Anda di halaman 1dari 2

CEMAS CORONA

Oleh : Mutmainnah

Dunia saat ini di gemparkan oleh makhluk kecil mengganaskan yang bernama severe
acute respiratory syndrome coronavirus atau dikenal dengan Covid-19. Di Indonesia kita
menyebutnya sebagai virus corona. Virus ini dapat menyebabkan gangguan pada system
pernapasan, pneumonia akut, sampai kematian. Gejala awal dari virus ini adalah flu, demam,
pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Penularannya pun begitu signifikan.
Apabila orang yang terinfeksi virus ini batuk atau bersin mengenai benda atau percikan batuk itu
sendiri kepada orang lain, maka virus sudah meyebar. Oleh sebab itu berbagai kebijakan yang
dilakukan pemerintah dari berbagai Negara di dunia, agar dapat memutus rantai penyebaran
covid-19.

Maraknya pemberitaan saat ini, angka corona di Indonesia saat ini berjumlah 2.952 kasus
(08 April 2020). Hal ini menggiringku pada kebijakan pemerintah yaitu social distancing. Hal ini
tentu menarik dan menjadi perhatian orang. Karena berbagai aktivitas dan kegiatan masyarakat
terbatas, yang membuat mereka harus stay at home. Hal ini di Indonesia ditujukan untuk belajar,
bekerja, dan beribadah di rumah. Cara ini mungkin akan terdengar sulit oleh beberapa orang,
namun cara ini juga salah satu yang bisa diambil untuk mengurangi penyebaran virus corona.
Terlebih lagi dengan kita menerapakan social distancing dengan tetap stay at home, tentu kita
juga ikut membantu beban tenaga medis yang kewalahan dengan banyaknya pasien yang
dirawat.

Tulisan pendek ini membawaku pada tiga kegiatan yaitu belajar, bekerja, dan beribadah.
Ini sangat menarik perhatian karena hal ini terjadi di lingkungan ku sendiri. Untuk lebih jelasnya
berikut pandangan dan kecemasan ku tarhadap virus ini.

1. Belajar
Pembelajaran pun saat ini dilakukan di rumah akibat wabah virus corona.
Kebijakan ini sendiri dikeluarkan langsung oleh Mentri Pendidikan Nadiem Makarim,
kebijakan lainnya juga adalah menghapus UN disemua tingkatan dari SD, SMP, dan
SMA. Tapi bukan ini yang membuatku cemas, akan tetapi system pembelajaran online
yang diterapkan mendorong semuanya harus menggunakan teknologi. Nyatanya di
Indonesia itu sendiri masih banyak pelajar dengan tingkat sosial kelas bawah mengenyam
pendidikan secara manual dan gratis. Lalu bagaimana pembelajaran online secara
mereata dilakukan jika masih terjadi seperti ini.
2. Bekarja
Melihat keadaan sekarang, banyak tempat pekerjaan seperti perusahaan,
swalayan, dan berbagai tempat pekerjaan yang tutup akibat pandemic ini. Hal ini
membuat pekerja melakukan pekerjaannya di rumah. Namun ada juga tempat kerja yang
melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat Krisis pendapatan. Hal ini tentu
menjadi kecemasan. Karena angka kemiskinan di Indonesia akan meningkat.
3. Beribadah
Pemerintah membuat kebijakan dan menghimbau agar masyarakat beribadah di
rumah. Peniadaan shalat jum’at pun dilakukan agar pencegahan dapat dilakukan. Tentu
hal ini menimbulkan pro dan kontra di berbagai kalangan mesyarakat. Masyarakat yang
setuju dengan keputusan ulama, berdasarkan pengamatan di lingkungan saya, mereka
hanya menikuti apa yang dikatakan oleh para ulama, dan meyakini bahwa keputusan
mereka bukanlah hal sepelehkan. Namun yang jadi masalah saat ini ketika masyarakat
awam menolak ketetapan fatwa ulama, dengan dasar mereka tidak takut dengan virus,
melainkan hanya takut dengan Allah. Lantas apakah hal tersebut di benarkan.

Keadaan diatas adalah contoh kecemasan saya terhadap kondisi sekarang semenjak
adanya virus corona. Demikianlah yang bisa saya sampaikan melalui tulisan pendek ini.

Anda mungkin juga menyukai