Anda di halaman 1dari 238

Teknik Sepeda Motor KK J

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | i


MODUL
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

KOMPETENSI KEAHLIAN
TEKNIK SEPEDA MOTOR
TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
DAN PENGEMBANGAN SOAL

KELOMPOK KOMPETENSI J
PROFESIONAL:
PEMELIHARAAN ENGINE MANAGEMENT SYSTEM (EMS)
SEPEDA MOTOR
Penulis:
Drs. Agus wahyudi, M.Eng ; 08125253825; wahyudiagus2@gmail.com
Penelaah:
Drs. Sukma Tjatur W., M.M.

PEDAGOGIK:
TINDAKAN REFLEKTIF UNTUK PENINGKATAN KUALITAS
PEMBELAJARAN

Penulis:
Dr. Muljo Rahardjo; 08123306593; muljorahardjo@yahoo.com

Penelaah:
Prof. Gunadi; gunadi.hs@um.ac.id
Drs. Suryanto, M.Pd.

Desain Grafis dan Ilustrasi:


Tim Desain Grafis

Copyright © 2017
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial
tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan
Teknik Sepeda Motor KK J

Kata Sambutan

Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci
keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten
membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan
pendidikan yang berkualitas dan berkarakter prima. Hal tersebut menjadikan guru
sebagai komponen yang menjadi fokus perhatian Pemerintah maupun pemerintah
daerah dalam peningkatan mutu pendidikan terutama menyangkut kompetensi
guru.

Pengembangan profesionalitas guru melalui Program Pengembangan


Keprofesian Berkelanjutan merupakan upaya Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependikan dalam
upaya peningkatan kompetensi guru. Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan
kompetensi guru telah dilakukan melalui Uji Kompetensi Guru (UKG) untuk
kompetensi pedagogik dan profesional pada akhir tahun 2015. Peta profil hasil
UKG menunjukkan kekuatan dan kelemahan kompetensi guru dalam penguasaan
pengetahuan pedagogik dan profesional. Peta kompetensi guru tersebut
dikelompokkan menjadi 10 (sepuluh) kelompok kompetensi. Tindak lanjut
pelaksanaan UKG diwujudkan dalam bentuk pelatihan guru paska UKG pada
tahun 2016 dan akan dilanjutkan pada tahun 2017 ini dengan Program
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan kompetensi guru sebagai agen perubahan dan sumber belajar
utama bagi peserta didik. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
bagi Guru dilaksanakan melalui tiga moda, yaitu: 1) Moda Tatap Muka, 2) Moda
Daring Murni (online), dan 3) Moda Daring Kombinasi (kombinasi antara tatap
muka dengan daring).

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan


(PPPPTK), Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LP3TK

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | iii


KPTK) dan Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah
(LP2KS) merupakan Unit Pelaksanana Teknis di lingkungan Direktorat Jenderal
Guru dan Tenaga Kependidikan yang bertanggung jawab dalam mengembangkan
perangkatdan melaksanakan peningkatan kompetensi guru sesuai bidangnya.
Adapun perangkat pembelajaran yang dikembangkan tersebut adalah modul
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru moda tatap muka
dan moda daring untuk semua mata pelajaran dan kelompok kompetensi. Dengan
modul ini diharapkan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
memberikan sumbangan yang sangat besar dalam peningkatan kualitas
kompetensi guru.

Mari kita sukseskan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini untuk


mewujudkan Guru Mulia Karena Karya.

Jakarta, April 2017


Direktur Jenderal
Guru dan Tenaga
Kependidikan

Sumarna Surapranata, Ph.D


NIP. 195908011985031002

iv | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK J

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala
limpahan rahmat dan karunianya sehingga Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Otomotif dan
Elektronika (PPPPTK BOE) Malang dapat menyelesaikan revisi modul ini dengan
baik. Revisi modul ini merupakan penyempurnaan dari modul Guru Pembelajar
yang telah disusun pada tahun 2016. Fokus revisi terletak pada pengintegrasian
Penguatan Pendidikan Karakter dan pengembangan soal.

Modul ini disusun sebagai bahan ajar program Peningkatan Keprofesian


Berkelanjutan yang diselenggarakan baik oleh PPPPTK/LPPKS/LPPPTK
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan maupun oleh instansi terkait lainnya.

Peningkatan Keprofesian Berkelanjutan merupakan upaya yang ditempuh untuk


meningkatkan profesionalisme guru melalui peningkatan kompetensi khususnya
kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional. Melalui modul ini diharapkan
kempetensi guru dapat ditingkatkan baik melalui kegiatan Peningkatan
Keprofesian Berkelanjutan moda Tatap Muka, Daring (Dalam Jaringan), maupun
Daring Kombinasi.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada


semua pihak yang telah membantu sehingga modul ini dapat diselesaikan dan
kami mohon masukan, saran, dan kritik dari para pembaca demi penyempurnaan
modul ini dimasa mendatang. Selanjutnya kepada para pembaca kami ucapkan
selamat belajar, semoga mendapatkan hasil yang maksimal. Amin.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | v


vi | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Teknik Sepeda Motor KK J

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | vii


MODUL
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

KOMPETENSI KEAHLIAN
TEKNIK SEPEDA MOTOR
TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
DAN PENGEMBANGAN SOAL

KELOMPOK KOMPETENSI J
PROFESIONAL:
PEMELIHARAAN ENGINE MANAGEMENT SYSTEM (EMS)
SEPEDA MOTOR
Penulis:
Drs. Agus wahyudi, M.Eng ; 08125253825; wahyudiagus2@gmail.com
Penelaah:
Drs. Sukma Tjatur W., M.M.

Desain Grafis dan Ilustrasi:


Tim Desain Grafis

Copyright © 2017
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial
tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan

viii | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK J

Daftar Isi

Hal
Kata Sambutan.................................................................................................. iii
Kata Pengantar .................................................................................................. v
Daftar Gambar ................................................................................................... xi
Daftar Tabel ..................................................................................................... xiii
Pendahuluan ...................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................ 1
B. Tujuan Pembelajaran ...................................................................................... 4
C. Peta Kompetensi ............................................................................................. 5
D. Ruang Lingkup ................................................................................................ 9
E. Saran Cara Penggunaan Modul ...................................................................... 9
Kegiatan Pembelajaran 1 Sistem Pengaliran Bahan Bahan Bakar.............. 17
A. Tujuan ........................................................................................................... 17
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ................................................................. 17
C. Uraian Materi ................................................................................................ 17
D. Aktivitas Pembelajaran .................................................................................. 44
E. Latihan/ Kasus /Tugas................................................................................... 46
F. Rangkuman................................................................................................... 46
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ..................................................................... 48
Kegiatan Pembelajaran 2 Pemeriksaan Dan Perbaikan Komponen Sistem
Injeksi ............................................................................................................... 49
A. Tujuan ........................................................................................................... 49
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ................................................................. 49
C. Uraian Materi ................................................................................................ 49
D. Aktivitas Pembelajaran ................................................................................ 131
E. Latihan/ Kasus /Tugas................................................................................. 135
F. Rangkuman................................................................................................. 135
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ................................................................... 136
Pengembangan Soal Hots ............................................................................. 138
Kunci Jawaban Latihan Soal......................................................................... 144

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | ix


Evaluasi .......................................................................................................... 149
Kunci Jawaban Evaluasi ............................................................................... 152
Penutup .......................................................................................................... 153
A. Kesimpulan ................................................................................................. 153
B. Tindak Lanjut............................................................................................... 154
Glosarium ....................................................................................................... 155
Daftar Pusaka ................................................................................................. 157

x | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK J

Daftar Gambar

Hal
Gambar 1. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka ............................................... 9
Gambar 2. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh ............................................. 11
Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In ............................... 13

Gambar 1. 1 Ratio udara dan bahan bakar ........................................................ 18


Gambar 1. 2. Terjadinya pengabutan................................................................. 19
Gambar 1. 3. Sistem injeksi ............................................................................... 20
Gambar 1. 4. Bagan sistem single point inection ............................................... 21
Gambar 1. 5. Bagan sistem multy point injection ............................................... 22
Gambar 1. 6. Indirect injection ........................................................................... 22
Gambar 1. 7. Direct injection ............................................................................. 23
Gambar 1. 8. Bagan pengaliran bahan bakar .................................................... 23
Gambar 1. 9. Aliran bahan bakar injeksi ............................................................ 24
Gambar 1. 10. Tangki bahan bakar ................................................................... 25
Gambar 1. 11. Pompa bahan bakar ................................................................... 25
Gambar 1. 12. Posisi regulator .......................................................................... 26
Gambar 1. 13. Diagram sifat bensin................................................................... 27
Gambar 1. 14. Saringan Bahan bakarGambar ................................................... 28
Gambar 1. 15 Injektor ........................................................................................ 28
Gambar 1. 16 Bentuk semprotan ....................................................................... 29
Gambar 1. 17. Macam-macam bentuk dan kualitas semprotan ......................... 29
Gambar 1. 18. Throtle body ............................................................................... 30
Gambar 1. 19. Selang menggunakan satu lapisan............................................. 30
Gambar 1. 20. Selang menggunakan dua lapisan ............................................. 31
Gambar 2. 1.Bagan prinsip kerja EMS ............................................................... 50
Gambar 2. 2. sensor putaran mesin ................................................................... 50
Gambar 2. 3. bentuk perubahan jarak gigi ......................................................... 51
Gambar 2. 4. sensor kemiringan ........................................................................ 52

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | xi


Gambar 2. 5. sudut kemiringan .......................................................................... 52
Gambar 2. 6. Posisi melebihi batas sudut kemiringan ........................................ 53
Gambar 2. 7. Tegangan Hall .............................................................................. 54
Gambar 2. 8. IC Hall tertembus medan magnet ................................................. 54
Gambar 2. 9. IC Hall tidak tertembus medan magnet......................................... 55
Gambar 2. 10. Bagan hasil perubahan tegangan pada sensor kemiringan ........ 55
Gambar 2. 11. Posisi MAP sensor ..................................................................... 57
Gambar 2. 12. Wiring diagram MAP sensor ....................................................... 58
Gambar 2. 13. Throtle Position Sensor .............................................................. 60
Gambar 2. 14. Wiring diagram TPS ................................................................... 60
Gambar 2. 15. Posisi IAT Sensor ....................................................................... 62
Gambar 2. 16. Wiring diagram IAT..................................................................... 63
Gambar 2. 17. Wiring diagram EOT ................................................................... 67
Gambar 2. 18. Konstruksi EOT .......................................................................... 67
Gambar 2. 19. Skema Prosessor ....................................................................... 69
Gambar 2. 20 Rangkaian system pengapian ..................................................... 75
Gambar 2. 21. Skema blok diagram sistem pengapian komputer ...................... 76
Gambar 2. 22. Pengirim sinyal putaran dan posisi motor ................................... 77
Gambar 2. 23. Sender temperature ................................................................... 79
Gambar 2. 24. Diagram Pengajuan pengapian .................................................. 81
Gambar 2. 25. Diagram saat pengapian ............................................................ 81
Gambar 2. 26. Injektor ....................................................................................... 83
Gambar 2. 27. Wiring injektor ............................................................................ 84
Gambar 2. 28. Diagram saat penyemprotan. ..................................................... 84
Gambar 2. 29. diagram volume penyemprotan .................................................. 85
Gambar 2. 30 Bagan volume penyemprotan ...................................................... 86
Gambar 2. 31. Rangkaian MIL ........................................................................... 87
Gambar 2. 32. Posisi lampu MIL ........................................................................ 88

xii | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK J

Daftar Tabel

Tabel 1 Daftar Lembar Kerja Modul ................................................................... 16


Tabel 2. 1 Pemeriksaan kontinuitas ................................................................... 56
Tabel 2. 2 Pemeriksaan kontinuitas sensor posisi katup gas ............................. 61
Tabel 2. 3. Pemeriksaan ECT ............................................................................ 96
Tabel 2. 4. Pemeriksaan TP sensor ................................................................. 100
Tabel 2. 5. Pemeriksaan IAT sensor ................................................................ 102
Tabel 2. 6.Pemeriksaan VS sinyal ................................................................... 104
Tabel 2. 7.Pemeriksaan Injektor ...................................................................... 107

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | xiii


xiv | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Teknik Sepeda Motor KK J

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Guru dan tenaga kependidikan wajib melaksanakan kegiatan pengembangan


keprofesian secara berkelanjutan agar dapat melaksanakan tugas profesionalnya.
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) adalah
pengembangan kompetensi Guru dan Tenaga Kependidikan yang dilaksanakan
sesuai kebutuhan, bertahap, dan berkelanjutan untuk meningkatkan
profesionalitasnya.

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan sebagai salah satu strategi pembinaan


guru dan tenaga kependidikan diharapkan dapat menjamin guru dan tenaga
kependidikan mampu secara terus menerus memelihara, meningkatkan, dan
mengembangkan kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Pelaksanaan kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan akan
mengurangi kesenjangan antara kompetensi yang dimiliki guru dan tenaga
kependidikan dengan tuntutan profesional yang dipersyaratkan.

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dilakukan baik secara mandiri maupun


kelompok. Khusus untuk Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dalam bentuk
diklat dilakukan oleh lembaga pelatihan sesuai dengan jenis kegiatan dan
kebutuhan guru. Penyelenggaraan diklat PKB dilaksanakan oleh PPPPTK dan
LPPPTK KPTK atau penyedia layanan diklat lainnya.

Pelaksanaan diklat tersebut memerlukan modul sebagai salah satu sumber belajar
bagi peserta diklat. Modul merupakan bahan ajar yang dirancang untuk dapat
dipelajari secara mandiri oleh peserta diklat berisi materi, metode, batasan-
batasan, dan cara mengevaluasi yang disajikan secara sistematis dan menarik
untuk mencapai tingkatan kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat
kompleksitasnya

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 1


Pendahuluan

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan pada tahun 2017


melaksanakan review, revisi, dan mengembangkan modul paska UKG 2015 yang
telah terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan Pengembangan soal
mengacu pada Higher Order Thinking Skills / HOTS materi pedagogic dan
profesional yang akan dipelajari oleh peserta selama mengikuti Program
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.

Lebih lanjut, dalam salah satu butir Nawacita Presiden Joko Widodo adalah
memperkuat pendidikan karakter bangsa dengan melakukan Gerakan Nasional
Revolusi Mental (GNRM) yang akan diterapkan di seluruh sendi kehidupan
berbangsa dan bernegara, termasuk di dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu,
Pendidikan karakter perlu digaungkan dan diperkuat menjadi gerakan nasional
pendidikan karakter bangsa melalui program nasional Penguatan Pendidikan
Karakter (PPK) dalam lembaga pendidikan, melalui harmonisasi olah hati (etik),
olah rasa (estetik), olah pikir (literasi), dan olah raga (kinestetik) dengan dukungan
pelibatan publik dan kerja sama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat yang
merupakan bagian dari GNRM. Bagian-bagian itu tidak boleh dipisahkan agar kita
dapat memajukan kesempurnaan hidup anak-anak kita.

Implementasi PPK dalam modul ini lebih ditekankan pada aktivitas pembelajaran
yang berupa pemaduan di dalam kelas berupa penambahan dan pengintensifan
kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada pengembangan karakter siswa. Dalam
rangka mendukung kebijakan gerakan PPK, modul ini mengintegrasikan lima nilai
utama karakter bangsa, yaitu: religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan
integritas. Adapun sub nilai religius antara lain: cinta damai, toleransi, menghargai
perbedaan agama dan kepercayaan, teguh pendirian, percaya diri, kerja sama
antar pemeluk agama dan kepercayaan, antibuli dan kekerasan, persahabatan,
ketulusan, tidak memaksakan kehendak, mencintai lingkungan, melindungi yang
kecil dan tersisih. Sedangkan sub nilai nasionalis meliputi: apresiasi budaya
bangsa sendiri, menjaga kekayaan budaya bangsa, rela berkorban, unggul, dan
berprestasi, cinta tanah air, menjaga lingkungan, taat hukum, disiplin,
menghormati keragaman budaya, suku, dan agama. Sub nilai mandiri antara lain:
etos kerja (kerja keras), tangguh tahan banting, daya juang, profesional, kreatif,
keberanian, dan menjadi pembelajar sepanjang hayat. Sub nilai gotong royong

2 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK J

antara lain: menghargai, kerja sama, inklusif, komitmen atas keputusan bersama,
musyawarah mufakat, tolong menolong, solidaritas, empati, anti diskriminasi, anti
kekerasan, dan sikap kerelawanan.

Terakhir, sub nilai integritas meliputi: kejujuran, cinta pada kebenaran, setia,
komitmen moral, anti korupsi, keadilan, tanggung jawab, keteladanan, dan
menghargai martabat individu (terutama penyandang disabilitas).

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka modul ini ditulis dalam rangka
memfasilitasi para guru SMK untuk menjadi guru pembelajar sepanjang hayat dan
dapat meningkatkan kompetensi profesionalnya secara berkelanjutan.

Modul pengembangan karier guru yang berjudul “Pemeliharaan Engine


Managemant System (EMS) sepedamotor” ini merupakan modul untuk
kompetensi profesional guru pada Kelompok Kompetensi E. Materi pada modul
dikembangkan berdasarkan kompetensi profesional guru pada Permendiknas
Nomor 16 Tahun 2007. Setiap materi bahasan dikemas dalam kegiatan
pembelajaran yang memuat tujuan, indikator pencapaian kompetensi, uraian
materi, aktivitas pembelajaran, latihan/kasus/tugas, rangkuman, umpan balik, dan
tindak lanjut.

Pada bagian pendahuluan modul diinformasikan tujuan secara umum yang harus
dicapai oleh guru setelah mengikuti diklat, Peta Kompetensi yang harus dikuasai
guru pada KK E, Ruang Lingkup, dan Cara Penggunaan Modul. Setelah guru
mempelajari modul ini diakhiri dengan Evaluasi untuk mengetahui pemahaman
profesional guru terhadap materi.

Setelah mempelajari modul ini, guru diharapkan dapat meningkatkan kompetensi


pedagogik dan professional secara mandiri. Selain itu, guru juga diharapkan
mampu menguatkan karakter para peserta didik melalui tindakan dan tutur katanya
selama proses pembelajaran berdampingan dengan pengembangan
intelektualnya. Pada dasarnya pendidikan di Indonesia bertujuan untuk
mengembangkan potensi-potensi intelektual dan karakter peserta didik.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 3


Pendahuluan

B. Tujuan Pembelajaran

Tujuan disusunnya buku modul diklat Program Pengembangan Keprofesian


Berkelanjutan (PKB) adalah memberikan pemahaman bagi guru dan tenaga
kependidikan tentang pengembangan kompetensi program keahlian teknik
otomotif pada paket keahlian sepeda motor sesuai dengan kompetensi inti dan
kompetensi dasar pada standar kompetensi guru baik dibidang profesi maupun
pedagogik. Disamping itu juga untuk memenuhi target Program Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan berdasarkan 10 tingkatan/grade yang telah ditetapkan
oleh Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan.

Secara khusus buku modul ini memberikan pedoman atau panduan bagi guru dan
tenaga kependidikan dalam pengembangan keprofesian dalam bidang :

1. Pengembangan diri dalam kompetensi pemeliharaan (perawatan dan


perbaikan) program keahlian teknik otomotif paket keahlian teknik sepeda
motor
2. Secara spesifik pengembangan kompetensi diharapakn dapat meningkatkan
kompetensi guru dalam memahami materi kompetensi profesional, berkaitan
dengan Pemeliharaan EMS (engine Management System) sepedamotor yang
meliputi : menelaah sistem injeksi bensin, mendiagnosa kerusakan pada sistem
injeksi bahan bakar bensin, memperbaiki kerusakan pada sistem injeksi bahan
bakar bensin Serta tumbuhnya nilai-nilai kedisiplinan, kreatifitas dan keinginan
berprestasi.
3. Pengembangan diri dalam kompotensi pedagogik dalam materi pengembangan
potensi peserta didik.
4. Integrasi penguatan pendidikan karakter dan pengembangan soal

4 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK J

C. Peta Kompetensi

PETA KOMPETENSI DIKLAT PKB

Bidang Keahlian : Teknologi dan Rekayasa

Jenjang Sekolah : SMK

Program Keahlian/Mapel : Teknik Otomotif

Paket Keahlian : Teknik Sepeda Motor

Standar
Kelompok
Kompetensi Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
kompetensi
Guru (SKG)
Perawatan Menelaah secara umum jenis mekanisme katup
berkala Menyetel celah katup
mesin Menelaah secara umum sistem pelumasan
sepeda sesuai kebutuhan mesin
motor Mengganti saringan oli dan oli
Menelaah secara umum sistem pendinginan
Memeriksa kondisi sistem pendingin
A
Memeriksa kinerja tutup radiator
Menelaah prinsip kerja sistem bahan bakar
Menyetel campuran bahan bakar dan udara
pada karburator
Menyetel putaran stasioner mesin sesuai
spesifikasi
Menelaah emisi gas buang.
Mengukur emisi gas buang
Perawatan Menelaah baterai
berkala sis Memeriksa sistem lampu penerangan
B tem kelistrikan Memeriksa sistem tanda
penerangan & Memeriksa sistem electric starter
Melakukan perbaikan ringan sistem kelistrikan

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 5


Pendahuluan

Standar
Kelompok
Kompetensi Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
kompetensi
Guru (SKG)
sistem tanda
sepeda motor
Perawatan Menelaah secara umum sistem rem
berkala Memeriksa minyak rem
chasis dan Menyetel clearance tuas rem
C sistem Menelaah secara umum prinsip kerja sistem
pemindah kopling
tenaga step1 Menyetel kerengangan kopling
Mendiskripsikan sistem kemudi dan suspensi
Merawat sistem kemudi dan suspense
Perawatan Menelaah Roda
berkala chasis Menelaah rantai penggerak roda
D dan sistem Menyetel rantai penggerak roda belakang
pemindah Mendiskripsikan secara umum prinsip kerja
tenaga step2 transmisi atomatis
Memeriksa komponen sistem transmisi otomatis
Perawatan • Mendiskripsikan sistem pengaliran bahan
berkala bakar EMS
sistem engine • Mendiskripsikan sistem control kelistrikan
E managemant secara umum
system • Memeriksa komponen sistem pengaliran
sepeda motor bahan bakar
• Memeriksa komponen sistem pengapian
Perbaikan Menelaah Konstruksi kepala silinder
Mesin Mendiagnosa kerusakan yang terjadi pada
Sepedamotor kepala silinder
F
step 1 Mendiagnosa kerusakan mekanisme katup
Menyekeur katup.
Menelaah konstruksi blok silinder
Mendiagnosa kerusakan blok silinder

6 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK J

Standar
Kelompok
Kompetensi Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
kompetensi
Guru (SKG)
Memperbaiki kerusakan pada blok silinder
Menelaah konstruksi piston
Mendiagnosa kerusakan piston
Memperbaiki kerusakan pada piston
Menelaah sistem pelumasan
Mendiagnosa kerusakan sistem pelumasan
Memperbaiki kerusakan pada sistem
pelumasan
Perbaikan Menelaah sistem pendingin
Mesin Mendiagnosa kerusakan pada sistem pendingin
Sepedamotor Memperbaiki kerusakan pada sistem pendingin
step 2 Menelaah sistem aliran bahan bakar karburator
G Mendiagnosa kerusakan yang terjadi pada
karburator
Memperbaiki gangguan pada karburator
Menelaah sistem pengapian.
Mendiagnosa kerusakan sistem pengapian
Memperbaiki kerusakan pada sistem pengapian
Perbaikan Menelaah sistem penerangan.
sistem Menelaah sistem sinyal (tanda)
kelistrikan Mendiagnosa kerusakan pada sistem
Sepedamotor penerangan.
Mendiagnosa kerusakan pada sistem sinyal
H (tanda)
Memperbaiki kerusakan yang terjadi pada
sistem penerangan
Memperbaiki kerusakan yang terjadi pada
sistem sinyal (tanda)
Memperbaiki kerusakan yang terjadi pada
sistem penerangan

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 7


Pendahuluan

Standar
Kelompok
Kompetensi Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
kompetensi
Guru (SKG)
Menelaah sistem pengisian
Mendiagnosa sistem pengisian
Memperbaiki kerusakan pada sistem pengisian
Menelaah sistem starter elektrik
Mendiagnosa sistem starter elektrik
Memperbaiki kerusakan pada starter elektrik
Perbaikan Menelaah sistem suspensi
chasis dan Mendiagnosa kerusakan pada sistem suspensi
SPT Memperbaiki kerusakan pada sistem suspensi
Sepedamotor Menelaah sistem rem konvensional dan rem
ABS
Mendiagnosa kerusakan rem konvensional
Mendiagnosa kerusakan rem ABS
Memperbaiki kerusakan sistem rem
I
konvensional Memperbaiki kerusakan sistem
rem ABS
Menelaah sistem kopling
Mendiagnosa kerusakan pada sistem kopling
Memperbaiki kerusakan sistem kopling
Menelaah sistem transmisi
Mendiagnosa kerusakan komponen sistem
transmisi
memperbaiki kerusakan transmisi manual
Pemeliharaan • Menelaah sistem injeksi bensin
EMS (engine • Mendiagnosa kerusakan pada sistem
J
Management injeksi bahan bakar bensin
System) • Memperbaiki kerusakan pada sistem
sepedamotor injeksi bahan bakar bensin

8 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK J

D. Ruang Lingkup

Pada modul ini, ruang lingkup materi meliputi :


1. Sistem injeksi bahan bakar bensin
2. Komponen EMS (Engine Management System)
3. Cara kerja komponen EMS (engine Management System)
4. Pemeriksaan dan perbaikan gangguan EMS (engine Management System)

E. Saran Cara Penggunaan Modul

Secara umum, cara penggunaan modul pada setiap Kegiatan Pembelajaran


disesuaikan dengan skenario setiap penyajian mata diklat. Modul ini dapat
digunakan dalam kegiatan pembelajaran guru, baik untuk moda tatap muka
dengan model tatap muka penuh maupun model tatap muka In-On-In. Alur model
pembelajaran secara umum dapat dilihat pada bagan dibawah.

Gambar 1. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka

E.1. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka Penuh


Kegiatan pembelajaran diklat tatap muka penuh adalah kegiatan fasilitasi
peningkatan kompetensi guru melalui model tatap muka penuh yang dilaksanakan

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 9


Pendahuluan

oleh unit pelaksana teknis dilingkungan ditjen. GTK maupun lembaga diklat
lainnya. Kegiatan tatap muka penuh ini dilaksanan secara terstruktur pada suatu
waktu yang di pandu oleh fasilitator.

10 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK J

Tatap muka penuh dilaksanakan menggunakan alur pembelajaran yang dapat


dilihat pada alur dibawah.

Gambar 2. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh


Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dapat
dijelaskan sebagai berikut,

a. Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat
untuk mempelajari :

• latar belakang yang memuat gambaran materi


• tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi
• kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul.
• ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran
• langkah-langkah penggunaan modul

b. Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi Pemeliharaan EMS
(Engine Management System) sepedamotor, fasilitator memberi kesempatan

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 11


Pendahuluan

kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan secara
singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta
dapat mempelajari materi secara individual maupun berkelompok dan dapat
mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.

c. Melakukan aktivitas pembelajaran


Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan
rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator.
Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan
pendekatan yang akan secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan bersama
fasilitator dan peserta lainnya, baik itu dengan menggunakan diskusi tentang
materi, malaksanakan praktik, dan latihan kasus.

Lembar kerja pada pembelajaran tatap muka penuh adalah bagaimana


menerapkan pemahaman materi-materi yang berada pada kajian materi.

Pada aktivitas pembelajaran materi ini juga peserta secara aktif menggali
informasi, mengumpulkan dan mengolah data sampai pada peserta dapat
membuat kesimpulan kegiatan pembelajaran.

d. Presentasi dan Konfirmasi


Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi hasil kegiatan sedangkan
fasilitator melakukan konfirmasi terhadap materi dan dibahas bersama.

e. Refleksi
pada bagian ini peserta dan penyaji me-review atau melakukan refleksi materi
berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran, kemudian didampingi oleh panitia
menginformasikan tes akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang
dinyatakan layak tes akhir.

E. 1. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka In-On-In


Kegiatan diklat tatap muka dengan model In-On-In adalan kegiatan fasilitasi
peningkatan kompetensi guru yang menggunakan tiga kegiatan utama, yaitu In
Service Learning 1 (In-1), on the job learning (On), dan In Service Learning 2 (In-

12 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK J

2). Secara umum, kegiatan pembelajaran diklat tatap muka In-On-In tergambar
pada alur berikut ini.

Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model In-On-In dapat dijelaskan sebagai
berikut,

a. Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan disampaikan bertepatan pada saat pelaksanaan In
service learning 1 fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat untuk
mempelajari :

• latar belakang yang memuat gambaran materi


• tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 13


Pendahuluan

• kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul.


• ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran
• langkah-langkah penggunaan modul
b. In Service Learning 1 (IN-1)
• Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi Pemeliharaan EMS
(Engine Management System) sepedamotor, fasilitator memberi kesempatan
kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan secara
singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta
dapat mempelajari materi secara individual maupun berkelompok dan dapat
mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.

• Melakukan aktivitas pembelajaran


Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan
rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator.
Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan
pendekatan/metode yang secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan, baik itu
dengan menggunakan metode berfikir reflektif, diskusi, brainstorming, simulasi,
maupun studi kasus yang kesemuanya dapat melalui Lembar Kerja yang telah
disusun sesuai dengan kegiatan pada IN1.

Pada aktivitas pembelajaran materi ini peserta secara aktif menggali informasi,
mengumpulkan dan mempersiapkan rencana pembelajaran pada on the job
learning.

c. On the Job Learning (ON)


• Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi Pemeliharaan EMS
(Engine Management System) sepedamotor,, guru sebagai peserta akan
mempelajari materi yang telah diuraikan pada in service learning 1 (IN1). Guru
sebagai peserta dapat membuka dan mempelajari kembali materi sebagai bahan
dalam mengerjaka tugas-tugas yang ditagihkan kepada peserta.

14 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK J

• Melakukan aktivitas pembelajaran


Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah maupun
di kelompok kerja berbasis pada rencana yang telah disusun pada IN1 dan sesuai
dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul. Kegiatan
pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan
pendekatan/metode praktik, eksperimen, sosialisasi, implementasi, peer
discussion yang secara langsung di dilakukan di sekolah maupun kelompok kerja
melalui tagihan berupa Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan kegiatan
pada ON.

Pada aktivitas pembelajaran materi pada ON, peserta secara aktif menggali
informasi, mengumpulkan dan mengolah data dengan melakukan pekerjaan dan
menyelesaikan tagihan pada on the job learning.

d. In Service Learning 2 (IN-2)


Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi produk-produk tagihan ON yang
akan di konfirmasi oleh fasilitator dan dibahas bersama.

e. Refleksi
Pada bagian ini peserta dan penyaji me-review atau melakukan refleksi materi
berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran, kemudian didampingi oleh panitia
menginformasikan tes akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang
dinyatakan layak tes akhir.

E. 2. Lembar Kerja
Modul pembinaan karir guru kelompok komptetansi Pemeliharaan EMS (Engine
Management System) sepedamotor, teridiri dari beberapa kegiatan pembelajaran
yang didalamnya terdapat aktivitas-aktivitas pembelajaran sebagai pendalaman
dan penguatan pemahaman materi yang dipelajari.

