Anda di halaman 1dari 13

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/307827048

R & D dan Inovasi di Perusahaan Sektor Manufaktur Indonesia

Article · January 2015


DOI: 10.12695/jmt.2015.14.2.5

CITATIONS READS

3 8,128

2 authors:

Dian Prihadyanti Chichi Shintia Laksani


Indonesian Institute of Sciences Indonesian Institute of Sciences
21 PUBLICATIONS   17 CITATIONS    6 PUBLICATIONS   16 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Knowledge transfer between expatriate and local employee View project

All content following this page was uploaded by Dian Prihadyanti on 15 September 2016.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


R & D dan Inovasi di Perusahaan Sektor Manufaktur Indonesia

Dian Prihadyanti dan Chichi Shintia Laksani


Pusat Penelitian Perkembangan Iptek, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Abstrak. Di era globalisasi ini, inovasi telah terbukti menjadi faktor penentu kesuksesan bersaing dan juga
pertumbuhan bisnis perusahaan. Salah satu faktor penentu kesuksesan inovasi adalah kegiatan Research &
Development (R&D). Namun, hingga saat ini, keberadaan R&D sebagai faktor pendorong terciptanya inovasi
seringkali masih diperdebatkan. Dengan melakukan uji statistik terhadap data hasil survey di sektor manufaktur
Indonesia, studi ini ingin melihat pengaruh R&D terhadap inovasi di perusahaan sektor manufaktur Indonesia.
Hasil studi memperlihatkan bahwa aktivitas R&D memiliki peran penting terhadap inovasi di sektor manufaktur
Indonesia. Tingkat pengeluaran R&D juga berpengaruh terhadap keberadaan inovasi. Hasil studi ini sekaligus
mendebat teori innovation without R&D, yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara
perusahaan yang melakukan R&D dengan perusahaan yang tidak melakukan R&D dalam menghasilkan inovasi.

Kata kunci: R&D, inovasi, tingkat inovasi, pengeluaran R&D, perusahaan manufaktur

Abstract. In this globalized era, innovation has proven to be the key success factor for competition and also company’s
business development. One of the factors determining the success of innovation is Research & Development (R&D)
activities. However, until now, the existence of R & D as a driving factor for the creation of innovation is still being
debated. Using statistical test to the survey data in the Indonesia’s manufacturing sector, this study attempts to observing
the effect of R & D for innovation in the Indonesian manufacturing sector. The result of the study shows that R & D
activity has an important role to innovation in Indonesia’s manufacturing firms. R & D expenditure level also affects
the existence of innovation. Result of this study all at once debate the theory of innovation without R&D which state
that there is no significant difference between firms with and without R&D in creating innovation.

Keywords: R&D, innovation, level of innovation, R&D expenditure, manufacturing firm

Received: 24 Juli 2015, Revision: 27 Agustus 2015, Accepted: 04 September 2015


Print ISSN: 1412-1700; Online ISSN: 2089-7928. DOI: http://dx.doi.org/10.12695/jmt.2015.14.2.5
Copyright@2015. Published by Unit Research and Knowledge, School of Business and Management - Institut Teknologi Bandung (SBM-ITB)

Jurnal
187 Manajemen Teknologi
Vol.14 | No.2 | 2015
Prihadyanti dan Laksani / R & D dan Inovasi di Perusahaan Sektor Manufaktur Indonesia Prihadyanti dan Laksani / R & D dan Inovasi di Perusahaan Sektor Manufaktur Indonesia

1. Pendahuluan Hasil penelitian memperlihatkan bahwa Secara umum, sesuatu dapat dianggap sebagai (a) Inovasi yang bersifat new to the world.
innovation style yang menyangkut keberadaan inovasi apabila telah diterapkan atau Inovasi ini muncul ketika perusahaan
Di era globalisasi ini, inovasi telah terbukti departemen R&D di perusahaan tidak dikomersialisasikan. Kreasi knowledge yang pertama kali memperkenalkan inovasi
menjadi faktor penentu kesuksesan bersaing berpengaruh terhadap kinerja inovasi. abstrak atau invensi produk ataupun proses untuk semua pasar dan industri, baik
dan juga pertumbuhan bisnis perusahaan. Walaupun demikian, penelitian ini hanya baru pada umumnya dianggap sebagai inovasi domestik maupun internasional.
Per usahaan-per usahaan pun semakin menganalisis secara kualitatif dan masih perlu minimal apabila telah diterapkan pada aktivitas (b) Inovasi yang bersifat new to the market .
terdorong melakukan inovasi baik secara memperbanyak responden dengan perusahaan. Oleh karenanya, hal ini terkait Inovasi ini muncul ketika perusahaan
inkremental maupun radikal karena melihat mempertimbangkan tingkat inovasi yang dengan berbagai learning skills dari individu- pertama kali memperkenalkan inovasi
dampak positifnya terhadap kinerja bisnis. berbeda. Studi lain yang dilakukan oleh Arifin individu pelaku inovasi, yang terkadang tidak tersebut pada pasar tertentu.
Inovasi proses telah terbukti mampu (2012) menganalisis intensitas litbang dan menyadari aspek komersial dari invensi yang (c) Inovasi yang bersifat new to the firm. Inovasi
meningkatkan produktivitas melalui skenarionya bagi kebijakan litbang nasional. ditemukannya. Hal tersebut menyebabkan ini muncul ketika per usahaan
peningkatan efektivitas dan efisiensi sedangkan Studi lain lebih banyak melihat kerjasama inovasi hanya dinilai pada level perusahaan, memperkenalkan produk, proses, atau
inovasi produk berdampak positif terhadap inovasi dan tidak spesifik dalam hal R&D, bukan oleh individu yang menemukannya metode baru yang bersifat baru bagi
nilai penjualan produk. Berbagai penelitian seperti yang dilakukan oleh Simamora & sehingga terkadang invensi yang dilakukan perusahaan atau diperbaharui secara
telah dilakukan untuk melihat faktor-faktor Nadhiroh (2010). Melihat studi-studi yang individu tidak dinilai sebagai inovasi. Namun, signifikan oleh perusahaan, walaupun
penentu kesuksesan inovasi perusahaan seperti telah ada tersebut, tulisan ini akan melihat sebenarnya ketika dilakukan perhitungan inovasi tersebut telah diterapkan oleh
strategi (Balachandra & Friar, 1997), ukuran pengaruh R&D terhadap inovasi di sektor secara tepat, invensi tersebut bisa dinilai perusahaan lainnya.
perusahaan (Fritschand & Meschede, 2001), manufaktur Indonesia. Dalam hal ini akan sebagai inovasi yang terkadang memang sulit (d) Non-Innovations. Kategori ini mencakup
termasuk kegiatan Research and Development dilihat perbedaan dalam hal keberadaan dan untuk dinilai secara komersial dengan nilai hal lain yang terkait dengan pembelian
(R&D) seperti yang dilakukan oleh Becheikh et tingkat inovasi dengan melihat keberadaan uang tertentu melalui perhitungan melainkan model peralatan yang identik atau
al. (2006). kegiatan R&D di perusahaan-perusahaan
menjadi suatu added value tidak langsung, yang pembaharuan minor dari peralatan atau
tidak terhitung dalam nilai uang dalam teknologi yang ada lainnya.
sektor manufaktur Indonesia serta melihat pula
Hingga saat ini, keberadaan R&D sebagai perusahaan namun menjadi salah satu sumber
pengaruh tingkat pengeluaran R&D terhadap
faktor pendorong terciptanya inovasi seringkali keunggulan bersaingnya. Berdasarkan penjelasan sebelumnya, dapat
tingkat inovasi.
masih diperdebatkan. Di satu sisi, terdapat dikatakan bahwa hasil dari pemikiran kreatif
penelitian yang melihat bahwa walaupun suatu Selain perbedaan definisi dalam inovasi, dapat dianggap sebagai suatu inovasi apabila
2. Pengembangan Hipotesis
perusahaan telah melakukan kegiatan R&D, terdapat pula dua jenis inovasi, yakni inovasi telah diterapkan atau dikomersialkan.
namun hal tersebut tidak berdampak pada inkremental dan radikal. Inovasi inkremental Pengetahuan yang bersifat abstrak termasuk
Inovasi merupakan salah satu aspek penting
aktivitas inovasinya (Gonzales & Pazo, 2004; muncul secara kontinu dalam organisasi dan aktivitas R&D dapat berkembang menjadi
yang dibutuhkan per usahaan untuk
Cohen & Klepper, 1992). Di sisi lain, terdapat mengarah pada perbaikan-perbaikan kecil inovasi minimal apabila diterapkan pada
memperoleh keunggulan bersaing (Barney, dalam produk atau proses. Jha et al., (1996)
pula penelitian yang memperlihatkan dampak 1991). Inovasi memiliki beragam definisi. aktivitas perusahaan. R&D merupakan konsep
signifikan R&D terhadap inovasi (Cre´pon et mendefinisikannya sebag ai continuous yang kompleks seperti yang didefinisikan oleh
Joseph Schumpeter sering dianggap sebagai improvement yakni serangkaian aktivitas yang
al., 1998; Klaassen et al., 2005). Disamping itu, ekonom pertama pemerhati pentingnya Frascati Manual OECD (OECD, 2002) sebagai
terdapat pula studi-studi yang membahas membentuk proses yang diarahkan untuk “…creative work undertaken on a systematic basis in
inovasi. Schumpeter membagi inovasi menjadi mencapai perbaikan performansi. Dalam
mengenai bagaimana suatu perusahaan yang lima jenis (OECD, 1997), yakni pengenalan order to increase the stock of knowledge, including
tidak melakukan R&D mampu berinovasi bidang manufaktur, aktivitas ini terutama knowledge of man, culture and society, and the use of
produk baru atau perubahan kualitatif pada melibatkan simplifikasi proses produksi,
seperti yang dilakukan oleh Arundel et al. produk yang telah ada, inovasi proses baru dari this stock of knowledge to devise new applications”.
(2008). terutama melalui eliminasi waste. Di lain pihak, Frascati Manual sendiri membagi R&D
suatu industri, membuka pasar baru, inovasi radikal lebih bersifat jangka panjang menjadi penelitian dasar, penelitian terapan,
pengembangan sumber baru bahan baku atau dan strategis, serta bertujuan untuk mengubah
Terkait dengan studi mengenai pengaruh R&D dan pengembangan eksperimental.
input baru lainnya, dan perubahan organisasi kapabilitas kunci dari perusahaan guna
terhadap inovasi, terutama di indonesia, industri. Pada level perusahaan, inovasi dapat
terlihat bahwa belum ada studi empirik yang menciptakan paradigma bar u. Semua Hingga saat ini telah diakui bahwa R&D
didefinisikan sebagai penerapan ide-ide baru organisasi membutuhkan kedua jenis inovasi
membuktikan adanya dampak R&D terhadap merupakan salah satu metode untuk
terhadap produk, proses, dan aktivitas ini.
inovasi. Di Indonesia, penelitian yang melihat berinovasi. Kline & Rosenberg (1986)
perusahaan lainnya (Dodgson & Rothwell, menekankan pentingnya R&D bagi inovasi,
peran R&D terhadap inovasi khususnya di level 1994). Business Council of Australia (1993) Disamping kedua jenis inovasi tersebut, walaupun R&D tersebut tidak dilakukan secara
perusahaan juga masih jarang dilakukan. mendefinisikan inovasi sebagai sesuatu yang OECD ―Oslo Manual juga membagi inovasi formal. Sterlacchini (1999) telah menekankan
Triyono dkk (2012) dengan pendekatan studi baru atau diperbaharui secara signifikan, yang berdasarkan kebaruan perubahan dalam untuk melihat lebih jauh kegiatan R&D dan
kasus melihat apakah keberadaan departemen dilakukan oleh perusahaan untuk menciptakan teknologi produksi yang terbagi menjadi empat kaitannya dengan inovasi.
R&D di suatu perusahaan mempengaruhi nilai tambah baik secara langsung bagi kategori (Bell, 2009):
kinerja inovasinya. perusahaan maupun tidak langsung terhadap
pelanggannya.
Jurnal Jurnal
188 Manajemen Teknologi 189 Manajemen Teknologi
Vol.14 | No.2 | 2015 Vol.14 | No.2 | 2015
Prihadyanti dan Laksani / R & D dan Inovasi di Perusahaan Sektor Manufaktur Indonesia Prihadyanti dan Laksani / R & D dan Inovasi di Perusahaan Sektor Manufaktur Indonesia

