutuhan serat
Serat dibutuhkan sekitar 20 – 50 g per hari dari berbagai bahan
makanan atau rata-rata 25 g per hari
2. Latihan fisik/exercise
Latihan fisik bagi penderita diabetes melitus sangat dibutukan, karena
pada saat latihan fisik energy yang dipakai adalah glukosa dan asam lemak
bebas. Latihan fisik bertujuan :
a. Menurunkan gula darah dengan meningkatkan metabolisme
karbohidrat
b. Menurunkan berat badan dan mempertahankan berat badan normal
c. Meningkat kan sensitifitas insulin
d. Meningkatkan kadar HDL (hight density lipoprotein) dan menurunkan
kadar trigliserida dan menurunkan tekanan darah
3. Obat-obatan
Obat antidiabetik oral atau oral hypoglokemik agent (OH) efektif pada
diabetes melitus tipe 2, jika manegemen nutrisi dan latihan gagal. Jenis
obat-obatan antidiabetik oral diantaranya :
a. Sulfonilurea : bekerja dengan merangsang beta sel pankreas untuk
melepaskan cadangan insuli nya. Yang termasuk jenis obat ini adalah
glibentklamid, tolbutamid, klorpropamid
b. Biguanida : bekerja dengan menghabat penyerapan glukosa di usus,
misalnya metformin, glukophage
b. Tipe keluarga
Tipe keluarga menurut (Friedman, Bowden, & Jones, 2003
didalam Buku Ajar Keperawatan Keluarga, 2012) Keluarga
memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai macam
pola kehidupan. Sesuai dengan perkembangan sosial, maka
tipe keluarga juga akan berkembang mengikutinya. Agar dapat
mengupayakan peran serta dalam keluarga dalam
meningkatkan derajat kesehatan maka perawat perlu
mengetahui berbagai tipe keluarga.
1) Keluarga tradisional
a) The nuclear family (keluarga inti)
Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak.
b) The dyad family
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang
hidup bersama dalam satu rumah.
c) Keluarga usila
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang sudah tua
dengan anak sudah memisahkan diri.
d) The childless family
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk
mendapatkan anak terlambat waktunya yang di sebabkan
karena mengejar karir/ pendidikan yang terjadi pada wanita.
e) The extended family
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama
dalam satu rumah seperti nuclear family disertai paman, tante,
orang tua (kakek-nenek), keponakan.
f) The single parent family
Keluarga yang terdiri dari satu orang (ayah atau ibu) dengan
anak, hal ini terjadi biasanya terjadi melalui proses perceraian,
kematian atau ditinggalkan (menyalahi hokum pernikahan).
g) Commuter family
Kedua orang tua bekerja dikota yang berbeda, tapi salah satu
kota tersebut menjadi sebagai tempat tinggal dan orang tua
yang bekerja diluar kota bisa berkumpul saat anggota
keluarga pada saat “ weekend” atau pada waktu-waktu
tertentu.
h) Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang
tinggal bersama dalam satu rumah.
i) Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau
saling berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan
pelayanan yang sama. Contoh : dapur, kamar mandi, televise,
telepon, dll.
j) Blended family
Duda atau janda (karena perceraian) yang menikah kembali
dan membesarkan anak dari hasil perkawinan atau dari
perkawinan sebelumnya.
k) The single adult living alone/single adult family
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri
karena pilihannya atau perpisahan (separasi) seperti :
perceraian, atau ditinggal mati.
d. Peran keluarga
1) Peran-peran formal keluarga
Peran formal bersifat ekplisit. Peran formal keluarga adalah :
a) Peran parental dan perkawinan
(Nye dan Gecas 1976 di dalam Buku Ajar Keperawatan
Keluarga, 2012), telah mengidentifikasi enam peran dasar
yang membentuk posisi sosial sebagai suami-ayah dan istri-
ibu. Peran tersebut adalah : peran provider/penyedia, peran
pengatur rumah tangga, peran perawatan anak, peran
sosialisasi anak, peran rekreasi, peran persaudaraan, peran
terapeutik atau memenuhi kebutuhan efektif dari pasangan,
peran seksual.
b) Peran anak
Peran anak adalah melaksanakan tugas perkembangan dan
pertumbuhan fisik, psikis, sosial.
c) Peran kakek/nenek
Peran kakek atau nenek dalam keluarga adalah : semata-mata
hadir dalam keluarga, pengawal atau menjaga dan melindungi
bila di perlukan, menjadi hakim, negosisasi antara anak dan
orng tua, menjadi partisipan aktif, menciptakan keterkaitan
antara masa lalu dengan sekarang serta masa yang akan
datang.
e. Fungsi keluarga
Fungsi keluarga menurut WHO (1978) dikutip Andarmayo
S. (2012)
1) Fungsi biologis
Artinya adalah fungsi reproduksi, pemelihara dan
membesarkan anak, memberi makan, mempertahankan
kesehatan, dan rekreasi. Prasyarat yang harus dipenuhi untuk
fungsi ini adalah pengetahuan dan pemahaman tentang
manajemen fertilitas, kesehatan genetik, perawatan selama
hamil, perilaku konsumsi yang sehat, serta melakukan
perawatan anak.
2) Fungsi ekonomi
Adalah fungsi untuk memenuhi sumber penghasilan,
menjamin keamanan finansial anggota keluarga, dan
menentukan alokasi sumber yang diperlukan. Prasyarat untuk
memenuhi fungsi ini adalah keluarga mempunyai
pengetahuan dan keterampilan yang sesuai serta tanggung
jawab.
3) Fungsi psikologis
Adalah fungsi untuk menyediakan lingkungan yang dapat
meningkatkan kepribadian secara alami, guna memberikan
perlindungan psikologis yang optimum. Prasyarat yang harus
dipenuhi untuk melaksanakan fungsi ini adalah emosi stabil,
perasaan antara anggota keluarga baik, kemampuan untuk
mengatasi sters dan krisis.
4) Fungsi edukasi
Adalah fungsi untuk mengajarkan keterampilan, sikap dan
pengetahuan. Prasyarat yang harus dipenuhi dalam
melaksanakan fungsi ini adalah anggota keluarga harus
mempunyai tingkat intelegansi yang meliputi pengetahuan,
keterampilan serta pengalaman yang sesuai.
5) Fungsi sosiokultural
Adalah fungsi untuk melksanakan transfer nilai-nilai yang
berhubungan dengan perilaku, tradisi/adat dan bahasa.
Prasyarat yang dipenuhi adalah keluarga harus mengetahui
standar nilai yang dibutuhkan, memberi contoh norma-norma
perilaku serta mempertahankannya.
Fungsi keluarga menurut Friedman dikutip Andarmayo
S. (2012)
1) Fungsi afektif
Yaitu perlindungan psikologis, rasa aman, interaksi,
mendewsakan dan mengenal identitas diri individu.
2) Fungsi sosialisasi peran
Adalah fungsi dan peran di masyarakat, serta sasaran untuk
kontak sosial di dalam/di luar rumah.
3) Fungsi reproduksi
Adalah menjamin kelangsungan generasi dan kelangsungan
hidup masyarakat.
