Anda di halaman 1dari 37

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sumber daya manusia yang berkualitas saat ini adalah sebuah keharusan,

bukan saja untuk menompang kesejahteraan dirinya, tetapi secara luas untuk

kepentingan pembangunan bangsa dan negara. Hal ini dirasa penting karena

persaingan yang semakin tajam akibat pesatnya perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi. Untuk menghasilkan sumber daya manusia yang

berkualitas yakni pendidikan yang secara nyata berperan dalam membentuk

peserta didik yang inofatif, produktif dan berpenghasilan dengan tetap

dilandasi iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Menyikapi kondisi itu perlu kiranya dicermati keterpaduan antara sistem

pendidikan yang ada dengan kondisi objectif dunia usaha atau industry agar

diperoleh tamatan yang memeiliki kompetensi keahlian dibidangnya sesuai

dengan tuntutan kebutuhan dunia usaha atau industry.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai salah satu satuan pendidikan

formal dengan model pendidikan sistem ganda diharapkan mampu

menghasilkan tamatan yang mwmiliki kemampuan akademik, kreatif dan

yang terpenting adalah memiliki kompetensi keahlian dibidangnya untuk

memenuhi pasar tenaga kerja yang siap pakai sesuai dengan kebutuhan dunia

usaha atau industry (demand-market-driven). Kegitan itu diwujudkan dalam

1
2

bentuk Praktek Kerja Lapangan dan Industry (PRAKERLIN) SMK Kesehatan

Citra Bangsa Mandiri di lembaga-lembaga Kesehatan.

1.2 Tujuan

1.2.1. Tujuan Umum

a) Mengahasilakan tenaga kerja yang memilki keahlian profesioanal yaitu

tenaga kerja yang memiliki tingkat akademik dan kompetensi sesuai

dengan tuntutan lapangan kerja dan karakter kepribadian tenaga

kesehatan.

b) Memperoleh link dan match antara sekolah dan dunia kerja.

c) Meningkatan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja

yang berkulaitas dan professional.

d) Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja

sebagai bagian dari proses pendidikan.

e) Pemenuhan kompetensi sesuai tuntunan kurikulum.

f) Penguasaan kompetensi dilakukan melalui pembelajaran oleh sekolah

dan industry.

g) Implementasi kompetensi ke dalam dunia usaha/industry.

h) Sarana aktualisasi bahwa apa yang dimiliki berguna bagi dirinya dan

orang lain.

i) Penumbuhan etos kerja/pengalaman kerja.

j) Memperkenalkan lebih dini lingkungan social yang berlaku di dunia

usaha/industry.

k) Menumbuhkan sikap kerja dan kepribadian yang utuh sebagai pekerja.


3

1.2.2 Tujuan Khusus

a) Mempersiapkan para siswa untuk bekerja secara mandiri dan

mempunyai daya saing tinggi dalam bekerja di lingkungan kerjanya

dan mengembangkan potensi dan kreatifitas sesuai minat dan bakat

siswa.

b) Meningkatkan status dan kepribadian para siswa sehingga mampu

berinteraksi dan memiliki rasa tanggung jawab serta disiplin yang

tinggi.

c) Memberi kesempatan kepada siswa untuk menjadi tenaga kerja yang

terampil dan produktif sesuai dengan tuntutan dunia kerja.

d) Mempersiapkan siswa agar cakap dalam melanjutkan dalam

pendidikan yang berkelanjutan.

e) Mempersiapkan siswa agar mampu berinteraksi dengan pihak lain dan

lingkungan.

1.3 Manfaat

1.3.1 Bagi Peserta Prakelin

Hasil belajar peserta PRAKELIN akan lebih bermakna, karena setelah

tamat akan betul-betul memiliki keahlian professional sebagai bekal untuk

pengembangan dirinya secara berkelanjutan.

Keahlian professional yang diperoleh dapat mengangkat harga diri dan

rasa percaya diri tertanam, yang selanjutnya akan mendorong mereka

untuk meningkatkan keahlian profesionalnya pada tingkat yang lebih

tinggi.
4

1.3.2 Bagi Sekolah

Tujuan pendidikan untuk memberi keahlian professional bagi peserta

didik lebih terjamin pencapaiannya. Terdapat kesesuaian yang lebih pas

antara program pendidikan dengan kebutuhan lapangan kerja (sesuai

dengan prinsip Link dan Match). Memberi kepuasan bagi penyelenggaraan

pendidikan sekolah karena tamatannya lebih terjamin memperoleh bekal

yang bermanfaat, baik untuk kepentigan tamatan, kepentingan dunia kerja

dan kepentingan bangsa.

1.3.3 Bagi Institusi Rumah Sakit Daerah Cilacap

Penyelenggaraan PRAKERLIN memberi keuntungan nyata bagi

Institusi Pasangan antara lain:

a) Institusi Pasangan dapat mengenal kualitas peserta PRAKERLIN yang

belajar dan bekerja di tempat PRAKERLIN.

b) Umumnya peserta PRAKERLIN telah ikut dalam proses pelayanan

secara aktif sehingga pada pengertian tertentu peserta PRAKERLIN

adalah tenaga kerja yang memberi keuntungan.

c) Institusi Pasangan dapat memberi tugas kepada peserta PRAKERLIN

untuk kepentingan pelayanan sesuai kompetensi dan kemampuan yang

di miliki.

d) Selama proses pendidikan melalui kerja lapangan, peserta

PRAKERLIN lebih mudah diatur dalam hal disiplin berupa kepatuhan

terhadap pertauran Institusi Pasangan. Oleh karena itu, sikap peserta


5

PRAKERLIN dapat dibentuk sesuai dengan ciri khas kerja di Institusi

Pasangan.

e) Memberi kepuasan bagi Institusi Pasangan karena diakui ikut serta

menentukan masa depan bangsa melalui PRAKERLIN.


