Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia mengonsumsi setiap hari, serta kebanyakan dari kegiatan konsumsi
tersebut menggunakan kantong atau wadah plastik. Sebagian besar plastik yang
digunakan sehari-hari berasal dari bahan murahan untuk digunakan sekali pakai lalu
dibuang. Sebagian besar sampah plastik terbawa ombak dan arus laut. Lalu hilang dari
pandangan[ CITATION Dia15 \l 1033 ].
Apakah plastik tersebut hilang? Tentu tidak. Sampah plastik tersebut bertahan di
lautan dalam jangka waktu yang sangat lama, bahkan lebih lama dari rata-rata usia
manusia bertahan hidup. Sampah plastik ini akan terkumpul dalam satu area di tengah
laut, area yang terus-menerus menimbulkan pusaran air polusi. Siapa yang sangka
sampah yang kita gunakan satu menit bisa menimbulkan kerusakan hingga 100 tahun
lamanya?. Saat ini gerakan global untuk menghentikan penggunaan plastik sekali pakai
telah lahir di banyak kota. Tak sedikit toko kelontong dan supermarket yang menolak
memberikan plastik secara cuma-cuma dan bersikeras meminta pengunjung untuk
memabwa kantong belanja sendiri. Rumput laut merupakan bahan yang umum dikonsumsi
masyarakat modern perkotaan. Meski sedari dulu Indonesia memang negara pengonsumsi
rumput laut, namun popularitasnya dalam industri makanan bertambah akhir-akhir ini,
seiring menjamurnya rumah makan Jepang dan Korea [ CITATION Edw17 \l 1033 ].
Selain sebagai bahan makanan atau pencuci mulut, ternyata tumbuhan alam
tersebut kini juga memiliki manfaat lain, yaitu sebagai pembungkus makanan. Bukan
hanya seperti di gulungan sushi, pembungkus yang dimaksud kali ini adalah dalam bentuk
seperti kemasan plastik. Evoware merupakan sebuah jenama Tanah Air yang telah
mendapat pengakuan internasional atas inovasi yang mereka ciptakan. Salah satunya
adalah The Ellen MacArthur Foundation yang menjadikan Evoware salah satu pemenang
kontes Circular Design Challenge dengan nilai hadiah 1 juta Dolar AS (Rp13,5 miliar).
Pembuatan plastik kemasan berbentuk plastic wrap ini sangat ramah lingkungan
karena menggunakan 100% rumput laut sebagai bahan utamanya. Plastik ini akan hilang
saat terkena air hangat, dapat terurai dengan mudah dan tidak mengeluarkan rasa atau
bau aneh, sehingga aman untuk digunakan. Adanya sebuah produk inovatif seperti ini,
selain dapat membantu mencegah penggunaan plastik, juga dapat digunakan untuk
meningkatkan produktifitas petani rumput laut di Indonesia sebagai penghasil rumput laut
yang besar[ CITATION lis19 \l 1033 ].
Salah satu inovasi terbaru saat ini adalah kemasan pengganti plastik dengan
bahan baku dari rumput laut. Inovasi ini dirintis oleh David Christian (Founder Evoware).
Evoware telah menjadi salah satu solusi lingkungan dalam mengurangi sampah plastik
dengan membuat kemasan berbahan baku rumput laut yang bersifat biodegradable dan
dapat dimakan[ CITATION Ima18 \l 1033 ] . Adanya sebuah produk inovatif seperti ini,
selain membantu mencegah penggunaan plastik, dapat meningkatkan produktivitas petani
rumput laut di Indonesia sebagai penghasil rumput laut yang besar. Dengan
memanfaatkan potensi alam yang kita miliki secara inovatif diharapkan dapat
meningkatkan kesejahteraan kehidupan kita di kemudian hari. Dari uraian di atas, maka
dengan ini penulis menyusun Karya Ilmiah ini dengan judul “ Pengelolaan Rumput Laut
Sebagai Pengganti Plastik”.