4) Fungsi memenuhi kebutuhan fisik dan perawatan
Merupakan pemenuhan sandang, pangan dan papan serta
perawatan kesehatan.
5) Fungsi ekonomi
Adalah fungsi untuk pengadaan sumber dana, pengalokasian
dana serta pengaturan keseimbangan.
6) Fungsi pengontrolan/pengatur
Adalah memberikan pendidikan dan norma-norma.
b. Model pengkajian
Friedman menguraikan beberapa hal yang dapat dikaji dalam keluarga
binaan. Pengkajian ditekankan pada pengkajian keluarga seutuhnya
dan pengkajian terhadap anggota keluarga. Beberapa hal yang dikaji
dalam keluarga antara lain data sosial budaya, data lingkungan,
struktur dan fungsi keluarga. Pengkajian terhadap anggota keluaga
ditekankan pada aspek fisik, mental, emosional, sosial, dan spiritual.
Beberapa aspek yang dikaji dalam keluarga seperti data sosial budaya,
data lingkungan, struktur dan fungsi keluarga serta status kesehatan
anggota keluarga merupakan suatu stressor dalam sistem keluarga
yang memerlukan suatu mekanisme adaptasi.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenal individu,
keluarga, atau masyarakat yang diperoleh melalui suatu proses
pengumpulan data dan analisis cermat dan sistematis, memberikan dasar
untuk menetapkan tindakan-tindakan dimana perawat bertanggung
jawab melaksnakannya. Diagnosa keperawatan keluarga dianalisis dari
hasil pengkajian terhadap adanya masalah dalam tahap perkembangan
keluarga, lingkungan keluarga, struktur keluarga, fungsi-fungsi
keluarga, dan koping keluarga, baik yang bersifat actual, resiko maupun
sejahtera dimana perawat mmiliki kewenangan dan tanggung jawab
untuk melakukan tindakan-tindakan keperawatan bersama-sama dengan
keluarga dan berdasarkan kemampuan dan sumberdaya keluarga.
1. Sifat masalah
Skala :
Aktual 3
Resiko 2 1
Keadaan sejahtera/diagnosa sehat 1
b. Skoring :
Tentukan skore untuk setiap kriteria, Skore dibagi dengan makna
tertinggi dan kalikanlah dengan bobot
Skore
____________ X bobot
Angka tertinggi
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan keluraga merupakan pelaksanaan dari
rencana asuhan keperawatan yang telah disusun perawat bersama
keluarga.
Pada pelaksanaan implementasi keluarga, hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah (Friedman,2004 dalam Buku Ajar Keperawatan
Keluarga 2012) : Menstimulasi keluarga untuk memutuskan tindakan
yang tepat dengan cara :
a. Diakui tentang konsekuensi tidak melakukan tindakan.
b. Identifikasi sumber-sumber tindakan dan langkah-langkah serta
sumber yang dibutuhkan.
c. Menstimulasi kesadaran dan penerimaan tentang masalah dan
kebutuhan kesehatan dengan cara : Memperluas infomasi keluarga,
Membantu untuk melihat dampak akibat situasi yang ada, Hubungan
kebutuhan kesehatan dengan sasaran keluarga, Dorong sikap emosi
yang sehat menghadapi masalah.
d. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat keluarga yang sakit,
dengan cara : Mendemonstrasikan cara perawatan, Menggunakan alat
dan fasilitas yang ada dirumah, Mengawasi keluarga melakukan
perawatan.
e. Intervensi untuk menurunkan ancaman psikologis : Meningkatkan
hubungan yang terbuka dan dekat, meningkatkan pola
komunikasi/interaksi, meningkatkan peran dan tanggung jawab,
Memilih intervensi keperawatan yang tepat.
f. Memilih metode kontak yang tepat : kunjungan rumah, konferansi di
klinik/puskesmas, pendekatan kelompok.
g. Membantu keluarga untk menemukan cara membuat lingkungan
menjadi sehat, dengan cara : Menemukan sumber-sumber yang dapat
digunakan keluarga, Melakukan perubahan lingkungan keluarga
seoptimal mungkin.
h. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada
dengan cara : Mengenalkan fasilitas kesehatan yang ada dilingkungan
keluarga, Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang
ada.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawata merupakan salah satu langkah dalam menilai
hasil asuhan yang dilakukan dengan membandingkan hasil yang
dicapai berupa respon keluarga terhadap tindakan yang dilakukan
dengan indikator yang diterapkan. Hasil asuhan keperawatan dapat
diukur melalui: Keadaan fisik, Sikap/psikologis, Pengetahuan atau
kelakuan belajar, dan Perilaku kesehatan.
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
Asuhan keperawatan keluarga dilakukan pada keluarga binaan yang
berlangsung selama enam hari yang dimulai tanggal 05 sampai 11 mei 2017
dengan melakukan kunjungan rumah sebanyak enam kali pertemuan. Asuhan
keperawatan keluarga dilaksanakan melalui proses keperawatan dengan
langkah-langkah sebagai berikut: pengkajian, analisa data, dan perumusan
masalah keperawatan, diagnosa keperawatan (prioritas diagnosa masalah
keperawatan dengan tehnik scoring), perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
Dalam BAB ini penulis menggunakan laporan kasus keperawatan keluarga
dengan masalah penyakit Diabetes Melitus pada keluarga Tn. S khususnya
Tn. S di RT 005/02 kel utan panjang Jakarta pusat dalam pengumpulan data
penulis menggunakan tehnik wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik
pada seluruh anggota keluarga.
3. Genogram
Tn.A Ny.R
81 th 79 th
Tn.R Ny.S
80 th 78 th
Ny.E Tn.I
27 th 23 th
Keterangan :
Perempuan
Laki – laki
Meninggal
Klien
Tinggal Serumah
Keluarga Tn. S termasuk keluarga inti terdiri dari Ayah, Ibu dan dua anaknya yaitu
Tn. S (ayah), Ny. S (istri), Nn. E (anak pertama), Tn. I (anak kedua). Tn. S bersuku
Jawa tetapi bahasa sehari-hari yang digunakan adalah Bahasa Indonesia. Tidak ada
faktor budaya yang mempengaruhi perilaku kesehatan keluarga, seluruh anggota
keluarga Tn. S beragama Islam, anak-anaknya sangat rajin menjalankan ibadah. Tn. S
mengatakan penghasilan keluarga per/bulan diatas Rp. 3. 000.000 itu penghasilan
dari bak air dan dari anak pertamanya. Pengeluaran digunakan untuk bayar listrik dan
kebutuhan sehari-hari. Kondisi rumah yang ditempati adalah rumah milik pribadi.
Keluarga Tn. S melakukan rekreasi dengan menonton tv dirumah, bersantai bersama,
Tn. S mengatakan tidak jalan-jalan keluar karena ketidaksamaan waktu dan lebih
memilih dirumah saja.
