Bab I Laporan PKM Yesi
Bab I Laporan PKM Yesi
PENDAHULUAN
harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau
diantaranya unit IGD, Farmasi rawat jalan, Farmasi rawat inap, Logistik, K3,
Relasi, Rawat jalan, Rawat inap, SDI, Penetapan biaya, Rekam medik.
Instalasi Farmasi merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sistem
pelayanan kesehatan rumah sakit yang utuh. Instalasi Farmasi rumah sakit
merupakan unit di rumah sakit yang bertanggung jawab atas pengadaan dan
pengajian informasi obat bagi seluruh pihak di rumah sakit. Tanggung jawab
instalasi farmasi rumah sakit adalah mengembangkan pelayanan farmasi yang luas
dan terkoordinir dengan baik untuk memenuhi kebutuhan rumah sakit secara
Unit farmasi rawat jalan di RS PKU Gamping Jogjakarta sendiri buka 24 jam
yang terbagi dari 3 shiff yaitu shiff pagi dari jam 07.00-14.00 yang bertugas 1
apoteker dan 3 ttk, shiff siang dari jam 14.00-21.00 yang bertugas 1 apoteker 2
ttk, dan shiff malam dari jam 21.00-07.00 hanya ada 1 apoteker yang bertugas.
1
Dijelaskan dalam Permenkes 56 tahun 2014 Pasal 32 Ayat 1 bagian B tentang
Sumber Daya Manusia Rumah Sakit Umum kelas B terdiri atas tenaga
kefarmasian terdiri atas 13 orang Apoteker yang 1 orang bertugas sebagai kepala
instalasi farmasi rumah sakit, 4 orang yang bertugas di rawat jalan dan 4 orang di
rawat inap, 1 orang di instalasi gawat darurat, 1 orang di ruang ICU,1 orang
pelayanan farmasi klinik di rawat inap atau rawat jalan, dan 1 orang koordinator
produksi yang dapat merangkap melakukan pelayanan farmasi klinik di rawat inap
dan rawat jalan dan dibantu dengan TTK atau tenaga teknis kefarmasian yang
berjumlah 20 orang yaitu yang bertugas 8 orang di rawat jalan, 8 orang di rawat
Berdasarkan jumlah tenaga yang ada di unit farmasi rawat jalan dengan
ayat 1 bagian B tentang SDM Rumah sakit umum kelas B diatas terlihat masih
sangat kurang tenaga SDM yang ada di unit farmasi rawat jalan RS PKU
Gamping jogjakarta.
baik dari segi aspek hukum, strata pendidikan, kualitas maupun kuantitas dengan
profesian terus menerus dalam rangka menjaga mutu profesi dan kepuasan
pelanggan. Kualitas dan rasio kuantitas harus disesuaikan dengan beban kerja dan
keluasan cakupan pelayanan serta perkembangan dan visi rumah sakit (Kep
Menkes, 2004)
2
Dampak yang ditimbulkan dari kekurangan SDM yaitu kepuasan pasien
berkurang karena masih menunggu waktu yang lama pelayanan yang diberikan
sehingga akan menimbulkan efek negatif terhadap rumah sakit itu sendiri seperti
kenyamanan dan pelayanan yang cepat dan juga akan menurunkan angka
kunjungan pasien, dan dampak lain yang ditimbulkan ialah petugas kewalahan
Berdasarkan latar belakang di atas maka saya merasa tertarik untuk melakukan
1.2 Tujuan
gamping Jogjakarta.
gamping Jogjakarta.
3
3. Mahasiswa mampu mencari alternatif pemecahan masalah pada
1.3. Manfaat
1. Bagi mahasiswa
Sebagai masukan tentang Sumber Daya Manusia bagi petugas rumah sakit
Ruang lingkup laporan ini adalah meliputi permasalahan yang ada pada
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Banyak pendapat para ahli mengenai asal kata dari rumah sakit, konon
katanya hospital (rumah sakit) berakar dari kata lain hostel yang biasa digunakan
di abad pertengahan sebagai tempat bagi para pengungsi yang sakit, menderita,
dan miskin. Pendapat lain oleh willan (1990) mengatakan bahwa kata hospital
berasal dari bahasa latin hospitum, artinya suatu tempat / ruangan untuk menerima
tamu. Sementara itu, Yu (1997) menyatakan bahwa istilah hospital berasal dari
bahasa perancis kuno dan medieval english, yang dalam kamus inggris oxford
sakit
Rumah sakit itu adalah sebuah tempat, tetapi juga sebuah fasilitas, sebuah
institusi dan sebuah organisasi. Untuk mengetahui definisi dari rumah sakit secara
jelas dapat kita lihat dari pendapat para ahli dibawah ini:
5
dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajad kesehatan
2. Menurut Azwar (1996) rumah sakit adalah suatu organisasi yang melalui
pasien.
