Anda di halaman 1dari 7

PERAWATAN LUKA MODERN

MAKALAH

Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan tugas MK metodologi

Penulis : Nuranita
Nim 19112249
Dosen pengampu : Ns.Vivi Yusri,M.Kep

PRODI D III KEPERAWATAN


STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadiran Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya saya
dapat menyelesaikan makalah tentang “Perawatan Luka”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
mata kulaih metodologi. Tujuan yang lebih khusus dari penulisan makalah ini ialah untuk menambah
pengetahuan tentang bagaimana cara perawatan luka yang baik dan terbaru, yang saya sajikan
berdasarkan artikel.
Saya menyampaikan rasa terimakasih kepada Dosen yang telah memberikan tugas untuk
menulis makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun saya
menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan
bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan
pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu,
saran dan kritik yang bersifat membangun sangat saya harapkan.

Padang, 29 Maret 2020

Penyusun
Daftar isi
halaman
judul
kata pengantar
daftar isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakan Masalah
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulis
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Moist Wound Healing
2.2 Bagaimana Moist Wound Healing
BAB III PENUTUP
3.1 Kesempulan
Daftar pustaka
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar belakang

Pada saat ini, perawatan luka telah mengalami perkembangan yang sangat pesat terutama dalam
dua dekade terakhir ini. Teknologi dalam bidang kesehatan juga memberikan kontribusi yang
sangat untuk menunjang praktek perawatan luka ini. Disamping itu pula, isu terkini yang berkait
dengan manajemen perawatan luka ini berkaitan dengan perubahan profil pasien, dimana pasien
dengan kondisi penyakit degeneratif dan kelainan metabolic semakin banyak ditemukan. Kondisi
tersebut biasanya sering menyertai kekompleksan suatu luka dimana perawatan yang tepat
diperlukan agar proses penyembuhan bisa tercapai dengan optimal.

Dengan demikian, perawat dituntut untuk mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang
adekuat terkait dengan proses perawatan luka yang dimulai dari pengkajian yang komprehensif,
perencanaan intervensi yang tepat, implementasi tindakan, evaluasi hasil yang ditemukan selama
perawatan serta dokumentasi hasil yang sistematis. Isu yang lain yang harus dipahami oleh
perawat adalah berkaitan dengan cost effectiveness. Manajemen perawatan luka modern sangat
mengedepankan isu tersebut. Hal ini ditunjang dengan semakin banyaknya inovasi terbaru dalam
perkembangan produk-produk yang bisa dipakai dalam merawat luka.

1.2 Rumusan
1. Apa pengertian moist wound healing ?
2. Bagaimana moist wound healing ?

1.3 Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, tujuan penulisan makalah ini adalah
untuk mengetahui bagaimana pembersihan luka modern.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Moist Wound Healing

Moist wound healing merupakan suatu metode yang mempertahankan lingkungan luka
tetap terjaga kelembabannya untuk memfasilitasi penyembuhan luka. Luka lembab dapat
diciptakan dengan cara occlusive dressing (perawatan luka tertutup), dressing mengandung
antimikroba telah banyak digunakan dalam penyembuhan luka akut dan kronis (Abdelhady,
Honsy, & Kurakula, 2015). Namun, modern wound dressing berjenis hidrogel memiliki
beberapa polimer yang telah dikembangkan dalam beberapa tahun terakhir untuk
diaplikasikan dalam perawatan luka (Martin et al., 2013). Penggunaan antimikroba yang
telah digabungkan kedalam modern wound dressing dapat memberikan efek yang baik
terhadap proses penyembuhan luka. Karena, Antimikroba yang ada pada balutan luka dapat
membunuh bakteri yang ada pada luka (Darwis, Basyir, Hardiningsih, & Chosdu, 2013). Jenis
antimikroba yang digunakan dalam modern wound dressing seperti :
~ Cefixime (Shahzad et al., 2015),
~ Tetracycline (Chen et al., 2017),
~ Gentamicin (Ng & Leow, 2015),
~ Penicillin G-P10 (Sebria & Amin, 2016),
~ Tetramethylrodamine (Jayakumar et al., 2015),
~ Gentamicine Sulfate (Phaechamud et al., 2016),
~ Vancomycin Hydrochloride (Kurczewska et al., 2017),
~ Penicillin dan Streptomycin (Güneş & Tıhmınlıoğlu, 2017),
~ Chiprofloxacine(Blandón et al., 2016).
Antimikroba ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Metode “moist wound healing”
ini sudah mulai dikenalkan oleh Prof. Winter pada tahun 1962. Di Indonesia mulai
dikembangkan pada tahun 2000 an.
Ada perbedaan mendasar antara perawatan luka konvensional dengan perawatan luka
modern. Di dalam teknik perawatan luka  konvensional tidak mengenal perawatan luka
lembab, kasa biasanya lengket pada luka karena luka dalam kondisi kering. Pada cara
konvensional pertumbuhan jaringan lambat sehingga menyebabkan tingkat risiko infeksi
lebih tinggi.
Sedangkan teknik modern atau moist wound healing, perawatan luka lembab sehingga area
luka tidak kering sehingga mengakibatkan kasa tidak mengalami lengket pada luka. Dengan
adanya kelembaban tersebut dapat memicu petumbuhan jaringan lebih cepat dan tingkat
risiko terjadinya infeksi menjadi rendah.

