Anda di halaman 1dari 10

Farmaka

Suplemen Volume 15 Nomor 1 1

REVIEW: DETEKSI Listeria monocytogenes DALAM MAKANAN

Nur Liyana binti Rahim, Sri Agung Fitri Kusuma

Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran


Jl. Raya Bandung Sumedang, Hegarmanah, Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat 45363,
Indonesia
nur14025@mail.unpad.ac.id

ABSTRAK

Listeria monocytogenes adalah jenis patogen bawaan makanan yang akan menyebabkan
listeriosis di mana memiliki kecenderungan sampai 30% tingkat kematian untuk populasi
berisiko tinggi. Hasil dari review mendapati adanya metode seperti berikut: (1) Metode isolasi
dan enumerasi (International Organization for Standards (ISO) 11290-1: 1996 + A1: 2004 BS
5763-18: 1997, ISO 11290-2: 1998 + A1; 2004), Standar PrPN EN ISO 11290-Z: 1999, metode
USFDA/ BAM/ CFSAN) dan (2) Metode deteksi di mana untuk komfirmasi Listeria spp.
(pewarnaan Gram, uji katalase, uji motilitas) dan untuk Listeria monocytogenes (uji hemolisis, uji
CAMP, utilisasi karbohidrat).

Kata Kunci: Deteksi, Listeria monocytogenes, Makanan

Abstract

Listeria monocytogenes is a type of foodborne pathogens that will cause listeriosis where it has a
tendency of up to 30% mortality rate for high-risk populations. The results of the review found
the following methods: (1) Isolation and enumeration methods (International Organization for
Standards (ISO) 11290-1: 1996 + A1: 2004 BS 5763-18: 1997, ISO 11290-2: 1998 + A1; 2004),
PrEP EN ISO 11290-Z: 1999 Standard, USFDA / BAM / CFSAN method) and (2) Detection
method which is to confirm Listeria spp. (Gram staining, catalase test, motility test) and for
Listeria monocytogenes (hemolysis test, CAMP test, carbohydrate utilization)

Keywords: Detection, Listeria monocytogenes, Food

Pendahuluan manusia. Listeria monocytogenes dan

Listeria monocytogenes dapat Listeria ivanovii adalah satu-satunya

diklasifikasikan sebagai bakteri Gram positif patogen di antara enam spesies (Robinson et

berbentuk batang, pembentukan non-spora, al., 2000).

dan anaerob fakultatif yang bertanggung

jawab atas penyakit infeksi tertentu pada


Farmaka
Suplemen Volume 15 Nomor 1 2

Spesies ini dapat hidup dalam suhu sering memberi gejala flu dan gejala

ekstrim, kondisi garam dan pH dalam gastroenteritis non-spesifik pada tahap awal

berbagai lingkungan (Sleator, et al., 2003). namun akan berkembang menjadi penyakit

Listeriosis adalah penyakit unik yang serius (misalnya meningitis dan septikemia)

mewakili masalah kesehatan masyarakat jika tidak disembuhkan dengan pengobatan

yang cukup besar karena tingkat antibiotik yang tepat (Vazquez-Boland, et

kematiannya yang tinggi mencapai 20% al., 2001).

sampai 40% (McLaunchlin, et al., 2004). Listeria monocytogenes biasanya

Pada mamalia atau manusia, Listeria terkontaminasi pada sosis ayam (15% -

monocytogenes dapat menyebabkan aborsi 70%), selain daripada ikan, sayuran dan susu

spontan dan merupakan penyebab penyakit mentah, daging sapi, unggas, keju, dan ayam

yang melingkar yang merupakan manifestasi (Posfay-Barbe & Wald, 2009).

dari meningitis basilar. Transmisi fecal-oral Berdasarkan sebuah penelitian,

adalah kemungkinan yang dilakukan oleh kontaminasi silang dapat terjadi selama

Listeria spp. Ia tersebar pada hewan dan tahap pasca pengolahan seperti mengiris,

dapat ditularkan langsung dari hewan ke pengelupasan dan pengemasan (Murphy, et

manusia. Transmisi vertikal dari ibu ke al., 2005).

neonatus terjadi trans plasenta atau melalui Jadi, data review ini berfokus pada

jalan lahir yang terinfeksi (Mead, et al., identifikasi Listeria monocytogenes dalam

1999). makanan.