5. Struktur Keluarga
a. Pola komunikasi keluarga
Pola komunikasi dalam keluarga Tn. S dan Ny. S dengan anak-
anaknya terbuka dalam hal apapun, dan jika ada masalah didalam
keluarga diselesaikan secara bersama-sama. Pola interaksi dalam
keluarga Tn. S baik karena komunikasi yang dilakukan dalam keluarga
tidak hanya ada urusan saja tetapi kapan pun saat berkumpul mereka
berkomunikasi. Biasanya yang sering terjadi dalam berkomunikasi
pada saat malam hari sambil menonton TV, karena pada malam hari
semuanya berkumpul. Anggota yang paling dominan berbicara adalah
anak perempuan yang pertama, dengan menggunakan bahasa
Indonesia.
b. Struktur kekuatan keluarga
Keluarga mengatakan di dalam keluarganya sebagai pengambil
keputusan adalah Tn. S sebagai kepala keluarga, menurutnya seriap
anggota keluarga mempunyai hak masing-masing dalam
mengeluarkan pendapat, jika ada masalah selalu dimusyawarahkan
bersama karena Tn. S tidak suka jika ada yang disembunyikan.
c. Struktur peran
1) Tn. S adalah kepala keluarga yang mampu berperan sebagai mencari
nafkah kebutuhan sehari-hari.
2) Nn. E adalah anak perempuan yang pertama yang berperan sebagai
membantu orang tua dan bekerja.
3) Tn. I adalah anak laki-laki yang kedua yang berperan sebagai
membantu Tn. S dirumah karena Tn. I belum bekerja.
d. Nilai dan norma budaya
Menurut keluarga nilai dan norma yang berlaku di dalam keluarga
adalah agama, budaya, dan sosisal. Nilai yang dianut oleh keluarga
adalah budaya jawa, nilai budaya jawa sangat mempengaruhi keluarga
dalam kesehatan diabetes melitus misalnya pada suku jawa terbiasa
makan manis sehingga keluarga beresiko terkena diabetes melitus.
Selain itu juga Keluarga Tn. S menerapkan aturan-aturan sesuai
dengan ajaran islam dan mengaharapkan anaknya menjadi anak yang
taat dalam menjalankan agama.
6. Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif
Keluarga Tn. S dan Ny. S sangat menjaga keharmonisan dan
ketentraman dikeluarga mereka dan sekitar lingkungan mereka.
Menurut Tn. S keluarga selalu mengajarkan sikap saling menyayangi
dan menghormati antar keluarga.
b. Fungsi sosial
Keluarga selalu mengatakan kepada anaknya untuk selalu berperilaku
baik, sopan, dan santun dan sesuai dengan ajaran yang mereka anut
dalam di kehidupan di lingkungannya.
c. Fungsi ekonomi
Tn. S mengatakan saat ini hanya bekerja sebagai penjual air dari bak
air ke bak yang lainnya yang perbulannya hanya menghasilkan kurang
lebih Rp. 800.000 dan hanya mendapatkan uang tambahan dari anak
Tn. S dan Ny. S yang bekerja setiap bulannya mendapat kurang lebih
Rp. 3.000.000 dan pengeluaran rutin tiap bulan sebesar Rp. 2.000.000
untuk biaya listrik, kebutuhan bulanan, dan cicilan motor
d. Fungsi reproduksi
Keluarga Tn. S dikaruniai (2 orang anak) 1 anak perempuan dan 1
anak laki-laki, anak perempuan pertama berusia 27 tahun, anak laki-
laki kedua berusia 23 tahun.
e. Fungsi pemelihara kesehatan
Tn. S mengatakan jika ada keluarga yang sakit tetapi masih bisa
diatasi sendiri Tn. S hanya membeli obat di warung, kecuali Tn. S
merasa sakitnya sudah tidak dapat diatasi dengan sendiri maka Tn. S
segera membawa berobat ke puskesmas terdekat. Tn. S mengatakan
penyakit diabetes melitus atau gula penyebabnya adalah dari makanan
dan keturunan. Akibat dari diabetes melitus atau gula itu bisa terkena
penyakit jantung, gagal ginjal, dan dapat menyebabkan kematian.
8. Kesehatan lingkungan
a. Perumahan
Rumah yang ditempati adalah milik pribadi. Rumah ini berukuran
dengan luas bangunan 4 x 29 m2 dengan luas perkarangan 1 m2 yang
terdiri dari ruang TV yang gabung dengan kamar tidur, dapur dan
kamar mandi, lantai rumah dikeramik semua ruangan tampak kotor
dan banyak barang, serta perabotan rumah tidak tersusun rapi, terdapat
jendela satu dan atap rumah dari asbes.
b. Denah Rumah :
Kamar
mandi
DAPUR s
PINTU VENTILASI
T
1 m2
KAMAR
B
TERAS TIDUR U
4
TERAS
PINTU
4 x 29 m2
c. Pengelolaan sampah
Tn. S memiliki tempat pembuangan sampah sendiri dan biasanya
ketika sampah menumpuk ada petugas kebersihan yang datang untuk
membersihkan sampahnya.
d. Sumber air
Tn. S menggunakan sumur gali sebagai sumber air, sedangkan air
yang digunakan untuk mengkonsumsi minum adalah air pam.
e. Jamban keluarga
Tn. S memiliki kamar mandi dan WC sendiri, jenisnya adalah leher
angsa.
f. Pembuangan air limbah
Tn. S memiliki saluran pembuangan air kotor
Kesimpulan Tn. S ada masalah Nn. E tidak ada masalah pada Tn. I tidak ada masalah
kesehatan: Diabetes Melitus kesehatan pada kesehatan
(gula) dan Rematik
Penjajakan II
Masalah kesehatan Diabetes Melitus
Tn. S mengatakan memiliki penyakit gula sudah lama kurang lebih 1
tahun.
a. Kemampuan keluarga mengenal masalah
1) Tn. S mengatakan “penyakit diabetes melitus itu adalah penyakit gula”
2) Tn. S mengatakan “penyebab diabetes melitus itu dari makanan dan
keturunan”
3) Tn. S mengatakan “akibat dari diabetes melitus itu bisa kejantung dan
keginjal”
h. IMT = BB (kg) = 40
TB (cm)2 1,50 2
= 40 = 17,7
2,25
i. .Hasil pemeriksaan
gula darah : Tgl : 08
mei 2017 = 400 mg/dl
Data Objektif :
a. Dari hasil pemeriksaan fisik
teraba masa di bawah puser
sampai diatas pubis dan tidak
ada nyeri tekan.
b. TD : 120/70 mmHg
N : 85x/menit
RR : 20x/menit
S : 36,5 °C
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berdasarkan analisa data tersebut yang telah dilakukan maka muncul 2
diagnosa keperawatan tersebut :
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Tn. S
khususnya Tn. S berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang mempunyai penyakit Diabetes Melitus.
2. Retensio urine pada keluarga Tn. S khususnya Tn. S berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang mempunyai
penyait diabetes melitus.
C. RENCANA KEPERAWATAN
Perencanaan keperawatan di sumber dasarkan diagnosa keperawatan yang
telah di prioritaskan, rencana keperawatan disusun bersama keluarga untuk
membantu mengatasi masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga.
