J - TSM Pemeliharaan Engine Management System - Ems PDF
J - TSM Pemeliharaan Engine Management System - Ems PDF
KOMPETENSI KEAHLIAN
TEKNIK SEPEDA MOTOR
TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
DAN PENGEMBANGAN SOAL
KELOMPOK KOMPETENSI J
PROFESIONAL:
PEMELIHARAAN ENGINE MANAGEMENT SYSTEM (EMS)
SEPEDA MOTOR
Penulis:
Drs. Agus wahyudi, M.Eng ; 08125253825; wahyudiagus2@gmail.com
Penelaah:
Drs. Sukma Tjatur W., M.M.
PEDAGOGIK:
TINDAKAN REFLEKTIF UNTUK PENINGKATAN KUALITAS
PEMBELAJARAN
Penulis:
Dr. Muljo Rahardjo; 08123306593; muljorahardjo@yahoo.com
Penelaah:
Prof. Gunadi; gunadi.hs@um.ac.id
Drs. Suryanto, M.Pd.
Copyright © 2017
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Kata Sambutan
Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci
keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten
membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan
pendidikan yang berkualitas dan berkarakter prima. Hal tersebut menjadikan guru
sebagai komponen yang menjadi fokus perhatian Pemerintah maupun pemerintah
daerah dalam peningkatan mutu pendidikan terutama menyangkut kompetensi
guru.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala
limpahan rahmat dan karunianya sehingga Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Otomotif dan
Elektronika (PPPPTK BOE) Malang dapat menyelesaikan revisi modul ini dengan
baik. Revisi modul ini merupakan penyempurnaan dari modul Guru Pembelajar
yang telah disusun pada tahun 2016. Fokus revisi terletak pada pengintegrasian
Penguatan Pendidikan Karakter dan pengembangan soal.
KOMPETENSI KEAHLIAN
TEKNIK SEPEDA MOTOR
TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
DAN PENGEMBANGAN SOAL
KELOMPOK KOMPETENSI J
PROFESIONAL:
PEMELIHARAAN ENGINE MANAGEMENT SYSTEM (EMS)
SEPEDA MOTOR
Penulis:
Drs. Agus wahyudi, M.Eng ; 08125253825; wahyudiagus2@gmail.com
Penelaah:
Drs. Sukma Tjatur W., M.M.
Copyright © 2017
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Daftar Isi
Hal
Kata Sambutan.................................................................................................. iii
Kata Pengantar .................................................................................................. v
Daftar Gambar ................................................................................................... xi
Daftar Tabel ..................................................................................................... xiii
Pendahuluan ...................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................ 1
B. Tujuan Pembelajaran ...................................................................................... 4
C. Peta Kompetensi ............................................................................................. 5
D. Ruang Lingkup ................................................................................................ 9
E. Saran Cara Penggunaan Modul ...................................................................... 9
Kegiatan Pembelajaran 1 Sistem Pengaliran Bahan Bahan Bakar.............. 17
A. Tujuan ........................................................................................................... 17
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ................................................................. 17
C. Uraian Materi ................................................................................................ 17
D. Aktivitas Pembelajaran .................................................................................. 44
E. Latihan/ Kasus /Tugas................................................................................... 46
F. Rangkuman................................................................................................... 46
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ..................................................................... 48
Kegiatan Pembelajaran 2 Pemeriksaan Dan Perbaikan Komponen Sistem
Injeksi ............................................................................................................... 49
A. Tujuan ........................................................................................................... 49
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ................................................................. 49
C. Uraian Materi ................................................................................................ 49
D. Aktivitas Pembelajaran ................................................................................ 131
E. Latihan/ Kasus /Tugas................................................................................. 135
F. Rangkuman................................................................................................. 135
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ................................................................... 136
Pengembangan Soal Hots ............................................................................. 138
Kunci Jawaban Latihan Soal......................................................................... 144
Daftar Gambar
Hal
Gambar 1. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka ............................................... 9
Gambar 2. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh ............................................. 11
Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In ............................... 13
Daftar Tabel
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Pelaksanaan diklat tersebut memerlukan modul sebagai salah satu sumber belajar
bagi peserta diklat. Modul merupakan bahan ajar yang dirancang untuk dapat
dipelajari secara mandiri oleh peserta diklat berisi materi, metode, batasan-
batasan, dan cara mengevaluasi yang disajikan secara sistematis dan menarik
untuk mencapai tingkatan kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat
kompleksitasnya
Lebih lanjut, dalam salah satu butir Nawacita Presiden Joko Widodo adalah
memperkuat pendidikan karakter bangsa dengan melakukan Gerakan Nasional
Revolusi Mental (GNRM) yang akan diterapkan di seluruh sendi kehidupan
berbangsa dan bernegara, termasuk di dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu,
Pendidikan karakter perlu digaungkan dan diperkuat menjadi gerakan nasional
pendidikan karakter bangsa melalui program nasional Penguatan Pendidikan
Karakter (PPK) dalam lembaga pendidikan, melalui harmonisasi olah hati (etik),
olah rasa (estetik), olah pikir (literasi), dan olah raga (kinestetik) dengan dukungan
pelibatan publik dan kerja sama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat yang
merupakan bagian dari GNRM. Bagian-bagian itu tidak boleh dipisahkan agar kita
dapat memajukan kesempurnaan hidup anak-anak kita.
Implementasi PPK dalam modul ini lebih ditekankan pada aktivitas pembelajaran
yang berupa pemaduan di dalam kelas berupa penambahan dan pengintensifan
kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada pengembangan karakter siswa. Dalam
rangka mendukung kebijakan gerakan PPK, modul ini mengintegrasikan lima nilai
utama karakter bangsa, yaitu: religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan
integritas. Adapun sub nilai religius antara lain: cinta damai, toleransi, menghargai
perbedaan agama dan kepercayaan, teguh pendirian, percaya diri, kerja sama
antar pemeluk agama dan kepercayaan, antibuli dan kekerasan, persahabatan,
ketulusan, tidak memaksakan kehendak, mencintai lingkungan, melindungi yang
kecil dan tersisih. Sedangkan sub nilai nasionalis meliputi: apresiasi budaya
bangsa sendiri, menjaga kekayaan budaya bangsa, rela berkorban, unggul, dan
berprestasi, cinta tanah air, menjaga lingkungan, taat hukum, disiplin,
menghormati keragaman budaya, suku, dan agama. Sub nilai mandiri antara lain:
etos kerja (kerja keras), tangguh tahan banting, daya juang, profesional, kreatif,
keberanian, dan menjadi pembelajar sepanjang hayat. Sub nilai gotong royong
antara lain: menghargai, kerja sama, inklusif, komitmen atas keputusan bersama,
musyawarah mufakat, tolong menolong, solidaritas, empati, anti diskriminasi, anti
kekerasan, dan sikap kerelawanan.
Terakhir, sub nilai integritas meliputi: kejujuran, cinta pada kebenaran, setia,
komitmen moral, anti korupsi, keadilan, tanggung jawab, keteladanan, dan
menghargai martabat individu (terutama penyandang disabilitas).
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka modul ini ditulis dalam rangka
memfasilitasi para guru SMK untuk menjadi guru pembelajar sepanjang hayat dan
dapat meningkatkan kompetensi profesionalnya secara berkelanjutan.
Pada bagian pendahuluan modul diinformasikan tujuan secara umum yang harus
dicapai oleh guru setelah mengikuti diklat, Peta Kompetensi yang harus dikuasai
guru pada KK E, Ruang Lingkup, dan Cara Penggunaan Modul. Setelah guru
mempelajari modul ini diakhiri dengan Evaluasi untuk mengetahui pemahaman
profesional guru terhadap materi.
B. Tujuan Pembelajaran
Secara khusus buku modul ini memberikan pedoman atau panduan bagi guru dan
tenaga kependidikan dalam pengembangan keprofesian dalam bidang :
C. Peta Kompetensi
Standar
Kelompok
Kompetensi Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
kompetensi
Guru (SKG)
Perawatan Menelaah secara umum jenis mekanisme katup
berkala Menyetel celah katup
mesin Menelaah secara umum sistem pelumasan
sepeda sesuai kebutuhan mesin
motor Mengganti saringan oli dan oli
Menelaah secara umum sistem pendinginan
Memeriksa kondisi sistem pendingin
A
Memeriksa kinerja tutup radiator
Menelaah prinsip kerja sistem bahan bakar
Menyetel campuran bahan bakar dan udara
pada karburator
Menyetel putaran stasioner mesin sesuai
spesifikasi
Menelaah emisi gas buang.
Mengukur emisi gas buang
Perawatan Menelaah baterai
berkala sis Memeriksa sistem lampu penerangan
B tem kelistrikan Memeriksa sistem tanda
penerangan & Memeriksa sistem electric starter
Melakukan perbaikan ringan sistem kelistrikan
Standar
Kelompok
Kompetensi Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
kompetensi
Guru (SKG)
sistem tanda
sepeda motor
Perawatan Menelaah secara umum sistem rem
berkala Memeriksa minyak rem
chasis dan Menyetel clearance tuas rem
C sistem Menelaah secara umum prinsip kerja sistem
pemindah kopling
tenaga step1 Menyetel kerengangan kopling
Mendiskripsikan sistem kemudi dan suspensi
Merawat sistem kemudi dan suspense
Perawatan Menelaah Roda
berkala chasis Menelaah rantai penggerak roda
D dan sistem Menyetel rantai penggerak roda belakang
pemindah Mendiskripsikan secara umum prinsip kerja
tenaga step2 transmisi atomatis
Memeriksa komponen sistem transmisi otomatis
Perawatan • Mendiskripsikan sistem pengaliran bahan
berkala bakar EMS
sistem engine • Mendiskripsikan sistem control kelistrikan
E managemant secara umum
system • Memeriksa komponen sistem pengaliran
sepeda motor bahan bakar
• Memeriksa komponen sistem pengapian
Perbaikan Menelaah Konstruksi kepala silinder
Mesin Mendiagnosa kerusakan yang terjadi pada
Sepedamotor kepala silinder
F
step 1 Mendiagnosa kerusakan mekanisme katup
Menyekeur katup.
Menelaah konstruksi blok silinder
Mendiagnosa kerusakan blok silinder
Standar
Kelompok
Kompetensi Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
kompetensi
Guru (SKG)
Memperbaiki kerusakan pada blok silinder
Menelaah konstruksi piston
Mendiagnosa kerusakan piston
Memperbaiki kerusakan pada piston
Menelaah sistem pelumasan
Mendiagnosa kerusakan sistem pelumasan
Memperbaiki kerusakan pada sistem
pelumasan
Perbaikan Menelaah sistem pendingin
Mesin Mendiagnosa kerusakan pada sistem pendingin
Sepedamotor Memperbaiki kerusakan pada sistem pendingin
step 2 Menelaah sistem aliran bahan bakar karburator
G Mendiagnosa kerusakan yang terjadi pada
karburator
Memperbaiki gangguan pada karburator
Menelaah sistem pengapian.
Mendiagnosa kerusakan sistem pengapian
Memperbaiki kerusakan pada sistem pengapian
Perbaikan Menelaah sistem penerangan.
sistem Menelaah sistem sinyal (tanda)
kelistrikan Mendiagnosa kerusakan pada sistem
Sepedamotor penerangan.
Mendiagnosa kerusakan pada sistem sinyal
H (tanda)
Memperbaiki kerusakan yang terjadi pada
sistem penerangan
Memperbaiki kerusakan yang terjadi pada
sistem sinyal (tanda)
Memperbaiki kerusakan yang terjadi pada
sistem penerangan
Standar
Kelompok
Kompetensi Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
kompetensi
Guru (SKG)
Menelaah sistem pengisian
Mendiagnosa sistem pengisian
Memperbaiki kerusakan pada sistem pengisian
Menelaah sistem starter elektrik
Mendiagnosa sistem starter elektrik
Memperbaiki kerusakan pada starter elektrik
Perbaikan Menelaah sistem suspensi
chasis dan Mendiagnosa kerusakan pada sistem suspensi
SPT Memperbaiki kerusakan pada sistem suspensi
Sepedamotor Menelaah sistem rem konvensional dan rem
ABS
Mendiagnosa kerusakan rem konvensional
Mendiagnosa kerusakan rem ABS
Memperbaiki kerusakan sistem rem
I
konvensional Memperbaiki kerusakan sistem
rem ABS
Menelaah sistem kopling
Mendiagnosa kerusakan pada sistem kopling
Memperbaiki kerusakan sistem kopling
Menelaah sistem transmisi
Mendiagnosa kerusakan komponen sistem
transmisi
memperbaiki kerusakan transmisi manual
Pemeliharaan • Menelaah sistem injeksi bensin
EMS (engine • Mendiagnosa kerusakan pada sistem
J
Management injeksi bahan bakar bensin
System) • Memperbaiki kerusakan pada sistem
sepedamotor injeksi bahan bakar bensin
D. Ruang Lingkup
oleh unit pelaksana teknis dilingkungan ditjen. GTK maupun lembaga diklat
lainnya. Kegiatan tatap muka penuh ini dilaksanan secara terstruktur pada suatu
waktu yang di pandu oleh fasilitator.
a. Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat
untuk mempelajari :
b. Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi Pemeliharaan EMS
(Engine Management System) sepedamotor, fasilitator memberi kesempatan
kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan secara
singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta
dapat mempelajari materi secara individual maupun berkelompok dan dapat
mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.
Pada aktivitas pembelajaran materi ini juga peserta secara aktif menggali
informasi, mengumpulkan dan mengolah data sampai pada peserta dapat
membuat kesimpulan kegiatan pembelajaran.
e. Refleksi
pada bagian ini peserta dan penyaji me-review atau melakukan refleksi materi
berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran, kemudian didampingi oleh panitia
menginformasikan tes akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang
dinyatakan layak tes akhir.
2). Secara umum, kegiatan pembelajaran diklat tatap muka In-On-In tergambar
pada alur berikut ini.
Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model In-On-In dapat dijelaskan sebagai
berikut,
a. Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan disampaikan bertepatan pada saat pelaksanaan In
service learning 1 fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat untuk
mempelajari :
Pada aktivitas pembelajaran materi ini peserta secara aktif menggali informasi,
mengumpulkan dan mempersiapkan rencana pembelajaran pada on the job
learning.
