Anda di halaman 1dari 18

JURNAL 1

Judul Penelitian Kajian Ekonomi Pengembangan Usaha


Industri Mebel Rotan Di Kota Palu Provinsi
Sulawesi Tengah (Pendekatan Analitikal
SWOT dan Linear Programming)
Jenis Penelitian Jurnal Hutan Tropis
Volume dan Halaman 13, No. 2 Hal: 1412-4645
Penulis Hendra Pribadi
Tahun Penelitian September 2012
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah mengetahui model
optimalisasi faktor usaha industri mebel, besar
keuntungan maksimal masing-masing usaha
industri mebel, mengetahui kombinasi produk
mebel rotan untuk mendapatkan keuntungan
yang maksimal, mengetahui berapa sisa input
produksi (kapasitas) pada saat pendapatan
maksimal, mengetahui seberapa besar harga
produk mebel bisa dinaikkan dan di turunkan
tanpa mengubah pendapatan maksimal dan
mengetahui strategi ekonomi dalam
pengembangan industri meubel.
Pendahuluan Pada paragraf pertama peneliti menjelaskan
tentang, rotan merupakan komoditas Hasil
Hutan Bukan Kayu atau HHBK yang potensial
di Indonesia Dan harga ekspor rotan di dunia.
Dan pada paragraf selanjutnya peneliti
menjelaskan bagaimana dan cara untuk
melestarikan rotan. Dengan cara menghasilkan
produk meubel rotan yang berkualitas dan
menghasilkan pendapatan.
Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kota Palu. Objek
penelitian adalah industry mebel rotan yang
meliputi input produksi dari industri mebel,

1
jenis-jenis produk yang dihasilkan dan
optimalisasi pendapatan yang diterima industri
mebel tersebut. Cara yang digunakan dalam
menentukan sampel adalah metode sensus
yaitu pengambilan seluruh populasi menjadi
sampel peneltian, sehingga didapatkan jumlah
sampel sebanyak 4 industri mebel rotan di
Kota Palu. Sensus adalah suatu teknik
pengumpulan data dimana seluruh elemen
populasi diselidiki satu per satu atau
menyeluruh. Data yang diperoleh sebagai hasil
sensus disebut data yang sebenarnya (true
value) dan sering disebut parameter.
Hasil Penelitian 1. Potensi hasil hutan yang ada lebih dominan
Hasil Hutan bukan Kayu berupa rotan potensi
pengembangannya di Kecamatan Palu Timur
Kelurahan Poboya, Kelurahan Layana (Wintu),
Kecamatan Palu Selatan Kelurahan Kawatuna
dan Kecamatan Palu Utara Kelurahan
Lambara, Sedangkan produksi hasil hutan kayu
dan non kayu mengalami peningkatan tiap
tahun kecuali produksi hasil hutan kayu yang
bentuk moulding E2E/E4E yang mengalami
penurunan.
2. Data Dinas Perindustrian Perdagangan dan
Koperasi Kota Palu, bahwa sampai dengan
tahun 2011 tercatat ada 9 UKM industri mebel
rotan.
3. Total pendapatan Industri Kaili Jaya sebesar
Rp. 30.050.000,- dengan menghasilkan 13
jenis produk dengan jumlah produk yang di