1. Pendahuluan Hasil penelitian memperlihatkan bahwa Secara umum, sesuatu dapat dianggap sebagai (a) Inovasi yang bersifat new to the world.
innovation style yang menyangkut keberadaan inovasi apabila telah diterapkan atau Inovasi ini muncul ketika perusahaan
Di era globalisasi ini, inovasi telah terbukti departemen R&D di perusahaan tidak dikomersialisasikan. Kreasi knowledge yang pertama kali memperkenalkan inovasi
menjadi faktor penentu kesuksesan bersaing berpengaruh terhadap kinerja inovasi. abstrak atau invensi produk ataupun proses untuk semua pasar dan industri, baik
dan juga pertumbuhan bisnis perusahaan. Walaupun demikian, penelitian ini hanya baru pada umumnya dianggap sebagai inovasi domestik maupun internasional.
Per usahaan-per usahaan pun semakin menganalisis secara kualitatif dan masih perlu minimal apabila telah diterapkan pada aktivitas (b) Inovasi yang bersifat new to the market .
terdorong melakukan inovasi baik secara memperbanyak responden dengan perusahaan. Oleh karenanya, hal ini terkait Inovasi ini muncul ketika perusahaan
inkremental maupun radikal karena melihat mempertimbangkan tingkat inovasi yang dengan berbagai learning skills dari individu- pertama kali memperkenalkan inovasi
dampak positifnya terhadap kinerja bisnis. berbeda. Studi lain yang dilakukan oleh Arifin individu pelaku inovasi, yang terkadang tidak tersebut pada pasar tertentu.
Inovasi proses telah terbukti mampu (2012) menganalisis intensitas litbang dan menyadari aspek komersial dari invensi yang (c) Inovasi yang bersifat new to the firm. Inovasi
meningkatkan produktivitas melalui skenarionya bagi kebijakan litbang nasional. ditemukannya. Hal tersebut menyebabkan ini muncul ketika per usahaan
peningkatan efektivitas dan efisiensi sedangkan Studi lain lebih banyak melihat kerjasama inovasi hanya dinilai pada level perusahaan, memperkenalkan produk, proses, atau
inovasi produk berdampak positif terhadap inovasi dan tidak spesifik dalam hal R&D, bukan oleh individu yang menemukannya metode baru yang bersifat baru bagi
nilai penjualan produk. Berbagai penelitian seperti yang dilakukan oleh Simamora & sehingga terkadang invensi yang dilakukan perusahaan atau diperbaharui secara
telah dilakukan untuk melihat faktor-faktor Nadhiroh (2010). Melihat studi-studi yang individu tidak dinilai sebagai inovasi. Namun, signifikan oleh perusahaan, walaupun
penentu kesuksesan inovasi perusahaan seperti telah ada tersebut, tulisan ini akan melihat sebenarnya ketika dilakukan perhitungan inovasi tersebut telah diterapkan oleh
strategi (Balachandra & Friar, 1997), ukuran pengaruh R&D terhadap inovasi di sektor secara tepat, invensi tersebut bisa dinilai perusahaan lainnya.
perusahaan (Fritschand & Meschede, 2001), manufaktur Indonesia. Dalam hal ini akan sebagai inovasi yang terkadang memang sulit (d) Non-Innovations. Kategori ini mencakup
termasuk kegiatan Research and Development dilihat perbedaan dalam hal keberadaan dan untuk dinilai secara komersial dengan nilai hal lain yang terkait dengan pembelian
(R&D) seperti yang dilakukan oleh Becheikh et tingkat inovasi dengan melihat keberadaan uang tertentu melalui perhitungan melainkan model peralatan yang identik atau
al. (2006). kegiatan R&D di perusahaan-perusahaan
menjadi suatu added value tidak langsung, yang pembaharuan minor dari peralatan atau
tidak terhitung dalam nilai uang dalam teknologi yang ada lainnya.
sektor manufaktur Indonesia serta melihat pula
Hingga saat ini, keberadaan R&D sebagai perusahaan namun menjadi salah satu sumber
pengaruh tingkat pengeluaran R&D terhadap
faktor pendorong terciptanya inovasi seringkali keunggulan bersaingnya. Berdasarkan penjelasan sebelumnya, dapat
tingkat inovasi.
masih diperdebatkan. Di satu sisi, terdapat dikatakan bahwa hasil dari pemikiran kreatif
penelitian yang melihat bahwa walaupun suatu Selain perbedaan definisi dalam inovasi, dapat dianggap sebagai suatu inovasi apabila
2. Pengembangan Hipotesis
perusahaan telah melakukan kegiatan R&D, terdapat pula dua jenis inovasi, yakni inovasi telah diterapkan atau dikomersialkan.
namun hal tersebut tidak berdampak pada inkremental dan radikal. Inovasi inkremental Pengetahuan yang bersifat abstrak termasuk
Inovasi merupakan salah satu aspek penting
aktivitas inovasinya (Gonzales & Pazo, 2004; muncul secara kontinu dalam organisasi dan aktivitas R&D dapat berkembang menjadi
yang dibutuhkan per usahaan untuk
Cohen & Klepper, 1992). Di sisi lain, terdapat mengarah pada perbaikan-perbaikan kecil inovasi minimal apabila diterapkan pada
memperoleh keunggulan bersaing (Barney, dalam produk atau proses. Jha et al., (1996)
pula penelitian yang memperlihatkan dampak 1991). Inovasi memiliki beragam definisi. aktivitas perusahaan. R&D merupakan konsep
signifikan R&D terhadap inovasi (Cre´pon et mendefinisikannya sebag ai continuous yang kompleks seperti yang didefinisikan oleh
Joseph Schumpeter sering dianggap sebagai improvement yakni serangkaian aktivitas yang
al., 1998; Klaassen et al., 2005). Disamping itu, ekonom pertama pemerhati pentingnya Frascati Manual OECD (OECD, 2002) sebagai
terdapat pula studi-studi yang membahas membentuk proses yang diarahkan untuk “…creative work undertaken on a systematic basis in
inovasi. Schumpeter membagi inovasi menjadi mencapai perbaikan performansi. Dalam
mengenai bagaimana suatu perusahaan yang lima jenis (OECD, 1997), yakni pengenalan order to increase the stock of knowledge, including
tidak melakukan R&D mampu berinovasi bidang manufaktur, aktivitas ini terutama knowledge of man, culture and society, and the use of
produk baru atau perubahan kualitatif pada melibatkan simplifikasi proses produksi,
seperti yang dilakukan oleh Arundel et al. produk yang telah ada, inovasi proses baru dari this stock of knowledge to devise new applications”.
(2008). terutama melalui eliminasi waste. Di lain pihak, Frascati Manual sendiri membagi R&D
suatu industri, membuka pasar baru, inovasi radikal lebih bersifat jangka panjang menjadi penelitian dasar, penelitian terapan,
pengembangan sumber baru bahan baku atau dan strategis, serta bertujuan untuk mengubah
Terkait dengan studi mengenai pengaruh R&D dan pengembangan eksperimental.
input baru lainnya, dan perubahan organisasi kapabilitas kunci dari perusahaan guna
terhadap inovasi, terutama di indonesia, industri. Pada level perusahaan, inovasi dapat
terlihat bahwa belum ada studi empirik yang menciptakan paradigma bar u. Semua Hingga saat ini telah diakui bahwa R&D
didefinisikan sebagai penerapan ide-ide baru organisasi membutuhkan kedua jenis inovasi
membuktikan adanya dampak R&D terhadap merupakan salah satu metode untuk
terhadap produk, proses, dan aktivitas ini.
inovasi. Di Indonesia, penelitian yang melihat berinovasi. Kline & Rosenberg (1986)
perusahaan lainnya (Dodgson & Rothwell, menekankan pentingnya R&D bagi inovasi,
peran R&D terhadap inovasi khususnya di level 1994). Business Council of Australia (1993) Disamping kedua jenis inovasi tersebut, walaupun R&D tersebut tidak dilakukan secara
perusahaan juga masih jarang dilakukan. mendefinisikan inovasi sebagai sesuatu yang OECD ―Oslo Manual juga membagi inovasi formal. Sterlacchini (1999) telah menekankan
Triyono dkk (2012) dengan pendekatan studi baru atau diperbaharui secara signifikan, yang berdasarkan kebaruan perubahan dalam untuk melihat lebih jauh kegiatan R&D dan
kasus melihat apakah keberadaan departemen dilakukan oleh perusahaan untuk menciptakan teknologi produksi yang terbagi menjadi empat kaitannya dengan inovasi.
R&D di suatu perusahaan mempengaruhi nilai tambah baik secara langsung bagi kategori (Bell, 2009):
kinerja inovasinya. perusahaan maupun tidak langsung terhadap
pelanggannya.
Jurnal Jurnal
188 Manajemen Teknologi 189 Manajemen Teknologi
Vol.14 | No.2 | 2015 Vol.14 | No.2 | 2015
Prihadyanti dan Laksani / R & D dan Inovasi di Perusahaan Sektor Manufaktur Indonesia Prihadyanti dan Laksani / R & D dan Inovasi di Perusahaan Sektor Manufaktur Indonesia