B. Rumusan Masalah
1. Jenis rumput laut apa yang cocok untuk pembuatan bioplastik ?
2. Apa yang terkandung dalam rumput laut jenis tersebut ?
3. Bagaimana cara pengelolahanya hingga bisa menjadi bioplastik ?
4. Apa saja pereaksi atau bahan yang digunakan untuk membuat bioplastik ?
5. Berapa lama bioplastik itu dapat bertahan ?
6. Bagaimana pendapat dan dampak bagi masyarakat tentang bioplastik ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengenali jenis rumput laut yang cocok untuk pembuatan bioplastik
2. Untuk mengetahui kandungan apa saja yang terkandung dalam rumput laut
tersebut
3. Untuk mengetahui cara pengelolahannya hingga menjadi bioplastik
4. Untuk mengetahui apa saja pereaksi atau bahan yang digunakan untuk membuat
bioplastik
5. Untuk mengetahui sampai berapa lama bioplastik itu dapat bertahan
6. Untuk mengetahui pendapat dan dampak lansung bagi masyarakat mengenai
bioplastik

D. Manfaat penulisan
1. Memahami tentang bahayanya penggunaan plastik
2. Memberikan informasi tentang apa itu bioplastik
3. Sebagai salah satu referensi tentang rumput laut sebagai bioplastik
4. Menyadarkan masyarakat untuk mengurangi penggunaan plastic dan
menggantinya dengan bioplastik

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. PLASTIK
Definisi plastik adalah jenis makromolekul yang dibentuk dengan proses
polimerisasi. Polimerisasi adalah proses penggabungan beberapa molekul sederhana
(monomer) melalui proses kimia menjadi molekul besar (polimer atau makromolekul).
Pengertian plastik menurut Surono (2013) merupakan senyawa polimer yang unsur
penyusun utamanya adalah Karbon dan Hidrogen. Apabila tepapar panas dan tekanan,
bahan yang terbentuk dari bahan polimer ini mampu dibentuk ke berbagai bentuk sesuai
kebutuhan [ CITATION Hen19 \l 14345 ].
Benda ini juga merupakan bahan yang mudah terbakar sehingga meningkatkan
risiko kebakaran. Asap hasil pembakaran produk berbahan dasar produk ini sangat
berbahaya karena mengandung gas-gas beracun seperti karbon monoksida (CO) dan
hidrogen sianida (HCN). Hal ini juga yang dapat menyebabkan pencemaran udara. Benda
yang sulit diurai oleh mikroorganisme ini ketika dibuang ke tanah akan membuat
penurunan populasi fauna tanah karena disebabkan menurunnya mineral, baik organik
maupun anorganik di dalam tanah.Fauna tanah juga sulit mendapatkan oksigen O₂ karena
benda ini di dalam tanah yang tidak dapat diurai menghalangi lubang udara.
Plastik merupakan senyawa organik yang sangat mudah dibentuk, punya rantai
yang sangat panjang karena dibentuk dari polimerisasi bahan organik dan punya berat
molekul yang sangat besar. Plastik terbuat dari karbon, hidrogen dan atom – atom lainnya
yang terikat dalam rantai molekul panjang yang disebut polimer. Plastik tidak ditemukan di
alam, tetapi dibuat dari produk – produk batubara, minyak bumi, katun, kayu gas, garam
dan air. Plastik digunakan untuk membuat berbagai macam materi, termasuk perabot,
komputer dan mainan. Plastik sangat berguna karena kuat, ringan dan tahan terhadap
panas dan bahan kimia dibandingkan banyak materi lain [ CITATION Sri17 \l 14345 ].
Plastik dibuat dengan cara reaksi kondensasi atau reaksi polimerisasi. Plastisasi
adalah suatu cara kimia untuk membuat plastik itu mudah dibentuk atau untuk membuat
hasil terakhir punya flexibelitas tinggi. Plastisasi menggunakan sellulosa ester dan eter
atau bisa juga dari protein dengan formaldehid. Plastik yang paling banyak terdapat yaitu
dari jenis vinyl plastik.
Serminology semi-kristalin digunakan karena rantai-rantai polimer termoplastik
dapat tersusun teratur dalamtingkatan tertentu, dimana dapat menyerupai tingkat struktur
kristal pada logam. Polimer jenis ini lebih tahan terhadap senyawa-senyawa kimia
[ CITATION Son18 \l 14345 ] . Masing-masing plastik memiliki sifat-sifat yang berbeda,
berikut beberapa karakteristik sifat plastik.
1. PET atau PolyEthylene Terephthalate
Adalah jenis Plastik yang hanya bisa sekali pakai, seperti biasa botol air mineral
dan hampir semua botol minuman lainnya. Bersifat jernih, kuat, tahan bahan kimia dan
panas, serta mempunyai sifat elektrikal baik yang jika. Pemakaiannya dilakukan
secara berulang, terutama menampung air panas, lapisan polimer botol meleleh
mengeluarkan zat karsinogenik dan dapat menyebabkan kanker. Pengunaan Plastik
sangat luas antara lain botol- botol untuk air mineral, soft drink, kemasan sirup, saus,
selai, minyak makan.