Modul ini mempersiapkan lembar kerja yang nantinya akan dikerjakan oleh
peserta, lembar kerja tersebut dapat terlihat pada table berikut.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 15


Pendahuluan

Tabel 1 Daftar Lembar Kerja Modul

Kode
No Nama LK Keterangan
LK
1. LK.01. Menelaah sistem injeksi bensin TM, IN 1
2. LK.02. Mendiagnosa kerusakan pada sistem injeksi TM, ON
bahan bakar bensin
3. LK.03. Memperbaiki kerusakan pada sistem injeksi TM, ON 1
bensin
4. LK.04. Identifikasi throuble code pada sistem EMS ON
sepeda motor
5. LK.05. Pegembangan soal HOTS ON

Keterangan.
TM : Digunakan pada Tatap Muka Penuh
IN1 : Digunakan pada In service learning 1
ON : Digunakan pada on the job learning

Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal, dalam menggunakan modul ini
maka langkah-langkah yang perlu dilaksanakan antara lain :

1. Bacalah dan pahami dengan seksama uraian-uraian materi yang ada pada
masing-masing kegiatan belajar.
2. Kerjakan setiap tugas formatif (soal latihan) untuk mengetahui seberapa besar
pemahaman kompetensi yang telah dimiliki terhadap materi-materi yang
dibahas dalam setiap kegiatan belajar.
3. Untuk kegiatan belajar praktik, perhatikanlah hal-hal berikut:
a. Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang berlaku.
b. Pahami setiap langkah kerja (prosedur praktikum) dengan baik.
c. Sebelum melaksanakan praktikum, identifikasi peralatan dan bahan yang
diperlukan dengan cermat.
d. Gunakan alat sesuai prosedur pemakaian yang benar.

16 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK J

Kegiatan Pembelajaran 1
Sistem Pengaliran Bahan Bahan Bakar

A. Tujuan

Melalui belajar mandiri dan diskusi peserta diklat mampu menjelaskan cara kerja
sistem pengaliran bahan bakar, komponen-komponennya serta cara
pemeriksaannya dengan baik dan benar dengan selalu memperhatikan unsur-
unsur K3 baik terhadap diri sendiri, alat, orang lain dan lingkungan sekitar.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Peserta diklat mampu :

1. Menelaah sistem pengaliran bahan bakar EMS


2. Memeriksa komponen sistem pengaliran bahan bakar EMS dengan benar
dengan selalu memperhatikan unsur-unsur keselamatan kerja baik terhadap
diri sensiri, alat, orang lain dan lingkungan sekitar.

C. Uraian Materi

1. Campuran Bahan Bakar

Campuran bahan bakar yang masuk ke dalam ruang bakar mesin harus dalam
kondisi mudah terbakar, agar dapat menghasilkan efisiensi tenaga yang maksimal.
Campuran yang belum sempurna akan sulit terbakar bila tidak dalam bentuk gas
yang homogen. Bensin tidak dapat terbakar dengan sendirinya, harus dicampur
dengan udara dalam takaran yang tepat. Perbandingan campuran udara dan
bensin ini sangat mempengaruhi pemakaian bahan bakar.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 17


Kegiatan Pembelajaran 1

Gambar 1. 1 Ratio udara dan bahan bakar

Berat dari bagian udara dan bahan bakar. Bensin harus terbakar keseluruhannya
untuk dapat menghasilkan tenaga besar pada mesin dan meminimalkan tingkat
emisi gas buang dari mesin. Secara teori perbandingan udara dan bahan bakar
adalah 15 : 1 . Yaitu 15 untuk udara berbanding 1 untuk bensin.

Pada kondisi sebenarnya, mesin membutuhkan campuran udara dan besin dalam
perbandingan yang berbeda-beda, tergantung pada temperatur, kecepatan
putaran mesin, beban dan kondisi lainya. Di bawah ini diperlihatkan perbandingan
campuran udara dan bensin secara teoritis yang dibutuhkan mesin sesuai kondisi.

1. Saat mesin di start (dingin) 2-3 : 1 (choke dipergunakan)


2. Hangat 7-8 : 1
3. Pada putaran stationer (idling) 8-12 : 1
4. Berjalan normal dengan beban ringan 15-17 : 1
5. Beban berat 11-13 : 1
6. Saat pecepatan (tarikan) : bervariasi tergantung dari cara percepatan

Prinsip kerja karburator sama dengan prinsip kerja semprotan serangga. Ketika
udara di tekan, maka cairan yang berada dalam tabung akan terisap dan bersama-
sama dengan udara terkarburasi keluar berupa gas, campuran udara dan bensin
masuk kedalam ruang bakar karena adanya hisapan (vacuum) yang dihasilkan
oleh langkah piston (langkah hisap).

18 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK J

Gambar 1. 2. Terjadinya pengabutan

Antara karburator dengan sistem fuel injection ( FI ) sebenarnya mempunyai tujuan


yang sama yaitu memberikan campuran udara dan bensin dalam jumlah yang
tepat sesuai dengan tuntutan kondisi kerja mesin. Hanya metode
pencampurannya saja yang berbeda, sedangkan pada sistem fuel injection
penginjeksian dilakukan secara elektronik, bensin disemprotkan bukan
berdasarkan kevakuman pada intake melainkan karena adanya respon terhadap
suatu sinyal listrik dari ECM (engine control modul) ke injector.

Keuntungan fuel injection type

1. Menyempurnakan atomisasi (bahan bakar memaksa masuk ke intake yang


membantu memecah bahan bakar saat disemprotkan yang akan
menyempurnakan campuran)
2. Distribusi bahan bakar yang lebih baik (campuran udara bahan bakar disuplai
dengan jumlah yang sesuai ke silinder)
3. Putaran stationer lebih lembut (campuran bahan bakar dan udara yang kurus
tidak menjadikan putaran mesin kasar oleh karena distribusi bahan bakar lebih
baik dan kecepatan atomisasi yang rendah)
4. Irit (efisiensi tinggi oleh karena takaran campuran bahan bakar yang lebih tepat,
atomisasi, distribusi dan adanya sistem pemutus bahan bakar)
5. Emisi gas buang rendah (ketepatan takaran campuran udara dan bahan bakar
yang menjadikan sempurnanya pembakaran dapat mengurangi emisi gas
buang)
6. Lebih baik saat dioperasikan pada sesuai kondisi temperatur (adanya sensor
yang mendeteksi temperatur menjadikan pengontrolan penginjeksian lebih
baik)

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 19


Kegiatan Pembelajaran 1

7. Meningkatkan tenaga mesin (ketepatan takaran campuran pada silinder dan


aliran udara yang ditingkatkan dapat menghasilkan tenaga yang lebih besar)

2. Dasar – Dasar Sistem Injeksi

Sistem pengontrolan penginjeksian bahan bakar saat ini berkembang dengan


pesat terutama pada mesin bensin, walaupun harus kita ingat bahwa penguraian
bahan bakar hasil pembakaran berupa gas buang yang bersih membatasi
pemakaian bahan bakar untuk memenuhi tuntutan tersebut, sepeda motor dengan
kemampuan tinggi mempergunaan electronic control fuel injection yang diatur oleh
sensor- sensor yang menerima sinyal untuk mengatur campuran bahan bakar
secara sempurna dan menghasilkan emisi yang ramah lingkungan.

Gambar di bawah ini adalah sistem injeksi dimana injector dan pompa bahan bakar
terpisah, yaitu bensin dipompa oleh fuel pump dengan tekanan tertentu memalui
saluran bensin masuk ke injector

Gambar 1. 3. Sistem injeksi

Banyaknya bensin yang diseprotkan harus sebanding dengan jumlah udara yang
masuk ke dalam silinder. Semakin banyak udara yang mengalir masuk ke dalam
silinder, maka bensin harus semakin banyak di semprotkan. Semakin sedikit udara
yang masuk, maka volume bensin yang disemprotkan juga sedikit.

Berdasarkan jumlah injector-nya sistem injeksi di bagi menjadi 2 yaitu :

20 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK J

1. Single point injection

Single point injection system biasa di sebut jumlah throttle body injection (TBI)
sebuah injector terletak di throttle body pada intake, bensin disemprotkan
ditengah-tengah intake untuk menyuplai kebutuhan bahan bakar ke silinder

Gambar 1. 4. Bagan sistem single point inection

2. Multi point injection

Multi point injection, system yang mempunyai injector pada setiap saluran untuk
menyuplai bensin pada masing-masing silinder. Bensin disemprotkan ke masing-
masing saluran pada intake valve. Oleh karena itu istilah multi point (lebih dari satu
lokasi/titik) fuel injection digunakan.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 21


Kegiatan Pembelajaran 1

Gambar 1. 5. Bagan sistem multy point injection

Berdasarkan penempatan injector-nya sistem injeksi di bagi menjadi 2 yaitu :

a. Indirect injection

Indirect injection system, menyeprotkan bahan bakar ke intake seperti yang


digunakan pada sistem penginjeksian mesin bensin, bensin disemprotkan tidak
langsung kedalam ruang bakar

Gambar 1. 6. Indirect injection

22 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK J

b. Direct injection

Pada direct injection sistem bahan bakar diseprotkan langsung ke dalam ruang
bakar.

Gambar 1. 7. Direct injection


Sistem Pengaliran Bahan Bakar

Secara prinsip pengaliran bahan bakar pada semua sistem injeksi bensin adalah
sama, dan bagian dari komponen tertentu dapat dipakai pada sistem injeksi yang
berbeda.

Komponen – Komponen Sistem Pengaliran Bahan Bakar


Secara sederhana bagan pengaliran dapat digambarkan seperti gambar di bawah
ini

Gambar 1. 8. Bagan pengaliran bahan bakar

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 23


Kegiatan Pembelajaran 1

Keterangan
Sistematika pengaliran bahan bakar : Tangki bensin menuju filter hisap bensin,
pompa bensin, Pressure regulator kemudian kembali ke tangki bensin (Pada
pressure regulator mengatur tekanan yang masuk ke slang bensin secara konstan
menuju injektor).

Gambar 1. 9. Aliran bahan bakar injeksi

Keterangan

1. Fuel Tank (Tangki bahan bakar)

2. Electric Fuel Pump (Pompa bensin listrik)

3. Fuel pressure regulator (Pengatur tekanan bahan bakar)

4. Fuel suction filter (Saringan hisap bahan bakar)

5. Fuel feed Hose (Slang suplai bahan bakar)

6. Fuel Injector

7. Throttle body

24 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK J

1. Fuel Tank (Tangki Bensin)

Konstruksi tangki sedikit agak berbeda dengan mesin karburator, tapi tangki mesin
karburator masih dapat dipakai untuk sistem injeksi.

Gambar 1. 10. Tangki bahan bakar

Pompa bensin listrik ditempatkan dalam tangki supaya dalam tangki ada tekanan
maka dipasang sebuah katup ventilasi yang terdapat pada tutup tangki, untuk
mencegah terjadinya kevakuman pada ruang tangki, karena karakter pompa tidak
mampu menghisap bahan bakar jika diruang tangki terjadi kevakuman.

2. Electric Fuel Pump (Pompa bensin listrik)

Gambar 1. 11. Pompa bahan bakar

Berfungsi mengalirkan bahan bakar dengan tekanan tinggi sehingga bisa


diinjeksikan ke saluran masuk.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 25


Kegiatan Pembelajaran 1

Catatan : bensin harus tetap penuh pada ruang pompa, hal ini karena bensin
berfungsi sebagai pelumas dan pendingin pompa oleh sebab itu sepeda motor
dengan sistem injeksi bensin tidak boleh tangki dalam keadaan kosong.

3. Fuel Pressure Regulator (Pengatur tekanan bahan bakar)

Fuel Pressure regulator berfungsi untuk mengatur tekanan bahan bakar yang
menuju injektor agar selalu konstan ( sebesar 294 KPa atau ± 3 bar).

Gambar 1. 12. Posisi regulator


Keterangan :

Kelebihan tekanan bahan bakar yang dihasilkan pompa akan dikembalikan ke


tangki lagi melalui pressure regulator dengan cara menekan membran dan pegas
yang ada didalam pressure regulator. Besar tekanan bahan bakar tergantung
pada kekuatan pegas pressure regulator.

Fungsi lain dari pressure regulator adalah mempertahankan tekanan system


meskipun pompa tidak bekerja lagi. (lihat diagram sifat bensin dibawah ini)

26 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK J

DIAGRAM SIFAT BENSIN

Tekanan bahan
bakar harus
dipertahankan
agar bahan bakar
masih tetap
berbentuk cair
pada waktu
motor panas
(lihat grafik ! )
Contoh :
Bensin dengan
tekanan 2 bar,
masih berbentuk
cair pada suhu 
Gambar 1. 13. Diagram sifat bensin 120  c

Jadi pada tekanan sistem, ketika mesin mati / pompa bahan bakar tidak aktif,
tekanan bahan bakar harus dipertahankan minimun 2 bar.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 27


Kegiatan Pembelajaran 1

4. Fuel Suction Filter ( saringan hisap bahan bakar)

Untuk menyaring kotoran kasar yang ada pada bensin, agar tidak merusak elemen
pompa.

1. Elemen kasa
2. Penahan kasa

Gambar 1. 14. Saringan Bahan bakarGambar

Bila penahan kasa rusak, maka akan menyebabkan kasa menyumbat saluran
hisap bahan bakar.

5. Fuel Injector (Penyemprot bahan bakar)

Berfungsi menginjeksikan (menyemprotkan) bahan bakar pada saluran masuk,


dalam bentuk kabut bensin yang sangat halus.

Pembukaan katup injector diatur secara elektro magnetis oleh ECU (Electronic
Control Unit)

Gambar 1. 15 Injektor

28 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK J

Bentuk semprotan Injektor

Gambar 1. 16 Bentuk semprotan


Katup jarum akan membuka secara elektromagnetis dan terputus-putus.

Volume bahan bakar yang diinjeksikan tergantung pada lamanya pembukaan


injektor ( timing injection / injection duration).

Macam-macam bentuk semprotan

Gambar 1. 17. Macam-macam bentuk dan kualitas semprotan


Keterangan
a bagus
b,c, dan d . tidak bagus (jelek).

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 29


Kegiatan Pembelajaran 1

6. Throttle Body

Gambar 1. 18. Throtle body


Berfungsi sebagai pengatur jumlah udara masuk, dudukan injektor dan tempat unit
sensor, yaitu:
1. Throtle Position Sensor (TPS) / sensor posisi katup gas.
2. Intake Air Temperature Sensor (IAT) / sensor temperatur udara masuk
3. Manifold Absolut Pressure Sensor (MAP) / Sensor tekanan absolut saluran
masuk.
7. Saluran (selang) bahan bakar

Selang bahan bakar untuk sistem injeksi dirancang khusus agar bisa mengaliran
bahan bakar yang bertekanan, sehingga selang tidak mudah bocor atau pecah
ketika digunakan

Adapun tipe dan konstruksi selang bermacam-macam sesuai dengan kebutuhan,


diantaranya seperti gambar di bawah ini :

Gambar 1. 19. Selang menggunakan satu lapisan

30 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK J

Gambar 1. 20. Selang menggunakan dua lapisan


Sumber : Caterpillar Hose and Couplings : caterpillar asia pacific learning

3. Pemeriksaan Komponen Sistem Pengaliran Bahan Bakar

(Contoh, pada sepeda motor Honda Supra)

A. Pemeriksaan Injektor

Langkah kerja.

1. Putar kunci kontak pada posisi OFF

2. Lapaskan konektor terminal injektor (2P conector) dan konektor ECM (33P
conector)

3. Periksa secara visual terhadap kotoran atau kelonggaran sambungan


(sambungan lemah) pada kedua konektor

4. Periksa kontinuitas antara kedua konektor

5. Periksa kontinuitas terminal 2P injektor dengan massa

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 31


Kegiatan Pembelajaran 1

Keterangan pengukuran
33P Conector Merah
massa keterangan
2P Conector muda/hijau

Merah
Ada Tidak ada baik
muda/hijau

6. Periksa besar nilai tahanan injektor

Standar nilai tahanan injektor

R-Injektor = 10,2 – 11,4 ohm (20º)

Hasil pengukuran :________________________

7. Pasang kembali konektor pada ECM (33P conector)

8. Putar kunci kontak pada posisi ON

9. Periksa / Ukur tegangan yang masuk pada injektor pada sisi wire harness.

32 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK J

Keterangan pemeriksaan tegangan sumber

Hubungan Hitam / Biru Hasil pengukuran


Massa Std : minimum 1,1 Volt

Periksa tegangan impuls injeksi, dengan menghubungkan kabel 2P conector


injektor ( pink / hijau ) dan lampu LED seperti pada gambar dibawah sambil
menstart mesin.

B. Pemeriksaan Aliran Bahan Bakar

Catatan : sebelum melakukan pemeriksaan baterai harus dalam kondisi penuh.

1. Membuang Tekanan Bahan Bakar/ Melepaskan Quick Connect Fitting

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 33


Kegiatan Pembelajaran 1

CATATAN:
Sebelum melepaskan fuel feed hose slang penyaluran bahan bakar, buanglah
tekanan dari system dengan
Melepaskan quick connect fitting (peralatan pemasangan dengan cepat) pada fuel
pump.
Langkah-langkahnya;
1. Lepaskan fuel pump 5P connector (hitam).
2. Hidupkan mesin, dan biarkan berputar stasioner sampai mesin mati sendiri.
3. Putar kunci kontak ke “OFF”. Lepaskan kabel negatif baterai dulu, lalu
lepaskan kabel positif.
4. Periksa fuel quick connect fitting terhadap kotoran, dan bersihkan bila perlu.
Letakkan handuk bengkel bersih diatas quick connect Fitting.

34 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK J

5. Tariklah penutup karet. Pegang connector dengan satu tangan dan pencet
retainer tabs (lidah penahan) dengan tangan yang lain untuk melepaskannya
dari locking pawls (penahan pengunci). Tarik lepas connector.

Catatan:
1. Cegahlah agar sisa bahan bakar didalam fuel feed hose (slang saluran bahan
bakar) tidak keluar dengan handuk bengkel.

2. Hati-hati agar tidak merusak slang atau bagian lain.

3. Jangan menggunakan kunci perkakas

4. Jika connector tidak bergerak, tekan retainer (alat penahan) tabs terus ke
dalam, dan secara bergantian tarik dan tekan connector sampai ia terlepas
dengan mudah.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 35


Kegiatan Pembelajaran 1

Untuk mencegah terjadinya kerusakan dan menjaga agar kotoran tidak


memasukinya, tutuplah connector yang telah dilepaskan dan pipe end (ujung pipa)
dengan kantong plastik.

Pemasangan Quick Connect Fitting


CATATAN:
1. Selalu ganti retainer (alat penahan) dari quick connect fitting dengan yang baru
jika fuel feed hose telah dilepaskan.

2. Jika retainer perlu diganti, pakailah retainer buatan pabrik yang sama seperti
yang telah dilepaskan (masing-masing pabrik pembuat mempunyai spesifikasi
yang berbeda).

Bersihkan daerah disekitar fuel hose joint (penyambung slang bahan bakar).
Masukkan sebuah retainer baru ke dalam connector joint (penyambung connector)
dengan menempatkan kedua hooks (kaitan) dari retainer dengan kedua lubang
pada conector joint.

36 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK J

CATATAN:
Jangan menekuk atau memelintir fuel feed hose. Bersihkan disekitar pipe.

Letakkan karet dengan tepat. Tepatkan quick connect fitting dengan pipe dan
tepatkan retainer loocking pawls yang baru dengan alur-alur pada connector.

Kemudian tekan quick connect fitting pada pipe sampai kedua retainer pawls
mengunci dengan sebuah “KLIK”.
Jika sulit disambungkan, tetesi sejumlah kecil oli mesin pada pipe end

CATATAN:
Ketika memasang quick connect fitting pada sisi injector dari fuel feed pipe,
tepatkan tabs antara connector damper dan retainer

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 37


Kegiatan Pembelajaran 1

Pastikan bahwa penyambungan terpasang dengan kokoh dan bahwa pawls


terkunci dengan erat pada tempatnya. Periksa secara visuil dan dengan menarik
connector.

Hubungkan fuel pump 5P conector (hitam). Untuk sementara hubungkan kawat


positif dan negatif ke baterai.
CATATAN: : Jangan hidupkan mesin.
Putar kunci kontak ke “ON”.
Fuel pump akan berjalan selama kira-kira 2 detik, dan tekanan bahan bakar akan
naik.
Ulangi 2 atau 3 kali, dan periksa bahwa tidak ada kebocoran pada sistem
penyaluran bahan bakar.
Pasang fuel pump cover

38 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK J

Pasang dan kencangkan kedua sekrup khusus dengan torsi yang ditentukan.
TORSI : 4,2 N.m (0,4 kgf.m, 3 lbf.ft)
Pasang dan kencangkan baut pemasangan tangki bahan bakar dengan erat.

2. Tes Tekanan Bahan Bakar

LANGKAH KERJA

a. fuel pump)

Setelah pemeriksaan, lepaskan fuel pressure gauge dan pressure gauge set dari
fuel pump kemudian lan

a) Buang tekanan bahan bakar dan lepaskan quick connect fitting


b) Pasang fuel pressure gauge set dan pressure gauge
c) Pasang fuel pressure gauge set dan pressure gauge
d) Hidupkan mesin dan biarkan berputar stasioner.
Baca tekanan bahan bakar.

PUTARAN STASIONER : 1.400 ± 100 min-1 (rpm)

TEKANAN BAHAN BAKAR : 294 kPa (+ 3 bar /43 psi)

Jika tekanan bahan bakar lebih tinggi dari pada yang ditentukan.
Ganti rakitan pompa bahan bakar.
Jika tekanan bahan bakar lebih rendah dari pada yang ditentukan,
Periksa sebagai berikut :
b. Kebocoran pada saluran bahan bakar.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 39


Kegiatan Pembelajaran 1

c. Pompa bahan bakar


Fuel suction filter tersumbat (perakitan jutkan dengan seperti dibawah ini,

3. Pemeriksaan Debit Bahan Bakar

LANGKAH KERJA

Buanglah tekanan bahan bakar dan lepaskan quick connect fitting.

CATATAN:

Bersihkan bensin yang tertumpah.


Letakkan ujung dari hose kedalam tempat penampung dan ukur Jumlah aliran
bahan bakar dengan kunci kontak yang diputar ke “ON”.

CATATAN:

Fuel pump beroperasi selama 2 detik, jalankan 5 kali sehingga jumlah waktu
pengukuran 10 detik.
Jumlah aliran bahan bakar :

13,9 cm3 (0,47 US oz, 0,49 Imp oz) minimum/10 detik pada 12 V, jika aliran bahan
bakar kurang dari pada yang ditentukan, periksalah sebagai berikut:

1. Fuel pump

2. Fuel section filter tersumbat (pemasangan fuel pump)

Hubungkan quick connect fitting

40 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK J

4. Pemeriksaan kerja Pompa Bahan Bakar (Fuel Pump)

LANGKAH KERJA

Putar kunci kontak ke “ON” dan pastikan bahwa fuel pump beroperasi selama
beberapa detik.

Jika fuel pump tidak beroperasi, periksalah sebagai berikut :

Putar kunci kontak ke “OFF”

Lepaskan body cover

Lepaskan fuel pomp cover

Lepaskan fuel pump 5P connector (hitam).

Putar kunci kontak ke “ON” dan ukur tegangan antara terminal-terminal.

HUBUNGAN : Hitam/Biru (+) ,Coklat (-).

STANDARD : Voltase/tegangan baterai 11 V minimum.

Jika nilai yang ditentukan sesuai, gantilah fuel pump.

Jika nilai menyimpang dari yang ditentukan, periksalah Sebagai berikut :

1. Sekering utama 15A

2. Rangkaian terbuka pada kawat hitam/biru atau coklat.

3. ECM

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 41


Kegiatan Pembelajaran 1

PELEPASAN

CATATAN:

Fuel pump tidak dapat dibongkar setelah dilepaskan.

Bersihkan daerah di sekitar fuel pump.

Buanglah tekanan bahan bakar dan lepaskan quick connect fitting

Lepaskan fuel pump 5P connector (Hitam).

Lepaskan kawat fuel pump dari klemnya

Lepaskan baut-baut pemasangan fuel pump klem

CATATAN :

Lepaskan fuel pump sementara berhati-hati untuk tidak merusak fuel level sensor
float arm.

Lepaskan set plate/rakitan fuel pump unit dan packing.

Cara Pemeriksaan

Periksa fuel pump unit terhadap keausan atau kerusakan.

Periksa fuel section filter terhadap keausan atau kerusakan

Ganti fuel pump unit bila perlu

42 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK J

PEMASANGAN

CATATAN :

1. Selalu ganti packing dengan yang baru.


2. Pasang fuel pump dengan berhati-hati untuk tidak merusak level sensor float
arm.
3. Berhati-hatilah untuk tidak menjepit kotoran dan debu diantara fuel pump dan
packing.
Pasang sebuah packing baru pada fuel pump unit.
Pasang set plate dengan mentepatkan lubangnya dengan tonjolan pada fuel pump
unit.
Pasang set plate/rakitan fuel pump unit pada fuel tank.
Pasang klem dan kencangkan mur-mur pemasangan fuel pump dalam urutan yang
diperlihatkan.

TORSI : 12 N.m (1,2 kgf..m,9 lbf.ft)


Hubungkan fuel pump 5P connector (hitam). Jepit kawat fuel pump dengan
klem.
Hubungkan quick connect fitting

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 43


Kegiatan Pembelajaran 1

D. Aktivitas Pembelajaran

Aktivitas pembelajaran pada kegiatan pembelajaran pemeliharaan EMS (engine


Management System) sepedamotor pada Kegiatan Pembelajaran 1 ini terdiri atas
dua bagian: yaitu diskusi materi dan aktivitas mengerjakan lembar kerja.

Anda dipersilahkan melakukan aktivitas pembelajaran tersebut secara mandiri


dengan penuh tanggung jawab yang tinggi.

1. Diskusi Materi

Pada saat mempelajari materi, baca uraian materi sampai tuntas dengan teliti,
kritis, dan rasa ingin tahu yang tinggi dan buatlah rangkuman dengan kreatif dalam
bentuk peta pikiran (mindmap) secara mandiri kemudian diskusikan dalam
kelompok. Baca juga buku Panduan Penilaian untuk Pendidikan Menengah
Kejuruan, Kemendikbud. Selanjutnya, perwakilan kelompok bekerjasama
mempresentasikan hasil diskusi kelompok dan anggota kelompok lain
menghargai, memperhatikan dan menanggapinya secara aktif.

2. Lembar Kerja

Setelah mengkaji materi pemeliharaan EMS (engine Management System)


sepedamotor pada Kegiatan Pembelajaran 1 ini Anda dapat mencoba melakukan
kegiatan yang dalam modul ini disajikan dalam lembar kerja. Pastikan Anda sudah
menguasai seluruh materi dalam modul. Aktivitas dapat dilakukan secara mandiri
atau dapat bekerjasama dalam kelompok masing-masing serta menyelesaikan
aktivitas secara disiplin sesuai dengan waktu yang ditentukan.

44 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK J

LK 1 : Menelaah sistem injeksi bensin.

Prosedur kerja :

1. Bacalah kembali bahan bacaan yang ada di Kegiatan Pembelajaran 1


tentang Sistem Pengaliran Bahan Bakar sepeda motor.

2. Siapkan satu unit sepeda motor dengan sistem injeksi.

3. Lakukan pemeriksaan terhadap semua komponen sistem bahan bakar dan


catat hasil pemeriksaanya dan bandingkan dengan buku manual.

Jenis kendaraan / merek :……………………………

Tahun perakitan/ CC : …………………….…….

Hasil
No Nama Komponen Pemeriksaan Kesimpulan
Pemeriksaan
1 • Tangki bensin - Kebocoran
• Tutup tangki - Karet, pengunci
2 Pompa bensin - Tegangan masuk
- Tekanan bahan bakar
- Debit bahan bakar
selama 10 detik
3 Filter bensin - Kebersihan filter
- Keutuhan filter
4 Regulator / FPR Kerapatan :
- Sambungan/dudukan
- Katup (tes kebororan)
5 Selang bensin - Kondisi selang
- Kondisi Quick connect
fitting
6 Injektor - Tegangan masuk
injektor
- Sinyal masa/ impuls
injeksi
- Tahanan injektor
- Bentuk pengabutan

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 45


Kegiatan Pembelajaran 1

E. Latihan/ Kasus /Tugas

1. Jelaskan keuntungan sistem injeksi dibandingkan dengan sistem karburator


2. Jelaskan perbedaan sistem penyemprotan injektor berdasarkan
a. Jumlah injektor
b. Posisi penempatan injector
c. Gambarkan bagan pengaliran bahan bakar EMS
3. Jelaskan Fungsi fuel pressure regulator
4. Apa akibat yang ditimbulkan jika tekanan fuel pressure regulator di bawah
standar

F. Rangkuman

Campuran yang belum sempurna akan sulit terbakar bila tidak dalam bentuk gas
yang homogen. Bensin tidak dapat terbakar dengan sendirinya, harus dicampur
dengan udara dalam takaran yang tepat. Perbandingan campuran udara dan
bensin ini sangat mempengaruhi pemakaian bahan bakar.

Keuntungan fuel injection type


1. Menyempurnakan atomisasi (bahan bakar memaksa masuk ke intake yang
membantu memecah bahan bakar saat disemprotkan yang akan
menyempurnakan campuran).

2. Distribusi bahan bakar yang lebih baik (campuran udara bahan bakar disuplai
dengan jumlah yang sesuai ke silinder).

3. Putaran stationer lebih lembut (campuran bahan bakar dan udara yang kurus
tidak menjadikan putaran mesin kasar oleh karena disribusi bahan bakar lebih
baik dan kecepatan atomisasi yang rendah).

4. Irit (efisiensi tinggi oleh karena takaran campuran bahan bakar yang lebih tepat,
atomisasi, distribusi dan adanya sistem pemutus bahan bakar).

5. Emisi gas buang rendah (ketepatan takaran campuran udara dan bahan bakar
yang menjadikan sempurnanya pembakaran dapat mengurangi emisi gas
buang).

46 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK J

6. Lebih baik saat dioperasikan pada seuai kondisi temperatur (adanya sensor
yang mendeteksi temperatur menjadikan pengontrolan penginjeksian lebih
baik).

7. Meningkatkan tenaga mesin (ketepatan takaran campuran pada silinder dan


aliran udara yang ditingkatkan dapat menghasilkan tenaga yang lebih besar).

8. Secara prinsip pengaliran bahan bakar pada semua sistem injeksi bensin
adalah sama, dan bagian dari komponen tertentu dapat dipakai pada sistem
injeksi yang berbeda.