Dikatakan pula bahwa berdasarkan Community Seperti telah disebutkan sebelumnya, terdapat Hatfield (2010) bahkan mengemukakan bahwa Tingkat inovasi dilihat dari jumlah skor dari
Innovation Survey (CIS), inovasi lebih banyak pula perusahaan-perusahaan yang inovatif pengeluaran R&D merupakan komponen keberadaan pengurangan produksi produk
muncul di perusahaan yang melakukan R&D. walaupun tidak melakukan R&D. Literatur kunci pendukung terciptanya inovasi. yang rusak/cacat, pengurangan pengiriman
Dari hal tersebut, hipotesis yang akan yang ada melihat bahwa terdapat 4 metode Berdasarkan penjelasan tersebut, akan produk yang rusak/cacat, pengurangan
dibuktikan adalah: yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan dibuktikan hipotesis ketiga, yakni: penggunaan bahan mentah dan energi,
Hipotesis 1: Terdapat pengaruh dari adanya kegiatan tersebut untuk berinovasi, yakni dengan Hipotesis 3: Terdapat pengaruh dari tingkat pengurangan input tenaga kerja (man-hour),
R&D terhadap keberadaan inovasi melakukan adopsi teknologi, modifikasi minor pengeluaran R&D terhadap tingkat pengurangan waktu tunggu (lead time) untuk
atau perubahan inkremental, imitasi termasuk inovasi memperkenalkan produk baru, pengurangan
Aktivitas R&D telah menjadi pilar penting bagi reverse engineering, dan mengkombinasikan penghentian lini produksi yang tidak terjadwal,
pembentukan kapabilitas inovasi dan daya knowledge yang ada dengan cara baru (Arundell Walaupun telah banyak studi yang menjelaskan pengurangan jumlah pekerja yang cedera saat
saing perusahaan, sektor, maupun ekonomi et al., 2008). Dalam konteks manufaktur, peran penting R&D terhadap inovasi, terdapat bekerja atau kecelakaan kerja di pabrik, jaminan
(Rammer et al., 2009; OECD, 2005; Teece, terdapat faktor-faktor yang menentukan pula studi-studi yang mendebat hal tersebut. terhadap sumber baru dari barang setengah
1986). R&D merupakan sumber inovasi di suatu perusahaan seperti ukuran Som (2012) menyatakan bahwa inovasi dapat jadi, substitusi pembuatan sendiri terhadap
perkembangan aplikasi teknologi, disamping perusahaan dan investasi R&D (Amara et al., dilakukan walaupun tanpa melakukan R&D. barang setengah jadi dengan
menciptakan sumberdaya manusia yang 2008). Inovasi yang dilakukan juga lebih Investasi terhadap kegiatan R&D juga tidak pembelian/subkontrak, substitusi subkontrak
terampil dan berkualitas (Som, 2012). banyak mengarah ke inovasi proses. mutlak dilakukan perusahaan untuk tetap dari barang setengah jadi dengan pembuatan
Moncada-Paterno-Castello & Grassano (2014) inovatif dan berdaya saing. Disamping itu, sendiri, pengurangan waktu delay pengiriman,
juga menjelaskan beberapa peran utama R&D, Pengeluaran R&D seringkali digunakan telah banyak pula studi empirik yang penurunan harga dari produk utama, serta
yakni: 1)Mengembangkan knowledge yang sebagai salah satu pendekatan dalam hal input memperlihatkan bahwa tidak ada perbedaan pengurangan variasi kualitas produk selama
fundamental atau 'enabling technologies', dimana inovasi baik pada level mikro maupun makro. signifikan dalam menghasilkan inovasi serta tahun 2010-2011.
hal ini berpengaruh terhadap kemampuan Pada level makro, Akcali & Sismonaglu (2015) produktivitas yang tinggi antara perusahaan
per usahaan untuk berinovasi dengan melihat hubungan antara pengeluaran R&D yang melakukan R&D dengan perusahaan Untuk melihat pengeluaran R&D dilakukan
memanfaatkan invensi yang dihasilkan sendiri dengan inovasi di beberapa negara maju dan yang tidak melakukan R&D seperti dilakukan pengkategorian dari rasio antara pengeluaran
maupun yang dihasilkan oleh pihak lain; juga negara berkembang. R&D bahkan oleh Arundel et al. (2008) dan Kirner et al. R&D dan penjualan. Dalam studi ini terdapat 4
2)Mendukung proses manufaktur, pengelolaan dikatakan sebagai basis dari inovasi. Senada (2009). pengkategorian rasio pengeluaran R&D dan
pelang gan dan bisnis secara umum; dengan hal tersebut, Bointner (2014) penjualan, yakni tidak ada pengeluaran, kurang
3 ) M e n g e m b a n g k a n d a n menganalisis hubungan antara pengeluaran 3. Metodologi dari 0.5%, antara 0.5-0.99%, dan 1% atau lebih.
mengimplementasikan teknologi baru. Pada R&D dan paten terhadap inovasi di sektor
kenyataannya ketiga peran tersebut saling energi. Pada level mikro, Chan et al. (1990) serta Studi ini ingin melihat pengaruh R&D
berkaitan. Peran dan fungsi R&D tersebut Doukas & Switzer (1992) melakukan studi terhadap inovasi di perusahaan sektor
menunjukkan pentingnya peran R&D terhadap untuk melihat hubungan antara pengeluaran manufaktur Indonesia. Dalam hal ini akan
inovasi yang dihasilkan perusahaan termasuk R&D dengan nilai-nilai perusahaan untuk dianalisis tiga hipotesis seperti telah dijelaskan
pada tingkat inovasi yang dihasilkannya. melihat apakah ada efek positif dari sebelumnya. Analisis terhadap ketiga hal
pengeluaran R&D tersebut. tersebut dilakukan berdasarkan hasil
Studi-studi empirik juga menunjukkan bahwa pengolahan statistik melalui uji chi-square,
inovasi yang tinggi didorong oleh kegiatan Hasil studi ini memperlihatkan bahwa independent t-test, ANOVA, uji korelasi, dan hasil
R&D, yang berdampak pada peningkatan hasil perusahaan dapat mencapai nilai-nilai yang box-plot dengan melihat kondisi antara
ekonomi dan bertambahnya teknik-teknik lebih tinggi melalui inovasi yang didukung oleh perusahaan-perusahaan yang melakukan R&D Gambar 1. Sebaran Responden berdasarkan
produksi baru (Som, 2012). Berdasarkan R&D dengan pengeluaran tertentu. Studi lain dengan perusahaan-perusahaan yang tidak Sektor Industri
penjelasan tersebut, terlihat adanya peran yang dilakukan oleh Blundell et al. (1999), dan melakukan R&D. Data yang digunakan dalam
aktivitas R&D terhadap peningkatan Toivanen et al. (2002) memperlihatkan adanya studi ini berasal dari hasil kegiatan survei 4. Hasil
kapabilitas inovasi yang pada akhirnya efek dari pengeluaran R&D terhadap JETRO-ERIA tahun 2011 dengan jumlah
berpengaruh pula terhadap tingkat inovasi perusahaan-perusahaan di Inggris dan responden sebanyak 189 perusahaan di sektor 4.1. Keberadaan R&D dan Inovasi
yang dihasilkan. Oleh karenanya, hipotesis menemukan bahwa makin besar pangsa pasar industri manufaktur di wilayah Jabodetabek. Dari hasil cross tab (Tabel 1), terlihat bahwa
kedua yang akan dibuktikan adalah: suatu perusahaan, semakin besar pula efek Adapun sebaran responden berdasarkan responden sebagian besar merupakan
Hipotesis 2: Terdapat pengaruh dari adanya kegiatan pengeluaran R&D. Toivanen et al. (2002) juga sektor industri terlihat pada Gambar 1. Hasil perusahaan yang inovatif dan melakukan
R&D terhadap tingkat inovasi menyatakan bahwa pengeluaran R&D dapat analisis juga akan dikomparasikan dengan R&D. Sangat sedikit perusahaan yang
dikatakan sebagai pendorong invoasi yang kondisi R&D dan inovasi di negara-negara lain. melakukan R&D namun tidak inovatif. Hal ini
mampu meningkatkan nilai-nilai perusahaan memperlihatkan adanya potensi indikasi
serta menciptakan intangible asset yang dikatakan bahwa perusahaan yang melakukan R&D pada
sebagai the storage of innovative knowledge. umumnya bisa melakukan inovasi.