Perencanaan keperawatan terdapat dalam table berikut ini
Diagnosa Tujuan Evaluasi Tindakan
No.
Keperawatan Umum Khusus Kriteria Standar Keperawatan
1 Perubahan nutrisi Setelah 6x Setelah 1x30
kurang dari kunjungan menit
kebutuhan tubuh rumah, kunjungan
pada keluarga Tn.S diharapkan klien rumah, keluarga
khususnya Tn.S dapat mengerti mampu
berhubungan tentang penyakit mengenal
dengan dan resiko masalah
ketidakmampuan berulang tidak keluarga Tn.S
keluarga merawat terjadi pada dengan cara:
anggota keluarga keluarga Tn.S
yang mempunyai khususnya Tn.S 1.1 Menyebutkan Respon Verbal a. Diabetes 1.1.1 Jelaskan kepada
penyakit Diabetes pengertian Melitus keluarga pengertian
Melitus Diabetes Melitus adalah Diabetes Melitus
keadaan yang 1.1.2 Tanyakan
timbul kembali pada
karena keluarga tentang
ketidak pengertian
mampuan Diabetes Melitus
tubuh 1.1.3 Beri pujian atas
mengolah usaha yang
karbohidrat/g dilakukan
lukosa akibat keluarga
kurangnya
jumlah
insulin atau
insulin tidak
berfungsi
sempurna
a.
1.3 Menyebutkan Respon Verbal c. Menyebutka 1.3.1 Diskusikan
tanda dan n tanda dan dengan keluarga
gejala dari gejala : tentang tanda-
Diabetes 1. Mudah tanda Diabetes
Melitus lelah melitus
2. BB 1.3.2 Motivasi keluarga
menurun untuk
tetapi menyebutkan
nafsumak kembali tanda-
an tanda Diabetes
bertamba melitus
h 1.3.3 Beri pujian atas
3. Mudah usaha yang
merasa dilakukan
haus keluarga
4. Sering
BAK
terutama
padamala
m hari
5. Luka
sukarsem
buh
6. Pandanga
nkabur
2 Setelah 1x30
menit
kunjungan
rumah, keluarga
mampu
mengambil
keputusan untuk
merawat
anggota
keluarga yang
menderita
Diabetes
melitus dengan
cara :
2.1 Menyebut Respon Verbal a. Menyebu 2.1.1 Jelaskan
kan akibat tkan pada
lanjut jika akibat keluarga
tidak lanjut akibat
diobatinya dari lanjut
Diabetes Diabetes apabila
melitus melitus Diabetes
yang melitus
diobati : tidak
1. Otak : diobati
Hipertens dengan
idan mengguna
stroke kan
2. Mata : lembar
Katarak, balik
glaukoma 2.1.2 Motivasi
, dan keluarga
sampai untuk
kebutaan menyebut
3. Jantung : kan
2,5x lebih kembali
tinggi akibat
terkena lanjut dari
serangan Diabetes
jantung melitus
4. Kulit : yang tidak
Kulit diobati
kering 2.1.3 Beri
dan pujian atas
mudah usaha
luka yang
5. Saraf dilakukan
:Kesemut keluarga
an, mati
rasa, sakit
saat
berjalan,
dan
kerusaka
n saraf.
6. Ginjal :
Gagal
ginjal
3 Setelah 1x30
menit
kunjungan
rumah, keluarga
mampu
merawat
anggota
keluarga dengan
Diabetes
melitus
3.1 Menyebutk Respon Verbal c. Menyebu 3.1.1 Diskusikan
an cara tkan 2 dengan
perawatan dari 5 keluarga
pada klien cara cara
yang perawata perawatan
mengalami n klien Diabetes
Diabetes dengan melitus
melitus Diabetes dengan
Melitus : menggunak
1. Olah raga an lembar
teratur balik
2. Kurangik 3.1.2 Motivasi
onsumsig keluarga
ula untuk
3. Menjagab menyebutka
eratbadan n kembali
4. Perbanya perawatan
k Diabetes
konsumsi melitus
makanan 3.1.3 Beri pujian
yang atas usaha
alami yang
5. Perbanya dilakukan
k minum keluarga
air putih
a.
3.2.1 Mengajarkan
3.2 Mendemos Psikomotor d. Melakuk kepada keluarga
trasikan an senam tentang cara
senam diabetik senam diabetic
diabetik 1 Duduk 3.2.2 berikan
dengan kesempatan
baik di kepada keluarga
atas kursi untuk melakukan
sambil senam diabetic
meletakka 3.2.3 Beri
n kaki ke reinforcement
lantai positif
2 Sambil 3.2.4 Pastikan keluarga
meletakka akan melakukan
n tumit di tindakan yang
lantai, diajarkan jika
jari-jari diperlukan
kedua
belah kaki
diluruskan
keatasdan
dibengkok
kan
kebawah
sebanyak 4.
10 kali. a.
3 Sambil
meletakka
n tumit di
lantai,
angkat
telapak
kaki ke
atas.
Kemudian
, jari-jari
kaki
diletakkan
di lantai
sambil
tumit kaki
diangkat
ke atas. b.
Langkah
ini
diulangi
sebanyak
10 kali
4 Tumit
kaki
diletakkan
di lantai.
Bagian
depan
kaki
diangkat
ke atas
dan
putaran
360º
dibuat
dengan
pergeraka
n pada
pergelang
an kaki
sebanyak
10 kali
5 Jari-jari
kaki
diletakkan
dilantai.
Tumit
diangkat
dan
putaran
360º
dibuat
dengan
pergeraka
n pada
pergelang
an kaki
sebanyak
10 kali
6 Kaki
diangkat
ke atas
dengan
meluruska
n lutut.
Putaran
360º
dibuat
dengan
pergeraka
n pada
pergelang
an kaki
sebanyak
10 kali
7 Lututdilur
uskan dan
dibengkok
kan
kebawah
sebanyak
10 kali.
Ulangi
langkah
ini untuk
kaki yang
sebelah
lagi.
8 Letakkan
sehelai
kertas
koran di
lantai.
Remas
kertas itu
menjadi
bola
dengan
kedua
kaki.
Kemudian
,buka bola
itu
menjadi
kertas
yang lebar
mengguna
kan kedua
belah
kaki.
Langkah
ini
dilakukan
sekali
saja.
9 Robek
koran
menjadi
dua
bagian,
pisahkan
kedua
bagian
koran
10 Sebagian
koran di
sobek-
sobek
menjadi
kecil-kecil
dengan
kedua
kaki
11 Pisahkan
kumpulan
sobekan-
sobekan
tersebut
dengan
kedua
kaki lalu
letakkan
sobekkan
kertas
pada
bagian
kertas
yang utuh.
12 Bungkus
semuanya
dengan
kaki
menjadi
bentuk
bola.
4 Setelah 1x30
menit
kunjungan
rumah,
keluarga
mampu
memelihara/
memodifikasi
lingkungankel
uarga dengan
Diabetes
melitus.