Sistematika pengaliran bahan bakar : Tangki bensin Filter hisap bensin pompa
bensin menuju Pressure regulator kemudian kembali ke tangki bensin (Pada
pressure regulator mengatur tekanan yang masuk ke slang bensin secara konstan
menuju injektor).
Komponen sistem pengaliran bahan bakar adalah sebagai berikut
1. Fuel Tank (Tangki bahan bakar)

Berfungsi sebagai penampung bahan bakar dan rumah pompa bahan bakar.
2. Electric Fuel Pump (Pompa bensin listrik)
Berfungsi memompa bahan bakar dengan tekanan tertentu menuju injector.
3. Fuel pressure regulator (Pengatur tekanan bahan bakar)
Berfungsi untuk membatasi tekanan aliran bahan bakar yang mengalir menuju
injektor
4. Fuel suction filter (Saringan hisap bahan bakar)
Berfungsi untuk menyaring bahan bakar yang akan masuk keinjektor
5. Fuel feed Hose (Slang suplai bahan bakar)

Berfungsi sebagai tempat aliran bahan bakar


6. Fuel Injector
Berfungsi untuk menyemprotkan bahan bakar
7. Throttle body
Berfungsi sebagai dudukan injektor dan sensor

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 47


Kegiatan Pembelajaran 1

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jawaban “Ya” atau “Tidak”.


Jawaban harus jujur dan professional sesuai kondisi Anda yang sebenarnya. Jika
Anda belum mampu menjawab “Ya” minimal 6 butir berarti Anda harus
mengulangi bab ini dengan pantang menyerah, disiplin dan kerja keras. Berdiskusi
dan bekerjasalah dengan teman atau sejawat dengan menumbuhkan sikap saling
menghargai, tidak memaksakan kehendak, berpikir terbuka dan tetap kritis secara
professional. Jika Anda mampu menjawab “Ya” minimal 6 butir berarti Anda sudah
menguasai sebagian besar materi. Silahkan Anda menambah pengetahuan dari
buku atau internet. Selanjutnya Anda silahkan melanjutkan ke materi berikutnya.
Tetaplah Anda menjadi guru yang belajar sepanjang hayat, pantang menyerah dan
disiplin dalam belajar.

No Pernyataan Ya Tidak
1 Saya dapat menjelaskan fungsi sistem pengaliran bahan
bakar
2 Saya dapat menjelaskan keuntungan sistem injeksi bahan
bakar
3 Saya dapat menjelaskan nama komponen sistem
pengaliran bahan bakar
4 Saya dapat menjelaskan fungsi komponen sistem
pengaliran bahan bakar
5 Saya dapat menjelaskan bagan aliran sistem bahan bakar
6 Saya dapat memeriksa komponen aliran sistem bahan
bakar
7 Saya dapat mendiagnosa gangguan yang terjadi pada
komponen aliran sistem bahan bakar
8 Saya dapat memeriksa sinyal masa injektor dengan LED

48 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK J

Kegiatan Pembelajaran 2
Pemeriksaan Dan Perbaikan Komponen Sistem
Injeksi

A. Tujuan

Melalui belajar mandiri dan diskusi kelompok peserta diklat mampu memeriksa
kinerja komponen serta memperbaiki gangguan pada EMS sepedamotor dengan
memperhatikan nilai-nilai PPK yang sesuai dalam setiap kegiatan .

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Setelah mempelajari materi ini, peserta diklat mampu


1. Mendiagnosa kerusakan pada sistem injeksi bahan bakar bensin dengan benar
dan mandiri
2. Memperbaiki kerusakan pada sistem injeksi bahan bakar bensin dengan
memperhatikan selalu memperhatikan unsur-unsur keselamatan dan kesehatan
kerja baik terhadap diri sendiri, alat, orang lain dan lingkungan sekitar.

C. Uraian Materi

Prinsip kerja Engine Management System pada sepeda motor bekerja seperti
sebuah perangkat computer yang di gunakan dikantor kantor atau keperluan yang
lain, yaitu terdiri dari inputan data, kemudian data inputan diproses di dalam
Central Prosessor Unit (CPU) dan akhirnya menhasilkan data output.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 49


Kegiatan Pembelajaran 2

Secara sederhana proses tersebut dapat digambar menjadi bagan seperti di


bawah ini

Gambar 2. 1.Bagan prinsip kerja EMS


Pada proses tersebut, data inputan diperoleh dari sensor-sensor yang ada pada
sepedamotor, sedangkan output (actuator) adalah pengapian, penyemprotan
bahan bakar, lampu indicator gangguan (MIL), dan idle speed control (ISC) atau
Fast Idle Speed (FIDs), namun sebelum actuator bekerja, terlebih dahulu data
inputan dari sensor diolah oleh control unit (ECU) yang hasilnya akan dikirim ke
aktuator.

Pada materi sesi ini akan dibahas ketiga blok dalam bagan diatas, yaitu :

1. Data input
Seperti telah diuraikan sebelumnya, data inputan berasal dari sensor, yaitu antara
lain :

a. Sensor Putaran Mesin (Crank Position Sensor)

Gambar 2. 2. sensor putaran mesin

50 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK J

Nama Bagian
1. Magnet permanen 4. Inti besi
2. Konektor 5. Kumparan
3. Dudukan sensor 6. Tonjolan (gigi) Pembangkit pulsa

Keterangan

Untuk mengetahui putaran diperlukan sebuah impuls sensor induktif gigi dalam
roda gigi diporos engkol dimana ada gigi tertentu yang mempunyai jarak berbeda
dengan gigi lainnya hal ini dimaksudkan agar diperoleh sinyal perubahan medan
magnet berupa tegangan induksi bolak-balik, tegangan yang dihasilkan yang akan
dikirim ke prosessor (ECU).

Gambar 2. 3. bentuk perubahan jarak gigi


Keterangan

Ketika Pick Up Coil dilewati “gigi” pick up rotor setiap sudut 30o,arus AC
terkirim ke ECU. Pada sudut 60o, terjadi jeda signal listrik yang dikirim ke
ECU (suplai listrik terhenti sesaat). Sehingga ECU dapat memantau setiap
posisi Crank Shaft dengan akurat.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 51


Kegiatan Pembelajaran 2

b. Sensor Sudut Kemiringan (Bank Angel))

Gambar 2. 4. sensor kemiringan


KETERANGAN

Pada saat kendaraan dalam kemiringan normal (lihat gambar di bawah), IC


Hall mengirim tegangan hall ke ECM, sehingga system injeksi berjalan normal.

Pada saat kemiringan tertentu, pemotong sinyal hall menutup garis gaya
magnet yang menembus IC hall, maka IC Hall tidak mengirimkan tegangan
hall ke ECM, system injeksi dimatikan.

55O + 50 55O + 50

Gambar 2. 5. sudut kemiringan

52 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK J

Posisi Jatuh melebihi


Posisi Belok batas sudut kemiringan

Centrifugal force

Weight
Weight

Gambar 2. 6. Posisi melebihi batas sudut kemiringan

Kemiringan yang dibaca oleh sensor kemiringan adalah ketika sepeda motor
dalam posisi roboh, bukan ketika sepedamotor dalam keadaan berjalan (contoh
ketika posisi belok).

Hal ini dimungkinkan karena di dalam sensor kemiringan di pasang komponen


yang fleksibel terhadap porosnya seperti sejenis pendulum, dimana pendulum ini
yang berperan terhadap perubahan sinyal akibat dari perubahan posisi kendaraan.

Posisi pendulum dipasang sedemikian rupa sehingga terkait dengan posisi IC hall
yang dipasang berpasangan dengan pendulum itulah sebabnya perubahan sinyal
yang dikirim ke ECU disebut dengan Hall effect. Cara kerja terjadinya hall effect
adalah sebagai berikut : ketika IC Hall berada ditengah medan magnet (tertembus
garis gaya medan magnet) maka IC akan menghasilkan tegangan yang di sebut
tegangan hall, seperti terlihat pada gambar di bawah.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 53


Kegiatan Pembelajaran 2

Gambar 2. 7. Tegangan Hall

Tegangan Hall yang dihasilkan akan berubah jika diantara IC Hall dan Magnet
terhalang komponen lain (dalam hal ini yang menghalangi adalah pendulum)
karena bentuk pola medan magnet juga akan berubah, seperti terlihat pada
gambar di bawah :

Gambar 2. 8. IC Hall tertembus medan magnet

Ketika tuas pendulum belum menempati celah antara mangnet (no.2) dan IC Hall
(no.3), maka garis gaya medan magnet (garis merah) akan menembus IC Hall,
tegangan Hall akan akan berubah jika tuas pendulum menempati (menghalangi)
antara magnet dan IC Hall, hal itu terjadi karena arah medan magnet juga berubah
seperti terlihat pada gambar di bawah :

54 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK J

Gambar 2. 9. IC Hall tidak tertembus medan magnet

Perubahan tegangan tersebut akan di olah oleh ECU, kemudian ECU akan
berhenti mengirim tegangan ke injektor, ke coil pengapian dan ke pompa bahan
bakar.

Dengan kata lain ketika posisi roboh makan injektor, coil pengapian dan pompa
bahan bakar akan dimatikan.

Hal ini dimaksudkan sebagai perangkat pengaman kendaraan jika terjadi hal
ang tidak di inginkan (kecelakaan) tidak terjadi kebakaran akibat tumbahan
bensin bertekanan dan pengapian yang menyala.

Gambar 2. 10. Bagan hasil perubahan tegangan pada sensor kemiringan

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 55


Kegiatan Pembelajaran 2

Pemeriksaan Sensor Kemiringan atau Bank Angel Sensor


LANGKAH KERJA.

Putar kunci kontak pada posisi OFF

Lapaskan konektor terminal bank angel sensor (3P conector) dan konektor ECM
(33P conector)

Periksa secara visual terhadap kotoran atau kelonggaran sambungan (sambungan


lemah) pada kedua konektor

Periksa kontinuitas antara kedua konektor

Periksa kontinuitas terminal 3P conector pada bank angel sensor dengan massa

Tabel 2. 1 Pemeriksaan kontinuitas

33P Conector
Hijau/jingga Kuning/merah Merah/biru massa
3P Conector
Hijau/jingga Ada - -
Kuning/merah - ada - Tidak ada
Merah/biru - - ada Tidak ada

Pasang kembali konektor pada ECM (33P conector)


Putar kunci kontak pada posisi ON
Periksa / Ukur tegangan yang masuk pada konektor bank angel sensor (3P
conector) pada sisi wire harness.

56 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK J

Keterangan pemeriksaan tegangan

Hubungan Kuning/ merah Hasil pengukuran


Massa Std : 4,75 – 5,25 volt

c. Sensor Tekanan Absolut Saluran Masuk Atau Manifold Absolut Pressure


(MAP)

Sensor ini terletak pada trottle body, yang terpasang secara menyatu sekaligus
dengan sensor temperatur udara masuk (IAT) dan sensor posisi trottle (TPS).
Yang berfungsi membaca (mendeteksi) besarnya tekanan udara di dalam intake
manifold

Gambar 2. 11. Posisi MAP sensor

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 57


Kegiatan Pembelajaran 2

Gambar 2. 12. Wiring diagram MAP sensor


Keterangan :

Sensor ini terletak di saluran masuk diantara katup masuk dan throttle. Di dalam
sensor ini terdapat sebuah membran tipis (tebal 25 mikro meter) yang akan
menghasilkan tegangan yang berbeda jika bentuknya berubah. Perubahan bentuk
membran tersebut disebabkan oleh perubahan tekanan di dalam saluran masuk
(intake manifold).

Pemeriksaan Sensor Manifold Absolute Pressure (Map)

Sebelum memulai pemeriksaan, periksalah kembali kedipan MIL, jika MIL tidak
hidup atau berkedip, sistem dalam keadaan normal.

58 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK J

LANGKAH KERJA

Putar kunci kontak pada posisi OFF

Lepaskan konektor pada ECM dan konektor Map sensor

Periksa kontinuitas antara wire hardness 5P koneknor (konektor unit sensor) dan
33P konektor (konektor ECM).

Periksa tegangan yang masuk ke MAP sensor dengan cara melepas konektor 5P,
kemudian putar kunci kontak pada posisi ON.

Hubungkan Hijau muda/kuning Ket.


Massa Std : 3,8 – 5,25 V Harus ada tegangan

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 59


Kegiatan Pembelajaran 2

d. Sensor Posisi Throtle (Throtle Position Sensor)

Gambar 2. 13. Throtle Position Sensor


Keterangan :

Sensor ini ditempat pada poros throttle yang berfungsi untuk mengetahui posisi
throttle. Sensor ini berupa potensio meter, yang nilai tahanannya berubah sesuai
dengan posisi throttle.

Terjadi perubahan nilai tegangan bila nilai tahanan berubah, sinyal yang menuju
ECM berupa tegangan variabel.

Gambar 2. 14. Wiring diagram TPS

60 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK J

Pemeriksaan Sensor Posisi Katup Gas Atau Throtle Position Sensor (TPS)
LANGKAH KERJA

Putar kunci kontak pada posisi OFF

Lepaskan Konektor pada ECM (33P conector) dan konektor pada Unit sensor
throtle bodi (5P conector)

Periksa terhadap kemungkinan kotor, longgar atau sambungan lemah

Periksa kontinuitas antara kedua konektor

Tabel 2. 2 Pemeriksaan kontinuitas sensor posisi katup gas


33P Konector
Kuning Massa Keterangan
5P Conector
Kuning ada -
Kuning - Tidak ada

Pasang kembali konektor pada ECM (33P conector)

Putar kunci kontak pada posisi ON

Periksa tegangan antara konektor unit sensor throtle bodi (5P conector) pada sisi
wire harness dengan massa

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 61


Kegiatan Pembelajaran 2

Hubungan Massa ket


Kuning Std : 4,75 – 5,25 Volt Harus ada
tegangan

e. Sensor Temperatur Saluran Udara Masuk Atau Intake Air Temperature


(IAT)

Gambar 2. 15. Posisi IAT Sensor

62 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK J

Gambar 2. 16. Wiring diagram IAT


Keterangan :

Sensor ini ditempatkan pada saluran udara masuk, yang berfungsi mengukur
temperature udara yang masuk, berdasarkan perubahan nilai tahanan dari NTC.

Temperatur dan Tahanan

Penghantar dingin
Penghantar yang tidak tergantung pada panas

Penghantar panas

1. Penghantar dingin, tahanan Contoh : Pemakaian :


bertambah dengan CU, AL, Fe  Penghantar
pemanasan  Gulungan
(Positive Temperatur
Coeffisient – PTC )
2. Penghantar tidak tergantung Contoh : Pemakaian :
Tahanan tidak berubah Ni, Mangaan

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 63


Kegiatan Pembelajaran 2

dengan adanya pemanasan Campuran (CU, Ni,  Untuk alat ukur


Ma ) yang sangat
teliti
3. Penghantar panas Contoh : Pemakaian :
Tahanan berkurang dengan Semi konduktor Komponen
pemanasan ( Negative Oksid logam elektronika
temperatur Coefficient – NTC ) Arang Pengatur
temperatur

Penggunaan tahanan PTC


Contoh : Relai waktu

1. Jika arus mengalir pada kumparan, maka sakelar utama akan menutup

2. Setelah beberapa saat tahanan PTC akan bertambah besar akibatnya arus
mengalir pada kumparan menjadi kecil sehingga saklar utama membuka
kembali.

64 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK J

Penggunaan tahanan NTC

Contoh : Pengukur temperatur air pendingin motor

Jika temperatur air pendingin semakin tinggi, tahanan NTC semakin kecil, kuat
arus yang mengalir semakin besar, temperatur bimetal semakin naik, muai
panjang semakin besar, maka simpangan jarum semakin besar atau dengan kata
lain sebanding antara besar arus yang mengalir dengan skala jarum dapat dipakai
sebagai penunjuk tinggi rendahnya temperatur.

Pemeriksaan Sensor Temperatur Udara Saluran Masuk Atau Intake Air


Temperature (IAT)

LANGKAH KERJA

Putar kunci kontak pada posisi OFF


Lepaskan Konektor pada ECM (33P conector) dan konektor pada unit sensor
throtle bodi (5P conector)
Periksa terhadap kemungkinan kotor, longgar atau sambungan lemah
Periksa kontinutas antara kedua konektor

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 65


Kegiatan Pembelajaran 2

Keterangan pemeriksaan kontinuitas

33P Konector
Abu-abu/ biru Massa Keterangan
5P Conector
Abu-abu/ biru ada Tidak ada

Pasang kembali konektor pada ECM (33P conector)

Putar kunci kontak pada posisi ON

Periksa tegangan antara konektor unit sensor throtle bodi (5P conector) pada sisi
wire harness dengan massa

Hubungan Massa Keterangan

Abu-abu/biru Std : 4,75 – 5,25 Volt

f. Sensor Temperatur Mesin Atau Engine Oil Temperature (EOT)

Sensor ini mempunyai bahan dan cara kerja yang sama dengan IAT sensor yaitu
berupa tahanan yang berubah nilai karena panas

66 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK J

Gambar 2. 17. Wiring diagram EOT


Keterangan

Sensor temperature oli ini ditempatkan pada ruang kalter, dimana sensor ini
mengirim sinyal temperature oli mesin menuju ECU.

Gambar 2. 18. Konstruksi EOT


Catatan :

Sensor panas mesin akan memberikan signal kepada ECU. Disamping sensor
panas mesin ini berfungsi untuk mendeteksi suhu mesin yang selanjutnya akan
digunakan untuk mengatur waktu dan volume bahan bakar serta saat pengapian

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 67


Kegiatan Pembelajaran 2

juga berfungsi untuk mengatur penyalaan kipas pendingin. (jika menggunakan


sistem pendinginan air)

2. PROSESSOR
Prosessor umumnya juga disebut Elektronic Control Unit (ECU) yang berfungsi
mengolah data berupa sinyal dari sensor, seperti wiring diagram dibawah ini :

Keterangan :

1. Sensor putaran mesin (Crank Position sensor)


2. Sensor temperature mesin (Engine Oil Temperatur sensor / EOT )
3. Sensor sudut kemiringan (Bank Angle sensor)

68 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK J

4. Sensor tekanan absolute saluran masuk (Manifold Absolute Pressure )


5. Sensor posisi katup gas (Throtle Position sensor)
6. Sensor temperature udara masuk (Intake Air Temperature / IAT)
7. Sensor posisi transmisi netral
8. Kontrol unit elektronik (KUE) / ECU / ECM)
9. Pompa bahan bakar listrik (Electric Fuel Pump)
10. Injektor
11. Coil pengapian
12. Check engine (Malfunction Indicator Lamp / MIL)
13. Konektor diagnosa (Data link Conector / DLC)
Unit Pengontrol Elektronik atau ECU di bagi menjadi beberapa bagian besar yaitu
:

1) Central Processing Unit (CPU)


2) Random Assces Memory (RAM)
3) Read Only Memory (ROM)
4) Input – Output (I / O)

Skemanya dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2. 19. Skema Prosessor

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 69


Kegiatan Pembelajaran 2

Keterangan :

RAM adalah suatu rangkaian di dalam ECU yang berfungsi untuk menerima dan
mengolah data yang masuk kemudian mengeluarkan kembali dalam bentuk
bilangan biner digit. ( ya dan tidak / 0 dan 1 ) secara kontinyu.

RAM terdiri dari dua bagian yaitu :

1. SRAM (Statische RAM) yang dapat menyimpan data input secara kontinyu dan
stabil.

2. DRAM (Dynamische RAM) yang dapat menyimpan dan mengirim informasi


data secara dinamis sesuai dengan karakteristik sensor.

ROM

Di dalam ROM terdapat data-data seperti fungsi table, kode-kode rumus,


pengendalian input atau berisi data-data yang sudah diprogram untuk keadaan
darurat.

ROM terdiri dari :

1. PROM (Programable ROM) yaitu data-data yang sudah dimasukkan dapat


diubah menyesuaikan kebutuhan atau diprogram ulang.

2. EPROM (Eraseable Prog. ROM) sebuah program yang dapat dihapus .

I /O (Input/Out put)

Ialah rangkaian yang merubah sinyal analog ke digital atau sebaliknya, kemudian
memperkuat sinyal yang keluar.

CPU (mikrokontroler)

Mikrokontroler adalah sebuah bagian elemen dari fungsi umum CPU, yang
berfungsi mengelola data.

70 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK J

Adapun contoh pengolahan data oleh prosessor adalah seperti ilustrasi di bawah
ini :

Q = 180 l/min

Th
er n=
mi
EOT 800
U(idle)

Con = 12V
nect Pl : 0.75 g/cm3 Rumus
IAT =or
20o
ti=
C
Z=
EOT
4 K=
= 80o
mL(teo 125
ri):

ti = R R U U VL Q
A O (idle nK

SENSOR - SENSOR

Prinsip kerja
RAM mendapat data inputan dari sensor-sensor, kemudian data di masukkan ke
CPU sedangkan ROM juga memasukkan data-data hasil pemograman dari
manufacturer yang kemudian juga dimasukkan ke CPU, kedua data tadi di olah
oleh CPU menjadi sebuah output berupa duration of injection pada putaran
tertentu.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 71


Kegiatan Pembelajaran 2

Pemeriksaan Daya / Massa ECM

1. Kendaraan ini mempunyai dua jenis pemasokan daya untuk menjalankan ECM.
Jika baterai dalam kondisi kerja yang baik, ia dapat dipergunakan sebagai
pemasokan daya pertama. Jika baterai tidak dalam kondisi yang baik, voltase
alternator yang dibangkitkan oleh kickstarter dipakai sebagai pemasokan daya
kedua.

2. Jika mesin tidak dapat dihidupkan dengan kick strarter, jalankan


PEMERIKSAAN DAYA / MASSA ECM dulu kemudian periksalah alternator dan
regulator / rectifier sebagai pemasokan daya sekunder.

3. Sebelum menjalankan PEMERIKSAAN DAYA / MASSA ECM, pastikan untuk


mengisi baterai dengan listrik atau mengganti baterai dengan yang baru.

72 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK J

Prosedur Pemeriksaan Daya / Massa ECM

Mesin tidak dapat dihidupkan (MIL tidak berkedip)

CPU

Injector =
ti = 2,4 ms
pada put. idle.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 73


Kegiatan Pembelajaran 2

Mesin hidup

Kontak longgar atau


lemah pada ECM
connector

KETERANGAN :
Putar kunci kontak ke “ON” dan ukur Q : Jumlah udara
Voltase baterai antara ECM connector dari kawat masuk saat idle
mL: kebutuhan udara
▪ Kontak teoritis
connector ρL : massa jenis udara
longgar K : jumlah bensin
atau
lemah
▪ Periksa kunci
kontak
▪ Sekering utama
(15A)putu
s
▪ Rangkaian
terbuka Rangkaian terbuka
atau
pada kawat hijau
hubungan
singkat pada
wire harness
berikut :
- Kawat
74 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
merah /
kuning
Teknik Sepeda Motor KK J

3. Aktuator
Aktuator adalah sistem yang melaksanakan perintah ECU, yaitu antara lain :
a. Sistem Pengapian

Gambar 2. 20 Rangkaian system pengapian

KETERANGAN

a. Elektronic Control Unit (ECU)

b. Ignition Coil

c. Ignition Switch

d. Spark plug

Kode dan arti terminal

Kode 30 : sumber tegangan positif

Kode 15 : Arus keluar dari kunci kontak (IG)

Kode 16 : Sinyal putus hubung dari ECU

Kode 4 : Terminal tegangan tinggi coil pengapian

Kode 1 : Terminal negatif coil pengapian

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 75


Kegiatan Pembelajaran 2

Skema blok diagram sistem pengapian komputer

Gambar 2. 21. Skema blok diagram sistem pengapian komputer

Keterangan :

1. Pengirim sinyal putaran motor dan sinyal kondisi motor

2. Sensor temperatur oli mesin (EOT)

3. Tegangan baterai

4. Pengubah analog digital

5. Mikroprosesor

6. Pemutus arus

7. Koil pengapian

76 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK J

Pengirim sinyal putaran dan posisi motor


Informasi putaran dan posisi motor dapat diambil dari putaran roda gaya
(magnet).

Gambar 2. 22. Pengirim sinyal putaran dan posisi motor


Keterangan :
1. Magnet permanen
2. Rumah
3. Dudukan pengirim sinyal
4. Inti besi
5. Kumparan pembangkit
6. Roda gaya (magnet)

Jumlah frekuensi yang dibangkitkan dapat memberikan informasi jumlah putaran.


Untuk mengetahui posisi motor, pada roda gaya (magnet), cukup mengurangi
jumlah gigi atau tonjolan.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 77


Kegiatan Pembelajaran 2

Informasi posisi motor diambil dari roda gaya

1. Pengirim sinyal Bentuk sinyal yang dikirim

2. Roda gigi/gaya

Pengirim sinyal temperatur motor

Pada saat dingin saat pengapian dibuat lebih lambat. dibanding saat panas. Hal
ini berhubungan dengan temperatur akhir kompresi. Agar saat start motor
langsung hidup, maka perlu penyesuaian antara saat pengapian dan temperatur
mesin.

Untuk penyesuaian ini kontrol unit (ECM) menerima informasi dari sensor
temperatur (EOT) yang dipasang pada bagian blok mesin yang berhubungan
dengan oli mesin atau air pendingin.

Terdapat juga sistem injeksi yang menggunakan sensor temperatur aie pendingin
mesin yang disebut Engine Coolant Temperature (ECT) yang dipasang pada
sistem pendingin sepedamotor yang menggunakan sistem pendingin air.

78 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK J

Gambar rangkaian sender temperatur

1. Tahanan NTC

2. Rumah sender

3. Terminal

Simbol NTC

Sifat NTC  Temperatur naik

Tahanan turun

Gambar 2. 23. Sender temperature


Fungsi : menyesuaikan saat pengapian untuk start dingin dan start panas.

Kontrol unit elektronik

Kontrol unit elektronik berfungsi untuk mengolah data (tegangan) dari pengirim
sinyal sesuai dengan memori dalam kontrol unit agar diperoleh saat pengapian
yang betul-betul tepat.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 79


Kegiatan Pembelajaran 2

Blok diagram kerja kontrol unit

Cara kerja

1. Mikroprosesor bekerja berdasarkan sinyal dari pengirim sinyal

Sinyal yang masih analog diubah dulu menjadi digital pada pengubah analog-
digital.

2. Informasi masuk pada saat tanda posisi motor sebelum TMA.

3. Didalam mikroprosesor data yang masuk dapat disesuaikan dengan data yang
sudah terprogram dalam memori.

4. Hasil perhitungan yang dikeluarkan berupa saat pengapian yang sesuai dengan
kondisi mesin.

Contoh :

Saat tanda posisi lewat (misal 12o sebelum TMA) mikroprosesor menghitung
informasi yang masuk :

Misal hasil perhitungan saat pengapian yang paling tepat 100 sebelum TMA, berarti
kontrol unit harus menunggu 20 lagi untuk memberi informasi ke darlington untuk
memutus arus primer.

Saat pengapian yang dapat dibaca pada grafik diatas adalah saat pengapian yang
terprogram dalam memori (kurang lebih 256 saat pengapian).

Diantara itu masih bisa dihitung dalam mikroprosesor diantara 1000 s/d 4000 saat
pengapian.

80 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK J

Diagram Pengajuan pengapian

Gambar 2. 24. Diagram Pengajuan pengapian


Saat pengapian yang dapat dibaca pada grafik diatas adalah saat pengapian yang
terprogram dalam memori (kurang lebih 256 saat pengapian).
Diantara itu masih bisa dihitung dalam mikroprosesor diantara 1000 s/d 4000 saat
pengapian.
Diagram Pengajuan pengapian

Gambar 2. 25. Diagram saat pengapian

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 81


Kegiatan Pembelajaran 2

Keterangan

: Langkah buang

: Langkah Hisap

: Langkah kompresi

: Langkah Usaha

1. Langkah torak
2. Gelombang engkol (sinyal putaran)
3. Tekanan saluran masuk
4. saat pengapian

82 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK J

Injektor dan konstruksinya

Gambar 2. 26. Injektor

Keterangan :
1. Kasa penyaring
2. Pegas
3. Kumparan solenoid
4. Saluran bahan bakar
5. Plunyer
6. Nosel

Agar penyemprotan yang dihasilkan berupa kabut halus dan rata, pada injektor
dibuat empat lubang yang masing-masing lubang bediameter 0,04 mm2.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 83


Kegiatan Pembelajaran 2

WIRING DIAGRAM INJEKTOR

Gambar 2. 27. Wiring injektor

DIAGRAM SAAT PENYEMPROTAN INJEKTOR

Gambar 2. 28. Diagram saat penyemprotan.

84 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK J

Keterangan

: Langkah buang

: Langkah Hisap

: Langkah kompresi

: Langkah Usaha

1. Langkah piston

2. Gelombang engkol (sinyal putaran)

3. Tekanan saluran masuk

4. saat pengapian.

5. Saat penyemprotan

DIAGRAM VOLUME PENYEMPROTAN

Gambar 2. 29. diagram volume penyemprotan

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 85


Kegiatan Pembelajaran 2

Gambar 2. 30 Bagan volume penyemprotan

Malfunction Indicator Lamp (MIL)

Berupa lampu yang berada pada panel instrumen yang berfungsi sebagai petunjuk
tentang kondisi sistem injeksi.

Pengendalian lampu tersebut dilakukan oleh Elektronic Control Modul (ECM)


sistem injeksi itu sendiri.

86 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK J

Gambar 2. 31. Rangkaian MIL

Pemeriksaan gangguan pada sistem EMS

Meskipun secara prinsip dasar kerja sistem EMS semua sepedamotor sama,
namun setiap merk sepeda motor mempunyai ciri khusus dalam memberikan kode
gangguan melalui MIL, sehingga bisa dikatakan pada kerusakan yang sama maka
kode kedipan setiap merk berbeda.

Dibawah ini contoh cara memeriksa gangguan (trouble shooting) untuk sepeda
motor merk Yamaha.

Self-Diagnostic Function

Setiap unit sepeda motor injeksi di lengkapi dengan self-diagnostic function, fungsi
ini dapat menjamin sistem kontrol mesin bekerja dengan sempurna. Apabila
terdapat kerusakan, atau ada masalah dalam sensor, maka akan memberitahu
pada pengendara melalui kedipan lampu indikator mesin (engine trouble warning
light) atau Malfunction Indicator Lamp (MIL) yang terdapat pada speedometer.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 87


Kegiatan Pembelajaran 2

Gambar 2. 32. Posisi lampu MIL

Lampu indikator akan berkedip, setelah :

1. Tombol start mesin di tekan. Untuk memberitahu pengendara, tentang


kerusakan yang terjadi pada sistim fuel injection.
2. Jika fungsi diagnosa mendekteksi bahwa ada sistem tidak berfungsi, maka
akan digunakan kondisi alternatif yang sesuai dan lampu peringatan mesin
bermasalah akan menyala untuk mengingatkan pengendara pada sistem tidak
berfungsi.
3. Setelah mesin dalam kondisi berhenti, kode kerusakan akan terbaca pada
bentuk nyala pada indikatorengine trouble warning light. (atau tebaca dengan
FI diagnostic tool)

Kode indikasi kerusakan engine trouble warning light.

Untuk nilai 10: lampu menyala selama 1 detik (ON) dan 1.5 detik mati (OFF).

Untuk nilai 1: lampu menyala selama 0.5 detik. (ON) dan 0.5 detik mati (OFF).

