Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Indonesia menghadapi ancaman seirus akibat meningkatnya jumlah

perokok .Saat ini konsumsi rokok terus meningkat dari tahun ke tahun , kajian

Badan Litbangkes tahun 2015 menunjukkan bahwa indonesia menyumbang

lebih dari 2.300.000 kematian akibat konsumsi produksi tembakau setiap

tahunnya . Global burden Cancer (Globocan 2018) menyatakan dari total

angka kematian akibat kanker di Indonesia , Kanker paru menepati urutan

pertama

Kementrian Kesehatan bersama Kementrian Lembaga yang terkait berupaya

melakukan upaya pengendalian iklan dengan pembatasan rokok di internet .

Sebagaimana di ketahui promosi rokok di internet semakin marak dan

mempengaruhi anak-anak untuk menjadi perokok pemula

Perilaku remaja maupun dewasa pada zaman sekarang dengan cara merokok

merupakan suatu pandangan yang sangat tidak asing . Merokok dapat

dianggap memberikan kenikmatan bagi pemakainya , Namun disatu sisi juga

menimbulkan banyak kerugian terutama bagi kesehatan baik bagi diri sendiri

atau orang sekitarnya . Perilaku merokok dapat dipercaya oleh beberapa orang

untuk mengilangkan stress (Kementrian Kesehatan RI,2019)

Trend usia merokok pada usia 15-19 tahun selalu meningkat pada tahun 2007

yaitu36,3% ,pada tahun 2010 menjadi 43,3% dan mencapai 55,4% ditahun

2013 dan diperkirakan akan terus meningkat setiap tahunnya

1
2

Menurut WHO pada tahun 2017 tembakau ( rokok) telah menewaskan lebih

dari 7 juta orang setiap tahunnya . Lebih dari 6 juta kematian akibat perokok

aktif dan sekitar 890.000 akibat perokok pasif . Diperkirakan akan terus

meingkat setiap tahunnya hingga mencapai 10 juta orang per tahun pada tahun

2030 .

Indonesia merupakan negara ketiga dengan jumlah perokok terbesar di dunia

setelah China dan India. Jumlah perokok di Indonesia sebesar 43,2% usia

merokok pertama yaitu usia 12 sampai 13 tahun . Jumlah perokok diusia 15

tahun lebih di Indonesia sering mengalami kenaikan dari 34,2% tahun 2007

menjadi 34,7% di tahun 2010 dan menjadi 36,3% pada tahun 2013Arifiana

Khoirunnisa,Priyadi NP ,Kusyogo cahyo 2019)

Menurut Dinkes Kalimantan Selatan jumlah perokok muda di Kalsel setiap

tahun terus mengalami peningkatan yang signifikan .Jumlah perokok diKalsel

mencapai 30,5% dari 3,6 juta penduduk di wilayah ini. Jumlah tersebut hampir

sama dengan angka nasional 34,7% . Dari 30,5% tersebut perokok terbesar

pada kelompok umur 15-19 tahun yaitu 41,3% , 10 – 14 tahun 17,5% dan usia

5-9 tahun 1,7%. Sedangkan jumlah perokok dirumah mencapai 84,7% atau

jauh diatas normal sebesar 76,6% (DINKES 2011)

WHO tahun 2017 menunjukkan bahwa di dunia setiap tahun terjadi kematian

dini akibat PTM pada kelompok usia30-69 tahun sebanyak 15 juta jiwa

.Sebanyak 7,2 juta kematian tersebut diakibatkan konsumsi produk tembakau

dan 70% kematian tersebut terjadi di negara berkembang termasuk Indonesia


3

Banyak orang berpendapat bahwa merokok tidak akan menimbulkan dampak

negatif atau efek buruk pada tubuh mereka , Padahal faktanya hampir 90%

orang yang merokok sudah mengalami atau merasakan dampaknya . Contoh

dampak jangka pendek dari merokok yaitu berupa peningkatan stress

,bronkospasme , batuk , peningkatan denyut jantung , hipertensi ,penyakit

periodental, hingga ulkus peptikum . Untuk Jangka panjang misalnya seperti

kanker mulut , kanker tenggorokan dan kanker paru , bahkan bisa

menyebabkan kemandulan (Arifiana Khoirunnisa ,Priyadi NP, Kusyogo

Cahyo 2019)

Rokok merupakan faktor risiko penyakit yang memberikan kontribusi paling

besar dibanding faktor lainnya . Seorang perokok mempunyai resiko 2 sampai

4 kali lipat terserang penyakit jantung koroner dan memiliki resiko lebih

tinggi untuk terserang penyakit kanker paru dan lainnya (Kementrian

Kesehatan RI,2019)

Kesimpulan dampak dari bahaya rokok dapat menimbulkan berbagai macam

penyakit diantaranya seperti kanker laring, TBC ,kanker paru ,sakit jantung

koroner , kanker mulut dan komplikasi hingga berujung pada kematian

(Kementrian kesehatan RI,2017)

Dampak kebiasaan merokok juga dapat mempengaruhi aktivitas fisik karena

zat berbahaya yang terdapat pada rokok yaitu gas karbonmonoksida gas yang

tidak berwarna dan tidak berbau ,bahkan daya gabung gas ini lebih kuat 245

kali dengan hemoglobin daripada daya gabungnya dengan oksigen ,Sehingga

karbonmonoksida mengikat hemoglobin darah yang membuat darah tidak


4

mampu mengikat oksigen ,karbonmonoksida menyebabkan desaturasi oksigen

hemoglobin , menurunkan langsung persediaan oksigen untuk jaringan

keseluruh tubuh, dan kebutuhan tubuh untuk mendapatkan oksigen terlalu

sedikit , Sehingga saat melakukan aktivitas fisik walaupun tidak berlebih tetap

akan mengalami sesak napas atau napas menjadi berat (Kementrian kesehatan

RI,2017)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka dapat

dirumuskan masalah sebagai berikut ‘’apakah ada perbandingan status

pernapasan dan kadar saturasi oksigen pada orang merokok dan tidak merokok

dalam melakukan aktivitas fisik’’ di Ruang poli Rumah Sakit Umum

Dr.H.Moch.Ansari Saleh Banjarmasin.