4.1. Menyebutkan Respon e. Menyebu 4.1.1.Mengajarkan
cara memelihara/ Verbal tkan 2 keluarga dan klien cara
memodifikasi dari 3 mencegah Diabetes
lingkungan cara dengan memodifikasi
memodif lingkungan
ikasi 4.1.2.Memotivasi
lingkung keluarga untuk
an untuk memodifikasi lingkungan
mencega 4.1.3. Beri reinforcement
h positif atas perilaku
Diabetes keluarga yang baik.
dari
komplika
si:
1. Menghind
ari benda-
benda
tajam
2. Menjaga
makan
agar tidak
berlebiha
n yang
mengandu
ng gula
yang
berlebiha
n
3. Anjurkan
klienuntu
kmenggu
nakan
sandal
baik di
luar
rumah
maupun
didalam
5 Setelah 1x30
menit
kunjunganrum
ah, keluarga
mampu
memanfaatkan
fasilitas
kesehatan
dengan
Diabetes
melitus
5.1. Menyebutkan Respon Verbal f. Memanf 5.1.1. Informasik
manfaat kunjungan aatkan anmengena
kefasilitas kunjunga i
kesehatan nkefasilit pengobatan
5.1 Memanfaat askeseha dan
kan tan : pendidikan
pelayanan 1. Mendapatk yang
kesehatan an didapatkan
dalam pelayanan keluarga di
mengatasi kesehatan puskesmas
masalah untukmeng 5.1.2. Memotivasi
Diabetes atasi keluarga
melitus Diabetes untuk
melitus memanfaat
2. Mendapatk kanpelayan
an an
pendidikan kesehatan
kesehatan dalam
tentang mengatasi
Diabetes masalah
melitus Diabetes
3. Menujukk melitus
an 5.1.3. Beri
kartuberob reinforcem
at adanya ent positif
terapipeng atas hasil
obatan. yang
dicapai
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN KELUARGA
Respon Objektif
a. Keluarga aktif dan
kooperatif saat
diberikan
penyuluhan
b. Keluarga
mendengarkan
penjelasan yang
diberikan
TUK 2 Ranny
1. Menjelaskan
akibat lebih lanjut
dari DM
2. Memotivasi
keluarga untuk
menyebutkan
kembali akibat
lanjut dari DM
yang tidak diobati
3. Memberikan
pujian atas usaha
yang dilakukan
keluarga
Respon Subjektif
Tn. S mengatakan
“akibat dari DM itu
bisa sakit mata,
jantung, dan baal dan
Tn. S mengatakan
kalau tidak minum
obat berarti tidak
sembuh”.
Respon Objektif
a. Keluarga
mendengarkan
penjelasan dengan
baik
b. Keluarga aktif dan
kooperatif
TUK 3 Ranny
1. Diskusikan dengan
keluargacara
perawatan DM
2. Motivasi keluarga
untuk
menyebutkan
kembali perawatan
DM
Respon Subjektif
Tn. S mengatakan
“sudah mengurangi
konsumsi gula,olah
raga dan minum obat
teratur, dan Keluarga
mengatakan akan
selalu mengingatkan
Tn. S untuk minum
obat”.
Respon Objektif
a. Keluarga tampak
kooperatif
b. Keluarga tampak
mendengarkan
penjelasan yang
sudah disampaikan
TUK 3 Ranny
1. Mendemostrasikan
cara senam
diabetik
2. Memberikan
kesempatan
kepada keluarga
untuk mencoba
melakukan senam
diabetik
Respon Subjektif
Tn. S mengatakan
“senam kaki DM sulit
tetapi bisa untuk
melancarkan
peredaran darah”.
Respon Objektif
a. Keluarga tampak
mendengarkan
penjelasan dengan
baik dan
melakukan senam
kaki dengan baik
TUK 4 Ranny
1. Menyebutkan cara
memodifikasi
lingkungan
2. Mengajarkan
keluarga dan klien
cara mencegah
DM dengan
memodifikasi
lingkungan
Respon Subjektif
Tn. S mengatakan “
selalu membersihkan
rumahnya setiap
hari”.
Respon Objektif
a. Keluarga
mendengarkan
penjelasan perawat
b. Lingkungannya
tampak sudah
bersih
TUK 5 Ranny
1. Informasikan
kepada keluarga
tentang
pengobatan dan
pelayanan
kesehatan yang
dapat
dipergunakan oleh
keluarga
2. Memberikan
pujian atas usaha
keluarga
Respon Subjektif
Tn. S mengatakan
“jika sakitnya tidak
dapat diatasi dengan
sendiri lagi maka
langsung pergi ke
puskesmas”
Respon Objektif
a. Minum obat masih
kurang teratur.
EVALUASI KEPERAWATAN KELUARGA
Objektif :
Keluarga Tn.S
khususnya Tn.S
tampak kooperatif
dan aktif saat
dijelaskan
mengenai
pengertian,
penyebab, tanda
dan gejala DM.
Analisa:
Tn.S tampak dapat
menyebutkan
pengertian,
penyebab, tanda
dan gejala.
Planning:
Lanjutkan TUK 2
Ranny
Subjektif:
a. Tn.S
mengatakan
“akibat lanjut
dari DM adalah
bisa sakit mata,
jantung, dan
kaki baal”.
b. Tn.S
mengatakan
“akan minum
obat teratur”.
Objektif:
Tn.S tampak
mendengarkan
penjelasan yang
telah diberikan
dan kooperatif
Analisa:
Tn.S dapat
menyebutkan
akibat lanjut dari
DM
Planning:
Lanjutkan TUK 3
Ranny
Subjektif:
Tn.S mengatakan
“senam kaki DM
sulit tapi bisa
melancarkan
peredaran darah”
Objektif:
Tn.S tampak
kooperatif dan
mampu
melakukan senam
diabetik
Analisa:
Tn.S dapat
melakukan senam
diabetik
Planning:
Lanjutkan TUK 4 Ranny
Subjektif:
Keluarga
mengatakan selalu
membersihkan
rumahnya setiap
hari dan
membereskan
benda-benda yang
tajam disimpan
ditempatnya”
Objektif:
Tn. S tamapak
mampu
menyebutkan 2
dari 3 cara
memodifikasi
lingkungan.
Analisa:
Keluarga tampak
sudah mengetahui
cara memodifikasi
lingkungan.
Planning: Ranny
Lanjutkan TUK 5
Subjektif:
Keluarga
mengatakan
“fasilitas
kesehatan sangat
penting untuk
orang yang sakit
dan untuk
mengecek
kesehatan”.
Objektif:
Tn. S tampak
mendengarkan
dan kooperatif
Analisa:
Keluarga
mengetahui cara
memanfaatkan
fasilitas kesehatan
Planning:
Hentikan TUK
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada BAB ini penulis akan membahas tentang kesenjangan yang terjadi
antara teori dan aplikasi yang dilakukan mulai tanggal 05-11 mei 2017 yang
beralamat di RT 005 RW 002 Kelurahan Utan Panjang Kecamatan Kemayoran
Jakarta Pusat. Dalam pembahasan masalah ini penulis akan menggunakan proses
keperawatan mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi. Ada beberapa
kesenjangan yang terjadi antara konsep dan aplikasi, penulis akan menjabarkan
mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Pengkajian merupakan tahap awal yang dilakukan oleh penulis tanggal 05-
08 mei 2017 dalam pengkajian penulis melakukan pengumpulan data. Data
diperoleh dengan menggunakan format pengkajian dan tekhnik pengumpulan data
dengan cara wawancara dengan klien maupun keluarga, observasi dan
pemeriksaan fisik. Setelah penulis melakukan pendekatan untuk menjalin
hubungan saling percaya keluarga Tn. S dapat menerima kedatangan penulis.