Jurnal Jurnal
190 Manajemen Teknologi 191 Manajemen Teknologi
Vol.14 | No.2 | 2015 Vol.14 | No.2 | 2015
Prihadyanti dan Laksani / R & D dan Inovasi di Perusahaan Sektor Manufaktur Indonesia Prihadyanti dan Laksani / R & D dan Inovasi di Perusahaan Sektor Manufaktur Indonesia

Dikatakan pula bahwa berdasarkan Community Seperti telah disebutkan sebelumnya, terdapat Hatfield (2010) bahkan mengemukakan bahwa Tingkat inovasi dilihat dari jumlah skor dari
Innovation Survey (CIS), inovasi lebih banyak pula perusahaan-perusahaan yang inovatif pengeluaran R&D merupakan komponen keberadaan pengurangan produksi produk
muncul di perusahaan yang melakukan R&D. walaupun tidak melakukan R&D. Literatur kunci pendukung terciptanya inovasi. yang rusak/cacat, pengurangan pengiriman
Dari hal tersebut, hipotesis yang akan yang ada melihat bahwa terdapat 4 metode Berdasarkan penjelasan tersebut, akan produk yang rusak/cacat, pengurangan
dibuktikan adalah: yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan dibuktikan hipotesis ketiga, yakni: penggunaan bahan mentah dan energi,
Hipotesis 1: Terdapat pengaruh dari adanya kegiatan tersebut untuk berinovasi, yakni dengan Hipotesis 3: Terdapat pengaruh dari tingkat pengurangan input tenaga kerja (man-hour),
R&D terhadap keberadaan inovasi melakukan adopsi teknologi, modifikasi minor pengeluaran R&D terhadap tingkat pengurangan waktu tunggu (lead time) untuk
atau perubahan inkremental, imitasi termasuk inovasi memperkenalkan produk baru, pengurangan
Aktivitas R&D telah menjadi pilar penting bagi reverse engineering, dan mengkombinasikan penghentian lini produksi yang tidak terjadwal,
pembentukan kapabilitas inovasi dan daya knowledge yang ada dengan cara baru (Arundell Walaupun telah banyak studi yang menjelaskan pengurangan jumlah pekerja yang cedera saat
saing perusahaan, sektor, maupun ekonomi et al., 2008). Dalam konteks manufaktur, peran penting R&D terhadap inovasi, terdapat bekerja atau kecelakaan kerja di pabrik, jaminan
(Rammer et al., 2009; OECD, 2005; Teece, terdapat faktor-faktor yang menentukan pula studi-studi yang mendebat hal tersebut. terhadap sumber baru dari barang setengah
1986). R&D merupakan sumber inovasi di suatu perusahaan seperti ukuran Som (2012) menyatakan bahwa inovasi dapat jadi, substitusi pembuatan sendiri terhadap
perkembangan aplikasi teknologi, disamping perusahaan dan investasi R&D (Amara et al., dilakukan walaupun tanpa melakukan R&D. barang setengah jadi dengan
menciptakan sumberdaya manusia yang 2008). Inovasi yang dilakukan juga lebih Investasi terhadap kegiatan R&D juga tidak pembelian/subkontrak, substitusi subkontrak
terampil dan berkualitas (Som, 2012). banyak mengarah ke inovasi proses. mutlak dilakukan perusahaan untuk tetap dari barang setengah jadi dengan pembuatan
Moncada-Paterno-Castello & Grassano (2014) inovatif dan berdaya saing. Disamping itu, sendiri, pengurangan waktu delay pengiriman,
juga menjelaskan beberapa peran utama R&D, Pengeluaran R&D seringkali digunakan telah banyak pula studi empirik yang penurunan harga dari produk utama, serta
yakni: 1)Mengembangkan knowledge yang sebagai salah satu pendekatan dalam hal input memperlihatkan bahwa tidak ada perbedaan pengurangan variasi kualitas produk selama
fundamental atau 'enabling technologies', dimana inovasi baik pada level mikro maupun makro. signifikan dalam menghasilkan inovasi serta tahun 2010-2011.
hal ini berpengaruh terhadap kemampuan Pada level makro, Akcali & Sismonaglu (2015) produktivitas yang tinggi antara perusahaan
per usahaan untuk berinovasi dengan melihat hubungan antara pengeluaran R&D yang melakukan R&D dengan perusahaan Untuk melihat pengeluaran R&D dilakukan
memanfaatkan invensi yang dihasilkan sendiri dengan inovasi di beberapa negara maju dan yang tidak melakukan R&D seperti dilakukan pengkategorian dari rasio antara pengeluaran
maupun yang dihasilkan oleh pihak lain; juga negara berkembang. R&D bahkan oleh Arundel et al. (2008) dan Kirner et al. R&D dan penjualan. Dalam studi ini terdapat 4
2)Mendukung proses manufaktur, pengelolaan dikatakan sebagai basis dari inovasi. Senada (2009). pengkategorian rasio pengeluaran R&D dan
pelang gan dan bisnis secara umum; dengan hal tersebut, Bointner (2014) penjualan, yakni tidak ada pengeluaran, kurang
3 ) M e n g e m b a n g k a n d a n menganalisis hubungan antara pengeluaran 3. Metodologi dari 0.5%, antara 0.5-0.99%, dan 1% atau lebih.
mengimplementasikan teknologi baru. Pada R&D dan paten terhadap inovasi di sektor
kenyataannya ketiga peran tersebut saling energi. Pada level mikro, Chan et al. (1990) serta Studi ini ingin melihat pengaruh R&D
berkaitan. Peran dan fungsi R&D tersebut Doukas & Switzer (1992) melakukan studi terhadap inovasi di perusahaan sektor
menunjukkan pentingnya peran R&D terhadap untuk melihat hubungan antara pengeluaran manufaktur Indonesia. Dalam hal ini akan
inovasi yang dihasilkan perusahaan termasuk R&D dengan nilai-nilai perusahaan untuk dianalisis tiga hipotesis seperti telah dijelaskan
pada tingkat inovasi yang dihasilkannya. melihat apakah ada efek positif dari sebelumnya. Analisis terhadap ketiga hal
pengeluaran R&D tersebut. tersebut dilakukan berdasarkan hasil
Studi-studi empirik juga menunjukkan bahwa pengolahan statistik melalui uji chi-square,
inovasi yang tinggi didorong oleh kegiatan Hasil studi ini memperlihatkan bahwa independent t-test, ANOVA, uji korelasi, dan hasil
R&D, yang berdampak pada peningkatan hasil perusahaan dapat mencapai nilai-nilai yang box-plot dengan melihat kondisi antara
ekonomi dan bertambahnya teknik-teknik lebih tinggi melalui inovasi yang didukung oleh perusahaan-perusahaan yang melakukan R&D Gambar 1. Sebaran Responden berdasarkan
produksi baru (Som, 2012). Berdasarkan R&D dengan pengeluaran tertentu. Studi lain dengan perusahaan-perusahaan yang tidak Sektor Industri
penjelasan tersebut, terlihat adanya peran yang dilakukan oleh Blundell et al. (1999), dan melakukan R&D. Data yang digunakan dalam
aktivitas R&D terhadap peningkatan Toivanen et al. (2002) memperlihatkan adanya studi ini berasal dari hasil kegiatan survei 4. Hasil
kapabilitas inovasi yang pada akhirnya efek dari pengeluaran R&D terhadap JETRO-ERIA tahun 2011 dengan jumlah
berpengaruh pula terhadap tingkat inovasi perusahaan-perusahaan di Inggris dan responden sebanyak 189 perusahaan di sektor 4.1. Keberadaan R&D dan Inovasi
yang dihasilkan. Oleh karenanya, hipotesis menemukan bahwa makin besar pangsa pasar industri manufaktur di wilayah Jabodetabek. Dari hasil cross tab (Tabel 1), terlihat bahwa
kedua yang akan dibuktikan adalah: suatu perusahaan, semakin besar pula efek Adapun sebaran responden berdasarkan responden sebagian besar merupakan
Hipotesis 2: Terdapat pengaruh dari adanya kegiatan pengeluaran R&D. Toivanen et al. (2002) juga sektor industri terlihat pada Gambar 1. Hasil perusahaan yang inovatif dan melakukan
R&D terhadap tingkat inovasi menyatakan bahwa pengeluaran R&D dapat analisis juga akan dikomparasikan dengan R&D. Sangat sedikit perusahaan yang
dikatakan sebagai pendorong invoasi yang kondisi R&D dan inovasi di negara-negara lain. melakukan R&D namun tidak inovatif. Hal ini
mampu meningkatkan nilai-nilai perusahaan memperlihatkan adanya potensi indikasi
serta menciptakan intangible asset yang dikatakan bahwa perusahaan yang melakukan R&D pada
sebagai the storage of innovative knowledge. umumnya bisa melakukan inovasi.

