Anda di halaman 1dari 3

Tugas 2 Etika Profesi – Matriks Telaah Kasus

Nama : Felinannda Afrilia

NIM : A018046

Tony Fernandes, CEO AirAsia Tersandung Perkara Suap Airbus

CEO AirAsia Group Tony Fernandes mundur sementara dari jabatannya karena tersandung perkara suap dari produsen pesawat Airbus.
Fernandes tak sendiri. Mitranya, CEO Tune Group Kamarudin Meranun turut mundur minimal dua bulan selama masa penyelidikan.

Berdasarkan laman The Straits Times, Selasa 4 Februari 2020, AirAsia  diduga menerima uang suap untuk memenangkan penawaran pesawat
dari Airbus. Kasus ini ditangani pihak berwenang di Perancis, Inggris dan Amerika Serikat.

AirAsia yang berbasis di Malaysia terseret dalam penyelidikan suap oleh Serious Fraud Office (SFO) Inggris, karena dua eksekutif perusahaan
yang diduga terlibat. Dikutip dari AFP, sebuah dokumen SFO menyebut Airbus Group SAS, telah membayar US$ 50 juta sebagai sponsor untuk
sebuah tim olahraga yang dimiliki oleh dua eksekutif AirAsia. Dana sponsor tersebut diduga sebagai hadiah atas pesanan 180 unit pesawat, yang
kemudian diubah menjadi 135 unit. 

Dokumen itu tidak menyebut nama eksekutif yang dimaksud. Namun, Fernandes dan Kamarudin memang dikenal sebagai pecinta olahraga.
Keduanya pernah memiliki tim balap Formula 1 Caterham yang kini sudah tidak ada, namun diduga sempat mendapatkan sponsor dari Airbus.

Fernandes juga merupakan pemegang saham terbesar klub bola London, Queens Park Rangers. Ia juga menjabat sebagai Direktur klub Petailing
Jaya Rangers yang bermarkas di Petailing Jaya, Selangor, Malaysia.
Baik Fernandes maupun Kamarudin membantah tuduhan tersebut. Dalam sebuah pernyataan bersama, keduanya menyatakan bahwa mereka
tidak akan merugikan perusahaan. "Kami tidak akan merugikan perusahaan yang telah bangun sepanjang hidup hingga menjadi entitas global
seperti saat ini.”

Bagaimanapun, AirAsia mengatakan tidak pernah memutuskan untuk membeli pesawat atas pertimbangan suap. Pihak maskapai juga akan
bersikap kooperatif dengan Malaysian Anti-Corruption Commission (MACC) yang turut menyelidiki kasus ini.

Tony Fernandes lahir di Kuala Lumpur, Malaysia pada 30 April 1964. Setelah menyelesaikan kuliahnya di London School of Economics pada
1987, ia sempat bekerja sebagai auditor Virgin Airlines milik Richard Branson. Kemudian, pada 1987 hingga 1989, ia menjadi pengawas
keuangan Virgin Records.

Kembali ke Malaysia pada umur 27 tahun, ia menjadi Managing Director Warner Music Sdn Bhd. Selanjutnya, pada 1992 hingga 2001, ia
menjadi Wakil Presiden Warner Music Group Asia Tenggara. Saat Time Warner Inc. bergabung dengan America Online, Fernandes
meninggalkan perusahaannya untuk mengejar mimpi membangun sebuah maskapai penerbangan tarif rendah, namun permohonan lisensinya
ditolak pemerintah Malaysia.

Tony kemudian membeli AirAsia dari pemerintah Malaysia dengan harga kurang dari US$1 pada 2001. Ia berhasil membawanya dari ambang
kebangkrutan hingga menjadi salah satu maskapai kelas dunia. AirAsia kini menjadi maskapai berbiaya rendah yang terbilang sukses merajai
langit Asia Tenggara.

Pria 54 tahun itu pun membocorkan rahasia suksesnya. “Saya pikir kekuatan terbesar saya, adalah menemukan orang-orang hebat,” ucap
Fernandes dalam konferensi keuangan Money 2020 di Singapura, baru-baru ini.

Fernandes mengatakan, ia dikelilingi oleh orang-orang yang bisa dipercaya dan memiliki keterampilan yang mumpuni. "Sebagian besar
pengusaha berpikir mereka tahu semuanya, tetapi yang benar Anda harus mendengarkan orang lain di sekitar Anda," ujarnya.
Sejak mengakuisisi AirAsia, Fernandes fokus untuk menumbuhkan tim yang awalnya hanya memiliki 200 staf dan dua pesawat usang. Saat ini,
AirAsia memiliki 20 ribu staf dan mengoperasikan 250 armada.

ANALISIS KASUS

Pokok Bahasan Suap yang diterima oleh CEO AirAsia dari produsen Airbus Group SAS
Topik Tony Fernandes, CEO AirAsia Tersandung Perkara Suap Airbus
Tujuan Pembelajaran Khusus Untuk mempelajari dan menelaah kasus korupsi yang terjadi

ANALISIS KASUS

No Unsur Tindak Pidana Fakta perbuatan yang dilakukan dan kejadian Alat bukti yang mendukung
.
1. Kasus suap yang diterima oleh CEO AirAsia Airbus Group SAS telah membayar US$ 50 juta Sebuah dokumen SFO
Tony Fernandes dari produsen Airbus Group sebagai sponsor untuk sebuah tim olahraga yang
SAS dimiliki oleh dua eksekutif AirAsia.
Kesimpulan : AirAsia mengatakn tidap pernah memutuskan untuk membeli pesawat atas pertimbangan suap. Pihak maskapai juga akan
bersikap kooperatif dengan Malaysian AntiCorruption Commission (MACC) yang turut menyelidiki kasus ini.

Anda mungkin juga menyukai