6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Rumah Sakit

Rumah Sakit adalah tempat dilaksanakan kegiatan-kegiatan kesehatan

yang berhubungan dengan peningkatan derajat kesehatan masyarakaat

(Berdasarkan UU No.44 tahun 2009 tentang rumah sakit).

Menurut beberapa ahli Rumah Sakit sebagai salah satu sarana bagi pelayanan

kesehatan memiliki pengertian antara lain :

a) Menurut hasan W.E

Rumah Sakit adalah suatu organisasi yang komplek menggunakan

gabungan alat ilmiah yang khusus dan rumit serta disatukan oleh

berbagai kesatuan personil, terlatih dan terdidik dalam menghadapi

dan menangani masalah medic modern yang semuanya terikat

bersama-sama dalam maksud yang sama untuk pemulihan kesehatan

yang baik

(Hospital Pharmacy, 1998)

b) Menurut WHO

Bagian integral dari suatu organisasi social dan kesehatan yang

lengkap dalam pencegahan penyakit (preventif), peningkatan kesehatan

(promotif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan

6
7

(rehabilitatif) yang dilaksanakan secara menyeluruh dan

berkesinambungan.

2.1.1 macam-macam rumah sakit

1) berdasarkan pelayanan Rumah Sakit dibedakan menjadi 2

tipe :

a. Rumah Sakit Umum

Rumah Sakit yang memberikan pelayanan kesehatan

pada berbagai penderita dengan berbagai jenis penyakit

yang diderita, memberikan pelayanan diagnosa dan terapi

untuk berbagai kondisi medic seperti penyakit dalam,

bedah, ibu hamil dan sebagainya .

b. Rumah Sakit Khusus

Rumah Sakit yang memeberikan pelayanan diagnose

dan pengobatan penderita dengan kondisi medik tertentu

baik bedah maupun non bedah seperti Rumah Sakit Kanker,

Rumah Sakit Mata , Rumah Sakit Bersalin dan sebagainya.

2) Berdasarkan Pengobatan dibedakan menjadi 2 macam :

a. Rumah Sakit Perawatan Jangka Pendek

Rumah Sakit yang merawat penderita rata-rata kurang dari

30 hari, kondisi penyakit jangka panjang dan kasus darurat.

b. Rumah Sakit Perawatan Jangka Panjang


8

Rumah Sakit yang merawat penderita rata-rata kurang

dari 30 hari, mempunyai kesakitan jangka panjang seperti

HIV/AIDS.

3) Berdasarkan kemampuan yang dimiliki

a. Rumah Sakit Kelas A

` Rumah Sakit yang mempunyai fasilitas dan kemampuan

pelayanan medic spesialistik luas, subspesialistik luas, pelayanan

medis spesialistik luas terdiri dari pelayanan medic spesialistik

dasar seperti pelayanan penyakit dalam, kebidanan dan kandungan

bedah, kesehatan anak dan ditambah pelayanan medic spesialistik

lain sesuai kebutuhan.

b. Rumah Sakit Kelas B

Rumah Sakit yang mempunyai fasilitas dan kemampuan

pelayanan medic minimal 11 spesialistik dan subspesialistik

terbatas. 11 spesialistik itu antara lain spesialis paru-paru, spesialis

THT, spesialis ginjal, spesialis gigi dan lain-lain. Pelayanan

subspesialistik di setiap subspesialistik yang ada (spesialis mata

subspesialis kornea mata).

c. Rumah Sakit Kelas C

Rumah Sakit yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan

medic spesialistik dasar terdiri dari pelayanan penyakit dalam,

kebidanan dan kandungan, bedah, kesehatan anak.

d. Rumah Sakit Kelas D


9

Rumah Sakit yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan

medik besar.

4) Berdasarkan Pandangan Pendidikan

a. Rumah Sakit Pendidikan

Rumah Sakit yang bekerja sama dengan Universitas untuk

mengembangkan ilmu pengetahuan dan bekerja sama dalam

SDM.

b. Rumah Sakit Non Pendidikan

Rumah Sakit yang tidak bekerja sama dengan Universitas

ataupun lembaga pendidikan dalam SDM .

2.1.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit

Instalasi farmasi rumah sakit adalah suatu bagian di rumah sakit di

bawah pimpinan seorang apoteker sesuai dengan keputusan Menteri

Kesehatan RI No. 547/MenKes/SK/VI/1994 dan dibantu oleh beberapa

orang apoteker yang memenuhi persyaratan peraturan perundang-

undangan yang berlaku, dan merupakan tempat atau fasilitas

penyelenggaraan yang bertanggung jawab atas seluruh pekerjaan serta

pelayanan kefarmasian.

Menurut surat Keputusan Mentri Kesehatan RI No.

983/MenKes/SK/1992 tentang pedoman organisasi rumah sakit umum bab

IV pasal 41, instalasi merupakan fasilitas penyelenggaraan pelayanan


10

penunjang medis, kegiatan penelitian, pengembangan, pendidikan,

pelatihan dan pemeliharaan sarana rumah sakit, Instalasi Rumah Sakit

meliputi instalasi rawat jalan, rawat inap, gawat darurat, bedah sentral,

perawatan instensif, radiologi, farnasi, gizi, patologi dan pemeliharaan

sarana rumah sakit.

Sebagai suatu instalasi tersendiri, Insatalasi Farmasi Rumah Sakit

harus memepunyai sasaran jangka panjang yang menjadi arah kegiatan

sehari-hari dilakukan. Instalasi Farmasi bertanggung jawab

mengembangkan suatu pelayanan farmasi yang luas dan terkordinasi

dengan baik dan tepat, untuk memenuhi kebutuhan berbagai bagian atau

unit diagnosis dan terapi, unit pelayanan keperawatan, staf medic, dan

rumah sakit keseluruhan untuk kepentingan pelayanan penderita yang

lebih baik.