Pada aktivitas pembelajaran materi pada ON, peserta secara aktif menggali
informasi, mengumpulkan dan mengolah data dengan melakukan pekerjaan dan
menyelesaikan tagihan pada on the job learning.
e. Refleksi
Pada bagian ini peserta dan penyaji me-review atau melakukan refleksi materi
berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran, kemudian didampingi oleh panitia
menginformasikan tes akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang
dinyatakan layak tes akhir.
E. 2. Lembar Kerja
Modul pembinaan karir guru kelompok komptetansi Pemeliharaan EMS (Engine
Management System) sepedamotor, teridiri dari beberapa kegiatan pembelajaran
yang didalamnya terdapat aktivitas-aktivitas pembelajaran sebagai pendalaman
dan penguatan pemahaman materi yang dipelajari.
Modul ini mempersiapkan lembar kerja yang nantinya akan dikerjakan oleh
peserta, lembar kerja tersebut dapat terlihat pada table berikut.
Kode
No Nama LK Keterangan
LK
1. LK.01. Menelaah sistem injeksi bensin TM, IN 1
2. LK.02. Mendiagnosa kerusakan pada sistem injeksi TM, ON
bahan bakar bensin
3. LK.03. Memperbaiki kerusakan pada sistem injeksi TM, ON 1
bensin
4. LK.04. Identifikasi throuble code pada sistem EMS ON
sepeda motor
5. LK.05. Pegembangan soal HOTS ON
Keterangan.
TM : Digunakan pada Tatap Muka Penuh
IN1 : Digunakan pada In service learning 1
ON : Digunakan pada on the job learning
Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal, dalam menggunakan modul ini
maka langkah-langkah yang perlu dilaksanakan antara lain :
1. Bacalah dan pahami dengan seksama uraian-uraian materi yang ada pada
masing-masing kegiatan belajar.
2. Kerjakan setiap tugas formatif (soal latihan) untuk mengetahui seberapa besar
pemahaman kompetensi yang telah dimiliki terhadap materi-materi yang
dibahas dalam setiap kegiatan belajar.
3. Untuk kegiatan belajar praktik, perhatikanlah hal-hal berikut:
a. Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang berlaku.
b. Pahami setiap langkah kerja (prosedur praktikum) dengan baik.
c. Sebelum melaksanakan praktikum, identifikasi peralatan dan bahan yang
diperlukan dengan cermat.
d. Gunakan alat sesuai prosedur pemakaian yang benar.
Kegiatan Pembelajaran 1
Sistem Pengaliran Bahan Bahan Bakar
A. Tujuan
Melalui belajar mandiri dan diskusi peserta diklat mampu menjelaskan cara kerja
sistem pengaliran bahan bakar, komponen-komponennya serta cara
pemeriksaannya dengan baik dan benar dengan selalu memperhatikan unsur-
unsur K3 baik terhadap diri sendiri, alat, orang lain dan lingkungan sekitar.
C. Uraian Materi
Campuran bahan bakar yang masuk ke dalam ruang bakar mesin harus dalam
kondisi mudah terbakar, agar dapat menghasilkan efisiensi tenaga yang maksimal.
Campuran yang belum sempurna akan sulit terbakar bila tidak dalam bentuk gas
yang homogen. Bensin tidak dapat terbakar dengan sendirinya, harus dicampur
dengan udara dalam takaran yang tepat. Perbandingan campuran udara dan
bensin ini sangat mempengaruhi pemakaian bahan bakar.
Berat dari bagian udara dan bahan bakar. Bensin harus terbakar keseluruhannya
untuk dapat menghasilkan tenaga besar pada mesin dan meminimalkan tingkat
emisi gas buang dari mesin. Secara teori perbandingan udara dan bahan bakar
adalah 15 : 1 . Yaitu 15 untuk udara berbanding 1 untuk bensin.
Pada kondisi sebenarnya, mesin membutuhkan campuran udara dan besin dalam
perbandingan yang berbeda-beda, tergantung pada temperatur, kecepatan
putaran mesin, beban dan kondisi lainya. Di bawah ini diperlihatkan perbandingan
campuran udara dan bensin secara teoritis yang dibutuhkan mesin sesuai kondisi.
Prinsip kerja karburator sama dengan prinsip kerja semprotan serangga. Ketika
udara di tekan, maka cairan yang berada dalam tabung akan terisap dan bersama-
sama dengan udara terkarburasi keluar berupa gas, campuran udara dan bensin
masuk kedalam ruang bakar karena adanya hisapan (vacuum) yang dihasilkan
oleh langkah piston (langkah hisap).
Gambar di bawah ini adalah sistem injeksi dimana injector dan pompa bahan bakar
terpisah, yaitu bensin dipompa oleh fuel pump dengan tekanan tertentu memalui
saluran bensin masuk ke injector
Banyaknya bensin yang diseprotkan harus sebanding dengan jumlah udara yang
masuk ke dalam silinder. Semakin banyak udara yang mengalir masuk ke dalam
silinder, maka bensin harus semakin banyak di semprotkan. Semakin sedikit udara
yang masuk, maka volume bensin yang disemprotkan juga sedikit.
Single point injection system biasa di sebut jumlah throttle body injection (TBI)
sebuah injector terletak di throttle body pada intake, bensin disemprotkan
ditengah-tengah intake untuk menyuplai kebutuhan bahan bakar ke silinder
Multi point injection, system yang mempunyai injector pada setiap saluran untuk
menyuplai bensin pada masing-masing silinder. Bensin disemprotkan ke masing-
masing saluran pada intake valve. Oleh karena itu istilah multi point (lebih dari satu
lokasi/titik) fuel injection digunakan.
a. Indirect injection
b. Direct injection
Pada direct injection sistem bahan bakar diseprotkan langsung ke dalam ruang
bakar.
Secara prinsip pengaliran bahan bakar pada semua sistem injeksi bensin adalah
sama, dan bagian dari komponen tertentu dapat dipakai pada sistem injeksi yang
berbeda.
Keterangan
Sistematika pengaliran bahan bakar : Tangki bensin menuju filter hisap bensin,
pompa bensin, Pressure regulator kemudian kembali ke tangki bensin (Pada
pressure regulator mengatur tekanan yang masuk ke slang bensin secara konstan
menuju injektor).
Keterangan
6. Fuel Injector
7. Throttle body
Konstruksi tangki sedikit agak berbeda dengan mesin karburator, tapi tangki mesin
karburator masih dapat dipakai untuk sistem injeksi.
Pompa bensin listrik ditempatkan dalam tangki supaya dalam tangki ada tekanan
maka dipasang sebuah katup ventilasi yang terdapat pada tutup tangki, untuk
mencegah terjadinya kevakuman pada ruang tangki, karena karakter pompa tidak
mampu menghisap bahan bakar jika diruang tangki terjadi kevakuman.
Catatan : bensin harus tetap penuh pada ruang pompa, hal ini karena bensin
berfungsi sebagai pelumas dan pendingin pompa oleh sebab itu sepeda motor
dengan sistem injeksi bensin tidak boleh tangki dalam keadaan kosong.
Fuel Pressure regulator berfungsi untuk mengatur tekanan bahan bakar yang
menuju injektor agar selalu konstan ( sebesar 294 KPa atau ± 3 bar).
Tekanan bahan
bakar harus
dipertahankan
agar bahan bakar
masih tetap
berbentuk cair
pada waktu
motor panas
(lihat grafik ! )
Contoh :
Bensin dengan
tekanan 2 bar,
masih berbentuk
cair pada suhu
Gambar 1. 13. Diagram sifat bensin 120 c
Jadi pada tekanan sistem, ketika mesin mati / pompa bahan bakar tidak aktif,
tekanan bahan bakar harus dipertahankan minimun 2 bar.
Untuk menyaring kotoran kasar yang ada pada bensin, agar tidak merusak elemen
pompa.
1. Elemen kasa
2. Penahan kasa
Bila penahan kasa rusak, maka akan menyebabkan kasa menyumbat saluran
hisap bahan bakar.
Pembukaan katup injector diatur secara elektro magnetis oleh ECU (Electronic
Control Unit)
Gambar 1. 15 Injektor
6. Throttle Body
Selang bahan bakar untuk sistem injeksi dirancang khusus agar bisa mengaliran
bahan bakar yang bertekanan, sehingga selang tidak mudah bocor atau pecah
ketika digunakan
A. Pemeriksaan Injektor
Langkah kerja.
2. Lapaskan konektor terminal injektor (2P conector) dan konektor ECM (33P
conector)
Keterangan pengukuran
33P Conector Merah
massa keterangan
2P Conector muda/hijau
Merah
Ada Tidak ada baik
muda/hijau
9. Periksa / Ukur tegangan yang masuk pada injektor pada sisi wire harness.
CATATAN:
Sebelum melepaskan fuel feed hose slang penyaluran bahan bakar, buanglah
tekanan dari system dengan
Melepaskan quick connect fitting (peralatan pemasangan dengan cepat) pada fuel
pump.
Langkah-langkahnya;
1. Lepaskan fuel pump 5P connector (hitam).
2. Hidupkan mesin, dan biarkan berputar stasioner sampai mesin mati sendiri.
3. Putar kunci kontak ke “OFF”. Lepaskan kabel negatif baterai dulu, lalu
lepaskan kabel positif.
4. Periksa fuel quick connect fitting terhadap kotoran, dan bersihkan bila perlu.
Letakkan handuk bengkel bersih diatas quick connect Fitting.
5. Tariklah penutup karet. Pegang connector dengan satu tangan dan pencet
retainer tabs (lidah penahan) dengan tangan yang lain untuk melepaskannya
dari locking pawls (penahan pengunci). Tarik lepas connector.
Catatan:
1. Cegahlah agar sisa bahan bakar didalam fuel feed hose (slang saluran bahan
bakar) tidak keluar dengan handuk bengkel.
4. Jika connector tidak bergerak, tekan retainer (alat penahan) tabs terus ke
dalam, dan secara bergantian tarik dan tekan connector sampai ia terlepas
dengan mudah.
2. Jika retainer perlu diganti, pakailah retainer buatan pabrik yang sama seperti
yang telah dilepaskan (masing-masing pabrik pembuat mempunyai spesifikasi
yang berbeda).
Bersihkan daerah disekitar fuel hose joint (penyambung slang bahan bakar).
Masukkan sebuah retainer baru ke dalam connector joint (penyambung connector)
dengan menempatkan kedua hooks (kaitan) dari retainer dengan kedua lubang
pada conector joint.
CATATAN:
Jangan menekuk atau memelintir fuel feed hose. Bersihkan disekitar pipe.
Letakkan karet dengan tepat. Tepatkan quick connect fitting dengan pipe dan
tepatkan retainer loocking pawls yang baru dengan alur-alur pada connector.
Kemudian tekan quick connect fitting pada pipe sampai kedua retainer pawls
mengunci dengan sebuah “KLIK”.
Jika sulit disambungkan, tetesi sejumlah kecil oli mesin pada pipe end
CATATAN:
Ketika memasang quick connect fitting pada sisi injector dari fuel feed pipe,
tepatkan tabs antara connector damper dan retainer
Pasang dan kencangkan kedua sekrup khusus dengan torsi yang ditentukan.
TORSI : 4,2 N.m (0,4 kgf.m, 3 lbf.ft)
Pasang dan kencangkan baut pemasangan tangki bahan bakar dengan erat.
LANGKAH KERJA
a. fuel pump)
Setelah pemeriksaan, lepaskan fuel pressure gauge dan pressure gauge set dari
fuel pump kemudian lan
Jika tekanan bahan bakar lebih tinggi dari pada yang ditentukan.
Ganti rakitan pompa bahan bakar.
Jika tekanan bahan bakar lebih rendah dari pada yang ditentukan,
Periksa sebagai berikut :
b. Kebocoran pada saluran bahan bakar.
LANGKAH KERJA
CATATAN:
CATATAN:
Fuel pump beroperasi selama 2 detik, jalankan 5 kali sehingga jumlah waktu
pengukuran 10 detik.
Jumlah aliran bahan bakar :
13,9 cm3 (0,47 US oz, 0,49 Imp oz) minimum/10 detik pada 12 V, jika aliran bahan
bakar kurang dari pada yang ditentukan, periksalah sebagai berikut:
1. Fuel pump
LANGKAH KERJA
Putar kunci kontak ke “ON” dan pastikan bahwa fuel pump beroperasi selama
beberapa detik.
3. ECM
PELEPASAN
CATATAN:
CATATAN :
Lepaskan fuel pump sementara berhati-hati untuk tidak merusak fuel level sensor
float arm.
Cara Pemeriksaan
PEMASANGAN
CATATAN :
D. Aktivitas Pembelajaran
1. Diskusi Materi
Pada saat mempelajari materi, baca uraian materi sampai tuntas dengan teliti,
kritis, dan rasa ingin tahu yang tinggi dan buatlah rangkuman dengan kreatif dalam
bentuk peta pikiran (mindmap) secara mandiri kemudian diskusikan dalam
kelompok. Baca juga buku Panduan Penilaian untuk Pendidikan Menengah
Kejuruan, Kemendikbud. Selanjutnya, perwakilan kelompok bekerjasama
mempresentasikan hasil diskusi kelompok dan anggota kelompok lain
menghargai, memperhatikan dan menanggapinya secara aktif.
2. Lembar Kerja
Prosedur kerja :
Hasil
No Nama Komponen Pemeriksaan Kesimpulan
Pemeriksaan
1 • Tangki bensin - Kebocoran
• Tutup tangki - Karet, pengunci
2 Pompa bensin - Tegangan masuk
- Tekanan bahan bakar
- Debit bahan bakar
selama 10 detik
3 Filter bensin - Kebersihan filter
- Keutuhan filter
4 Regulator / FPR Kerapatan :
- Sambungan/dudukan
- Katup (tes kebororan)
5 Selang bensin - Kondisi selang
- Kondisi Quick connect
fitting
6 Injektor - Tegangan masuk
injektor
- Sinyal masa/ impuls
injeksi
- Tahanan injektor
- Bentuk pengabutan
F. Rangkuman
Campuran yang belum sempurna akan sulit terbakar bila tidak dalam bentuk gas
yang homogen. Bensin tidak dapat terbakar dengan sendirinya, harus dicampur
dengan udara dalam takaran yang tepat. Perbandingan campuran udara dan
bensin ini sangat mempengaruhi pemakaian bahan bakar.
2. Distribusi bahan bakar yang lebih baik (campuran udara bahan bakar disuplai
dengan jumlah yang sesuai ke silinder).