Jurnal Jurnal
190 Manajemen Teknologi 191 Manajemen Teknologi
Vol.14 | No.2 | 2015 Vol.14 | No.2 | 2015
Prihadyanti dan Laksani / R & D dan Inovasi di Perusahaan Sektor Manufaktur Indonesia Prihadyanti dan Laksani / R & D dan Inovasi di Perusahaan Sektor Manufaktur Indonesia

Indikasi ini dibuktikan dari hasil uji Chi-square Tabel 1. Hasil Crosstab antara keberadaan Tabel 3. Hasil Independent t-test (sambungan)
(Tabel 2) yakni nilai signifikasi yang bernilai R&D dan Inovasi
Independent Samples Test
kurang dari 5%, dimana hal tersebut
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan Inov t-test for Equality of Means
,00 1,00 Total
keberadaan inovasi antara perusahaan yang RnD ,00 12 69 81 95% Confidence Interval of the
melakukan R&D dengan yang tidak melakukan 1,00 3 105 108 Difference
R&D. Total 15 174 189
Lower Upper
SkorInov Equal variances assumed 1,29877 3,22592
Tabel 2. Hasil Uji Chi-Square Equal variances not assumed 1,29618 3,22851

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 9,178a 1 ,002 Tabel 4. Hasil Uji Korelasi
Continuity Correctionb 7,605 1 ,006
Likelihood Ratio 9,414 1 ,002
Fisher's Exact Test ,005 ,003 Correlations
Linear-by-Linear Association 9,130 1 ,003 RnD SkorInov
N of Valid Cases 189 RnD Pearson Correlation 1 ,321 **
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6,43.
b. Computed only for a 2x2 table Sig. (2-tailed) ,000
N 189 189
SkorInov Pearson Correlation ,321 ** 1
4.2. Keberadaan R&D dan Tingkat Inovasi korelasi (Tabel 4) dengan nilai koefisien Sig. (2-tailed) ,000
Dari hasil independent t-test (Tabel 3), dengan korelasi sebesar 0.321. Nilai tersebut N 189 189
melihat nilai signifikasi terlihat bahwa terdapat memperlihatkan bahwa terdapat hubungan
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
perbedaan tingkat inovasi antara perusahaan positif antara keberadaan aktivitas R&D dan
yang melakukan R&D dengan yang tidak tingkat inovasi. Dengan melihat hasil box-plot
melakukan R&D. Hal ini menunjukkan adanya (Gambar 2), juga terlihat bahwa rata-rata
pengaruh dari kegiatan R&D terhadap tingkat tingkat inovasi perusahaan-perusahaan yang
inovasi perusahaan-perusahaan di sektor melakukan R&D lebih tinggi dibandingkan
manufaktur. Hal ini didukung oleh hasil uji- dengan perusahaan-perusahaan yang tidak
melakukan R&D.

Tabel 3. Hasil Independent t-test

Independent Samples Test

t-test for Equality of Means


Std. Error
Sig. (2-tailed) Mean Difference Difference

SkorInov Equal variances assumed ,000 2,26235 ,48845


Equal variances not assumed ,000 2,26235 ,48946

Gambar 2. Perbandingan Rata-rata skor Inovasi antara Perusahaan yang melakukan R&D dengan
yang tidak melakukan R&D

Jurnal Jurnal
192 Manajemen Teknologi 193 Manajemen Teknologi
Vol.14 | No.2 | 2015 Vol.14 | No.2 | 2015
Prihadyanti dan Laksani / R & D dan Inovasi di Perusahaan Sektor Manufaktur Indonesia Prihadyanti dan Laksani / R & D dan Inovasi di Perusahaan Sektor Manufaktur Indonesia

Indikasi ini dibuktikan dari hasil uji Chi-square Tabel 1. Hasil Crosstab antara keberadaan Tabel 3. Hasil Independent t-test (sambungan)
(Tabel 2) yakni nilai signifikasi yang bernilai R&D dan Inovasi
Independent Samples Test
kurang dari 5%, dimana hal tersebut
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan Inov t-test for Equality of Means
,00 1,00 Total
keberadaan inovasi antara perusahaan yang RnD ,00 12 69 81 95% Confidence Interval of the
melakukan R&D dengan yang tidak melakukan 1,00 3 105 108 Difference
R&D. Total 15 174 189
Lower Upper
SkorInov Equal variances assumed 1,29877 3,22592
Tabel 2. Hasil Uji Chi-Square Equal variances not assumed 1,29618 3,22851

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 9,178a 1 ,002 Tabel 4. Hasil Uji Korelasi
Continuity Correctionb 7,605 1 ,006
Likelihood Ratio 9,414 1 ,002
Fisher's Exact Test ,005 ,003 Correlations
Linear-by-Linear Association 9,130 1 ,003 RnD SkorInov
N of Valid Cases 189 RnD Pearson Correlation 1 ,321 **
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6,43.
b. Computed only for a 2x2 table Sig. (2-tailed) ,000
N 189 189
SkorInov Pearson Correlation ,321 ** 1
4.2. Keberadaan R&D dan Tingkat Inovasi korelasi (Tabel 4) dengan nilai koefisien Sig. (2-tailed) ,000
Dari hasil independent t-test (Tabel 3), dengan korelasi sebesar 0.321. Nilai tersebut N 189 189
melihat nilai signifikasi terlihat bahwa terdapat memperlihatkan bahwa terdapat hubungan
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
perbedaan tingkat inovasi antara perusahaan positif antara keberadaan aktivitas R&D dan
yang melakukan R&D dengan yang tidak tingkat inovasi. Dengan melihat hasil box-plot
melakukan R&D. Hal ini menunjukkan adanya (Gambar 2), juga terlihat bahwa rata-rata
pengaruh dari kegiatan R&D terhadap tingkat tingkat inovasi perusahaan-perusahaan yang
inovasi perusahaan-perusahaan di sektor melakukan R&D lebih tinggi dibandingkan
manufaktur. Hal ini didukung oleh hasil uji- dengan perusahaan-perusahaan yang tidak
melakukan R&D.

Tabel 3. Hasil Independent t-test

Independent Samples Test

t-test for Equality of Means


Std. Error
Sig. (2-tailed) Mean Difference Difference

SkorInov Equal variances assumed ,000 2,26235 ,48845


Equal variances not assumed ,000 2,26235 ,48946

Gambar 2. Perbandingan Rata-rata skor Inovasi antara Perusahaan yang melakukan R&D dengan
yang tidak melakukan R&D

Jurnal Jurnal
192 Manajemen Teknologi 193 Manajemen Teknologi
Vol.14 | No.2 | 2015 Vol.14 | No.2 | 2015
Prihadyanti dan Laksani / R & D dan Inovasi di Perusahaan Sektor Manufaktur Indonesia Prihadyanti dan Laksani / R & D dan Inovasi di Perusahaan Sektor Manufaktur Indonesia

Tabel 5. Hasil Statistik Deskriptif

Group Statistics
RnD Std. Error
N Mean Std. Deviation Mean
skorinov 1 108 6,81 3,302 ,318
0 81 4,54 3,351 ,372

4.3. Tingkat Pengeluaran R&D dan Tingkat Inovasi Sedangkan dari hasil uji korelasi, terlihat adanya
Dari hasil uji statistik sebelumnya, telah pengaruh positif dari pengeluaran R&D
terbukti bahwa perusahaan yang melakukan terhadap skor inovasi. Hal ini memperlihatkan
R&D memiliki tingkat inovasi yang lebih tinggi. adanya pengaruh positif dari tingkat
Lebih jauh lagi, selanjutnya akan dilihat apakah pengeluaran R&D terhadap tingkat inovasi di
tingkat pengeluaran R&D berpengaruh perusahaan-perusahaan sektor manufaktur.
terhadap tingkat inovasi. Dari hasil uji ANOVA Semakin tinggi pengeluaran R&D suatu
(Tabel 6), terlihat bahwa terdapat perbedaan perusahaan, semakin tinggi pula tingkat
antara perusahaan-perusahaan pada kelompok inovasinya.
yang berbeda berdasarkan rasio pengeluaran
R&D dengan penjualan. Gambar 3. Perbandingan Rata-rata skor Inovasi antar kategori pengeluaran R&D