Adapun tugas Apoteker di Rumah Sakit adalah melaksanakan

kegiatan kefarmasian seperti mengawasi pembuatan, pengadaan,

pendistribusian obat/perbekalan farmasi lainnya serta berperan dalam

program pendidikan dan penelitian, pembinaan kesehatan masyarakat

melalui pemantauan keamanan, efektifitas, efisiensi biaya dan ketepatan

penggunaan obat oleh pasien. Dengan demikian Apoteker di Rumah Sakit

dapat membantu tercapainya suatu pengobatan yang aman dan rasional

yang berorientasi pada pasien dan bukan hanya berorientasi pada produk.

2.2 Tugas dan fungsi Instalasi Farmasi


11

2.2.1 Tugas Instalasi Farmasi Rumah Sakit

 Pengelolaan perencanaan

 Pengelolaan pengadaan obat

 Pengelolaan penyimpanan obat

 Pengelolaan penyiapan

 Peracikan resep

 Pelayanan langsung kepada penderita sampai dengan pengendalian

semua perbakalan kesehatan yang beredar dan digunakan didalam

rumah sakit baik untuk penderita rawat inap, rawat jalan, maupun

untuk semua unit termasuk poliklinik rumah sakit.

2.2.2 Fungsi Instalasi Farmasi Rumah Sakit

 Pelayanan Klinik

Pelayanan farmasi klinik adalah praktek kefarmasian yang lebih

berorientasi kepada pasien dari pada orientasi kepada produk dengan

penerapan pengetahuan dan keahlian farmasi dalam membantu

memaksimalkan efek obat dan meminimalkan toksisitas bagi pasien

secara individual.

Tujuan pelayanan farmasi klinis adalah meningkatkan keuntungan

terapi obat dan mengoreksi kekurangan yang terdeteksi dalam proses

penggunaan obat, karena itu tujuan farmasi klinis adalah meningkatkan

dan memastikan kerasionalan, kemanfaaran dan keamanan terapi obat.


12

Pelayanan farmasi klinis menurut SK MenKes

No.436/MenKes/SK/VI/1993 yaitu melakukan konseling, monitoring

efek samping obat, pencampuran obat suntik secara aseptic,

menganalisa efektifitas biaya secara farmakoekonomi, penentuan kadar

obat dalam darah, penanganan obat sitostatika, penyiapan total

parenteral nutrisi, pemantuan dan pengajian penggunaan obat,

pendidikan dan penelitian.

 Pelayanan farmasi minimal

Dalam pelaksanaanya, pelayanan farmasi minimal dibagi

menjadi 2 yaitu perbekalan dan distribusi dalam perbekalan

dilaksanakan oleh unit pelaksana Instalsi Farmasi Rumah ang meliputi

pengadaan dan penyimpanan perbekalan farmasi. Pengadaan

merupakan proses kegiatan dalam pemilihan jenis, jumlah dan harga

perbekalan farmasi.

Penyimpanan perbekalan Farmasi merupakan kegiatan

pengaturan sediaan Farmasi didalam ruang penyimpanan, dengan

tujuan untuk :

a. Menjamin mutu tetap baik, yaitu kondisi penyimpanan

disesuaikan dengan sifat obat.

b. Memudahkan dalam pencarian.

c. Memudahkan pengawasan persediaan atau stok dan

barang kedaluwarsa.

d. Memjamin pelayanan yang tepat dan tepat.


13

Dalam distribusi mencakup serangkaian kegiatan dalam rangka

penyaluran obat-obatan dan alat kesehatan distribusi obat rumah sakit

dilakukan untuk melayani pasien rawat jalan, pasien atau keluarga

pasien langsung menerima obat dari instalasi farmasi sesuai dengan

resep yang ditulis oleh dokter dan pasien rawat inap.

2.3 Peraturan Perundang-undangan


 Undang- Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran

Negara tahun 1992 No.100), Tambahan Lembaran Negara RI No.3495.

 Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah

(Lembaran Negara tahun 1999 No. 60, Tambahan Lembaran Negara

No.3839

 Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 1980 tentang perubahan atas PP

No.26 tahun 1965 tentang Apotek.

 Peraturan Pemerintah Nomor. 72 Tahun 1998 tentang pengamanan

Sediaan Farmasi dan Alkes (Lembaran Negara thn 1998 No.138,

Tambahan Lembaran Negara RI No 3781)

 Peraturan Pemerintah Nomor. 25 Tahun 2000 tentang Kewenanangan

Pemerintah dan Kewenangan Provinsi Sebagai Daerah Otonomi

(Lembaran Negara thn 2000 No. 54, Tambahan Lembaran Negara

No.3952).

 Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1747/Menkes/SK/XII/2000

tentang Pedoman Penetapan Standar Pelayanan Bidang Kesehatan di

Kabupaten/kota.
14

 Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1277/Menkes/SK/X/2001

tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan.

 Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1332/Menkes/SK/X/2002

tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan

No.922/MenKes/Per/x.1993 tentang Ketentuan dan Pemberian Izin

Apotek.

 Peraturan Perundang-Undangan PP 51 Tahun 2009

Pasal 51

(1) Pelayanan Kefarmasian di Apotek, puskesmas atau instalasi

farmasi rumah sakit hanya dapat dilakukan oleh Apoteker,

(2) Apoteker sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memiliki

STRA,

(3) Dalam melaksanakan tugas Pelayann Kefarmasian sebagaimana

dimaksud pada ayat (1). Apotker dapat dibantu oleh tenaga Teknis

Kefarmasian yang telah memiliki STRTTK.

Pasal 19 tentang fasilitas pelayanan kefarmasian

Fasilitas pelayanan kefarmasian adalah sarana yang digunakan untuk

menyelenggarakan pelayanan kefarmasian, yaitu: apotek, instalasi

farmasi rumah sakit, puskesmas, klinik, toko obat, atau praktek

bersama.
15

BAB III

TINJAUAN UMUM

3.1 Sejarah Rumah Sakit Umum Daerah Cilacap

Lahan Rumah Sakit Umum Daerah Cilacap dulunya adalah hamparan

sawah luas milik penduduk sekitar. Menyadari pentingnya upaya peningkatan

kesehatan untuk masyarakat, khusunya masyarakat Kabupaten Cilacap maka

Pemerintah Kabupaten Cilacap berencana untuk mendirikan sebuah Rumah Sakit

Umum Daerah yang mampu membantu meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat. Akhirnya pada tahun 1946 secara yuridis berdiri Rumah Sakit Umum

Daerah Cilacap yang ditetapkan dengan Undang-Undang Nomor 13 Tentang

pembentukan daerah-daerah dalam lingkungan Provinsi Jawa Tengah.