3. Putaran stationer lebih lembut (campuran bahan bakar dan udara yang kurus
tidak menjadikan putaran mesin kasar oleh karena disribusi bahan bakar lebih
baik dan kecepatan atomisasi yang rendah).
4. Irit (efisiensi tinggi oleh karena takaran campuran bahan bakar yang lebih tepat,
atomisasi, distribusi dan adanya sistem pemutus bahan bakar).
5. Emisi gas buang rendah (ketepatan takaran campuran udara dan bahan bakar
yang menjadikan sempurnanya pembakaran dapat mengurangi emisi gas
buang).
6. Lebih baik saat dioperasikan pada seuai kondisi temperatur (adanya sensor
yang mendeteksi temperatur menjadikan pengontrolan penginjeksian lebih
baik).
8. Secara prinsip pengaliran bahan bakar pada semua sistem injeksi bensin
adalah sama, dan bagian dari komponen tertentu dapat dipakai pada sistem
injeksi yang berbeda.
Sistematika pengaliran bahan bakar : Tangki bensin Filter hisap bensin pompa
bensin menuju Pressure regulator kemudian kembali ke tangki bensin (Pada
pressure regulator mengatur tekanan yang masuk ke slang bensin secara konstan
menuju injektor).
Komponen sistem pengaliran bahan bakar adalah sebagai berikut
1. Fuel Tank (Tangki bahan bakar)
Berfungsi sebagai penampung bahan bakar dan rumah pompa bahan bakar.
2. Electric Fuel Pump (Pompa bensin listrik)
Berfungsi memompa bahan bakar dengan tekanan tertentu menuju injector.
3. Fuel pressure regulator (Pengatur tekanan bahan bakar)
Berfungsi untuk membatasi tekanan aliran bahan bakar yang mengalir menuju
injektor
4. Fuel suction filter (Saringan hisap bahan bakar)
Berfungsi untuk menyaring bahan bakar yang akan masuk keinjektor
5. Fuel feed Hose (Slang suplai bahan bakar)
No Pernyataan Ya Tidak
1 Saya dapat menjelaskan fungsi sistem pengaliran bahan
bakar
2 Saya dapat menjelaskan keuntungan sistem injeksi bahan
bakar
3 Saya dapat menjelaskan nama komponen sistem
pengaliran bahan bakar
4 Saya dapat menjelaskan fungsi komponen sistem
pengaliran bahan bakar
5 Saya dapat menjelaskan bagan aliran sistem bahan bakar
6 Saya dapat memeriksa komponen aliran sistem bahan
bakar
7 Saya dapat mendiagnosa gangguan yang terjadi pada
komponen aliran sistem bahan bakar
8 Saya dapat memeriksa sinyal masa injektor dengan LED
Kegiatan Pembelajaran 2
Pemeriksaan Dan Perbaikan Komponen Sistem
Injeksi
A. Tujuan
Melalui belajar mandiri dan diskusi kelompok peserta diklat mampu memeriksa
kinerja komponen serta memperbaiki gangguan pada EMS sepedamotor dengan
memperhatikan nilai-nilai PPK yang sesuai dalam setiap kegiatan .
C. Uraian Materi
Prinsip kerja Engine Management System pada sepeda motor bekerja seperti
sebuah perangkat computer yang di gunakan dikantor kantor atau keperluan yang
lain, yaitu terdiri dari inputan data, kemudian data inputan diproses di dalam
Central Prosessor Unit (CPU) dan akhirnya menhasilkan data output.
Pada materi sesi ini akan dibahas ketiga blok dalam bagan diatas, yaitu :
1. Data input
Seperti telah diuraikan sebelumnya, data inputan berasal dari sensor, yaitu antara
lain :
Nama Bagian
1. Magnet permanen 4. Inti besi
2. Konektor 5. Kumparan
3. Dudukan sensor 6. Tonjolan (gigi) Pembangkit pulsa
Keterangan
Untuk mengetahui putaran diperlukan sebuah impuls sensor induktif gigi dalam
roda gigi diporos engkol dimana ada gigi tertentu yang mempunyai jarak berbeda
dengan gigi lainnya hal ini dimaksudkan agar diperoleh sinyal perubahan medan
magnet berupa tegangan induksi bolak-balik, tegangan yang dihasilkan yang akan
dikirim ke prosessor (ECU).
Ketika Pick Up Coil dilewati “gigi” pick up rotor setiap sudut 30o,arus AC
terkirim ke ECU. Pada sudut 60o, terjadi jeda signal listrik yang dikirim ke
ECU (suplai listrik terhenti sesaat). Sehingga ECU dapat memantau setiap
posisi Crank Shaft dengan akurat.
Pada saat kemiringan tertentu, pemotong sinyal hall menutup garis gaya
magnet yang menembus IC hall, maka IC Hall tidak mengirimkan tegangan
hall ke ECM, system injeksi dimatikan.
55O + 50 55O + 50
Centrifugal force
Weight
Weight
Kemiringan yang dibaca oleh sensor kemiringan adalah ketika sepeda motor
dalam posisi roboh, bukan ketika sepedamotor dalam keadaan berjalan (contoh
ketika posisi belok).
Posisi pendulum dipasang sedemikian rupa sehingga terkait dengan posisi IC hall
yang dipasang berpasangan dengan pendulum itulah sebabnya perubahan sinyal
yang dikirim ke ECU disebut dengan Hall effect. Cara kerja terjadinya hall effect
adalah sebagai berikut : ketika IC Hall berada ditengah medan magnet (tertembus
garis gaya medan magnet) maka IC akan menghasilkan tegangan yang di sebut
tegangan hall, seperti terlihat pada gambar di bawah.
Tegangan Hall yang dihasilkan akan berubah jika diantara IC Hall dan Magnet
terhalang komponen lain (dalam hal ini yang menghalangi adalah pendulum)
karena bentuk pola medan magnet juga akan berubah, seperti terlihat pada
gambar di bawah :
Ketika tuas pendulum belum menempati celah antara mangnet (no.2) dan IC Hall
(no.3), maka garis gaya medan magnet (garis merah) akan menembus IC Hall,
tegangan Hall akan akan berubah jika tuas pendulum menempati (menghalangi)
antara magnet dan IC Hall, hal itu terjadi karena arah medan magnet juga berubah
seperti terlihat pada gambar di bawah :
Perubahan tegangan tersebut akan di olah oleh ECU, kemudian ECU akan
berhenti mengirim tegangan ke injektor, ke coil pengapian dan ke pompa bahan
bakar.
Dengan kata lain ketika posisi roboh makan injektor, coil pengapian dan pompa
bahan bakar akan dimatikan.
Hal ini dimaksudkan sebagai perangkat pengaman kendaraan jika terjadi hal
ang tidak di inginkan (kecelakaan) tidak terjadi kebakaran akibat tumbahan
bensin bertekanan dan pengapian yang menyala.
Lapaskan konektor terminal bank angel sensor (3P conector) dan konektor ECM
(33P conector)
Periksa kontinuitas terminal 3P conector pada bank angel sensor dengan massa
33P Conector
Hijau/jingga Kuning/merah Merah/biru massa
3P Conector
Hijau/jingga Ada - -
Kuning/merah - ada - Tidak ada
Merah/biru - - ada Tidak ada
Sensor ini terletak pada trottle body, yang terpasang secara menyatu sekaligus
dengan sensor temperatur udara masuk (IAT) dan sensor posisi trottle (TPS).
Yang berfungsi membaca (mendeteksi) besarnya tekanan udara di dalam intake
manifold
Sensor ini terletak di saluran masuk diantara katup masuk dan throttle. Di dalam
sensor ini terdapat sebuah membran tipis (tebal 25 mikro meter) yang akan
menghasilkan tegangan yang berbeda jika bentuknya berubah. Perubahan bentuk
membran tersebut disebabkan oleh perubahan tekanan di dalam saluran masuk
(intake manifold).
Sebelum memulai pemeriksaan, periksalah kembali kedipan MIL, jika MIL tidak
hidup atau berkedip, sistem dalam keadaan normal.
LANGKAH KERJA
Periksa kontinuitas antara wire hardness 5P koneknor (konektor unit sensor) dan
33P konektor (konektor ECM).
Periksa tegangan yang masuk ke MAP sensor dengan cara melepas konektor 5P,
kemudian putar kunci kontak pada posisi ON.
Sensor ini ditempat pada poros throttle yang berfungsi untuk mengetahui posisi
throttle. Sensor ini berupa potensio meter, yang nilai tahanannya berubah sesuai
dengan posisi throttle.
Terjadi perubahan nilai tegangan bila nilai tahanan berubah, sinyal yang menuju
ECM berupa tegangan variabel.
Pemeriksaan Sensor Posisi Katup Gas Atau Throtle Position Sensor (TPS)
LANGKAH KERJA
Lepaskan Konektor pada ECM (33P conector) dan konektor pada Unit sensor
throtle bodi (5P conector)
Periksa tegangan antara konektor unit sensor throtle bodi (5P conector) pada sisi
wire harness dengan massa
Sensor ini ditempatkan pada saluran udara masuk, yang berfungsi mengukur
temperature udara yang masuk, berdasarkan perubahan nilai tahanan dari NTC.
Penghantar dingin
Penghantar yang tidak tergantung pada panas
Penghantar panas
1. Jika arus mengalir pada kumparan, maka sakelar utama akan menutup
2. Setelah beberapa saat tahanan PTC akan bertambah besar akibatnya arus
mengalir pada kumparan menjadi kecil sehingga saklar utama membuka
kembali.
Jika temperatur air pendingin semakin tinggi, tahanan NTC semakin kecil, kuat
arus yang mengalir semakin besar, temperatur bimetal semakin naik, muai
panjang semakin besar, maka simpangan jarum semakin besar atau dengan kata
lain sebanding antara besar arus yang mengalir dengan skala jarum dapat dipakai
sebagai penunjuk tinggi rendahnya temperatur.
LANGKAH KERJA
33P Konector
Abu-abu/ biru Massa Keterangan
5P Conector
Abu-abu/ biru ada Tidak ada
Periksa tegangan antara konektor unit sensor throtle bodi (5P conector) pada sisi
wire harness dengan massa
Sensor ini mempunyai bahan dan cara kerja yang sama dengan IAT sensor yaitu
berupa tahanan yang berubah nilai karena panas
Sensor temperature oli ini ditempatkan pada ruang kalter, dimana sensor ini
mengirim sinyal temperature oli mesin menuju ECU.
Sensor panas mesin akan memberikan signal kepada ECU. Disamping sensor
panas mesin ini berfungsi untuk mendeteksi suhu mesin yang selanjutnya akan
digunakan untuk mengatur waktu dan volume bahan bakar serta saat pengapian
2. PROSESSOR
Prosessor umumnya juga disebut Elektronic Control Unit (ECU) yang berfungsi
mengolah data berupa sinyal dari sensor, seperti wiring diagram dibawah ini :
Keterangan :
Keterangan :
RAM adalah suatu rangkaian di dalam ECU yang berfungsi untuk menerima dan
mengolah data yang masuk kemudian mengeluarkan kembali dalam bentuk
bilangan biner digit. ( ya dan tidak / 0 dan 1 ) secara kontinyu.
1. SRAM (Statische RAM) yang dapat menyimpan data input secara kontinyu dan
stabil.
ROM
I /O (Input/Out put)
Ialah rangkaian yang merubah sinyal analog ke digital atau sebaliknya, kemudian
memperkuat sinyal yang keluar.
CPU (mikrokontroler)
Mikrokontroler adalah sebuah bagian elemen dari fungsi umum CPU, yang
berfungsi mengelola data.
Adapun contoh pengolahan data oleh prosessor adalah seperti ilustrasi di bawah
ini :
Q = 180 l/min
Th
er n=
mi
EOT 800
U(idle)
Con = 12V
nect Pl : 0.75 g/cm3 Rumus
IAT =or
20o
ti=
C
Z=
EOT
4 K=
= 80o
mL(teo 125
ri):
ti = R R U U VL Q
A O (idle nK
SENSOR - SENSOR
Prinsip kerja
RAM mendapat data inputan dari sensor-sensor, kemudian data di masukkan ke
CPU sedangkan ROM juga memasukkan data-data hasil pemograman dari
manufacturer yang kemudian juga dimasukkan ke CPU, kedua data tadi di olah
oleh CPU menjadi sebuah output berupa duration of injection pada putaran
tertentu.
1. Kendaraan ini mempunyai dua jenis pemasokan daya untuk menjalankan ECM.
Jika baterai dalam kondisi kerja yang baik, ia dapat dipergunakan sebagai
pemasokan daya pertama. Jika baterai tidak dalam kondisi yang baik, voltase
alternator yang dibangkitkan oleh kickstarter dipakai sebagai pemasokan daya
kedua.
CPU
Injector =
ti = 2,4 ms
pada put. idle.
Mesin hidup
KETERANGAN :
Putar kunci kontak ke “ON” dan ukur Q : Jumlah udara
Voltase baterai antara ECM connector dari kawat masuk saat idle
mL: kebutuhan udara
▪ Kontak teoritis
connector ρL : massa jenis udara
longgar K : jumlah bensin
atau
lemah
▪ Periksa kunci
kontak
▪ Sekering utama
(15A)putu
s
▪ Rangkaian
terbuka Rangkaian terbuka
atau
pada kawat hijau
hubungan
singkat pada
wire harness
berikut :
- Kawat
74 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
merah /
kuning
Teknik Sepeda Motor KK J
3. Aktuator
Aktuator adalah sistem yang melaksanakan perintah ECU, yaitu antara lain :
a. Sistem Pengapian
KETERANGAN
b. Ignition Coil
c. Ignition Switch
d. Spark plug
Keterangan :
3. Tegangan baterai
5. Mikroprosesor
6. Pemutus arus
7. Koil pengapian
2. Roda gigi/gaya
Pada saat dingin saat pengapian dibuat lebih lambat. dibanding saat panas. Hal
ini berhubungan dengan temperatur akhir kompresi. Agar saat start motor
langsung hidup, maka perlu penyesuaian antara saat pengapian dan temperatur
mesin.
Untuk penyesuaian ini kontrol unit (ECM) menerima informasi dari sensor
temperatur (EOT) yang dipasang pada bagian blok mesin yang berhubungan
dengan oli mesin atau air pendingin.
Terdapat juga sistem injeksi yang menggunakan sensor temperatur aie pendingin
mesin yang disebut Engine Coolant Temperature (ECT) yang dipasang pada
sistem pendingin sepedamotor yang menggunakan sistem pendingin air.