Dalam pengkajian tidak ditemukan kesulitan dikarenakan keluarga Tn. S yang
kooperatif keluarga Tn. S menjawab semua pertanyaan yang diajuka oleh penulis
sehingga memudahkan mendapatkan informasi tetapi dalam pemeriksaan fisik
terdapat kesulitan dalam mengumpulkan data karena anggota keluarga yang sibuk
dengan aktifitas masing-masing, walaupun demikian data pemeriksaan fisik
lengkap dengan kontrak waktu yang sudah disepakati dengan yang bersangkutan
agar dapat bertemu. Selain itu penulis terbantu dengan adanya format pengkajian.
Untuk tipe keluarga tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus dikarenakan tipe
keluarga tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus dikarenakan tipe keluarga
pada keluarga Tn. S adalah keluarga inti. Dimana didalam teori menurut Tantut
Susanto (2012) dijelaskan bahwa keluarga the nuclear family yaitu keluarga yang
terdiri dari suami, istri, dan anak.
Terdapat kesenjangan antara teori dan kasus pada Fungsi keluarga Tn. S
terutama fungsi pemeliharaan kesehatan dimana didalam teori menurut friedman
tugas keluarga dalam bidang kesehatan yaitu: mengenal masalah kesehatan setiap
anggotanya, mengambil keputsan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi
keluarga, memebrikan keperawatan anggota yang sakit, memodifikasi lingkungan,
memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan. Sedangkan berdasarkan kasus
Keluarga Tn. S tidak mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan karena anak Tn. S
yang sibuk bekerja sehingga tidak membawa atau jarang membawa berobat ke
puskesmas dan Tn. S lebih memilih membeli obat warung.
Untuk penyebab dan tanda gejala yang dikeluhkan Tn. S tidak terdapat
kesenjangan antara teori dan kasus berdasarkan teori penyebab dari diabetes
melitus adalah keturunan, pola makan, obesitas, kurang olahraga, usia diatas 45
tahun dan tanda gejala dari diabetes melitus adalah banyak minum, banyak buang
air kecil, suka merasa lelah, kesemutan pada tangan dan kaki atau merasa baal
pada kaki.
Sedangkan berdasarkan kasus Tn. S mengatakan penyebab dari diabetes melitus
adalah keturunan, pola makan, kurang olahraga, usia diatas 45 tahun dan Tn. S
suka merasa banyak minum , banyak buang air kecil, berat badan menurun,suka
merasa lelah kadang kaki berasa baal.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Dalam membuat diagnosa penulis sudah mengacu sesuai teori yaitu actual,
resiko dan potensial. Dalam membuat diagnosa, ada sedikit kesenjangan teori dan
kasus yaitu jika didalam teori sasarannya individu dan keluarga, sedangkan dalam
kasus penulis sasarannya lebih sering pada individu. Didalam keluarga Tn. S
terdapat 2 masalah yaitu Diabetes melitus, dan Rematik. Pada kasus penulis hanya
membahas mengenai gangguan sistem endokrin: Diabetes melitus dan mengenai
pemenuhan kebutuhan dasar pada rematik dan hanya mendapatkan diagnosa
actual dan resiko, untuk membuat scoring penulis mengalami kesulitan, karena
keluarga tidak mengerti scoring.
Berdasarkan teori diabetes melitus diagnosa yang dapat ditegakan menurut
teori NANDA adalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh,
retensio urine, kehilangan elektrolit dalam sel, resiko syok, ketidakefektifan
perfusi jaringan perifer, resiko infeksi dan kerusakan integritas kulit dan diagnosa
yang dapat ditegakan pada rematik menurut teori adalah sedangkan berdasarkan
kasus diagnosa actual yang dapat ditegakan pada kasus diabetes melitus adalah
perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
Pada kasus penulis hanya memunculkan diagnosa actual dan resiko,
diagnosa actual yaitu: perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada
keluarga Tn. S khususnya Tn. S sedangkan pada diagnosa resiko yaitu: resiko
nyeri berulang pada keluarga Tn. S khususnya Tn. S. sementara diagnosa
potensial tidak ditegakan karena saat ini keluarga belum mempunyai sumber
penunjang kesehatan yang memungkinkan untuk ditingkatkan
C. PERENCANAAN KEPERAWATAN
Perencanaan keperawatan keluarga merupakan kumpulan tindakan yang
ditentukan oleh perawat bersama-sama sasaran yaitu keluarga untuk
dilaksanakan, sehingga masalah kesehatan dan masalah keperawatan yang
telah diidentifikasi dapat diselesaikan. Kualitas rencana keperawatan keluarga
sebaiknya berdasarkan masalah yang jelas, harus realitas, sesuai dengan tujuan,
dibuat secara tertulis, dan dibuat bersama keluarga.
Pada diagnosa kedua resiko nyeri berulang pada keluarga Tn. S khususnya
Tn. S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota
keluarga yang mempunyai penyakit rematik, maka penulis akan menjelaskan
pengertian, penyebab, tanda gejala, dan akibat rematik, cara pencegahan dan
makanan yang dibolehkan pada penyait rematik.
D. PELAKSANAAN KEPERAWATAN
Implementasi adalah aktualisasi dari perencanaan yang telah disusun
sesuai rencana tindakan. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan penulis
melakukan sesuai rencana yang telah disusun. Dalam pelaksanaan keperawatan
tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus dan pada saat pelaksanaan
Keluarga Tn. S sangat terbuka setiap tindakan yang diberikan oleh penulis pada
diagnosa pertama penulis tidak menemukan hambatan yang berarti sehingga
implementasi dapat dilaksanakan penulis. Implementasi yang dilakukan adalah
mendemonstrasikan senam kaki diabetes.
E. EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi keperawatan merupakan salah satu langkah dalam menilai asuhan
yang dilakukan dengan membandingkan hasil yang dicapai berupa respon
keluarga terhadap tindakan yang dilakukan dengan indikator yang diterapkan.
Pada diagnosa kedua yaitu gangguan rasa nyaman nyeri berulang pada
keluarga Tn. S khususnya Tn. S berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarga yang mengalami penyakit rematik.
Subjektif : “Tn. S mengatakan rematik adalah kaku pada sendi, kondisi tubuh
yang sangat menyakitkan pada sendi, otot, dan tulang, Penyebab reumatik
adalah usia, trauma, posisi yang tidak tepat saat aktivitas, peningkatan kadar
asam urat, tanda gejala rematik adalah nyeri sendi, kemerahan dan bengkak
pada sendi, gangguan dalam bergerak, cara pencegahan dengan mengurangi
makanan sayuran yang hijau seperti bayam, kangkung, kacang-kacangan”.