Prosedur pemeriksaan

88 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK J

1. Periksa tegangan baterai.


2. Jika tegangan baterai rendah, setrom battery. Kondisi pengisian 12,4 V (60%)
3. Jika tegangan baterai tidak bertambah, atau mesin tidak bisa hidup jika distart
setelah baterai melakukan pengisian, baterai harus diganti.
4. Periksa sistem pengisian / charging system.

MEMERIKSA BOLA LAMPU INDIKATOR MESIN BERMASALAH.

Setelah kuci kontak diputar ke ON dan menekan tombol start, lampu peringatan
mesin bermasalah akan menyala selama dua detik. Jika lampu peringatan tidak
menyala, kemungkinan bohlam lampu indicator peringatan mesin putus.

MEMERIKSAAN RANGKAIAN LISTRIK MIL

Jika MIL tidak menyala atau tetap menyala sewaktu ignition switch di putar ke
“ON”, periksalah rangkaian listrik MIL

UNTUK MEMBACA KODE KEGAGALAN YANG DISIMPAN

Putar ignition switch ke “OFF”.

Lepaskan battery maintenance lid

Lepaskan connector cover dari DLC dan hubungan singkat terminal DLC dengan
memakai special tool.

Hubungkan coklat – biru/hijau

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 89


Kegiatan Pembelajaran 2

Jika ECM tidak mempunyai kode kegagalan yang disimpan, MIL akan menyala,
sewaktu anda memutar ignition switch ke “ON”

Jika ECM mempunyai kode kegagalan yang disimpan, MIL akan menyala selama
0,3 detik dan kemudian mati, lalu mulai mengkedipkan kode kegagalan, setelah
anda memutar ignition switch ke “ON”.

Perhatikan berapa banyak kali MIL berkedip, dan tentukan penyebab masalah.

MENGHAPUS KODE KEGAGALAN YANG DISIMPAN


Catatan :
1. Kode kegagalan yang disimpan tidak dapat dihapus hanya dengan melepaskan
kabel negatif baterai.
a. Putar ignition switch ke “OFF”
b. Lepaskan battery maintenance lid
c. Lepaskan connector caver dari DLC dan hubungkan singkat terminal-
terminal DLC dengan menggunakan special tool.
d. Hubungkan coklat-biru-hijau
e. Putar igniton switch ke “ON”
f. Lepaskan special tool dari DLC.
g. Hubungkan DLC short connector ke DLC lagi sementara MMIL masih
menyala selama 5 detik (reset receiving pattern = pola penerimaan
menghapuskan kembali)
h. Kode kegagalan yang disimpan telah dihapus jika MIL mati dan mulai
berkedip (pola berhasil).

90 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK J

1. DLC harus dihubungkan singkat sementara MIL menyala. Jika tidak, MIL akan
mati dan kemudian menyala terus (pola tidak berhasil). Jika ini terjadi putar
ignition switch ke “OFF” dan coba sekali lagi dari langkah 3
2. Perhatikan bahwa solf-diagnostic memory (memory pondiagnosaan diri sendiri)
tidak dapat dihapus jika ignition switch diputar ke “OFF” sebelum MIL mulai
berkedip.

TRAUBLESHOTING UMUM

KEGAGALAN TERPUTUS-PUTUS

Istilah “kegagalan terputus-putus” berarti pada sebuah sistem mungkin telah


mengalami kegagalan, tapi didalam kegagalan baik sekarang. Jika MIL tidak
menyala, periksa terhadap kontak buruk atau pins longgar pada semua connectors
yang behubungan dengan rangkaian listrik yang sedang di troubleshooting. Jika
MIL pernah menyala, tapi kemudian mati, maka masalah semula mungkin adalah
terputus-putus.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 91


Kegiatan Pembelajaran 2

TERBUKA DAN ADA HUBUNGAN SINGKAT

“Terbuka” dan “ada hubungan singkat” merupakan istilah-istilah umum. Dengan


“Terbuka” dimaksudkan keadaan terputus pada sebuah hubungan. “Hubungan
singkat” adalah hubungan yang tidak sengaja dari sebuah kawat ke massa atau
sebuah kawat lain pada elektronika sederhana. Ini biasanya berarti bahwa sesuatu
tidak akan bekerja sama sekali dengan ECM ini kadang dapat berarti sesuatu
bekerja, tetapi bukan dengan cara yang seharusnya.

Jika mesin mempunyai masalah dan MIL menyala

Lihat PEMBACAAN KODE KEGAGALAN


Jika mesin mempunyai masalah, tetapi MIL tidak menyala terus atau berkedip
jalankan TROUBLESHOOTING GEJALA

PEMERIKSAAN RANGKAIAN LISTRIK

PEMERIKSAAN PADA ECM DAN HUBUNGAN SENSOR UNIT.


1. Selalu bersihkan keadaan sekitar dan jauhkan benda-benda asing dari
connectors sebelum melepaskanya.
2. Sebuah PGM-FI sistem yang tidak bekerja dengan baik sering kali diakibatkan
oleh hubungan yang tersambung dengan buruk atau berkarat. Periksa
hubungan itu sebelum melanjutkan.
3. Sewaktu melakukan pengetesan pada terminal connector (pada sisi wire
harmess), selalu memakai test probe, masukan test probe ke dalam terminal
connector, kemudian hubungkan jarum pengetesan digital multimeter ke test
probe.

MIL TROULESHOOTING
MIL 1 KEDIPAN (MAP SENSOR)
Sebelum memulai penyelidikan, periksalah terhadap kontak longgar atau buruk
pada sensor unit 5P connector (hitam) dan ECM 21P connector (abu-abu) dan
periksa ulang kedipan MIL.

1. Pemeriksaan voltase pemasukan daya sensor unit.


Putar ignition switch ke “OFF”.
Lepaskan sensor unit 5P connector (hitam).

92 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK J

Putar ignition switcht ke “ON”

Ukur tegangan pada sisi wire harness.

HUBUNGAN:

Kuning/orange (+) – hijau/orange (-)

STANDARD: 4,75 - 5,25 V

Apakah tegangan antara 4,75-5,25 V ???

YA - LANJUTKAN DENGAN LANGKAH 3


TIDAK -LANJUTKAN DENGAN LANGKAH 2

2. Pemesiksaan rangkaian sensor unit


Putar ignition switch ke “OFF”
Lepaskan ECM 21P connector pada sisi wiro hamess.

HUBUNGAN STANDARD
Kuning/orange-kuning/orange Kontinuitas
Hijau/orange-hijau/orange

Apakah hasil pemeriksaan diatas normal??


YA ganti ECM dengan ECM lain yang diketahui dalam keadaan baik dan periksa
ulang
TIDAK - rangkaian terbuka pada kawat kuning/orange
-rangkaian terbuka pada kawat hijau/orange

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 93


Kegiatan Pembelajaran 2

3. pemeriksaan voltase pemasukan MAP sensor


putar ignition switch ke “ON”.
Ukur tegangan pada sensor unit 5P connector (hitam) pasa sisi wire harmess.

HUBUNGAN:

Kuning/merah(+)_massa(-)

STANDARD : 3,80-5,25 V

Apakah voltase antara 3,80-5,25V??

YA - ganti sensor unit dengan yang baru dan periksa kembali (MAP sensor tidak
bekerja dengan baik)

TIDAK - LANJUTKAN DENGAN LANGKAH 4

4. Pemeriksaan rangkaian pengeluaran MAP sensor.

Putar ignition switch ke “OFF “ .

Lepaskan ECM 21P connector dan sensor unit 5P connector (Hitam) pada sisi
wire harness.

94 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK J

Periksa terhadap kontinuitas antara sensor unit 5P connector dan massa.

HUBUNGAN STANDARD
KUNING/MERAH-KUNING/MERAH Kontinuitas
Kuning/merah-massa Tidak ada
kontinuitas

Apakah hasil pemeriksaan diatas normal??

YA ganti ECM dengan ECM yang lain yang diketahui dalam keadaan baik,
periksa ulang
TIDAK -
a) Rangkaian terbuka pada kawat kuning/merah
b) Hubungan singkat pada kawat kuning/merah

MIL 7 KEDIPAN (ECT SENSOR)


sebelum memulai penyelidikan, periksalah terhadap kontak longgaratau buruk pad
ECT sensor 2P connector (hitam) dan ECM 21P connector (abu-abu) dan periksa
ulang kedipan MIL.
1. Pemeriksaan voltase pemasukan ETC sensor
Putar ignition switch ke “OFF”
Lepaskan ECT sensor 2P connector (hitam).

Putar ignition switch ke “ON”.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 95


Kegiatan Pembelajaran 2

Ukur voltase pada ETC sensor 2P connector pada sisi wire hamess dan massa.

HUBUNGAN:

Merah mudah/putih (+) –Hijau/orange (-)

STANDARD: 4,75-5,25 V

Apakah voltase antara 4,75-5,25 V ?

YA -periksa ECT sensor dan jika sensor adalah normal, gantilah EM


dengan ECM lain yang diketahui dalam keadaan baik,dan periksa ulang.

TIDAK -LANJUTKAN DENGAN LANGKAH 2

2. Pemeriksaan rangkaian ETC sensor


Putar ignition switch ke “OFF”

Lepaskan ECM 21P connector (abu-abu).

Periksa terhadap kontinuitas antara ECM 21P connector dan ECT sensor 2P
connector (Hitam) pada sisi wire hamess.

Periksa terhadap kontinuitas antara ECT sensor 2P connector dan massa.

Tabel 2. 3. Pemeriksaan ECT


HUBUNGAN STANDARD
Merah mudah/putih-merah mudah/putih Kontinuitas
Hijau/orange-hijau/orange
Merah mudah/putih-massa Tidak ada kontinuitas

96 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK J

Apakah hasil pemeriksaan diatas normal??


YA - ganti ECM dengan ECM lain yang diketahui dalam keadaan baik dan
periksa ulang.
TIDAK
1. Rangkaian terbuka pada kawat merah mudah/putih
2. Rangkaian terbuka pada kawat hijau/orange
3. Hubungan singkat pada kawat merah mudah/putih

MIL 8 KEDIPAN (TP SENSOR)

Sebelum memulai penyelidaikan, periksalah terhadap kontak longgar atau buruk


pada sensor unit 5P connector (hitam) dan ECM 21P connector (abu-abu) dan
periksa ulang kedipan MIL.

1. Pemeriksaan voltase pemasukan daya sensor unit


Putar ignition switch ke "OFF”.
Lepaskan connector unit 5P connector (Hitam)

Putar ignition switch ke “ON”

Ukur tegangan pada sisi wire harness.

HUBUNGAN:

Kuning/orange (+) – hija/orange(-)

STANDARD : 4,75-5,25 V

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 97


Kegiatan Pembelajaran 2

Apakah voltase antara 4,75-5,25V??

YA - lanjutkan dengan langkah 3

TIDAK - lanjutkan dengan langkah 2

Pemeriksaan rangkaian sensorunit

Putar ignition switch ke “OFF”.

Lepaskan ECM 21P connector (abu-abu).

Periksa terhadap kontinuitas antara sensor unit 5P connector (hitam) dan ECM
21P connector pada sisi wire harness.

HUBUNGAN STANDARD
Kuning/orange-kuning/orange Kontinuitas
Hijau/orange-hijau/orange

Apakah pemeriksaan diatas normal??


YA ganti ECM dengan ECM lain yang diketahui dalam keadaan baik,dan
periksa ulang.
TIDAK -
a. Rangkaian terbuka pada kawat kuning/orange
b. Rangkaian terbuka pada kawat hijau/orang

98 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK J

Pemeriksaan TP sensor

Putar ignition switch ke “OFF”

Periksa terhadap kointinuitas antara terminal berikut dari sisi sensor.

HUBUNGAN : C-D
STANDARD kointinuitas
Periksa bahwa tahanan antara terminal-terminal berikut berubah sesuai dengan
pengoperasian throttle.

HUBUNGAN : B-C

Apakah pemeriksaan diatas normal??

YA - LANJUTKAN KE LANGKAH 4

TIDAK - ganti sensor unit dengan yang baru, dan periksa ulang (sensor TP
tidak bekerja dengan baik)

Pemeriksaan rangkaian saluran sinyal TP sensor

Lepaskan ECM 21P connector (abu-abu).

Periksa terhadap kointunitas antara sensor unit 5P connector (hitam) pada sisi wire
harmess dan ECM 21P connector pada sisi wire harness.

Periksa terhadap kontinuitas antara sensor unit 5P connector (hitam) dan massa.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 99


Kegiatan Pembelajaran 2

Tabel 2. 4. Pemeriksaan TP sensor


HUBUNGAN STANDARD
Kuning/biru-kuning/biru Kontinuitas
Kuning/biru-massa Tidal ada kontinuitas

Apakah pmeriksaan diatas normal??


YA - ganti ECM dengan ECM yang lain yang diketahui dalam keadaan
baik,dan periksa ulang.
TIDAK -
1. Rangkaian terbuka pada kawat kuning/biru
2. Hubungan singkat pada kawat kuning/biru.

MIL 9 KEDIPAN (IAT SENSOR)

Sebelum memulai penyelidikan, periksalah terhadap kontak longgar atau buruk


pada sensor unit 5P dan conector (hitam) dan ECM 21P connector (abu-abu) dan
periksa ulang kedipan MIL.

1. Periksaan voltase pemasukan IAT sensor


Putar ignition switch ke “OFF”

Lepaskan sensor unit 5P connector (hitam).

100 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK J

Putar ignition switch ke “ON”.


Ukur tegangan pada wire harness.
HUBUNGAN : putih/biru (+) –hijau/orange (-)
STANDARD : 4,75-5,25 V

Apakah tegangan antara 4,75-5,25V


YA - LANJUTKAN DENGAN LANGKAH 3
TIDAK - LANJUTKAN DENGAN LANGKAH 2

Pemeriksaan rangkaian IAT sensor

Putar ignition switch ke “OFF

Lepaskan ECM 21P connector (abu-abu)

Periksa terhadap kontinuitas antara sensor unit 5P connector (hitam) dan ECM
21P connector pada sisi wire hamess.

Periksa terhadap kontinuitas antara sensor unit 5P connector dan massa.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 101


Kegiatan Pembelajaran 2

Tabel 2. 5. Pemeriksaan IAT sensor

HUBUNGAN STANDARD
Putih/biru-putih/biru Kontinuitas
Hijau/orange-hijau/orange Kontinuitas
Putih/biru-massa Tidak ada
kontinuitas

Apakah hasil pemeriksaan diatas normal??

YA ganti ECM dengan ECM lain yang diketahui dalam keadaan baik, dan
periksa ulang.

TIDAK -

1. Rangkaian terbuka pada kawat hijau/orange


2. Rangkaian terbuka pada kawathijau/orange
3. Hubungan singkat pada kawat putih/biru

Pemeriksaan tahanan IAT sensor

Putar ignition switch ke “OFF”.

Ukur tahanan-tahanan sensor unit 5P connector.

HUBUNGAN : C-E

STANDARD : 1-4 kΩ (20°C)

Apakah tahanan antara 1-4 kΩ (20°C)??

YA - ganti ECM dengan ECM lain yang diketahui baik,dan periksa ulang.

TIDAK - ganti sensor unit dengan yang baru dan periksa ulang. (sensor IAT
tidak bekerja dengan baik).

102 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK J

MIL 11 KEDIPAN (VS SENSOR)

Sebelum memulai penyelidikan, periksalah terhadap kontak longgar atas buruk


pada VS sensor 3P connector (hitam) dan ECM 21P connector (abu-abu) dan
periksa ulang kedipan MIL.

1. Pemeriksaan voltase pemasukan VS sensor

Putar ignition switch ke “OFF”


lepaskan VS sensor 3P connector (hitam)
putar ignition switch ke “ON” .
ukur voltase pada sisi wire harness

HUBUNGAN :

Hitam/putih (+) – hijau/orange (-)


STANDARD : Tegangan baterai
Apakah ada tegangan standard
YA - LANJUTKAN DENGAN LANGKAH 2
TIDAK -
a) Rangkaian terbuka pada kawat hitam/putih

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 103


Kegiatan Pembelajaran 2

b) Rangkaian pada kawat hijau/orange

2. Pemeriksaan saluran sinyal VS sensor


Lepaskan ECM 21P connector (abu-abu)

Periksa kointunitas antara ECM 21P connector dan VS sensor 3P connector


(hitam) pada sisi wire harness.

Periksa kontinuitas antara VS sensor connector pada sisi wire harmess dan
massa.

Tabel 2. 6.Pemeriksaan VS sinyal


HUBUNGAN STANDARTD
Merah mudah/hijau-merah mudah/hijau Kontinuitan
Merah mudah/hijau/massa Tidak ada
kontinuitas

Apakah hasil pemeriksaan diatas normal??


YA - LANJUTKAN DENGAN LANGKAH 3
TIDAK
a. Rangkaian terbuka pada kawat merah mudah/hijau
b. Hubungan singkat pada kawat merah mudah/hijau

104 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK J

Pemerisaan VS sensor

Ganti VS sensor dengan VS sensor lain yang diketahui baik

Hidupkan mesin dan pasangkan.

Uji-jalan skuter dan periksa ulang kedipan MIL.

Apakah MIL berkedip 11 kali??

YA - ganti ECM dengan ECM lain yang diketahui baik, dan periksa ulang

TIDAK - VS sensor semua tidak bekerja dengan baik.

MIL 12 KEDIPAN (IJNECTOR)

Sebelum memulai penyelidikan, periksalah rehadap kontak longgar atau buruk


pada injector 2p connector (Hitam) dan periksa ulang kedipan.

1. Pemeriksaan tegangan masuk injektor


Putar ignition switch ke “OFF”

Lepaskan injektor 2P connector (hitam)

Putar ignition switch ke “ON”.

Ukur tegangan antara injektor 2P connector pada sisi wire harmess dan massa.

HUBUNGAN : HITAM/PUTIH (+) –MASSA (-)

STANDARD : Tegangan baterai

Apakah ada voltase standard?

YA - LANJUTKAN DENGAN LANGKAH KE 2

TIDAK - ada rangkaian terbuka atau ada hubungan singkat pada kawat
hitam/putih.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 105


Kegiatan Pembelajaran 2

2. Pemeriksaan tahanan injector


Putar ignition switch ke “OFF”.

Ukur tahanan dari terminal 2 injektor 2P connector.

STANDARD : 9-12Ω (20°C)

Apakah tahanan antara 9-12Ω(20°C)??

YA - LANJUTKAN DENGAN LANGKAH 3

TDAK - INJEKTOR TIDAK BEKERJA DENGAN BAIK

106 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK J

3. Pemeriksaan saluran sinyal injektor


Lepaskan ECM 21P connector (hitam).
Periksa kontinuitas antara ECM 21P connector dan injektor 2P connector (hitam)
pada sisi wire harmess.
Periksa kontinuitas antara injektor 2P connector pada sisi wire harness dan massa.

Tabel 2. 7.Pemeriksaan Injektor

HUBUNGAN STANDARD
Merah mudah/biru-merah muda biru Kontinuitas
Merah mudah/biru-massa Tidak
kontinuitas

Apakah hasil pemeriksaan diatas normal??


YA - ganti ECM dengan ECM lain yang diketahui baik, dan periksa ulang.
TIDAK
1. Rangkaian terbuka pada kawat merah muda/ biru
2. Hubungan singkat pada kawat merah mudah/biru

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 107


Kegiatan Pembelajaran 2

MIL 21 KEDIPAN (O₂ SENSOR)

Sebelum memulai penyelidikan, periksalah tahapan kontak longgar atau buruk


pada O₂ sensor 1P connector (hitam) dan ECM 21P connector (abu-abu) dan
periksa ulang kedipan MIL.

1. Pemeriksaan hubungan singkat O₂ sensor


Putar ignition switch ke “OFF”.

Lepaskan ECM 21P connector (Abu-abu) dan O₂ sensor cap

Periksa terhadap kontinuitas antara O₂ sensor cap terminal dan massa.

HUBUNGAN : O₂ sensor cap terminal-massa

Apakah ada kontinuitas??

YA - ada hubungan singkat pada kawat hitam/orange.

TIDAK - LANJUTKAN DENGAN LANGKAH KE 2

2. Pemeriksaan kontinuitas rangkaian O₂ sensor


Periksa terhadap kontinuitas antara O₂ sensor cap terminal dan ECM 21P
connector (abu-abu) pada sisi wire harmes.

TOOL

Test probe 07ZAJ-RDJA110

HUBUNGAN :

O₂ sensor cap terminal hitam - orange

Apakah ada kontinuitas??

YA - LANJUTKAN DENGAN LANGKAH 3

TIDAK - ada rangkaian terbuka pada kawat hitam/orange antara O₂ sensor ECM.

108 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK J

3. Pemeriksaan O₂ sensor
Ganti O₂ sensor O₂ sensor lain yang diketahui baik

Hapus data memori self diagnosis dari ECM

Hidupkan mesin dan panaskan.

Uji-jalan skuter dan periksa ulang kedipan MIL

Apakah MIL berkedip 21 kali??

YA - ganti ECM dengan ECM lainyang baik dan periksa ulang

TIDAK - O₂ sensor semula tidak bekerja dengan baik.

MIL 21 KEDIPAN (IACV)

Sebelum memulai penyelidikan, periksalah terhadap kontak kontak longgar atau


buruk pada IACV 4P connector (hitam) dan ECM 21P connector (hitam) dan
periksa ulang kedipan MIL.

4. Pemeriksaan hubungan pendek pada IACV


Putar ignition swictg ke “OFF”

Lepaskan IACV 4P connector (hitam).

Periksa connector terhadap kontak longgar atau terminal yang berkarat.

Periksa terhadap kontinuitas antara IACV 4P connector pada sisi wire harmess
dan massa.

HUBUNGAN : Hijau mudah/merah-massa

Coklat/merah-massa

Abu-abu/merah massa

Hitam/merah massa

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 109


Kegiatan Pembelajaran 2

STANDARD : Tidak ada kontinuitas

YA -

a. Ada hubungan singkat pada kawat hijau mudah/merah atau coklat /merah
b. Ada hubungan singkat pada kawat abu-abu/merah atau hitam/merah.

TIDAK - LANJUTKAN DENGAN LANGKAH 2

5. Pemeriksaan kontinuitas rangkaian IACV


Lepaskan ECM 21P connector (hitam).

Periksa koninuitas antara IACV 4P connector terminals antara IACV 4P connector


terminals (hitam) dan ECM 21P connector terminals pada sisi wire harness.

HUBUNGAN : Hijau muda/merah - hijau mudah/merah

Hijau mudah/merah

Coklat/merah-coklat/merah

Abu-abu/merah –abu-abu /merah

Hitam/merah-hitam/merah
STANDARD : Ada kontinuitas

Apakah ada kontinuitas?

YA - Lanjutkan dengan langkah 3


TIDAK -
a. Ada rangkaian terbuka pada kawat hijau muda/merah atau coklat/merah
b. Ada rangkaian terbuka pada kawat abu-abu /merah atau hitam/merah.

6. Pemeriksaan tahan IACV


Ukur tahanan pada IACV 4P connector terminals.

HUBUNGAN : A – D dan B - C

STANDARD : 110 -150 Ω(20°C)

Apakah tahanan antara 110-150 Ω(20°C)??

110 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK J

YA - LANJUTKAN LANGKAH 4

TIDAK - IACV tidak bekerja dengan baik. Ganti IACV dengan yang baru dan
periksa ulang.

7. Periksaan hubungan singkat IACV


Periksa terhadap kontinuitas pada IACV 4F connector terminals pada sisi IACV

HUBUNGAN : A-B dan C-D

STANDARD : ada kontinuitas

Apakah ada kontinuitas??

YA - IACV tidak bekerja dengan baik. Ganti IACV dengan yang baru dan
periksa ulang.

TIDAK - ganti ECM dengan ECM lain yang diketahui baik,dan periksa ulang

MIL 52 KEDIPAN (CKP SENSOR)

Sebelum memulai penyelidikan, periksalah terhadap kontak longgar atau buruk


pada CKP sensor 6P connector (hitam) dan ECM 21P connectors dan periksa
ulang kedipan MIL.

1. Pemeriksaan rangkaian CKP sensor


Putar ignition swicth ke “OFF”.

Lepaskan CKP sensor 6P connector (hitam).

Periksa connector terhadap kontak longgar atau terminal berkarat.

Ukur voltase pada CKP sensor 6P connector pada sisi ECM.

HUBUNGAN : Putih/merah (+) –massa (-)

Putih/biru (+) –massa (-)

Putih/hitam (+)- massa (-)

Putih/kuning(+) –massa (-)

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 111


Kegiatan Pembelajaran 2

STANDARD : 5 -10 V

HUBUNGAN : coklat/hitam (+) –biru /hijau(-)

STANDARD :tegangan baterai

Apakah ada voltase standard??


YA - LANJUTKAN DENGAN LANGKAH 2
TIDAK - Ada rangkaian terbuka pada vire harmess antara ECM dan CKP sensor
connector.

Pemeriksaan CKP sensor


Ganti CKP sensor dengan CKP sensor lain yang diketahui baik
Hapus data memory self diagnosis dari ECM
Hidupkan mesin dan pemanaskan.
Uji jalan skuter dan pemeriksa ulang kedipan MIL

Apakah MIL berkedip 52 kali??


YA - ganti ECM dengan ECM lain diketahui baik dan periksa ulang .
TIDAK - CKP sesor semmula tidak bekerja dengan baik.

PEMERIKSAAN RANGKAIAN MIL

SEWAKTU IGNITION SWITCH DIHIDUPKAN, MIL TIDAK MENYALA

Putar ignition switch ke “off”

Lepas floor step

Lepaskan ECM 21 P connector (Hitam)

Hubungkan ECM 21P connector terminal pada wire harness side connector ke
massa dengan jumper wire (kawat penghubung)

HUBUNGAN : Putih/biru – Massa

Putar ignition switch ke “ON”, MIL seharusnya menyala.

1. Jika MIL menyala, ganti ECM denagn ECM lain yang di ketahui baik, dan
perikasa ulang.

112 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK J

2. Jika MIL tidak menyala, periksa terhadap rangkaian terbuka pada kawat
Puti/biru antara speedometer dan ECM.

SEWAKTU IGNITION SWITCH DIHIDUPKAN, MIL TIDAK MATI DI DALAM


BEBERAPA DETIK (MESIN MULAI HIDUP)

Putar ignition switch ke “off”

Lepaskan floor step

Lepaskan ECM 21P connector (Hitam).

Putar ignition switch ke “ON”, MIL seharusnya tetap mati

1. Jika MIL menyala, periksa terhadap hubungan singkat pada kawat Putih/biru
antara speedometerdan ECM.
2. Jika ECM mati, periksa sebagai berikut.

Lepaskan ECM 21P connector (abu-abu)

Periksa terhadap kontinuitas antara ECM 21 P connector dan massa.

HUBUNGAN : Coklat – Massa

STANDART : Tidak ada kontinuitas

TOOL :

1. Jika ada kontinuitas, periksa terhadap hubungan singkat pada kawat coklat
antara DLC dan ECM.
2. Jika tidak ada kontinuitas, ganti ECM dengan ECM lain yang di ketahui baik,
dan periksa ulang.

PEMERIKSAAN SALURAN BAHAN BAKAR

MEMBEBASKAN TEKANAN BAHAN BAKAR/PELEPASAN QUICK CONNECT


FITTING

1. Sebelum melepaskan fuel feed hose (selang pemasukan bahan bakar),


bebaskan tekanan dari sistem dengan mengikuti prosedur di bawah ini.
2. Skuter ini menggunakan resin (damar) untuk sebagian bahan pada fuel feed
hose. Jangan membengkokkan atau memelintir fuel feed hose.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 113


Kegiatan Pembelajaran 2

a. Putar ignition switch ke “OFF”


b. Lepaskan luggage box
Lepaskan fuel pump 5P connector.

c. Putar ignition switch ke “ON”.


d. Hidupkan mesin dan biarkan berputar stasioner sampai mesin mati.
e. Lepaskan kabel negatif (-) baterai
f. Lepaskan fuel hose clamp bolt dari cylinder head cover.
g. Periksa fuel quick connect fitting terhadap kotoran, dan bersihkan jika perlu.
h. Buka pengunci slide retainer fitting dengan menariknya sama sekali ke atas.
i. Lepaskan quick connect fitting dari injector joint sementara menahan connector
housing.
j. Pakailah kain lap untuk mencegah mengalirnya keluar bahan bakar yang tersisa
di dalam fuel feed hose.
k. Hati-hati agar tidak merusak slide retainer dan hose.
l. Jangan memakai tools.
m. Untuk mencegah timbulnya kerusakan dan menjaga agar bahan asing tidak
dapat masuk. Tutuplah connector yang telah di lepaskan dan ujung pipa dengan
kantong plastik.

PEMASANGAN QUICK CONNECT FITTING

1. Jangan membengkokkan atau memelintir fuel feed hose.


2. Jangan memakai kembali fuel hose yang tertekuk atau rusak.
3. Jangan memakai sarung tangan atau kain lap sewaktu memasang quick
connect fitting.
4. Pastikan bahwa slide retainer sama sekali tertarik keatas sebelum memasang
quick connect fitting.
Hubungkan quick connect fitting ke injector joint sampai terdengar suara “KLIK”
sementara memegang connector housing. Jika susah dihubungkan, teteskan
sejumlah kecil oil mesin pada ujung pipa. Kunci slide retainer dengan
mendorongnya sampai terdengar suara “KLIK”.

114 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK J

5. Pastikan bahwa hubungan adalah kokoh dan bahwa slide retainer telah terkunci
dengan erat pada tempatnya, periksa secara visual dan dengan menarik
connector.
6. Tempatkan fuel hose clamp sementara menempatkan tab-nya dengan stopper
pada cylinder head cover dan kencangkan bolt.
7. Hubungkan fuel pump 5P connector. Hubungkan kabel negatif (-) ke batrai.
8. Putar ignition switch ke “ON”.

CATATAN :
Jangan hidupkan mesin.
Fuel pump akan berjalan selama kira-kira 2 detik, dan tekanan bahan bakar akan
naik.
Ulangi 2 atau 3 kali, dan periksa bahwa tidak ada kebocoran pada fuel supply
system.
Pasang luggage

TEST TEKANAN BAHAN BAKAR

Bebaskan tekanan bahan bakar dan lepaskan quick connect fitting

Lepaskan battery box

Pasangan fuel pressure geuge (meter pengukur tekanan bahan bakar),


attachments dan manifold.

Hubungan quick connect fiting ke special tool

Hubungan quick connect fitting dari special tool sebagai berikut :

1. Masukan retainer ke dalam connector.


2. Tempatkan retainer locking palws dengan alur-alur connector.
Tekan connector pada pipe sampai kedua retainer palws mengunci dengan suara
“KLIK”
3. Tempatkan quick connec fitting dengan pipe

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 115


Kegiatan Pembelajaran 2

Jika kesulitan menghubungkan, teteskan sejumlah kecil oli mesin pada ujung pipe.

Pastikan hubungan adalah kokoh dan bahwa palws telah terkunci dengan erat
pada tempatnya; periksa secara visual dan dengan menarik connector dan dengan
menarik connector.

Untuk sementara pasang kabel positif dan negatif ke baterai dan fuel pump 5P
connector.

Hidupkan mesin dan biarkan berputar stationer bacalah tekanan bahan bakar.

