Perbaikan Keperawatan Kritis 2, Vega 092
Perbaikan Keperawatan Kritis 2, Vega 092
OLEH :
Nim : 17089014092
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d sekresi yang tertahan d/d pasien mengeluh batuk
berdahak
a. NOC
Aspiration Control
Kriteria Hasil :
- Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan
dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed
lips)
- Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi
pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal)
- Mampu mengidentifikasikan dan mencegah factor yang dapat menghambat jalan nafas
b. NIC
Airway suction
- Pastikan kebutuhan oral / tracheal suctioning
- Auskultasi suara nafas sebelum dan sesudah suctioning.
- Berikan O2 dengan menggunakan nasal untuk memfasilitasi suksion nasotrakeal
Airway Management
- Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
- Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
- Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan
- Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
- Lakukan suction pada mayo
- Berikan bronkodilator bila perlu
- Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl Lembab
- Monitor respirasi dan status O2
2. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d kurangnya asupan makanan d/d
pasien mengeluh mual serta tidak nafsu makan
a. NOC
Dengan kriteria hasil :
- Pasien tidak lemas
- Pasien tidak mengeluh mual
- Kunjungtiva tidak anemis
- Tidak terjadi penurunan berat badan secara drastis
b. NIC
- Kaji status nutrisi
- Indentifikasi perubahan berat badan terakhir
- Lakukan atau bantu pasien terkait perawatan mulut sebelum makan
- Bantu pasien makan jika tidak mampu
- Anjurkan pasien makan sedikit tapi sering
Kasus 3
1. Hasil inteprestasi AGD Pasien yaitu PH pasien 7,28 berati asidosis, alasannya karena pH
darah di bawah 7,35 berati asidosis
2. HCO3 pasien 26 berati asidosi, alasannya kadar normal HCO3 adalah 22 – 45 mmHg
Kasus 4
1. Pengawasan dan pencegahan
2. Pengenalan dan pengaktifan sistem tanggapan darurat
HCP harus meminta bantuan terdekat bila mengetahui korban tidak menunjukkan reaksi,
namun akan lebih praktis bagi HCP untuk melanjutkan dengan menilai pernapasan dan
denyut secara bersamaan sebelum benar-benar mengaktifkan system tanggapan darurat
(atau meminta HCP pendukung).
3. CPR berkualitas tinggi secepatnya
Untuk pasien dewasa yang mengalami serangan jantung dan terlihat jatuh saat AED dapat
segera tersedia, penting bahwa defibrillator digunakan secepat mungkin. Untuk orang
dewasa yang mengalami serangan jantung tidak terpantau atau saat AED tidak segera
tersedia, penting bila CPR dijalankan sewaktu peralatan defibrillator sedang diambil dan
diterapkan, dan bila defibrilasi, jika diindikasikan, diterapkan segera setelah perangkat
siap digunakan.
4. Defibrilasi cepat
Defibrilasi menghantarkan energi secara tidak sinkron, yang diberikan secara acak, tidak
sesuai dengan siklus jantung. Prosedur ini harus dilakukan secepatnya karena setiap menit
yang terlewatkan dalam mengembalikan ritme sinus jantung, meningkatkan mortalitas
pasien hingga 7-10%. Penggunaan defibrilasi yang sesuai, dilakukan dengan baik dan
cepat dapat memberi prognosis yang sangat baik.
5. Bantuan hidup lanjutan dan perawatan pasca-serangan jantung
Kasus 5
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PEMERIKSAAN EKG
A. Persiapan Alat :
1. Mesin EKG.
2. Nierbeken.
3. Jelly.
5. Tissue.
6. Washlap basah.
C. IMPLEMENTASI
1. Mencuci tangan.
2. Menutup sampiran.
4. Membersihkan area ekstremitas dan dan dada yang akan dipasangi elektroda dengan
menggunakan kapas alkohol. Bila terdapat rambut yang cukup tebal cukur bila perlu.
6. Pasang kabel dan elektroda (hindari memasang elektroda pada massa otot yang terlalu tebal
atau pada struktur tulang) :
14. Setelah selesai, mematikan power mesin EKG dan lepaskan kabel/elektroda dari tubuh
klien,
D. DOKUMENTASI
2. Mencatat nama klien, umur, tanggal dan jam serta nama pemeriksa pada kertas dokumentasi
EKG.
5. Cuci tangan