1. Tahanan NTC
2. Rumah sender
3. Terminal
Simbol NTC
Tahanan turun
Kontrol unit elektronik berfungsi untuk mengolah data (tegangan) dari pengirim
sinyal sesuai dengan memori dalam kontrol unit agar diperoleh saat pengapian
yang betul-betul tepat.
Cara kerja
Sinyal yang masih analog diubah dulu menjadi digital pada pengubah analog-
digital.
3. Didalam mikroprosesor data yang masuk dapat disesuaikan dengan data yang
sudah terprogram dalam memori.
4. Hasil perhitungan yang dikeluarkan berupa saat pengapian yang sesuai dengan
kondisi mesin.
Contoh :
Saat tanda posisi lewat (misal 12o sebelum TMA) mikroprosesor menghitung
informasi yang masuk :
Misal hasil perhitungan saat pengapian yang paling tepat 100 sebelum TMA, berarti
kontrol unit harus menunggu 20 lagi untuk memberi informasi ke darlington untuk
memutus arus primer.
Saat pengapian yang dapat dibaca pada grafik diatas adalah saat pengapian yang
terprogram dalam memori (kurang lebih 256 saat pengapian).
Diantara itu masih bisa dihitung dalam mikroprosesor diantara 1000 s/d 4000 saat
pengapian.
Keterangan
: Langkah buang
: Langkah Hisap
: Langkah kompresi
: Langkah Usaha
1. Langkah torak
2. Gelombang engkol (sinyal putaran)
3. Tekanan saluran masuk
4. saat pengapian
Keterangan :
1. Kasa penyaring
2. Pegas
3. Kumparan solenoid
4. Saluran bahan bakar
5. Plunyer
6. Nosel
Agar penyemprotan yang dihasilkan berupa kabut halus dan rata, pada injektor
dibuat empat lubang yang masing-masing lubang bediameter 0,04 mm2.
Keterangan
: Langkah buang
: Langkah Hisap
: Langkah kompresi
: Langkah Usaha
1. Langkah piston
4. saat pengapian.
5. Saat penyemprotan
Berupa lampu yang berada pada panel instrumen yang berfungsi sebagai petunjuk
tentang kondisi sistem injeksi.
Meskipun secara prinsip dasar kerja sistem EMS semua sepedamotor sama,
namun setiap merk sepeda motor mempunyai ciri khusus dalam memberikan kode
gangguan melalui MIL, sehingga bisa dikatakan pada kerusakan yang sama maka
kode kedipan setiap merk berbeda.
Dibawah ini contoh cara memeriksa gangguan (trouble shooting) untuk sepeda
motor merk Yamaha.
Self-Diagnostic Function
Setiap unit sepeda motor injeksi di lengkapi dengan self-diagnostic function, fungsi
ini dapat menjamin sistem kontrol mesin bekerja dengan sempurna. Apabila
terdapat kerusakan, atau ada masalah dalam sensor, maka akan memberitahu
pada pengendara melalui kedipan lampu indikator mesin (engine trouble warning
light) atau Malfunction Indicator Lamp (MIL) yang terdapat pada speedometer.
Untuk nilai 10: lampu menyala selama 1 detik (ON) dan 1.5 detik mati (OFF).
Untuk nilai 1: lampu menyala selama 0.5 detik. (ON) dan 0.5 detik mati (OFF).
Prosedur pemeriksaan
Setelah kuci kontak diputar ke ON dan menekan tombol start, lampu peringatan
mesin bermasalah akan menyala selama dua detik. Jika lampu peringatan tidak
menyala, kemungkinan bohlam lampu indicator peringatan mesin putus.
Jika MIL tidak menyala atau tetap menyala sewaktu ignition switch di putar ke
“ON”, periksalah rangkaian listrik MIL
Lepaskan connector cover dari DLC dan hubungan singkat terminal DLC dengan
memakai special tool.
Jika ECM tidak mempunyai kode kegagalan yang disimpan, MIL akan menyala,
sewaktu anda memutar ignition switch ke “ON”
Jika ECM mempunyai kode kegagalan yang disimpan, MIL akan menyala selama
0,3 detik dan kemudian mati, lalu mulai mengkedipkan kode kegagalan, setelah
anda memutar ignition switch ke “ON”.
Perhatikan berapa banyak kali MIL berkedip, dan tentukan penyebab masalah.
1. DLC harus dihubungkan singkat sementara MIL menyala. Jika tidak, MIL akan
mati dan kemudian menyala terus (pola tidak berhasil). Jika ini terjadi putar
ignition switch ke “OFF” dan coba sekali lagi dari langkah 3
2. Perhatikan bahwa solf-diagnostic memory (memory pondiagnosaan diri sendiri)
tidak dapat dihapus jika ignition switch diputar ke “OFF” sebelum MIL mulai
berkedip.
TRAUBLESHOTING UMUM
KEGAGALAN TERPUTUS-PUTUS
MIL TROULESHOOTING
MIL 1 KEDIPAN (MAP SENSOR)
Sebelum memulai penyelidikan, periksalah terhadap kontak longgar atau buruk
pada sensor unit 5P connector (hitam) dan ECM 21P connector (abu-abu) dan
periksa ulang kedipan MIL.
HUBUNGAN:
HUBUNGAN STANDARD
Kuning/orange-kuning/orange Kontinuitas
Hijau/orange-hijau/orange
HUBUNGAN:
Kuning/merah(+)_massa(-)
STANDARD : 3,80-5,25 V
YA - ganti sensor unit dengan yang baru dan periksa kembali (MAP sensor tidak
bekerja dengan baik)
Lepaskan ECM 21P connector dan sensor unit 5P connector (Hitam) pada sisi
wire harness.
HUBUNGAN STANDARD
KUNING/MERAH-KUNING/MERAH Kontinuitas
Kuning/merah-massa Tidak ada
kontinuitas
YA ganti ECM dengan ECM yang lain yang diketahui dalam keadaan baik,
periksa ulang
TIDAK -
a) Rangkaian terbuka pada kawat kuning/merah
b) Hubungan singkat pada kawat kuning/merah
Ukur voltase pada ETC sensor 2P connector pada sisi wire hamess dan massa.
HUBUNGAN:
STANDARD: 4,75-5,25 V
Periksa terhadap kontinuitas antara ECM 21P connector dan ECT sensor 2P
connector (Hitam) pada sisi wire hamess.
HUBUNGAN:
STANDARD : 4,75-5,25 V
Periksa terhadap kontinuitas antara sensor unit 5P connector (hitam) dan ECM
21P connector pada sisi wire harness.
HUBUNGAN STANDARD
Kuning/orange-kuning/orange Kontinuitas
Hijau/orange-hijau/orange
Pemeriksaan TP sensor
HUBUNGAN : C-D
STANDARD kointinuitas
Periksa bahwa tahanan antara terminal-terminal berikut berubah sesuai dengan
pengoperasian throttle.
HUBUNGAN : B-C
YA - LANJUTKAN KE LANGKAH 4
TIDAK - ganti sensor unit dengan yang baru, dan periksa ulang (sensor TP
tidak bekerja dengan baik)
Periksa terhadap kointunitas antara sensor unit 5P connector (hitam) pada sisi wire
harmess dan ECM 21P connector pada sisi wire harness.
Periksa terhadap kontinuitas antara sensor unit 5P connector (hitam) dan massa.
Periksa terhadap kontinuitas antara sensor unit 5P connector (hitam) dan ECM
21P connector pada sisi wire hamess.
HUBUNGAN STANDARD
Putih/biru-putih/biru Kontinuitas
Hijau/orange-hijau/orange Kontinuitas
Putih/biru-massa Tidak ada
kontinuitas
YA ganti ECM dengan ECM lain yang diketahui dalam keadaan baik, dan
periksa ulang.
TIDAK -
HUBUNGAN : C-E
YA - ganti ECM dengan ECM lain yang diketahui baik,dan periksa ulang.
TIDAK - ganti sensor unit dengan yang baru dan periksa ulang. (sensor IAT
tidak bekerja dengan baik).
HUBUNGAN :
Periksa kontinuitas antara VS sensor connector pada sisi wire harmess dan
massa.
Pemerisaan VS sensor
YA - ganti ECM dengan ECM lain yang diketahui baik, dan periksa ulang
Ukur tegangan antara injektor 2P connector pada sisi wire harmess dan massa.
TIDAK - ada rangkaian terbuka atau ada hubungan singkat pada kawat
hitam/putih.
HUBUNGAN STANDARD
Merah mudah/biru-merah muda biru Kontinuitas
Merah mudah/biru-massa Tidak
kontinuitas
TOOL
HUBUNGAN :
TIDAK - ada rangkaian terbuka pada kawat hitam/orange antara O₂ sensor ECM.
3. Pemeriksaan O₂ sensor
Ganti O₂ sensor O₂ sensor lain yang diketahui baik
Periksa terhadap kontinuitas antara IACV 4P connector pada sisi wire harmess
dan massa.
Coklat/merah-massa
Abu-abu/merah massa
Hitam/merah massa
YA -
a. Ada hubungan singkat pada kawat hijau mudah/merah atau coklat /merah
b. Ada hubungan singkat pada kawat abu-abu/merah atau hitam/merah.
Hijau mudah/merah
Coklat/merah-coklat/merah
Hitam/merah-hitam/merah
STANDARD : Ada kontinuitas
HUBUNGAN : A – D dan B - C
YA - LANJUTKAN LANGKAH 4
TIDAK - IACV tidak bekerja dengan baik. Ganti IACV dengan yang baru dan
periksa ulang.
YA - IACV tidak bekerja dengan baik. Ganti IACV dengan yang baru dan
periksa ulang.
TIDAK - ganti ECM dengan ECM lain yang diketahui baik,dan periksa ulang
STANDARD : 5 -10 V
Hubungkan ECM 21P connector terminal pada wire harness side connector ke
massa dengan jumper wire (kawat penghubung)
1. Jika MIL menyala, ganti ECM denagn ECM lain yang di ketahui baik, dan
perikasa ulang.
2. Jika MIL tidak menyala, periksa terhadap rangkaian terbuka pada kawat
Puti/biru antara speedometer dan ECM.
1. Jika MIL menyala, periksa terhadap hubungan singkat pada kawat Putih/biru
antara speedometerdan ECM.
2. Jika ECM mati, periksa sebagai berikut.
TOOL :
1. Jika ada kontinuitas, periksa terhadap hubungan singkat pada kawat coklat
antara DLC dan ECM.
2. Jika tidak ada kontinuitas, ganti ECM dengan ECM lain yang di ketahui baik,
dan periksa ulang.
5. Pastikan bahwa hubungan adalah kokoh dan bahwa slide retainer telah terkunci
dengan erat pada tempatnya, periksa secara visual dan dengan menarik
connector.
6. Tempatkan fuel hose clamp sementara menempatkan tab-nya dengan stopper
pada cylinder head cover dan kencangkan bolt.
7. Hubungkan fuel pump 5P connector. Hubungkan kabel negatif (-) ke batrai.
8. Putar ignition switch ke “ON”.
CATATAN :
Jangan hidupkan mesin.
Fuel pump akan berjalan selama kira-kira 2 detik, dan tekanan bahan bakar akan
naik.
Ulangi 2 atau 3 kali, dan periksa bahwa tidak ada kebocoran pada fuel supply
system.
Pasang luggage
Jika kesulitan menghubungkan, teteskan sejumlah kecil oli mesin pada ujung pipe.
Pastikan hubungan adalah kokoh dan bahwa palws telah terkunci dengan erat
pada tempatnya; periksa secara visual dan dengan menarik connector dan dengan
menarik connector.
Untuk sementara pasang kabel positif dan negatif ke baterai dan fuel pump 5P
connector.
Hidupkan mesin dan biarkan berputar stationer bacalah tekanan bahan bakar.
Jika tekanan bahan bakar lebih tinggi dari pada yang ditentukan, gantilah fuel
pump assembly.
Jika terkanan bahan bakar lebih rendah dari pada yang ditentukan,periksalah
sebagai berikut:
Tahan connector dengan satu tangan yang lain untuk melepaskanya dari locking
palws.
1. Untuk mencegah kluarnya haban bakr yang tersisa didalam fuel teed hose,
pakailah kain lap
2. Hati-hati agar tidak merusak house atau pant lain
3. Jangan memakai tools.
4. Jika connector tidak bergerak, tekan retainer tabs terus,dan secara bergantian
tarik dan dorong connector sampai terlepas dengan mudah.
Untuk sementara hubungan kabel positif dan kabel negative ke baterai dan fuel
pump 5P connector.
CATATAN:
1. Fuel pump beroperasi selama 2 detik. Ulangi 5 kali untuk menemui waktu
pengukuran total.
2. Kembalikan bahan bakar ke tangki bahan bakar setelah bahan bakar pertama
telah mengalir.Jumlah aliran bahan bakar : 50 cm³ minimum 10 detik.
Jika aliran bahan bakar kurang dari yang ditentukan, periksalah sebagai berikut.
Pemerikasaan
Putar ignition switch ke “ON” dan konfirmasi pada fuel pump beroperasi selama 2
detik.
Jika tidak beroperasi, periksalah sebagai berikut.
Putar ignition switch ke “OFF”.
Lepaskan fuel pump ke 5P connector.
Putar ignition switch ke “ON” dan ukur tegangan pada fuel pump 5P connector
terminal pada sisi wire harmess.
HUBUNGAN: Hitam/putih (+) – coklat/kuning (-)
STANDART : Tegangan baterai.
Harus ada tegangan standart selama beberapa detik.
Jika ada tegangan standart,gantilah fuel pump unit. Jika tidak ada tegangan
standart , periksalah sebagai berikut:
1. Rangkaian terbuka pada kawat hitam/putih atau coklat/kuning.
2. ECM
PELEPASAN
1. Jangan membongkar fuel pump .
2. Sekuter ini memekai resin (dammar) untuk sebagian bahan- bahan dari fuel
hose. Jangan membengkokan atau memelintir fuel hose.
3. Lepaskan fuel tank
4. Bersihkan disekitar fuel tank.
5. Lepaskan screw.
6. Lepaskan sel plate sementara menekannya kebawah
7. Lepaskan fuel pump unit dan packing.
PEMERIKSAAN
1. Periksa fuel pump unit terhadap kerusakan, ganti bila perlu.
2. Periksa fuel filter terhadap penyumbatan atau kerusakan.
PEMASANGAN
1. Lapisi packing baru dengan oli mesin dan tempatkan pada fuel pump.
2. Pasang fuel unit kedalam fuel tank dengan membengkokan fuel filter seperti
diperlihatkan.
