Anda di halaman 1dari 10

II.B.3.

Faktor Risiko SKA

Faktor risiko seseorang untuk menderita SKA ditentukan melalui

interaksi dua atau lebih faktor risiko antara lain: faktor yang tidak dapat

dikendalikan (nonmodifiablefactors) dan faktor yang dapat dikendalikarn

(modiiable factors). Faktor yang dapat dikendalikan, yaitu: merokok

hipertensi, hiperlipidemia, diabetes mellitus, stress, makanan tinggi lemak, 17

dan kurang aktivitas fisik Sedangkan faktor yang tidak dapat

dikendalikan, yaitu usia, jenis kelamin, sukuras, dan riwayat penyakit

keluarga

IL.B.4. Faktor Risiko yang Dapat Dimodifikasi

Hipertensi merupakan suatu kondisi peningkatan tekanan darah

arterial yang menetap, tekanan darah sistolik normal dibawah 120 mmHg

dan tekanan darah diastolik dibawah 80 mmHig Hipertensi dikategorikan

menjadi dua grade yaitu dengan katergoni hipertensi grade I dan hipertensi

grade 2%,10

Hipertensi pada koroner jantung biasanya disebabkan

meningkatnya tekanandarah dan mempercepat

aterosklerosis.Peningkatan tekanan darah menyebabkan beban jantung

menjadi berat, schingea menyebabkan hipertrofi ventrikel kiri (faktor

miokard) pada akhimya menyebabkan angina dan infark

miokardium Keadan ini tergantung dari berat dan lamanya hipertensi

Peningkatan tekanan darah yang menetap, akan menimbulkan trauma

langsung terhadap dinding pembuluh darah anteri koronaria, schingga

memudahkan teradinya aterosklerosis koroner (faktor koroner). Hal in

menyebabkan angina pektoris, insufisiensi koroner dan miokard infarlk


lebih sering didapatkan pada penderita hipertensi dibandingkan orang

nornal dalam penggunaan oksigen olch miokardium0)

Lipid atau lemak mempunyai beberapa komponen yaitu kolesterol

trigliserida, fosfolipid, dan asam lemak bebas Kolesterol, trigliserida,

fosfolipid tidak larut dalam air yang terdapat di usus halus bergabung dengan apolipoprotein diangkut
dalam bentuk komponen yang disebut

lipoprotein Tubuh membentuk empat jenis lipoprotein, yaitu kilomikzon

VLDL (Very Law Densidan IIDL(High Density Lipoprotein)

yLipoprotein), LDL (Low Density Lipoprotein),

Keempat lipoprotein yang dibentuk oleh tubuh mempunyai fungsi

masing-masing Kilomikron berfiungsi mengemulsi lemak sebelum masuk

ke dalam aliran darah. Kilomikron akan mengemulsi trigliserida yang ada

di kilomikron menjadi asam lemak yang dapat langsung di gunakan scbagai

zat energi. VLDL dibentuk di hati kemudian mengikat kolesterol yang ada

pada lipoprotein lain dalam sirkulasi darah. VLDL bertambah berat dan

menjadi LDL HDL berfiungsi mengambil kolesterol dan fosfolipid yang

ada di dalam aliran darah lalu menyerahkannya ke lipoprotein lain untuk

diangkut kembali ke hati guna diedarkan kembali atau dikeluarkan dari

Hiperlidemia merupakan meningkatkan konsentrasi lemak dalam

darah Secara klinis, hiperlipidemia dinyatakan sebagai

hiperkolesterolemia, hipertrigliserida atau keduanya yang mcrupakan

akumulasi berlebih salah satu lemak utama dalam darah sebagai kelainan

metabolisme ataupun kelainan transportasi lemak Kolesterol merupakan

prasyarat terjadi penyakit koroner padajantung Kolesterol akan

berakumulasi di lapisan intima dan media pembuluharteri koroner. Jika hal

tersebut terus berlangsung, akan membentuk plak


sehingga pembuluh arteri koroner yang mengalami inflamasi atau terjadi penumpukanlemakakan
mengalami aterosklerosis. Hiperlipidemia juga disebabkan karena dhnormalnya lipoprotein dalam
darah. Hal ini disebabkan karena meningkatnya LDL kolesterol dan menurunnya HDL
kolesterolPeningkatan kadar kolesterol dan trigliserida dapat adanya faktor risiko untuk aterosklerosis
Kadar mg/dL pada orang berusia 30 tahun atau kurang, atau kolesterol di atas 180 di stas 200 mg/dL
untuk berusia lebih dari 30 tahun. Bila kadar kolersterol di atas 200 mg/dl. merupakan faktor risiko
terjadinys penyakit jantung koroner, Hiperkolesterolemia berkaitan erat dengan proscs