pembuatan dan distribusi dari produk yang berkhasiat obat. Ini meliputi seni dan
ilmu pembuatan dari sumber alam atau sintetik menjadi matrial atau produk yang
melakukan pekerjaan kefarmasian, yang terdiri atas Apoteker dan Tenaga Teknis
bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan
6
Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai apoteker dan telah
atas sarjana farmasi, Ahli Madya Farmasi, Analis Farmasi, dan Tenaga Menengah
Farmasi/Asisten Apoteker.
pelatihan, dan pemeliharaan sarana rumah sakit. Sedangkan farmasi rumah sakit
Jadi instalasi farmasi rumah sakit (IFRS) menurut Siregar C,J,P (2004)
adalah suatu bagian, unit, devisi atau fasilitas dirumah sakit, tempat semua
kegiatan pekerjaan kefarmasian yang ditujukan untuk keperluan rumah sakit itu
distribusi obat, pengolahan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan
informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional.
departemen atau unit atau bagian di suatu rumah sakit dibawah pimpinan seorang
7
resep bagi penderita rawat tinggal dan rawat jalan, pengendalian mutu dan
sakit, pelayanan farmasi klinik umum dan spesialis, mencakup layanan langsung
kepada penderita dan pelayanan klinik yang merupakan program rumah sakit
Tugas utama instalasi farmasi di rumah sakit adalah pengolahan mulai dari
kesehatan yang beredar dan digunakan dalam rumah sakit, baik untuk pasien
rawat inap, rawat jalan, maupun semua unit termasuk poli klinik rumah sakit
(siregar, 2004).
farmasi untuk obat jadi yaitu ≤ 30 menit dan pelayanan farmasi untuk obat racik
yaitu ≤ 60 menit ( kepmenkes 2008) Proses ini dinilai mulai dari penyerahan
etiket obat sampai penyerahan obat. Hasil pengamatan waktu tunggu waktu
tunggu pelayanan resep rata-rata obat racikan ≥ 70 menit , obat jadi ≥ 30 menit.
yang sesuai dengan beban kerja dan petugas penunjang lain agar tercapai sasaran
dan tujuan Instalasi Farmasi. Ketersediaan jumlah tenaga Apoteker dan Tenaga
8
Uraian tugas tertulis dari masing-masing staf Instalasi Farmasi harus ada
dan sebaiknya dilakukan peninjauan kembali paling sedikit setiap tiga tahun
1) Apoteker
2) Tenaga Administrasi
3) Pekarya/Pembantu pelaksana
Untuk menghasilkan mutu pelayanan yang baik dan aman, maka dalam
jawabnya.
2. Persyaratan SDM
9
2014 tentang tenaga kesehatan yang dimaksud SDM Kesehatan (Sumber Daya
Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
melakukan upaya kesehatan. Asisten tenaga kesehatan adalah setiap orang yang
kefarmasian yang berlaku. Lokasi harus menyatu dengan sistem pelayanan Rumah
kalibrasi alat dan peneraan secara berkala oleh balai pengujian kesehatan dan/atau
10
institusi yang berwenang. Peralatan harus dilakukan pemeliharaan,
1. Sarana
Fasilitas ruang harus memadai dalam hal kualitas dan kuantitas agar dapat
yang aman untuk petugas, dan memudahkan sistem komunikasi Rumah Sakit.
dari:
1) Ruang Kantor/Administrasi
a. ruang pimpinan
b. ruang staf
d. ruang pertemuan
Habis Pakai.