2.2 Bagaimana Moist Wound Healing

metode untuk mempertahankan kelembaban lingkungan luka, dimulai dengan wound bed
preparation menggunakan metode TIME untuk mendapatkan jaringan luka yang sehat
berwarna merah/red. TIME merupakan singkatan dari :

(T) Tissue adalah tissue management dengan debridement jaringan nekrotik untuk
menjadikan dasar luka menjadi sehat berwarna merah (Red Yellow Black),

(I) Infection/Inflamasi adalah pengendalian infeksi dengan PHMB antiseptik pencuci


luka dan antimicrobial dressing untuk mengontrol infeksinya,

(M) Moisture adalah moisture balance dengan absorb dressing untuk menyerap
eksudat, atau melakukan hidrasi untuk luka yang kering sehingga didapatkan
keseimbangan kelembaban,

(E) Edge of wound dengan mengevaluasi epitelisasi pada tepi luka. Tepi luka yang
keras dan kering akan menghambat proses epitelisasi dalam penyembuhan luka.
Sehingga tepi luka harus disiapkan sejak dini. Luka yang sehat ditandai dengan
adanya epitelisasi pada tepi luka, bila dalam 2-4 minggu tidak ada kemajuan tepi luka
dilakukan reassessment untuk TIM.

Dalam pemilihan jenis dressing untuk tetap menjaga suasana lembab berdasarkan
warna dasar luka (wound bed) dengan menggunakan algoritma sebagai berikut:

 Luka dengan warna dasar Red/merah merupakan jaringan epitelisasi/granulasi


prinsip perawatannya moisture retentive dressing untuk menjaga kelembaban

 Luka dengan warna dasar Yellow/kuning merupakan jaringan slough


berexudate prinsip perawatanya exudate management dengan dressing
absorband.

 Luka dengan warna dasar Black/hitam merupakan jaringan nekrotik avaskuler


prinsip perawatannya wound hydration dressing dengan hydroavtive gel yang
memberikan kelembaban.

 Luka dengan tanda tanda terinfeksi warna kehijauan dengan menggunakan


antimicrobial dressing/hidrofobik dressing untuk mengontrol infeksi .

Perawatan luka berbasis lembab (moist wound healing) meningkatkan epitelisasi, angka
infeksi  lebih rendah dibandingkan dengan perawatan kering (2,6% vs 7,1%), proses
penyembuhan luka menjadi lebih cepat dan waktu rawat inap pasien/Length of Stay (LOS)
menjadi lebih pendek.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Pembersihan luka dengan metode Moist wound healing dilakukan dengan cara occlusive
dressing (perawatan luka tertutup). Dengan adanya kelembaban tersebut dapat memicu
petumbuhan jaringan lebih cepat dan tingkat risiko terjadinya infeksi menjadi rendah. Pada
cara konvensional pertumbuhan jaringan lambat sehingga menyebabkan tingkat risiko
infeksi lebih tinggi.

Daftar pustaka

https://sardjito.co.id/2018/05/22/perawatan-luka-modern-di-rsup-dr-sardjito-yogyakarta/

http://diaryembunku.blogspot.com/2014/10/makalah-perawatan-luka.html?m=1

http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/article/view/5160

Anda mungkin juga menyukai