Anda di halaman 1dari 7

PERBAIKAN 2 KEPERAWATAN KRITIS

OLEH :

Nama : I Dewa Gede Vega Mahadewa

Nim : 17089014092

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN(STIKES) BULELENG

TAHUN AJARAN 2020


Kasus 1

1. Penurunan curah jantung b/d gangguan irama jantung


a. NOC
- Tingkat kelelahan
- Status pernafasan
- Pengetahuan: menejemen gagal jantung
- Manajemen diri: penyakit jantung
b. NIC
- Pemantauan (monitor) elektrolit
- Pemberian obat
- Terapi hemodialisa
- Terapi oksigen
- Monitor pernafasan
- Manajemen syok
2. Nyeri akut b/d agen cedera biologis d/d pasien mengeluh nyeri dada seperti ditusuk
a. NOC
- Tingkat kecemasan
- Manajemen nyeri
- Tingkat ketidak nyamanan
- Status kenyamanan
b. NIC
- Bantuan pasien untuk mengontrol pemberian analgetik
- Manajemen nyeri
- Pengaturan posisi
- Terapi relaksasi
Kasus 2

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d sekresi yang tertahan d/d pasien mengeluh batuk
berdahak
a. NOC

Respiratory status : Ventilation

Respiratory status : Airway patency

Aspiration Control

Kriteria Hasil :

- Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan
dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed
lips)
- Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi
pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal)
- Mampu mengidentifikasikan dan mencegah factor yang dapat menghambat jalan nafas

b. NIC
Airway suction
- Pastikan kebutuhan oral / tracheal suctioning
- Auskultasi suara nafas sebelum dan sesudah suctioning.
- Berikan O2 dengan menggunakan nasal untuk memfasilitasi suksion nasotrakeal
Airway Management
- Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
-  Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
- Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan
- Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
-  Lakukan suction pada mayo
- Berikan bronkodilator bila perlu
- Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl Lembab
-  Monitor respirasi dan status O2
2. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d kurangnya asupan makanan d/d
pasien mengeluh mual serta tidak nafsu makan
a. NOC
Dengan kriteria hasil :
- Pasien tidak lemas
- Pasien tidak mengeluh mual
- Kunjungtiva tidak anemis
- Tidak terjadi penurunan berat badan secara drastis
b. NIC
- Kaji status nutrisi
- Indentifikasi perubahan berat badan terakhir
- Lakukan atau bantu pasien terkait perawatan mulut sebelum makan
- Bantu pasien makan jika tidak mampu
- Anjurkan pasien makan sedikit tapi sering

Kasus 3

1. Hasil inteprestasi AGD Pasien yaitu PH pasien 7,28 berati asidosis, alasannya karena pH
darah di bawah 7,35 berati asidosis
2. HCO3 pasien 26 berati asidosi, alasannya kadar normal HCO3 adalah 22 – 45 mmHg

Kasus 4
1. Pengawasan dan pencegahan
2. Pengenalan dan pengaktifan sistem tanggapan darurat
HCP harus meminta bantuan terdekat bila mengetahui korban tidak menunjukkan reaksi,
namun akan lebih praktis bagi HCP untuk melanjutkan dengan menilai pernapasan dan
denyut secara bersamaan sebelum benar-benar mengaktifkan system tanggapan darurat
(atau meminta HCP pendukung).
3. CPR berkualitas tinggi secepatnya
Untuk pasien dewasa yang mengalami serangan jantung dan terlihat jatuh saat AED dapat
segera tersedia, penting bahwa defibrillator digunakan secepat mungkin. Untuk orang
dewasa yang mengalami serangan jantung tidak terpantau atau saat AED tidak segera
tersedia, penting bila CPR dijalankan sewaktu peralatan defibrillator sedang diambil dan
diterapkan, dan bila defibrilasi, jika diindikasikan, diterapkan segera setelah perangkat
siap digunakan.
4. Defibrilasi cepat
Defibrilasi menghantarkan energi secara tidak sinkron, yang diberikan secara acak, tidak
sesuai dengan siklus jantung. Prosedur ini harus dilakukan secepatnya karena setiap menit
yang terlewatkan dalam mengembalikan ritme sinus jantung, meningkatkan mortalitas
pasien hingga 7-10%. Penggunaan defibrilasi yang sesuai, dilakukan dengan baik dan
cepat dapat memberi prognosis yang sangat baik.
5. Bantuan hidup lanjutan dan perawatan pasca-serangan jantung