pada usia 30-49 tahun, bila kadar kolesterol mencapai 260 mg/dL

kemungkinan terjadinya klinis aterosklerosis 3-5 kali dibandingkan dengan

kadar kolesterol 220 mg/dl. Di bawah usia 50 tahun, hiperkolesterolemia

aterosklerosis

mengunguli faktor rnisiko hipertensi, obesitas dan faktor lainnya

Penggunaan rokok merupakan salah satu faktor risiko terbesar pad

penyakit tidak menular. Jumlah perokok diindonesia sebesar 31,8%. Data

Riset Riskesdas 2007 juga memperlihatkan tingginya penduduk yang

merokok. Jumlah perokok aktif penduduk umur > 15 tahun adalah 354%

(653% laki-laki dan 56% wanita), berarti 2 diantara 3 laki-laki adalah

perokok aktif Lebih bahaya lagi 85,4 % perokok aktif merokok dalam

rumah bersama anggota kcluarga schingga mengancam kesclamatan

keschatan lingkungan Mcrokok dapat merubah metabolisme, khususnya

dengan meningkatnyakadar kolersterol darah dan di samping itu dapat

menurunkan HDL Tingginya kadar kolesterol darah mempunyai pengaruh

yang besar terhadap terjadinya penyakit jantung coroner Kematian

mendadak akihet penyakit jantung koroner pads laki-laki

perokok 10x lebih besar dari pada bukan perokok dan pada perempuan

perokok 45x lebith

meningkatnya beban miokand yang dipicu olch

h daripada bukan perokok lal ini discbabkan


katckolamin dan

menurunnys komsumsi 02 akibat inhalasi CO schinggs menimbulkan

tahikardi, vasokonstriksi pembuluh darah, merubah permeabilitas dinding

pembuluh darah dan merubah 5-10 % Hb menjadi karboksi-IR, Semakin

sering menghisap rokok akan menyebabkan kadar HDL kolesterol makin

menurun. Penurunan kadar HDL kolesterol pada perempuan lebih besar

dibandingkan laki-laki perokok. Efek merokok ini akan berdampak

langsung pada peningkatan tingkat diabetes disertai obesitas dan

hipertensi, sehingga orang yang merokok cenderung lebih mudah terjad

proses aterosklerosis dari pada yang bukan perokok

Mcrokok juga dapat mengubah konsentrasi serum lemak, terjadi

peiǐngkatan peroksidasi LDL lalu dimetabolisme oleh makrofag,

gangguan intoleransi glukosa dan resistensi insulin sehingga torjadi

peningkatan tekanan darah Jika frekuensi dan intensitas mcrokok

meningkat, maka kecendrungan terjadi kerusakan pembuluh darah lebih

tinggi schingga lebih mudah terjadi aterosklerosis

Diabetes Melitus (DM) adalah suatu sindrom klinis kelainan

metabolik,ditandai oleh adanya hiperglikemia dan hiperlipidemia yang

disebabkan oleh defek sekresi insulin atau keduanya Diabetes melitus

merupakan faktor risiko penyakit jantung koroner dengan perbandingan

dua kali lebih tinggi dibanding non diabetes melitus Diabetes melitus 21

bukan merupakn faktor tunggal risiko penyakit jantung koroner namun

obevitas, hipertenal, dan hiperlipidemin juga sering menggambarkan

eangguankarbohidrat.

dalam sirkulasi darah menjadi salah satu faktor meningkattys


aterosklerosis, yang dimaksud dengan pendenits DM dengan kadar sula

darah puasa >120 me/dl atau Iadar gula sewaktu >200 mgdl lan

cenderung mengalami aterosklerosis pada usia yang lebih dini dan

penyakit yang ditimbulkan lehih cepat dan lebih berat pada pendenita

diabetes dari pada non diabetes

Dengn tingginys indar insalin paida penderita DM

Pada keadaan ini, insulin berdampak penting dalam metabolisme

lipid dan kelainan-kelainan lipid pada penderita diabetes Selain meupakarn

faktor risiko penyakit jantung koroner, diabetes berkaitan dengan adanya

abnormalitas metabolisme lipid, obesitas, hipertensi sistemik dan

peningkatan trombogenesis (peningkatan tingkat adhesi platelet dan

peningkatan kadar fibrinogen) Ki

Laki-laki yangmenderita DM risiko penyakit jantung koroner 50%

lebih tinggi daripada orang normal, sodangkan pada perempuan risikonys

menjadi 2x lipat. Penderita DM dengan penyakit jantung koroner

Obesitas merupakan suatu kelainan komplcks pengaturan naßsu

makan dan metabolisme energi yang dikendalikan dengan mengakumulasi

lemak yang tidak normal atau berlebihan di jaringan adiposa. Akibat

akumulasi lemak tersebut meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular

karena keterkaitannya dengan sindrom metabolik atau sindrom resistensi insulin

yang tendiri dari hiperinsulinemia, intoleransi glukosa/diabetes

melitus, hiperlipidemia, gangguan flbrinolisis, dan hipertens

massa tubuh (IMT) merupakan indikator untuk menentukan

berat badan lebih yang praktis dan obesias pada orang dewasa dengan
perhitungan berat badan dalam kg dibagi tinggi dalam meter kuadrat

Obesitas merupakan faktor independen terhadap penyakit jantung koroner

Obesitas berhubungan erat dengan kadar kolesterol serum, tckanan darah,

dan toleransi glukosa. Dan obesitas tidak berdini sendiri sebagai faktor

rnisiko penyakit jantung koroner, obesitas akan berpengaruh terhadap

aterosklerosis melalui hubungannya dengan hipertensi, hyperlipidemia dan

DM Pada penelitiannya menunjukkan penderita yang BMI atau IMT 25

lebih banyak yang menderita PJK daripada control

Stres, baik fisik maupun mental merupakan faktor risiko untuk

penyakit jantung koroner. Pada masa sekarang, lingkungan kera telah

menjadi penyebab utama stres dan terdapat hubungan yang saling

berkaitan antara stres danabnormalitas metabolisme lipid. Stres juga

merangsang sistem kardiovaskuler engan dilepasnya catecholamine yang

meningkatkan kecepatan denyut jantung dan menimbulkan

vasokonstriksi

Semakin banyak seseorang melakukan aktivitas fisik semakin

rendah risiko terjadinyapenyakit jantung coroner, latihan fisik dapat

redistribusi aliran darah dari organ yang

kurang aktif ke organyang aktif Olahraga secara teratur akan menurunkan

tekanan darah sistolik,menurunkan kadar katckolamin di sirkulasi,

menurunkan kadar kolesterol danlemak darah, meningkatkan kadar HDL

lipoprotein, dan

fisik dapat menycbabkan kegemukan makaskan menyebabkan orang yang

kurang aktivitas menjadi gemuk Pada umumnyasescorang yang gemuk

kurang aktif daripada sescorang dengan berat badannormal


IL.B.5. Faktor Risiko yang tidak dapat dimodifikasi

memperbaiki sirkulasikoroner. Akibat kurangnya aktivitas

Terjadi peningkatan pasien infrak miokardakut (IMA) di bawah

usia 45 tahum dan 7% (1985) menjadi 18% (1991) dan mayoritas

penderita IMA adalah pria dibawah usia 45 tahun. Laki-laki (30

4Stahun) mengalami SKA lebih banyak daripada perempuan (setelah

menopause,insidennya meningkat pada perempuan) Hal inidikarenakan

perempuan sebelum menopause (45-60 tahun)