Standard : 294 kPa (3,0 kgf/cm²,43 psi)

Jika tekanan bahan bakar lebih tinggi dari pada yang ditentukan, gantilah fuel
pump assembly.

Jika terkanan bahan bakar lebih rendah dari pada yang ditentukan,periksalah
sebagai berikut:

1. Kebocoran saluran bahan bakar


2. Fuel feed hose yang terjepit atau tersumbat
3. Fuel pump unit
4. Fuel filter yang tersumbat (perakitan fuel pump unit

Setelah pemeriksan, bebaskan tekanan bahan bakar .

Hubungkan quick connect fitting pada injector joint

Lepaskan quick connen fitting dari special toll sebagai berikut:

Tahan connector dengan satu tangan yang lain untuk melepaskanya dari locking
palws.

Tarik lepas connector dan lepaskan retainer.

1. Untuk mencegah kluarnya haban bakr yang tersisa didalam fuel teed hose,
pakailah kain lap
2. Hati-hati agar tidak merusak house atau pant lain
3. Jangan memakai tools.
4. Jika connector tidak bergerak, tekan retainer tabs terus,dan secara bergantian
tarik dan dorong connector sampai terlepas dengan mudah.

116 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK J

Pasang parts yang dilepaskan dalam urutan terbalik dari pelepasan.

PEMERIKSAAN ALIRAN BAHAN BAKAR.

Lepaskan tekanan bahan bakar dan lepaskan quick connec fitting

Letakkan ujung hose kedalam penampung bensin yang sesuai.

Untuk sementara hubungan kabel positif dan kabel negative ke baterai dan fuel
pump 5P connector.

Putar ignition switch ke “ON”.

Ukur jumlah aliran bahan bakar.

CATATAN:

1. Fuel pump beroperasi selama 2 detik. Ulangi 5 kali untuk menemui waktu
pengukuran total.
2. Kembalikan bahan bakar ke tangki bahan bakar setelah bahan bakar pertama
telah mengalir.Jumlah aliran bahan bakar : 50 cm³ minimum 10 detik.

Jika aliran bahan bakar kurang dari yang ditentukan, periksalah sebagai berikut.

1. Fuel hose tersumbat


2. Fuel unit pump
3. Fuel filter tersumbat (perakitan dari fuel pump unit

Hubungkan quick connect fitting

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 117


Kegiatan Pembelajaran 2

FUEL PUMP UNIT

Pemerikasaan

Lepaskan luggage box

Sebelum memulai pemeriksaan, periksalah bahwa MIL bekerja dengan normal.

Putar ignition switch ke “ON” dan konfirmasi pada fuel pump beroperasi selama 2
detik.
Jika tidak beroperasi, periksalah sebagai berikut.
Putar ignition switch ke “OFF”.
Lepaskan fuel pump ke 5P connector.
Putar ignition switch ke “ON” dan ukur tegangan pada fuel pump 5P connector
terminal pada sisi wire harmess.
HUBUNGAN: Hitam/putih (+) – coklat/kuning (-)
STANDART : Tegangan baterai.
Harus ada tegangan standart selama beberapa detik.
Jika ada tegangan standart,gantilah fuel pump unit. Jika tidak ada tegangan
standart , periksalah sebagai berikut:
1. Rangkaian terbuka pada kawat hitam/putih atau coklat/kuning.
2. ECM

PELEPASAN
1. Jangan membongkar fuel pump .
2. Sekuter ini memekai resin (dammar) untuk sebagian bahan- bahan dari fuel
hose. Jangan membengkokan atau memelintir fuel hose.
3. Lepaskan fuel tank
4. Bersihkan disekitar fuel tank.
5. Lepaskan screw.
6. Lepaskan sel plate sementara menekannya kebawah
7. Lepaskan fuel pump unit dan packing.

118 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK J

PEMERIKSAAN
1. Periksa fuel pump unit terhadap kerusakan, ganti bila perlu.
2. Periksa fuel filter terhadap penyumbatan atau kerusakan.

PEMASANGAN
1. Lapisi packing baru dengan oli mesin dan tempatkan pada fuel pump.
2. Pasang fuel unit kedalam fuel tank dengan membengkokan fuel filter seperti
diperlihatkan.
3. Jangan merusak filter mash dan bone (saringan kasa dan tulang filter) karena
tersentuh ujung tangki dan dibengkokkan.
4. Pasang saat olate sementara fuel pump unit kebawah.
5. Pasang fuel pump set plate screw dan kencangkan dengan tosi yang
ditentukan.
6. TORSI : 2 N.m (0,20 kgf.m;1,4 ib.ft)
7. Pasang fuel tank ,hubungkan quick connect fitting
8. FUEL TANK (TANGKI BAHAN BAKAR)

Pelepasan / Pemasangan

1. Lepaskan floor step


2. Bebasaskan tekanan bahan bakar dan lepaskan quick connec fitting
3. Bersihkan disekitar fuel tank cup dan fuel fray.
4. Lepaskan fuel tank cap dan fuel tray.
5. Lepaskan fuelhose bolt.
6. Lepaskan wire band boss dari fuel tank.
7. Lepaskan keempat bolts
8. Lepaskan fuel tank dari sisi kiri.
9. Pemasangan adalah dalam urutan terbalik dari pelepasan.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 119


Kegiatan Pembelajaran 2

AIR CLEANER HOUSING (RUMAH SARINGAN UDARA) PELEPASAN /


PEMASANGAN
1. Pelepasan luggage box
2. Lepaskan socket bolt dari rear inner fender.
3. Tarik keluar final reduction case breather hose dari air cleaner housing
4. Lepaskan keduan cleaner housing monting bols dari sisi kiri.
5. Lepaskan crankcase breather hose dari air cleaner housing.
6. Longgarkan air cleaner connecting hose band.
7. Lepaskan pengikat throttle body dengan menahan throttle body dan menarik air
cleaner housing ke belakang.
8. Lepaskan air cleaner housing.

Pemasangan adalah urutan terbalik dari pelepasan.

1. Tempatkan connecting hose band dengan band srew-nya menghadap kesisi


kiri seperti diperlihatkan.
2. Kencangkan air cleaner connecting hose band srew sampai band duduk pada
collar.
TORSI : air cleaner housing bolt: 11N.m (1,1 kgf.m;8lbf.ft)

THROTTLE BODY
PELEPASAN
1. Jika sensor unit telah dilepaskan,lakukan prosedur penyetelan kembali TP
sensor
2. Lepaskan luggage box
3. Lepaskan pengikat throttle cable dari connenting hose hook (kaitan pipa
penghubung).
4. Longgarkan throttle cable lock nut.
5. Lepaskan throttle dari cable bracket.
6. Lepaskan throttle dari cable drum.
7. Lepaskan sensor unit 5P connector (hitam) dan IACV 4P connector (Hitam).
8. Longgarkan connecting hose band screw dan insulator band bolts.
9. Lepaskan throttle body.
10. Tutup intake pipe dengan kain lap atau tutuplah dengan sepotong pipa untuk
mencegah masuknya benda asing ke dalam mesin.

120 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK J

PEMBONGKARAN
1. Selalu bersihkan throttle body sebelum melepaskan sensor untuk mencegah
masuknya debu dan kotoran kedalam saluran udara.
2. Lepaskan torx screw, sensor unit dan O-ring.
3. Throttle body telah di setel-awal di pabrik. Jangan membongkarnya dengan
cara lain dari pada yang diperlihatkan pada buku pedoman repasi ini.
4. Jangan menghentakkan throttle valve dari terbuka penuh ke tutup penuh
setelah throttle cable telah dilepaskan . ini dapat mengakibatkan putaran
stasioner yang tidak benar.
5. Jangan merusak throttle body . ini dapat mengakibatkan cara kerja throttle valve
yang tidak benar.
6. Jangan melonggarkan atau mengencangkan nut (mur) yang dicat dari throttle
drum. Melonggarkan atau menggencangkanya dapat mengakibatkan
kegagalan dalam throttle body

MEMBERSIHKAN
1. Lepaskan IACV
2. Tiuplah terbuka masing-masing saluran udara didalam throttle body dengan
udara bertekanan.
3. Jangan memakai tekanan udara yang tinggi atau meletakan nozzle terlalu dekat
dengan throttle body.
4. Pasang serar pada throttle body dengan menepatkan clip dari TP sensor dan
bushing dari throttle valve.
5. Tekanan ringn cukup untuk merakit sensor unit dan throttle body pada posisi
mereka yang benar. Jika andan tidak dapat merakit merekan dengan
menconba untuk memasang mereka dengan paksa dan pastikan bahwa clip
sudah dipasang denan tepat.
6. Pasang dan kencangkan torx screw dengan torsi yang ditentukan. TORSI : 3,4
N,m (0,35 kgf.m;2,5 lbf.ft)
7. Setelah memasang throttle body,jalankan prosedur penyetelan kembali posisi
tertutup penuh throttle valve

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 121


Kegiatan Pembelajaran 2

PEMASANGAN
1. Pasang throttle body antara connecting hose dan insulator band.
2. Tepatkan throttle body tab dengan alur insulator band. Kencangkan insulator
band bolds dengan torsi yang ditentukan.
Torsi: 5N.m (0,51 kgf.m;3,7 lbf.ft)
3. Tempatkan connecting hose band dengan band screwnya menghadap kesisi
kiri seperti di perlihatkan.
4. Kencangkan connecting hise band screw sampai band duduk pada collar.
5. Hubungkan sensor unit 5P connector (hitam) dan IACV 4P connector (hitam).
6. Kaitkan throttle cable ke connecting lose hook.
7. Hubungkan throttle cable ke throttle dram dan tempatkan throttle cable pada
cable bracket kemudian setel jarak main bebas throttle grip.
8. Pasang luggage box

Jika sensor unit telah dilepaskan ,jalankan prosedur penyetelan kembali Posisi
throttle sensor.

PROSEDUR PENYETELAN KEMBALI TP SENSOR

Pastikan bahwa kode kegagalan tidak disimpan dalam ECM. Jika kode kegagalan
telah disimpan pada ECM , TP sensor reset mode tidak dapat dimulai mengikuti
prosedur dibawah.

1. Lepaskan sebagi berikut:


a. Battery maintenance lid
b. Right side cover
2. Putar ignition switch ke “OFF”
3. Lepaskan connector cover dari DLC
4. Hubungkan special tool ke DLC.
5. Lepaskan ECT sensor 2P connector (hitam).
6. Hubungkan singkat ECT sensor terminal dengan jumper wire (kawat
penghubung).
7. Putar ignition switch ke “ON” kemudian lepaskan jumper wire dari ECT sensor
2P conector (hitam) sementara MIL sedang berkedip reset receiving patten
(pola penerimaan penyetelan kembali) selama 10 detik.
8. Periksa apakah MIL berkedip.

122 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK J

9. Setelah melepaskan jumper wire,MIL seharusnya mulai berkedip ( successful


patten= pola berhasil).
10. Jika jumper wire dihubungkan selama lebih dari 10 detik, MIL akankah tetap
menyala (unsuccessfull pattern= pola tidak berhasil) cobalah sekali lgi dari
langkah 4.
11. Putar ignition switch ke “OFF”
12. Hubungkan ECT sensor 2P connector (Hitam)
13. Lepaskan special tool dari DLC.
14. Pasang connector cover ke DLC
15. Pasang sebagai berikut.
a. Battery maintenance hid
b. Right side cover
16. Letakan skuter di atas centerstand.
Panaskan mesin selama kira-kira sepuluh menit.

Hubungkan tachometer dan periksa putaran stasioner.

Putaran stasioner mesin : 1.700±100 menit (rpm)

Jika putaran stasioner diluar spesifikasi, periksalah sebagai berikut:

1. Cara kerja throttle dan jarak main bebas throttle grip


2. Kebocoran udara masuk

PEMERIKSAAN IACV
PELEPASAN
1. Lepaskan luggage box
2. Lepaskan IACV 4P connector (hitam)
3. Lepaskan torx screws, set plate dan IACV.

PEMASANGAN
1. Putar slide valve searah jarum jam sampai duduk dengan ringan pada
IACV.
2. Pasang set plate dengan mentetabkan tab (lidah pemasangan) dari IACV
dengan slot (lubang pemasangan) dari set plate
3. Pasang IACV dengan mennetapkan pin dengan slide valve slot.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 123


Kegiatan Pembelajaran 2

4. Hubungkan IACV 4P connector (Hitam).


5. Pasang dan kencangkan torx screws denganTorsi yang ditentukan.
TORSI : 2,1 N.m (0,21 kgf.m;1,5 lbf.ft)

PEMASANGAN

IACV telah dipasang pada throttle body dan dijalankan oleh step motor. Saat
ignition switch di putar ke “ON”, IACV bekerja selama beberapa detik.

1. Periksa suara bekerjanya motor dengan ignition switch posisi “ON”.


2. Lepaskan IACV
3. Periksa IACV slide valve dan IACV air passage (saluran udara IACV) pada
throttle body terhadap endapan karbon.
4. Bersihkan IACV slide valve dan IACV air passage bila perlu.
5. Untuk sementara hubungan IACV 4P connector (hitam).
6. Putar ignition switch ke “ON”.
7. Slide valve seharusnya bergerak maju-mundur.
8. Lepaskan IACV 4P connector (hitam) dan pasang IACV
9. Periksa kembali putaran stasioner merin

PELEPASAN/PEMASANGAN

1. Lepaskan floor step.


2. Lepaskan sebagi berikut:
ECM 21P connector (hitam)

ECM 21P connector (abu-abu)

ECM 5P connector

ECM 3P connector (hitam)

3. Lepaskan bolt dan lepaskan brake cable clamp(klem kabel rem).


4. Lepaskan bolts ECM.
5. Pemasangan adalah dalam urutan terbalik dari pelepasan.

124 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK J

PEMERIKSAAN.

MIL TIDAK MENYALA DAN FUEL PUMP TIDAK BEROPERASI (ECM TIDAK
BEROPERASI).

1. Sebelum memulai penyelidikan, periksalah terhadap kontak longgar atau buruk


pada ECM connectors, dan periksa ulang kedipan pada MIL.
2. Lepaskan bahwa baterai bermuatan penuh.

a. Pemeriksaan sekring
Periksa terhadap sekring yang terputus.

Apakah sekring terputus?.

YA gantilah sekring.

TIDAK LANJUTKAN DENGAN LANGKAH 2

b. Pemeriksaan saluran massa ECM


Putar ignition switch ke “OFF”.

Lepaskan ECM 21P connector (abu-abu) dan 5P connector,

Periksa terhadap kontinuitas antara ECM connector pada sisi wire harness dan
massa.

HUBUNGAN : Hijau –massa

Hijau/hitam – massa

Biru/hijau - massa

Apakah ada kontinuitas?

YA :LANJUTKAN DENGAN LANGKAH 3

TIDAK :Rangkaian terbuka pada kawat hijau.

Rangkaian terbuka pada kawat hijau/hitam

Rangkaian terbuka pada kawat biru/hijau.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 125


Kegiatan Pembelajaran 2

c. Pemeriksaan hubungan singkat pemasukan saluran daya sensor unit.


putar ignition switch ke “OFF”

lepaskan sensor unit 5P connector (hitam).

Periksa terhadap kontinuitas antara sensor unit 5P connector pada sisi wire
harmess dan massa.

HUBUNGAN : kuning/orange-massa

STANDARD : tidak ada kontinuitas.

Apakan ada kontinuitas??

YA - ada hubungan singkat pada kawat kuning/orange.

TIDAK - LANJUTKAH DENGAN LANGKAH 4.

d. Pemeriksaan saluran daya ECM.


Putar ignition switch ke “ON”.

Ukur tegangan antara ECM 21P connector (Hitam)pada sisi wire harness dan
massa.

HUBUNGAN :

Hitam/putih (+) – massa(-)

Apakah ada tegangan batterai?.

YA - ganti ECM lain yang diketahui baik, dan periksa ulang.

TIDAK - ada rangkaian terbuka pada kawat hitam /putih antara ignition switch dan
ECM.

PELEPASAN.

1. Selalu bersihkan disekitar injector sebelum melepaskannya untuk mencegah


masuknya debu dan kotoran didalam saluran injector.
2. Askuter ini memakai resin untuk sebagai bahan pada fuel hose jangan
membengkokkan atau memelintir fuel hose.

126 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK J

Bebaskan tekanan bahan bakar dan

Lepaskan quick connect fitting.

Lepaskan injektor 2P connector (hitam).

Lepaskan baut-baut,injektor joint/injektor dari intake pipe.

Lepaskan injektor dari injektor joint.

Lepaskan O-ring dari injektor.

Periksa komponen yang telah dilepaskan.

PEMASANGAN

1. Lapisi O-ring baru dan seal ring dengan oli mesin.


2. Pasang O-ring baru dan seal ring pada injektor, dengan berhati-hati agar tidak
merusak mereka.
3. Pasang injektor joint pada injektor sehingga connector berada antara stopper
dan bodi dari injektor joint.
4. Pasang injector joint/injector kedalam intake pipe. Pasang dan kencangkan
injector joint mounting bolts.
5. Hubungkan injector 2P connector (hitam).
6. Pasang komponen yang dilepaskan dalam urutan terbalik dari pelepasan.

PELEPASAN/PEMASANGAN

Keluarkan collant (cairan pendingin)

Lepaskan sebagai berikut:

1. Right side cover


2. Lagguge box
Lepaskan water hoses dari water joint.

Lepaskan bolts dan water joint.

Lepaskan ECT sensor 2P connector (hitam) dari sensor.

Kencangkan ECT sensor dang anti O-ring dengan yang baru.

Kencangkan ECT sensor torsi yang ditentukan .

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 127


Kegiatan Pembelajaran 2

TORSi: 17.7 N.m (1,8 kgf.m; 13 lbf.ft)

Ganti water joint O-ring dengan yang baru.

Pasang water joint dan kencangkan bolts.


Hubungkan water hoses.
Isi cooling system (sistem pendinginan) dengan coolant yang dianjurkan
Isi sebagai berikut:
1. Right side cover
2. Lagguge box

PEMERIKSAAN

1. Lepaskan ECT sensor


2. Panaskan coolant diatas kompor listrik.
3. Masukan ECT sensor didalam coolant dan periksa ECT sensor didalam coolant
dan periksa kontinuitas melalui sensor sewaktu coolant dipanaskan.
4. Rendam ECT sensor didalam coolant sampai ulirnya menyentuh sekurangnya
40mm dari dasar sensor.
5. Pertahankan suhu konstan selama 3 menit sebelum pengujian. Perubahan
mendadak pada suhu akan mengakibatkan pembacaan yang tidak benar.
Jangan mengakibatkan pembacaan yang tidak benar. Jaga agar thermometer
atau ECT sensor tidak menyentuh panic.

HUBUNGAN :
A-B
Suhu °C 40 100
Tahanan 1,0-1,3 0,1-0,2
(KΩ)

Ganti ECT sensor jika ia diluar spesifikasi.


Pasang ECT sensor

128 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK J

Pemberitahuan
1. Jagalah agar gemuk,oli atau bahan lain tidak memasuki O₂ sensor air hole
(lubang udara).
2. O₂ sensor dapat rusak jika dijatuhkan. Gantilah dengan yang baru,apabila
terjatuh.

Pelepasan

Lepaskan plug maintenance lid

Lepaskan wire band boss dari stay.

Bebaskan O₂ sensor 1P connector (hitam) dari stay dan lepaskan.

Tahan bagian tengah dari O₂ sensor cap seperti diperlihatkaan.

Lepaskan cap dari sensor sementara agak memutarnya, kurang dari ½putaran

Lepaskan O₂ sensor dari cylinder head.

Jangan memakai impact wrench (obeng ketok) sewaktu melepaskan atau


memasang O₂ sensor, karena dapat menimbulkan kerusakan.

Pemasangan

Pasang dan kencangkan O₂ sensor pada cylinder head dengan torsi yang
ditentukan.

TORSI: 24,5 N.m (2,5 kgf.m; 18 lbf.ft)

Hubungkan O₂ sensor cap dengan mendorongnya lurus.

Pemberitahuan

Hati-hati agar tidak memiringkan O₂ sensor cup sewaktu menghubungkan cap


pada O₂ sensor.

Tempatkan wire band boss pada stay.

Hubungkan O₂ sensor 1P connector (hitam) dan tempatkan pada stay.

Setelah pemasangan, pastikan bahwa tidak ada pasang plug maintenance lid

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 129


Kegiatan Pembelajaran 2

INTAKE PIPE (PIPA PEMASUKAN)

Pelepasan

Lepaskan injektor

Longgarkan insulator band bolst.

Lepaskan intake pipe mounting bolts.

Lepaskan intake pipe/insulator band dari throttle body.

Lepaskan O-ring dari intake pipe.

Lepaskan insulator

Lepaskan O-ring dari insulator.

Tutuplah lubang pemasukan cylinder head dengan kain lap atau tutuplah dengan
sehelai pita untuk mencegah masuknya benda asing kedalam mesin.

Lepaskan insulator band dari intake pipe.

Pemasangan

Pasang insulator band pada intake pipe dengan mentempatkan intake pipe tab
dan alur insulator band.

Pasang sebuah O-ring baru pada insulator.

Pasang insulator dengan tab-nya menghadap ke sisi kiri depan.

Pasang O-ring baru pada alur pada intake pipe.

Pasang insulator band/intake pipe dengan mentepatkan throttle body tab dan alur
insulator band.

Pasang dan kencangkan intake pipe mounting bolts.

Kencangkan insulator band bolts dengan torsi yang di tentukan.

TORSI: 5 N.m (0,51 kgf.m;37 lbf.ft)

Pasang injektor

130 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK J

D. Aktivitas Pembelajaran

Aktivitas pembelajaran pada kegiatan pembelajaran pemeliharaan Engine


Management System (EMS) Sepedamotor pada Kegiatan Pembelajaran 2 ini
terdiri atas dua bagian: yaitu diskusi materi dan aktivitas mengerjakan lembar
kerja. Saudara dipersilahkan melakukan aktivitas pembelajaran tersebut secara
mandiri dengan penuh tanggung jawab yang tinggi.

1. Diskusi Materi

Pada saat mempelajari materi, baca uraian materi sampai tuntas dengan teliti,
kritis, dan rasa ingin tahu yang tinggi dan buatlah rangkuman dengan kreatif dalam
bentuk peta pikiran (mindmap) secara mandiri kemudian diskusikan dalam
kelompok. Baca juga buku Panduan Penilaian untuk Pendidikan Menengah
Kejuruan, Kemendikbud. Selanjutnya, perwakilan kelompok bekerjasama
mempresentasikan hasil diskusi kelompok dan anggota kelompok lain
menghargai, memperhatikan dan menanggapinya secara aktif.

2. Lembar Kerja

Setelah mengkaji materi pemeliharaan Engine Management System (EMS)


Sepedamotor pada Kegiatan Pembelajaran 2 ini Anda dapat mencoba melakukan
kegiatan yang dalam modul ini disajikan dalam lembar kerja. Pastikan Anda sudah
menguasai seluruh materi dalam modul. Aktivitas dapat dilakukan secara mandiri
atau dapat bekerjasama dalam kelompok masing-masing serta menyelesaikan
aktivitas secara disiplin sesuai dengan waktu yang ditentukan.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 131


Kegiatan Pembelajaran 2

LK 2 : Mendiagnosa kerusakan pada sistem injeksi bensin

Prosedur kerja :

a. Bacalah kembali bahan bacaan yang ada di Kegiatan Pembelajaran 2


tentang Pemeriksaan dan Perbaikan Komponen Sistem Injeksi .

b. Siapkan satu unit sepeda motor dengan sistem injeksi.

c. Lakukan pengukuran tahanan terhadap semua sensor dan aktuator yang ada
dan catat hasilnya dengan mengisi kolom yang tersedia. Jangan lupa lihat
buku manual!.

Jenis kendaraan / merek :……………………………

Tahun perakitan/ CC : …………………….…….

No Nama sensor Nilai tahanan terukur Data buku Kesimpulan


1 CKP sensor
2 MAP sensor
3 TP sensor
4 IAT sensor
5 BAS sensor
6 O2 sensor
7 EOT sensor
8 ECT sensor
9 ……………….

No Nama Aktuator Nilai tahanan terukur Data buku Kesimpulan


1 Injektor
2 Koil
3 MIL
4 IACV
5 …………..
6 …………..

132 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK J

LK 3 : Memperbaiki kerusakan pada sistem injeksi bensin

Prosedur kerja :

a. Bacalah kembali bahan bacaan yang ada di Kegiatan Pembelajaran 2


tentang Pemeriksaan dan Perbaikan Komponen Sistem Injeksi .

b. Siapkan satu unit sepeda motor dengan sistem injeksi.

c. Lakukan pengukuran tegangan terhadap semua sensor , ECU dan aktuator


yang ada dan catat hasilnya dengan mengisi kolom yang tersedia. Jangan
lupa lihat buku manual!.

Jenis kendaraan / merek :……………………………

Tahun perakitan/ CC : …………………….…….

No Nama sensor Nilai tegangan terukur Data buku Kesimpulan


1 CKP sensor
2 MAP sensor
3 TP sensor
4 IAT sensor
5 BAS sensor
6 O2 sensor
7 EOT sensor
8 ECT sensor
9 ……………….

No Nama Komponen Nilai tegangan masuk Data buku Kesimpulan


1 ECU

No Nama Aktuator Nilai tegangan masuk Data buku Kesimpulan


1 Injektor
2 Koil
3 MIL
4 IACV/FIDs
5 …………..
6 …………..

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 133


Kegiatan Pembelajaran 2

LK 4 : Identifikasi throuble code pada sistem EMS sepeda motor.

Prosedur kerja :

a. Bacalah kembali bahan bacaan yang ada di Kegiatan Pembelajaran 2


tentang Pemeriksaan dan Perbaikan Komponen Sistem Injeksi terutama
tentang prosedur cara membaca trouble code dan cara meresetnya.

b. Siapkan satu unit sepeda motor dengan sistem injeksi.

c. Lakukan simulasi malafungsi pada system bersama teman Anda dengan


bimbingan/pantauan instruktur untuk membuat throuble code dan dengan
mandiri temukan dan catat hasilnya dengan mengisi kolom yang tersedia.
Jangan lupa lihat buku manual!.

Jenis kendaraan / merek :……………………………


Tahun perakitan/ CC

No Kode Gangguan
Gangguan yang Ditemukan Keterangan
yang terjadi
1
2
3
4
5
6
7
….

134 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK J

E. Latihan/ Kasus /Tugas

1. Gambarkan secara bagan prinsip kerja EMS sepedamotor


2. Jelaskan akibat jika nilai tahanan sensor temperature mesin (EOT) di bawah
nilai standar:
a. ketika mesin dingin (diatas standar)
b. ketika mesin panas
3. Jelaskan akibat yang terjadi jika Fast Idle Speed (FID) rusak
4. Jelaskan fungsi Bank Angle Sensor
5. Apa akibat yang terjadi jika setelan TPS pada sepedamotor Yamaha vixion
nilainya diluar spesifikasi

F. Rangkuman

Prinsip kerja Engine Management System pada sepeda motor bekerja seperti
sebuah perangkat computer yang di gunakan dikantor kantor atau keperluan yang
lain, yaitu terdiri dari inputan data, kemudian data inputan diproses di dalam
Central Prosessor Unit (CPU) dan akhirnya menhasilkan data output.

Secara sederhana proses tersebut dapat digambar menjadi bagan seperti di

bawah ini

Data inputan terdiri dari:

1. Sensor putaran (crank sensor) berfungsi untuk mengirimkan sinyal putaran


mesin
2. Sensor tekanan udara masuk (MAP) berfungsi mengirim sinyal perubahan
tekanan udara di dalam manifold

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 135


Kegiatan Pembelajaran 2

3. Sensor temperature udara masuk (IAT) berfungsi mengirim sinyal perubahan


temperature udara di dalam manifold
4. Sensor temperature mesin (EOT) berfungsi mengirim sinyal perubahan
temperature mesin kendaraan
5. Sensor putaran gas (TPS) berfungsi mengirimkan sinyal perubahan posisi grip
gas tangan
6. Sensor kemiringan (BAS) berfungsi sebagai pengaman ketika kendaraan jatuh
(roboh) mengirimkan sinyal perubahan posisi kendaraan sehingga ECU akan
mematikan injector, pompa bahan bakar dan sistem pengapian.
7. Prosessor (ECU) mengolah data inputan sinyal dari sensor untuk diteruskan ke
actuator yang terdiri dari Pompa bahan bakar yang berfungsi mengalirkan
bahan bakar ke injector. Injector berfungsi menyemprotkan bahan bakar. Coil
pengapian membakar campuran bahan bakar. Mal function indicator lamp
(lampu MIL yang berfungsi memberikan sinyal gangguan berupa kode kedipan

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dendan jawaban “Ya” atau “Tidak”

Jawaban harus jujur dan professional sesuai kondisi Anda yang sebenarnya. Jika
Anda belum mampu menjawab “Ya” minimal 6 butir berarti Anda harus
mengulangi bab ini dengan pantang menyerah, disiplin dan kerja keras. Berdiskusi
dan bekerjasalah dengan teman atau sejawat dengan menumbuhkan sikap saling
menghargai, tidak memaksakan kehendak, berpikir terbuka dan tetap kritis secara
professional. Jika Anda mampu menjawab “Ya” minimal 6 butir berarti Anda sudah
menguasai sebagian besar materi. Silahkan Anda menambah pengetahuan dari
buku atau internet. Tetaplah Anda menjadi guru yang belajar sepanjang hayat,
pantang menyerah dan disiplin dalam belajar.

136 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK J

No Pernyataan Ya Tidak
1 Saya dapat menjelaskan prinsip kerja sistem EMS
sepedamotor
2 Saya dapat menjelaskan komponen data inputan
3 Saya dapat menjelaskan nama komponen data output
4 Saya dapat menjelaskan prinsip kerja prosessor
5 Saya dapat menjelaskan cara kerja sensor
6 Saya dapat menjelaskan cara kerja aktuator
7 Saya dapat mendiagnosa gangguan yang terjadi pada
komponen sensor
8 Saya dapat mendiagnosa gangguan yang terjadi pada
komponen sensor

Selanjutnya setelah Anda menyelesaikan latihan kegiatan praktek, latihan soal


melakukan penilaian diri dalam modul ini diharapkan Anda mempelajari kembali
bagian-bagian yang belum dikuasai dari modul ini untuk dipahami secara
mendalam dengan sungguh-sungguh dan disipilin sebagai bekal dalam
melaksanakan tugas keprofesian guru dan untuk bekal dalam mencapai hasil
pelaksanaan uji kompetensi guru dengan ketuntasan minimal materi 80%.

Setelah mentuntaskan modul ini maka selanjutnya guru berkewajiban mengikuti


uji kompetensi. Dalam hal uji kompetensi, jika hasil tidak dapat mencapai batas
nilai minimal ketuntasan yang ditetapkan, maka peserta uji kompetensi wajib
mengikuti diklat sesuai dengan grade perolehan nilai yang dicapai.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 137


Kegiatan Pembelajaran 2

Pengembangan Soal Hots

(Lembar Kerja 05 : Pengembangan Soal)

Petunjuk:
1) Bacalah bahan bacaan Modul Penilaian dan Evaluasi Pembelajaran Kelompok
Kompetensi H (Pedagogik).
2) Buatlah 2 (dua) soal pilihan ganda dan 1 (satu) soal uraian HOTS (Higher Order
Thinking Skill) untuk tiap kegiatan pembelajaran dari modul Pemeliharaan
Engine Managemant System (EMS) Sepedamotor.
3) Dalam pembuatan soal pilihlah standar kompetensi guru (dapat Anda lihat pada
sub bab Peta Kedudukan Modul) dan indikator pencapaian kompetensi pada
tiap kegiatan pembelajaran
4) Masing-masing soal dituliskan dalam tabel kisi – kisi soal.