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang disesuaikan dengan kondisi dan
1) Obat jadi
2) Obat produksi
11
4) Alat Kesehatan
1) Obat termolabil
Habis Pakai.
Habis Pakai terdiri dari distribusi Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai rawat jalan (apotek rawat jalan) dan rawat inap (satelit
farmasi).
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai Rumah Sakit. Ruang
hiruk pikuk kebisingan lingkungan Rumah Sakit dan nyaman sehingga pasien
12
5) Ruang Pelayanan Informasi Obat
sumber informasi dan teknologi komunikasi, berupa bahan pustaka dan telepon.
kriteria:
1. Udara;
peralatan/sarana lain;
3. Barang masuk;
3) Di luar ruang produksi ada fasilitas untuk lalu lintas petugas dan
barang.
2. Peralatan
peracikan dan penyiapan baik untuk sediaan steril, non steril, maupun cair untuk
13
2.4 Sumber Daya Yang Harus Ada Di Instalasi Farmasi Rumah Sakit
Sumber daya manusia yang dibutuhkan di instalasi farmasi rumah sakit adalah
sebagai berikut:
a. Apoteker
b. Sarjana farmasi
b. Tenaga administrasi
d. Mempunyai SK penempatan
baik dari segi aspek hukum, strata pendidikan, kualitas maupun kuantitas dengan
profesian terus menerus dalam rangka menjaga mutu profesi dan kepuasan
pelanggan. Kualitas dan rasio kuantitas harus disesuaikan dengan beban kerja dan
14
keluasan cakupan pelayanan serta perkembangan dan visi rumah sakit (Kep
Menkes, 2004)
Sumber Daya Manusia Rumah Sakit Umum kelas B terdiri atas tenaga
b. 4 (empat) apoteker yang bertugas di rawat jalan yang dibantu oleh paling
c. 4 (empat) orang apoteker di rawat inap yang dibantu oleh paling sedikit 8
e. 1 (satu) orang apoteker di ruang ICU yang dibantu oleh paling sedikit 2
atau rawat jalan dan dibantu oleh tenaga teknis kefarmasian yang
Sakit
15
BAB III
Yogyakarta
pertama atas nama inisiatif H.M Sudjak yang di dukung sepnuhnya oleh K.H
Ahmad Dahlan seiring dengan waktu ,nama PKO berubah menjadi PKU
(Pembinaan Kesejahtraan Umat) pada tahun 1928 klinik dan poliklinik PKO
jalan KH Ahmad Dahlan ) pada tahun 1970-an status klinik dan poliklinik
mengatur gerak kerja dan amal usaha muhammadiyah bidang kesehatan melalui
16
Qaidah Amal Usaha Muhammadiyah bidang kesehatan dalam surat keputusan
agar RS PKU Muhammadiyah adalah perwujudan dari amal shalih sebagai sarana
3.2.1 Visi
kesehatan, pendidikan dan riset dengan sistem jejaring dan kemitraan yang kuat
3.2.2 Misi
dan teknologi.
2. Misi pendidikan
bidang kesehatan.
17
AMANAH (Antusias, Mutu, Aman, Nyaman, Akurat, Handal)
berikut:
kebutuhan pelanggan.
regulasi.
Nyaman : pelayanan rumah sakit yang didukung oleh suasana fisik yang
18
memberikan kepercayaan dan kemantapan yang tinggi pada
undangan serta tujuan ajaran agama islam dengan tidak memandang agama
19
3.5 Alur Pelayanan Pasien RS PKU Muhammadiyah Gamping
PENDAFTARAN
PASIEN
RELASI
BAGIAN
RELASI
PELAYANAN PENUNJANG
Radiolog
Laboratorium
uj
RAWAT INAP APOTEK
Pendaftaran
Ranap
ADMINISTRASI
RUANG RANAP
Rujuk Pulang
g
20
3.6 Struktur Organisasi RS PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping adalah rumah sakit tipe B yang
dipimpin oleh seorang direktur, dibantu oleh wakil direktur pelayanan klinis dan
wakil direktur umum dan keunagn. Hal ini sesuai dengan peraturan mentri
21
BAB IV
setiap jabatan yang ada dalam organisasi. Struktur organisasi Unit farmasi
berpedoman pada struktur organisasi rumah sakit yang ditetapkan oleh Badan
seorang Apoteker dengan kualifikasi tertentu yang diatur dalam uraian tugas
MANAJER
Administrasi
Koordinator Koordinator
Koordinator Layanan Farmasi
Logistik Farmasi Layanan Farmasi
& Anfragh Rawat Inap
Rawat Jalan
Ruangan
22
Nama Jabatan : Supervisior Unit Farmasi
Persyaratan Jabatan :
2. Pelatihan/kursus :
5 tahun
4. Memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) Apoteker dan Surat Izin Praktek
Tugas Pokok :
5. Pelaksana Administrasi
23
Wewenang :
kefarmasian
farmasi
kefarmasian
membutuhkan.