Listeriosis akan menjadi masalah Metode

terbesar bagi kelompok berisiko tinggi Metode yang digunakan dalam

seperti pada neonatus, ibu hamil, orang penyusunan review ini menggunakan metode

dengan kekebalan tubuh dan orang tua. Ini kajian pustaka dengan cara pengambilan
Farmaka
Suplemen Volume 15 Nomor 1 3

data dari beberapa sumber yang diperlukan pengolahan daging (Dabrowski, et al., 2003).

sesuai dengan topik yang dibahas. Sampel dikumpulkan dalam wadah es steril

Pengumpulan data primer secara pada suhu 4 °C dalam waktu 24 jam ± 1 jam

keseluruhan sebanyak 16 jurnal manakala sebelum dianalisis.

data sekunder melibatkan 2 buah buku dan

media online yaitu Google. Kata kunci yang Metode Isolasi dan Enumerasi

digunakan ialah deteksi, Listeria ISO 11290-1: 1996 + A1: 2004 BS 5763-

monocytogenes dan makanan. 18: 1997

Pembahasan 1. Pengayaan Primer

Pengumpulan Sampel Untuk ayam, minuman, telur,

Hasil daripada review, diketahui makanan laut, dan produk masing-masing:

masing-masing peneliti menggunakan Ditambahkan 25 g/ 25 ml sampel ke dalam

sampel berikut untuk mengidentifikasi L. kantong stomacher steril (225 ml Half

monocytogenes: Minuman, telur, makanan Fraser Broth) secara aseptik. Dengan

laut, selada, dan masing-masing produk menggunakan Lab Blender 400,

digunakan sebagai sampel (Jamali, et al, dihomogenisasi pada 260 rpm selama 1

2013; Shrinithivihahshini, et al., 2011). menit dan diinkubasi pada suhu 30°C ± 1°C

Yang lainnya menggunakan daging ayam selama 24 jam (Jamali, et al., 2013;

dingin beku (-18°C) (Alsheikh, et al., 2014); Alsheikh, et al., 2014; Pusztahelyi, et al.,

Ahmed, et al., 2017), selada segar (Rapeanu, 2016; Ahmed, et al., 2017).

et al., 2008), sayuran (timun, kol, wortel, Untuk selada dan sayuran: Sampel

tomat) (Ajayeoba, et al., 2016), susu mentah dicampur dengan blender yang steril (25 g, 5

dan produknya (Khan, et al., 2013), produk menit; 10 g, 2 menit) dan diperkaya dengan

sosis (Pusztahelyi, et al., 2016) dan pengenceran 10 g aliquot dalam 90 ml one-


Farmaka
Suplemen Volume 15 Nomor 1 4

broth Listeria / Semi Fraser Broth. oleh zona lingkaran tidak tembus cahaya);

Divorteks selama 1 menit dengan inversi (2) Agar Selektif Listeria / Agar Oxford

tangan dan diinkubasi pada suhu 35°C ± (koloni kehijauan dikelilingi oleh lingkaran

30°C selama 24 jam (Ajayeoba, et al., 2016; hitam dan pusat cekung dengan kemilau

Rapeanu, et al., 2008). hijau kehijauan); (3) Agar PALCAM

(morfologi homogen), pada suhu 37°C ±

2. Pengayaan Sekunder 35°C selama 24 jam. Jika tiada koloni yang

Untuk ayam, minuman, telur, muncul, inkubasi tambahan dilakukan

makanan laut, dan produk masing-masing: sampai 24 jam berikutnya (Jamali, et al.,

0,1 ml Half Fraser Broth ditambahkan ke 10 2013; Alsheikh, et al., 2014; Pusztahelyi, et

ml Fraser Broth dan diinkubasi pada suhu al, 2016; Rapeanu, et al., 2008; Ahmed, et

37°C selama 48 jam (Alsheikh, et al., 2014; al., 2017).

Jamali, et al., 2013; Pusztahelyi, et al., 2016; Untuk sayuran: Inokulasi 10 μl

Ahmed, et al., 2017). pengayaan pertama ke dalam Agar

Untuk selada segar: 0,1 ml aliquot Brilliance Listeria dan diinkubasi pada suhu

dari pengayaan pertama dialihkan ke 10 ml 37°C selama 24 jam. L. monocytogenes

Frser Broth dan diinkubasi pada suhu 35°C memberi koloni dengan warna biru atau

selama 48 jam (Rapeanu, et al., 2008). kehijauan (Ajayeoba, et al., 2016).

