KESEHATAN REPRODUKSI
I. TUJUAN UMUM
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan siswi SMA nurul jadid mampu
mengetahui tentang kesehatan reproduksi dan dapat mengaplikasikan dalam
kehidupan sehari – hari.
III. MATERI
1. Pengertian kesehatan reproduksi
2. Pengertian menstruasi
3. Pengertian flour albus
4. Pengertian HIV
5. Mengetahui cara vulva hygine
IV. METODE
Ceramah Dan Tanya Jawab
1
V. MEDIA
1. Vidio edukasi
2. Power point
A. PELAKSANAAN
2
- Mengucapkan terima
kasih atas perhatian dan
mengucapkan salam.
MATERI PENYULUHAN
KESEHATAN REPRODUKSI
A. Kesehatan reproduksi
a. Pengertian kesehatan reproduksi
Reproduksi berasal dari kata “re” yang artinya kembali dan
kata produksi yang artinya membuat atau menghasilkan. Jadi
3
istilah produksi mempunyai arti suatu proses kehidupan manusia
dalam menghasilkan keturunan demi kelestarian hidupnya.
Sedangkan yang disebut reproduksi adalah alat tubuh yang
berfungsi untuk reproduksi manusia.
Kesehatan reproduksi adalah keadaan sehat secara
menyeluruh mencakup fisik, mental dan kehidupan social, yang
berkaitan dengan alat, fungsi serta proses reproduksi. Dengan
demikian kesehatan reproduksi bukan hanya kondisi bebas dari
penyakit, melaikan bagaimana seseorang dapan memiliki
kehidupan seksual yang aman dan memuaskan seblum menikah
dan sesudah menikah.
b. Menstruasi
1. Pengertian menstruasi
Mentruasi adalah proses keluarnya darah dari
vagina yang terjadi akibat siklus bulanan alami pada tubuh
wanita. Siklus ini merupakan proses organ reproduksi
wanita untuk bersiap jika terjadi kehamilan. Persiapan ini
ditandai dengan penebalan dinding Rahim (endometrium).
Jika tidak terjadi kehamilan, endometrium akan mengalami
peluruhan dan keluar bersama darah melalui vagina.
pelepasan dinding rahim (endometrium) terjadi setiap
bulannya secara terus menerus kecuali pada saat kehamilan.
2. Gangguan menstruasi
a. Amenore
1. Aminore primer
Amenore primer adalah keadaan tidak terjadi
mentruasi ketika usia menginjak 18 tahun keatas
(Himatu Mardiah Rosana, 2015).
2. Aminore sekunder
Amonera sekunder pernderita sebelumnya pernah
mengalami haid tetapi kemudian tidak
mengalaminya lagi (Himatu Mardiah Rosana, 2015)
4
b. Pendarahan uterus disfungsional
Pendarahan uterus disfungsional merupakan sebagai
manifestasi perdarahan atau siklus tanpa evulasi pada
wanita yang tidak menunjukkan patologi atau secara
medis tidak menderita penyakit tertentu (Esty
Wahyuningsih, 2010).
c. Disminorea
Disminorea adalah gangguan fisik pada wanita yang
sedang menstruasi berupa gangguan nyeri atau kram
perut.
d. Menorrhagia
Pendarahan lebih banyak dari normal atau lebih lama
dari normal (lebih 8 hari), kadang disertai dengan
bekuan darah sewaktu menstruasi.
e. Oligomenorhea
Suatu keadaan dimana haid jarang terjadi dan siklusnya
panjang lebih dari 35 hari
f. PMS (Pre Menstruasi Syndrom)
Ketegangan sebelum haid terjadi beberapa hari sebelum
haid bahkan sampai menstruasi berlangsung. Terjadi
karena ketidak seeimbangan hormone estrogen dan
progesterone menjelang menstruasi.
(Marlinda, Rofli, 2013).
5
dan bakteri, sehingga vagina tetap terlindung dari infeksi.
2. Macam macam flour albus
A. Flour albus fisiologis
6
1. Pengertian HIV
HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus
yang dapat menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel
darah putih yang bernama CD4 sehingga dapat merusak sistem
kekebalan tubuh manusia yang pada akhirnya tidak dapat
bertahan dari gangguan penyakit walaupun yang sangat ringan
sekalipun.
Virus HIV menyerang sel CD4 dan merubahnya menjadi
tempat berkembang biak virus HIV, baru kemudian merusaknya
sehingga tidak dapat digunakan lagi. Sel darah putih sangat
diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh. Tanpa kekebalan
tubuh maka ketika diserang penyakit tubuh kita tidak memiliki
pelindung. Dampaknya adalah kita dapat meninggal dunia
terkena penyakit kecil seperti pilek biasa.
AIDS adalah singkatan dari Acquired Immuno Deficiency
Syndrome. AIDS merupakan suatu penyakit relatif baru yang
ditandai dengan adanya kelainan yang kompleks dari sistem
pertahanan seluler tubuh dan menyebabkan korban menjadi
sangat peka terhadap mikroorganisme oportunistik.
2. Penyebab
HIV (Human Immunodeficiency Virus) yaitu organisme
patogen yang terdapat dalam cairan tubuh (darah, air, mani, dan
cairan vagina) orang yang telah terinfeksi.
3. Tanda dan Gejala HIV/AIDS
Adanya HIV dalam tubuh seseorang tidak dapat dilihat dari
penampilan luar. Orang yang terinfeksi tidak akan menunjukan
gejala apapun dalam jangka waktu yang relative lama (7 sampai
10 tahun) setelah tertular HIV. Masa ini disebut masa laten.