Rumah Sakit Umum Daerah Cilacap sekarang sudah menjadi tempat

praktek kerja industri oleh banyak Mahasiswa dari berbagai Perguruan Tinggi dan

Siswa dari sekolah-sekolah berasis kesehatan lain, namun sampai sekarang belum

ditetapkan secara resmi sebagai Rumah Sakit Pendidikan.

Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan, efisiensi dan efektifitas

pengelolaan sumber daya yang ada dengan tetap memperhatikan fungsi sosial

dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, Rumah Sakit Umum Daerah

Cilacap telah mendapat persetujuan dari DPRD Kabupaten Cilacap perihal

15
16

penetapan keputusan Bupati Cilacap tentang penetapan Rumah Sakit Umun

Daerah Cilacap sebagai Unit Swadaya Daerah pada tahun 2001.

Sesuai keputusan Bupati Cilacap Nomor: 446 / 209 / 44.1 TAHUN 2008

tanggal 27 Februari 2008 Rumah Sakit Umun Daerah Cilacap menerapkan pola

Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK – BLUD). Selain itu

telah disetujui pula usulan penyeseuaian Ranperda Tarif Rumah Sakit Umum

Daerah Cilacap tentang Tata Pelayanan dan tarif Pelayanan Kesehatan Rumah

Sakit Umum Daerah Kabupaten Cilacap dengan diterbitkannya Peraturan

Kabupaten Daerah Cilacap Nomor: 1887 / Menkes-Kessos / SK / 2000 terttanggal

26 Desember 2000.

Profil Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Cilacap

1. Nama Rumah Sakit : Rumah Sakit UmuM Daerah Cilacap

2. Direktur : Dr. Sugeng Budi Susanto., MMR

3. Pemilik : Pemerintah Kabupaten Daerah Cilacap

4. Tahun Berdiri : 1946

5. Alamat : Jl. Jenddral Gatot Subroto No.28 Cilacap

6. No. Telp / Fax : Telp. (0282) 533010/535233

Fax. (0282) 520755

7. Luas tanah dan bangunan : 3,414 H

Adapun visi dan Misi Rumah Sakit Umum Daerah Cilacap adalah

sebagai berikut :
17

1. Visi dari Rumah Sakit Umum Daerah Cilacap adalah sebagai

lembaga sosio bisnis dan pusat pelayanan kesehatan yang memuaskan

pelanggan, mampu mengantisipasi perkembangan teknologi dan

globalisasi, di dukung oleh manajemen profesional serta berwawasan

lingkungan.

2. Misi dari Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Cilacap antara

lain :

A. Memberikan pelayanan yang bersifat promotif, prefentif,

kuratif dan rehabilitatif kepada konsumen secara cepat, akurat,

aman dan nyaman.

B. Memberikan peran aktif terhadap peningkatan kesejahteraan

karyawan.

C. Menjadikan Rumah Sakit Umum Daerah Cilacap sebagai pusat

pengembangan dibidang pelayanan kesehatan masyarakat.

D. Menjadikan Rumah Sakit Umum Derah Cilacap sebagai pusat

rujukan pelayanan kesehatan.

E. Melakukan alih pengetahuan teknologi (transfer of knowledge)

dibidang kedokteran, pelayanan kesehatan masyarakat dan

manajemen rumah sakit.

F. Menjadikan sistem dan teknologi informasi sebagai alat (tool)

untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja.


18

G. Menciptakan kemandirian dalam mengelola rumah sakit, baik

dalam hal manajemen maupun penandaan, melalui penerapan

ststegic bussines unit (SBU).

H. Menciptakan sistem manajemen pengembangan sumber daya

manusia yang mampu meningkatkan motivasi dan

produktivitas kerja.

I. Membentuk sumber daya manusia yang profesional dan

berkarakter.

J. Menjadikan Rumah Sakit Umum Derah Cilacap menjadi

Rumah Sakit yang ramah lingkungan.

3.2 Pengelolahan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Cilacap

3.2.1 Pengelolahan Obat

Pengelolahan obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah

Cilacap dilakukan dengan menggunakan sistem yaitu:

First Expired First Out (FEFO) yaitu barang yang kadaluarsanya lebih

dekat, maka yang lebih dulu di keluarkan. Pada Rumah Sakit Umum

Daerah Cilacap penyusunan obatnya secara alfabetis berdasarkan untuk

sediaan dan jenis obatnya. Obat disimpan pada rak/almari agar tidak

langsung bersentuahn dengan lantai. Rak/lemari obat di pisah antara jenis

obat paten dan generik. Begitu pula untuk alat kesehatan, bahan kimia, dan

radiology memiliki rak/lemari tersendiri. Contoh sediaan yang disimpan

pada almari es jenis sediaan suppositoria dan injeksi tertentu. Untuk


19

sediaan psikotropik dan narkotik disimpan pada almari khusus dan selalu

terkunci, almari ini tidak terletak pada gudang tetapi pada apotik.

Penyimpanan perbekalan farmasi juga menggunakan sistem fix

position location yaitu sistem penempatan yang tetap atau tidak berubah-

ubah untuk mempermudah pengelolaannya. Keuntungan dari tata letak ini

yaitu mempermudah pencarian obat. Untuk jenis sediaan obat yang ED

dilakukan pemisahan dengan obat yang belum ED yaitu di tempat khusus.