Paket Keahlian : Teknik Sepeda Motor


Kelompok Kompetensi : J
Modul : Pemeliharaan Engine Managemant System
(EMS) Sepedamotor

Bentuk
Soal
No SKG Materi IPK
(PG /
Uraian)

• KB 1 : Sistem
Pengaliran .1 Menelaah sistem
Pemelihara
injeksi bensin
an Engine Bahan Bakar
Managema .1 Mendiagnosa
• KB 2 : kerusakan pada
1 nt System
Pemeriksaan sistem injeksi bahan
(EMS) bakar bensin
dan Perbaikan
Sepedamot .2 Memperbaiki
Komponen kerusakan pada
or
Sistem Injeksi sistem injeksi bahan
bakar bensin

138 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK J

Kaidah Penulisan Soal Bentuk Pilihan Ganda


a. Materi
• Soal harus sesuai dengan indikator soal dalam kisi-kisi.
• Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi. Artinya
semua pilihan jawaban harus berasal dari materi yang sama seperti yang
terkandung dalam pokok soal, penulisannya harus setara, dan semua pilihan
jawaban harus berfungsi.
• Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar atau yang paling
benar.

b. Konstruksi
• Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas.
• Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan yang
berkaitan dengan materi yang ditanyakan.
• Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban yang benar.
• Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda.
• Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama.
• Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan, "Semua jawaban salah",
atau "Semua jawaban benar".
• Pilihan jawaban yang berbentuk angka harus disusun berdasarkan urutan
besar kecilnya nilai angka tersebut, dan pilihan jawaban berbentuk angka
yang menunjukkan waktu harus disusun secara kronologis.
• Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus
jelas dan berfungsi.
• Butir materi soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya.

c. Bahasa
• Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah Bahasa
Indonesia.
• Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat.
• Pilihan jawaban jangan mengulang kata atau frase yang bukan merupakan
satu kesatuan pengertian. Letakkan kata tersebut pada pokok soal.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 139


Kegiatan Pembelajaran 2

Kaidah penulisan soal uraian


a. Materi
• Soal harus sesuai dengan indikator
• Batasan jawaban yang diharapkan harus jelas
• Isi materi sesuai dengan pelajaran
• Isi materi yang ditanyakan sudah sesuai dengan jenjang sekolah/kelas

b. Konstruksi
Rumusan kalimat soal harus menggunakan kata tanya/perintah yang menuntut
jawaban terurai.
Buatkan petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal
Buatlah pedoman penskoran segera setelah soal disusun dengan pendekatan
skor 1 benar dan salah 0.
Hal-hal yang menyertai soal: tabel, gambar, grafik, peta, atau yang sejenisnya
harus disajikan dengan jelas dan terbaca.

c. Bahasa
Butir soal menggunakan kalimat yang sederhana dan komunikatif
Butir soal tidak mengandung kata yang dapat menyinggung perasaan siswa
Butir soal tidak menggunakan kata yang menimbulkan penafsiran ganda

140 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK J

Contoh Pengembangan soal Pilihan ganda

KARTU SOAL
Paket Keahlian : Teknik Sepeda Motor
Kelompok Kompetensi :J
Nama Penyusun : Agus Wahyudi
Buku Sumber: Modul Pemeliharaan Engine
Standar Kompetensi Managemant System (EMS) Sepeda Motor
Guru Soal
Pemeliharaan Engine 1. Pada gambar komponen sistem bahan
Managemant System bakar di bawah ini, aliran bahan bakar yang
(EMS) Sepeda Motor ke arah “B” akan menuju ke …

Materi KB 1 :
Sistem Pengaliran Bahan
Bakar

Indikator
Mendiskripsikan sistem
pengaliran bahan bakar
EMS

a. Tangki bensin
b. Filter bahan bakar
c. Injektor
d. Regulator tekanan bahan bakar.
No. Soal Kunci Jawaban
1 b. Injektor

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 141


Kegiatan Pembelajaran 2

Contoh Pengembangan Soal Uraian

KARTU SOAL
Paket Keahlian : Teknik Sepeda Motor
Kelompok Kompetensi :J
Nama Penyusun : Agus Wahyudi

Standar Kompetensi Buku Sumber: Modul Pemeliharaan Engine Managemant


Guru System (EMS) Sepedamotor
Pemeliharaan Soal
Engine Managemant 1. Apakah pengaruhnya terhadap tekanan bahan bakar
System (EMS) jika katup “A” pada gambar komponen sistem bahan
Sepedamotor bakar di bawah ini selalu membuka baik pada saat
Materi mesin hidup maupun saat mesin mati?
Pemeriksaan Dan
Perbaikan
Komponen Sistem
Injeksi
Indikator
Mendiagnosa
kerusakan pada
sistem injeksi bahan
bakar bensin

No. Soal Kunci Jawaban


1 Saat mesin hidup tekanan bahan bakar menjadi rendah dan
saat mesin mati tekanan bahan bakar nol/tidak ada.

➢ Buatlah soal secara mandiri dan penuh percaya diri.


➢ Bahaslah soal yang telah Anda buat bersama teman-teman
Anda/pembibing/intruktur di kelas

142 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK J

KARTU SOAL
Paket Keahlian :
Kelompok Kompetensi :
Nama Penyusun :

Standar Kompetensi Buku Sumber:


Guru Soal
.

Materi

Indikator

No. Soal Kunci Jawaban

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 143


Kegiatan Pembelajaran 2

Kunci Jawaban Latihan Soal

A. KUNCI JAWABAN LATIHAN SOAL KB 1 :

Sistem Pengaliran Bahan Bahan Bakar

1. Keuntungan fuel injection type

a. Menyempurnakan atomisasi (bahan bakar memaksa masuk ke intake yang


membantu memecah bahan bakar saat disemprotkan yang akan
menyempurnakan campuran)

b. Distribusi bahan bakar yang lebih baik (campuran udara bahan bakar
disuplai dengan jumlah yang sesuai ke silinder)

c. Putaran stationer lebih lembut (campuran bahan bakar dan udara yang kurus
tidak menjadikan putaran mesin kasar oleh karena disribusi bahan bakar
lebih baik dan kecepatan atomisasi yang rendah)

d. Irit (efisiensi tinggi oleh karena takaran campuran bahan bakar yang lebih
tepat, atomisasi, distribusi dan adanya sistem pemutus bahan bakar)

e. Emisi gas buang rendah (ketepatan takaran campuran udara dan bahan
bakar yang menjadikan sempurnanya pembakaran dapat mengurangi emisi
gas buang)

f. Meningkatkan tenaga mesin (ketepatan takaran campuran pada silinder dan


aliran udara yang ditingkatkan dapat menghasilkan tenaga yang lebih besar)

2. Perbedaan injector berdasarkan

a. Jumlah injector-nya sistem injeksi di bagi menjadi 2 yaitu :

Single point injection

Single point injection system biasa di sebut jumlah throttle body injection (TBI)
sebuah injector terletak di throttle body pada intake, bensin disemprotkan
ditengah-tengah intake untuk menyuplai kebutuhan bahan bakar ke silinder

Multi point injection

144 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK J

Multi point injection, system yang mempunyai injector pada setiap saluran untuk
menyuplai bensin pada masing-masing silinder. Bensin disemprotkan ke masing-
masing saluran pada intake valve. Oleh karena itu istilah multi point (lebih dari satu
lokasi/titik) fuel injection digunakan.

b. Berdasarkan penempatan injector-nya sistem injeksi di bagi menjadi 2 yaitu :

Indirect injection

Indirect injection system, menyeprotkan bahan bakar ke intake seperti yang


digunakan pada sistem penginjeksian mesin bensin, bensin disemprotkan tidak
langsung kedalam ruang bakar

Direct injection

Pada direct injection sistem bahan bakar diseprotkan langsung ke dalam ruang
bakar.

3. Bagan Sistem Pengaliran Bahan Bakar

Secara sederhana bagan pengaliran dapat digambarkan seperti gambar di bawah


ini

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 145


Kegiatan Pembelajaran 2

Keterangan

Sistematika pengaliran bahan bakar :Tangki bensin Filter hisap bensin pompa
bensin Pressure regulator kembali ke tangki bensin(Pada pressure regulator
mengatur tekanan yang masuk ke slang bensin secara konstan menuju injektor).

4. Fuel Pressure regulator berfungsi untuk mengatur tekanan bahan bakar yang
menuju injector agar selalu konstan
5. Akibat yang ditimbulkan jika tekanan Fuel Pressure regulator adalah bentuk
semprotan tidak sempurna sehingga campuran kurang homogen akibatnya
pembakaran tidak sempurna sehingga daya mesin menjadi berkurang.

B. KUNCI JAWABAN LATIHAN SOAL KB 2 :


Pemeriksaan Dan Perbaikan Komponen Sistem Injeksi
1. Gambar bagan prinsip kerja EMS adalah sebagai berikut;

2. Akibat yang ditimbulkan


a. Ketika dingin : semprotan bahan bakar terlalu banyak sehingga campuran
menjadi terlalu kaya, daya mesin turun drastic
b. Ketika panas : semprotan secara bertahap akan dikurangi (campuran miskis)
kemudian semprotan bahan bakar dihentikan, mesin jadi berhenti (mati)
3. FIDs berfungsi sebagai penambah jumlah campuran jika Rusak (macet) selalu
menutup maka jumlah campuran tidak sesuai pada setiap putan mesin,
akibatnya mesin mudah mati (tidak bisa stasioner), jika macetnya selalu
membuka maka berakibat putaran mesin selalu tinggi.
4. Sensor kemiringan (BAS) berfungsi sebagai pengaman ketika kendaraan jatuh
(roboh) mengirimkan sinyal perubahan posisi kendaraan sehingga ECU akan
mematikan injector, pompa bahan bakar dan sistem pengapian.

146 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK J

5. Akibatnya putaran mesin stasioner tidak rata, ketika deselerasi putaran mesin
tidak langsung bisa turun sehingga engine fuel cut off tidak berfungsi.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 147


Kegiatan Pembelajaran 2

148 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK J

Evaluasi

1. Apabila letak injektor berada di intake manifold /dekat katup masuk, maka
sistem injeksi tersebut disebut dengan istilah …
a. Indirect injection
b. Direct injection
c. Multy point injection
d. Single point injection

2. Beberapa keunggulan sisten EFI dibanding sistem karburator antara lain emisi
gas buang lebih rendah, lebih irit dan …
a. Bebas perawatan
b. Mudah dihidupkan pada segala temperature
c. Saat pengapian selalu tetap
d. Tidak diperlukan penyetelan putaran stasioner.

3. Menurut buku manual. tahanan injektor adalah 10,2 - 11,4 Ohm pada suhu 20
°C. jika pengukuran dilakukan pada temperatur 60 °C, maka nilai tahanannya
...
a. Lebih kecil
b. Tetap
c. Lebih besar
d. Tak terhingga

4. Pada saat mesin masih dingin ECU akan menaikkan putaran mesin dengan
cara memerintahkan FIDs agar …
a. menutup saluran udara by pass
b. mengurangi aliran udara di saluran by pass
c. menyemprotkan bahan bakar lebih banyak.
d. membuka saluran udara by pass lebih besar

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 149


Kegiatan Pembelajaran 2

5. Pada sistem EFI sepeda motor setelah bensin mengalir ke pompa,


selanjutnya bensin akan mengalir menuju …
a. regulator tekanan
b. injektor
c. tangki
d. filter bahan bakar

6. Jika pada saat dingin putaran stasioner motor dengan system EFI terlalu
rendah, pemeriksaan pertama yang harus dilakukan adalah memeriksa …
a. Koil
b. IACV
c. MIL
d. DLC

7. IAT sensor berfungsi untuk mendeteksi .... udara di intake manifold.


a. Kecepatan
b. Jumlah
c. Temperature
d. Tekanan

8. Ketika terjadi kebocoran bahan bakar melalui quick connect fitting pada
injektor, maka yang harus kita lakukan adalah …
a. Mengganti injektor
b. Mengencangkan klem pengikat
c. Memberi lem kkhusus
d. Mengganti seal perapat/selang

9. Setelah pompa bensin/selang bahan bakar dipasang, sebelum motor


dihidupkan kunci kontak harus di“ON-OFF”kan 2 atau 3 kali. Hal ini dilakukan
dengan tujuan utamanya adalah …
a. Menghilangkan udara yang terdapat di dalam pompa bensin
b. Agar selang bensin terisi penuh sampai injektor
c. Memastikan tidak ada kebocoran pada sistem penyaluran bahan bakar.
d. Agar injektor langsung mengabut dengan halus saat distarter

150 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK J

10. Nama sensor yang jika sensor tersebut rusak atau kabel penghubungnya
terlepas dapat menyebabkan injektor dan koil tidak bekerja adalah...
a. CKP sensor
b. MAP sensor
c. TP sensor
d. EOT sensor

11. Pada kendaraan yang mempunyai throttle unit (TP, MAP dan IAT sensor), jika
nilai tahanan pada TPS tidak sesuai maka harus dilakukan…
a. Penyetelan TPS
b. Pembersihan TPS
c. Penggantian TPs saja.
d. Pengantian TPS, IAT dan MAP

12. Pada saat sepeda motor dengan sistem EFI terjatuh, ECU akan menghentikan
penyemprotan bahan bakar dan bunga api dari koil berdasarkan informasi dari
sensor …
a. ECT sensor
b. BAS
c. TP sensor
d. O2 sensor.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 151


Kegiatan Pembelajaran 2

Kunci Jawaban Evaluasi

1 A Indirect injection
2 B Mudah dihidupkan pada segala temperature
3 C Lebih besar
4 D Membuka saluran udara by pass lebih besar
5 A Regulator tekanan
6 B IACV
7 C Temperatur
8 D Mengganti seal perapat/selang
9 C Memastikan tidak ada kebocoran pada sistem
penyaluran bahan bakar.
10 A CKP sensor
11 D Pengantian TPS, IAT dan MAP
12 B BAS

152 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK J

Penutup

A. Kesimpulan

Sistem EFI adalah suatu sistem suplai bahan bakar dengan menggunakan
teknologi kontrol secara elektronik yang mampu mengatur pasokan bahan bakar
dan udara secara optimal yang dibutuhkan mesin pada setiap keadaan. Bagian
yang tak terpisahkan dari system EFI adalah sistem kontrol elektronik yang terdiri
dari beberapa sensor seperti sensor tekanan intake manifold (MAP), sudut
bukaan throttle (TP), temperatur udara masuk (IAT), temperatur oli (EOT), sudut
kemiringan jatuhnya kendaraan (BAS) dan selanjutnya input signal (data) dari
masing-masing sensor dikirim ke ECM, kemudian ECM menentukan lamanya
injeksi yang tepat dan mengirimkan signal output ke injektor dan menginjeksikan
bahan bakar ke intake manifold sesuai signal yang dibutuhkan.

Untuk pemeliharaan EMS sepeda motor hal-hal berikut perlu diperhatikan :


a. Perhatikan jika Saudara melakukan pekerjaan yang membutuhkan
kecermatan tinggi. Lakukan dengan hati-hati dan penuh rasa tanggung jawab.
misalnya keselamatan kerja pada saat membongkar komponen system bahan
bakar, jangan sampai ada percikan api/merokok pada saat saudara bekerja.
Pastikan tersedia alat pemadam kebakaran dan Saudara mampu secara
mandiri mengoperasikannya.

b. Pada saat menangani limbah oli dan lain-lain, perhatikan tentang kebersihan
lingkungan dan keamanan serta keselamatan baik untuk diri Saudara sendiri,
orang lain maupun lingkungan sekitar

c. Saat saudara bekerja dengan udara bertekanan tinggi (udara kompresor) tetap
fokuslah pada pekerjaan. Jangan bermain-main dengan pistol udara. Jangan
mengarahkan pistol udara ke bagian tubuh Saudara maupun teman saudara
karena sangat berbahaya dan dapat menimbulkan kematian.

d. Apabila saudara menghidupkan mesin di dalam ruangan, pastikan ada


ventilasi yang baik dan ada saluran gas buang yang aman

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 153


Kegiatan Pembelajaran 2

e. Jika saudara melakukan pemeriksaan tahanan atau tegangan pada suatu


komponen, pastikan Saudara mampu mengakses informasi yang ada di dalam
buku manual yang sesuai.

f. Beberapa komponen listrik mungkin dapat rusak jika terminal atau connectors
disambungkan atau dilepaskan sementara kunci kontak pada posisi “ON” dan
ada aliran listrik.

B. Tindak Lanjut

Selanjutnya Guru setelah menyelesaikan latihan dalam modul ini diharapkan


mempelajari kembali bagian-bagian yang belum dikuasai dari modul ini untuk
dipahami secara mendalam sebagai bekal dalam melaksanakan tugas keprofesian
guru dan untuk bekal dalam mencapai hasil pelaksanaan uji kompetensi guru
dengan ketuntasan minimal materi 80%.

Setelah mentuntaskan modul ini maka selanjutnya guru berkewajiban mengikuti


uji kompetensi. Dalam hal uji kompetensi, jika hasil tidak dapat mencapai batas
nilai minimal ketuntasan yang ditetapkan, maka peserta uji kompetensi wajib
mengikuti diklat sesuai dengan grade perolehan nilai yang dicapai.

154 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK J

Glosarium

Choke
Komponen yang berfungsi memperkaya campuran bahan bakar dan udara
Idling
Putaran stasioner (mesin berputar tanpa beban), handel gas tidak di tarik
Intake manifold
Saluran masuk bahan bakar dan udara menuju ruang bakar
Intake valve
Katup pang membatasi (membuka dan menutup) pada saluran masuk bahan
bakar dan udara dengan ruang bakar
2P Connector
Sambungan kabel penghubung yang mempunyai jumlah kabek 2 buah
Retainer
Penahan sambungan selang bahan bakar agar rapat tidak bocor
Fast Idle Speeds (FIDs)
Komponen yang berfungsi mempertahan putan mesin pada posisi putaran
stasioner
Pick Up Coil
Komponen yang berfungsi membangkitkan tegangan pulsa yang terletak pada
rangkaian generator pembangkit tegangan AC

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 155


Kegiatan Pembelajaran 2

156 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK J

Daftar Pusaka

AHM, (PT Astra Honda Motor).Pengetahuan Produk. Jakarta: Astra Honda


Training Centre.

AHM, Buku Pedoman reparasi Honda Supra X 125.Jakarta: PT. Astra Honda
Motor

AHM, Buku Pedoman r eparasi Honda PGM-FI Supra X 125. Jakarta: PT.
Astra Honda Motor

Divisi Perawatan Sepeda Motor.____.Petunjuk Perawatan Suzuki


Shogun.Jakarta: PT. Indomobil Suzuki international

Jalius Jama.1982.Motor Bensin. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Modul Pelatihan. Teknik Sepedamotor 2007. VEDC Malang

Technical Service Division, 2012. PT. Astra Honda Motor - Astra Honda Training
Centre – Technical Training Dept.

YTA. 2006. Yamaha Technical Academy. Jakarta

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 157


158 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
MODUL
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

KOMPETENSI KEAHLIAN
TEKNIK SEPEDA MOTOR
TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
DAN PENGEMBANGAN SOAL

KELOMPOK KOMPETENSI J

PEDAGOGIK:
TINDAKAN REFLEKTIF UNTUK PENINGKATAN KUALITAS
PEMBELAJARAN

Penulis:
Dr. Muljo Rahardjo; 08123306593; muljorahardjo@yahoo.com

Penelaah:
Prof. Gunadi; gunadi.hs@um.ac.id
Drs. Suryanto, M.Pd.

Desain Grafis dan Ilustrasi:


Tim Desain Grafis

Copyright © 2017
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Bidang Otomotif dan Elektronika, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan
komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan
Daftar Isi

Hal
Daftar Isi ............................................................................................................ iii
Daftar Gambar .................................................................................................... v
Daftar Tabel ....................................................................................................... vi
Daftar Lembar Kerja ......................................................................................... vi
Pendahuluan ...................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Tujuan ..................................................................................................................... 1
C. Peta Kompetensi ..................................................................................................... 2
D. Ruang Lingkup ........................................................................................................ 2
E. Cara Penggunaan Modul ........................................................................................ 3

Kegiatan Pembelajaran 1 Refleksi Pembelajaran ............................................ 9


A. Tujuan ..................................................................................................................... 9
B. Indikator Pencapaian Kompetensi .......................................................................... 9
C. Uraian materi ........................................................................................................... 9
D. Aktivitas Pembelajaran .......................................................................................... 14
E. Latihan ................................................................................................................... 15
F. Rangkuman ........................................................................................................... 15
G. Balikan dan Tindak Lanjut ..................................................................................... 15

Kegiatan Pembelajaran 2 Konsep Penelitian Tindakan Kelas (Ptk) ............. 17


A. Tujuan ................................................................................................................... 17
B. Indikator keberhasilan ........................................................................................... 17
C. Uraian Materi ......................................................................................................... 17
D. Aktivitas Pembelajaran .......................................................................................... 23
E. Latihan / Kasus / Tugas ........................................................................................ 23
F. Rangkuman ........................................................................................................... 26
G. Balikan dan Tindak Lanjut ..................................................................................... 26

Kegiatan Pembelajaran 3 Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK).......... 29


A. Tujuan ................................................................................................................... 29
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ........................................................................ 29
C. Uraian Materi ......................................................................................................... 29
D. Aktivitas Pembelajaran .......................................................................................... 33
E. Latihan / Kasus / Tugas ........................................................................................ 33

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan | iii


F. Rangkuman ........................................................................................................... 34
G. Balikan dan Tindak Lanjut ..................................................................................... 34

Kegiatan Pembelajaran 4 Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) .......... 35


A. Tujuan .................................................................................................................... 35
B. Indikator Pencapaian Kompetensi......................................................................... 35
C. Uraian Materi ......................................................................................................... 35
D. Aktivitas Pembelajaran .......................................................................................... 39
E. Latihan / Kasus / Tugas ......................................................................................... 40
F. Rangkuman ........................................................................................................... 40
G. Balikan dan Tindak Lanjut ..................................................................................... 41

Penutup ............................................................................................................ 43
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 43
B. Balikan dan Tindak Lanjut ..................................................................................... 43

Kunci Jawaban Latihan ................................................................................... 45


A. Kunci Jawaban Materi 1: Refleksi Pembelajaran .................................................. 45
A. Kunci Jawaban Materi 2: Konsep Penelitian Tindakan Kelas (PTK) .................... 45
B. Kunci Jawaban Materi 3: Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) .................. 45
C. Kunci Jawaban Materi 4: Laporan Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) .......... 46

Evaluasi ............................................................................................................ 49
Kunci Jawaban Evaluasi ................................................................................. 51
Daftar Pustaka.................................................................................................. 53
Daftar Lembar Kerja......................................................................................... 55

iv | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Daftar Gambar

Hal
Gambar 0. 1. Alur Pembelajaran Tatap Muka ...................................................... 3
Gambar 0. 2 Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh ............................................ 4
Gambar 0. 3 Alur Pembelajaran Tatap Muka Model In-On-In .............................. 6
Gambar 2. 1 Model Penelitian Tindakan Kelas Kurt Lewin ................................. 19
Gambar 2. 2 Model Penelitian Tindakan Kelas Kemmis & Mc.Taggart .............. 20
Gambar 2. 3 Model Penelitian Tindakan Kelas John Elliot ................................. 21

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan |v


Daftar Tabel

Hal
Tabel 0. 1. Daftar Lembar Kerja Modul ................................................................ 8
Tabel 1. 1. Contoh Format Refleksi Pembelajaran ............................................. 12

Daftar Lembar Kerja

Hal
LK 1. Refleksi Pembelajaran...............................................................................55

LK 2. Konsep Penelitian Tindakan Kelas............................................................56

LK 3. Proposal Penelitian Tindakan Kelas..........................................................57

LK 4. Laporan Penelitian Tindakan Kelas ..........................................................58

vi | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK J

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Seorang pendidik harus mengenal secara baik kondisi dan situasi yang ada di
dalam kelas, terutama yang berkaitan dengan peserta didik. Situasi pembelajaran
perlu mendapat perhatian utama, sehingga pencapaian kompetensi dapat
diperoleh secara maksimal. Kesulitan peserta didik selama pembelajaran harus
dapat dideteksi dengan baik oleh pendidik. Begitu pula kegiatan yang paling
disukai oleh peserta didik juga perlu diketahui oleh pendidik. Kesemuanya itu
harus digali oleh pendidik untuk kepentingan pengembangan pembelajaran yang
efektif. Ada beberapa cara untuk menggali hal tersebut, salah satu diantaranya
adalah tindakan reflektif. Tindakan reflektif sangat efektif untuk peningkatan
kualitas pembelajaran. Karena pendidik dapat mengetahui sejauh mana
penguasaan kompetensi oleh peserta didik, dan apa saja kesulitan yang dialami
oleh mereka. Setelah mencermati betapa pentingnya tindakan reflektif bagi para
pendidik, maka modul ini disajikan untuk memberikan sumbangan pemikiran yang
berkaitan dengan tindakan reflektif. Sikap jujur, cermat, terbuka, adil, toleran, dan
obyektif sangat diperlukan ketika melakukan tindakan reflektif. Sehingga hasil
akhir dapat dipertanggungjawabkan.

B. Tujuan

Setelah peserta diklat / guru pembelajar mempelajari dan memahami materi dalam
modul ini, dengan melalui proses evaluasi baik pengetahuan maupun
keterampilan, diharapkan peserta dapat:
1. Memahami Konsep Refleksi Pembelajaran
2. Memahami KonsepPenelitian Tindakan Kelas (PTK)
3. Membuat Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK), sesuai dengan tantangan
pembelajaran yang diampu
4. Menyusun Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sesuai dengan temuan
faktual pembelajaran.

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan |1


Pendahuluan

5. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran secara


berkesinambungan.

C. Peta Kompetensi

PETA KOMPETENSI
POSISI MODUL
KODE UNIT
NAMA UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI
PED0100000-00 Perkembangan Peserta Didik
PED0200000-00 Teori Belajar dan Prinsip-Prinsip Pembelajaran
yang Mendidik
PED0300000-00 Pengembangan Kurikulum
PED0400000-00 Pembelajaran yang Mendidik
PED0500000-00 Pemanfaatan Teknologi Informasi dan
Komunikasi dalam Pembelajaran
PED0600000-00 Pengembangan Potensi Peserta Didik
PED0700000-00 Komunikasi Efektif, Empatik, dan Santun
PED0800000-00 Penilaian dan Evaluasi Pembelajaran
PED0900000-00 Pemanfaataan Hasil Penilaian dan Evaluasi
Pembelajaran
PED0100000-00 Tindakan Reflektif Untuk Peningkatan Kualitas
Pembelajaran

D. Ruang Lingkup

Ruang lingkup yang perlu dipelajari dalam modul ini adalah:


1. Refleksi Pembelajaran
2. Konsep Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
3. Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
4. Laporan Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

2 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK J

E. Cara Penggunaan Modul

Secara umum, penggunaan modul pada setiap Kegiatan Pembelajaran


disesuaikan dengan kondisi letak geografis unit kerja peserta dan karakteristik
mata diklat. Modul ini dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran guru, baik
untuk moda tatap muka dengan model tatap muka penuh maupun model tatap
muka In-On-In. Alur model pembelajaran secara umum dapat dilihat pada bagan
dibawah.

Gambar 0. 1. Alur Pembelajaran Tatap Muka

1. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka Penuh

Kegiatan pembelajaran diklat tatap muka penuh adalah kegiatan fasilitasi


peningkatan kompetensi guru melalui model tatap muka penuh yang dilaksanakan
oleh unit pelaksana teknis dilingkungan ditjen. GTK maupun lembaga diklat
lainnya. Kegiatan tatap muka penuh ini dilaksanan secara terstruktur pada suatu
waktu yang di pandu oleh fasilitator.
Tatap muka penuh dilaksanakan menggunakan alur pembelajaran yang dapat
dilihat pada alur dibawah ini. (gambar 0.2)

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan |3


Pendahuluan

Gambar 0. 2 Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dijelaskan di
bawah ini.
a. Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat
untuk mempelajari:
• latar belakang yang memuat gambaran materi
• deskripsi singkat tentang materi
• tujuan kegiatan pembelajaran secara menyeluruh
• materi pokok dalam modul

b. Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul, fasilitator memberi kesempatan kepada
guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan secara singkat
sesuai dengan indikator kenerhasilan yang harus dicapai.
Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual maupun
berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.

c. Melakukan aktivitas pembelajaran


Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan
rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator.
Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran menggunakan pendekatan

4 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK J

yang secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan bersama fasilitator dan


peserta lainnya. Baik itu melalui diskusi, simulasi, praktik, latihan, maupun studi
kasus yang dilakukan melalui lembar kerja.

Lembar kerja pada pembelajaran tatap muka penuh digunakan sebagai sarana
pemahaman materi-materi yang telah disusun sesuai dengan indikator
keberhasilan yang harus dicapai.
Pada aktivitas pembelajaran ini, peserta secara aktif menggali informasi,
mengumpulkan dan mengolah data, dan kemudian membuat kesimpulan sesuai
dengan isi materi yang dikaji.

d. Presentasi dan Konfirmasi


Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi hasil kegiatan, sedangkan
fasilitator melakukan konfirmasi terhadap materi, dan memandu pembahasan
bersama. Pada bagian ini peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan
seluruh kegiatan pembelajaran

e. Persiapan Tes Akhir


Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir yang
akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak mengikuti tes.

2. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka In-On-In

Kegiatan diklat tatap muka dengan model In-On-In adalan kegiatan fasilitasi
peningkatan kompetensi guru yang menggunakan tiga kegiatan utama, yaitu In
Service Learning 1 (In-1), on the job learning (On), dan In Service Learning 2 (In-
2). Secara umum, kegiatan pembelajaran diklat tatap muka In-On-In tergambar
pada Alur Pembelajaran Tatap Muka Model In-On-In (gambar 0.3)
Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model In-On-In dapat dijelaskan di bawah
ini.
a. Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat
untuk mempelajari:
• latar belakang yang memuat gambaran materi

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan |5


Pendahuluan

• deskripsi singkat tentang materi


• tujuan kegiatan pembelajaran secara menyeluruh
• materi pokok dalam modul

Gambar 0. 3 Alur Pembelajaran Tatap Muka Model In-On-In

b. In Service Learning 1 (IN-1)


Kegiatan pembelajaran pada In Service Learning 1 (IN-1), dilakukan secara tatap
muka. Yang terdiri atas kegiatan mengkaji materi dan melakukan aktivitas
pembelajaran. Adapun penjelasannya diuraikan dibawah ini.

1) Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul, fasilitator memberi kesempatan kepada
guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan secara singkat
sesuai dengan indikator keberhasilan yang harus dicapai.