3. Jangan merusak filter mash dan bone (saringan kasa dan tulang filter) karena
tersentuh ujung tangki dan dibengkokkan.
4. Pasang saat olate sementara fuel pump unit kebawah.
5. Pasang fuel pump set plate screw dan kencangkan dengan tosi yang
ditentukan.
6. TORSI : 2 N.m (0,20 kgf.m;1,4 ib.ft)
7. Pasang fuel tank ,hubungkan quick connect fitting
8. FUEL TANK (TANGKI BAHAN BAKAR)
Pelepasan / Pemasangan
THROTTLE BODY
PELEPASAN
1. Jika sensor unit telah dilepaskan,lakukan prosedur penyetelan kembali TP
sensor
2. Lepaskan luggage box
3. Lepaskan pengikat throttle cable dari connenting hose hook (kaitan pipa
penghubung).
4. Longgarkan throttle cable lock nut.
5. Lepaskan throttle dari cable bracket.
6. Lepaskan throttle dari cable drum.
7. Lepaskan sensor unit 5P connector (hitam) dan IACV 4P connector (Hitam).
8. Longgarkan connecting hose band screw dan insulator band bolts.
9. Lepaskan throttle body.
10. Tutup intake pipe dengan kain lap atau tutuplah dengan sepotong pipa untuk
mencegah masuknya benda asing ke dalam mesin.
PEMBONGKARAN
1. Selalu bersihkan throttle body sebelum melepaskan sensor untuk mencegah
masuknya debu dan kotoran kedalam saluran udara.
2. Lepaskan torx screw, sensor unit dan O-ring.
3. Throttle body telah di setel-awal di pabrik. Jangan membongkarnya dengan
cara lain dari pada yang diperlihatkan pada buku pedoman repasi ini.
4. Jangan menghentakkan throttle valve dari terbuka penuh ke tutup penuh
setelah throttle cable telah dilepaskan . ini dapat mengakibatkan putaran
stasioner yang tidak benar.
5. Jangan merusak throttle body . ini dapat mengakibatkan cara kerja throttle valve
yang tidak benar.
6. Jangan melonggarkan atau mengencangkan nut (mur) yang dicat dari throttle
drum. Melonggarkan atau menggencangkanya dapat mengakibatkan
kegagalan dalam throttle body
MEMBERSIHKAN
1. Lepaskan IACV
2. Tiuplah terbuka masing-masing saluran udara didalam throttle body dengan
udara bertekanan.
3. Jangan memakai tekanan udara yang tinggi atau meletakan nozzle terlalu dekat
dengan throttle body.
4. Pasang serar pada throttle body dengan menepatkan clip dari TP sensor dan
bushing dari throttle valve.
5. Tekanan ringn cukup untuk merakit sensor unit dan throttle body pada posisi
mereka yang benar. Jika andan tidak dapat merakit merekan dengan
menconba untuk memasang mereka dengan paksa dan pastikan bahwa clip
sudah dipasang denan tepat.
6. Pasang dan kencangkan torx screw dengan torsi yang ditentukan. TORSI : 3,4
N,m (0,35 kgf.m;2,5 lbf.ft)
7. Setelah memasang throttle body,jalankan prosedur penyetelan kembali posisi
tertutup penuh throttle valve
PEMASANGAN
1. Pasang throttle body antara connecting hose dan insulator band.
2. Tepatkan throttle body tab dengan alur insulator band. Kencangkan insulator
band bolds dengan torsi yang ditentukan.
Torsi: 5N.m (0,51 kgf.m;3,7 lbf.ft)
3. Tempatkan connecting hose band dengan band screwnya menghadap kesisi
kiri seperti di perlihatkan.
4. Kencangkan connecting hise band screw sampai band duduk pada collar.
5. Hubungkan sensor unit 5P connector (hitam) dan IACV 4P connector (hitam).
6. Kaitkan throttle cable ke connecting lose hook.
7. Hubungkan throttle cable ke throttle dram dan tempatkan throttle cable pada
cable bracket kemudian setel jarak main bebas throttle grip.
8. Pasang luggage box
Jika sensor unit telah dilepaskan ,jalankan prosedur penyetelan kembali Posisi
throttle sensor.
Pastikan bahwa kode kegagalan tidak disimpan dalam ECM. Jika kode kegagalan
telah disimpan pada ECM , TP sensor reset mode tidak dapat dimulai mengikuti
prosedur dibawah.
PEMERIKSAAN IACV
PELEPASAN
1. Lepaskan luggage box
2. Lepaskan IACV 4P connector (hitam)
3. Lepaskan torx screws, set plate dan IACV.
PEMASANGAN
1. Putar slide valve searah jarum jam sampai duduk dengan ringan pada
IACV.
2. Pasang set plate dengan mentetabkan tab (lidah pemasangan) dari IACV
dengan slot (lubang pemasangan) dari set plate
3. Pasang IACV dengan mennetapkan pin dengan slide valve slot.
PEMASANGAN
IACV telah dipasang pada throttle body dan dijalankan oleh step motor. Saat
ignition switch di putar ke “ON”, IACV bekerja selama beberapa detik.
PELEPASAN/PEMASANGAN
ECM 5P connector
PEMERIKSAAN.
MIL TIDAK MENYALA DAN FUEL PUMP TIDAK BEROPERASI (ECM TIDAK
BEROPERASI).
a. Pemeriksaan sekring
Periksa terhadap sekring yang terputus.
YA gantilah sekring.
Periksa terhadap kontinuitas antara ECM connector pada sisi wire harness dan
massa.
Hijau/hitam – massa
Biru/hijau - massa
Periksa terhadap kontinuitas antara sensor unit 5P connector pada sisi wire
harmess dan massa.
HUBUNGAN : kuning/orange-massa
Ukur tegangan antara ECM 21P connector (Hitam)pada sisi wire harness dan
massa.
HUBUNGAN :
TIDAK - ada rangkaian terbuka pada kawat hitam /putih antara ignition switch dan
ECM.
PELEPASAN.
PEMASANGAN
PELEPASAN/PEMASANGAN
PEMERIKSAAN
HUBUNGAN :
A-B
Suhu °C 40 100
Tahanan 1,0-1,3 0,1-0,2
(KΩ)
Pemberitahuan
1. Jagalah agar gemuk,oli atau bahan lain tidak memasuki O₂ sensor air hole
(lubang udara).
2. O₂ sensor dapat rusak jika dijatuhkan. Gantilah dengan yang baru,apabila
terjatuh.
Pelepasan
Lepaskan cap dari sensor sementara agak memutarnya, kurang dari ½putaran
Pemasangan
Pasang dan kencangkan O₂ sensor pada cylinder head dengan torsi yang
ditentukan.
Pemberitahuan
Setelah pemasangan, pastikan bahwa tidak ada pasang plug maintenance lid
Pelepasan
Lepaskan injektor
Lepaskan insulator
Tutuplah lubang pemasukan cylinder head dengan kain lap atau tutuplah dengan
sehelai pita untuk mencegah masuknya benda asing kedalam mesin.
Pemasangan
Pasang insulator band pada intake pipe dengan mentempatkan intake pipe tab
dan alur insulator band.
Pasang insulator band/intake pipe dengan mentepatkan throttle body tab dan alur
insulator band.
Pasang injektor
D. Aktivitas Pembelajaran
1. Diskusi Materi
Pada saat mempelajari materi, baca uraian materi sampai tuntas dengan teliti,
kritis, dan rasa ingin tahu yang tinggi dan buatlah rangkuman dengan kreatif dalam
bentuk peta pikiran (mindmap) secara mandiri kemudian diskusikan dalam
kelompok. Baca juga buku Panduan Penilaian untuk Pendidikan Menengah
Kejuruan, Kemendikbud. Selanjutnya, perwakilan kelompok bekerjasama
mempresentasikan hasil diskusi kelompok dan anggota kelompok lain
menghargai, memperhatikan dan menanggapinya secara aktif.
2. Lembar Kerja
Prosedur kerja :
c. Lakukan pengukuran tahanan terhadap semua sensor dan aktuator yang ada
dan catat hasilnya dengan mengisi kolom yang tersedia. Jangan lupa lihat
buku manual!.
Prosedur kerja :
Prosedur kerja :
No Kode Gangguan
Gangguan yang Ditemukan Keterangan
yang terjadi
1
2
3
4
5
6
7
….
F. Rangkuman
Prinsip kerja Engine Management System pada sepeda motor bekerja seperti
sebuah perangkat computer yang di gunakan dikantor kantor atau keperluan yang
lain, yaitu terdiri dari inputan data, kemudian data inputan diproses di dalam
Central Prosessor Unit (CPU) dan akhirnya menhasilkan data output.
bawah ini
Jawaban harus jujur dan professional sesuai kondisi Anda yang sebenarnya. Jika
Anda belum mampu menjawab “Ya” minimal 6 butir berarti Anda harus
mengulangi bab ini dengan pantang menyerah, disiplin dan kerja keras. Berdiskusi
dan bekerjasalah dengan teman atau sejawat dengan menumbuhkan sikap saling
menghargai, tidak memaksakan kehendak, berpikir terbuka dan tetap kritis secara
professional. Jika Anda mampu menjawab “Ya” minimal 6 butir berarti Anda sudah
menguasai sebagian besar materi. Silahkan Anda menambah pengetahuan dari
buku atau internet. Tetaplah Anda menjadi guru yang belajar sepanjang hayat,
pantang menyerah dan disiplin dalam belajar.
No Pernyataan Ya Tidak
1 Saya dapat menjelaskan prinsip kerja sistem EMS
sepedamotor
2 Saya dapat menjelaskan komponen data inputan
3 Saya dapat menjelaskan nama komponen data output
4 Saya dapat menjelaskan prinsip kerja prosessor
5 Saya dapat menjelaskan cara kerja sensor
6 Saya dapat menjelaskan cara kerja aktuator
7 Saya dapat mendiagnosa gangguan yang terjadi pada
komponen sensor
8 Saya dapat mendiagnosa gangguan yang terjadi pada
komponen sensor
Petunjuk:
1) Bacalah bahan bacaan Modul Penilaian dan Evaluasi Pembelajaran Kelompok
Kompetensi H (Pedagogik).
2) Buatlah 2 (dua) soal pilihan ganda dan 1 (satu) soal uraian HOTS (Higher Order
Thinking Skill) untuk tiap kegiatan pembelajaran dari modul Pemeliharaan
Engine Managemant System (EMS) Sepedamotor.
3) Dalam pembuatan soal pilihlah standar kompetensi guru (dapat Anda lihat pada
sub bab Peta Kedudukan Modul) dan indikator pencapaian kompetensi pada
tiap kegiatan pembelajaran
4) Masing-masing soal dituliskan dalam tabel kisi – kisi soal.
Bentuk
Soal
No SKG Materi IPK
(PG /
Uraian)
• KB 1 : Sistem
Pengaliran .1 Menelaah sistem
Pemelihara
injeksi bensin
an Engine Bahan Bakar
Managema .1 Mendiagnosa
• KB 2 : kerusakan pada
1 nt System
Pemeriksaan sistem injeksi bahan
(EMS) bakar bensin
dan Perbaikan
Sepedamot .2 Memperbaiki
Komponen kerusakan pada
or
Sistem Injeksi sistem injeksi bahan
bakar bensin
b. Konstruksi
• Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas.
• Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan yang
berkaitan dengan materi yang ditanyakan.
• Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban yang benar.
• Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda.
• Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama.
• Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan, "Semua jawaban salah",
atau "Semua jawaban benar".
• Pilihan jawaban yang berbentuk angka harus disusun berdasarkan urutan
besar kecilnya nilai angka tersebut, dan pilihan jawaban berbentuk angka
yang menunjukkan waktu harus disusun secara kronologis.
• Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus
jelas dan berfungsi.
• Butir materi soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya.
c. Bahasa
• Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah Bahasa
Indonesia.
• Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat.
• Pilihan jawaban jangan mengulang kata atau frase yang bukan merupakan
satu kesatuan pengertian. Letakkan kata tersebut pada pokok soal.
b. Konstruksi
Rumusan kalimat soal harus menggunakan kata tanya/perintah yang menuntut
jawaban terurai.
Buatkan petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal
Buatlah pedoman penskoran segera setelah soal disusun dengan pendekatan
skor 1 benar dan salah 0.
Hal-hal yang menyertai soal: tabel, gambar, grafik, peta, atau yang sejenisnya
harus disajikan dengan jelas dan terbaca.
c. Bahasa
Butir soal menggunakan kalimat yang sederhana dan komunikatif
Butir soal tidak mengandung kata yang dapat menyinggung perasaan siswa
Butir soal tidak menggunakan kata yang menimbulkan penafsiran ganda
KARTU SOAL
Paket Keahlian : Teknik Sepeda Motor
Kelompok Kompetensi :J
Nama Penyusun : Agus Wahyudi
Buku Sumber: Modul Pemeliharaan Engine
Standar Kompetensi Managemant System (EMS) Sepeda Motor
Guru Soal
Pemeliharaan Engine 1. Pada gambar komponen sistem bahan
Managemant System bakar di bawah ini, aliran bahan bakar yang
(EMS) Sepeda Motor ke arah “B” akan menuju ke …
Materi KB 1 :
Sistem Pengaliran Bahan
Bakar
Indikator
Mendiskripsikan sistem
pengaliran bahan bakar
EMS
a. Tangki bensin
b. Filter bahan bakar
c. Injektor
d. Regulator tekanan bahan bakar.
No. Soal Kunci Jawaban
1 b. Injektor
KARTU SOAL
Paket Keahlian : Teknik Sepeda Motor
Kelompok Kompetensi :J
Nama Penyusun : Agus Wahyudi
KARTU SOAL
Paket Keahlian :
Kelompok Kompetensi :
Nama Penyusun :
Materi
Indikator
b. Distribusi bahan bakar yang lebih baik (campuran udara bahan bakar
disuplai dengan jumlah yang sesuai ke silinder)
c. Putaran stationer lebih lembut (campuran bahan bakar dan udara yang kurus
tidak menjadikan putaran mesin kasar oleh karena disribusi bahan bakar
lebih baik dan kecepatan atomisasi yang rendah)
d. Irit (efisiensi tinggi oleh karena takaran campuran bahan bakar yang lebih
tepat, atomisasi, distribusi dan adanya sistem pemutus bahan bakar)
e. Emisi gas buang rendah (ketepatan takaran campuran udara dan bahan
bakar yang menjadikan sempurnanya pembakaran dapat mengurangi emisi
gas buang)
Single point injection system biasa di sebut jumlah throttle body injection (TBI)
sebuah injector terletak di throttle body pada intake, bensin disemprotkan
ditengah-tengah intake untuk menyuplai kebutuhan bahan bakar ke silinder
Multi point injection, system yang mempunyai injector pada setiap saluran untuk
menyuplai bensin pada masing-masing silinder. Bensin disemprotkan ke masing-
masing saluran pada intake valve. Oleh karena itu istilah multi point (lebih dari satu
lokasi/titik) fuel injection digunakan.