Untuk beberapa PBF tertentu, barang yang ED dapat diretur dan diganti

dengan barang yang baru. Namun hal ini dapat dilakukan bila pengajuan

pengembalian dilakukan satu bulan sebelum waktu ED barang tersebut.

Sedangkan untuk barang yang tidak dapat diretur dilakukan pemisahan obat

sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Pengadaan barang tidak luput dari perencanaan di instalasi farmasi.

Begitu juga di Instalasi Farmasi di Rumah Sakit Umum Daerah Cilacap

dalam menentukan banyaknya pesanan barang melihat dari banyaknya

penyakit yang sering di derita pasien maupun penyakit yang sedang banyak

terjadi pada saat itu. Selain itu perencanaan juga di sesuaikan dengan

kebutuhan barang dengan angka waktu pemakaian, untuk menghindari

terjadinya penumpukan barang di Instalasi Farmasi dan terjadinya

kekosongan barang.

Pemusnahan obat dilakukan jika obat akan mendekati masa kadaluarsa

yaitu dengan memisahkan obatnya dengan mengunakan tempat khusus


20

seperti wadah atau dus lalu obat dimusnahkan dengan memisahkan obat

bungkusnya, lalu obat dibakar atau ketika mendekati kurang lebih 3 bulan

kadaluarsa obat diretur ke distributor, jika obat suntik terlebih dahulu

dipecahkan lalu diambil cairannya dan ditempatkan kedalam wadah.

3.2.2 Pengelolahan Resep

Pengelolahan resep di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah

Cilacap sudah dilaksanakan dengan baik sesuai alur pelayanan resep yang

ditetapkan untuk pasien rawat inap dan rawat jalan.

Resep yang telah dikaji kelengkapannya oleh apoteker, dengan cara

memisahkan antara resep pasien rawat inap dengan resep pasien rawat

jalan, begitu pula dengan alur resep yang berbeda-berbeda seperti :

1) resep rawat jalan umum

- resep diterima dan dicek kelengkapannya

- memberikan no antrian kepada pasien

- resep dihargai dengan mengunakan sistem biling

- setelah mengetahui harga dari semua obat langsung

diinformasikan kepada pasien apakah pasien setuju atau tidak

dengan biayanya, setelah setuju pasien membayar langsung ke

kasir dan resep di kembalikan ke apotek lalu dietiketi dan

disiapkan obatnya.

2) rawat jalan jamkesmas

- resep diterima dan dicek kelepngkapannya


21

- dan di beri no antrian

- Di hargai dengan system biling

- Diberi etiket

- Disiapkan obatnya

- Dicek ulang oleh asisten apoteker atau apoteker

- Kasih obat kepasien dengan disertai KIE

3) Rawat jalan askes

Rawat jalan askes tidak dilayani karena bekarja sama dengan cahyo

husada.

4) Rawat jalan IGD / ASKES / INHEALTH

Pasien membawa resep lalu resep diterima dan jika diagnosanya

memenuhi standart askes rawat darurat maka obat dilayani, jika tidak

standart mengambil ke cahya husada dan jika cahya husada tutup maka

kita tetap memberikan obat beserta resepnya lalu barulah pasien ke

cahya husada.

5) Jamsostek rawat jalan /inap

Pasien datang membawa resep lalu diberi no antrian dan dihargai

lalu pasien membayar di kasir dan resep dikembalikan diapotik dengan

langsung dietiketi dan disiapakan obatnya.

6) Melayani resep obat DOTS dan DOTS MDR

Obat DOTS yaitu obat tuberculosis akut resep ini tidak

sembarangan orang bisa melayaninya, resep ini ada yang memegang

tersendiri, DOTS MDR yaitu obat tuberculosis kronis, cara


22

pengambilan obat ini dengan mengambil di rumah sakit muwardi solo

karena wilayah Jawa Tengah Rumah Sakit rujukan utama yang di

tunjuk oleh pemerintah pusat untuk pasien Tubercolosis itu hanya RS

Muwardi, sementara RSUD CILACAP hanya RS Subrujukan.

Resep yang telah disimpan selama lebih dari 3 tahun, dapat

dimusnakan dengan cara dibakar. Dalam pemusnahan resep harus

dibuat berita acara yang memuat hari, tanggal pemusnahan, serta berat

resep yang diusnahkan dalam kilogram. Proses pemusnahan ini

dilaporkan ke dinas kesehatan dilengkapi dengan berita acara

pemusnahan.

3.2.3 Pengelolahan Administrasi

Administrasi merupakan bagian yang tidak ketinggalan dalam

sebuah Instalasi Farmasi, karena administrasi merupakan bagian yang

terpenting dikarenakan mencangkup untung dan rugi dari sebuah Instalasi

Farmasi.

Dalam hal pengelolahan administrasi di Instalasi Farmasi Rumah

Sakit Umum Daerah Cilacap untuk pasien rawat jalan memiliki karyawan

khusus untuk pembayaran.

Pengelolahan administrasi di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum

Daerah Cilacap yaitu menggunakan metode pembayaran secara langsung

ke PBF yang diberi tempo selama 1 bulan sejak barang datang dan untuk

pembayaran obat dari pasien yaitu langsung dibayarkan kepada kasir yang
23

nantinya uang tersebut akan dikelola bersama keseluruhan keuangan

dirumah sakit.

3.2.4 Pengelolahan Sumber Daya Manusia

Pengelolahan Sumber Daya Manusia sangatlah diperlukan bagi

pihak Instalasi Farmasi agar pelayanan kepada pasien berjalan dengan

baik, hal tersebut agar tercipta suatu pelayanan yang prima untuk pasien

sehingga dapat berjalan lebih optimal dan tidak ada komplain dari pasien.
24

BAB IV

PEMBAHASAN

Praktek Kerja Lapangan dan Industri (PRAKERLIN) Rumah Sakit

Umum Daerah Cilacap yang telah di laksanakan pada tanggal 29 Juli-7

September ini dengan tujuan untuk menambah pengalaman dan

keterampilan mengenai praktek farmasi serta menjadikan siswa-siswi siap

akan dunia kerja.