2. HDPE atau High Density PolyEthylene
Merupakan jenis Plastik yang aman jika dibandingkan dengan jenis plastik-plastik
karena memiliki sifat tahan terhadap suhu tinggi. Kering dipakai untuk botol susu yang
berwarna putih susu, botol galon air minum, dan lain-lain. Meski demikian, jenis
plastik disarankan untuk tidak dipakai berulang.
3. PVC atau PolyVinyl Chloride
Merupakan jenis plastik yang sulit didaur ulang, seperti botol-botol Plastik dan
plastik Pembungkus. Jangan gunakan plastik jenis ini untuk membungkus makanan
karena jenis plastik ini memiliki kandungan plastik yang berbahaya untuk ginjal dan
hati.
4. LDPE atau Density PolyEthylene
Merupakan jenis Plastik yang bisa didaur ulang, baik dipakai untuk tempat
minuman maupun makanan.
5. PP atau PolyPropylene
Memiliki sifat tahan terhadap bahan kimia chemical Resistance yang baik tetapi
ketahanan terhadap temperatur dan tekanan tinggi. Juga baik digunakan untuk tempat
minuman maupun makanan. Jenis Plastik semacam ini lebih kuat dan ringan dengan
daya tembus uap yang rendah dan biasanya digunakan untuk botol minum bayi.
6. PS atau PolyStyrene
Merupakan jenis Plastik yang digunakan untuk tempat minum atau makanan
sekali pakai. Mengandung bahan bahan tyrine yang berbahaya untuk kesehatan otak,
mengganggu hormon estrogen pada wanita yang berakibat pada masalah reproduksi
dan sistem saraf
B. BIOPLASTIK
Bioplastik merupakan jenis plastik atau polimer yang dibuat dari bahan-bahan
biotik seperti jagung, singkong ataupun mikrobiota. Berbeda dengan plastik konvensional
yang sering kita gunakan, yang umumnya dibuat dari minyak bumi dan gas alam atau
petroleum. Bioplastik merupakan jenis plastik yang secara teknis mudah untuk terurai di
alam. Bioplastik yang tersusun atas komponen-komponen alam akan lebih mudah
didegradasi oleh bakteri-bakteri pengurai karena senyawa penyusunnya sudah dapat
diurai oleh bakteri-bakteri pengurai. Berbeda dengan plastik konvensional saat dibuang ke
lingkungan plastik jenis ini tidak dapat terurai karena plastik merupakan bahan polimer
kimia yang berfungsi sebagai kemasan yang selalu digunakan oleh manusia dalam
kehidupan sehari-hari. Hampir setiap produk menggunakan plastik sebagai kemasan atau
bahan dasar karena sifatnya yang ringan, mudah digunakan dan harganya yang
terjangkau oleh seluruh kalangan masyarakat dunia. Masalah yang timbul ialah bahan
plastik yang tidak dapat terurai dengan mudah karena akan membutuhkan puluhan tahun
agar dapat terdegradasi secara sempurna. Apabila plastik dihancurkan dengan cara
dibakar akan menghasilkan zat berbahaya yang dapat merusak kesehatan dan lingkungan
[ CITATION Ase12 \l 14345 ]
Proses daur ulang plastik memerlukan biaya sangat besar dan kurang
efektif karena harus memisahkan sampah plastik yang dapat didaur ulang dan yang tidak
dapat didaur ulang. Penimbunan sampah plastik sangat mengganggu sirkulasi udara dari
dan ke dalam tanah karena bahan plastik umumnya memiliki sifat perintang yang cukup
tinggi terhadap permeabilitas O2 dan CO2. Timbunan sampah plastik yang terus
bertambah setiap harinya tetap menjadi masalah lingkungan. Sampah plastik tidak hanya
menjadi permasalahan kalangan masyarakat umum, namun juga menjadi permasalahan
bagi dunia perindustrian. Banyak industri plastik yang dituntut untuk bertanggung jawab
terhadap limbah plastik yang dihasilkan dari produk-produk mereka. Plastik yang
digunakan saat ini merupakan polimer sintetik dari bahan baku minyak bumi yang terbatas
jumlahnya dan tidak dapat diperbaharui. Jenis plastik seperti polipropilen (PP), polietilen
(PE), polivinil klorida (PVC), polistiren (PS), dan polietilen tereftalat (PET). Sehingga
diperlukan usaha lain dalam mengatasi sampah plastik yaitu dengan membuat plastik
yang dapat terurai secara biologis (bioplastik).