24
4.2 Uraian Tugas :
Fungsi-fungsi manajemen
1. Fungsi perencanaan
programTB DOTS.
2. Fungsi Operasional
bersifat internal.
25
b. Rapat struktural RS
Aktivitas representasi unit farmasi dalam komite atau tim lain di Rumah
Sakit:
chain management)
Sakit
26
3. Fungsi Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian
dan sarana yang ada di unit farmasi agar selalu dalam keadaan baik,
Indikator Keberhasilan :
Rumah Sakit.
27
2. Terselenggaranya pengelolaan perbekalan farmasi secara efektif dan
efisien.
yang ditetapkan.
Target Kerja :
pelayanan farmasi.
dan belanja (RAPB) yang sudah ditetapkan, tidak lebih dari 10%
a. Administrasi
b. Farmatetis/sediaan
c. Klinis
28
5. Cek terlebih dahulu obat dengan etiket sebelum obat diserahkan ke
pasien
b. Jadwal/shif pegawai
Terdiri dai 4 orang yaitu 1 orang Apoteker dan 3 orang TTK (tenaga
teknis keobatan)
Terdiri dari 3 orang yaitu 1 orang Apoteker dan 2 orang TTK ( tenaga
teknis keobatan)
Petugas shif malam harus membuat order mutasi obat, pesanan obat
1. Pasien umum
2. Pasien bpjs
3. Pasien relasi/asuransi
1. Buka SIM
jaminan
29
3. Masukkan kode obat, nama barang (nama obat), etiket tambahkan
jenis obat(obat dalam atau obat luar) cara pakai dan catatan lainnya,
untuk etiket itu di print dan ditempelkan pada kertas obat, harga, sisa
resep
kassa
e. Respon Time
Tabel 1.1
Nama
Nama pasien
Tanggal Waktu pasien (Non Waktu
(racikan)
racikan)
PTA 70 mnt PD 20 mnt
DJR 65 mnt MRT 8 mnt
FA 55 mnt SDRS 13 mnt
SG 75 mnt YD 45 mnt
12 Januari QN 68 mnt ASYF 50 mnt
2017 RG 44 mnt
KS 32 mnt
SS 15 mnt
HS 18 mnt
OP 13 mnt
ADYK 67 mnt TS 7 mnt
AVDN 77 mnt AG 10 mnt
13 Januari
DL 30 mnt YD 6 mnt
2017
WST 53 mnt AP 12 mnt
MZ 10 mnt MJ 7 mnt
30
IFK 10 mnt
SHT 11 mnt
PJ 19 mnt
HDY 37 mnt
SYB 13 mnt
AN 87 mnt
STN 14 mnt
CHS 66 mnt
BS 20 mnt
MDI 79 mnt BA 13 mnt
TM 70 mnt AZS 10 mnt
FTA 79 mnt AE 16 mnt
16 Januari
2017 IS 14 mnt
VA 14 mnt
YK 13 mnt
AZ 10 mnt
SA 16 mnt
31
G 30 mnt
ES 28 mnt
MD 25 mnt
W 22 mnt
WD 24 mnt
BAB V
32
IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH
terjadi tentang suatu hal, atau anatar kenyataan yag ada atau yang terjadi dengan
seharusnya ada atau terjadi, serta harapan dan kenyataan. Masalah bisa juga
diartikan sebagai kesenjangan antar teori dengan Fakta yang ada di lapangan
(Notoatmojo. 2010).