6 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK J

Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual maupun


berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.
Ketekunan dan kerjasama yang baik antar peserta akan mempermudah
pemahaman terhadap materi.

2) Melakukan aktivitas pembelajaran


Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan
rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator.
Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran menggunakan pendekatan
yang secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan bersama fasilitator dan
peserta lainnya. Baik itu melalui diskusi, simulasi, praktik, latihan, maupun studi
kasus yang dilakukan melalui lembar kerja yang disusun untuk kegiatan In 1.
Pada aktivitas pembelajaran ini, peserta secara aktif menggali informasi,
mengumpulkan dan mengolah data, dan kemudian membuat kesimpulan sesuai
dengan isi materi yang dikaji. Selanjutnya mempersiapkan rencana pembelajaran
untuk kegiatan On the Job Learning.

c. On the Job Learning (ON)


Kegiatan pembelajaran pada On the Job Learning (ON) dilakukan secara mandiri
di sekolah. Yang terdiri atas kegiatan mengkaji materi dan melakukan aktivitas
pembelajaran. Adapun penjelasannya diuraikan dibawah ini.

1) Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul, guru sebagai peserta mempelajari kembali
materi yang telah diuraikan pada In Service Learning 1 (IN1). Guru sebagai
peserta, mempelajari kembali materi sebagai bekal dalam mengerjakan tugas-
tugas yang ditagihkan pada kegiatan On the Job Learning (ON). Ketekunan dan
ketelitian akan sangat membantu keberhasilan pada kegiatan ini.

2) Melakukan aktivitas pembelajaran


Peserta melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah maupun di kelompok kerja
berdasarkan rencana yang telah disusun pada IN1. Pada kegiatan ini peserta
melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi
yang tertera pada modul. Kegiatan pembelajaran dilakukan melalui diskusi,

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan |7


Pendahuluan

simulasi, praktik, latihan, maupun studi kasus mengacu pada lembar kerja. Hal ini
dilakukan untuk memenuhi tagihan kegiatan On the Job Learning (ON). Sikap
tekun dan cermat sangat diperlukan pada kegiatan ini.

d. In Service Learning 2 (IN-2)


Pada kegiatan ini peserta mempresentasikan semua hasil tagihan ON, yang
kemudian dikonfirmasi oleh fasilitator. Dan selanjutnya dilakukan pembahasan
bersama. Pada bagian ini peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan
seluruh kegiatan pembelajaran. Sikap jujur, terbuka, toleran, dan serius sangat
diperlukan pada kegiatan ini.

e. Persiapan Tes Akhir


Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir yang
akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak mengikuti tes.

3. Lembar Kerja

Kegiatan pembelajaran untuk pemahaman dan pendalaman/penguatan modul,


mengacu pada lembar kerja yang telah dipersiapkan. Pada modul
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Kelompok Komptetansi J,
Pedagogi: “Tindakan Reflektif Untuk Peningkatan Kualitas Pembelajaran” telah
disiapkan lembar kerja yang tertullis pada tabel 0.1 di bawah ini.

Tabel 0. 1. Daftar Lembar Kerja Modul


No. Kode LK Nama LK Keterangan
1 LK.1.1 Refleksi Pembelajaran TM, IN1, ON
2 LK.2.1 Konsep Penelitian Tindakan Kelas TM, IN1, ON
3 LK.3.1 Proposal Penelitian Tindakan Kelas TM, IN1, ON
4 LK.4.1 Laporan Penelitian Tindakan Kelas TM, IN1, ON

Keterangan.
TM : Digunakan pada Tatap Muka Penuh
IN1 : Digunakan pada In service learning 1
ON : Digunakan pada on the job learning

8 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK J

Kegiatan Pembelajaran 1
Refleksi Pembelajaran

A. Tujuan

Peserta diklat memahami cara melaksanakan refleksi, dan mengidentifikasi


permasalahan dengan cermat, serta manfaat tindakan refleksi terhadap kegiatan
pembelajaran yang akan dikembangkan secara adil dan obyektif.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Indikator keberhasilan materi pokok 1 “Refleksi Pembelajaran”, meliputi:


1. Refleksi terhadap proses dan hasil pembelajaran dilakukan sesuai dengan
kompetensi dasar yang diperoleh pada matapelajaran yang diampu
2. Hasil refleksi dirumuskan dalam bentuk rumusan masalah.
3. Hasil refleksi dimanfaatkan untuk menentukan refrensi/rujukan/teori yang
berkaitan dengan perbaikan dan pengembangan pembelajaran
4. Hasil refleksi dimanfaatkan untuk menentukan metodologi pembelajaran

C. Uraian materi

Materi refleksi pembelajaran diuraikan dalam dua sub materi, yaitu: (1) Konsep
refleksi pembelajaran, dan (2) Pelaksanaan refleksi pembelajaran

Konsep Refleksi Pembelajaran

a. Pengertian Refleksi Pembelajaran


Pada setiap kegiatan pembelajaran, selalu dapat ditemukan adanya faktor
pendukung keberhasilan dan kendala-kendala yang muncul. Temuan ini tidak
boleh diabaikan, karena sangat bermanfaat untuk digunakan sebagai acuan
pembuatan rancangan perbaikan. Baik yang berkaitan dengan proses, maupun
sarana pendukung. Bertolak dari permasalahan inilah refleksi pembelajaran perlu
dilakukan. Terdapat berbagai pengertian yang dikemukakan oleh beberapa ahli.

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan |9


Kegiatan Pembelajaran 1

Namun dalam modul ini definisi pengertian refleksi pembelajaran dikemukakan


berdasarkan kegiatan yang selama ini dilakukan oleh para pengajar (guru,
widyaiswara, instruktor, dan jenis penyaji yang lain). Sehingga refleksi
pembelajaran didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan mendata hasil belajar,
dan faktor pendukung keberhasilan, serta berbagai kendala yang ditemui untuk
perbaikan kualitas pembelajaran.

b. Tujuan Refleksi Pembelajaran


Beberapa tujuan yang ingin diperoleh dari kegiatan refleksi pembelajaran adalah
pernyataan di bawah ini.
1) Memperoleh gambaran spesifik hasil belajar: substansi yang dikuasai, dan
tingkat penguasaan peserta didik.
2) Memperoleh umpan balik tentang proses pembelajaran: yang sudah positif
dan yang masih perlu ditingkatkan.
3) Melakukan perbaikan proses pembelajaran berdasarkan umpan balik dan
hasil belajar setelah melalui kegiatan analisis.

c. Manfaat Refleksi Pembelajaran


Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan refleksi pembelajaran, tiga
diantaranya adalah yang dinyatakan di bawah ini.
1) Tindakan perbaikan yang dipilih oleh guru lebih akurat, karena adanya
masukan peserta didik sesuai keadaan yang ada.
2) Perbaikan proses pembelajaran dapat dilakukan secara berkelanjutan. Hal ini
disebabkan oleh tindakan perbaikan yang sesuai dengan permasalahan
kelas/peserta didik.
3) Peningkatan hasil belajar dapat dicapai secara maksimal, karena tindakan
perbaikan yang dilakukan secara terus menerus ole pendidik.

Pelaksanaan Refleksi Pembelajaran

Kegiatan refleksi pembelajaran terdiri atas tiga langkah kegiatan, yaitu: analisis
pencapaian hasil belajar, analisis proses pembelajaran, dan merancang tindakan
perbaikan

10 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK J

a. Analisis pencapaian hasil belajar


Keberhasilan suatu kegiatan pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar yang
dicapai oleh peserta didik. Strategi apapun yang digunakan guru, bila hasilnya
maksimal, maka strategi tersebut dapat dianggap efektif. Begitu pula sebaliknya.
Hasil belajar peserta didik, menggambarkan kinerja yang dicapai oleh guru. Oleh
sebab itu hasil belajar peserta didik harus dianalisis, untuk mengetahui sejauh
mana efektivitas kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru.
Analisis hasil belajar dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1) Menganalisis catatan hasil belajar oleh guru (hasil ulangan harian / tengah
semester / semester).
2) Meminta peserta didik menuliskan capaian hasil belajar yang dimiliki /
dirasakan.

b. Analisis proses pembelajaran


Kegiatan analisis proses pembelajaran dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
evaluasi diri oleh guru, dan meminta masukan dari peserta didik. Evaluasi diri
dapat dilakukan dengan cara mengingat kembali proses pembelajaran yang telah
dilakukan. Catatan-catatan tentang faktor pendukung keberhasilan dan kendala
yang ditemui selama proses pembelajaran berlangsung, sangat bermanfaat untuk
melakukan kegiatan evaluasi diri. Menggali masukan dari peserta didik dapat
dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan tentang:
1) materi apa saja yang sudah dikuasai
2) hal-hal apa saja yang mempermudah mereka memahami
3) kendala apa saja yang mereka hadapi selama proses pembelajaran.
Selanjutnya data yang diperoleh dari masukan peserta didik, dianalisis, dan
diklasifikasi sesuai dengan kelompok/kategori permasalahan dan tingkatan
masing-masing.

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan | 11


Kegiatan Pembelajaran 1

Tabel 1. 1. Contoh Format Refleksi Pembelajaran

REFLEKSI
Nama : Tanggal:
Kelas :
No. Umpan Balik
1 Materi-materi yang telah dikuasai:

2 Tingkat penguasaan yang dimiliki terhadap materi (%):

3 Pendukung terhadap keberhasilan dalam pembelajaran:

4 Kendala yang dihadapi selama proses pembelajaran:

5 Saran perbaikan proses pembelajaran:

Merancang Tindakan Perrbaikan

Setelah kegiatan refleksi pembelajaran selesai dilakukan, akan diperoleh umpan


balik terhadap pelaksanaan pembelajaran. Umpan balik tersebut meliputi data
pencapaian hasil belajar dan proses pembelajaran. Sehingga tindaklanjut dari
refleksi pembelajaran diwujudkan dalam bentuk rancangan perbaikan
pembelajaran. Adapun fokus perbaikan disesuaikan dengan umpan balik yang
diberikan oleh peserta didik.

Berdasarkan hasil analisis terhadap pencapaian hasil belajar dan proses


pembelajaran, pendidik dapat merumuskan tindakan-tindakan perbaikan yang
relevan untuk dilaksanakan pada kegiatan pembelajaran berikutnya. Sehingga
perbaikan kualitas pembelajaran secara berkelanjutan dapat dilakukan. Dengan
demikian prestasi peserta didik secara terus-menerus juga dapat ditingkatkan.
Sehingga semua temuan dari umpan balik ditindaklanjuti menjadi rumusan

12 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK J

masalah yang harus diselesaikan oleh pendidik. Unsur-unsur dalam penyusunan


rancangan tindakan perbaikan, biasanya mencakup:
1) Pendalaman dan pengembangan kompetensi peserta didik.
Pendalaman kompetensi dilakukan untuk peserta didik yang belum menguasai.
Sedangkan pengembangan kompetensi dilakukan untuk peserta didik yang sudah
memiliki penguasaan dengan baik. Strategi pendalaman dan pengembangan
kompetensi peserta didik dapat dilakukan melalui penggunaan metode
pembelajaran yang bervariasi. Penggunaan metode yang tepat, akan memberikan
dampak positif terhadap hasil pembelajaran. Temuan dari umpan balik ditundak
lanjuti menjadi rumusan masalah. Sehingga rumusan masalah yang dapat
disampaikan pada butir ini adalah: “metode apakah yang efektif untuk digunakan
melakukan pendalaman dan pengembangan komeensi peserta didik ?”. Atau
dengan rumusan masalah yang lain.

2) Peningkatan efektivitas penggunaan media pembelajaran.


Media pembelajaran memiliki peran penting pada kegiatan pembelajaran. Karena
itu penguasaan pendidik terhadap berbagai media pembelajaran yang digunakan
harus memadai. Sehingga dengan pemanfaatan medeia pembelajaran secara
efektif, akan meningkatkan kualitas pembelajaran. Yang pada akhirnya
kompetensi peserta didik akan meningkat, karena sangat dipengaruhi oleh
efektivitas penggunaan media tersebut. Sehingga rumusan masalah yang dapat
disampaikan pada butir ini adalah: “media pembelajaran apakah yang dapat
meningkatkan kompetensi X bagi peserta didik ?”. Atau dengan rumusan masalah
yang lain.

3) Peningkatan efektivitas strategi pembelajaran.


Pengelolaan kegiatan pembelajaran harus dikelola secara efektif, agar hasil
belajar menjadi maksimal.. karena itu perancangan strategi pembelajaran yang
tepat sangat diperlukan. Strategi pembelajaran yang dirancang harus disesuaikan
dengan umpan balik peserta didik yang diungkapkan pada saat refleksi
pembelajaran. Sehingga proses pembelajaran terlaksana sesuai dengan
keadaan/kondisi peserta didik. Sehingga rumusan masalah yang dapat
disampaikan pada butir ini adalah: “strategi pembelajaran apakah yang efektif

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan | 13


Kegiatan Pembelajaran 1

untuk meningkatkan kompetensi X bagi peserta didik ?”. Atau dengan rumusan
masalah yang lain.

4) Peningkatan efektivitas pemanfaatan lingkungan belajar.


Pembelajaran akan efektif apabila dapat memaksimalkan pemanfaatan
lingkungan belajar. Karena itu pendidik dituntut cermat terhadap lingkungan
belajar yang dimiliki. Potensi apa saja yang memungkinkan untuk dapat digunakan
sebagai penunjang kegiatan pembelajaran.Sehingga peserta didik dapat
berproses dengan lingkunganya dalam pembelajaran. Hal ini akan memeberikan
bekal yang sangfat positif bagi peserta didik. Laboratorium, perpustakaan,
lingkungan fisik dan sosial sekolah dan sarana yang lain memiliki potensi untuk
digunakan sebagai sumber belajar. Sehingga rumusan masalah yang dapat
disampaikan pada butir ini adalah: “lingkungan belajar apa yang dapat
meningkatkan kompetensi X bagi peserta didik ?”. Atau dengan rumusan masalah
yang lain.

Namun dalam merancang dan menjalankan tindakan perbaikan, ada yang harus
diperhatikan. Yaitu tindakan atau strategi apapun dapat dilakukan, tetapi semua
tindakan yang dipilih harus dirancang berdasarkan hasil refleksi. Sehingga
hasilnya akan maksimal.

D. Aktivitas Pembelajaran

Kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta diklat dalam aktivitas pembelajaran
adalah mempelajari modul secara cermat, baik mandiri maupun kelompok.
Kegiatan dilakukan dengan cara membaca, merangkum berdiskusi dengan teman
sejawat, presentasi, mengerjakan latihan / kasus / tugas, dan merefleksi diri.
Kegiatan diwujudkan dalam bentuk mengerjakan LK 1. Refleksi Pembelajaran
(pada lampiran 1)

14 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK J

E. Latihan

Bapak dan Ibu peserta Diklat diminta mengisi format “REFLEKSI” dengan
menggunakan situasi pembelajaran dalam Diklat sebagai bahan pengisian format
tersebut. Selanjutnya melakukan kegiatan di bawah ini.
1. Merangkum dan menganalisis penguasaan materi oleh peserta Diklat
2. Merangkum dan menganalisis proses pembelajaran dalam Diklat
3. Merangkum dan menganalisis saran-saran perbaikan pembelajaran Diklat
4. Waktu pembahasan 30 menit
5. Mempresentasikan hasil kelompok @ 6 menit

F. Rangkuman

Sebagai pendidik harus menyadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna,
kesalahan masih sering kita lakukan walau kadang tanpa menyadarinya. Karena
itu refleksi pembelajaran sangat diperlukan bagi pedidik. Refleksi pembelajaran
dapat dilakukan dengan evaluasi diri maupun melalui masukan dari peserta didik.
Secara spesifik dapat dilakukan dengan langkah-langkah: (1) analisis proses
pembelajaran, (2) analisis proses pembelajaran, dan (3) merancang tindakan
perbaikan. Namun yang perlu diingat, bahwa setiap tindakan perbaikan harus
dirancang berdasarkan hasil refleksi.

G. Balikan dan Tindak Lanjut

1. Balikan

a. Hal-hal apa saja yg sudah saudara kuasai berdasarkan pemahaman dan


pengalaman yang berkaitan dengan materi materi Refleksi Pembelajaran
b. Hal-hal apa saja yg masih belum saudara kuasai berdasarkan pemahaman
dan pengalaman yang berkaitan dengan materi Refleksi Pembelajaran?
c. Saran apa yang dapat saudara sampaikan terkait dengan proses
pembahasan materi Refleksi Pembelajaran agar kegiatan berikutnya lebih
baik / lebih berhasil ?

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan | 15


Kegiatan Pembelajaran 1

2. Tindak lanjut

Peserta dinyatakan berhasil dalam mempelajari materi ini apabila telah mampu
menjawab soal-soal evaluasi / latihan dalam materi ini, tanpa melihat atau
membuka materi dengan nilai minimal 80. Bagi yang belum mencapai nilai minimal
80 diharapkan untuk lebih giat mendalami lagi dengan cermat, tekun, dan
terprogram, sehingga dapat memperoleh nilai minimal 80. Melakukan
pembahasan bersama peserta yang lain, sangat disarankan agar kedalaman
pemahaman dapat diperoleh.

16 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK J

Kegiatan Pembelajaran 2
Konsep Penelitian Tindakan Kelas (Ptk)

A. Tujuan

Peserta diklat memahami Konsep Penelitian Tindakan Kelas (PTK), minimal dua
model (model Kurt Lewin dan model Kemmis & Taggart, atau model yang lain)
secara mandiri.

B. Indikator keberhasilan

Konsep penelitian tindakan kelas (PTK) dijelaskan sesuai dengan model Kurt
Lewin dan model Kemmis & Taggart.

C. Uraian Materi

Materi Konsep Penelitian Tindakan Kelas (PTK) diuraikan dalam dua sub materi,
yaitu: (1) Pengertian, Tujuan, Manfaat, Karakteristik, dan Model Penelitian
Tindakan Kelas (PTK), dan (2) Siklus Kegiatan dalam Penelitian Tindakan Kelas
(PTK)

Pengertian, Tujuan, Manfaat, Karakteristik, dan Model Penelitian


Tindakan Kelas (PTK)

Sub materi 1 “Pengertian, Tujuan, Manfaat, dan model Penelitian Tindakan Kelas
(PTK)”, diuraikan dalam empat unsur, yaitu: Pengertian PTK, Tujuan PTK,
Karakteristik PTK, dan model Penelitian Tindakan Kelas (PTK)”,

a. Penegertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah kegiatan penelitian yang dilaksanakan
oleh peneliti (umumnya juga praktisi) di tempat pembelajaran (umumnya kelas)
untuk membuat peneliti lebih profesional terhadap pekerjaannya, memperbaiki

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan | 17


Kegiatan Pembelajaran 2

praktik-praktik kerja, melakukan inovasi serta mengembangkan ilmu pengetahuan


terapan (profesional knowledge).

b. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


Beberapa tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) di sekolah dinyatakan di bawah ini.
1) Memperbaiki situasi saat ini
2) Meningkatkan mutu proses dan output
3) Mengembangkan inovasi proses dan output
4) Meningkatkan kinerja yang terkait dengan mutu, inovasi, keefektifan, efisiensi,
dan produkivitas
5) Meningkatkan kemampuan profesional sebagai pendidik
6) Mengembangkan ilmu terapan/praktis.

c. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


Penelitian tindakan kelas sangat berbeda bila dibandingkan dengan jenis
penelitian yang lain, sehingga direkomendasikan untuk diterapkan di sekolah-
sekolah. Penyebabnya adalah karena penelitian tindakan kelas memiliki
karakteristik sebagai berikut:
1) Adanya tindakan nyata untuk menyelesaikan masalah / menghadapi
tantangan / kegiatan inovasi
2) Bersifat kualitatif, walaupun dapat menggunakan data kuantitatif
3) Didasarkan pada masalah atau tantangan nyata yang dihadapi pendidik
4) Penelitian dilakukan sambil menunaikan tugas

d. Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


Ada beberapa model penelitian tindakan kelas, tiga diantaranya adalah: model
Kurt Lewin, model Kemis & Taggart, dan model John Elliott.

1) Model Kurt Lewin


Model Kurt Lewin menjadi acuan dari berbagai model penelitian tindakan yang ada
saat ini. Hal ini sangat wajar karena pada tahun 1934 Kurt Lewin sudah
memperkenalkan istilah penelitian tindakan (action research). Seiring dengan
berbagai pengalaman yang dimiliki, selanjutnya pada tahun 1940 an Kurt Lewin

18 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK J

memberikan penjelasan-penjelasan yang lebih spesifik tentang penelitian


tindakan. Penelitian tindakan ini kemudian berkembang menjadi penelitian
tindakan kelas. Siklus kegiatan pada model ini terdiri atas empat tahapan, yaitu:
perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi
(reflecting). Siklus tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Perencanaan
(planning)

Refleksi (reflecting) Tindakan


(acting)

Observasi
(observing)
Gambar 2. 1 Model Penelitian Tindakan Kelas Kurt Lewin

2) Model Kemmis & Taggart


Pada model Kemmis & Taggart, siklus kegiatan terdiri atas tiga tahapan, yaitu:
perencanaan (planning), tindakan dan pengamatan (acting & observing), dan
refleksi (reflecting). Siklus kegiatan model Kemmis & Taggart disajikan pada
gambar 2 di bawah ini.

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan | 19


Kegiatan Pembelajaran 2

Perencanaan (planning)

refleksi
(reflecting)

Tindakan dan Observasi (acting


& observing)

Perencanaan Tindakan dan Observasi (acting


(planning) & observing)

refleksi (reflecting)

Gambar 2. 2 Model Penelitian Tindakan Kelas Kemmis & Mc.Taggart

3) Model John Elliott


Pada model John Elliott, siklus kegiatan terdiri atas empat tahapan, yaitu:
perencanaan umum dan langkah tindakan, implementasi langkah tindakan,
pemantauan (monitoring) implementasi dan efeknya, dan penjelasan
kegagalan beserta efeknya.

20 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK J

Gambar 2. 3 Model Penelitian Tindakan Kelas John Elliot

Berdasarkan siklus kegiatan penelitian tindakan kelas pada tiga model yang telah
disebutkan, dapat disimpulkan bahwa secara umum siklus kegiatan memiliki
tahapan yang sama. Tahapan tersebut adalah: perencanaan (planning), tindakan
(acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).

Siklus Kegiatan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Sub materi 2 “Siklus Kegiatan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK)” diuraikan
menjadi empat unsur, yaitu: perencanaan (planning), tindakan (acting),
pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).
Berdasarkan paparan pada model-model penelitian tindakan yang telah disajikan,
secara umum dapat disimpulkan bahwa siklus kegiatan pada penelitian tindakan
kelas terdiri atas empat tahapan, yaltu: perencanaan (planning), tindakan (acting),

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan | 21


Kegiatan Pembelajaran 2

pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Sehingga saat ini banyak peneliti
yang mengunakan siklus kegiatan ini ketika melakukan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Berapapun jumlah siklusnya, tetapi tahapan pada masing-masing siklus
menggunakan empat tahapan tersebut.

a. Perencanaan (planning)
Perencanaan adalah kegiatan penulisan tentang hal-hal yang akan dilakukan,
perangkat yang diperlukan, dan waktu pelaksanaan. Sehingga yang hatrus
dilakukan peneliti pada tahap ini meliputi:
1) Perumusan tindakan menyelesaikan masalah / menghadapi tantangan /
kegiatan inovasi. Adalah menuliskan tindakan yang akan dilakukan dalam
upaya meningkatkan kinerja atau menyelesaikan masalah.
2) Identifikasi sumber daya manusia yang terlibat. Yaitu mendata siapa saja yang
akan dilibatkan / terlibat dalam kegiatan penelitian tindakan kelas.
3) Identifikasi perangkat yang digunakan. Yaitu mendata perangkat yang akan
digunakan selama penelitian berlangsung.

b. Tindakan (acting)
Tindakan adalah penerapan menyelesaikan masalah / menghadapi tantangan /
kegiatan inovasi. Yang harus diperhatikan peneliti pada tahap ini adalah:
1) Tindakan yang dilakukan sesuai dengan yang telah direncanakan (konsisten)
2) Penggunaan perangkat yang sesuai (instrumen, media)
3) Pengendalian waktu
4) Pengelolaan keterlibatan (bila melibatkan orang lain)

c. Pengamatan (observing)
Pengamatan adalah mencermati semua peristiwa yang terjadi selama proses
penerapan tindakan. Obyek pengamatan yang harus mendapatkan perhatian dari
peneliti meliputi:
1) Perubahan perilaku peserta didik
2) Faktor pendukung keberhasilan selain tindakan (media, strategi, perangkat,
fasilitas)
3) Kendala yang muncul selama proses penerapan tindakan
4) Prestasi hasil belajar

22 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK J

d. Refleksi (reflecting)
Refleksi adalah kegiatan menganalsis semua data hasil observasi selama proses
penerapan tindakan. Sehingga yang harus dilakukan oleh guru adalah:
1) Menghitung: nilai tertinggi, terendah, dan rerata prestasi hasil belajar
2) Membandingkan prestasi hasil belajar dengan prestasi sebelumnya
3) Mengaitkan perubahan perilaku dengan faktor pendukung keberhasilan
4) Mengaitkan perubahan perilaku dengan kendala yang muncul ketika proses
penerapan tindakan

D. Aktivitas Pembelajaran

Kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta diklat dalam aktivitas pembelajaran
adalah mempelajari modul secara cermat, baik mandiri maupun kelompok.
Kegiatan dilakukan dengan cara membaca, merangkum berdiskusi dengan teman
sejawat, presentasi, mengerjakan latihan / kasus / tugas, dan merefleksi diri.
Kegiatan diwujudkan dalam bentuk mengerjakan LK 2. Konsep Penelitian Tindaka
Kelas (pada lampiran 2)

E. Latihan / Kasus / Tugas

Bapak dan Ibu peserta Diklat diminta menyelesaikan tugas kelompok sebagai
sarana latihan dengan ketentuan di bawah ini.
1. Pilih salah satu topik berikut (sesuai pembagian kelompok)
a. Metode pembelajaran
b. Alat bantu pembelajaran
c. Model bimbingan
2. Diskusikan topik tersebut, rumuskan jawaban setiap butir pertanyaan di bawah
ini dan tuliskan pada kolom yang telah disediakan.

a. Alur Berpikir
(1). Tulislah masalah-masalah atau kendala-kendala yang dihadapi pendidik
(guru) ketika melaksanakan tugas pembelajaran sesuai dengan topik
yang dibahas!

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan | 23


Kegiatan Pembelajaran 2

(2). Pilihlah salah satu masalah yang paling penting dan segera
diselesaikan masalahnya!

(3). Berikan alasan mengapa masalah tersebut penting dan segera


diselesaikan masalahnya!

(4). Kemukakan faktor-faktor yang menyebabkan muculnya masalah tersebut!

(5). Rumuskan alternatif-alternatif penyelesaian masalah dan pilihlah salah


satu alternatif yang terbaik

1. Alternatif-alternatif penyelesaian masalah:

2. Alternatif yang terbaik:

24 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK J

b. Kerangka Kerja
Siklus 1
(1) Rencana Tindakan (berisi rumusan masalah dan rencana solusinya)

(2) Pelaksanaan Tindakan (catatan: dalam pelatihan ini, tahap ini baru
latihan/exercise)

(3) Pengamatan/Pengumpulan Data, Evaluasi Proses dan Hasil Tindakan


(catatan: dalam pelatihan ini, tahap ini baru latihan/exercise)
Isilah format pengamatan untuk mengamati proses tindakan dalam siklus
PTK/PTS berikut ini!
No. Aspek yang diamati Data pendukung

4. Refleksi (catatan: dalam pelatihan ini, tahap ini baru latihan/exercise)

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan | 25


Kegiatan Pembelajaran 2

Catatan:
a. Peserta dibagi menjadi enam kelompok
b. Kelompok 1 dan 2 membahas topik “a”
c. Kelompok 3 dan 4 membahas topik “b”
d. Kelompok 5 dan 6 membahas topik “c”
e. Hasil kelompok dipresentasikan @ 6 menit
f. Waktu pembahasan 45 menit
g. Waktu pembahasan: 30 menit

F. Rangkuman

Penelitian tindakan kelas sangat bermanfaat bagi pendidik, sehingga


penggunaannya sangat dianjurkan dalam pembelajaran. Saat ini ada beberapa
model penelitian tindakan kelas, namun secara umum memiliki kesamaan pada
siklus kegiatan yang dilakukan. Yaitu menggunakan empat tahapan: perencanaan
(planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Hal
ini tidak mengherankan, karena berbagai model penelitian tindakan kelas tersebut
mengacu pada ide yang dikembangkan oleh Kurt Lewin. Sehingga walau jumlah
siklus kegiatan yang dilakukan bervariasi. para peneliti tetap menggunakan siklus
kegiatan dengan empat tahapan.

G. Balikan dan Tindak Lanjut

1. Balikan
a. Hal-hal apa saja yg sudah saudara kuasai berdasarkan pemahaman dan
pengalaman yang berkaitan dengan materi Konsep Penelitian Tindakan
Kelas (PTK)?
b. Hal-hal apa saja yg masih belum saudara kuasai berdasarkan pemahaman
dan pengalaman yang berkaitan dengan materi Konsep Penelitian Tindakan
Kelas (PTK)?
c. Saran apa yang dapat saudara sampaikan terkait dengan proses
pembahasan materi Konsep Penelitian Tindakan Kelas (PTK) agar kegiatan
berikutnya lebih baik / lebih berhasil?

26 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK J

2. Tindak lanjut
Peserta dinyatakan berhasil dalam mempelajari materi ini apabila telah mampu
menjawab soal-soal evaluasi / latihan dalam materi ini, tanpa melihat atau
membuka materi dengan nilai minimal 80. Bagi yang belum mencapai nilai
minimal 80 diharapkan untuk lebih giat mendalami lagi dengan cermat, tekun,
dan terprogram, sehingga dapat memperoleh nilai minimal 80. Melakukan
pembahasan bersama peserta yang lain, sangat disarankan agar kedalaman
pemahaman dapat diperoleh.

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan | 27


Kegiatan Pembelajaran 2

28 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK J

Kegiatan Pembelajaran 3
Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

A. Tujuan

Peserta diklat memahami cara penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas


(PTK), secara sistematis.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) disusun secara sistematis, berdasarkan


permasalahan yang dihadapi oleh para pendidik dalam pembelajaran.

C. Uraian Materi

Materi “Peoposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK)” diuraikan menjadi dua sub
materi, yaitu: (1) Pengertian dan Tujuan Proposal Penelitian Tindakan Kelas
(PTK), dan (2) Sistematika Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas
(PTK).