“Bioplastik atau Plastik biodegradabel adalah plastik yang dapat
digunakan layaknya seperti plastik konvensional, namun akan hancur terurai oleh aktivitas
mikroorganisme menjadi hasil akhir air dan gas karbondioksida setelah habis terpakai dan
dibuang ke lingkungan. Plastik biodegradabel merupakan bahan plastik yang ramah
terhadap lingkungan karena sifatnya yang dapat kembali ke alam.” (Pranamuda, 2001).
Bioplastik terdiri atas beberapa jenis, yang paling luas penggunaan dan produksinya
yaitu Bioplastik berbasis pati Menguasai sekitar 50% pasar Bioplastik, umumnya
digunakan untuk bahan kemasan termoplast, diproduksi dari bahan-bahan alam yang
mengandung karbohidrat.
Bioplastik berbasis Asam Polilactat (PLA) PLA adalah bioplastik bening yang
biasanya diprodusi dari bahan jagung atau sumber gula alam, umumnya digunakan
sebagai bahan kemasan. PLA dihasilkan dari proses fermentasi senyawa-senyawa gula
yang diperoleh dari bahan alam. Hasil fermentasi menghasilkan asam laktat yang
dipolimerisasi untuk menghasilkan plastik PLA, siap untuk dibentuk sesuai produk yang
diinginkan. Dari sisi aplikasi manufacturing, NEC dan Fujitsu Jepang merupakan contoh
perusahaan yang menunjukkan potensi Bioplastik sebagai laternatif material yang dapat
digunakan dalam industri elektronik. Bahkan Fujitsu sudah menghasilkan komputer note
book dengan bahan casing dari Bioplastik. Monsanto dan DuPont Chem perusahaan kimia
raksasa yang merupakan salah satu pionir pengembangan material Bioplastik.
Salah satu bagian proses pembuatan Bioplastik adalah modifikasi genetik yang
melibatkan mikroorganisme. Proses modifikasi genetik ini dianggap merupakan kunci
masa depan agar proses pembuatan Bioplastik lebih murah dan lebih sdeikit
mengkonsumsi bahan bakar minyak. Metabolix salah satu perusahaan yang begerak
dalam bidang pembuatan Bioplastik mengkalim telah memiliki berbagai paten yang terkait
dengan proses rekayasa genetik mikroba untuk dapat membuat Bioplastik lebih ekonomis.
Struktur bioplastik yang menggunakan gelatin memiliki banyak pori (rongga)
dibandingkan dengan struktur bioplastik yang tidak menggunakan gelatin. Rongga pada
bioplastik ini mudah terisi air sehingga menyebabkan bioplastik dengan formula ini paling
banyak menyerap air dibandingkan dengan bioplastik dengan formula lainnya. Sedangkan
struktur bioplastik yang tidak menggunakan gelatin terlihat lebih rapat (dense), hal ini yang
menyebabkan bioplastik dengan formulasi ini memiliki persen perpanjangan yang bagus,
namun kurang dalam penyerapan air.
Oleh karena gelatin berbahan keras dan kaku diperlukan penambahan plasticizer
gliserol. Dengan penambahan gliserol, dapat membuat struktur plastik lebih fleksibel, licin,
dan elastis. Sehingga didapatkanlah plastik yang bersifat transparan, elastis, hidrofilik (sifat
suka air), dan mudah terurai yang dinamakan sifat mekanik plastik. Sifat mekanik plastik
dipengaruhi oleh besarnya jumlah kandungan komponen-komponen penyusun film plastik
(lembaran tipis plastik) yang dalam hal ini ialah pati, gelatin serta gliserol.
Film plastik dari campuran pati dan gelatin agar dapat digunakan sebagai plastik
kemasan harus memenuhi standar sifat mekanik tertentu. Umumnya plastik kemasan
komersil yang digunakan adalah polietilen. Plastik berbahan pati harus memiliki kesamaan
sifat mekanik untuk dapat menggantikan polietilen sebagai polimer sintetik.
Plastik yang digunakan saat ini merupakan polimer sintetik bahan baku minyak bumi
yang terbatas jumlahnya dan tidak dapat diperbaharui. Plastik seperti polipropilen (PP),
polietilen (PE), polivinil klorida (PVC), polistiren (PS), dan polietilen tereftalat (PET)
merupakan plastik sintetik yang tidak dapat terdegradasi oleh mikroorganisme di
lingkungan karena mikroorganisme tidak mampu mengubah dan mensintesis enzim yang
khusus untuk mendegradasi polimer petrokimia Akibatnya plastik yang tertimbun dalam
tanah akan mempengaruhi kualitas air tanah serta dapat memusnahkan kandungan
humus yang menyebabkan tanah menjadi tidak subur.