Indikator ini merupakan batas ukur minimal terpenuhnya atau tidak suatu
input, lingkaran dan proses. Jika indikator ini tidak tercapai maka kesenjangan
selenggarakan kurang mencapai mutu yang diharapkan atau sesuai dengan standar
33
Dari hasil pengamatan dan pengumpulan data yang dilakukan selama
di identifikasi masalah dan merumuskan masalah yang ada di Unit Farmasi Rawat
kecil yang didalam satu ruangan tersebut terdapat area obat-obatan dan langsung
diberi 2 area kecil, satu area untuk ruang kerja opeteker dan satu area
disampingnya untuk petugas istirahat dan makan, dan ada satu ruangan kecil lagi
menjelaskan masih kurangnya SDM, hal tersebut dibuktikan dari lamanya waktu
tunggu pasien dan di setiap shiff pagi itu hanya ada 1 apoteker yang menyerahkan
pasien dan 3 ttk yang sudah termasuk untuk mengentry data dan resep skaligus
menyiapkan obat, untuk shiff siang itu 1 apoteker dan 2 ttk, dan untuk shiff
Dilihat dari respon time pasien juga masih lamanya waktu tunggu pasien baik
dalam pengambilan obat baik racikan maupun non racikan, dan juga konsultasi ke
tenaga apoteker.
34
Berdasarkan penjelasan dari staff yang mengentry data dan resep obat pasien
sistem komputer error saat mengentry data pasien dan resep obat pasien sehingga
mengganggu mengganggu kegiatan mengentry data pasien dan resep obat pasien
metode tertentu untuk menentukan mana masalah yang paling penting sampai
dengan masalah yang tidak begitu penting. Setelah semua masalah yang sudah
menentukan prioritas masalah ini menggunakan teknik matrik. Teknik matrik ini
1. Pentingnya masalah
a. Prevalensi masalah
c. Kenaikan masalah
35
Masalah-masalah yang sudah teridentifikasi kemudian diberi skor
kriteria di atas.
Tabel 1.2
Jumlah
I T R
IxTxR
No Masalah
S RI D S P P
P
U B B C
Ruang apotek yang kecil dan 3 2 1 2 2 1 2 2 3 78
1 penataan ruangan yang kurang
2 2 1 2 3 1 2 2 2 52
Ket:
36
R = Sumber daya yang tersedia untuk mengatasi masalah (resource
avaibility)
Nilai:
kesimpulan bahwa prioritas masalah yang diambil adalah Masih kurangnya SDM
atau Tenaga Apoteker maupun TTK maka harus memperhatikan SDM nya agar
1. Pentingnya masalah
a. Prevalensi Masalah
Proritas masalah dalam laporan praktikum ini akan saya jabarkan dalam 5W
1H yaitu :
Gamping
37
2. When: Kapan masalah itu terjadi ?
Masalah ini muncul pada saat pasien ingin membeli atau mengambil obat
Gamping
Yang terlibat dalam masalah ini adalah semua petugas dan pasien di unit
Masalah tersebut bisa terjadi karena kurang tenaga Apoteker maupun TTK
yang bertugas.
Gambar 1.1
38
Sering terhambatnya waktu Kurangnya tenaga petugas
yang dibutuhkan petugas dalam menyiapkan obat
dalam mengentry data dan baik racikan maupun non
resep pasien akibat sistem racikan
komputer yang sering error
Kurangnya Sumber
Daya Manusia Di
Farmasi Rawat Jalan
BAB VI
39
Pemecahan masalah adalah salah satu upaya untuk mengatasi penyebab
masalah sehingga masalah yang ada dapat terselesaikan dan mutu pelayanan dapat
ini akan ditetapkan cara penanganan masalah selanjutnya dan apabila berhasil
maka diharapkan dapat meningkatkan pelayanan yang ada di unit farmasi rawat
prioritas masalah maka dapat dibuat tabel alternatif pemecahan masalah sebagai
berikut:
Tabel 1.3
40
6.3 Prioritas Pemecahan Masalah
(Azwar.A, 1999).
yang relatif lebih mudah dilaksanakan dan hasilnya lebih mudah dirasakan.
Pemilihan cara prioritas penyelesaian masalah penulis buat menjadi bentuk teknis
kriteria matrik.