Pengertian dan Tujuan Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Sub materi Pengertian dan Tujuan Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
diuraikan dalam dua unsur, yaitu: (1) pengertian Proposal Penelitian Tindakan
Kelas (PTK), dan (2) Tujuan Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas
(PTK).

a. Pengertian Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


Langkah awal sebelum melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), peneliti harus
menyusun proposal. Proposal PTK merupakan rencana penelitian tindakan yang
akan digunakan sebagai pedoman dalam penerapan tindakan. Jika proposal
disusun dengan benar maka pelaksanaan PTK akan terarah sesuai dengan tujuan
akan dicapai. Sebaliknya, jika proposal salah, maka pelaksanaan PTK pun akan

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan | 29


Kegiatan Pembelajaran 3

salah pula. Oleh karena itu, proposal harus disusun dengan benar agar
pelaksanaan PTK dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

b. Tujuan Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


1) merumuskan pokok pikiran tentang penelitian yang akan dilakukan
2) merumuskan rencana kegiatan penelitian yang akan dilakukan
3) menyampaikan pokok pikiran dan rencana kegiatan penelitian kepada pihak-
pihak terkait (berkepentingan).

Sistematika Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Sub materi Sistematika Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) diuraikan


menjadi tiga unsur, yaitu: (1) Pendahuluan, (2) Kajian Pustaka, dan (3) Metode
Penelitian.

Terdapat banyak model sistematika penyusunan Proposal Penelitian Tindakan


Kelas (PTK), namun secara umum memuat hal-hal pokok seperti di bawah ini.

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan
B. Penyelesaian Masalah
BAB III METODE PENELITIAN
A. Subjek, Lokasi, dan Waktu Penelitian
B. Prosedur Penelitian
C. Teknik Pengumpulan Data
D. Teknik Analisis Data
DAFTAR PUSTAKA

Sistematika penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di atas


dijelaskan dengan uraian di bawah ini.

30 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK J

1. BAB I: PENDAHULUAN

Pada BAB I: PENDAHULUAN, memuat: latar belakang masalah, rumusan


masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

a. Latar Belakang
Berisi uraian singkat tentang kondisi nyata saat ini, kondisi ideal atau kondisi yang
diharapkan, dan tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi kesenjangan/
mengatasi masalah/ memperbaiki kondisi /meningkatkan mutu, serta alasan
menggunakan tindakan tersebut.

b. Rumusan Masalah
Berisi deskripsi masalah yang ditulis dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan
berdasarkan pembatasan masalah.
Contoh: Rumusan Masalah PTK
1) Bagaimana implementasi Problem Based Learning dalam kegiatan
pembelajaran Sejarah Indonesia pada kelas X semester 2 di SMKN 15
Malang?
2) Apakah implementasi Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas X semester 2 pada mata pelajaran Sejarah Indonesia di
SMKN 15 Malang?

c. Tujuan Penelitian
Berisi pernyataan tentang perubahan yang diharapkan dari hasil PTK/PTS.
Contoh Tujuan Penelitian PTK
1) Mendeskripsikan implementasi Problem Based Learning dalam kegiatan
pembelajaran Sejarah Indonesia pada kelas X semester 2 di SMKN 15 Malang
2) Meningkatkan hasil belajar siswa kelas X semester 2 pada mata pelajaran
Sejarah Indonesia di di SMKN 15 Malang, melalui implementasi Problem
Based Learning

d. Manfaat Penelitian
Berisi pernyataan tentang manfaat PTK bagi pendidik (guru), tenaga kependidikan,
siswa, dan sekolah pada umumnya serta pengembangan ilmu praktis/aplikatif.

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan | 31


Kegiatan Pembelajaran 3

2. BAB II: KAJIAN PUSTAKA


a. Kajian Pustaka dan Hasil Penelitian Yang Relevan
Berisi teori-teori, dan hasil penelitian yang relevan untuk menyelesaikan
masalah/menghadapi tantangan/melakukan inovasi.

b. Penyelesaian Masalah
Berisi tentang rancangan tindakan untuk menyelesaikan masalah atau
meningkatkan mutu, yang meliputi jenis tindakan, dan cara melaksanakan
untuk mencapai hasil tindakan yang diharapkan seperti yang tertulis pada
tujuan PTK

3. BAB III: METODE PENELITIAN


a. Subjek, Lokasi, dan Waktu Penelitian
Berisi subjek yang diteliti (peserta didik), tempat dan waktu pelaksanaan PTK.

b. Prosedur Penelitian
Berisi uraian tentang langkah-langkah pelaksanaan penelitian mulai persiapan
sampai penyajian laporan PTK adalah sebagai berikut.
1) Persiapan penelitian, termasuk kajian masalah di lapangan, studi
kepustakaan, penyiapan instrumen dan sarana tindakan.
2) Siklus penelitian / penerapan tindakan (tindakan nyata untuk melakukan
perubahan dari situasi kelas saat ini menuju situasi yang diharapkan).
3) Indikator keberhasilan tindakan.
4) Penyusunan laporan.
5) Penyajian laporan PTK.

c. Teknik Pengumpulan Data


Berisi cara mengumpulkan data melalui pengamatan langsung atau oleh orang
lain, serta instrumen pengamatan yang dapat digunakan untuk mengumpulkan
data.

32 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK J

d. Teknik Analisis Data


Berisi analisis deskriptif tentang perubahan dari situasi saat ini kelas menuju
situasi yang diharapkan sehingga dapat diketahui tingkat ketercapaian tujuan
PTK.

4. DAFTAR PUSTAKA
Berisi referensi yang dikutip untuk mendukung teori-teori yang dibahas. Daftar
pustaka harus memilki kesesuaian dengan permasalahan yang akan diselesaikan.
Karena daftar pustaka merupakan daftar rujukan yang digunakan oleh peneliti
untuk menunjukkan logika berpikir. Cara penulisannya ada beberapa macam,
disesuaikan gaya selingkung. Untuk buku: Nama Penulis, Tahun. Judul. Kota,
Penerbit.
Contoh:
Husaini Usman. 2009. Pengantar Penelitian Sosial. Edisi Ketiga. Jakarta: Bumi
Aksara.
Stringer, E. 2004.Action Research in Education.Upper Saddle River, New Jersey:
Pearson Merrill Prentice Hall.

D. Aktivitas Pembelajaran

Kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta diklat dalam aktivitas pembelajaran
adalah mempelajari modul secara cermat, baik mandiri maupun kelompok.
Kegiatan dilakukan dengan cara membaca, merangkum berdiskusi dengan teman
sejawat, presentasi, mengerjakan latihan / kasus / tugas, dan merefleksi diri.
Kegiatan diwujudkan dalam bentuk megerjakan LK 3. Proposal Penelitian
Tindakan Kelas.

E. Latihan / Kasus / Tugas

Bapak dan Ibu peserta Diklat diminta menyusun proposal berdasarkan hasil
identifikasi masalah (pengisian format pada saat pembelajaran “Konsep Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) dengan ketentuan di bawah ini.
1. Dikerjakan dalam kelompok
2. Peserta dibagi menjadi enam kelompok

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan | 33


Kegiatan Pembelajaran 3

3. Hasil kelompok dipresentasikan @ 6 menit


4. Waktu pembahasan: 45 menit

F. Rangkuman

Proposal memiliki kedudukan yang sangat penting dalam penelitian, karena dari
proposal dapat diketahui pokok pikiran, dan rencana kegiatan peneliti. Juga
sebagai sarana komunikasi dengan pemangku kepentingan. Sistematika
penyusunan proposal ada berbagai macam, tetapi kegiatan secara umum memiliki
kesamaan.

G. Balikan dan Tindak Lanjut

1. Balikan
a. Hal-hal apa saja yg sudah saudara kuasai berdasarkan pemahaman dan
pengalaman yang berkaitan dengan materi Proposal Penelitian Tindakan
Kelas (PTK)?
b. Hal-hal apa saja yg masih belum saudara kuasai berdasarkan pemahaman
dan pengalaman yang berkaitan dengan materi Proposal Penelitian
Tindakan Kelas (PTK)?
c. Saran apa yang dapat saudara sampaikan terkait dengan proses
pembahasan materi Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) agar
kegiatan berikutnya lebih baik/lebih berhasil?

2. Tindak lanjut
Peserta dinyatakan berhasil dalam mempelajari materi ini apabila telah mampu
menjawab soal-soal evaluasi/latihan dalam materi ini, tanpa melihat atau
membuka materi dengan nilai minimal 80. Bagi yang belum mencapai nilai
minimal 80 diharapkan untuk lebih giat mendalami lagi dengan cermat, tekun,
dan terprogram, sehingga dapat memperoleh nilai minimal 80. Melakukan
pembahasan bersama peserta yang lain, sangat disarankan agar kedalaman
pemahaman dapat diperoleh.

34 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK J

Kegiatan Pembelajaran 4
Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

A. Tujuan

Peserta diklat memahami cara melaksanakan dan melaporkan hasil Penelitian


Tindakan Kelas (PTK), yang sesuai dengan permasalahan pembelajaran yang
diampu, secara obyektif dan sistematis.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Indikator keberhasilan materi pokok 4 “Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)”


meliputi:
1. Penelitian Tindalkan Kelas dilakukan sesuai dengan proposal penelitian
2. Laporan hasil penelitian tindakan kelas disusun sesuai dengan sistematika
dan hasil penelitian.
3. Hasil Penelitian digunakan untuk keperluan peningkatan kualitas
pembelajaran dalam mata pelajaran yang diampu

C. Uraian Materi

Materi “Laporanl Penelitian Tindakan Kelas (PTK)” diuraikan dalam dua sub
materi, yaitu: (1) Pengertian dan Tujuan Laporanl Penelitian Tindakan Kelas
(PTK), dan (2) Pelaksannaan dan Sistematika Penyusunan Laporan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK).

1. Pengertian dan Tujuan Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Sub materi Pengertian dan Tujuan Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
diuraikan menjadi dua unsur, yaitu: (1) Pengertian Laporan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK), dan (2) Tujuan Penyusunan Laporan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK).

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan | 35


Kegiatan Pembelajaran 4

a. Pengertian Laporan Hasil PTK


Setelah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) selesai dilakukan, peneliti harus
menyusun laporan hasil penelitian. Laporan PTK adalah uraian tertulis tentang
persiapan, pelaksanaan, pembahasan, kesimpulan, dan saran, serta dokumen
pendukung pelaksanaan penelitian. Tingkat kebermaknaan suatu Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) sangat ditentukan oleh kualitas proses pelaksanaan,
pengolahan data dan pembahasan temuan-temuan yang diperoleh. Yang
semuanya itu dikemas dalam laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

b. Tujuan Penyusunan Laporan PTK


1) menyampaikan temuan-temuan yang merupakan pemecahan masalah /
hasil inovasi kepada pihak-pihak terkait (berkepentingan)
2) menyampaikan saran dan rekomendasi kepada pihak-pihak terkait
(berkepentingan)
3) mendokumentasikan hasil kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
sebagai hasil karya ilmiah.

Pelaksanaan dan Sistematika Penyusunan Laporan Penelitian


Tindakan Kelas (PTK)

Sub materi Pelaksanaan dan Sistematika Penhusunan Laporan Penelitian


Tindakan Kelas (PTK) diuraikan dalam lima unsur, yaitu: (1) Pendahuluan, (2)
Kajian Pustaka, dan (3) Metode Penelitian, (4) Hasil Penelitian dan Pembahasan,
dan (5) Kesimpulan dan Saran.

Penjelasan tentang pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) telah diuraikan


pada butir (3) Metode Penelitian, dan butir (4) Hasil Penelitian dan Pembahasan.

Seperti pada sistematika penulisan proposal PTK, sistematika penulisan laporan


hasil PTK juga memiliki banyak ragam, namun secara umum memuat hal-hal
pokok seperti di bawah ini.

36 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK J

KATA PENGANTAR
ABSTRAK
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan
B. Penyelesaian Masalah
BAB III METODE PENELITIAN
A. Subjek, Lokasi, dan WaktuPenelitian
B. Prosedur Penelitian
C. Teknik Pengumpulan Data
D. Teknik Analisis Data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Awal
B. Siklus 1
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan
3. Pengamatan
4. Refleksi
C. Siklus 2 (rumuskan rencana siklus 2, 3, dan seterusnya hingga
masalah terselesaikan)
(jika diperlukan)
D. Pembahasan
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
B. Saran

Untuk BAB I: PENDAHULUAN, BAB II: KAJIAN PUSTAKA, dan BAB III: METODE
PENELITIAN sudah dibahas pada topik proposal penelitian tindakan kelas.

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan | 37


Kegiatan Pembelajaran 4

Sehingga yang akan dikupas berikutnya adalah; BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN, dan BAB V: SIMPULAN DAN SARAN

3. BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

a. Kondisi Awal
Berisi tentang kondisi nyata saat ini subyek penelitian sebelum diterapkan
tindakan yang dirancang sebelumnya.

b. Siklus 1
1) Perencanaan
Berisi tentang rencana tindakan yang akan dilakukan, meliputi langkah-
langkah atau prosedur tindakan yang akan dilakukan

2) Tindakan
Berisi tentang implementasi tindakan dan situasi/kondisi pada saat
tindakan diterapkan, yang meliputi perilaku dan tanggapan atau reaksi
subjek penelitian.

3) Hasil Pengamatan
Berisi tentang hasil pengamatan terhadap perilaku dan hasil kerja subjek
penelitian sehubungan dengan tindakan yang diterapkan.
4) Refleksi
Berisi tentang evaluasi atas proses dan hasil tindakan yang telah
dilakukan serta kajian tentang kekurangan atau hambatan yang dialami
dan kemungkinan cara mengatasi kekurangan atau hambatan selama
pelaksanaan tindakan.

c. Siklus 2
Struktur isi sama dengan siklus 1 tetapi menceritakan situasi dan kondisi siklus
2, pada siklus 2 ini harus dijelaskan perbaiakan-perbaikan tindakan jika
dibandingkan dengan siklus 1.

d. Siklus 3
Struktur isi sama dengan siklus 2 tetapi menceritakan situasi dan kondisi siklus
3. Pada siklus 3 ini harus dijelaskan penyempurnaan tindakan jika dibandingkan
dengan siklus 2.

38 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK J

e. Pembahasan
Berisi tentang uraian kondisi awal/pra tindakan, hasil tindakan setiap siklus
yang dibandingkan dengan kajian teori yang diuraikan pada Bab II.

Jumah siklus yang dilakukan dalam Peneltian Tindakan Kelas (PTK) sangat
bergantung pada hasil akhir pembelajaran. Begitu diperoleh hasil pembelajaran
yang menunjukkan adanya peningkatan secara berarti (signifikan), maka
kegiatan Peneltian Tindakan Kelas (PTK) dapat diakhiri. Namun jumlah siklus
yang harus dilakukan, minimum tiga siklus. Hal ini untuk menepis keraguan,
adanya anggapan hasil-hasil yang bersifat kebetulan, bila dilakukan kurang dari
tiga siklus.

4. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

a. Simpulan
Berisi jawaban terhadap rumusan masalah.

b. Saran
Berisi saran tindakan lanjutan untuk menyelesaikan masalah / menghadapi
tantangan / melakukan inovasi.

5. DAFTAR PUSTAKA
Berisi referensi yang dikutip saja. Cara menulis referensi lihat daftar pustaka pada
materi pelatihan ini (di halaman terakhir).

6. LAMPIRAN
Berisi tabel, gambar, foto, dan dokumentasi yang relevan dengan data yang
dikumpulkan. Lampiran diberi nomor urut jika lebih dari dua buah. Tuliskan
lampiran yang dimaksud pada data yang ditemukan di Bab IV.

D. Aktivitas Pembelajaran
Kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta diklat dalam aktivitas pembelajaran
adalah mempelajari modul secara cermat, baik mandiri maupun kelompok.
Kegiatan dilakukan dengan cara membaca, merangkum berdiskusi dengan teman
sejawat, presentasi, mengerjakan latihan / kasus / tugas, dan merefleksi diri.
Kegiatan merangkum materi ajar dan presentasi mengacu pada LK 4.. Laporan
Penelitian Tindakan Kelas.

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan | 39


Kegiatan Pembelajaran 4

E. Latihan / Kasus / Tugas

Bapak dan Ibu peserta Diklat diminta mengunduh Laporan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) dari internet. Selanjutnya mengidentifikasi laporan tersebut
menggunakan instrumen yang telah disiapkan..Kegiatan dilakukan dengan
ketentuan di bawah ini.
1. Dikerjakan dalam kelompok
2. Peserta dibagi menjadi enam kelompok
3. Waktu pembahasan: 45 menit
4. Hasil kelompok dipresentasikan @ 6 menit

F. Rangkuman

Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan hasil akhir dari suatu
kegiatan penelitian. Sehingga dari laporan tersebut dapat ditemukan sejumlah
temuan yang diperoleh melalui analisis data dan pembahasan. Selanjutnya
dikemas menjadi suatu simpulan, dan digunakan sebagai landasan perumusan
saran dan rekomendasi.

40 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK J

G. Balikan dan Tindak Lanjut

1. Balikan
a. Hal-hal apa saja yg sudah saudara kuasai berdasarkan pemahaman dan
pengalaman yang berkaitan dengan materi Laporan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) ?
b. Hal-hal apa saja yg masih belum saudara kuasai berdasarkan pemahaman
dan pengalaman yang berkaitan dengan materi Laporan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) ?
c. Saran apa yang dapat saudara sampaikan terkait dengan proses
pembahasan materi Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) agar kegiatan
berikutnya lebih baik / lebih berhasil

2. Tindak lanjut
Peserta dinyatakan berhasil dalam mempelajari materi ini apabila telah mampu
menjawab soal-soal evaluasi / latihan dalam materi ini, tanpa melihat atau
membuka materi dengan nilai minimal 80. Bagi yang belum mencapai nilai
minimal 80 diharapkan untuk lebih giat mendalami lagi dengan cermat, tekun,
dan terprogram, sehingga dapat memperoleh nilai minimal 80. Melakukan
pembahasan bersama pendidik yang lain, sangat disarankan agar kedalaman
pemahaman dapat diperoleh.

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan | 41


Kegiatan Pembelajaran 4

42 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK J

Penutup

A. Kesimpulan

Kegiatan pembelajaran harus dievaluasi secara periodik dan berjenjang, agar


kualitas pembelajaran dapat dijamin peningkatannya. Proses dan hasil belajar
merupakan sasaran utama evaluasi, karena kinerja pembelajaran merupakan
gabungan dari kedua hal tersebut. Data tentang proses dan hasil belajar dapat
diperoleh dari dua cara, yaitu (1) evaluasi diri guru (catatan guru), dan (2) umpan
balik dari peserta didik. Kemudian data tersebut dianalisis, sebagai acuan
pembuatan rancangan tindakan. Selanjutnya kegiatan yang terkait dengan
tindakan tersebut dikelola secara sistematis. Sikap yang harus dimiliki pendidik
saat melaksanakan tindakan reflektif, meliputi: jujur, cermat, tekun, obyektif,
konsisten, dan komunikatif.

B. Balikan dan Tindak Lanjut

1 Balikan

a. Hal-hal apa saja yg sudah saudara kuasai berdasarkan pemahaman dan


pengalaman yang berkaitan dengan materi Tindakan Reflektif untuk
Peningkatan Kualitas Pembelajaran ?
b. Hal-hal apa saja yg masih belum saudara kuasai berdasarkan pemahaman
dan pengalaman yang berkaitan dengan materi Tindakan Reflektif untuk
Peningkatan Kualitas Pembelajaran ?
c. Saran apa yang dapat saudara sampaikan terkait dengan proses
pembahasan materi Tindakan Reflektif untuk Peningkatan Kualitas
Pembelajaran agar kegiatan berikutnya lebih baik / lebih berhasil ?

2 Tindak lanjut

Peserta dinyatakan berhasil dalam mempelajari materi ini apabila telah mampu
menjawab soal-soal evaluasi / latihan dalam materi ini, tanpa melihat atau
membuka materi dengan nilai minimal 80. Bagi yang belum mencapai nilai

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan | 43


Penutup

minimal 80 diharapkan untuk lebih giat mendalami lagi dengan cermat, tekun,
dan terprogram, sehingga dapat memperoleh nilai minimal 80. Melakukan
pembahasan bersama pendidik yang lain, sangat disarankan agar kedalaman
pemahaman dapat diperoleh.

44 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK J

Kunci Jawaban Latihan

A. Kunci Jawaban Materi 1: Refleksi Pembelajaran

Rubrik:
1. Ada rangkuman dan analisis “penguasaan materi” (N1)
2. Ada rangkuman dan analisis “proses pembeljaran” (N2)
3. Ada rangkuman dan analisis “Saran perbaikan pembelajaran” (N3)
4. Nilai Akhir (NA)
5. Skor maks. nilai = 100
N1 + N2 + N3
𝐍𝐀 =
3

A. Kunci Jawaban Materi 2: Konsep Penelitian Tindakan Kelas


(PTK)

Rubrik:
1. Semua kolom “Alur Berpikir” dan “Kerangka Kerja” telah terisi.
2. Semua isian memenuhi kaidah logika berpikir
3. Nilai “Alur Pikir” (N1) dan Nilai “Kerangka Kerja” (N2)
4. Nilai Akhir (NA)
5. Skor maks. nilai = 100
N1 + N2
𝐍𝐀 =
2

B. Kunci Jawaban Materi 3: Proposal Penelitian Tindakan Kelas


(PTK)

Rubrik:
INSTRUMEN PENILAIAN PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Skor
No. Aspek Kriteria Skor
Maks
1 Judul a. Rumusan jelas 1
b. Menggambarkan masalah yang diteliti, 1
Memuat tindakan mengatasi masalah

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan | 45


Kunci Jawaban Latihan

c. Ada hasil yang diharapkan 1


d. Memuat tempat penelitian 1
e. Maksimal 20 kata (bila memungkinkan, yang 1
penting efektif)
2 Pendahuluan a. Keberadaan masalah nyata, jelas dan 10
mendesak
b. Penyebab masalah diidentifkasi dengan 5
jelas
3 Perumusan a. Rumusan masalah dalam bentuk rumusan 5
dan masalah PTK
Pemecahan b. Bentuk tindakan pemecahan masalah sesuai 5
Masalah dengan masalah
c. Ada gambaran tentang indikator 5
keberhasilan
4 Tujuan Sesuai dengan rumusan masalah 5
5 Manfaat Jelas, manfaat apa, untuk siapa 5
6 Kajian a. Sesuai dengan substansi pokok 5
Pustaka permasalahan
b. Kerangka pikir, jelas 10
7 Metode a. Subyek, tempat dan waktu penelitian: jelas 5
Penelitian b. Ada rencana langkah tindakan 10
c. Ada siklus yang jelas 5
d. Ada kriteria keberhasilan 5
8 Jadwal Mencantumkan kegiatan, waktu, dan perangkat 5
Penelitian yang diperlukan
9 Daftar Ditulis sesuai dengan ketentuan 5
Pustaka
10 Penggunaan Penggunaan bahasa baku 5
Bahasa
TOTAL SKOR 100

Nilai Akhir (NA) = Skor Perolehan

C. Kunci Jawaban Materi 4: Laporan Hasil Penelitian Tindakan


Kelas (PTK)

Rubrik:
INSTRUMEN PENILAIAN LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Skor
No. Aspek Kriteria Skor
Maks
1 Judul a. Rumusan jelas 1
b. Menggambarkan masalah yang diteliti, 1
Memuat tindakan mengatasi masalah
c. Ada hasil yang diharapkan 1
d. Memuat tempat penelitian 1

46 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK J

e. Maksimal 20 kata (bila memungkinkan, 1


yang penting efektif)
2 Pendahuluan a. Keberadaan masalah nyata, jelas dan 5
mendesak
b. Penyebab masalah diidentifkasi dengan 5
jelas
3 Perumusan dan a. Rumusan masalah dalam bentuk 5
Pemecahan rumusan masalah PTK
Masalah b. Bentuk tindakan pemecahan masalah 5
sesuai dengan masalah
c. Ada gambaran tentang indikator 5
keberhasilan
4 Tujuan Sesuai dengan rumusan masalah 5
5 Manfaat Jelas, manfaat apa, untuk siapa 5
6 Kajian Pustaka a. Sesuai dengan substansi pokok 5
permasalahan
b. Kerangka pikir, jelas 5
7 Metode a. Subyek, tempat dan waktu penelitian: 5
Penelitian jelas
b. Rencana langkah tindakan logis 5
c. Siklus kegiatan jelas 5
d. Kriteria keberhasilan dirumuskan 5
8 Pengolahan a. Hasil olahan data mudah diinterpretasi 5
Data dan b. Temuan dibandingkan teori atau hasil 5
Pembahasan penelitian yang sudah ada
9 Simpulan dan a. Simpulan memiliki kebermaknaan 5
Saran b. Substansi dan sasaran saran jelas 5
10 Daftar Pustaka Ditulis sesuai dengan ketentuan 5
11 Penggunaan Penggunaan bahasa baku 5
Bahasa
TOTAL SKOR 100

Nilai Akhir (NA) = Skor Perolehan

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan | 47


Kunci Jawaban Latihan

48 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK J

Evaluasi

1. Salah satu tindakan yang dilakukan dalam refleksi pembelajaran adalah


mendata kendala selama pembelajaran, yang tujuan utamanya adalah ....
A. memetakan hasil belajar
B. merencanakan hasil belajar
C. analisis proses pembelajaran
D. umpan balik proses pembelajaran

2. Salah satu karakteristik Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah ....


A. dilakukan secara masal
B. didukung referensi yang akurat
C. berorientasi pada hasil pembelajaran
D. dilakukan sambil menjalankan tugas

3. Pernyataan di bawah ini yang merupakan tahap tindakan (action) adalah ....
A. menganalisis data
B. merumuskan tindakan
C. melakukan pengamatan
D. menyelesaikan masalah

4. Pernyataan di bawah ini yang merupakan tahap refleksi(reflecting) adalah ....


A. merulis saran perbaikan
B. menganalsis hasil belajar
C. mendata perangkat pembelajaran
D. mengidentifikasi sdm yang terlibat

5. Pada latar belakang terdapat pernyataan: “saat ini prestasi hasil belajar mapel
matematika kelas XI TKR di SMK Jaya, adalah: nilai rerata 65, nilai terendah
45, dan tertinggi 70”. Pernyataan tersebut menggambarkan ....
A. kondisi ideal
B. kondisi nyata
C. rencana tindakan
D. situasi kesenjangan

6. Pernyataan: “Apakah dengan implementasi pembelajaran proyek dapat


meningkatkan hasil belajar peserta didik pada kompetensi perawatan berkala
kendaraan ringan ?” merupakan pernyataan ....
A. latar belakanhg
B. tujuan penelitian
C. rumusan masalah
D. hipotesis penelitian

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan | 49


Evaluasi

7. Teori-teori yang dirujuk pada kajian pustaka harus sesuai dengan latar
belakang yang dikemukakan, karena akan digunakan sebagai ....
A. landasan tindakan perbaikan
B. acuan pembuatan kesimpulan
C. sarana untuk pembuatan saran
D. dasar pembuatan perencanaan

8. Pengumpulan data tentang proses pembelajaran sangat efektif dengan


menggunakan teknik ....
A. tes
B. diskusi
C. observasi
D. wawancara

9. Jumlah siklus yang dilakukan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


ditentukan berdasarkan ....
A. rencana yang dibuat
B. latar belakang masalah
C. pencapaian hasil maksimum
D. rujukan teori yang digunakan

10. Dalam Penelitian Tindalkan Kelas (PTK), selalu dilakukan “pembahasan” ,


adalah untuk membandingkan....
A. temuan dengan teori
B. tujuan dengan kesimpulan
C. rumusan masalah dengan teori
D. latar belakang dengan kesimpulan

50 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK J

Kunci Jawaban Evaluasi

1. D
2. D
3. D
4. B
5. B
6. C
7. A
8. C
9. C
10. A

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan | 51


Kunci Jawaban Evaluasi

52 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK J

Daftar Pustaka

Alberta Teachers Association. 2000. Action Research Guide: for Alberta


Teachers. Edmonton, Alberta: Public Education Works for Alberta.
Center for Outcomes-Based Education (COBE). 2005. Actions Research A
Giude for Associate Lectures. Milton Keynes: Open University.
Ferrance, E. 2000. Action Research. Providence, RI: Brown University.
Pusbangtendik. 2011. Penelitian Tindakan Sekolah. Jakarta: Pusat
Pengembangan Tenaga Kependidikan

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan | 53


Daftar Pustaka

54 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK J

Daftar Lembar Kerja

1. Lembar Kerja 1. Refleksi Pembelajaran


NAMA PEDAGOGIK
MODUL
LK 1
NAMA SESI Tindakan Reflektif Untuk Peningkatan
Kualitas Pembelajaran
REFLEKSI PEMBELAJARAN
Tujuan :
Memahami konsep refleksi pembelajaran, pelaksanaan refleksi pembelajaran,
dan perancangan tindakan perbaikan.

Instruksi kerja
1. Saudara diminta merangkum bahan bacaan Refleksi Pembelajaran,
yang dikerjakan dalam kelompok.
2. Hasil rangkuman dikemas dalam power point atau mind mapping.
3. Hasil rangkuman disajikan malalui perwakilan
4. Waktu pembahasan 30 menit
5. Presentasi @ 6 menit

Jawaban:

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan | 55


Daftar Lembar Kerja

2. Lembar Kerja 2. Konsep PTK


NAMA MODUL PEDAGOGIK
NAMA SESI Tindakan Reflektif Untuk Peningkatan LK 2
Kualitas Pembelajaran
KONSEP PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
Tujuan :
Memahami Konsep Penelitian Tindakan Kelas (PTK), minimal dua model
(model Kurt Lewin dan model Kemmis & Taggart, atau model yang lain)
Instruksi kerja
1. Saudara diminta merangkum bahan bacaan Konsep Penelitian Tindakan
Kelas, yang dikerjakan dalam kelompok.
2. Hasil rangkuman dikemas dalam power point atau mind mapping.
3. Hasil rangkuman disajikan malalui perwakilan
4. Waktu pembahasan 30 menit
5. Presentasi @ 6 menit

Jawaban:

56 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK J

3. Lembar Kerja 3. Proposal PTK


NAMA PEDAGOGIK
MODUL
LK 3
NAMA SESI Tindakan Reflektif Untuk Peningkatan
Kualitas Pembelajaran

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)


Tujuan:
Memahami cara penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK),
secara mandiri, sistematis, cermat dan kontekstual.

Instruksi kerja:
1. Saudara diminta merangkum bahan bacaan Proposal Penelitian
Tindakan Kelas, yang dikerjakan dalam kelompok.
2. Hasil rangkuman dikemas dalam power point atau mind mapping.
3. Hasil rangkuman disajikan malalui perwakilan
4. Waktu pembahasan 30 menit
5. Presentasi @ 6 menit

Jawaban:

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan | 57


Daftar Lembar Kerja

4. Lembar Kerja 4. Laporan PTK


NAMA PEDAGOGIK
MODUL
LK 4
NAMA SESI Tindakan Reflektif Untuk Peningkatan
Kualitas Pembelajaran
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
Tujuan:
Memahami cara melaksanakan dan melaporkan hasil Penelitian
Tindakan Kelas (PTK), secara sistematis, mandiri, dan cermat.

Instruksi kerja:
1. Saudara diminta merangkum bahan bacaan Laporan Penelitian
Tindakan Kelas, yang dikerjakan dalam kelompok.
2. Hasil rangkuman dikemas dalam power point atau mind mapping.
3. Hasil rangkuman disajikan malalui perwakilan
4. Waktu pembahasan 30 menit
5. Presentasi @ 6 menit

Jawaban:

58 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK J

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan | 59


Daftar Lembar Kerja

60 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan

Anda mungkin juga menyukai