3. Isolasi Selektif 4. Plat Kemurnian

Untuk ayam, minuman, telur, Untuk ayam, minuman, telur,

makanan laut, dan produk masing-masing, makanan laut, dan produk masing-masing: 5

selada segar: 1 ose pengayaan sekunder koloni yang diduga dari agar selektif

digores pada permukaan: (1) Chromogenic digoreskan ke Agar Tryptone Soya dengan

Listeria (koloni hijau biru yang dikelilingi 0,6% serbuk ekstrak ragi (TSAYE) dan
Farmaka
Suplemen Volume 15 Nomor 1 5

diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam Standar PrPN EN ISO 11290-Z: 1999

(Jamali, et al., 2013; Alsheikh, et al., 2014). Untuk pengolahan daging:

ISO 11290-2: 1998 + A1; 2004 . Pengayaan Primer

Untuk ayam, minuman, telur, makanan laut, Dengan menggunakan swab pakai

dan produk masing-masing: buang, sampel diswab (luas: 25 cm2).

1. Pengayaan Primer Dimasukkan ke dalam 10 ml Half Fraser

25 g sampel ditimbang dan Broth dan diinkubasi pada suhu 30°C selama

ditambahkan ke dalam Erlenmeyer steril 24 jam (Dabrowski, et al., 2003).

yang diisi dengan 225 ml Buffered Peptone 2. Isolasi Selektif

Water (pH 7,2 ± 0,2) dan memungkinkan 0,1 ml broth dari pengayaan primer

suspensi didiamkan selama 1 jam ± 5 menit dialihkan ke Agar Selektif Listeria (LSA)

pada suhu 20°C ± 2°C (Shrinithivihahshini, dan diinkubasi pada suhu 37°C selama 48

et al., 2011). jam. Diidentifikasi koloni pertumbuhan

2. Isolasi Selektif berdasarkan ciri fenotipik (Dabrowski, et al.,

1 ml dari pengayaan primer 2003).

ditambahkan ke Agar PALCAM dan Metode USFDA/ BAM/ CFSAN

diinkubasi pada suhu 37°C selama 48 jam Untuk daging mentah, keju, dadih dan susu:

(Shrinithivihahshini, et al., 2011). 1. Pengayaan Primer

3. Plat Kemurnian Ditambahkan 25 g / 25 ml sampel

Koloni khas dari agar selektif digores homogen dan diinkubasi pada suhu 30°C

pada Agar Tryptone Soya dengan Ekstrak selama 4 jam (Khan, et al., 2013).

Ragi (TSAY) dan diinkubasi pada suhu 37°C 2. Pengayaan Selektif

selama 18 - 24 jam (Scotter, et al., 2001). Ditambahkan zat selektif yaitu 0,5%

(b/v) akriflavin dan asam nalidiksat, dan


Farmaka
Suplemen Volume 15 Nomor 1 6

sikloheksida 1,0% (b/v). Diinkubasi pada Prosedur: Dengan menggunakan 16

suhu 30°C selama 48 jam (Khan, et al., jam - 24 jam pertumbuhan dari agar TSAYE

2013). (Hitchins & Chen, 2017).

3. Isolasi Selektif Hasil: Batang Gram positif berbentuk

Diinokulasi 1 ose dari pengayaan spheroid dan cenderung palisade dengan

selektif dan digoreskan pada Agar Listeria noda tebal (Hitchins & Chen, 2017).

Oxford dan diinkubasi pada 37°C selama 20 2. Uji Katalase

jam. Ini memberi koloni hijau-hijau dengan Prosedur: Dengan menggunakan

lingkaran hitam (Khan, et al., 2013). hidrogen peroksida 3% dapat dideteksi

Metode Deteksi adanya enzim katalase (Hitchins & Chen,

Seperti yang di review, semua 2017).

peneliti menggunakan metode yang sama Hasil: Diamati adanya deliberasi

untuk mengdeteksi Listeria spp. dan Listera gelembung gas untuk Listeria spp.

monocytogenes di mana masing-masing (Rapeanu, et al., 2008).

digunakan sebagai metode referensi atau 3. Uji Motilitas

standar. Prosedur: Koloni dengan

Konfirmasi Listeria spp. pertumbuhan yang cukup dari agar TSAYE

1. Pewarnaan Gram diambil dan diperiksa dengan cara wet

Tujuan: Untuk diferensiasi spesies mount, menggunakan air garam 0,85% untuk

bakteri Gram positif atau Gram negatif mensuspensi medium dan ditetes dengan

berdasarkan sifat kimia dari dinding sel minyak bagi melihat fase kontras di bawah