2
hasilkan selama 3 bulan adalah 57 unit produk.
Setelah dilakukan analisis LP, dengan input
produksi yang sama dan harga yang sama
perusahaan akan mendapatkan pendapatan
maksimum sebesar Rp. 34.050.000,- jika
memproduksi 5 jenis produk dengan jumlah
produk yang dihasilkan 115 unit.
4. Pendapatan optimal tidak akan berubah jika
kursi keong dengan harga Rp.1600.000,-
dinaikkan menjadi Rp.1.602.500,- kursi
goyang dengan harga Rp.550.000,- diturunkan
menjadi Rp.545.000,- kursi bar dengan harga
Rp.200.000,- diturunkan menjadi Rp.199.000,-
kursi sedan dengan harga Rp.1.200.000,-
dinaikkan menjadi Rp.1.250.000,- penutup nasi
dengan harga Rp.150.000,- diturunkan menjadi
Rp.149.000,- dan keranjang buah dengan harga
Rp.20.000,- dinaikkan menjadi Rp.20.200.
5. Rotan polis dengan persediaan 132 jika
bahan baku dinaikkan menjadi 133,25 ataupun
diturunkan menjadi 111,50 tidak akan
mengubah nilai kenaikan setiap pendapatan 1
unit rotan polis sebesar Rp.70.000, untuk rotan
batang dengan persediaan 123 jika bahan baku
dinaikkan menjadi 123,45 ataupun diturunkan
menjadi 120 tidak akan mengubah nilai
kenaikan setiap pendapatan 1 unit rotan batang
sebesar Rp.30.000, untuk paku dengan
persediaan 11,25 jika bahan baku dinaikkan
11,25 ataupun turun menjadi 9,92 tidak akan
mengubah nilai kenaikan pendapatan 1 unit

3
paku sebesar Rp.38.000. untuk pernis dengan
jumlah persediaan 19,00 jika bahan baku
dinaikkan menjadi 19,02 ataupun diturunkan
menjadi 18,89 tidak akan mengubah nilai
kenaikan setiap 1 unit pernis sebesar R.60.000,
untuk paku tembak dengan persediaan 19,50
jika dinaikkan menjadi 19,61 ataupun turun
menjadi 19,48 tidak akan mendapatkan
keuntungan untuk setiap satu unit, kain dengan
persediaan 70 jika dinaikkan menjadi 70,75
ataupun diturunkan menjadi 69,88 tidak akan
mendapatkan keuntungan setiap satu unit.
6. usaha industri rotan di Kota Palu memiliki
kekuatan yang cukup melebihi kelemahannya,
untuk terus dikembangkan sebagai salah satu
usaha industri yang menguntungkan dan
memiliki prospek pengembangan yang baik.
strategi umum yang dapat dilakukan oleh
perusahaan adalah menggunakan kekuatan
perusahaan untuk mengambil setiap
keunggulan pada kesempatan yang ada.
7. untuk mengurangi besarnya biaya produksi
yang dihasilkan produkproduk mebel rotan,
karena pada umunya produk-produk mebel
rotan tergantung pada musiman.
Kesimpulan Pendapatan maksimum (Z) Industri Kaili Jaya
sebesar Rp,34.050.000, Industri Sumber Rotan
Tohiti sebesar Rp.19.650.000, Industri Irma
Jaya sebesar Rp.17.050.000, dan Industri
Subur sebesar Rp.18.360.000. Pendapatan
maksimum Industri kaili Jaya dicapai dengan

4
kombinasi kursi keong 6 unit, kursi goyang 21
unit, kursi bar 31 unit, sampiran 8 unit, kursi
sedan 1 unit, penutup nasi 20 unit, keranjang
buah 5 unit. Industri Sumber Rotan Tohiti
dicapai dengan kombinasi kursi kipas 3 unit,
kursi makan 2 unit, kursi sofa 2 unit dan kursi
santai 7 unit. Industri Irma Jaya dengan
kombinasi kursi mersi 6 unit, kursi malas 2
unit, kursi goyang 5 unit dan sampiran 15 unit.
Industri subur dengan kombinasi kursi mersi 3
unit, kursi sedan 2 unit, kursi keong 5 unit dan
kursi kipas 3 unit. Produksi optimum Industri
Kaili Jaya sebesar 115 unit, Industri Sumber
Rotan Tohiti 14 unit, Industri Irma Jaya 25 unit
dan Industri Subur 13 unit. Sisa input produksi
persediaan Industri kaili Jaya lem dan busa
tersisa 0,75 dan 5,50, Industri Sumber Rotan
Tohiti menggunakan persediaan secara
optimum, Industri Irma Jaya rotan batang dan
lem tersisa 4,33 dan 1,45, Industri Subur rotan
polis dan lem tersisa 17 dan 0,75. Rata-rata
batas kenaikan dan penurunan harga produk
mebel rotan tidak mengubah pendapatan
optimum pada Industri Kaili Jaya, Industri
Sumber Rotan Tohiti, Industri Irma Jaya dan
Industr Subur sebesar 0,1% sampai dengan
10%. Ratarata batas kenaikan dan penurunan
nilai persediaan yang tidak mengubah nilai
keuntungan penambahan 1 unit persediaan
Industri Kaili Jaya, Industri Sumber Rotan
Tohiti, Industri Irma Jaya, dan Industri Subur

5
0,1% sampai dengan 5% Strategi ekonomi
pengembangan industri mebel di Kota Palu
berada pada kuadran I expansion yaitu Jenis
strategi perusahaan yang terdiri dari aktif
berusaha untuk mengejar perubahan dalam
industridalam hal ini cocok dengan strategi
generic Glueck yang terdiri dari; Strategi
Stabilitas, Strategi Ekspansi dan Strategi
Penciutan.
Kekuatan Penelitian Peneliti menjelaskan hasil penelitian dengan
menggunakan fakta dan metode analisis secara
tepat dan akurat.
Kelemahan Penelitian Menurut kelompok kami kelemahan dari
penelitian ini menjelaskan tentang hasil dari
penelitian sedikit berbelit-belit dan sulit di
pahami dengan cepat.

JURNAL 2

Judul Penelitian Pengukuran Kualitas Layanan Dengan Higher


Education Performance (HEdPERF) dan
Higher Education Service Quality
(HiEdQUAL)
Jenis Penelitian Engineering and Sains Journal
Volume dan Halaman 1, No. 1 Hal: 25-32
Penulis Ika Widya Ardhyani, Moses Laksono Singgih
Tahun Penelitian Juni 2017
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
suatu wadah pembinaan dan pengembangan
bagi para pengrajin di Kota Bogor dan juga
penelitian ini ingin mengetahui aplikasi apa
yang sesuai dan dibutuhkan oleh anggota
Dekranasda Kota Bogor sehingga aplikasi
tersebut dapat bermanfaat bagi Dekranasda

6
kota Bogor dan para anggotanya.
Pendahuluan Pada paragraf pertama penelitian ini
menjelaskan bahwa kegiatan kreatif yang
berkaitan dengan kreasi, produksi dan
distribusi produk yang dibuat oleh tenaga
pengrajin dimulai dari desain awal sampai
proses penyelesaian produknya. Barang
kerajinan tersebut meliputi barang yang terbuat
dari batu berharga, serat alam maupun buatan,
kulit, rotan, bambu, kayu, kaca, porselin, kain,
marmer, tanah liat, kapur dan logam (emas,
perak, tembaga, perunggu, besi). Industri
Kreatif Sektor Kerajinan lebih banyak
menggunakan TI untuk proses pemasarannya.
Dan pada paragraf selanjutnya di jelaskan
bahwa Industri Kreatif Sektor Kerajinan juga
dapat digunakan untuk proses administrasi.
Memang sudah banyak anggota Dekranasda
Kota Bogor yang mempunyai aplikasi
pemasaran sendiri, baik itu menggunakan
aplikasi berbayar maupun tidak berbayar, maka
Dekranasda juga dapat mengembangkan
aplikasi sejenis yang disesuaikan dengan
kondisi anggota Dekranasda untuk
menjalankan salah satu tugasnya yaitu
pengembangan pemasaran dan penyediaan
sarana promosi bagi para anggotanya. Dalam
melakukan identifikasi aplikasi ini, teori yang
digunakan adalah TOGAF. TOGAF sendiri
adalah suatu kerangka-kerja pengembangan,
penerapan, dan pengelolaan arsitektur TI

7
organisasi/perusahaan. Hanya saja pada
penelitian ini, mempunyai batasan pada
tahapan TOGAF yaitu hanya sampai dengan
arsitektur sistem informasinya dan peluang
serta solusi, sehingga diperoleh identifikasi
sistem informasi yang sesuai dengan
kebutuhan di Dekranasda Kota Bogor.
Metode Penelitian Metodologi yang digunakan dalam penelitian
ini menggunakan pendekatan kualitatif. Data
penelitian menggunakan data sekunder dan
data primer. Data sekunder diperoleh dari studi
literatur, sedangkan data primer diperoleh dari
wawancara mendalam dengan pengurus
Dekranasda. Dalam metode ini penelitian ini
menggunakan tahapan penelitian yang terdapat
di TOGAF, yang telah dilakukan penyesuaian.
Penggunaan TOGAF dalam melakukan
identifikasi aplikasi yang dibutuhkan oleh
anggota Dekranasda dikarenakan TOGAF
mempunyai ruang lingkup yang luas, lengkap,
detail, mudah dimengerti, dapat diadaptasi,
bersifat open source, dan bersifat fleksibel.
Penelitian ini hanya menggunakan 5 tahapan
awal TOGAF, yaitu tahapan pre eliminary,
identifikasi visi arsitektur, identifikasi
arsitektur bisnis, identifikasi aplikasi, dan
analisa kesenjangan.
Hasil Penelitian 1. Pada tahapan pemetaan, berdasarkan hasil
wawancara diketahui bahwa Bisnis Inti
Dekranasda Kota Bogor adalah melakukan
pemasaran, penjualan, dan produksi barang-
barang kerajinan tangan. Juga diperoleh

8
permasalahan strategis bagaimana
mendapatkan pelanggan tetap, dan
memproduksi barang kerajinan tangan dalam
jumlah besar sesuai pesanan dalam jangka
waktu tertentu.
2. Pada tahap pre eliminary, Identifikasi Pola
Solusi, dimana dari tiap sasaran perbaikan
yang diperoleh pada tahap sebelumnya yaitu
Identifikasi Sasaran Perbaikan, diidentifikasi
juga pola solusinya untuk tiap sasaran
perbaikan. Dekranasda Kota Bogor dan para
anggotanya mempromosikan produk-produk
yang mereka jual, dan pelanggan memperoleh
informasi tentang produk Dekranasda Kota
Bogor melalui Pemasaran Online tersebut. Dari
pola solusi yang telah diperoleh pada tahapan
awal, diperoleh paket-paket solusi untuk
penempatan tiap paket solusi ke dalam proses-
proses yang ada, Fungsi-fungsi yang
disediakan pada 2 paket solusi yang
ditawarkan, yaitu Sistem Informasi Penjualan
dan Sistem Informasi Manajemen
Kesimpulan Simpulan yang diperoleh dari penelitian ini
bahwa aplikasi yang dibutuhkan oleh
komunitas Dekranasda adalah Sistem
Informasi Penjualan dan Sistem Informasi
Manajemen Pekerjaan.
Kekuatan Penelitian 1. Di penelitian ini peneliti menjelaskan
dengan serta tabel hasil yang membuat
pembaca memahami hasil dari penelitian.
2. Di penelitian ini peneliti tidak menggunakan
bahasa yang berbelit-belit sehingga mudah di

9
pahami.
Kelemahan Penelitian Menurut kelompok kami di penelitian ini tidak
ada kelemahannya karena peneliti memakai
bahasa yang mudah di pahami.

JURNAL 3

Judul Penelitian Analisis Pengaruh Umur, Pendidikan, dan


Upah Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja
Jenis Penelitian Jurnal analisis pengembangan ekonomi
Volume dan Halaman 4 No. 1 Hal: 2252-6765
Penulis Zakaria Firmansyah
Tahun Penelitian 2015
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :
1. Untuk mengetahui pengaruh variabel umur
terhadap produktivitas tenaga kerja pada Mitra
kerja Industri r ambut di Kabupaten
Purbalingga.
2. Untuk mengetahui pengaruh variabel
pendidikan terhadap produktivitas tenaga kerja
pada Mitra kerja Industri rambut di Kabupaten
Purbalingga.
3. Untuk mengetahui pengaruh variabel upah
terhadap produktivitas tenaga kerja pada Mitra
kerja Industri Rambut di Kabupaten
Purbalingga.
4. Untuk mengetahui variabel apa yang
dominan berpengaruh terhadap Produktivitas
Tenaga Kerja pada Mitra kerja Industri Rambut
di Kabupaten Purbalingga.
Pendahuluan Peneliti menjelaskan tentang Pembangunan
ekonomi suatu daerah atau suatu negara pada
dasarnya merupakan interaksi dari berbagai
kelompok variabel antara lain sumber daya

10
manusia, sumber daya alam, modal, teknologi
dan lain-lain. Oleh karena itu, pembangunan
ekonomi tidak lepas dari peran manusia dalam
mengelolanya. Salah satu tujuan penting dalam
pembangunan ekonomi adalah penyediaan
lapangan kerja yang cukup untuk mengejar
pertumbuhan angkatan kerja, yang
pertumbuhannya lebih cepat dari pertumbuhan
kesempatan kerja. Masalah ketenagakerjaan
didominasi oleh kemampuan tenaga kerja yang
masih kurang memadai baik dari segi
pendidikan, pengalamankerja dan yang lainnya
sehingga memerlukan kebijakan pasar kerja
yang lentur.
Kabupaten Purbalingga merupakan sentra
industri rambut palsu (wig) dan bulu mata
palsu. Tercatat 19 industri, yang berstatus
penanaman modal asing (PMA) dimana
sebagian besar dari Korea. Dengan didukung
SDM yang ada di daerah Purbalingga dan
adanya dukungan penuh dari pemerintah
daerah Purbalingga, industri ini mempunyai
potensi yang sangat besar untuk dikembangkan
di daerah Purbalingga. Sistem upah pekerja
plasma-plasma industri rambut berbeda dengan
upah pekerja yang bekerja di perusahaan
industri rambutnya langsung. upah yang di
berikan sesuai dengan berapa banyak yang bisa
pekerja hasilkan baik bulu mata palsu atau
rambut palsu sehingga tidak menentu.
Metode Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

11
data primer adalah data yang diperoleh atau
dikumpulkan langsung dilapangan oleh orang
yang melakukan penelitian atau yang
bersangkutan yang memerlukannya (M.
Iqbal,2002). Data primer tersebut didapat
melalui wawancara dengan responden dalam
hal ini adalah pekerja Plasma industri Rambut
dengan menggunakan alat bantu berupa daftar
pertanyaan (kuesioner). Wawancara ini
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
informasi yang dibutuhkan oleh peneliti
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
produktivitas tenaga kerja Mitra Kerja Industri
Rambut di kabupaten Purbalingga. Data yang
diperlukan antara lain berupa data Umur,
Pendidikan, dan Upah para pekerja.
Hasil Penelitian Secara umum dari hasil peneliti ini
menunjukkan hasil yang sesuai dengan yang
diharapkan, yaitu:
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
variabel umur memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap Produktivitas tenaga kerja
pada Mitra kerja Industri rambut di Kabupaten
Purbalingga yaitu yaitu umur pekerja harus di
atas 17 tahun dan kurang dari 40.tahun.
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
variabel pendidikan memiliki pengaruh positif
dan signifikan terhadap produktivitas tenaga
kerja pada Mitra kerja Industri rambut di
Kabupaten Purbalingga. Hasil ini memberikan
bukti bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan

12
maka produktivitas pekerja dalam bekerja
semakin baik.
3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
variabel pendapatan memiliki pengaruh positif
dan signifikan terhadap lama mencari kerja.
Hasil ini memberikan bukti empiris bahwa
pencari kerja yang mempunyai upah yang lebih
tinggi akan memiliki waktu mencari kerja yang
lebih lama.
Kesimpulan Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat
diambil kesimpulan yaitu Umur berpengaruh
positif dan signifikan terhadap Produktivitas
tenaga kerja pada Mitra kerja Industri rambut
di Kabupaten Purbalingga. Berarti bahwa
produktivitas kerja umur tenaga kerja yang
lebih tua lebih baik dibandingkan umur pekerja
yang masih muda. Pendidikan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap Produktivitas
tenaga kerja pada Mitra kerja Industri rambut
di Kabupaten Purbalingga. Berarti bahwa
semakin tingginya pendidikan tenaga kerja
justru akan semakin tinggi produktivitas
kerjanya. Upah berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Produktivitas tenaga kerja
pada Mitra kerja Industri rambut di Kabupaten
Purbalingga. Produktivitas Pekerja mitra kerja
industri rambut ternyata dipengaruhi oleh upah
yang diterimanya, tenaga kerja berupaya untuk
meningkatkan hasil kerjanya guna
mendapatkan upah yang lebih besar.
Kekuatan Penelitian Peneliti menjelaskan hasil penelitian dengan
bahasa yang digunakan tidak berbelit-belit

13
sehingga si pembaca mudah memahami isi dari
penelitian tersebut.
Kelemahan Penelitian Menurut kelompok kami tidak terdapat
kelemahan yang mendasar pada penelitian ini.

JURNAL 4

Judul Penelitian Apakah ada kebutuhan untuk lebih banyak


Transparansi dan Efisiensi dalam Penyebab
Pemasaran terkait?
Jenis Penelitian jurnal internasional tentang dinamika sistem
pangan
Volume dan Halaman 4, Hal: 366-381
Penulis Nina Langen, Carola Grebitus, dan Monika
Hartmann.
Tahun Penelitian 2010
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini untuk untuk
menciptakan perusahaan kampanye CrM yang
berhasil juga harus mempertimbangkan bahwa
jumlah uang yang ditujukan untuk tujuan baik
adalah relevansi bagi konsumen.
Pendahuluan Peneliti menjelaskan CrM adalah alat
pemasaran, di mana pembelian produk
mengarah ke donasi berorientasi target
mengenai penyebab yang ditunjuk yang
dipromosikan pada produk oleh label. Ini
berarti setiap kali seorang konsumen membeli
uang produk berlabel CrM disumbangkan ke
organisasi amal atau tujuan baik. Definisi
manifold untuk CrM disediakan oleh literatur.
Yang diusulkan oleh Varadarajan dan Menon
pada tahun 1988 dianggap sebagai yang paling
banyak digunakan dan diterima dalam sains
(Huber et al., 2008): ,Penyebab terkait

14
pemasaran adalah proses merumuskan dan
mengimplementasikan kegiatan pemasaran
yang dicirikan oleh tawaran dari perusahaan
untuk menyumbangkan jumlah tertentu ke
tujuan yang ditentukan saat pelanggan terlibat
pendapatan-menyediakan pertukaran yang
memenuhi tujuan organisasi dan individu
”(Varadarajan dan Menon 1988, hal. 60) .§§.
Motivasi perusahaan untuk meluncurkan
kampanye CrM Wymer dan Samu (2009)
membedakan dua motivasi utama bagi
perusahaan untuk mendukung penyebab
melalui CrM promosi: altruisme dan
kepentingan diri sendiri. Yang pertama
menyiratkan bahwa bisnis
mengimplementasikan kampanye CrM karena
keyakinannya pada nilai penyebabnya.
Motivasi yang terakhir berlaku jika suatu sebab
didukung dengan bertujuan untuk
meningkatkan laba perusahaan dalam jangka
pendek atau panjang. CrM adalah sarana untuk
mendapatkan perhatian konsumen (Cadbury,
2000) prakondisi untuk menjual produk
terutama di pasar yang jenuh. Semakin banyak
konsumen bertanya untuk dan menempatkan
nilai yang cukup besar pada isu-isu
keberlanjutan (Havas Media, 2009). Penelitian
mengungkapkan bahwa elemen promosi,
seperti jenis produk, jumlah sumbangan dan
kesesuaian antara produk dan penyebab, dapat
membuat perbedaan. Eksposisi di atas