Objektif: “Keluarga kooperatif dan aktif saat dijelaskan dan Keluarga
mendengarkan penjelasan yang diberikan”. Analisa : masalah teratasi sebagian.
Planning : anjurkan keluarga Tn. S untuk tetap menjaga atau mengurangi
makanan sayuran hijau.
BAB V
A. Kesimpulan
Diabetes melitus adalah penyakit gangguan metabolik kronis yang ditandai
peningkatan glukosa darah (hiperglikemia) disebabkan karena tidak seimbangnya
antara insulin dan kebutuhan insulin. Penyakit diabetes melitus bukan penyakit
menular melainkan penyakit keturunan atau faktor gaya hidup yang tidak baik.
Adapun komplikasi dari diabetes melitus yaitu jantung, gagal ginjal, katarak, dan
luka yang sukar sembuh, jika ada luka yang tidak sembuh maka akan diamputasi
jika segera tidak ditangani akan terjadi syok bahkan menyebabkan kematian.
Pada tahap pengkajian tidak banyak kendala yang ditemui karena Tn. S
selalu ada dirumah. Pada tahapan diagnosa tidak ada kendala yang dirasakan
penulis. Ditemukan dua diagnosa. Pada saat menyusun rencana tindakan penulis
tidak melibatkan semua anggota keluarga dikarenakan kesibukan keluarga
sehingga jarang berkumpul. Maka dari itu penulis menyusun rencana tindakan
sendiri sesuai dengan kemampuan keluarga.
Pada tahap implementasi dari dua diagnosa, dua diagnosa juga yang
diimplementasikan. Pada diagnosa pertama dan diagnosa kedua ada sedikit
kendala, yaitu ketidakhadiran anak perempuan pertama yaitu Nn. E sehingga
penulis meinggalkan lefleat untuk disampaikan kepada anggota keluarga yang
tidak hadir. Pada tahap evaluasi, dua diagnosa telah diimplementasikan dan dua
diagnosa tersebut telah teratasi. Dilihat dari keluarga mampu menjelaskan tentang
pengertian, penyebab, tanda gejala, cara pencegahan dan cara perawatan penyakit
diabetes melitus dan rematik. Selain itu juga keluarga mampu menjelaskan dan
mendemontrasikan senam kaki diabetes.
B. Saran
Dari kesimpulan yang telah didapat penulis menganggap perlu adanya
peningkatan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang diharapkan agar dapat
membantu keluarga dalam mempertahankan dan meningkatkan derajat
kesehatannya secara optimal. Disini penulis memberikan beberapa pihak yang
diharapkan dapat membantu dalam memberikan asuhan keperawatan pada
keluarga dengan penyakit diabetes melitus.
1. Bagi penulis
Dalam penerapan asuhan keperawatan diharapkan mahasiswa dapat melakukan
pengkajian yang lebih lengkap untuk mendapatkan hasil yang optimal dan mampu
memberikan asuhan yang kompeten bagi keluarga. Mahasiwa juga diharapkan
dapat mengaplikasikan ilmu yang diperolehnya selama proses pembelajaran baik
di kampus maupun di lingkungan.
2. Bagi puskesmas
Diharapkan melakukan monitoring terhadap masalah kesehatan khususnya
diabetes melitus karena penyakit tesebut banyak terjadi di kalangan usia dewasa
dan komplikasi yang terjadi. Selain itu perlunya penambahan perawat yang
ditugaskan di wilayah Utan Panjang. Untuk mengontrol kesehatan masyarakat
Utan Panjang khususnya dalam pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga. Agar
derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat dapat meningkat.
3. Bagi keluarga
Diharapkan kepada keluarga klien agar dapat menjaga pola makan klien untuk
mencegah terjadinya komplikasi yang lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
Amin Huda Nurarif. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan. Nanda Nic-Noc. Jilid
1. Yogyakarta: Mediaction.
Andarmayo S. (2012). Keperawatan Keluarga. Konsep teori, proses, dan praktik
keperawatan. Edisi 1. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Depkes. (2013). Pusat Data Diabetes Melitus 2013.
http://www.depkes.go.id/article/view/414/tahun-2030-prevalensi-diabetes-
melitus-di-indonesia-mencapai-213-juta-orang.html. 27/05/2017. 19.00.
Riskesdas. (2007). Prevalensi Diabetes Melitus 2007
http://www.K4health.org/sites/default/files/laporanNasional%20Riskesdas%
202007.pdf. 03/02/2017. 13.00.
Riskesdas. (2013). Prevalensi Diabetes Melitus 2013
http://www.depkes.go.id.resources/download/general/hasil%20Riskesdas%2
02013. 03/02/2017. 13.10.
Depkes (2013). Prevalensi Diabetes Melitus 2013 http://indodiabetes.com/data-
statistik-jumlah-penderita-diabetes-di-dunia-versi-
who.html?fdxswitcher=true. 09/02/2017. 15.00.
Ns. Tantut Susanto. (2012). Keperawatan Keluarga. Konsep teori dan praktik
keperawatan. Edisi 1. Jakarta: Trans Info Media.
Potter Patricia. (2010). Fundamental Keperawatan. Edisi 7. Jakarta: Salemba
Media.
Setiadi. (2008). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Edisi 1. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Sudiharto, S.Kp, M.Kes. (2007). Keperawatan Keluarga Dengan Pendekatan
Keperawatan Transkultural. Edisi 1. Jakarta: EGC.
Susan C. Smeltzer. (2014). Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 12. Jakarta: EGC.
Tarwoto, Ns, S.Kep, M.Kep. (2012). Keperawatan Medikal Bedah. Gangguan
sistem endokrin. Edisi 1. Jakarta: Trans Info Media.
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
DIABETES MELITUS
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit diharapkan keluarga
Tn. S khususnya Tn. S mampu merawat keluarga yang mempunyai
penyakit diabetes melitus.
2. Tujuan khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit diharapkan keluarga
Tn. S khususnya Tn. S mampu :
a. Menjelaskan pengertian diabetes melitus
b. Menjelaskan penyebab diabetes melitus
c. Menjelaskan tanda dan gejala diabetes melitus
d. Menjelaskan tentang komplikasi diabetes mellitus
B. Materi
1. Pengertian diabetes melitus
2. Penyebab diabetes melitus
3. Tanda dan gejala diabetes melitus
4. Komplikasi diabetes melitus
C. Media
1. Leaflet
D. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab
E. Pengorganisasian
1. Pembimbing
Pembimbing Pendidikan : Ns. Nurhayati, S.Kep.Kom
Penyaji : Ranny Dwi Hardiyanti
Peran Penyaji
a. Menyajikan materi penyuluhan
b. Bersama fasilitator menjalin kerjasama dalam acara penyuluhan
c. Menjawab pertanyaan audiens
Keterangan:
: Penyaji
: Peserta
G. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Peserta
Evaluasi struktur
1. Menyiapkan SAP
2. Menyiapkan materi dan media
3. Kontrak waktu dan sasaran
4. Menyiapkan tempat
5. Menyiapkan pertanyaan
Evaluasi proses
1. Sasaran memperhatikan dan mendengarkan selama penyuluhan
berlansung
2. Sasaran aktif bertanya bila ada hal yang belum dimengerti
3. Sasaran memberi jawaban atas pertanyaan pemberi materi
4. Sasaran tidak meninggalkan tempat selama penyuluhan
berlangsung
5. Tanya jawab berjalan dengan baik
Evaluasi Hasil
1. Penyuluhan dikatakan berhasil apabila sasaran mampu menjawab
pertanyaan 80% lebih dengan benar
2. Penyuluhan dikatakan cukup berhasil/ cukup baik apabila sasaran
mampu menjawab pertanyaan antara 50-80% dengan benar
3. Penyuluhan dikatakan kurang berhasil / tidak baik apabila
sasaran hanya mampu menjawab kurang dari 50% dengan benar
I. Penjelasan materi
1. Pengertian Diabetes melitus
Diabetes Mellitus (DM) adalah suatu penyakit dimana kadar gula
/ glukosa di dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat
menghasilkan atau menggunakan insulin secara aktif.