Indirect injection
Direct injection
Pada direct injection sistem bahan bakar diseprotkan langsung ke dalam ruang
bakar.
Keterangan
Sistematika pengaliran bahan bakar :Tangki bensin Filter hisap bensin pompa
bensin Pressure regulator kembali ke tangki bensin(Pada pressure regulator
mengatur tekanan yang masuk ke slang bensin secara konstan menuju injektor).
4. Fuel Pressure regulator berfungsi untuk mengatur tekanan bahan bakar yang
menuju injector agar selalu konstan
5. Akibat yang ditimbulkan jika tekanan Fuel Pressure regulator adalah bentuk
semprotan tidak sempurna sehingga campuran kurang homogen akibatnya
pembakaran tidak sempurna sehingga daya mesin menjadi berkurang.
5. Akibatnya putaran mesin stasioner tidak rata, ketika deselerasi putaran mesin
tidak langsung bisa turun sehingga engine fuel cut off tidak berfungsi.
Evaluasi
1. Apabila letak injektor berada di intake manifold /dekat katup masuk, maka
sistem injeksi tersebut disebut dengan istilah …
a. Indirect injection
b. Direct injection
c. Multy point injection
d. Single point injection
2. Beberapa keunggulan sisten EFI dibanding sistem karburator antara lain emisi
gas buang lebih rendah, lebih irit dan …
a. Bebas perawatan
b. Mudah dihidupkan pada segala temperature
c. Saat pengapian selalu tetap
d. Tidak diperlukan penyetelan putaran stasioner.
3. Menurut buku manual. tahanan injektor adalah 10,2 - 11,4 Ohm pada suhu 20
°C. jika pengukuran dilakukan pada temperatur 60 °C, maka nilai tahanannya
...
a. Lebih kecil
b. Tetap
c. Lebih besar
d. Tak terhingga
4. Pada saat mesin masih dingin ECU akan menaikkan putaran mesin dengan
cara memerintahkan FIDs agar …
a. menutup saluran udara by pass
b. mengurangi aliran udara di saluran by pass
c. menyemprotkan bahan bakar lebih banyak.
d. membuka saluran udara by pass lebih besar
6. Jika pada saat dingin putaran stasioner motor dengan system EFI terlalu
rendah, pemeriksaan pertama yang harus dilakukan adalah memeriksa …
a. Koil
b. IACV
c. MIL
d. DLC
8. Ketika terjadi kebocoran bahan bakar melalui quick connect fitting pada
injektor, maka yang harus kita lakukan adalah …
a. Mengganti injektor
b. Mengencangkan klem pengikat
c. Memberi lem kkhusus
d. Mengganti seal perapat/selang
10. Nama sensor yang jika sensor tersebut rusak atau kabel penghubungnya
terlepas dapat menyebabkan injektor dan koil tidak bekerja adalah...
a. CKP sensor
b. MAP sensor
c. TP sensor
d. EOT sensor
11. Pada kendaraan yang mempunyai throttle unit (TP, MAP dan IAT sensor), jika
nilai tahanan pada TPS tidak sesuai maka harus dilakukan…
a. Penyetelan TPS
b. Pembersihan TPS
c. Penggantian TPs saja.
d. Pengantian TPS, IAT dan MAP
12. Pada saat sepeda motor dengan sistem EFI terjatuh, ECU akan menghentikan
penyemprotan bahan bakar dan bunga api dari koil berdasarkan informasi dari
sensor …
a. ECT sensor
b. BAS
c. TP sensor
d. O2 sensor.
1 A Indirect injection
2 B Mudah dihidupkan pada segala temperature
3 C Lebih besar
4 D Membuka saluran udara by pass lebih besar
5 A Regulator tekanan
6 B IACV
7 C Temperatur
8 D Mengganti seal perapat/selang
9 C Memastikan tidak ada kebocoran pada sistem
penyaluran bahan bakar.
10 A CKP sensor
11 D Pengantian TPS, IAT dan MAP
12 B BAS
Penutup
A. Kesimpulan
Sistem EFI adalah suatu sistem suplai bahan bakar dengan menggunakan
teknologi kontrol secara elektronik yang mampu mengatur pasokan bahan bakar
dan udara secara optimal yang dibutuhkan mesin pada setiap keadaan. Bagian
yang tak terpisahkan dari system EFI adalah sistem kontrol elektronik yang terdiri
dari beberapa sensor seperti sensor tekanan intake manifold (MAP), sudut
bukaan throttle (TP), temperatur udara masuk (IAT), temperatur oli (EOT), sudut
kemiringan jatuhnya kendaraan (BAS) dan selanjutnya input signal (data) dari
masing-masing sensor dikirim ke ECM, kemudian ECM menentukan lamanya
injeksi yang tepat dan mengirimkan signal output ke injektor dan menginjeksikan
bahan bakar ke intake manifold sesuai signal yang dibutuhkan.
b. Pada saat menangani limbah oli dan lain-lain, perhatikan tentang kebersihan
lingkungan dan keamanan serta keselamatan baik untuk diri Saudara sendiri,
orang lain maupun lingkungan sekitar
c. Saat saudara bekerja dengan udara bertekanan tinggi (udara kompresor) tetap
fokuslah pada pekerjaan. Jangan bermain-main dengan pistol udara. Jangan
mengarahkan pistol udara ke bagian tubuh Saudara maupun teman saudara
karena sangat berbahaya dan dapat menimbulkan kematian.
f. Beberapa komponen listrik mungkin dapat rusak jika terminal atau connectors
disambungkan atau dilepaskan sementara kunci kontak pada posisi “ON” dan
ada aliran listrik.
B. Tindak Lanjut
Glosarium
Choke
Komponen yang berfungsi memperkaya campuran bahan bakar dan udara
Idling
Putaran stasioner (mesin berputar tanpa beban), handel gas tidak di tarik
Intake manifold
Saluran masuk bahan bakar dan udara menuju ruang bakar
Intake valve
Katup pang membatasi (membuka dan menutup) pada saluran masuk bahan
bakar dan udara dengan ruang bakar
2P Connector
Sambungan kabel penghubung yang mempunyai jumlah kabek 2 buah
Retainer
Penahan sambungan selang bahan bakar agar rapat tidak bocor
Fast Idle Speeds (FIDs)
Komponen yang berfungsi mempertahan putan mesin pada posisi putaran
stasioner
Pick Up Coil
Komponen yang berfungsi membangkitkan tegangan pulsa yang terletak pada
rangkaian generator pembangkit tegangan AC
Daftar Pusaka
AHM, Buku Pedoman reparasi Honda Supra X 125.Jakarta: PT. Astra Honda
Motor
AHM, Buku Pedoman r eparasi Honda PGM-FI Supra X 125. Jakarta: PT.
Astra Honda Motor
Technical Service Division, 2012. PT. Astra Honda Motor - Astra Honda Training
Centre – Technical Training Dept.
KOMPETENSI KEAHLIAN
TEKNIK SEPEDA MOTOR
TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
DAN PENGEMBANGAN SOAL
KELOMPOK KOMPETENSI J
PEDAGOGIK:
TINDAKAN REFLEKTIF UNTUK PENINGKATAN KUALITAS
PEMBELAJARAN
Penulis:
Dr. Muljo Rahardjo; 08123306593; muljorahardjo@yahoo.com
Penelaah:
Prof. Gunadi; gunadi.hs@um.ac.id
Drs. Suryanto, M.Pd.
Copyright © 2017
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Bidang Otomotif dan Elektronika, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Hal
Daftar Isi ............................................................................................................ iii
Daftar Gambar .................................................................................................... v
Daftar Tabel ....................................................................................................... vi
Daftar Lembar Kerja ......................................................................................... vi
Pendahuluan ...................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Tujuan ..................................................................................................................... 1
C. Peta Kompetensi ..................................................................................................... 2
D. Ruang Lingkup ........................................................................................................ 2
E. Cara Penggunaan Modul ........................................................................................ 3
Penutup ............................................................................................................ 43
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 43
B. Balikan dan Tindak Lanjut ..................................................................................... 43
Evaluasi ............................................................................................................ 49
Kunci Jawaban Evaluasi ................................................................................. 51
Daftar Pustaka.................................................................................................. 53
Daftar Lembar Kerja......................................................................................... 55
Hal
Gambar 0. 1. Alur Pembelajaran Tatap Muka ...................................................... 3
Gambar 0. 2 Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh ............................................ 4
Gambar 0. 3 Alur Pembelajaran Tatap Muka Model In-On-In .............................. 6
Gambar 2. 1 Model Penelitian Tindakan Kelas Kurt Lewin ................................. 19
Gambar 2. 2 Model Penelitian Tindakan Kelas Kemmis & Mc.Taggart .............. 20
Gambar 2. 3 Model Penelitian Tindakan Kelas John Elliot ................................. 21
Hal
Tabel 0. 1. Daftar Lembar Kerja Modul ................................................................ 8
Tabel 1. 1. Contoh Format Refleksi Pembelajaran ............................................. 12
Hal
LK 1. Refleksi Pembelajaran...............................................................................55
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Seorang pendidik harus mengenal secara baik kondisi dan situasi yang ada di
dalam kelas, terutama yang berkaitan dengan peserta didik. Situasi pembelajaran
perlu mendapat perhatian utama, sehingga pencapaian kompetensi dapat
diperoleh secara maksimal. Kesulitan peserta didik selama pembelajaran harus
dapat dideteksi dengan baik oleh pendidik. Begitu pula kegiatan yang paling
disukai oleh peserta didik juga perlu diketahui oleh pendidik. Kesemuanya itu
harus digali oleh pendidik untuk kepentingan pengembangan pembelajaran yang
efektif. Ada beberapa cara untuk menggali hal tersebut, salah satu diantaranya
adalah tindakan reflektif. Tindakan reflektif sangat efektif untuk peningkatan
kualitas pembelajaran. Karena pendidik dapat mengetahui sejauh mana
penguasaan kompetensi oleh peserta didik, dan apa saja kesulitan yang dialami
oleh mereka. Setelah mencermati betapa pentingnya tindakan reflektif bagi para
pendidik, maka modul ini disajikan untuk memberikan sumbangan pemikiran yang
berkaitan dengan tindakan reflektif. Sikap jujur, cermat, terbuka, adil, toleran, dan
obyektif sangat diperlukan ketika melakukan tindakan reflektif. Sehingga hasil
akhir dapat dipertanggungjawabkan.
B. Tujuan
Setelah peserta diklat / guru pembelajar mempelajari dan memahami materi dalam
modul ini, dengan melalui proses evaluasi baik pengetahuan maupun
keterampilan, diharapkan peserta dapat:
1. Memahami Konsep Refleksi Pembelajaran
2. Memahami KonsepPenelitian Tindakan Kelas (PTK)
3. Membuat Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK), sesuai dengan tantangan
pembelajaran yang diampu
4. Menyusun Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sesuai dengan temuan
faktual pembelajaran.
C. Peta Kompetensi
PETA KOMPETENSI
POSISI MODUL
KODE UNIT
NAMA UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI
PED0100000-00 Perkembangan Peserta Didik
PED0200000-00 Teori Belajar dan Prinsip-Prinsip Pembelajaran
yang Mendidik
PED0300000-00 Pengembangan Kurikulum
PED0400000-00 Pembelajaran yang Mendidik
PED0500000-00 Pemanfaatan Teknologi Informasi dan
Komunikasi dalam Pembelajaran
PED0600000-00 Pengembangan Potensi Peserta Didik
PED0700000-00 Komunikasi Efektif, Empatik, dan Santun
PED0800000-00 Penilaian dan Evaluasi Pembelajaran
PED0900000-00 Pemanfaataan Hasil Penilaian dan Evaluasi
Pembelajaran
PED0100000-00 Tindakan Reflektif Untuk Peningkatan Kualitas
Pembelajaran
D. Ruang Lingkup
Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dijelaskan di
bawah ini.
a. Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat
untuk mempelajari:
• latar belakang yang memuat gambaran materi
• deskripsi singkat tentang materi
• tujuan kegiatan pembelajaran secara menyeluruh
• materi pokok dalam modul
b. Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul, fasilitator memberi kesempatan kepada
guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan secara singkat
sesuai dengan indikator kenerhasilan yang harus dicapai.
Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual maupun
berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.
Lembar kerja pada pembelajaran tatap muka penuh digunakan sebagai sarana
pemahaman materi-materi yang telah disusun sesuai dengan indikator
keberhasilan yang harus dicapai.
Pada aktivitas pembelajaran ini, peserta secara aktif menggali informasi,
mengumpulkan dan mengolah data, dan kemudian membuat kesimpulan sesuai
dengan isi materi yang dikaji.
Kegiatan diklat tatap muka dengan model In-On-In adalan kegiatan fasilitasi
peningkatan kompetensi guru yang menggunakan tiga kegiatan utama, yaitu In
Service Learning 1 (In-1), on the job learning (On), dan In Service Learning 2 (In-
2). Secara umum, kegiatan pembelajaran diklat tatap muka In-On-In tergambar
pada Alur Pembelajaran Tatap Muka Model In-On-In (gambar 0.3)
Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model In-On-In dapat dijelaskan di bawah
ini.
a. Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat
untuk mempelajari:
• latar belakang yang memuat gambaran materi
1) Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul, fasilitator memberi kesempatan kepada
guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan secara singkat
sesuai dengan indikator keberhasilan yang harus dicapai.
1) Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul, guru sebagai peserta mempelajari kembali
materi yang telah diuraikan pada In Service Learning 1 (IN1). Guru sebagai
peserta, mempelajari kembali materi sebagai bekal dalam mengerjakan tugas-
tugas yang ditagihkan pada kegiatan On the Job Learning (ON). Ketekunan dan
ketelitian akan sangat membantu keberhasilan pada kegiatan ini.
simulasi, praktik, latihan, maupun studi kasus mengacu pada lembar kerja. Hal ini
dilakukan untuk memenuhi tagihan kegiatan On the Job Learning (ON). Sikap
tekun dan cermat sangat diperlukan pada kegiatan ini.