Salah satu bagian proses pembuatan Bioplastik adalah modifikasi genetik yang
melibatkan mikroorganisme. Proses modifikasi genetik ini dianggap merupakan kunci
masa depan agar proses pembuatan Bioplastik lebih murah dan lebih sdeikit
mengkonsumsi bahan bakar minyak. Metabolix salah satu perusahaan yang begerak
dalam bidang pembuatan Bioplastik mengkalim telah memiliki berbagai paten yang terkait
dengan proses rekayasa genetik mikroba untuk dapat membuat Bioplastik lebih ekonomis.
Sampai sejauh mana Bioplastik dapat menjadi penganti plastik konvensional yang
lebih ekonomis dan lebih ramah lingkungan, kelihatannya masih membutuhkan waktu lebih
lama. Tapi sampai sejauh ini Bioplastik masih merupakan kandidat potensial sebagai
material ramah lingkungan, pengganti plastik konvensional.
jadi kesimpulannya Bioplastik yang ramah lingkungan merupakan salah satu solusi
yang dapat diambil untuk mengatasi masalah penumpukan limbah plastik yang sulit terurai
di alam dengan tetap mampu menghasilkan produk dengan kekuatan yang sama dengan
plastik sintetik. Namun, Bioplastik juga memiliki beberapa kekurangan. Saat ini teknologi
proses Bioplastik masih lebih mahal dibandingkan biaya produksi plastik konvensional. Isu
kekuatan Bioplastik juga merupakan kelemahan plastik jenis ini, Bioplastik dinilai kurang
memiliki kekuatan dan daya tahan mekanik dibandingkan plastik konvensional. Untuk
meningkatkan kinerja Bioplastik ditambahkan bahan-bahan aditif atau dicampur dengan
plastik konevnsional.
C. RUMPUT LAUT
Rumput laut adalah tumbuhan yang tidak memiliki akar, batang dan daun sejati
(tumbuhan tingkat rendah). Kesatuan antara bentuk tubuh yang menyerupai akar, daun
dan batangnya dinamakan thallus. Secara umum thallus tersusun atas beberapa bagian,
yang terbawah dinamakan holdfast. Bagian ini menyerupai akar sebagai tempat melekat
pada substrat. Bagian yang berbentuk menyerupai batang dinamakan stipe, sedangkan
bagian yang menyerupai daun dinamakan blade. Secara umum, rumput laut dapat
digolongkan menjadi beberapa kelas. Pigmen yang terkandung dalam thallus yang
menentukan apakah rumput laut atau alga tersebut termasuk pada golongan
Chlorophyceae (alga hijau) yang mengandung klorofil, Phaeophyceae (alga coklat) yang
mengandung pigmen fikoeritrin dan fikosianin, atau Rhodophyceae (alga merah) yang
mengandung fukosantin. Namun menurut beberapa ahli, penggolongan kelas rumput laut
juga didasarkan pada tempat penyimpanan cadangan makanan, motility, kandungan
dinding sel dan struktur batang serta tipe tumbuh [ CITATION Sur14 \l 14345 ]. Bahan baku
yang biasa digunakan untuk bioplastik antara lain adalah jagung, tebu, minyak tumbuhan,
dan pati. Namun penggunaan komoditas tanaman tersebut untuk plastik dapat
menimbulkan masalah lainnya. Pertama, produksi bioplastik membutuhkan investasi yang
sangat besar untuk lahan produktif, pupuk, dan kimia. Kemudian, pemanfaatan tanaman
tersebut untuk plastik juga akan memicu persaingan antara kebutuhan untuk pangan
dengan kebutuhan plastik, sehingga bisa menyebabkan naiknya harga komoditas tersebut
dan juga mengakibatkan krisis pangan.
Sejauh ini, rumput laut merupakan kandidat terbaik untuk bioplastik karena mampu
menjawab tantangan tersebut di atas. Pertama, harganya yang murah. Kemudian, tidak
seperti tanaman darat, rumput laut tidak memerlukan pupuk serta lahan produktif karena
ditanam di laut. Dengan memanfaatkan rumput laut sebagai bahan bioplastik, produksi
pangan juga akan tetap terjaga sehingga tidak menimbulkan kenaikan harga atau krisis
pangan.

Anda mungkin juga menyukai