Tabel 6. Hasil uji ANOVA Tabel 8. Hasil Statistik Deskriptif

skorinov
SkorInov 95% Confidence Interval for Mean
Sum of Squares df Mean Square F Sig. N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
Between Groups 223,611 3 74,537 6,635 ,000 0 88 4,82 3,409 ,363 4,10 5,54 0 13
Within Groups 2078,304 185 11,234 1 42 6,52 3,156 ,487 5,54 7,51 0 13
Total 2301,915 188 2 19 5,53 3,502 ,803 3,84 7,21 0 13
3 40 7,50 3,351 ,530 6,43 8,57 0 13
Total 189 5,84 3,499 ,255 5,33 6,34 0 13
Tabel 7. Hasil Uji Korelasi

5. Pembahasan memperlihatkan bahwa kegiatan R&D cukup


Correlations menentukan terciptanya inovasi serta tingkat
BudgetRnD SkorInov Dari hasil analisis statistik di atas terlihat bahwa inovasi yang dihasilkan perusahaan di sektor
BudgetRnD Pearson Correlation 1 ,277** terdapat perbedaan keberadaan inovasi antara manufaktur Indonesia. Hal ini
Sig. (2-tailed) ,000 perusahaan yang melakukan R&D dengan mengkonfirmasi teori-teori yang menyatakan
yang tidak melakukan R&D. Hasil analisis juga pentingnya kegiatan R&D bagi suatu
N 189 189
menunjukkan adanya pengaruh dari kegiatan perusahaan (innovation with R&D).
SkorInov Pearson Correlation ,277** 1
R&D terhadap tingkat inovasi perusahaan-
Sig. (2-tailed) ,000 perusahaan di sektor manufaktur. Apabila Lebih lanjut, selain mengkonfirmasi teori yang
N 189 189 dilihat lebih jauh, rata-rata tingkat inovasi mendukung innovation with R&D, hasil studi ini
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). perusahaan-perusahaan yang melakukan R&D sekaligus mendebat hasil studi yang
lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan- menyatakan bahwa tidak ada perbedaan yang
perusahaan yang tidak melakukan R&D. Dari signifikan antara perusahaan yang melakukan
hal tersebut, dapat dikatakan terdapat R&D dengan yang tidak melakukan R&D
pengaruh positif dari tingkat pengeluaran dalam menghasilkan inovasi (innovation without
R&D terhadap tingkat inovasi di perusahaan- R&D).
perusahaan sektor manufaktur. Kondisi ini

Jurnal Jurnal
194 Manajemen Teknologi 195 Manajemen Teknologi
Vol.14 | No.2 | 2015 Vol.14 | No.2 | 2015
Prihadyanti dan Laksani / R & D dan Inovasi di Perusahaan Sektor Manufaktur Indonesia Prihadyanti dan Laksani / R & D dan Inovasi di Perusahaan Sektor Manufaktur Indonesia

Tabel 5. Hasil Statistik Deskriptif

Group Statistics
RnD Std. Error
N Mean Std. Deviation Mean
skorinov 1 108 6,81 3,302 ,318
0 81 4,54 3,351 ,372

4.3. Tingkat Pengeluaran R&D dan Tingkat Inovasi Sedangkan dari hasil uji korelasi, terlihat adanya
Dari hasil uji statistik sebelumnya, telah pengaruh positif dari pengeluaran R&D
terbukti bahwa perusahaan yang melakukan terhadap skor inovasi. Hal ini memperlihatkan
R&D memiliki tingkat inovasi yang lebih tinggi. adanya pengaruh positif dari tingkat
Lebih jauh lagi, selanjutnya akan dilihat apakah pengeluaran R&D terhadap tingkat inovasi di
tingkat pengeluaran R&D berpengaruh perusahaan-perusahaan sektor manufaktur.
terhadap tingkat inovasi. Dari hasil uji ANOVA Semakin tinggi pengeluaran R&D suatu
(Tabel 6), terlihat bahwa terdapat perbedaan perusahaan, semakin tinggi pula tingkat
antara perusahaan-perusahaan pada kelompok inovasinya.
yang berbeda berdasarkan rasio pengeluaran
R&D dengan penjualan. Gambar 3. Perbandingan Rata-rata skor Inovasi antar kategori pengeluaran R&D

Tabel 6. Hasil uji ANOVA Tabel 8. Hasil Statistik Deskriptif

skorinov
SkorInov 95% Confidence Interval for Mean
Sum of Squares df Mean Square F Sig. N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
Between Groups 223,611 3 74,537 6,635 ,000 0 88 4,82 3,409 ,363 4,10 5,54 0 13
Within Groups 2078,304 185 11,234 1 42 6,52 3,156 ,487 5,54 7,51 0 13
Total 2301,915 188 2 19 5,53 3,502 ,803 3,84 7,21 0 13
3 40 7,50 3,351 ,530 6,43 8,57 0 13
Total 189 5,84 3,499 ,255 5,33 6,34 0 13
Tabel 7. Hasil Uji Korelasi

5. Pembahasan memperlihatkan bahwa kegiatan R&D cukup


Correlations menentukan terciptanya inovasi serta tingkat
BudgetRnD SkorInov Dari hasil analisis statistik di atas terlihat bahwa inovasi yang dihasilkan perusahaan di sektor
BudgetRnD Pearson Correlation 1 ,277** terdapat perbedaan keberadaan inovasi antara manufaktur Indonesia. Hal ini
Sig. (2-tailed) ,000 perusahaan yang melakukan R&D dengan mengkonfirmasi teori-teori yang menyatakan
yang tidak melakukan R&D. Hasil analisis juga pentingnya kegiatan R&D bagi suatu
N 189 189
menunjukkan adanya pengaruh dari kegiatan perusahaan (innovation with R&D).
SkorInov Pearson Correlation ,277** 1
R&D terhadap tingkat inovasi perusahaan-
Sig. (2-tailed) ,000 perusahaan di sektor manufaktur. Apabila Lebih lanjut, selain mengkonfirmasi teori yang
N 189 189 dilihat lebih jauh, rata-rata tingkat inovasi mendukung innovation with R&D, hasil studi ini
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). perusahaan-perusahaan yang melakukan R&D sekaligus mendebat hasil studi yang
lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan- menyatakan bahwa tidak ada perbedaan yang
perusahaan yang tidak melakukan R&D. Dari signifikan antara perusahaan yang melakukan
hal tersebut, dapat dikatakan terdapat R&D dengan yang tidak melakukan R&D
pengaruh positif dari tingkat pengeluaran dalam menghasilkan inovasi (innovation without
R&D terhadap tingkat inovasi di perusahaan- R&D).
perusahaan sektor manufaktur. Kondisi ini

Jurnal Jurnal
194 Manajemen Teknologi 195 Manajemen Teknologi
Vol.14 | No.2 | 2015 Vol.14 | No.2 | 2015
Prihadyanti dan Laksani / R & D dan Inovasi di Perusahaan Sektor Manufaktur Indonesia Prihadyanti dan Laksani / R & D dan Inovasi di Perusahaan Sektor Manufaktur Indonesia