(Rapeanu, et al., 2008). mikroskop (Tipis, berbatang pendek dengan

adanya motilitas sedikit berputar atau

berjatuhan). Dengan menggunakan 0,35%


Farmaka
Suplemen Volume 15 Nomor 1 7

Medium Uji Motalitas (MTM), koloni Hasil: Listeria monocytogenes

ditusuk ke dalamnya. Sebanyak 1% 2,3,5- menunjukkan zona sempit, jernih dan terang

trifeniltetrazolium klorida (TTC) (β-hemolisis) (Alsheikh, et al., 2014).

ditambahkan ke medium untuk memudahkan

hasil bacaan dan interpretasi. Diinkubasi 2. Uji Christie, Atkins, Munch-Petersen

pada suhu kamar sampai 7 hari (Dabrowski, (CAMP)

et al., 2003; Hitchins & Chen, 2017). Prosedur: Isolat segar dari β-

Hasil: Listeria spp. akan hemolitik Staphylococcus aureus dan

menunjukkan ukuran berbentuk payung Rhodococcus equi digores secara vertikal

merah (Dabrowski, et al., 2003). pada plat agar darah domba. Garis-garis

Konfirmasi Listeria monocytogenes vertikal dipisahkan sehingga tangkai uji

1. Uji Hemolisis dapat digoreskan secara horizontal di antara

Prosedur: Koloni dari agar TSAYE keduanya tanpa menyentuh garis-garis

diinokulasi dengan 5% agar darah domba vertikal. Diinkubasi pada suhu 35°C selama

oleh plat tusuk (periksa kelembaban sebelum 24-48 jam (Rapeanu, et al., 2008).

digunakan). Gambarkan grid (20-25) di Hasil: Plat untuk hemolisis di zona

dasar piring dan tusuk satu kultur per ruang garis-garis vertikal diperiksa: Hemolisis L.

grid. Gunakan L. monocytogenes sebagai monocytogenes ditingkatkan mendekati S.

kontrol positif dan L. innocua sebagai aureus yang digoreskan (Hitchins & Chen,

kontrol negatif. Diinkubasi pada 37°C ± 2017).

35°C selama 24 sampai 48 jam (Hitchins & 3. Uji Fermentasi Gula / Utilisasi

Chen, 2017). Karbohidrat

Prosedur: Koloni dari agar TSAYE

dikultur dalam ekstrak kedelai yang


Farmaka
Suplemen Volume 15 Nomor 1 8

diperkaya dengan ekstrak ragi (TSYEB) dan terhadap metode lain karena hasil dalam

diinkubasi pada suhu 25°C selama 24 jam. pemurnian organisme berguna untuk tujuan

Saat kekeruhan muncul, diinokulasikan satu pengaturan dan regulasi. Di sisi lain, metode

lingkaran kultur ke dalam suplemen broth ini masih memiliki beberapa kelemahan

dengan larutan karbohidrat tertentu (L- yaitu memerlukan waktu yang relatif lama

rhamnose atau D-xylose). Diinkubasi pada untuk menyelesaikannya, lebih banyak

suhu 35°C - 37°C selama 5 hari. Perubahan media, bahan kimia dan reagen yang

warna medium yang signifikan dari ungu diperlukan, kemungkinan mencemari

menjadi kuning karena pengasaman mikroorganisme yang menutupi keberadaan

medium. yang menjadi target dan sebagainya.

Hasil: L. monocytogenes Diharapkan, review ini akan

menunjukkan D-xylose (negatif) dan L- membantu orang lain untuk menyelesaikan

rhamnose (positif) (Dabrowski, et al., 2003). studi mereka tentang deteksi Listeria

Simpulan monocytogenes pada sumber makanan.

Sebagai patogen intraselular Ucapan Terima Kasih

oportunistik yang mampu bertahan dalam Studi ini dimungkinkan untuk Sri

berbagai makanan, Listeria monocytogenes Agung Fitri Kusuma, M.Si., Apt. sebagai

telah dikenal sebagai penyebab utama dosen pembimbing dan Rizky Abdullah,

infeksi bawaan makanan selama beberapa Ph.D., Apt. selaku dosen mata kuliah

dekad terakhir. Metodologi Penelitian.

