NO. ABSEN : 21 ANGKATAN : VI (ENAM) PENEMPATAN : PUSKESMAS BAWAN KAB. PULANG PISAU – KALIMANTAN TENGAH
KETAHANAN NASIONAL INDONESIA DITENGAH PANDEMI COVID 19
Sebagai negara kepulauan terbesar dunia, posisi geografis Indonesia membentang pada koordinat 6 LU – 11.08’ LS dan 95 BT – 141.45’ BT dan terletak di antara dua benua, Asia di utara, Australia di Selatan, dan dua samudera yaitu Hindia/Indonesia di barat dan Pasifik di timur. Di satu sisi, posisi geografis yang strategis dan terbuka serta mengandung keragaman potensi sumber kekayaan alam, tentu saja merupakan peluang dan keuntungan bagi bangsa Indonesia dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan nasionalnya. Namun di sisi lain, posisi geografis yang menjadi perlintasan dan pertemuan kepentingan berbagai negara ini, mengandung pula kerawanan dan kerentanan karena pengaruh perkembangan lingkungan strategis yang dapat berkembang menjadi ancaman bagi ketahanan bangsa dan pertahanan Negara. Tahun 2020, Indonesia dihadapkan dalam persebaran virus korona yang cepat memang membuat para pemimpin dunia khawatir. Sejauh ini, mengacu pada data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), terdapat 176 negara yang dikonfirmasi telah terdampak virus yang pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, Tiongkok, pada Desember 2019. Indonesia juga termasuk negara yang terdampak. Pemerintah Indonesia mendeteksi keberadaan pasien positif korona pada awal Maret 2020. Kalau kita hanya melihat masalah Covid-19 saja maka seakan-akan masalahnya hanya masalah Virus Corona yang menyerang Kesehatan manusia. Akan tetapi karena masalah Covid- 19 ini sudah mewabah keseluruh dunia (pandemic) termasuk Indonesia maka ini sudah bukan masalah Virus Corona dan Kesehatan saja, akan tetapi sudah berkaitan dengan masalah sosial yang lebih luas dan merambat ke masalah lainnya. Ancaman yang ada di depan mata ialah perlambatan ekonomi global karena sebagian besar negara telah menetapkan pembatasan ruang gerak barang dari luar negeri. Aktivitas ekspor-impor terhenti. Devisa negara menurun. Bencana korona juga sudah pasti membuat neraca keuangan negara-negara di dunia, termasuk Indonesia, berada dalam kondisi tidak sehat. Itu karena sebagian dana harus dialokasikan untuk menghadapi virus mematikan tersebut. Neraca keuangan negara yang mengacu pada RAPBN perlu penyesuaian. Pada momen seperti saat ini, solidaritas seluruh elemen bangsa memang sangat dinanti. Korona seumpama musuh yang harus dikalahkan secara bersama- sama. Pemerintah harus bekerja sama dengan elemen organisasi masyarakat sipil, perusahaan, dan masyarakat luas tentang langkah-langkah yang diambil pemerintah untuk dilaksanakan secara bersama. Pemerintah perlu berperan sebagai komando yang setiap perintahnya harus diikuti semua elemen bangsa. Tanpa adanya kerja sama, sangat sulit untuk meredam persebaran virus ini. Dalam konteks ketahanan nasional, daya tahan kita sebagai bangsa memang tengah diuji dimulai dari ketangguhan masyarakat dalam menyiapkan kondisi fisik untuk bisa bertahan melawan virus yang rentan menyerang kelompok usia 60 tahun ke atas. Konfigurasi kekuatan nasional, baik militer maupun nonmiliter, untuk antisipasi kemungkinan-kemungkinan ke depan. Dilihat dari Astagatra, masalah Kesehatan masyarakat bisa dimasukkan kedalam Aspek Sosial, Pancagatra, di Gatra Sosial/Budaya. Namun bila dilihat dari perkembangan situasi saat ini, akan juga berkaitan dengan Gatra lainnya. Bila dilihat dari Aspek Alamiah, Trigatra, maka dari Gatra Kondisi Geografis negara Indonesia, yang merupakan negara kepulauan dan berada di persimpangan dunia mau tidak mau akan ikut juga merasakan wabah Covid -19. Kondisi negara yang banyak pulau bisa cukup menguntungkan untuk mencegah berkembangnya Covid-19 dari satu pulau ke pulau lainnya selama bisa diatur dengan baik. Dari Gatra Kekayaan Alam, pemanfaatannya akan terkendala dan tentunya tidak akan banyak bisa dinikmati Masyarakat apabila Covid-19 tidak segera dihentikan. Dari Gatra Keadaan dan Kemampuan Penduduk (Demografi), inilah yang harus terus menerus diperhatikan. Tunjukkan kepada masyarakat bahwa Pemerintah benar-benar sudah sangat serius dan sudah memimpin, memegang komando dan kendali penuh dalam perang menghadapi Covid-19. Kepatuhan masyarakat untuk melaksanakan imbauan pemerintah tidak keluar rumah selama proses isolasi diri. Solidaritas sesama warga negara ketika berada dalam bencana, apakah citra sebagai bangsa yang gotong royong masih mengakar atau tidak. Atau, malah sebaliknya, di tengah bencana muncul orang-orang egois yang hanya mempertimbangkan keuntungan pribadi dengan memborong bahan pangan di pasaran, di antaranya para spekulan yang mengambil untung dari kebutuhan masyarakat yang tengah membutuhkan produk kesehatan, seperti masker dan hand sanitizer, para politikus yang mencari panggung di tengah derita rakyat biasa, dan para penyebar berita bohong untuk menyebabkan kepanikan di tengah masyarakat. Akhirnya, kehadiran pemerintah sebagai pemimpin garda terdepan untuk melawan korona sangat dinantikan bangsa ini. Kebijakan nasional yang tepat dan terukur sangat dibutuhkan. Keterbelahan akibat kontestasi politik di masa lalu sebaiknya dinegasikan untuk sementara waktu. Itu karena kita dan bangsa-bangsa di dunia tengah berjuang menyelamatkan sebanyak mungkin nyawa yang bisa diselamatkan.