Anda di halaman 1dari 2

4.

5 Apgar Keluarga
Keluarga yang fungsional merupakan salah satu faktor pendukung penting
bagi keluarga dalam memecahkan masalah kesehatan serta meningkatkan kualitas
hidup anggota keluarga yang sakit. 3 Instrumen penilaian terhadap fungsi
keluarga yang digunakan adalah APGAR Keluarga (Family APGAR), yaitu
penilaian fungsi internal keluarga ditinjau dari hubungan setiap anggota keluarga
terhadap anggota keluarga lainnya yang diciptakan oleh Smilkstein pada Tahun
1978. Penilaian berdasarkan kepuasan hubungan dalam keluarga ditinjau dari
aspek Adaptation (adaptasi), Partnership (kemitraan), Growth (pertumbuhan),
Affection (kasih sayang) dan Resolve (kebersamaan). Pada aspek adaptasi menilai
kemampuan keluarga untuk menggunakan dan membagi sumber daya yang
dimiliki oleh setiap anggota keluarganya. Aspek kemitraan menilai kemampuan
dalam berbagi, membuat keputusan dan memecahkan masalah bersama melalui
komunikasi yang baik (Oktowaty et al, 2018). Aspek pertumbuhan menilai tingkat
kepuasan anggota keluarga dalam hal kebebasan untuk mencapai perubahan atau
pertumbuhan baik fisik maupun mental. Aspek kasih sayang yang dinilai adalah
kepuasan anggota keluarga terhadap keintiman dan reaksi emosional diantara
anggota keluarga. Aspek kebersamaan mewakili bagaimana waktu, ruang dan
keuangan yang dibagikan (Oktowaty et al, 2018). Hal ini mengukur kepuasan
anggota keluarga dengan komitmen yang dibuat oleh anggota keluarga tersebut.
Berdasarkan data tabulasi stase gerontik angkatan XXV yang didapatkan
dari pengkajian APGAR Keluarga, untuk pengkategorian dari 154 responden
untuk kategori 7-10 fungsi baik, 4-6 disfungsi tingkat menengah, dan 0-3
disfungsi tingkat tinggi. Hasil uji statistik diketahui lansia dengan fungsi baik
sebanyak 136 (88,3 %), disfungsi tingkat menengah sebanyak 18 (11,7 %), dan
disfungsi tingkat tinggi atau berat nihil (0%). Data pada penelitian ini kuesioner
APGAR mayoritas memiliki fungsi baik yaitu sebanyak 136 (88,3%) dikarenakan
lansia berada atau berkumpul dengan keluarga dimana lansia mendapat dukungan
dari keluarganya dibandingkan lansia yang tinggal di Panti Werdha. Dukungan
keluarga merupakan salah satu unsur penting dalam membangun fungsi keluarga
pada penilaian APGAR Keluarga (Oktowaty et al, 2018). Hal ini berkaitan dengan
fungsi perawatan keluarga yang optimal. Hal ini sejalan dengan penelitian Sutikno
(2011) dalam Hoesny et al (2019) bahwa lansia yang memiliki fungsi keluarga
yang sehat dengan keluarganya memiliki kualitas hidup dua puluh lima kali lebih
baik dibandingkan dengan lansia dengan fungsi keluarga yang tidak sehat. Jadi
dapat disimpulkan bahwa perlunya dukungan keluarga dapat memengaruhi fungsi
perawatan keluarga pada pasien lansia dengan masalah hipertensi.

Hoesny, R., Munafrin, Sahril. 2019. Hubungan Fungsi Perawatan Keluarga


dengan Kualitas Hidup Lansia yang Menderita Penyakit Kronis. Jurnal
Fenomena Kesehatan, Vol.2(1): Hlm.215-227.
Oktowaty, S., Setiawati, E.P., & Arisanti, N. 2018. Hubungan Fungsi Keluarga
dengan Kualitas Hidup Pasien Penyakit Kronis Degeneratif di Fasilitas
Kesehatan Tingakt Pertama. JSK, Vol.4(1): Hlm.1-6. [Online]
https://www.researchgate.net/publication/329650302_Hubungan_Fungsi
_Keluarga_Dengan_Kualitas_Hidup_Pasien_Penyakit_Kronis_Degenera
tif_di_Fasilitas_Kesehatan_Tingkat_Pertama
Sutikno, E. 2011. Hubungan antara Fungsi Keluarga dengan Kualitas Hidup
Lansia. Jurnal Kedokteran Indonesia, Vol.2(1): Hlm.73- 79.

Anda mungkin juga menyukai