Penelitian ini hanya memilih metode Daftar Pustaka

konvensional karena memerlukan biaya Ahmed, Tayeb,Ameen, Merza & Sharif,


2017. Isolation and Molecular
lebih rendah dibandingkan metode rapid Detection of Listeria monocytogene in
Minced Meat, Frozen Chicken and
atau moden. Masih ada ‘gold standard’ Cheese in Duhok Province, Kurdistan
Farmaka
Suplemen Volume 15 Nomor 1 9

Region of Iraq. J. Food Microbiol Saf McLaunchlin, Mitchell, Smerdon & Jewell,
Hyg, 2(1). 2004. Listeria monocytogenes and
Ajayeoba, Atanda, Obadina, Bankole & Listeriosis: A Review of Hazard
Adelowo, 2016. The Incidence and Characterisation for Use in Microbiol
Distribution of Listeria monocytgenes Risk Assesment of Foods. Int. J. Food
in Ready-To-Eat Vegetables in South- Microbiol., Volume 92, pp. 15-33.
Western Nigeria. Food Sci Nutr., 4(1), Mead, Slutsker, Dietz, McCaig, Bresee,
pp. 59-66. Shapiro, Griffin & Tauxe, 1999. Food
Alsheikh, Mohammed, Abdalla & Bakheit, Related Ilness and Daeth in United
2014. First Isolation and Identification States. Emerging Infectioous Disease,
of Listeria monocytogenes Isolated Volume 5, pp. 607-625.
from Frozen and Shock Frozen Murphy, Hanson, Duncan, Feze & Lyon,
Dressed Broiler Chicken in Sudan. 2005. Considearations for Post-
British Microbiology Research Lethality Treatments to Reduce
Journal, 4(1), pp. 28-38. Listeria monocytogenes from Fully
Dabrowski, Szymanska, Koronkiewicz & Cooked Bologna Using Ambient and
Medrala, 2003. Evaluation of Efficacy Pressurized Steam. Int. J. Food
of Test Recommended by a PrPN EN Microbiol., Issue 90, pp. 1000-1005.
ISO 112290-1:1999 Standard for Posfay-Barbe & Wald, 2009. Listeriosis.
Identification of Listeria spp. and Semin Fetal Neonatal Med, 14(4), pp.
Listeria monocytogenes Isolated from 228-233.
Meat and Meat-Processing Pusztahelyi, Szabo, Dombradi, Kovacs &
Environment. Pol.J.Food Nutr. Sci., Pocsi, 2016. Foodborne Listeria
12/53(3), pp. 51-55. monocytogenes: A Real Challenge in
Hitchins & Chen, 2017. Bacteriological Quality Control. Scientifica (Cairo).
Analytical Manual, Chapter 10: Rapeanu, Parfene, Horincar, Polcovnicu,
Detection of Listeria monocytogenes in Ionescu & Bahrim, 2008.
Foods and Environmental Samples, Confirmation and Identification of
and Enumeration of Listeria Listeria species from Fresh Lettuce.
monocytgenes in Foods. [Online] Roumanian Biotechnological Letters,
Available at: 13(6), pp. 32-36.
https://www.fda.gov/food/foodsciencer Robinson, Batt & Patel, 2000. Encyclopedia
esearch/laboratorymethods/ucm07140 of Food Microbiology. San Diego:
0.htm Academic Press.
[Accessed 30 May 2017]. Scotter, et al., 2001. Validation of ISO
Jamali, Chai & Thong, 2013. Detection and Method 11290 Part 1: Detection of
Isolation of Listeria spp. and Listeria Listeria monocytogenes in Foods. Int J
monocytogenes in Ready-To-Eat Food Microbiol, 64(3), pp. 295-306.
Foods with Various Selective Culture Shrinithivihahshini, Sheelamary, Mahamuni
Media. Food Control, Issue 32, pp. 19- & Chitradevi, 2011. Occurence of
24. Listeria monocytogenes in Food and
Khan, Rathore, Khan & Ahmad, 2013. In Ready to Eat Food Products Available
Vitro Detection of Pathogenic Listeria in Tiruchirappalli, Tamil Nadu, India.
monocytogenes from Food Sources by World J Life Sci. and Medical
Conventional, Molecular and Cell Research, 1(4), p. 70.
Cilture Method. Braz J Microbiol, Sleator, Gahan & Hill, 2003. A Postgenomic
44(3), pp. 751-758. Appraisal of Osmotolerance in Listeria
Farmaka
Suplemen Volume 15 Nomor 1 10

monocytogenes. Appl Environ


Microbiol, Issue 69, pp. 1-9.
Vazquez-Boland, Kuhn, Berche,
Chakraborty, Dominguez-Bernal,
Goebel, Gonzalez-Zorn, Wehland &
Kreft, 2001. Listeria Pathogenesis and
Molecular Virulence Determinants.
Clin Microbiol Rev, Volume 14, pp.
584-640.

Anda mungkin juga menyukai