Tabel 1.3
Jumlah
Efektivitas Efisiensi
No Cara penyelesaian masalah (MxVxI)
(C)
M V I C
Harus lebih diperhatikan sistem 4 3 3 3 12
komputer khususnya di unit
1 farmasi rawat jalan dan
dilakukannya evaluasi secara
rutin
41
Menambah tenaga petugas 5 4 3 3 20
dalam menyiapkan obat
khususnya apoteker di unit
3
farmasi rawat jalan dan
memperbaiki SDM nya.
Ket :
Nilai:
2 = tidak penting
3 = Sedang
4 = penting
5 = paling penting
kriteria paling efektif, kemudian pada nilai c, angka 1 untuk nilai pemecahan
masalah yang paling efisien dan angka 5 diberikan untuk pemecahan masalah
42
Menilai masing-masing masalah sesuai dengan kriteria dan melihat seluruh
farmasi rawat jalan dan memperbaiki SDM nya, Karena dengan cara tersebut bisa
KEGIATAN
Tabel 1.5
43
PKU sebelum- jogjakarta jogjakarta
Muhammadiya sebenlumnya
h Gamping
Jogjakarta
untuk
membahas
masalah
pelayan yang
belum optimal
dengan
kurangnya
Sumber Daya
Manusia
2 Melakukan Unit Agar 1 x 24 - Waktu Waktu Dilakukan
kontrol atau farmasi pelayanan jam pelaksanaan selesai oleh pihak
pemantauan rawat yang diberikan kegiatan kegiatan unit farmasi
terhadap jalan kepada pasien dapat dapat rawat jalan
kinerja dapat disesuaikan disesuaikan dan
apoteker dilaksanakan pada pada manajemen
maupun tenaga dengan baik kebijakan kebijakan RS PKU
teknis dan dapat yang telah yang telah Muhammadiy
kefarmasian meningkatkan ditetapkan ditetapkan ah Gamping
dalam tingkat di unit di unit jogjakarta
melayani kepuasan farmasi farmasi
pasien kepada pasien rawat jalan rawat jalan
RS PKU RS PKU
Muhammad Muhammad
iyah iyah
Gamping Gamping
jogjakarta jogjakarta
3 Melakukan Unit Agar tenaga 1 x 24 - Waktu Waktu Dilakukan
evaluasi setiap farmasi apoteker jam pelaksanaan selesai oleh pihak
1 bulan sekali rawat maupun tenaga kegiatan kegiatan unit farmasi
jalan teknis dapat dapat rawat jalan
kefarmasian disesuaikan disesuaikan dan
yang masih pada pada manajemen
kurang dapat kebijakan kebijakan RS PKU
ditingkatkan yang telah yang telah Muhammadiy
ditetapkan ditetapkan ah Gamping
di unit di unit jogjakarta
farmasi farmasi
rawat jalan rawat jalan
RS PKU RS PKU
Muhammad Muhammad
iyah iyah
Gamping Gamping
jogjakarta jogjakarta
44
2. Monitoring dan evaluasi kegiatan
Tabel 1.6
BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
45
Dari hasil pembahasan pada bab-bab sebelumnya serta berdasarkan hasil
1. Identifikasi masalah yang ditemukan pada unit farmasi rawat jalan adalah
Ruang apotek yang kecil dan penataan ruangan yang kurang, masih
2. Prioritas masalah yang ditemukan pada unit farmasi rawat jalan adalah
jalan.
sumber daya manusia di unit farmasi rawat jalan sehingga sangat efisien
7.2 saran
46
Dapat menjadikan laporan praktikum ini sabagai bahan masukan dan
Muhammadiyah Gamping.
DAFTAR PUSTAKA
47
Febriawati, henni. 2013. Manajemen logistik farmasi rumah sakit. Yogyakarta:
Gosyen publishing
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, No.56 Tentang Klasifikasi Dan
Perizinan Rumah Sakit. 2014
Permenkes No.72 Tentang standar pelayanan kefarmasian di rumah sakit. 2016
Tim Penyusun. Profil Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping
Undang-Undang Repubik Indonesia, No.44 Tentang Rumah Sakit. 2009
48