Pelaksanaan Kegiatan
Waktu : 30 menit
A. Tujuan Instruksional
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU):
Setelah mendapatkan penyuluhan, peserta dapat memahami tentang
senam kaki diabetes dan diharapkan keluarga dapat membatu anggota
keluarga yang memiliki penyakit diabetes untuk melakukan senam
kaki diabetes di rumah.
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK):
Setelah selesai mengikuti penyuluhan, peserta dapat:
a. Menyebutkan kembali pengertian senam kaki diabetes
b. Menyebutkan kembali manfaat senam kaki diabetes
c. Menyebutkan kembali hal-hal yang perlu diperhatikan dari senam kaki
diabetes
d. Menyebutkan kembali langkah-langkah senam kaki diabetes
B. SASARAN
Adapun sasaran dari penyuluhan ini ditujukan khususnya untuk
pasien dan keluarga Tn. S khususnya Tn. S. Dirumah keluarga Tn.
S RT 005/002 Kelurahan Utan Panjang.
C. Metode
1. Ceramah
2. Demonstrasi
D. Media
Leaflet
E. Materi
1. Pengertian senam kaki diabetes
2. Manfaat senam kaki diabetes
3. Hal-hal yang perlu diperhatikan dari senam kaki diabetes
4. Langkah-langkah senam kaki diabetes
F. Pengorganisasian
Pembimbing
Pembimbing Pendidikan : Drs. Dedi Muhdiana, M.Kes
Pembimbing Kader : Ibu Kader Rt005 Rw 002
Moderator : Ranny
Peran Moderator
1. Menutup dan memulaiacara
2. Memperkenalkan diri
3. Menetapkan tata tertib acara penyuluhan
4. Menjaga kelancaran acara
5. Memimpindiskusi
Penyaji : Ranny
Peran Penyaji
1. Menyajikan materi penyuluhan
2. Bersama fasilitator menjalin kerjasama dalam acara penyuluhan
3. Menjawab pertanyaan audiens
Observer : Ranny
Peran Observer
1. Mengamati jalannya kegiatan
2. Mengevaluasi kegiatan
3. Mencatat perilaku verbal dan non verbal serta kegiatan
Fasilitator : Ranny
Peran Fasilitator
1. Memotivasi peserta kegiatan dalam bertanya
2. Bekerjasama dengan penyaji dalam menampilkan bahan penyuluhan
3. Membagi leaflet
G. Seting
Peserta penyuluhan duduk berhadapan dengan penyaji
Keterangan :
: Penyaji
: Dosen pembimbing
: peserta penyuluhan
H. KEGIATAN
1. Persiapan
a. Berpakaian rapi dan sopan.
b. Mempersiapkan alat-alat dan bahan untuk penyuluhan, yaitu: kursi
b. Mempersiapkan media untuk penyuluhan, yaitu : leaflet dan koran
I. Pelaksanaan
TAHAP KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN AUDIENS MEDIA
PenjelasanMateri :
1. Menjelaskan
pengertian senam diabetes
mellitus
Pelaksanaan 2. Menjelaskan tujuan senam dia
Mendengarkan dengan aktif Leaflet
20 menit betes mellitus
3. Menjelaskan manfaat senam d
iabetes mellitus
4. Menjelaskan cara melakukan
senam diabetes mellitus dan
memperagakannya
1. Memberikan beberapa 1. Menjawab pertanyaan
pertanyaan untuk 2. Menyimpulkan
mengevaluasi sejauh mana 3. Mendengarkan dan memperhatikan
Penutup
pemahaman klien 4. Membalas salam penutup -
5 menit 2. Menyimpulkan secara
bersama-sama
3. Mengakhiri penyuluhan
4. Memberi salam penutup
J. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Perawat mempersiapkan SAP, materi, dan media yang akan
diberikan
b. Perawat dating tepat waktu dan pada tempat yang telah
ditentukan
c. Acara dimulai dan berakhir tepat waktu
2. Evaluasi proses
a. Ny.S dan keluarga mengikuti pendidikan kesehatan dari awal
hingga akhir
b. Keluarga mampu :
1) Menyebutkan kembali pengertian diabetes melitus
2) Menyebutkan kembali penyebab diabetes melitus
3) Menyebutkan kembali tanda dan gejala diabetes melitus
4) Menyebutkan kembali komplikasidaridiabetes melitus
3. Evaluasi hasil
Pendidikan kesehatan dikatakan berhasil jika : Lebih dari 75%
Keluarga klien mampu menjawab pertanyaan perawat.
PANDUAN PELAKSANAAN
Latihan kaki memiliki fungsi yang sangat baik bagi upaya pencegahan
komplikasi kaki diabetik. Beberapa manfaat yang akan diperoleh adalah
sebagai berikut :
2
Sambil meletakkan tumit di lantai, jari-jari kedua belah kaki diluruskan ke atas
dan dibengkokkan ke bawah sebanyak 10 kali.
Sambil meletakkan tumit di lantai, angkat telapak kaki ke atas. Kemudian, jari-jari
kaki diletakkan di lantai sambil tumit kaki diangkat ke atas. Langkah ini diulangi
sebanyak 10 kali
Tumit kaki diletakkan di lantai. Bagian depan kaki diangkat ke atas dan putaran
360 º dibuat dengan pergerakan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali
5
Jari-jari kaki diletakkan dilantai. Tumit diangkat dan putaran 360º dibuat dengan
pergerakan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali
Kaki diangkat ke atas dengan meluruskan lutut. Putaran 360º dibuat dengan
pergerakan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali
Lutut diluruskan dan dibengkokkan kebawah sebanyak 10 kali. Ulangi langkah ini
untuk kaki yang sebelah lagi.
Letakkan sehelai kertas koran di lantai. Remas kertas itu menjadi bola dengan
kedua kaki. Kemudian, buka bola itu menjadi kertas yang lebar menggunakan
kedua belah kaki. Langkah ini dilakukan sekali saja.
DATA PRIBADI
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
No HP : 083874414934
Email : Rannydh@gmail.com
PENDIDIKAN