1.3 Pertanyaan Penelitian

1.3.1 Bagaimana status pernapasan dan kadar saturasi oksigen pada orang

merokok dalam melakukan aktivitas fisik ?

1.3.2 Bagaimana status pernapasan dan kadar saturasi oksigen pada orang

tidak merokok dalam melakukan aktivitas fisik ?

1.3.3 Bagaimana perbedaan status pernapasan dan kadar saturasi oksigen

pada orang merokok dan tidak merokok dalam melakukan aktivitas

fisik ?
5

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Mengetahui perbedaan status pernapasan dan kadar saturasi oksigen

pada orang merokok dan tidak merokok dalam melakukan aktivitas

fisik di poli paru Rumah Sakit Umum Dr.H.Moch Ansari Saleh

Banjarmasin

1.4.2 Tujuan Khusus

1.4.2.1 Mengetahui status pernapasan dan kadar saturasi oksigen

pada orang merokok dalam melakukan aktivitas fisik

1.4.2.2 Mengetahui status pernapasan dan kadar saturasi oksigen

pada orang tidak merokok dalam melakukan aktivitas fisik

1.4.2.3 Mengetahui perbandingan status pernapasan dan kadar

saturasi oksigen pada orang merokok dan tidak merokok

dalam melakukan aktivitas fisik

1.5 Manfaat nelitian

1.5.1 Bagi Responden

Memberikan pengetahuan yang bermanfaat tentang pentingnya

bahaya merokok terhadap kesehatan atau dampak buruk bagi paru-

paru . Terutama dalam penurunan kemampuan dalam melakukan

aktivitas fisik sehari-hari yang dapat mempengaruhi produktifitas

dan kualitas hidup


6

1.5.2 Bagi Institusi Kesehatan atau pendidikan

Sebagai masukan bagi Institusi kesehatan atau pendidikan untuk

memberikan edukasi kepada perokok tentang bahaya rokok dan

dampak yang akan ditimbulkan untuk kesehatan suatu individu

1.5.3 Bagi peneliti

Mengaplikasikan keilmuan serta menambah wawasan dalam

melakukan penelitian dilapangan tentang dampak rokok terhadap

kualitas /kemampuan sistem pernapasan

1.5.4 Bagi Rumah sakit

Sebagai informasi tentang bahaya rokok terhadap kualitas atau

kemampuan sistem pernapasan

1.6 Penelitian terkait

Tabel 1.1 Penelitian Terkait

No Peneliti, Judul Tujuan,Metode Hasil


Tahun Dan Sampel
1 Anggraeni dan Status Hemoglobin , Tujuan : Untuk Berdasarkan
Wirjatmadi Kebiasaaan Merokok mengetahui hasil
(2019 Dan Daya Tahan hubungan antara penelitian
Kardiorespirasi Pada status didapatkan
Atlet Unit Kegiatan hemoglobin dan bahwa adanya
Mahasiswa Bola kebiasaan hubungan
Basket merokok yang
terhadap daya signifikan
tahan antara
kardiorespirasi kebiasaan
pada atlet UKM merokok
bola basket di dengan tingkat
Surabaya kesegaran
Metode : Jenis jasmani pada
penelitian ini atlet bola
7

merupakan basket ,
penelitian perokok
observasional memiliki daya
dengan desain tahan
case control kardiorespirasi
Sampel : 60 7,2% lebih
Atlet yang kecil
merokok dan dibandingkan
tidak merokok dengan bukan
perokok .
2 Khoirunnisa , Beberapa Faktor Tujuan : Untuk
Nugraha , Yang Mempengaruhi mengetahui
Cahyo (2019) Praktik Merokok factor-faktor
Sanntri di Pondok yang
Pesantren DArut mempengaruhi
Taqwa Kota praktik merokok
Semarang Metode :
Penelitian ini
merupakan
penelitian
kuantitatif
dengan
pendekatan
cross sectional
Sampel : 96
Orang teridiri
dari santri putra
SMP dan SMA
tahun ajaran
2017/2018
3 Pieters , Analisis Kapasitas Tujuan : Untuk Berdasarkan
Maya , dan Vital Paru Pada mengetahui hasil
Fransisca Perokok Dan Bukan apakah ada penelitian
(2016) Perokok Sebelum Dan perbedaan didapatkan
Setelah Melakukan kapasitas vital bahwa tidak
Aktivitas Fisik paru pada terdapat
perokok dan perbedaan
bukan perokok kapasitas vital
sebelum dan paru pada
sesudah orang perokok
melakukan dan bukan
aktivitas fisik. perokok
Metode : sebelum
Penelitian ini melakukan
merupakan jenis aktivitas
penelitian fisik
8

observasional ,sedangkan
analitik dengan sebaliknya
desain terdapat
penelitian pre- perbedaan
post design kapasitas vital
Sampel : 20 paru pada
Orang dewasa perokok dan
merokok dan 20 bukan
orang dewasa perokok
bukan perokok setelah
aktivitas fisik
3

Anda mungkin juga menyukai