Hasil studi ini menunjukkan bahwa tingkat 6. Kesimpulan Daftar Pustaka Bell, M. (2009). Innovation Capabilities and
inovasi suatu perusahaan dipengaruhi oleh Directions of Development. STEPS Working
t i n g k a t p e n g e l u a r a n R & D. H a l i n i Hasil studi memperlihatkan bahwa aktivitas Akcali, B.Y. and Sismanoglu, E., (2015). Paper 33, Brighton: STEPS Centre.
mengindikasikan bahwa untuk bisa menjadi R&D memiliki peran penting terhadap inovasi Innovation and the Effect of Research Blundell, R., R. Grifith, and J. van Reenen,
perusahaan manufaktur yang inovatif, perlu perusahaan di sektor manufaktur Indonesia. and Development (R&D) Expenditure (1999), Market share, market value, and
d i l a k u k a n k e g i a t a n R & D. S e b a g a i R&D terlihat memiliki pengaruh positif on Growth in Some Developing and innovation in a panel of British
konsekuensinya, perusahaan harus melakukan terhadap keberadaan dan tingkat inovasi. hal ini Developed Countries. Procedia - Social and manufacturing firms, Review of Economic
investasi terhadap kegiatan R&D. Walaupun mendukung teori-teori mengenai innovation with Behavioral Sciences, 195, 768 – 775. Studies, 66(3), 529-554. doi:
demikian, apabila dilihat dari hasil R&D, sekaligus mendebat teori innovation doi:10.1016/j.sbspro.2015.06.474 10.1111/1467-937X.00097
perbandingan rata-rata sample melalui box- without R&D. Lebih jauh lagi, dapat dikatakan Akinci, G., and Utlu, Z., (2012). The Reseach & Bointner, R. (2014). Innovation in the energy
plot (Gambar 3) dalam hal pengeluaran R&D, bahwa untuk bisa menjadi perusahaan dengan Development and Innovation Capacity sector: Lessons learnt from R&D
ternyata terdapat hasil yang menarik untuk tingkat inovasi yang tinggi maka perusahaan of Small and Medium Sized Enterprises expenditures and patents in selected IEA
ditinjau lebih jauh. perlu melakukan R&D termasuk melakukan in IMES. Procedia - Social and Behavioral countries. Energy Policy, 73, 733-747.
investasi R&D. Tingkat pengeluaran R&D Sciences, 195,790–798. doi: doi:10.1016/j.enpol.2014.06.001
Dari keempat kategori, mulai dari yang tidak berpengaruh terhadap keberadaan dan tingkat 10.1016/j.sbspro.2015.06.177. Business Council of Australia. (1993). Managing
memiliki pengeluaran R&D hingga kategori inovasi. Walaupun demikian, tingkat Amara, N., Landry, R., Becheikh, N., and the Innovating Enterprise. Melbourne,
dimana rasio pengeluaran R&D dan penjualan pengeluaran R&D juga harus diperhitungkan Ouimet, M., (2008). Learning and BCA.
bernilai 1% atau lebih, ternyata kategori ketiga secara cermat karena masih dimungkinkan novelty of innovation in established Cohen, W. M. and S. Klepper, (1992). The
dengan range rasio 0.5-0.99%, terlihat bahwa adanya nilai investasi yang optimum untuk manufacturing SMEs. Technovation 28, anatomy of industry R&D intensity
kategori tersebut memiliki skor inovasi yang memaksimalkan inovasi yang dihasilkan. 450–463.doi:10.1016/j.technovation.20 distributions, American Economic Review,
lebih rendah dari 2 kategori perusahaan yang 08.02.001 82, 773–88.
memiliki pengeluaran R&D lainnya. Dalam hal Dengan melihat kelemahan studi ini, masih Arifin, M. (2011). Intensitas Dana Litbang : Chan, S. H., J. D. Martin, and J. W. Kensinger,
ini, perlu dilakukan studi lebih lanjut mengingat diperlukan juga studi lebih lanjut yang Suatu Indikator Untuk Mengukur Daya (1990), Corporate research and
jumlah sample level 2 juga sangat kecil meninjau dalam hal apa R&D perlu Saing. WARTA Vol. 9 No. 2 Tahun 2011, development expenditures and share
dibandingkan level-level lainnya sehingga dititikberatkan pada suatu perusahaan. Hal ini 130-142. value, Journal of Financial Economics, 26(2),
mungkin membuat hasil menjadi bias. Hal ini terkait pula dengan hal-hal yang Arundell, A. Bordoy, C., and Kanerva, M. 255-276. doi:10.1016/0304-
jug a penting untuk melihat adanya mempengaruhi pengambilan keputusan (2008). Neglected innovators: How do 405X(90)90005-K
kemungkinan apakah ada titik tertentu dimana terhadap besarnya pengeluaran R&D di innovative firms that do not perform R&D Crepon, B., Duguet, E., and Mairesse, J., (1998).
pengeluaran R&D tidak akan memberikan perusahaan. Disamping itu, mengingat inovasi innovate?. Results of an analysis of the Research, Innnovation, and Productivity: An
hasil yang optimum. yang dilihat dalam studi ini lebih mengarah ke Innobarometer 2007 survey No. 215. Econometric Analysis at the Firm Level.
inovasi proses, perlu juga dimasukkan jenis INNO-Metrics Thematic Paper. National Beurau of Economic Research
Seperti halnya perusahaan-perusahaan di inovasi lain yang dilakukan perusahaan seperti Balachandra, R., and Friar, J.H., (1997). Factors Working Paper.
Indonesia, temuan yang sama yakni bahwa inovasi produk, pemasaran, dan organisasi. for success in R&D projects and new Dodgson, M. and Rothwell, R., (1994). The
R&D berperan dalam menghasilkan inovasi Perlu juga dilihat kategori inovasi yang bersifat product innovation: a contextual Handbook of Industrial Innovation.
ditemukan pula pada perusahaan-perusahaan inkremental dan radikal maupun yang sifatnya framework. IEEE Transactions on Cheltenham, Edward Elgar.
di Itali. Dalam hal ini, R&D memiliki peran new to the world, new to the market, dan new to the firm Engineering Management, 44 (3), 276–287. Doukas, J. and L. N. Switzer, (1992), The stock
terutama sebagai sumber inovasi (Hall et al., untuk memperoleh pemahaman yang lebih DOI:10.1109/17.618169 market's valuation of R&D spending
2012). Studi yang lain dilakukan oleh Akinci & mendalam mengenai kondisi inovasi dan R&D Barney, J., (1991). Firm Resources and and market concentration, Journal of
Uklu (2015), yang melakukan survei terhadap di sektor manufaktur Indonesia. Sustained competitive Advantage. Economics and Business, 44(2), 95-114.
UKM di Turki. Hasil survei tersebut Journal of Management, 17 (1), 99-120. doi: doi:10.1016/0148-6195(92)90009-Y
memperlihatkan bahwa inovasi yang dilakukan Ucapan Terimakasih 10.1177/014920639101700108 Fritsch, M., and Meschede, M., (2001). Product
masih rendah, demikian pula dengan kegiatan Penulis mengucapkan terima kasih kepada Becheikh, N., Landry, R., and Amara, N., innovation, process innovation, and size.
R&D yang dilakukan. Kondisi inovasi dan pihak ERIA-JETRO yang telah mendanai (2006). Lessons from innovation Review of Industrial organization 19,
R&D di Indonesia dan kedua negara tersebut survei di Indonesia untuk ERIA supporting study empirical studies in the manufacturing 335–350.
mengindikasikan bahwa pada dasarnya project on “Wiring Innovation Networks: How sector: a systematic review of the Gonza'les, X. and Pazo, C., (2004). Firms' R&D
aktivitas R&D tetap memiliki pengaruh Networks Upgrade Innovation Capacity in literature from 1993–2003. Technovation, dilemma: to undertake or not to
terhadap inovasi, walaupun dengan kondisi East Asia” yang dilaksanakan tahun 2011 2 6 ( 5 / 6 ) , 6 4 4 – 6 6 4 . undertake R&D. Applied Economics
prasyarat dan pendukung yang berbeda. sebagai sumber data utama dalam tulisan ini. doi:10.1016/j.technovation.2005.06.016 Letters, 11, 55–59.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
tim dari Papppiptek LIPI yang telah
mendukung pelaksanaan survei tersebut.

Jurnal Jurnal
196 Manajemen Teknologi 197 Manajemen Teknologi
Vol.14 | No.2 | 2015 Vol.14 | No.2 | 2015
Prihadyanti dan Laksani / R & D dan Inovasi di Perusahaan Sektor Manufaktur Indonesia Prihadyanti dan Laksani / R & D dan Inovasi di Perusahaan Sektor Manufaktur Indonesia