daripada laki-laki dengan usia yang sama Penderita

lebihrendah

penyakitjantung koroner banyak diderita pada usia antara 50-59 tahun

Pada usia 30-39tahun telah dijumpai penderita penyakit jantung koroner

Pada umur tersebut telahterjadi komplikasi plak-plak dalam pembuluh

darah dan dapat mengalamiperkapuran. Plak-plak ini terus meningkat

dengan bertambahnya umur risiko penyakit jantung koroner

padapenurunkan kadar kolesterol pada usia tua sangat bermanfaat. Hal

tersebutdibuktikan dengan penurunkan kadar kolesterol total 1% pada

penderita, makaterjadi penurunan 2% serangan jantung sehingga bila kadar

kolesterol dapat!turunkan l 5% maka risiko penyakit jantung koroner

akan berkurang 30%

24

Laki-laki mengalami sindrom koroner akut lebih banyak daripada

perempuan (setelah menopause, insidennya meningkat pada perempuan)

hal ini dikarenakan kadar kolesterol perempuan sebelum menopause (45-

60 tahun) lebih rendah daripada laki-laki dengan umur yang sama


Setelah menopause kadar kolesterol perempuan biasanya akan

meningkat menjadi lebih tinggi daripada laki-laki. Hal tersebut terjadi

karena pada perempuan menopause mengalami penurunan produksi

hormon estrogen dimana fungsi hormon estrogen dapat menurunkan kadar

kolesterol dalam darahis

Pada kelompok masyarakat kulit putih maupun kulit berwama,

laki-lakimendominasi kematian akibat penyakit jantung koroner, tetapi

lebih nyata padakulit putih dan lebih serinditemukan pada usia muda dari

pada usia lebih tua Onset penyakit jantung koroner pada wanita kulit putih

umumnya 10 tahun lebihlambat dibanding pria, dan pada wanita kulit

berwarna lebih lambat sckitar 7 (tujuh) tahun Insidensi kematian dini

akibat penyakit jantung koroner pada orangAsia yang tinggal di Inggris

lebih tinggi dibandingkan dengan populasi lokal danjuga angka yang

rendah pada ras Afro-Karibia

Hipertensi, hiperkolesterolemia, dan diabetes melitus dipengaruhi

olch faktor genetik Kedua hal tersebut berhubungan dengan mekanisme

terjadinya aterosklerosis. Penyakit jantung koroner juga merupakan

manifesiasi kelainan gen iunggai spesifi yaing berhubungaı dengau

mekanisme terjiadinya aterosklerosis

Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi adalah faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya

ini yang dimaksud

adalah misalnya yang mengenai koroner (sindrom koroner akut), serebral

arteri penifer dil. Terjadinya gejala/tanda akut ini disebabkan stenosis yang

sgtkan untuk itu, mungkin total atau sekalipun mungkin belum total (100%),

tanda dan dalam hal

setelah sebelumnya tentu saja sudah terdapat stenosis kritis disitu.

Secara organis hal ini mungkin dengan cara:

I. Ruptur plak

2. Trombosis

3. Spasme.

4. Inflamasi

Ke dalam faktor presipitasi yang dapat menimbulkan ke 4 hal di atas

sehingga timbul gejałla dan tanda akut adalah mungkin dapat kita sebut

Lathan yang kelebihan, marah, aktivitas seksual, mental stres, depressi,

lain seperti misalnya kekurangan dukungan sosial, dil.

beberapa contoh

Stimulasi simpatis selain

ketidak seimbangan

juga ternyata menambah pro trombosis sehingga dapat menimbulkan oklusi

total suatu stenosis yang kntis Begitu pula plak yang tidak stabil dapat

menyebabkan vasokonstriksi sehingga menjadi oklusi total disebabkan adanya

disfungsi endotel.

Inflammasi yang meliputi plak aterosklerosis dapat bertambah dalam

an berietshan maka dipat


pula timbul oklusi total.

Stres hemodinamik juga dapat menyebabkan ruptur plak, selanjutnya

timbullah stenosis total, misalnya hipertensi yang tiba-tba meningkat, ane-

mia yang timbul bba-iba dll

Perubahan viskositas darah tiba-tiba memudahkan terjadinya trombosis

Keadaan ini misalnya terdapat pada dehidrasi dan polisitemia. Hiperglikemia

dikatakan juga dapat mempresipibr ruptur plak aterosklerosis

Anda mungkin juga menyukai