15
mengungkapkan bahwa ada alasan khusus bagi
ketiga pemangku kepentingan untuk terlibat di
dalamnya Kegiatan CrM. Dalam fokus berikut
ini akan berada pada perspektif konsumen
untuk lebih memahami determinan yang
memotivasi mereka untuk membeli produk
CrM, bahwa konsumen utilitas tambahan
memperoleh melalui pembelian produk CrM
akan ditransfer dan ditambahkan ke merek
CrM hanya dalam jangka panjang perspektif.
Dengan demikian, investasi di CrM
kemungkinan besar tidak akan mengarah pada
pengembalian dalam jangka pendek dan
perusahaan memiliki bersabar.
Metode Penelitian Untuk menganalisis determinan yang
membentuk sikap yang kami terapkan model
logit. Saat kami mengukur sikap terhadap CrM
pada skala Likert 7 poin, kami membutuhkan
model untuk memerintahkan respon kategoris
seperti model logit yang diperintahkan. Dan
dianalisis menggunakan generalisasi logistik
model regresi (Collet, 2003).
Hasil Penelitian Hasil menunjukkan bahwa secara umum
responden sangat tertarik dengan informasi
yang berlabel. 71% setuju atau sangat setuju
(jawaban Atas 2) bahwa label tersebut harus
memberikan informasi dalam persen (M = 2.1;
SD = 1.5) dan 64% setuju atau sangat setuju
bahwa angka mutlak sesuai (M = 2.3; SD =
1.6). Kedua jawaban berkorelasi lemah dengan
0,3 pada tingkat signifikansi 0,001. Perbedaan
antara sarana tidak signifikan. 60% setuju atau

16
sangat setuju pada kedua pertanyaan. Jadi,
kami menyimpulkan bahwa sebagian besar
konsumen meminta untuk diberitahu tentang
jumlah uang yang dibelanjakan untuk tujuan
oleh perusahaan tetapi itu mereka acuh tak
acuh tentang cara informasi itu diberikan.
Hasilnya mengungkapkan itu tidak ada satupun
karakteristik sosial ekonomi yang secara
signifikan mempengaruhi afiliasi peserta untuk
salah satu dari keduanya segmen. Hasil kami
mengungkapkan bahwa meskipun ada
perbedaan antara konsumen mengenai
pelabelan yang disukai format, bagian besar
konsumen tertarik untuk memperoleh
informasi tentang donasi disediakan oleh
perusahaan kepada NPO / penyebabnya.
Kesimpulan Peneliti menyimpulkan bahwa pelajaran ini
memberikan wawasan tentang perkembangan
terkini dan motif utama untuk perusahaan,
NPO dan konsumen untuk mendukung
kegiatan tersebut. Sejauh ini, kebanyakan
perusahaan hanya menyediakan sedikit
informasi tentang kampanye CrM mereka.
Faktor sosial ekonomi terbukti memiliki
pengaruh terbatas. Gender dan pendidikan
secara signifikan mempengaruhi ekspektasi
dan harapan konsumen anak-anak di bawah 18
tahun secara signifikan berdampak pada
permintaan konsumen mengenai efisiensi
CRM, dan penelitian ini memberikan bukti
bahwa untuk memenuhi transparansi konsumen

17
membutuhkan pelabelan jumlah donasi
diperlukan. Ini akan meningkatkan
keberhasilan kampanye CrM. Namun,
perusahaan juga harus mempertimbangkan
bahwa tingkat uang yang ditujukan untuk
tujuan baik adalah relevansi bagi konsumen.
Kekuatan Di penelitian ini peneliti cermat dalam
menganalisis data yang tepat.
Kelemahan Banyak sekali kekurangan pada jurnal ini salah
satunya, bahasa pada penelitian ini susah
untuk di pahami dari hasil dan pembahasan
dari penelitian ini. Peneliti kurang terperinci
menjelaskan hasil dari penelitiannya

18

Anda mungkin juga menyukai