Rumah Sakit Daerah Cilacap merupakan salah satu sarana pelayanan

yang melakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran perbekalan farmasi

meliputi pengadaan obat, penyimpanan, pengelolaan obat, pelayanan resep

dokter serta pelayanan informasi obat.

Rumah Sakit Daerah Cilacap ini berada pada lokasi yang strategis

mudah dijangkau dari berbagai arah karena berada pada pusat keramaian,dan

tepatnya lagi depan Rumah Sakit terdapat Apotek Cilacap Farma sehingga

memudahkan ketika obat yang berada di Rumah Sakit habis dapat

membelinya di Apotek Cilacap Farma. Bangunan Instalasi Farmasi Rumah

Sakit ini dibagi menjadi beberapa bagian antara lain tempat penyerahan obat

,meja kerja karyawan, tempat meracik obat, gudang. Rumah Sakit Umum

Daerah Cilacap ini setiap hari selalu menerima resep dari dokter dengan

mencapai resep setidaknya 280/hari

Instalasi Farmasi Rumah Sakit Kabupaten Cilacap merupakan salah

satu unit atau divisi yang memegang peran penting yaitu bertanggung jawab

24
25

dalam fungsi perbekalan farmasi mencakup fungsi perencanaan pengadaan,

pemeriksaan, penerimaan, penyimpanan, produksi, distribusi obat kepada

pasien disertai penyerahan informasi.

Perencanaan kebutuhan yang digunakan oleh Instalasi Farmasi

Rumah Sakit Umum Daerah Cilacap adalah dengan menggunakan metode

konsumsi. Metode konsumsi ini didasarkan pada data-data kebutuhan tahun

lalu yang diperoleh dari laporan penggunaan obat yang dibuat setiap tahun

dengan berbagai penyesuaian dan koreksi. Data yang diperoleh dievaluasi dan

diolah dengan kombinasi analis VEN dan ABC untuk mendapatkan

perbekalan yang diinginkan. Kelebihan dari metode konsumsi yaitu relaif

mudah dan sederhana namun kekurangannya adalah adanya kesulitan untuk

memprediksi kebutuhan obat satu tahun berikutnya.

Tahap-tahap pengadaannya yang dilakukan di Instalasi Farmasi

Rumah Sakit Umum Daerah Cilacap yaitu barang yang kosong atau habis

digudang farmasi akan ditulis pada buku khusus yaitu buku defecta. Apoteker

yang bertanggung jawab digudang farmasi akan memberikan data tersebut ke

Panitia Pengadaan (PP). Panitia Pengadaan ini kemudiaan membuat Surat

Pesanan obat kepada PBF yang telah dipilih sebagai rekanan.

Barang yang datang dari PBF yang sebelumnya telah dipesan oleh

bagian pengadaan diperiksa oleh panitia pemeriksaan di gudang farmasi

sesuai dengan prosedur yang berlaku. Pemeriksaan fisik ini dilakukan

sebelum barang diterima meliputi pemeriksaan surat pesanan, faktur, jenis


26

dan jumlah, harga, kemasan, no batch, tanggal ED atau expire date dan jatuh

tempo pembayaran.

Perbekalan farmasi yang sudah diperiksa, diterima dan faktur

ditandatangani dan distempel oleh panitia pengadaan. Tahap berikutnya yaitu

melakukan entri data di komputer terhadap faktur tersebut untuk faktur asli

dibawa oleh distributor sedangkan rumah sakit mendapat faktur copy.

Perbekalan farmasi tersebut disimpan di gudang farmasi dan dicatat di dalam

katru stok.

4.1 Kegiatan para siswa Praktek Kerja Lapangan di Rumah Sakit Umum

Daerah Cilacap (RSUD) Cilacap meliputi :

I. Rumah Sakit Umum Daerah Cilacap membagi jadwal kegiatan sift menjadi :

Pada bulan puasa: sift pagi pukul: 07.30-11.00, sift sambung pada pukul: 10.00-

16.00, sift siang pada pukul: 16.00-21.00dan sift lepas pada pukul: 21.00-07.30.

Pada hari biasa untuk karyawan: sift pagi pada pukul 07.00-14.00, sift siang pada

pukul: 10.00-16.00, sift sore pukul: 16.00-21.00, sift lepas malam pada pukul:

21.00-07.30.

Pada hari biasa untuk siswa prakerlin: hari senin-kamis sift pagi: 07.00-14.00, sift

siang pukul: 14.00-21.00, Hari jum’at-sabtu sift pagi pukul: 10.00-15.00, sift

siang pukul: 15.00-19.00.

Kegiatan yang saya lakukan ketika pagi hari di Instalasi Farmasi RSUD Cilacap

adalah mencatat kebutuhan obat yang akan habis dan diberikan ke karyawan yang
27

bertugas di gudang untuk menurunkan jenis obat yang persediaannya sedang

habis. Di RSUD Cilacap ada beberapa obat seperti: obat suntik, obat generk, obat

paten, sediaan syrup, drop, suspensi, emulsi, syrup kering dan sistem

penyimpanan obat di RSUD Cilacap menggunakan metode kombinasi seperti

sistem FEFO (first expired first out), FIFO (First in first out) dan alphabetis disana

saya belajar meracik obat dengan sediaan serbuk dan salep serta belajar menulis

jumlah stok yang terdapat pada gudang Instalasi Farmasi dengan sistem

Computerizerd, berlatih membaca resep, membedakan antara resep

JAMKESMAS, JAMPERSAL, UMUM, JAMSOSTEK, JAMKESDA dan

ASKES, saya juga berlatih untuk menulis kartu stok yang terdapat di gudang dan

memberikan KIE (Komunikasi Informasi dan Komunikasi) kepada pasien serta

memasukan data resep kedalam komputer.

II. Gudang Farmasi

a. Tujuan para siswa Praktek Kerja Lapangan di Gudang Farmasi Rumah

Sakit Umum Daerah Cilacap :

Agar para siswa dapat mengerti dan memahami fungsi dan peranan

Gudang Farmasi di Rumah Sakit itu yaitu sebagai tempat

penyimpanan obat, bahan obat, alat kesehatan, atau perbekalan

Farmasi lainnya.

b. Kegiatan para siswa Praktek Kerja Lapangan di gudang Farmasi

1. Orientasi tata letak barang-barang di gudang.


28

2. Mempelajari protap yang berlaku di gudang farmasi.

3. Mempelajari sistem perencanaan, pengadaan, pendistribusian, dan

penyimpanan perbekalan farmasi.

4. Melayani penerimaan barang dari PBF.

5. Melakukan penyimpanan yaitu dengan menyimpan obat atau alat

kesehatan sesuai dengan tata letaknya.

6. Mencatat keluar masuknya barang dalam kartu stock barang.

7. Merapikan dan mencatat jumlah obat, alat kesehatan, perbekalan

farmasi lainnya sehingga dapat mengetahui persediaan obat yang

telah habis atau menipis agar dapat digunakan untuk membantu

alat perbekalan farmasi lainnya.

III. Distribusi Farmasi

Instalasi Farmasi Gudang


mencatat obat menurunkan
yang persediaan obat sesuai
di Instalasi permintaan
Farmasinya Instalasi
hampir habis Farmasi

Pemberian
obat
kepada
pasien
29

Distribusi Farmasi dilakukan setiap pagi yaitu Instalasi Farmasi mencatat

persediaan obat yang hampir habis kemudian diserahkan ke gudang dari

gudang menurunkan obat sesuai permintaan Instalasi Farmasi setelah obat

sampai ke Instalasi Farmasi obat diserahkan kepada pasien sesuai

permintaan pasien.

a. Tujuan para siswa melakukan Praktek Kerja Lapangan di instalasi

farmasi rumah sakit :

1. Agar para siswa mengetahui sistem distribusi obat

2. Agar para siswa dapat memahami sistem pemberian obat kepada

pasien rawat inap dan rawat jalan berdasarkan resep yang telah

ditulis oleh dokter.

3. Para siswa mengetahui atur pemberian obat sampai ke tangan pasien.

4. Agar para siswa mampu memberikan informasi langsung kepada

pasien tentang obat yang diberikan (khasiat, dosis, efek samping dan

cara pemakaian obat atau alkes)

4.2 Permasalahan

a) kesalahan pelayanan obat

b) perhitungan resep resep sirup jadi puyer, puyer jadikan sirup

B. Pembahasan permasalahan

A. Kesalahan pelayanan obat (medication error) menurut National

Coordinating Council Medication Error Repoting and Prevention


30

(NCCMERP) yaitu setiap kejadian yang dapat dihindari yang menyebabkan

atau berakibat pada pelayanan obat yang tidak tepat atau membahakan

pasien sementara obat berada dalam pengawasan tenaga kesehatan atau

pasien.

Medication error dapat dapat terjadi dimana saja dalam rantai

pelayanan obat kepada pasien, mulai dari industri, dalam perpesanan,

pembacaan resep, peracikan, penyerahan, dan monitoring pasien. Di dalam

setiap mata rantai ada beberapa tindakan, setiap tindakan mempunyai

potensi sebagai sumber kesalahan. Setiap tenaga kesehatan dalam mata

rantai ini dapat memberikan kontribusi terhadap kesalahan (Cohen, 1999).

Jenis kesalahan yang sering terjadi antara lain :

a. Penerimaan resep

- Tidak dicantumkan umur pasien

- Tidak dicantumkan berat badan pasien

- Kesalahan dalam menuliskan aturan pakai

- menyingkat nama obat dengan singkatan yang tidak lazim

- kelebihan dosis

- Adanya interaksi obat dalam resep

b. Peracikan
31

- Kesalahan dalam pengambilan obat

- Kesalahan dalam penghitungan jumlah obat

- Kesalahan dalam membagi puyer

- Kekeliruan nama pasien

c. Penyerahan obat

- Kesalahan nama pasien

- Tidak memberitahau efek lain

- Tidak mengingatkan efek samping

Kesalahan pelayanan obat juga pernah terjadi di Instalasi Farmasi

Rumah Sakit Umum Daerah Cilacap. Pada Instalasi Farmasi kesalahan yang

dapat diamati pada pnerimaan resep yaitu kesalahan peresepan yang

dilakukan oleh dokter dalam penulisan resep tidak dicantumkannya berat

badan pasien. Sering kali pada resep hanay disebutkan anak, perhitunagn

dosis pada anak didasarkan pada berat badan yang kurus dan gemuk tentu

berbeda dalam berat badan, pelayanan resep seperti ini dapat menyebabkan

dosis yang tidak tepat. Pada bagian peracikan kesalahan yang terjadi

diantaranya kesalahan pengambilan obat, kesalahan perhitungan jumlah obat,

pembagian puyer atau kapsul yang dapat menyebabkan kekurangan atau

kelebiahn dosis.
32

Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Cilacap memiliki sistem

pencegahan dan perbaikan kesalahan pelayanan resep diantaranya resep di

cek kelengkapannya, untuk resep yang tidak jelas ditanyakan ke dokter

penulis resep. Farmasis melakukan asesmen pasien dengan dengan menggali

keterangan berupa nama, usia, berat badan, apakah sedang hamil atau tidak,

riwayat alergi, riwayat penyakit dan kontrasepsi yang dipakai bila ada.

Apabila terjadi kesalahan dalam peracikan maka dilakukan diskusi antara

Farmasis, asisten farmasis dan petugas lain, dijelaskan mengenai kesalahan

yang terjadi. Bila terjadi kesalahan dan obat telah diserahkan pada pasien

maka asisten farmasis melaporkan kepada farmasis, dan langsung

menghubungi pasien dan menjelaskan mengenai kesalahan dan menukar obat

dengan obat yang sesuai. Penyerahan kepada pasien dengan mencocokkan

nomor penerimaan dan nama pasien. Pelaporan kesalahan di instalasi Rumah

Sakit Umum Daerah Cilacap terstruktur dengan baik yang dapat kita lihat dari

adanya managemen sistem pelaporan yang baik, pencatatan kesalahan pada

buku permasalahan disertai dengan penyelesaian masalah.