3. Lembar Kerja
Keterangan.
TM : Digunakan pada Tatap Muka Penuh
IN1 : Digunakan pada In service learning 1
ON : Digunakan pada on the job learning
Kegiatan Pembelajaran 1
Refleksi Pembelajaran
A. Tujuan
C. Uraian materi
Materi refleksi pembelajaran diuraikan dalam dua sub materi, yaitu: (1) Konsep
refleksi pembelajaran, dan (2) Pelaksanaan refleksi pembelajaran
Kegiatan refleksi pembelajaran terdiri atas tiga langkah kegiatan, yaitu: analisis
pencapaian hasil belajar, analisis proses pembelajaran, dan merancang tindakan
perbaikan
REFLEKSI
Nama : Tanggal:
Kelas :
No. Umpan Balik
1 Materi-materi yang telah dikuasai:
untuk meningkatkan kompetensi X bagi peserta didik ?”. Atau dengan rumusan
masalah yang lain.
Namun dalam merancang dan menjalankan tindakan perbaikan, ada yang harus
diperhatikan. Yaitu tindakan atau strategi apapun dapat dilakukan, tetapi semua
tindakan yang dipilih harus dirancang berdasarkan hasil refleksi. Sehingga
hasilnya akan maksimal.
D. Aktivitas Pembelajaran
Kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta diklat dalam aktivitas pembelajaran
adalah mempelajari modul secara cermat, baik mandiri maupun kelompok.
Kegiatan dilakukan dengan cara membaca, merangkum berdiskusi dengan teman
sejawat, presentasi, mengerjakan latihan / kasus / tugas, dan merefleksi diri.
Kegiatan diwujudkan dalam bentuk mengerjakan LK 1. Refleksi Pembelajaran
(pada lampiran 1)
E. Latihan
Bapak dan Ibu peserta Diklat diminta mengisi format “REFLEKSI” dengan
menggunakan situasi pembelajaran dalam Diklat sebagai bahan pengisian format
tersebut. Selanjutnya melakukan kegiatan di bawah ini.
1. Merangkum dan menganalisis penguasaan materi oleh peserta Diklat
2. Merangkum dan menganalisis proses pembelajaran dalam Diklat
3. Merangkum dan menganalisis saran-saran perbaikan pembelajaran Diklat
4. Waktu pembahasan 30 menit
5. Mempresentasikan hasil kelompok @ 6 menit
F. Rangkuman
Sebagai pendidik harus menyadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna,
kesalahan masih sering kita lakukan walau kadang tanpa menyadarinya. Karena
itu refleksi pembelajaran sangat diperlukan bagi pedidik. Refleksi pembelajaran
dapat dilakukan dengan evaluasi diri maupun melalui masukan dari peserta didik.
Secara spesifik dapat dilakukan dengan langkah-langkah: (1) analisis proses
pembelajaran, (2) analisis proses pembelajaran, dan (3) merancang tindakan
perbaikan. Namun yang perlu diingat, bahwa setiap tindakan perbaikan harus
dirancang berdasarkan hasil refleksi.
1. Balikan
2. Tindak lanjut
Peserta dinyatakan berhasil dalam mempelajari materi ini apabila telah mampu
menjawab soal-soal evaluasi / latihan dalam materi ini, tanpa melihat atau
membuka materi dengan nilai minimal 80. Bagi yang belum mencapai nilai minimal
80 diharapkan untuk lebih giat mendalami lagi dengan cermat, tekun, dan
terprogram, sehingga dapat memperoleh nilai minimal 80. Melakukan
pembahasan bersama peserta yang lain, sangat disarankan agar kedalaman
pemahaman dapat diperoleh.
Kegiatan Pembelajaran 2
Konsep Penelitian Tindakan Kelas (Ptk)
A. Tujuan
Peserta diklat memahami Konsep Penelitian Tindakan Kelas (PTK), minimal dua
model (model Kurt Lewin dan model Kemmis & Taggart, atau model yang lain)
secara mandiri.
B. Indikator keberhasilan
Konsep penelitian tindakan kelas (PTK) dijelaskan sesuai dengan model Kurt
Lewin dan model Kemmis & Taggart.
C. Uraian Materi
Materi Konsep Penelitian Tindakan Kelas (PTK) diuraikan dalam dua sub materi,
yaitu: (1) Pengertian, Tujuan, Manfaat, Karakteristik, dan Model Penelitian
Tindakan Kelas (PTK), dan (2) Siklus Kegiatan dalam Penelitian Tindakan Kelas
(PTK)
Sub materi 1 “Pengertian, Tujuan, Manfaat, dan model Penelitian Tindakan Kelas
(PTK)”, diuraikan dalam empat unsur, yaitu: Pengertian PTK, Tujuan PTK,
Karakteristik PTK, dan model Penelitian Tindakan Kelas (PTK)”,
Perencanaan
(planning)
Observasi
(observing)
Gambar 2. 1 Model Penelitian Tindakan Kelas Kurt Lewin
Perencanaan (planning)
refleksi
(reflecting)
refleksi (reflecting)
Berdasarkan siklus kegiatan penelitian tindakan kelas pada tiga model yang telah
disebutkan, dapat disimpulkan bahwa secara umum siklus kegiatan memiliki
tahapan yang sama. Tahapan tersebut adalah: perencanaan (planning), tindakan
(acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).
Sub materi 2 “Siklus Kegiatan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK)” diuraikan
menjadi empat unsur, yaitu: perencanaan (planning), tindakan (acting),
pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).
Berdasarkan paparan pada model-model penelitian tindakan yang telah disajikan,
secara umum dapat disimpulkan bahwa siklus kegiatan pada penelitian tindakan
kelas terdiri atas empat tahapan, yaltu: perencanaan (planning), tindakan (acting),
pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Sehingga saat ini banyak peneliti
yang mengunakan siklus kegiatan ini ketika melakukan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Berapapun jumlah siklusnya, tetapi tahapan pada masing-masing siklus
menggunakan empat tahapan tersebut.
a. Perencanaan (planning)
Perencanaan adalah kegiatan penulisan tentang hal-hal yang akan dilakukan,
perangkat yang diperlukan, dan waktu pelaksanaan. Sehingga yang hatrus
dilakukan peneliti pada tahap ini meliputi:
1) Perumusan tindakan menyelesaikan masalah / menghadapi tantangan /
kegiatan inovasi. Adalah menuliskan tindakan yang akan dilakukan dalam
upaya meningkatkan kinerja atau menyelesaikan masalah.
2) Identifikasi sumber daya manusia yang terlibat. Yaitu mendata siapa saja yang
akan dilibatkan / terlibat dalam kegiatan penelitian tindakan kelas.
3) Identifikasi perangkat yang digunakan. Yaitu mendata perangkat yang akan
digunakan selama penelitian berlangsung.
b. Tindakan (acting)
Tindakan adalah penerapan menyelesaikan masalah / menghadapi tantangan /
kegiatan inovasi. Yang harus diperhatikan peneliti pada tahap ini adalah:
1) Tindakan yang dilakukan sesuai dengan yang telah direncanakan (konsisten)
2) Penggunaan perangkat yang sesuai (instrumen, media)
3) Pengendalian waktu
4) Pengelolaan keterlibatan (bila melibatkan orang lain)
c. Pengamatan (observing)
Pengamatan adalah mencermati semua peristiwa yang terjadi selama proses
penerapan tindakan. Obyek pengamatan yang harus mendapatkan perhatian dari
peneliti meliputi:
1) Perubahan perilaku peserta didik
2) Faktor pendukung keberhasilan selain tindakan (media, strategi, perangkat,
fasilitas)
3) Kendala yang muncul selama proses penerapan tindakan
4) Prestasi hasil belajar
d. Refleksi (reflecting)
Refleksi adalah kegiatan menganalsis semua data hasil observasi selama proses
penerapan tindakan. Sehingga yang harus dilakukan oleh guru adalah:
1) Menghitung: nilai tertinggi, terendah, dan rerata prestasi hasil belajar
2) Membandingkan prestasi hasil belajar dengan prestasi sebelumnya
3) Mengaitkan perubahan perilaku dengan faktor pendukung keberhasilan
4) Mengaitkan perubahan perilaku dengan kendala yang muncul ketika proses
penerapan tindakan
D. Aktivitas Pembelajaran
Kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta diklat dalam aktivitas pembelajaran
adalah mempelajari modul secara cermat, baik mandiri maupun kelompok.
Kegiatan dilakukan dengan cara membaca, merangkum berdiskusi dengan teman
sejawat, presentasi, mengerjakan latihan / kasus / tugas, dan merefleksi diri.
Kegiatan diwujudkan dalam bentuk mengerjakan LK 2. Konsep Penelitian Tindaka
Kelas (pada lampiran 2)
Bapak dan Ibu peserta Diklat diminta menyelesaikan tugas kelompok sebagai
sarana latihan dengan ketentuan di bawah ini.
1. Pilih salah satu topik berikut (sesuai pembagian kelompok)
a. Metode pembelajaran
b. Alat bantu pembelajaran
c. Model bimbingan
2. Diskusikan topik tersebut, rumuskan jawaban setiap butir pertanyaan di bawah
ini dan tuliskan pada kolom yang telah disediakan.
a. Alur Berpikir
(1). Tulislah masalah-masalah atau kendala-kendala yang dihadapi pendidik
(guru) ketika melaksanakan tugas pembelajaran sesuai dengan topik
yang dibahas!
(2). Pilihlah salah satu masalah yang paling penting dan segera
diselesaikan masalahnya!
b. Kerangka Kerja
Siklus 1
(1) Rencana Tindakan (berisi rumusan masalah dan rencana solusinya)
(2) Pelaksanaan Tindakan (catatan: dalam pelatihan ini, tahap ini baru
latihan/exercise)
Catatan:
a. Peserta dibagi menjadi enam kelompok
b. Kelompok 1 dan 2 membahas topik “a”
c. Kelompok 3 dan 4 membahas topik “b”
d. Kelompok 5 dan 6 membahas topik “c”
e. Hasil kelompok dipresentasikan @ 6 menit
f. Waktu pembahasan 45 menit
g. Waktu pembahasan: 30 menit
F. Rangkuman
1. Balikan
a. Hal-hal apa saja yg sudah saudara kuasai berdasarkan pemahaman dan
pengalaman yang berkaitan dengan materi Konsep Penelitian Tindakan
Kelas (PTK)?
b. Hal-hal apa saja yg masih belum saudara kuasai berdasarkan pemahaman
dan pengalaman yang berkaitan dengan materi Konsep Penelitian Tindakan
Kelas (PTK)?
c. Saran apa yang dapat saudara sampaikan terkait dengan proses
pembahasan materi Konsep Penelitian Tindakan Kelas (PTK) agar kegiatan
berikutnya lebih baik / lebih berhasil?
2. Tindak lanjut
Peserta dinyatakan berhasil dalam mempelajari materi ini apabila telah mampu
menjawab soal-soal evaluasi / latihan dalam materi ini, tanpa melihat atau
membuka materi dengan nilai minimal 80. Bagi yang belum mencapai nilai
minimal 80 diharapkan untuk lebih giat mendalami lagi dengan cermat, tekun,
dan terprogram, sehingga dapat memperoleh nilai minimal 80. Melakukan
pembahasan bersama peserta yang lain, sangat disarankan agar kedalaman
pemahaman dapat diperoleh.
Kegiatan Pembelajaran 3
Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
A. Tujuan
C. Uraian Materi
Materi “Peoposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK)” diuraikan menjadi dua sub
materi, yaitu: (1) Pengertian dan Tujuan Proposal Penelitian Tindakan Kelas
(PTK), dan (2) Sistematika Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas
(PTK).
Sub materi Pengertian dan Tujuan Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
diuraikan dalam dua unsur, yaitu: (1) pengertian Proposal Penelitian Tindakan
Kelas (PTK), dan (2) Tujuan Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas
(PTK).
salah pula. Oleh karena itu, proposal harus disusun dengan benar agar
pelaksanaan PTK dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan
B. Penyelesaian Masalah
BAB III METODE PENELITIAN
A. Subjek, Lokasi, dan Waktu Penelitian
B. Prosedur Penelitian
C. Teknik Pengumpulan Data
D. Teknik Analisis Data
DAFTAR PUSTAKA
1. BAB I: PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Berisi uraian singkat tentang kondisi nyata saat ini, kondisi ideal atau kondisi yang
diharapkan, dan tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi kesenjangan/
mengatasi masalah/ memperbaiki kondisi /meningkatkan mutu, serta alasan
menggunakan tindakan tersebut.
b. Rumusan Masalah
Berisi deskripsi masalah yang ditulis dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan
berdasarkan pembatasan masalah.
Contoh: Rumusan Masalah PTK
1) Bagaimana implementasi Problem Based Learning dalam kegiatan
pembelajaran Sejarah Indonesia pada kelas X semester 2 di SMKN 15
Malang?
2) Apakah implementasi Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas X semester 2 pada mata pelajaran Sejarah Indonesia di
SMKN 15 Malang?
c. Tujuan Penelitian
Berisi pernyataan tentang perubahan yang diharapkan dari hasil PTK/PTS.
Contoh Tujuan Penelitian PTK
1) Mendeskripsikan implementasi Problem Based Learning dalam kegiatan
pembelajaran Sejarah Indonesia pada kelas X semester 2 di SMKN 15 Malang
2) Meningkatkan hasil belajar siswa kelas X semester 2 pada mata pelajaran
Sejarah Indonesia di di SMKN 15 Malang, melalui implementasi Problem
Based Learning
d. Manfaat Penelitian
Berisi pernyataan tentang manfaat PTK bagi pendidik (guru), tenaga kependidikan,
siswa, dan sekolah pada umumnya serta pengembangan ilmu praktis/aplikatif.
b. Penyelesaian Masalah
Berisi tentang rancangan tindakan untuk menyelesaikan masalah atau
meningkatkan mutu, yang meliputi jenis tindakan, dan cara melaksanakan
untuk mencapai hasil tindakan yang diharapkan seperti yang tertulis pada
tujuan PTK
b. Prosedur Penelitian
Berisi uraian tentang langkah-langkah pelaksanaan penelitian mulai persiapan
sampai penyajian laporan PTK adalah sebagai berikut.