Kasus 5
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PEMERIKSAAN EKG

A. Persiapan Alat :

1. Mesin EKG.

2. Nierbeken.

3. Jelly.

4. Kapas alkohol pada tempatnya.

5. Tissue.

6. Washlap basah.

7. Alat cukur (kalau perlu).

8. Kertas dokumentasi EKG, lem, dan gunting.

B. Persiapan Klien Sebelum Tindakan Pemeriksaan EKG:

1. Menjelaskan kepada klien tentang tujuan tindakan pemeriksaan EKG.

2. Melepaskan alat logam yang digunakan klien, temasuk gigi palsu.


3. Menganjurkan klien untuk berbaring dengan tenang dan tidak bergerak selama prosedur.

4. Menjelaskan kepada klien untuk tidak memegang pagar tempat tidur.

C. IMPLEMENTASI

1. Mencuci tangan.

2. Menutup sampiran.

3. Membuka pakaian atas klien.

4. Membersihkan area ekstremitas dan dan dada yang akan dipasangi elektroda dengan
menggunakan kapas alkohol. Bila terdapat rambut yang cukup tebal cukur bila perlu.

5. Memberikan jelly pada area pemasangan dan pada elektroda.

6. Pasang kabel dan elektroda (hindari memasang elektroda pada massa otot yang terlalu tebal
atau pada struktur tulang) :

a. Kabel Merah (R) : pada lengan kanan.

b. Kabel Kuning (L) : pada lengan kiri.

c. Kabel Hijau (F) : pada kaki kiri.

d. Kabel Hitam (N) : pada kaki kanan.

e. V1 : pada interkostal ke– 4 kanan.

f. V2 : pada interkostal ke– 4 kiri.

g. V3 : pada interkostal ke 4 – 5 antara V2 dan V4.

h. V4 : pada interkostal ke-5 linea midclavicularis kiri.

i. V5 : horizontal terhadap V4, di linea aksilaris anterior.

j. V6 : horizontal terhadap V5, pada línea midaksilaris.

7. Menghubungkan kabel ground ke washlap basah yang diletakkan di nierbeken.


8. Menghubungkan kabel listrik mesin EKG ke sumber listrik.

9. Menyalakan power On mesin EKG.

10. Mengatur kecepatan gelombang pada 25 mV.

11. Mengatur ketinggian rekaman pada skala 1.

12. Melakukan kalibrasi 1 mV.

13. Melakukan rekaman 12 lead.

14. Setelah selesai, mematikan power mesin EKG dan lepaskan kabel/elektroda dari tubuh
klien,

kemudaian bersihkan sisa jelly yang menempel dengan tissue.

15. Merapihkan klien dan mengembalikan alat-alat pada tempatnya.

D. DOKUMENTASI

1. Menempelkan hasil rekaman EKG pada kertas dokumentasi EKG.

2. Mencatat nama klien, umur, tanggal dan jam serta nama pemeriksa pada kertas dokumentasi
EKG.

3. Mencatat respon klien sebelum, selama dan sesudah melakukan prosedur.

4. Membersihkan jel yang menempel pada kulit pasien dengan tissue.

5. Cuci tangan

Nilai ekg normal berkisar 0,12 – 0,20

Nilai normal : lebar 0,04 – 0,12 detik

Anda mungkin juga menyukai