Kesalahan dalam peracikan seperti yang dilakukan anatara obat rifampisin,

isoniazid dan vitamin B6, kesalahan ini fatal sekali karena jika vitamin B6

dicampur dengan rifampisin akan menimbulkan efek seperti alergi atau

ganguan lainnya, efek ini sangat berbahaya, tetapi kalau isoniazid dicampur

dengan rifampisan atau obat TBC lainnya tidak berpengaruh dan tidak

menimbulkan efek hanya didasari oleh permintaan dokter, ketika dokter

meresepkan untuk mencampur obat TBC maka obat boleh dicampur karena
33

yang tau kondisi dari seorang pasien adalah dokter. ini hanya terjadi karena

salahnya komunikasi antara asisten apoteker dengan pembuat racikan .

2) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

KABUPATEN CILACAP

Cilacap, 30/8-2013

R/ Cefat 150 mg

Mf pulv dtd no xx

S. 2 dd 1 p

Di resep itu diminta sediian puyer dijadikan sirup

Jawab :- . pertama kita mencari sediaan yang ada disirup yaitu 150 mg/5 ml

Dosis 1x pakai : 150 mg

Dosis 1 hari : 150 x 2 = 300 mg

Perhitungan : 150x 20 = 3000 mg=3 gram : 500 mg = 6 tablet

Di konversikan : 150 mg x 3000 mg

5 ml x

: 100 ml
34

Jadi gerus 6 tablet cefadrozil yang sediaanya 500 mg ,lalu tambahkan 100

ml air

Pemakaiannya = dua kali sehari sendok makan dan di habiskan .

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

KABUPATEN CILACAP

Cilacap, 30 / 8 /2013

R/ thiamfenicol 250 mg/5 ml

S 3 dd cth

Resep diatas diminta untuk menjadikan sirup kedalam sediaan puyer

1 botol thiamfenicol mengandung 250 mg / 5 ml dalam 60 ml

Pemakaian = 3x1 cth : 15 ml

habis berapa hari : 60 ml/ 15 ml = 4 hari x 3 = 12 bungkus


35

BAB V

KESIMPULAN DAN PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pembelajaran di dunia kerja adalah suatu strategi yang member

peluang kepada peserta mengalami proses belajar melalui bekerja

langsung pada pekerjaan sesungguhnya. Dengan adanya PRAKERLIN

penulis dapat merasakan bagaimana plaksanaan praktek langsung di

lingkungan dunia kerja yang langsung di bimbing oleh pihak institusi

pasangan. Bahkan kami dapat mengukur sejauh mana penguasaan ilmu

yang di dapat di sekolah.

Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari praktek kerja lapangan

di Rumah Sakit Umum Daerah Cilacap :

1. Pelaksanan Praktek Kerja Lapangan di Rumah Sakit Umum

Daerah Cilacap telah memberikan banyak manfaat bagi siswa

guna meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan di dalam

pengelolaan farmasi rumah sakit sehingga dapat mengetahui

peran Asisten Apoteker dalam perbekalan farmasi .

2. Perencanaan pengadaan perbekalan farmasi di Rumah Sakit

Umum Daerah Cilacap menggunakan metode komsumsi .

35
36

3. Pelaksanaan pengadaan perbekalan farmasi di Rumah Sakit

Umum Daerah Cilacap dilakukan oleh panitia pengadaan

dengan menggunakan metode pembelian langsung .

4. Penyimpan perbekalan farmasi di Rumah Sakit menggunakan

system fix position location sedangkan pengeturan obatnya

menggunakan system FIFO dan FEFO.

5. Pelayanan obat di rumah sakit menggunakan sisitem pelayanan

satu pintu, dimana pelayanan resep hanya dilayani Apotek

Rumah Sakit.

6. Pelayanan obat dan alat kesehatan di Rumah Sakit

menggunakan sisitem distribusi obat yang meliputi system

individual prescription

5.2 Saran

 Bagi peserta didik

Banyak nilai positif yang kami dapat seperti:

 Rasa kebersamaan antara teman

 Melatih kita untuk siap bekerja

 Melatih rasa tanggung jawab

 Melatih kedisiplinan waktu

 Melatih kita percaya diri

 Melatih kita untuk siap menghadapi masalah yang ada

Dan janganlah mencoba untuk melakukan hal yang belum ada izin

dari lahan praktek ataupun siapapun, karena dapat membuat kita


37

terkena masalah. Oleh karena itu sebaiknya kita harus melaksanakan

PRAKERLIN ini dengan sebaik-baiknya.

 Bagi sekolah

 Sekolah lebih ketat dalam pengawasan selama peserta berada di lahan

PRAKERLIN.

 Pembimbingan PRAKERLIN lebih sering untuk dilakukan.

 Pendekatan kepada peserta PRAKERLIN.

 Sekolah lebih ketat dalam memantau peserta selama di lahan

PRAKERLIN

 Sekolah lebih sering dalam berkomunikasi dengan peserta di lahan

PRAKERLIN

 Bagi lahan prakek

Sebaiknya lahan praktek perlu meningkatkan penelitian terhadap

pengecekan rutin obat yang sudah kadaluarsa, menyiapkan tempat

peracikan obat yang agak luas sedikit, melakukan pengecekan terhadap

timbangan dan seharusnya mempunyaai timbangan barang mg karena di

rumah sakit masih menggunakan timbangan (g) dan (mg) yang dicampur

menjadi 1, juga sebaiknya mempunyai tempat ruang tunggu supaya seles-

seles tidak menggangu dalam pengambilan obat.

Anda mungkin juga menyukai