Orang tersebut masih tetap sehat dan bisa bekerja sebagaimana
biasanya walaupun darahnya mengandung HIV. Masa inilah
yang mengkhawatirkan bagi kesehatan masyarakat, karena
7
orang terinfeksi secara tidak disadari dapat menularkan kepada
yang lainnya.
Dari masa laten kemudian masuk ke keadaan AIDS dengan
gejala sebagai berikut:
a) Tanda-tanda utama luar (mayor) meliputi:
1) Penurunan berat badan lebih dari 10 persen dalam waktu
singkat
2) Demam berkepanjangan selama lebih dari satu bulan
3) Diare kronis selama lebih dari satu bulan.
b) Tanda-tanda tambahan (minor) meliputi:
1) Batuk berkepanjangan selama lebih dari satu bulan
2) Kelainan kulit (gatal)
3) Herpes simpleks (kulit melepuh dan terasa nyeri) yang
melebar dan bertambah parah
4) Infeksi jamur pada mulut dan kerongkongan
5) Pembengkakan kelenjar getah bening di seluruh tubuh,
yang teraba di bawah telinga, leher, ketiak, dan lipat paha.
4. Penularan
HIV dapat ditemukan pada semua cairan tubuh penderita,
tetapi yang terbukti penularannya adalah melalui darah, air mani
dan cairan serviks atau vagina saja. Cara penularan HIV dan
AIDS ini dapat melalui :
a. Hubungan seksual.
b. Penerimaan darah atau produk darah melalui transfusi darah.
c. Penggunaan alat suntik, alat medis dan alat tusuk lain (tato,
tindik, akupuntur, dll) yang tidak steril.
d. Penerimaan organ, jaringan atau air mani.
e. Penularan dari ibu hamil kepada janin yang dikandungnya.
f. Sampai saat ini belum terbukti penularan melalui gigitan
serangga, minuman, makanan atau kontak biasa dalam
keluarga, sekolah, kolam renang, WC umum atau tempat
kerja dengan penderita AIDS.
8
5. Pencegahan
Menurut mengetahui cara penularan HIV, maka akan lebih
mudah melakukan langkah-langkah pencegahannya. Secara
mudah, pencegahan HIV dapat dilakukan dengan rumusan
ABCDE yaitu:
A= Abstinence, tidak melakukan hubungan seksual atau tidak
melakukan hubungan seksual sebelum menikah.
B= Being faithful, setia pada satu pasangan, atau menghindari
berganti-ganti pasangan seksual.
C= Condom, bagi yang beresiko dianjurkan selalu menggunakan
kondom secara benar selama berhubungan seksual.
D= Drugs injection, jangan menggunakan obat (Narkoba) suntik
dengan jarum tidak steril atau digunakan secara bergantian.
E= Education, pendidikan dan penyuluhan kesehatan tentang
hal-hal yang berkaitan dengan HIV dan AIDS.
e. Vulva Hygiene
1. Definisi
Vulva hygiene adalah suatu tindakan keperawatan untuk
memelihara kebersihan kesehatan organ eksternal genetalia
wanita pada klien yang sedang nifas atau tidak mampu secara
mandiri membersihkan vulva dan daerah sekitarnya.
Vulva dikenal sebagai organ eksterna yang terdiri atas
bagian bagian berikut :
a) Pubis
b) Labia Mayora
c) Labia Minora
d) Klitoris
e) Vestibulum
2. Tujuan
a) Untuk mencegah infeksi pada vulva
b) Untuk kebersihan perineum, vulva juga memberikan rasa
nyaman bagi klien
9
c) Untuk mencegah masuknya mikroorganisme pada
urogenital tractus
3. Manfaat
a) Menjaga Kebersihan Vulva
b) Mengurangi Resiko Infeksi
4. Waktu Perawatan
a) Saat Mandi
Pada saat mandi, ibu post partum pasti melepas pembalut,
setelah terbuka maka ada kemungkinan terjadi kontaminasi
bakteri pada cairan yang tertampung pada pembalut, untuk
itu maka perlu dilakukan penggantian pembalut, demikian
pula pada perineum ibu, untuk itu diperlukan pembersihan
perineum.
b) Setelah Buang air kecil
Pada saat buang air kecil, pada saat buang air kecil
kemungkinan besar terjadi kontaminasi air seni padarektum
akibatnya dapat memicu pertumbuhan bakteri pada
perineum untuk itu diperlukan pembersihan perineum.
c) Setelah Buang air besar
Pada saat buang air besar, diperlukan pembersihan sisa-sisa
kotoran disekitar anus, untuk mencegah terjadinya
kontaminasi bakteri dari anus ke perineum yang letaknya
bersebelahan maka diperlukan proses pembersihan anus dan
perineum secara keseluruhan.
DAFTAR PUSTAKA
Azzam, Ummu. 2012. ”La Tahzan Untuk Wanita Haid”. Jakarta: PT AgroMedia
Esty Wahyuningsih. (2010). Buku Saku Bidan. Jakarta: penerbit buku kedokteran.
10
Marlinda, Rofli, D. (2013). Pengaruh senam Disminore. Jurnal Keperawatan
Maternitas, 1(2), 118–123.
Himatu Mardiah Rosana. (2015). Do’a dan Amalan ketika Bulan Datang. jakarta:
Lembar Langit Indonesia.
11