Hasil studi ini menunjukkan bahwa tingkat 6. Kesimpulan Daftar Pustaka Bell, M. (2009). Innovation Capabilities and
inovasi suatu perusahaan dipengaruhi oleh Directions of Development. STEPS Working
t i n g k a t p e n g e l u a r a n R & D. H a l i n i Hasil studi memperlihatkan bahwa aktivitas Akcali, B.Y. and Sismanoglu, E., (2015). Paper 33, Brighton: STEPS Centre.
mengindikasikan bahwa untuk bisa menjadi R&D memiliki peran penting terhadap inovasi Innovation and the Effect of Research Blundell, R., R. Grifith, and J. van Reenen,
perusahaan manufaktur yang inovatif, perlu perusahaan di sektor manufaktur Indonesia. and Development (R&D) Expenditure (1999), Market share, market value, and
d i l a k u k a n k e g i a t a n R & D. S e b a g a i R&D terlihat memiliki pengaruh positif on Growth in Some Developing and innovation in a panel of British
konsekuensinya, perusahaan harus melakukan terhadap keberadaan dan tingkat inovasi. hal ini Developed Countries. Procedia - Social and manufacturing firms, Review of Economic
investasi terhadap kegiatan R&D. Walaupun mendukung teori-teori mengenai innovation with Behavioral Sciences, 195, 768 – 775. Studies, 66(3), 529-554. doi:
demikian, apabila dilihat dari hasil R&D, sekaligus mendebat teori innovation doi:10.1016/j.sbspro.2015.06.474 10.1111/1467-937X.00097
perbandingan rata-rata sample melalui box- without R&D. Lebih jauh lagi, dapat dikatakan Akinci, G., and Utlu, Z., (2012). The Reseach & Bointner, R. (2014). Innovation in the energy
plot (Gambar 3) dalam hal pengeluaran R&D, bahwa untuk bisa menjadi perusahaan dengan Development and Innovation Capacity sector: Lessons learnt from R&D
ternyata terdapat hasil yang menarik untuk tingkat inovasi yang tinggi maka perusahaan of Small and Medium Sized Enterprises expenditures and patents in selected IEA
ditinjau lebih jauh. perlu melakukan R&D termasuk melakukan in IMES. Procedia - Social and Behavioral countries. Energy Policy, 73, 733-747.
investasi R&D. Tingkat pengeluaran R&D Sciences, 195,790–798. doi: doi:10.1016/j.enpol.2014.06.001
Dari keempat kategori, mulai dari yang tidak berpengaruh terhadap keberadaan dan tingkat 10.1016/j.sbspro.2015.06.177. Business Council of Australia. (1993). Managing
memiliki pengeluaran R&D hingga kategori inovasi. Walaupun demikian, tingkat Amara, N., Landry, R., Becheikh, N., and the Innovating Enterprise. Melbourne,
dimana rasio pengeluaran R&D dan penjualan pengeluaran R&D juga harus diperhitungkan Ouimet, M., (2008). Learning and BCA.
bernilai 1% atau lebih, ternyata kategori ketiga secara cermat karena masih dimungkinkan novelty of innovation in established Cohen, W. M. and S. Klepper, (1992). The
dengan range rasio 0.5-0.99%, terlihat bahwa adanya nilai investasi yang optimum untuk manufacturing SMEs. Technovation 28, anatomy of industry R&D intensity
kategori tersebut memiliki skor inovasi yang memaksimalkan inovasi yang dihasilkan. 450–463.doi:10.1016/j.technovation.20 distributions, American Economic Review,
lebih rendah dari 2 kategori perusahaan yang 08.02.001 82, 773–88.
memiliki pengeluaran R&D lainnya. Dalam hal Dengan melihat kelemahan studi ini, masih Arifin, M. (2011). Intensitas Dana Litbang : Chan, S. H., J. D. Martin, and J. W. Kensinger,
ini, perlu dilakukan studi lebih lanjut mengingat diperlukan juga studi lebih lanjut yang Suatu Indikator Untuk Mengukur Daya (1990), Corporate research and
jumlah sample level 2 juga sangat kecil meninjau dalam hal apa R&D perlu Saing. WARTA Vol. 9 No. 2 Tahun 2011, development expenditures and share
dibandingkan level-level lainnya sehingga dititikberatkan pada suatu perusahaan. Hal ini 130-142. value, Journal of Financial Economics, 26(2),
mungkin membuat hasil menjadi bias. Hal ini terkait pula dengan hal-hal yang Arundell, A. Bordoy, C., and Kanerva, M. 255-276. doi:10.1016/0304-
jug a penting untuk melihat adanya mempengaruhi pengambilan keputusan (2008). Neglected innovators: How do 405X(90)90005-K
kemungkinan apakah ada titik tertentu dimana terhadap besarnya pengeluaran R&D di innovative firms that do not perform R&D Crepon, B., Duguet, E., and Mairesse, J., (1998).
pengeluaran R&D tidak akan memberikan perusahaan. Disamping itu, mengingat inovasi innovate?. Results of an analysis of the Research, Innnovation, and Productivity: An
hasil yang optimum. yang dilihat dalam studi ini lebih mengarah ke Innobarometer 2007 survey No. 215. Econometric Analysis at the Firm Level.
inovasi proses, perlu juga dimasukkan jenis INNO-Metrics Thematic Paper. National Beurau of Economic Research
Seperti halnya perusahaan-perusahaan di inovasi lain yang dilakukan perusahaan seperti Balachandra, R., and Friar, J.H., (1997). Factors Working Paper.
Indonesia, temuan yang sama yakni bahwa inovasi produk, pemasaran, dan organisasi. for success in R&D projects and new Dodgson, M. and Rothwell, R., (1994). The
R&D berperan dalam menghasilkan inovasi Perlu juga dilihat kategori inovasi yang bersifat product innovation: a contextual Handbook of Industrial Innovation.
ditemukan pula pada perusahaan-perusahaan inkremental dan radikal maupun yang sifatnya framework. IEEE Transactions on Cheltenham, Edward Elgar.
di Itali. Dalam hal ini, R&D memiliki peran new to the world, new to the market, dan new to the firm Engineering Management, 44 (3), 276–287. Doukas, J. and L. N. Switzer, (1992), The stock
terutama sebagai sumber inovasi (Hall et al., untuk memperoleh pemahaman yang lebih DOI:10.1109/17.618169 market's valuation of R&D spending
2012). Studi yang lain dilakukan oleh Akinci & mendalam mengenai kondisi inovasi dan R&D Barney, J., (1991). Firm Resources and and market concentration, Journal of
Uklu (2015), yang melakukan survei terhadap di sektor manufaktur Indonesia. Sustained competitive Advantage. Economics and Business, 44(2), 95-114.
UKM di Turki. Hasil survei tersebut Journal of Management, 17 (1), 99-120. doi: doi:10.1016/0148-6195(92)90009-Y
memperlihatkan bahwa inovasi yang dilakukan Ucapan Terimakasih 10.1177/014920639101700108 Fritsch, M., and Meschede, M., (2001). Product
masih rendah, demikian pula dengan kegiatan Penulis mengucapkan terima kasih kepada Becheikh, N., Landry, R., and Amara, N., innovation, process innovation, and size.
R&D yang dilakukan. Kondisi inovasi dan pihak ERIA-JETRO yang telah mendanai (2006). Lessons from innovation Review of Industrial organization 19,
R&D di Indonesia dan kedua negara tersebut survei di Indonesia untuk ERIA supporting study empirical studies in the manufacturing 335–350.
mengindikasikan bahwa pada dasarnya project on “Wiring Innovation Networks: How sector: a systematic review of the Gonza'les, X. and Pazo, C., (2004). Firms' R&D
aktivitas R&D tetap memiliki pengaruh Networks Upgrade Innovation Capacity in literature from 1993–2003. Technovation, dilemma: to undertake or not to
terhadap inovasi, walaupun dengan kondisi East Asia” yang dilaksanakan tahun 2011 2 6 ( 5 / 6 ) , 6 4 4 – 6 6 4 . undertake R&D. Applied Economics
prasyarat dan pendukung yang berbeda. sebagai sumber data utama dalam tulisan ini. doi:10.1016/j.technovation.2005.06.016 Letters, 11, 55–59.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
tim dari Papppiptek LIPI yang telah
mendukung pelaksanaan survei tersebut.

Jurnal Jurnal
196 Manajemen Teknologi 197 Manajemen Teknologi
Vol.14 | No.2 | 2015 Vol.14 | No.2 | 2015
Prihadyanti dan Laksani / R & D dan Inovasi di Perusahaan Sektor Manufaktur Indonesia

Hall, B.H., Lotti, F., and Mairesse, J., (2012). Rammer, C., Czarnitzki, D., and Spielkamp, A.,
Evidence on the impact of R&D and (2009). Innovation success of non-
ICT investments on innovation and R&D-perfor mers: substituting
productivity in Italian firms. Economics of technology by management in SMEs.
Innovation and New Technology, 1–29.DOI: Small Business Economics 33, 35–58. DOI:
http://dx.doi.org/10.1080/10438599.2 10.1007/s11187-009-9185-7.
012.708134 Simamora, N.G., and Nadhiroh, I. (2010).
Jha.S., Noori, H., and Michela, J. L. (1996). The Kajian Inovasi Industri Manufaktur:
Dynamics of Continuous Pola Interaksi Perusahaan dalam
Improvement-Aligning Organizational Mengembangkan Kegiatan Inovasi.
Attributes and Activities for Quality and WARTA, 8(1), 1-19.
Productivity. International Journal of Som, O., (2012). Innovation without R&D,
Quality Science, 1(1), 1996.19-47. DOI: Heterogeneous Innovation Patterns of Non-
http://dx.doi.org/10.1108/135985396 R&D-Performing Firms in the German
10117975 Manufacturing Industry. Gabler Verlag.
Kirner, E., Kinkel, S., and Jaeger, A., (2009). DOI: 10.1007/978-3-8349-3492.
Innovation paths and the innovation Sterlacchini, A. (1999), Do innovative activities
perfor mance of low-technolog y matter to small firms in non-R&D-
firms—An empirical analysis of intensive industries? An application to
German industry. Research Policy, 38, export performance, Research Policy, 28,
4 4 7 – 4 5 8 . d o i : 819-832. doi:10.1016/S0048-
10.1016/j.respol.2008.10.011 7333(99)00023-2
Klaassen, G., Miketa, A., Larsen, K., and Teece, D.J.(1986). Profiting from technological
Sundqvist, T., (2005). The impact of innovation: Implications for integration,
R&D on innovation for wind energy in collaboration, licensing and public
Denmark,Germany and the United policy. Research Policy, 15(6), 285–305.
Kingdom. Ecological Economics, 54, 227– doi:10.1016/0048-7333(86)90027-2
240.doi:10.1016/j.ecolecon.2005.01.008 Toivanen, O., P. Stoneman, and D. Bosworth,
Kline, S. and N. Rosenberg, (1986). An (2002), The innovation and market value
overview of innovation, in R. Landau of UK firms, 1989-1995, Oxford Bulletin
(ed.), The positivesum strategy: Harnessing of Economics and Statistics, 64(1): 39-61.
technology for economic growth. Washington: DOI: 10.1111/1468-0084.00002.
National Academy Press. Triyono, B., Laksani, C. S., Prihadyanti, D.,
Moncada-Paternò-Castello, P. and Grassano, Nadiroh, I. M. (2012). Peran Sumberdaya,
N., (2014). Innovation, competitiveness and Sumber Informasi, Innovation Style dan
growth without R&D? Analysis of corporate Linkage terhadap Kinerja Inovasi Industri
R&D investment - A country approach: Italy. Manufaktur Indonesia. Laporan kegiatan
JRC Policy Brief. European Comission. Insentif PKPP 2012 (belum
D i u n d u h d a r i dipublikasikan).
http://iri.jrc.ec.europa.eu/policy-
briefs.html
OECD (Organization for Economic and
Cooperation Development). (1997). The
Oslo Manual: Proposed Guidelines for
Collecting and Interpreting Technological
Innovation Data. Paris, OECD.
_____, (2002). Frascati Manual, OECD, Paris.
_____, (2005). OECD Science, Technology,
and Industry Scoreboard. OECD
Publishing.

Jurnal
198 Manajemen Teknologi
Vol.14 | No.2 | 2015
View publication stats

Anda mungkin juga menyukai