1) Persiapan penelitian, termasuk kajian masalah di lapangan, studi
kepustakaan, penyiapan instrumen dan sarana tindakan.
2) Siklus penelitian / penerapan tindakan (tindakan nyata untuk melakukan
perubahan dari situasi kelas saat ini menuju situasi yang diharapkan).
3) Indikator keberhasilan tindakan.
4) Penyusunan laporan.
5) Penyajian laporan PTK.
4. DAFTAR PUSTAKA
Berisi referensi yang dikutip untuk mendukung teori-teori yang dibahas. Daftar
pustaka harus memilki kesesuaian dengan permasalahan yang akan diselesaikan.
Karena daftar pustaka merupakan daftar rujukan yang digunakan oleh peneliti
untuk menunjukkan logika berpikir. Cara penulisannya ada beberapa macam,
disesuaikan gaya selingkung. Untuk buku: Nama Penulis, Tahun. Judul. Kota,
Penerbit.
Contoh:
Husaini Usman. 2009. Pengantar Penelitian Sosial. Edisi Ketiga. Jakarta: Bumi
Aksara.
Stringer, E. 2004.Action Research in Education.Upper Saddle River, New Jersey:
Pearson Merrill Prentice Hall.
D. Aktivitas Pembelajaran
Kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta diklat dalam aktivitas pembelajaran
adalah mempelajari modul secara cermat, baik mandiri maupun kelompok.
Kegiatan dilakukan dengan cara membaca, merangkum berdiskusi dengan teman
sejawat, presentasi, mengerjakan latihan / kasus / tugas, dan merefleksi diri.
Kegiatan diwujudkan dalam bentuk megerjakan LK 3. Proposal Penelitian
Tindakan Kelas.
Bapak dan Ibu peserta Diklat diminta menyusun proposal berdasarkan hasil
identifikasi masalah (pengisian format pada saat pembelajaran “Konsep Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) dengan ketentuan di bawah ini.
1. Dikerjakan dalam kelompok
2. Peserta dibagi menjadi enam kelompok
F. Rangkuman
Proposal memiliki kedudukan yang sangat penting dalam penelitian, karena dari
proposal dapat diketahui pokok pikiran, dan rencana kegiatan peneliti. Juga
sebagai sarana komunikasi dengan pemangku kepentingan. Sistematika
penyusunan proposal ada berbagai macam, tetapi kegiatan secara umum memiliki
kesamaan.
1. Balikan
a. Hal-hal apa saja yg sudah saudara kuasai berdasarkan pemahaman dan
pengalaman yang berkaitan dengan materi Proposal Penelitian Tindakan
Kelas (PTK)?
b. Hal-hal apa saja yg masih belum saudara kuasai berdasarkan pemahaman
dan pengalaman yang berkaitan dengan materi Proposal Penelitian
Tindakan Kelas (PTK)?
c. Saran apa yang dapat saudara sampaikan terkait dengan proses
pembahasan materi Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) agar
kegiatan berikutnya lebih baik/lebih berhasil?
2. Tindak lanjut
Peserta dinyatakan berhasil dalam mempelajari materi ini apabila telah mampu
menjawab soal-soal evaluasi/latihan dalam materi ini, tanpa melihat atau
membuka materi dengan nilai minimal 80. Bagi yang belum mencapai nilai
minimal 80 diharapkan untuk lebih giat mendalami lagi dengan cermat, tekun,
dan terprogram, sehingga dapat memperoleh nilai minimal 80. Melakukan
pembahasan bersama peserta yang lain, sangat disarankan agar kedalaman
pemahaman dapat diperoleh.
Kegiatan Pembelajaran 4
Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
A. Tujuan
C. Uraian Materi
Materi “Laporanl Penelitian Tindakan Kelas (PTK)” diuraikan dalam dua sub
materi, yaitu: (1) Pengertian dan Tujuan Laporanl Penelitian Tindakan Kelas
(PTK), dan (2) Pelaksannaan dan Sistematika Penyusunan Laporan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK).
Sub materi Pengertian dan Tujuan Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
diuraikan menjadi dua unsur, yaitu: (1) Pengertian Laporan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK), dan (2) Tujuan Penyusunan Laporan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK).
KATA PENGANTAR
ABSTRAK
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan
B. Penyelesaian Masalah
BAB III METODE PENELITIAN
A. Subjek, Lokasi, dan WaktuPenelitian
B. Prosedur Penelitian
C. Teknik Pengumpulan Data
D. Teknik Analisis Data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Awal
B. Siklus 1
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan
3. Pengamatan
4. Refleksi
C. Siklus 2 (rumuskan rencana siklus 2, 3, dan seterusnya hingga
masalah terselesaikan)
(jika diperlukan)
D. Pembahasan
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
B. Saran
Untuk BAB I: PENDAHULUAN, BAB II: KAJIAN PUSTAKA, dan BAB III: METODE
PENELITIAN sudah dibahas pada topik proposal penelitian tindakan kelas.
Sehingga yang akan dikupas berikutnya adalah; BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN, dan BAB V: SIMPULAN DAN SARAN
a. Kondisi Awal
Berisi tentang kondisi nyata saat ini subyek penelitian sebelum diterapkan
tindakan yang dirancang sebelumnya.
b. Siklus 1
1) Perencanaan
Berisi tentang rencana tindakan yang akan dilakukan, meliputi langkah-
langkah atau prosedur tindakan yang akan dilakukan
2) Tindakan
Berisi tentang implementasi tindakan dan situasi/kondisi pada saat
tindakan diterapkan, yang meliputi perilaku dan tanggapan atau reaksi
subjek penelitian.
3) Hasil Pengamatan
Berisi tentang hasil pengamatan terhadap perilaku dan hasil kerja subjek
penelitian sehubungan dengan tindakan yang diterapkan.
4) Refleksi
Berisi tentang evaluasi atas proses dan hasil tindakan yang telah
dilakukan serta kajian tentang kekurangan atau hambatan yang dialami
dan kemungkinan cara mengatasi kekurangan atau hambatan selama
pelaksanaan tindakan.
c. Siklus 2
Struktur isi sama dengan siklus 1 tetapi menceritakan situasi dan kondisi siklus
2, pada siklus 2 ini harus dijelaskan perbaiakan-perbaikan tindakan jika
dibandingkan dengan siklus 1.
d. Siklus 3
Struktur isi sama dengan siklus 2 tetapi menceritakan situasi dan kondisi siklus
3. Pada siklus 3 ini harus dijelaskan penyempurnaan tindakan jika dibandingkan
dengan siklus 2.
e. Pembahasan
Berisi tentang uraian kondisi awal/pra tindakan, hasil tindakan setiap siklus
yang dibandingkan dengan kajian teori yang diuraikan pada Bab II.
Jumah siklus yang dilakukan dalam Peneltian Tindakan Kelas (PTK) sangat
bergantung pada hasil akhir pembelajaran. Begitu diperoleh hasil pembelajaran
yang menunjukkan adanya peningkatan secara berarti (signifikan), maka
kegiatan Peneltian Tindakan Kelas (PTK) dapat diakhiri. Namun jumlah siklus
yang harus dilakukan, minimum tiga siklus. Hal ini untuk menepis keraguan,
adanya anggapan hasil-hasil yang bersifat kebetulan, bila dilakukan kurang dari
tiga siklus.
a. Simpulan
Berisi jawaban terhadap rumusan masalah.
b. Saran
Berisi saran tindakan lanjutan untuk menyelesaikan masalah / menghadapi
tantangan / melakukan inovasi.
5. DAFTAR PUSTAKA
Berisi referensi yang dikutip saja. Cara menulis referensi lihat daftar pustaka pada
materi pelatihan ini (di halaman terakhir).
6. LAMPIRAN
Berisi tabel, gambar, foto, dan dokumentasi yang relevan dengan data yang
dikumpulkan. Lampiran diberi nomor urut jika lebih dari dua buah. Tuliskan
lampiran yang dimaksud pada data yang ditemukan di Bab IV.
D. Aktivitas Pembelajaran
Kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta diklat dalam aktivitas pembelajaran
adalah mempelajari modul secara cermat, baik mandiri maupun kelompok.
Kegiatan dilakukan dengan cara membaca, merangkum berdiskusi dengan teman
sejawat, presentasi, mengerjakan latihan / kasus / tugas, dan merefleksi diri.
Kegiatan merangkum materi ajar dan presentasi mengacu pada LK 4.. Laporan
Penelitian Tindakan Kelas.
Bapak dan Ibu peserta Diklat diminta mengunduh Laporan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) dari internet. Selanjutnya mengidentifikasi laporan tersebut
menggunakan instrumen yang telah disiapkan..Kegiatan dilakukan dengan
ketentuan di bawah ini.
1. Dikerjakan dalam kelompok
2. Peserta dibagi menjadi enam kelompok
3. Waktu pembahasan: 45 menit
4. Hasil kelompok dipresentasikan @ 6 menit
F. Rangkuman
Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan hasil akhir dari suatu
kegiatan penelitian. Sehingga dari laporan tersebut dapat ditemukan sejumlah
temuan yang diperoleh melalui analisis data dan pembahasan. Selanjutnya
dikemas menjadi suatu simpulan, dan digunakan sebagai landasan perumusan
saran dan rekomendasi.
1. Balikan
a. Hal-hal apa saja yg sudah saudara kuasai berdasarkan pemahaman dan
pengalaman yang berkaitan dengan materi Laporan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) ?
b. Hal-hal apa saja yg masih belum saudara kuasai berdasarkan pemahaman
dan pengalaman yang berkaitan dengan materi Laporan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) ?
c. Saran apa yang dapat saudara sampaikan terkait dengan proses
pembahasan materi Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) agar kegiatan
berikutnya lebih baik / lebih berhasil
2. Tindak lanjut
Peserta dinyatakan berhasil dalam mempelajari materi ini apabila telah mampu
menjawab soal-soal evaluasi / latihan dalam materi ini, tanpa melihat atau
membuka materi dengan nilai minimal 80. Bagi yang belum mencapai nilai
minimal 80 diharapkan untuk lebih giat mendalami lagi dengan cermat, tekun,
dan terprogram, sehingga dapat memperoleh nilai minimal 80. Melakukan
pembahasan bersama pendidik yang lain, sangat disarankan agar kedalaman
pemahaman dapat diperoleh.
Penutup
A. Kesimpulan
1 Balikan
2 Tindak lanjut
Peserta dinyatakan berhasil dalam mempelajari materi ini apabila telah mampu
menjawab soal-soal evaluasi / latihan dalam materi ini, tanpa melihat atau
membuka materi dengan nilai minimal 80. Bagi yang belum mencapai nilai
minimal 80 diharapkan untuk lebih giat mendalami lagi dengan cermat, tekun,
dan terprogram, sehingga dapat memperoleh nilai minimal 80. Melakukan
pembahasan bersama pendidik yang lain, sangat disarankan agar kedalaman
pemahaman dapat diperoleh.
Rubrik:
1. Ada rangkuman dan analisis “penguasaan materi” (N1)
2. Ada rangkuman dan analisis “proses pembeljaran” (N2)
3. Ada rangkuman dan analisis “Saran perbaikan pembelajaran” (N3)
4. Nilai Akhir (NA)
5. Skor maks. nilai = 100
N1 + N2 + N3
𝐍𝐀 =
3
Rubrik:
1. Semua kolom “Alur Berpikir” dan “Kerangka Kerja” telah terisi.
2. Semua isian memenuhi kaidah logika berpikir
3. Nilai “Alur Pikir” (N1) dan Nilai “Kerangka Kerja” (N2)
4. Nilai Akhir (NA)
5. Skor maks. nilai = 100
N1 + N2
𝐍𝐀 =
2
Rubrik:
INSTRUMEN PENILAIAN PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Skor
No. Aspek Kriteria Skor
Maks
1 Judul a. Rumusan jelas 1
b. Menggambarkan masalah yang diteliti, 1
Memuat tindakan mengatasi masalah
Rubrik:
INSTRUMEN PENILAIAN LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Skor
No. Aspek Kriteria Skor
Maks
1 Judul a. Rumusan jelas 1
b. Menggambarkan masalah yang diteliti, 1
Memuat tindakan mengatasi masalah
c. Ada hasil yang diharapkan 1
d. Memuat tempat penelitian 1
Evaluasi
3. Pernyataan di bawah ini yang merupakan tahap tindakan (action) adalah ....
A. menganalisis data
B. merumuskan tindakan
C. melakukan pengamatan
D. menyelesaikan masalah
5. Pada latar belakang terdapat pernyataan: “saat ini prestasi hasil belajar mapel
matematika kelas XI TKR di SMK Jaya, adalah: nilai rerata 65, nilai terendah
45, dan tertinggi 70”. Pernyataan tersebut menggambarkan ....
A. kondisi ideal
B. kondisi nyata
C. rencana tindakan
D. situasi kesenjangan
7. Teori-teori yang dirujuk pada kajian pustaka harus sesuai dengan latar
belakang yang dikemukakan, karena akan digunakan sebagai ....
A. landasan tindakan perbaikan
B. acuan pembuatan kesimpulan
C. sarana untuk pembuatan saran
D. dasar pembuatan perencanaan
1. D
2. D
3. D
4. B
5. B
6. C
7. A
8. C
9. C
10. A
Daftar Pustaka
Instruksi kerja
1. Saudara diminta merangkum bahan bacaan Refleksi Pembelajaran,
yang dikerjakan dalam kelompok.
2. Hasil rangkuman dikemas dalam power point atau mind mapping.
3. Hasil rangkuman disajikan malalui perwakilan
4. Waktu pembahasan 30 menit
5. Presentasi @ 6 menit
Jawaban:
Jawaban:
Instruksi kerja:
1. Saudara diminta merangkum bahan bacaan Proposal Penelitian
Tindakan Kelas, yang dikerjakan dalam kelompok.
2. Hasil rangkuman dikemas dalam power point atau mind mapping.
3. Hasil rangkuman disajikan malalui perwakilan
4. Waktu pembahasan 30 menit
5. Presentasi @ 6 menit
Jawaban:
Instruksi kerja:
1. Saudara diminta merangkum bahan bacaan Laporan Penelitian
Tindakan Kelas, yang dikerjakan dalam kelompok.
2. Hasil rangkuman dikemas dalam power point atau mind mapping.
3. Hasil rangkuman disajikan malalui perwakilan
4. Waktu pembahasan 30 menit
5. Presentasi @ 6 menit
Jawaban: