Anda di halaman 1dari 14

KONSEP PROMOSI DAN PENDIDIKAN KESEHATAN

OLEH

MARIA M. ELA PUKA 01 12 00743

NI PUTU N. PRIMASTUTI 01 12 00734

YULIANSI LOMI 01 12 00771

KELAS C/SEMESTER IV

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

CITRA HUSADA MANDIRI KUPANG

2014
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dewasa ini promosi kesehatan (health promotion) telah menjadi bidang yang
semakin penting dari tahun ke tahun. Dalam tiga dekade terakhir, telah terjadi
perkembangan yang signifikan dalam hal perhatian dunia mengenai masalah
promosi kesehatan. Penyelenggaraan promosi kesehatan dilakukan dengan
mengombinasikan berbagai strategi yang tidak hanya melibatkan sektor
kesehatan belaka, melainkan lewat kerjasama dan koordinasi segenap unsur
dalam masyarakat. Hal ini didasari pemikiran bahwa promosi kesehatan adalah
suatu filosofi umum yang menitikberatkan pada gagasan bahwa kesehatan yang
baik merupakan usaha individu sekaligus kolektif (Taylor, 2003).
Bagi individu, promosi kesehatan terkait dengan pengembangan program
kebiasaan kesehatan yang baik sejak muda hingga dewasa dan lanjut usia
(Taylor, 2003). Secara kolektif, berbagai sektor, unsur, dan profesi dalam
masyarakat seperti praktisi medis, psikolog, media massa, para pembuat
kebijakan publik dan perumus perundang-undangan dapat dilibatkan dalam
program promosi kesehatan. Praktisi medis termasuk perawat dapat
mengajarkan kepada masyarakat mengenai gaya hidup yang sehat dan
membantu mereka memantau atau menangani risiko masalah kesehatan tertentu.
Para psikolog berperan dalam promosi kesehatan lewat pengembangan bentuk-
bentuk intervensi untuk membantu masyarakat mempraktikkan perilaku yang
sehat dan mengubah kebiasaan yang buruk. Media massa dapat memberikan
kontribusinya dengan menginformasikan kepada masyarakat perilaku-perilaku
tertentu yang berisiko terhadap kesehatan seperti merokok dan mengonsumsi
alkohol. Para pembuat kebijakan melakukan pendekatan secara umum lewat
penyediaan informasi-informasi yang diperlukan masyarakat untuk memelihara
dan mengembangkan gaya hidup sehat, serta penyediaan sarana-sarana dan
fasilitas yang diperlukan untuk mengubah kebiasaan buruk masyarakat.
Berikutnya, perumus perundang-undangan dapat menerapkan aturan-aturan
tertentu untuk menurunkan risiko kecelakaan seperti misalnya aturan
penggunaan sabuk pengaman di kendaraan (Taylor, 2003).
`Promosi kesehatan mencakup baik kegiatan promosi (promotif), pencegahan
penyakit (preventif), pengobatan (kuratif), maupun rehabilitasi. Dalam hal ini,
orang-orang yang sehat maupun mereka yang terkena penyakit, semuanya
merupakan sasaran kegiatan promosi kesehatan. Kemudian, promosi kesehatan
dapat dilakukan di berbagai ruang kehidupan, dalam keluarga, sekolah, tempat
kerja, tempat-tempat umum, dan tentu saja kantor-kantor pelayanan kesehatan.
Dalam melaksanakan program promosi kesehatan diperlukan suatu tahapan
yang sistematis guna pencapaian tujuan program yang ditetapkan.

1.2. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan
2. Untuk mengetahui tujuan dari promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan.
3. Untuk mengetahui ruang lingkup promosi kesehatan dan pendidikan
kesehatan.
4. Untuk mengetahui pentingnya promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan
dalam keperawatan.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan.


1. Promosi Kesehatan
Secara umum promosi adalah suatu usaha menginformasikan dan
memengaruhi orang atau pihak lain sehingga tertarik untuk melakukan
transaksi, atau pertukaran produk barang atau jasa yang dipasarkan. Dalam
konteks kesehatan, promosi kesehatan (health promotion) adalah proses
pemberdayaan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi
kesehatannya [“…the process of enabling people to control over and improve
their health”]. Pengertian ini lebih luas dari pengertian pendidikan atau
penyuluhan kesehatan. Penyuluhan atau pendidikan kesehatan merupakan
bagian penting dari promosi kesehatan. Ada beberapa defenisi promosi
kesehatan menurut bebrapa pakar.
a. WHO (1984)
Promosi kesehatan adalah suatu proses yang memungkinkan individu
untuk meningkatkan control dan mengembangkan kesehatan mereka
(Wath Iqbal Mubarak :4 ) Atau suatu proses yang tidak hanya untuk
perubahan perilaku tetapi juga perubahan lingkungan yang memfasilitasi
perubahan perilaku tersebut (supiyati : 1)
b. Green (1984)
Promosi kesehatan adalah segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan
dan intervensi yang terkait dengan ekonomi, politik dan organisasi yang
dirancang untuk memudahkan perubahan perilaku dan lingkungan yang
kondusif bagi kesehatan. Wath Iqbal Mubarak :4 ).
c. Pender (1996)
Promosi kesehatan adalah pemberian motivasi untuk meningkatkan
kesehatan individu dan mewujudkan potensi kesehatan individu.

Promosi kesehatan adalah upaya perubahan/perbaikan perilaku dibidang


kesehatan disertai dengan upaya memengaruhi lingkungan atau hal-hal lain
yang sangat berpengaruh terhadap perbaikan perilaku dan kualitas kesehatan.
Promosi kesehatan menekankan pada upaya perubahan atau perbaikan
perilaku kesehatan. Promosi kesehatan juga berarti upaya yang bersifat
promotif (peningkatan) sebagai perpaduan dari upaya preventif (pencegahan),
kuratif (pengobatan)

2. Pendidikan Kesehatan.
1. Pendidikan kesehatan sebagai sekumpulan pengalaman yang mendukung
kebiasaan, sikap, dan pengetahuan yang berhubungan dengan kesatuan
individu, masyarakat, dan ras.(Wood, 1926).
2. Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis,
dimana perubahan tersebut bukan proses pemindahan materi dari
seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur . Artinya
perubahan tersebut terjadi adanya kesadaran dari dalam individu atau
masyarakat sendiri. Pendidikan kesehatan adalah istilah yang diterapkan
pada penggunaan proses pendidikan secara terencana untuk mencapai
tujuan kesehatan yang meliputi beberapa kombinasi dan kesempatan
pembelajaran. (Lawrence Green, 1972).
3. Menurut Commite President on Heath Education, 1997 yang dikutip
Soekidjo Notoadmojo, 1997 pendidikan kesehatan adalah proses
menjembatani kesenjangan antara informasi kesehatan dan praktik
kesehatan, yang memotivasi seseorang untuk memperoleh informasi dan
berbuat sesuatu sehingga dapat menjaga dirinya menjadi lebih sehat
dengan menghindari kebiasaan yang buruk dan membentuk kebiasaan
yang menguntungkan kesehatan.
4. Pendidikan kesehatan adalah proses membuat orang mampu
meningkatkan dan memperbaiki kesehatan mereka (WHO).
2.2 Tujuan Promosi dan Pendidikan Kesehatan
1. Tujuan Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan menempatkan masyarakat bukan sebagai objek
melainkan sebagai subjek, atau sebagai pelaku bukan sasaran, sehingga
diharapkan untuk aktif berbuat dan tidak hanya pasif menunggu. Dengan
demikian tujuan utama promosi kesehatan adalah agar setiap orang atau
masyarakat mampu :
a. Memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka
b. Menciptakan suatu keadaan, yakni perilaku dan lingkungan yang kondusif
bagi kesehatan.
c. Menetapkan masalah dan kebutuhan mereka sendiri serta menjadikan
kesehatan sebagai suatu yang bernilai di masyarakat.
d. Memahami apa yang dapat mereka lakukan dengan sumber daya yang ada
pada mereka ditambah dengan dukungan dari luar untuk mengatasi
masalahnya.
e. Mendorong individu agar mampu secara mandiri /kelompok mengadakan
kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat.
f. Mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana
pelayanan kesehatan yang ada.
g. Memutuskan kegiatan yang paling tepat untuk meningkatkan taraf hidup
sehat dan kesejahteraan masyarakat.

Sedangkan menurut Wong (1974), tujuan promosi kesehatan adalah:

a. Agar masyarakat memiliki tanggungjawab yang lebih besar pada


kesehatan serta keselamatan lingkungan dan masyarakat.
b. Agar orang melakukan langkah dalam mencegah hal-hal yang
memperparah terjadinya penyakit dan mencegah keadaan ketergantungan
melalui rehabilitasi cacat yang disebabkan penyakit.
c. Agar orang memiliki pengertin yang lebih baik tentang eksitensi atau
perubahan-perubahan system dengan memanfaatkannya secara efisiensi
dan efektif.
d. Agar orang mempelajari apa yang dapat dia lakukan sendiri dan
bagaimana caranya dengan tanpa selalu meminta pertolongan kepada
system pelayanan kesehatan yang formal.
2. Tujuan Pendidikan Kesehatan
Tujuan utama pendidikan kesehatan adalah agar orang mampu :
a. Menetapkan masalah dan kebutuhan mereka sendiri.
b. Memahami apa yang dapat mereka lakukan terhadap masalahnya, dengan
sumber daya yang ada pada mereka ditambah dengan dukungan dari luar.
c. Memutuskan kegiatan yang paling tepat guna untuk meningkatkan taraf
hidup sehat dan kesejahteraan masyarakat.

Sedangkan tujuan dari pendidikan kesehatan menurut Undang-Undang


Kesehatan No.23 tahun 1992 maupun WHO yakni : meningkatkan
kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatan derajat
kesehatan baik fisik, mental, dan sosialnya sehingga produktif secara
ekonomi maupun secara social, pendidikan kesehatan disemua program
kesehatan baik pemberantasan penyakit menular, sanitasi lingkungan, gizi
masyaraka pelayanan kesehatan maupun program kesehatan lainnya.

Tujuan ini dapat diperinci sebagai berikut:

a. Menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai di masyarakat.


b. Mendorong individu agar mampu secara mandiri/kelompok mengadakan
kegiatan untuk mencapai hidup sehat.
c. Mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana pelayanan
kesehatan yang ada.

Tujuan pendidikan kesehatan, secara operasional telah diperinci oleh


Wong 1974 sebagai berikut:

a. Agar masyarakat memiliki tanggungjawab yang lebih besar pada


kesehatannya, kesehatan lingkungan dan masyarakatnya.
e. Agar orang melakukan langkah-langkah dalam mencegah terjadinya
penyakit menjadi lebih parah dan mencegah keadaan ketergantungan
melalui rehabilitasi cacat yang disebabkan penyakit.
f. Agar orang memiliki pengertin yang lebih baik tentang eksitensi atau
perubahan-perubahan system dengan memanfaatkannya secara efisiensi
dan efektif.
g. Agar orang mempelajari apa yang dapat dia lakukan sendiri dan
bagaimana caranya dengan tanpa selalu meminta pertolongan kepada
system pelayanan kesehatan yang formal
2.3 Ruang Lingkup Promosi dan Pendidikan kesehatan
1. Ruang Lingkup Promosi Kesehatan
a. Mengembangkan kebijakan pembangunan berwawasan kesehatan
(Healthy Public Policy).
b. Mengembangkan jaringan kemitraan dan suasana yang mendukung
(Create partnership dan supportive environtment).
c. Memperkuat kegiatan masyarakat (strengthem community action).
d. Meningkatkan keterampilan perorangan (increase individual’s).
e. Mengarahkan pelayanan kesehatan yang lebih memberdayakan
masyarakat (Reorient health service).
2. Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan
Ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dilihat dari berbagai dimensi,
antara lain dimensi sasaran pendidikan, dimensi tempat pelaksanaan atau
aplikasinya dan dimensi tingkat pelayanan kesehatan, dilihat dari :
a. Dimensi sasaran, pendidikan kesehatan dapat dikelompokan manjadi 3
yaitu:
1. Pendidikan kesehatan individu dengan sasaran individu.
2. Pendidikan kesehatan kelompok dengan sasaran kelompok.
3. Pendidikan kesehatan masyarakat dengan sasaran masyarakat luas.
b. Dimensi tempat pelaksanaannya, pendidikan kesehatan dapat berlangsung
diberbagai tempat, dengan sendirinya sasarannya berbeda pula, misalnya:
1. Pendidikan kesehatan disekolah, dilakukan disekolah dengan sasaran
murid.
2. Pendidikan kesehatan dirumah sakit, dilakukan dirumah-rumah sakit
dengan sasaran pasien atau keluarga pasien, dipuskesmas.
3. Pendidikan kesehatan ditempat-tempat kerja dengan sasaran buruh
atau karyawan yang bersangkutan.
c. Dimensi tingkat pelayanan kesehatan, pendidikan kesehatan dapat
dilakukan berdasarkan 5 tingkat pecegahan (five levels of prevention)
menurut Leavel dan Clark sebagai berikut :
1. Health Promotion atau peningkatan kesehatan, yaitu peningkatan
status kesehatan masyarakat, dengan melalui beberapa kegiatan.
a. Pendidikan kesehatan (Health Education ).
b. Penyuluhan kesehatan masyarakat (PKM) seperti: penyuluhan
tentang masalah gizi.
c. Pengematan tumbuh kembang anak (Growth and Development
MOnitoring).
d. Pengadaan rumah sehat.
e. Konsultasi perkawinan (Marriage Counseling).
f. Pendidikan sex (Sex Education).
g. Pengendalian lingkungan
h. Program P2M (Pemberantasan Penyakit Menular) melalui
kegiatan immunisasi dan pemberantasan vector.
i. Stimulasi dan bimbingan dini atau awal dalam kesehatan keluarga
dan asuhan keperawatan pada anak atau balita serta penyuluhan
tentang pencegahan terhadap kecelakaan.
j. Program kesehatan lingkungan dengan tujuan menjaga lingkungan
hidup manusia agar aman dari bibit penyakit seperti bakteri, virus
dan jamur serta mencegah kemungkinan berkembangnya vector.
k. Asuhan keperawatan prenatal dan pelayanan keuarga berencana
(KB).
l. Perlindungan gigi
m. Penyuluhan untuk pencegahan keracunan.

Masalah kesehatan yang dicegah bukan hanya penyakit infeksi yang


menular tetapi juga masalah kesehatan yang lainnya yaitu kecelakaan,
kesehatan jiwa, dan kesehatan kerja. Besarnya masalah kesehatan
masyarakat dapat diukur dengan menghitung tingkat morbiditas
(kejadian sakit), mortalitas (kematian), fertilitas (tingkat kelahiran),
dan disability (tingkat kecacatan) pada kelompok masyarakat.

2. General spesifik protecsion (perlindungan umum dan khusus),


merupakan usaha kesehatan untuk memberikan perlindungan secara
khusus atau umum kepada seseorang atau masyarakat tentang
pentingnya perlindungan umum dan khusus sebagai perlindungan
terhadap penyakit pada dirinya maupun pada anak-anaknya masih
rendah. Bentuk perlindungan tersebut dapat berupa:
a. Immunisasi dan hygiene perseorangan (personal hygiene).
b. Perlindungan diri dari kecelakaan (Accidental Safety).
c. Perlindungan diri dari lingkungan (Protectif self Environtment).
d. Kesehatan kerja (Occupational Health).
e. Perlindungan diri dari carcinogen, toxin dan allergen.
f. Pengendalian sumber-sumber pencemaran.
3. Early diagnosis and prompt treatment (diagnosis dini dan pengobatan
segera atau adekuat). Usaha ini dilakukan karena rendahnya
pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan dan
penyakit, maka sering sulit mendeteksi penyakit-penyakit yang terjadi
di masyarakat. Bahkan kadang-kadang masyarakat sulit atau tidak
mau diperiksa dan diobati penyakitnya. Hal ini akan menyebabkan
masyarakat tidak memperoleh pelayanan kesehatan yang layak.
Bentuk usaha tersebut dapat dilakukan melalui :
a. Penemuan kasus secara dini (Early Case Finding).
b. Pemeriksaan umum lengakap (General Check Up).
c. Pemeriksaan massal (Mass Screening).
d. Survey terhadap kontak, sekolah, dan rumah (Contact Survey,
School Survey, Household Survey).
e. Penanganan kasus (Case Holding) dan pengobatan adekuat
(Adekuat Treatment).
4. Disability Limitation atau pembatasan kecacatan. Kurangnya
pengertian dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan dan penyakit,
maka sering masyarakat tidak melanjutkan pengobatannya sampai
tuntas. Dengan kata lain mereka tidak melakukan pemeriksaan dan
pengobatan yang komplit terhadap penyakitnya. Pengobatan yang
tidak lengkap dan sempurna dapat mengakibatkan orang yang
bersangkutan cacat atau ketidakmampuan. Oleh karena itu pendidikan
kesehatan juga diperlukan pada tahap ini, dan dapat berupa :
a. Penyempurnaan dan intesifikasi terpai lanjutan.
b. Pencegahan komplikasi.
c. Perbaikan fasilitas kesehatan.
d. Penurunan beban social penderita.
5. Rehabilitation atau rehabilitasi. Setelah sembuh dari suatu penyakit
tertentu, kadang-kadang orang menjadi cacat. Untuk memulihkan
cacatnya tersebut kadang-kadang diperlukan latihan-latihan
tertentu.oleh karena itu kurangnya pengertian dan kesadaran orang
tersebut, ia tidak atau segan melakukan latihan-latihan yang
dianjurkan. Disamping itu orang yang cacat setelah sembuh dari
penyakit, kadang-kadang malu untuk kembali ke masyarakat. Sering
terjadi pula masyarakat tidak mau menerima mereka sebagai anggota
masyarakat yang normal. Oleh sebab itu jelas pendidikan kesehatan
diperlukan bukan saja untuk orang cacat tersebut, tetapi juga perlu
pendidikan kesehatan kepada masyarakat. (Wahit, dkk 2006: 138-
141).
d. Sasaran pendidikan kesehatan dibagi dalam tiga kelompok sasaran yaitu :
1. Sasaran primer (Primary Target), sasran langsung pada masyarakat
segala upaya pendidikan/promosi kesehatan.
2. Sasaran sekunder (Secondary Target), sasaran para tokoh masyarakat
adat, diharapkan kelompok ini pada umumnya akan memberikan
pendidikan kesehatan pada masyarakat disekitarnya.
3. Sasaran tersier (Tersiery Target), sasaran pada pembuat keputusan/
penentu kebijakan baik ditingkat pusat maupun ditingkat daerah,
diharapkan dengan keputusan dari kelompok ini akan berdampak
kepada perilaku kelompok sasaran sekunder yang kemudian pada
kelompok primer.
2.4 Pentingnya Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan dalam Keperawatan.
Tujuan pendidikan kesehatan dalam keperawatan adalah untuk meningkatkan
status kesehatan, mencegah timbulnya penyakit dan bertambahnya masalah
kesehatan, mempertahankan derajat kesehatan yang sudah ada, memaksimalkan
fungsi dan peran pasien selama sakit, serta membantu pasien dan keluarga untuk
mengatasi masalah kesehatan. Pentingnya pendidikan kesehatan dalam
keperawatan dapat digambarkan sebagai berikut dengan memodifikasi konsep
H.L Blum dan Lawrence Green.

keturunan

Pelayanan Status Kesehatan Lingkungan


Kesehatan

Perilaku Perilaku dan Pendidikan Kesehatan.


Gambar 1.1 Hubungan Status Kesehatan,

Predisposising
Gambar di atas menggambarkan
Enabling empat Reinforcing Factors
Factorsfactor yang mempengaruhi status
kesehatan yaitu yaitu, pertama, factor lingkungan, kedua, factor keturunan,
ketiga, factor pelayanan kesehatan, keempat, factor keturunan.
Komunikasi PPM Training
Dinamika Pemasaran Sosial Pengembangan
Kelompok Pengembangan Organisasi
Organisasi
1. Factor Lingkungan, suatu kondisi atau keadaan lingkungan kehidupan
manusia yang dihubungkan dengan sampah, pembuangan kotoran/tinja,
halaman rumah, selokan, kandang hewan, ventilasi.
2. Faktoe perilaku , perilaku bisa dari individu tersebut dan dapat pula
dipengaruhi dari luar, missal: pengaruh budaya nilai-nilai ataupun
keyakinan dari masyarakat.
3. Factor pelayanan kesehatan, petugas kesehatan berupaya dan bertanggung
jawab memberikan pelayanan kesehatan kepada individu dan masyarakat.
Mutu pelayanan yang professional akan mempengaruhi status kesehatan
masyarakat.
4. Factor keturunan, keturunan ikut andil terhadap status kesehatan
seseorang, sperti pada keluarga dengan penyakit hipertensi, diabetes
mellitus. (Hendric L. Blum). Selanjutnya, Green menjelaskan bahwa
perilaku dipengaruhi yaitu, pertama, factor predisposisi (predisposing
faktors) sperti: pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, nilai budaya dan
sebagainya, kedua, factor pemungkin (Enabling faktor) seperti
ketersediaan sumber daya atau fasilitas yang dimiliki dan ketiga, factor
yang pemerkuat/pendorong (reinforcing faktors) ada pada sikap dan
perilaku para petugas pelaksana.

DAFTAR PUSTAKA

Mubarak, Iqbal. 2007. Promosi Kesehatan : Sebuah pengantar proses belajar


mengajar dalam pendidikan. Ed.1. Yogyakarta : Graha Ilmu
Maulana, Heri. D.J. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta. EGC : Kedokteran

Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasinya. Jakarta.


PT. Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai