Oleh:
GUSTI ARTHA NAINGGOLAN
NIM : P07524719005
PEMBIMBING INSTITUSI
Tri Marini, SST, M.Keb
LAPORAN PENDAHULUAN
Oleh:
CHYNTIA HARYANA
NIM : P07524719006
Menyetujui,
(Pembimbing Institusi)
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan Rahmat-Nyalah yang selalu dilimpahkan sehingga penulis dapat
menyelesaikan Proposal ini. Adapun judul laporsn pendahuluan ini adalah
“Asuhan Kebidanan Manajemen Pelayanan Kebidanan Di Puskesmas
Delitua”. Di susun sebagai persyaratan tugas akhir semester Profesi
Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Jurusan Kebidanan Medan.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah banyak memberikan bimbingan dan bantuan dalam
menyelesaikan proposal ini. Dengan segala kerendahan hati dan rasa hormat
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dra. Ida Nurhayati, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kemenkes RI Medan
2. Betty Mangkuji, SST, M.Keb selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Medan
3. Ardiana Batubara, SST, M.Keb selaku Ketua Prodi Jurusan Profesi
Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Medan.
4. Tri Marini, SST, M.Keb selaku pembimbing yang telah meluangkan
waktu dan kesempatan bagi penulis untuk berkonsultasi dan bersedia
memberikan masukkan, kritik, dan saran dalam menyelesaikan proposal
ini
Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu mencurahkan Rahmat dan
Karunia-Nya kepada semua pihak yang telah membantu penulis. Akhirnya
penulis berharap semoga proposal ini dapat bermanfaat.
Peneli
Chyntia Haryana
ii
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul
Halaman Pengesahan ………………………………… i
Kata Pengantar ………………………………… ii
Daftar Isi …………………………………. iii
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
menjadi manager yang baik dalam rangka pemecahan, masalah dari klien
tersebut. (Sitti Saleha, 2009).
Untuk itu kita perlu mengenal terlebih dahulu pemahaman mengenai
ilmu manajemen secara umum, teori – teori manajemen, fungsi – fungsi
manajemen, dan bahkan manajemen skill. Manajemen kebidanan adalah
suatu metode proses berfikir logis sistematis. Oleh karena itu manajemen
kebidanan merupakan alur pikir bagi seorang bidan dalam memberikan
arah/kerangka dalam menangani kasus yang menjadi tanggung jawabnya.
Manajemen kebidanan mempunyai peran penting dalam menunjang kerja
seorang bidan agar bidan dapat melakukan pelayanan dengan baik kepada
kliennya.
2
tersebut. Selain itu jika pelayanan yang didapatkan baik, pasien tidak hanya
sekali menggunakan jasa pelayanan anda, bahkan mereka juga akan
mengatakan hal itu kepada orang-orang di sekitarnya. Dan orang-orang
tersebut akan lebih percaya terhadap orang yang sudah berpengalaman
langsung dibandingkan dari iklan atau janji-janji melalui media apapun.
Masalah manajemen rumah sakit pada akhir-akhir ini memang
banyak disorot. Tidak saja atas keluhan-keluhan masyarakat yang merasa
kecewa dengan pelayanan rumah sakit, baik dari segi mutu, kemudahan, dan
tarif, tetapi juga perkembangan zaman yang memang sudah mendesak ke
arah perbaikan-perbaikan itu. Setidak-tidaknya ada beberapa alasan untuk
meningkatkan kemampuan manajemen rumah sakit:
a) Perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran yang cepat.
Dalam 10-20 tahun terakhir, ilmu kedokteran (termasuk di
Indonesia) telah berkembang tidak saja ke tingkat spesialisasi dalam bidang-
bidang ilmu kedokteran, tetapi sudah ke superspesialisasi. Sejalan dengan
ini, teknologi yang dipergunakan juga semakin meningkat. Bisa dipahami
bahwa investasi dalam dunia kedokteran dan rumah sakit akan semakin
mahal. Karena itu, manajemen rumah sakit yang tidak baik akan
menimbulkan pelayanan kesehatan yang semakin mahal atau sebaliknya,
bahwa rumah sakit tidak dapat berjalan dan bangkrut. Dalam hal ini perlu
disadari bahwa dengan perkembangan tersebut, pelayanan rumah sakit pada
dasarnya memang cenderung menjadi mahal.
b) Demand masyarakat yang semakin meningkat dan meluas.
Masyarakat tidak saja menghendaki mutu pelayanan kedokteran
yang baik, tetapi juga semakin meluas. Masalah-masalah yang dahulu belum
termasuk bidang kedokteran. Terjadi apa yang disebut proses
medicalization. Dapat dimengerti bahwa karenanya beban rumah sakit akan
semakin berat.
Dengan semakin luasnya bidang kegiatan rumah sakit, semakin
diperlukan unsur-unsur penunjang medis yang semakin luas pula, misalnya:
masalah-masalah administrasi, pengelolaan keuangan, hubungan masyarakat
dan bahkan aspek-aspek hukum/legalitas. Belum lagi kehendak pasien yang
3
menghendaki unsur penunjang non medis yang semakin meningkat sesuai
dengan kebutuhan manusia masa kini. Manajemen rumah sakit dengan
demikian akan semakin kompleks. Makin lama makin dirasakan perlunya
peningkatan pengelolaan rumah sakit secara profesional.
Ada kesan bahwa kecenderungan di atas kurang diperhitungkan.
Rumah sakit seolah-olah “ketinggalan kereta” menanggapi kecenderungan
itu. Disamping itu, juga masalah-masalah yang elementer banyak yang
belum terselesaikan, misalnya seperti yang ditulis oleh J.Sadiman yaitu
hubungan antara direksi rumah sakit dan penulis rumah sakit (yayasan)
sehingga sering terjadi kesalahpahaman di antara keduanya.
Rumah sakit di Indonesia untuk sebagian besar ±70%, dimiliki oleh
pemerintah. Sebagian rumah sakit swasta didirikan oleh lembaga/yayasan,
khususnya dengan latar belakang keagamaan atau lembaga-lembaga sosial
lainnya, yang biasanya diprakarsai oleh kalangan masyarakat atau orang-
orang yang terhormat. Sudah tentu, rumah sakit seperti ini membawa misi
sosial dan karena itu tidak profit marking. Mungkin karena sifat non-profit
making inilah, ada kesan bahwa rumah sakit seperti ini dikelola “asal jalan”
dan semata-mata mengutamakan pelayanan medis pasien-pasien yang
dirawat. Kerugian yang ada biasanya akan ditangani lembaga-lembaga
keagamaan/sosial yang bersangkutan, dari donasi/sumbangan yang
diperolehnya.
4
pendekatan, antara lain ; ketergantungan pasen, beban kerja,
dll.
b) Pengorganisasian merupakan upaya untuk menghimpun
semua sumber daya yang dimiliki RS dan memanfaatkannya
secara efisien untuk mencapai tujuannya. Pengorganisasian
dalam manajemen pelayanan kesehatan di rumah sakit, sama
hal dengan di organisasi lain
c) Penggerakan pelaksanaan, manajemen rumah sakit hampir
sama dengan hotel atau penginapan, hanya pengunjungnya
adalah orang sakit (pasen) dan keluarganya, serta pada
umumnya mempunyai beban sosial-psikologis akibat
penyakit yang diderita oleh anggota keluarganya yang sedang
dirawat. Kompleksitas fungsi penggerakan pelaksanaan di
RS sangat dipengaruhi oleh dua aspek, yaitu : (1) sifat
pelayanan kesehatan yang berorientasi kepada konsumen
penerima jasa pelayanan kesehatan (customer service),
dengan hasil pelayanan kemungkinan ; sembuh dengan
sempurna, sembuh dengan cacat dan meninggal. Apapun
hasilnya kualitas pelayanan diarahkan untuk kepuasan pasen
dan keluarganya. (2) Pelaksanaan fungsi actuating ini sangat
kompleks,karena tenaga yang bekerja di RS terdiri dari
berbagai jenis profesi.
d) Pengawasan dan pengendalian, merupakan proses
untuk mengamati secara terus menerus (bekesinambungan)
pelaksanaan rencana kerja yang sudah disusun dan
mengadakan koreksi (perbaikan) terhadap penyimpangan
yang terjadi. Untuk menjalankan fungsi ini diperlukan
adanya standar kinerja yang jelas. Dari standar tersebut
dapat ditentukan indikator kinerja yang akan dijadikan dasar
untuk menilai hasil kerja (kinerja) pegawai. Penilaian kinerja
pegawai di RS meliputi tenaga yang memberikan pelayanan
langsung kepada pasen, seperti ; perawat, bidan dan dokter
5
maupun tenaga administratif. Adanya indikator kinerja, akan
memudahkan dalam melakukan koreksi apabila ada
penyimpangan.
6
BAB II
TINJAUAN MANAJEMEN KEBIDANAN DALAM ASUHAN
KEHAMILAN DI RS
A. Anamnesis Lengkap
Tanggal : Untuk mengetahui kapan mulai dilakukan pengkajian pada
klien
Jam :
No. RM : Untuk dapat membedakan antara pasien dengan pasien yang
lain dalam suatu ruangan.
a. Data Subyektif
1) Biodata
a. Nama : nama ibu dan suami untuk mengenal,
memanggil, dan menghindari terjadinya kekeliruan.
(Christina, 2000 :41)
b. Umur : ditanyakan untuk mengetahui umur ibu,
dimana kehamilan normal terjadi pada saat ibu berusia
lebih dari 16 tahun dan kurang dari 35 tahun.
c. Agama : ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan
pengaruhnya terhadap kebiasaan kesehatan pasien /
klien. Dengan diketahuinya agama pasien, akan
memudahkan bidan melakukan pendekatan di dalam
melaksanakan asuhan kebidanan. (Depkes RI, 2002:14)
d. Suku : untuk mengetahui dari suku mana ibu berasal
dan menentukan carapendekatan serta pemberian asuhan.
e. Pendidikan : untuk mengetahui tingkat
pengetahuan sebagai dasar dalam memberikan asuhan.
f. Pekerjaan : untuk mengetahui bagaimana taraf
hidup dan sosial ekonomi klien dan apakah
pekerjaanibu / suami dapat mempengaruhi kesehatan
klien / tidak.
7
g. Penghasilan : untuk mengetahui status ekonomi
penderita dan mengetahui pola kebiasaan ynag dapat
mempengaruhi kesehatan klien.
h. Alamat : untuk mengetahui tempat tinggal klien dan
menilai apakah lingkungan cukup aman bagi
kesehatannya serta mempermudah untuk melakukan
kunjungan ulang.
2) Alasan Datang
Apa alasan ibu sehingga datang untuk memeriksakan diri.
3) Keluhan Utama
Ditanyakan untuk mengetahui keluhan ibu yang dirasakan
saat pengkajian. Keluhan yang disampaikan ibu pada
kunjungan ulang sangat penting untuk mengontrol kehamilan
ibu.
4) Riwayat Kesehatan yang Lalu
Ditanyakan untuk mengetahui penyakit yang pernah diderita
ibu sebelumnya apakah ibu pernah menderita penyakit
menular seperti TBC, hepatitis, malaria ataupun penyakit
keturunan seperti: jantung, darah tinggi, ginjal, kencing
manis, juga pernahkah ibu menderita kanker ataupun tumor,
serta untuk mengetahui apakah ibu pernah dirawat di rumah
sakit atau tidak.
5) Riwayat Kesehatan Sekarang
Ditanyakan untuk mengetahui apakah ibu sedang menderita
penyakit menular seperti TBC, hepatitis, malaria ataupun
penyakit keturunan seperti: jantung, darah tinggi, ginjal,
kencing manis, juga apakah ibu sedang menderita kanker
ataupun tumor.
6) Riwayat Kesehatan Keluarga
Ditanyakan mengenai latar belakang keluarga terutama:
a) Anggota keluarga yang mempunyai penyakit tertentu
terutama penyakit menular seperti TBC, hepatitis.
8
b) Penyakit keluarga yang diturunkan seperti kencing
manis, kelainan pembekuan darah, jiwa, asma.
c) Riwayat kehamilan kembar. Faktor yang meningkatkan
kemungkinan hamil kembar adalah faktor ras, keturunan,
umur wanita, dan paritas. Oleh karena itu apabila ada
yang pernah melahirkan atau hamil dengan anak kembar
harus diwaspadai karena hal ini bisa menurun pada ibu.
(Manuaba, 2000:265)
7) Riwayat Haid
Ditanyakan mengenai :
a) Menarche adalah terjadi haid yang pertama kali.
Menarche terjadi pada usia pubertas yaitu sekitar12-16
tahun.
b) Siklus haid pada setiap wanita tidak sama. Siklus haid
yang normal / dianggap sebagai siklus adalah 28 hari,
tetapi siklus ini bisa maju sampai 3 hari atau mundur
sampai 3 hari. Panjang siklus haid yang biasa pada
manusia adalah 25-32 hari.
c) Lamanya Haid. Biasanya antara 2-5 hari, ada yang 1-2
hari diikuti darah sedikit-sedikit dan ada yang sampai 7-8
hari. Pada wanita biasanya lama haid ini tetap.
d) Keluhan yang dirasakan.
e) Keputihan. Warnanya, bau, gatal / tidak.
8) Riwayat Perkawinan
Ditanyakan tentang :
Ibu menikah berapa kali, lamanya, umur pertama kali
menikah
a) Umur pertama kali menikah < 18 tahun, pinggulnya
belum cukup pertumbuhannya sehingga jika hamil
beresiko waktu melahirkan.
b) Jika hamil umur > 35 tahun bahayanya bisa terjadi
hipertensi, plasenta previa, pre-eklamsia, KPD,
9
persalinan tidak lancar / macet, perdarahan setelah bayi
lahir, BBLR
9) Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang Lalu
Untuk mengetahui bagaimana kehamilan, persalinan dan
nifas yang terdahulu apakah pernah ada komplikasi atau
penyulit sehingga dapat memperkirakan adanya kelainan atau
keabnormalan yang dapat mempengaruhi kehamilan
selanjutnya.
10) Riwayat Kehamilan Sekarang
a) Berapa kali periksa dan dimana
Pemeriksaan sebaiknya dilakukan tiap 4 minggu jika
segala sesuatu normal sampai kehamilan 28 minggu,
sesudah itu pemeriksaan dilakukan tiap 2 minggu dan
sesudah 36 minggu tiap minggu.
10
tentang keluhan hamil yang biasa, dan dapat mendeteksi
adanya komplikasi.
11) Riwayat KB
Ditanyakan pernahkah ibu mengikuti KB / tidak, apa
macamnya, ada keluhan / tidak, setelah persalinan
rencananya ibu menggunakan KB apa.
12) Pola Kebiasaan Sehari-Hari
a) Nutrisi
Nutrisi yang diperlukan ibu kamil: kalori, protein,
kalsium, zat besi, vitamin A, vitamin D, vitamin C,
vitamin B, dan air. Bahan makanan yang banyak
mengandung lemak dan hidrat arang seperti manisan dan
gorengan perlu dikurangi untuk menghindari kelebihan
berat badan yang berlebihan.
b) Eliminasi
Pada bulan pertama kehamilan ibu biasanya mengeluh
sering kencing, hal ini dipengaruhi oleh uterus yang
semakin membesar secara fisiologis dan pada akhir
kehamilan biasanya ibu juga mengeluh sering kencing
karena kandung kemih tertekan oleh kepala janin.
Perubahan hormonal mempengaruhi aktifitas usus halus
dan usus besar sehingga mengakibatkan obstipasi.
Sembelit dapat terjadi secara mekanis yang disebabkan
karena menurunnya gerakan ibu hamil, tekanan kepala
janin terhadap usus besar dan rektum.
c) Istirahat
Waktu istirahat harus lebih lama ± 10-11 jam. Untuk
wanita hamil, juga dianjurkan untuk tidur siang
(Christina, 2000:168).
11
meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani untuk
kepentingan pertumbuhan dan perkembangan janin
(Manuaba, 2000:140).
d) Aktivitas
Wanita yang sedang hamil boleh bekerja tapi sifatnya
tidak melelahkan dan tidak mengganggu kehamilan.
Misalnya: pekerjaan rumah tangga yang ringan, masak,
menyapu, tetapi jangan menimba, mengangkat air, dll.
Pekerjaan dinas misal guru, pegawai kantor boleh
diteruskan. Pekerjaan yang sifatnya dapat mengganggu
kehamilan lebih baik dihindarkan misalnya pekerjaan di
pabrik rokok, percetakan, yang mengeluarkan zat yang
dapat mengganggu janin dalam kandungannya
(Christina, 2000:163).
e) Personal Higiene
(1) Rambut harus sering dicuci.
(2) Gigi betul-betul harus mendapat perawatan untuk
mencegah caries.
(3) Buah dada adalah organ yang erat hubungannya dengan
kehamilan dan nifas, sebagai persiapan untuk produksi
makanan bayi oleh karena itu bila kurang kebersihannya
bisa menyebabkan infeksi.
(4) Kebersihan vulva. Vulva harus selalu dalam keadaan
bersih. Setelah BAK/BAB harus selalu dikeringkan, cara
cebok yang dari depan ke belakang.
(5) Kebersihan kuku tidak boleh dilupakan karena dibawah
kuku bisa tersembunyi kuman penyakit.
(6) Kebersihan kulit dilakukan dengan mandi 2x sehari.
Mandi tidak hanya membersihkan kulit tetapi
menyegarkan badan, karena pembuluh darah terangsang
dan badan terasa nyaman.
12
(7) Kebersihan pakaian. Wanita hamil ganti pakaian yang
bersih, kalau dapat pagi dan sore, lebih-lebih pakaian
dalam seperti BH dan celana dalam. (Christina,
2000:159-160)
13) Riwayat Psikososial dan Budaya
Untuk mengetahui keadaan psikologis ibu terhadap
kehamilannya serta bagaiamana tanggapan suami dan
keluarga tentang kehamialn. Budaya ditanyakan untuk
mengetahui kebiasaan dan tradisi yang dilakukan ibu dan
keluarga berhubungan dengan kepercayaan pada takhayul,
kebiasaan berobat dan semua yang berhubungan dengan
kondisi kesehatan ibu.
B. Pemeriksaan Fisik
1) Pemeriksaan Umum
a) Keadaan umum : Baik/cukup/lemah.
b) Kesadaran :
Composmentis/apatis/samnolen.
c) Tinggi badan : Normal >145 cm, ibu hamil
dengan tinggi badan kurang dari 145 cm
kemungkinan panggul sempit
d) Berat badan sebelum hamil :Mengetahui perubahan
berat badan sebelum hamil dan saat hamil adakah
penambahan berat badan atau penurunan berat badan.
e) Berat badan sekarang :Selama kehamilan TM
II dan III pertambahan berat badan ± 0,5kg
perminggu. Hinggaakhir kehamilan pertambahan BB
yang normal sekitar 9-13,5 kg
f) Lingkar lengan atas : Normal > 23,5 cm,
bila kurang merupakan indikator kuat untuk status
13
gizi ibu yangkurang baik / buruk, sehingga beresiko
untuk melahirkan BBLR
g) Tekanan darah, Pernapasan, Nadi, Temperatur
h. Kepala dan leher
1) Kepala : bersih, tidak ada benjolan, tidak ada
luka ataulesi
2) Rambut : warna hitam, tidak ada ketombe,
tidak rontok dan distribusi merata
3) Wajah : tidak ada cloasma gravidarum, tidak
ada oedema, dan tidak pucat
4) Mata : konjungtiva tidak pucat dan sklera
tidak ikterus
5) Mulut dan gigi : bersih, warna bibir kemerahan, tidak
ada stomatitis, gigi tidak berlubang,
gusi tidak berdarah.
6) Leher : tidak ada bendungan vena jugularis,
tidak ada pembesaran kalenjar limfe
dan tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid
i. Payudara
1) Inspeksi : bentuk melingkar, simetris,
hiperpig-mentasi pada areola, puting
susu menonjol, tidak ada retraksi
atau dimpling
2) Palpasi : tidak ada masa/ benjolan,tidak ada
nyeri tekan, tidak ada pembesaran
kelenjar limfe, colostrum (-).
j. Abdomen
a) Inspeksi : tidak ada luka bekas operasi
,terdapat linea nigradan pembesaran
uterus sesuai dengan umur
kehamilan.
14
b) Palpasi
Leopold I :
(1) Kaki klien dibengkokan pada lutut dan lipatan paha
(2) Pemeriksa berdiri sebelah kanan klien dan melihat
ke arah muka klien
(3) Rahim dibawah ke tengah
(4) Tinggi fundus uteri ditentukan
(5) Tentukan bagian apa dari anak yang terdapat dalam
fundus uteri.
Sifat kepala ialah keras, bundar dan melenting,
sifat bokong adalah lunak, kurang bundar dan
kurang melenting, pada letak lintang fundus uteri
kosong.
Variasi menurut knebel : menentukan letak kepala
atau bokong dengan satu tangan di fundus dan
tangan lain di atas simfisis
Leopold II :
(1) Kedua tangan pindah ke samping
(2) Tentukan batas samping rahim kiri dan kanan
(3) Tentukan letak punggung anak
(4) Pada letak lintang, tentukan dimana letak kepala
janin
Leopold II untuk menentukan dimana letaknya
punggung anak dan dimana letaknya bagian-bagian
kecil).
Variasi menurut poudin : menentukan letak
punggung dengan satu tangan menekan di fundus
Leopold III :
(1) Dipergunakan satu tangan saja
(2) Bagian bawah ditentukan antara ibu jari dan jari
lainnya
15
(3) Adakah bagian bawah masih dapat dipergunakan
Leopold III menentukan apa yang terdapat di
bawah dan apakah bagian bawah anak ini sudah
atau belum terpegang oleh pintu atas panggul)
Variasi menurut Ahlfeld : menentukan letak
punggung dengan pinggir tangan kiri diletakkan
tegak di tengah perut.
Leopold IV :
(1) Pemeriksa merubah sikapnya yaitu melihat ke arah
kaki si penderita.
(2) Dengan kedua tangan ditentukan apa yang menjadi
bagian bawah.
(3) Ditentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke
dalam pintu atas panggul dan berapa masuknya
bagian bawah ke dalam rongga panggul.
Jika kita rapatkan kedua tangan akan kita dapatkan
(a) Kedua tangan pada pinggir kepala divergent
(ukuran tebesar kepala sudah melewati pintu atas
panggul)
(b) Kedua tangan pada pinggir kepala convergent
(ukuran terbesar kepala belum melewati pintu atas
panggul). Leopold IV untuk menentukan bagian
yang terendah danberapa masuknya bagian yang
bawah ke dalam ronggapanggul
16
USG : Untuk menentukan letak placenta.
2. Pemeriksaan Laboratorium
Hb : Jika terjadi perdarahan yang banyak
dan keadaan umum pasien lemahserta pucat,
kemungkinan pasien mengalami anemia.
Urin : dicurigai ada protein urin yang memperberat
kehamilan
D. DIAGNOSA KEBIDANAN
1) Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan pada
mekanika tubuh efek dari perubahan hormone
2) Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan
Penekanan kandung kemih karena pembesaran uterus.
3) Kurang pengetahuan: Perawatan kehamilan berhubungan
dengan Kurangnya informasi.
4) Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan
ketidakmampuan untuk mempertahankan kenyamanan
5) Gangguan pola nafas berhubungan dengan penekanan
pembuluh darah abdomen yang mengalirkan O2
E. INTERVENSI KEBIDANAN
1) Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan pada
mekanika tubuh efek dari perubahan hormone
Tujuan : Ketidaknyamanan berkurang/ hilang
Kriteria Hasil :
INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji faktor pencetus perasaan tidak 1. Menentukan intervensi selanjutnya
nyaman yang dirasakan klien
17
2. Kaji TTV klien 2. Ketidaknyamanan dapat
diakibatkan pola nafas, curah
jantung, temperature/suhu
yang tidak stabil
Kolaborasi
18
1) Klien dapat menyebutkan cara-cara untuk meminimalkan
masalah
2) Klien dapat mengidentifikasi tanda / gejala yang
memerlukan evaluasi/intervensi medis
3) Klien terhindar dari masalah kelebihan volume cairan dan
edema pada daerah wajah dan ekstremitas
INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji kenaikan berat badan 1. Mendeteksi penambahan BB
berlebih dan retensi cairan
yang tidak terlihat
19
Tujuan : menambah wawasan tentang perawatan kehamilan
Kriteria Hasil :
1) Klien dapat memahami tentang perawatan kehamilan
2) Klien dapat menyebutkan tentang perawatan kehamilan
3) Klien dapat terhindar dari resiko komplikasi kehamilan
INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji tingkat pendidikan ibu 1. Mengetahui tingkat
pendidikan ibu dapat
memudahkan memberikan
penjelsan tentang perawatan
kehamilan
20
sakit pada ibu
INTERVENSI RASIONAL
1. Tinjau ulang kebutuhan 1. Membantu mengidentifikasi
perubahan tidur normal kebutuhan pola tidur
berkenaan dengan kehamilan
21
Kriteria Hasil :
1) Klien mengatakan sesak nafas berkurang
2) Klien dapat mendemonstrasikan perilaku yang
mengoptimalkan fungsi pernafasan
INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji status, pola, frekuensi 1. Menentukan luas atau
pernafasan beratnya masalah
Kolaborasi
22
F. IMPLEMENTASI KEBIDANAN
G. EVALUASI KEBIDANAN
a. Klien dapat mengidentifikasi dan mendemonstrasikan tindakan
perawatan diri yang tepat
b. Ketidaknyamanan dapat dicegah dan diminimalkan
c. Klien dapat menyebutkan cara-cara untuk meminimalkan masalah
d. Klien dapat mengidentifikasi tanda / gejala yang memerlukan
evaluasi/intervensi medis
e. Klien terhindar dari masalah kelebihan volume cairan dan edema
pada daerah wajah dan ekstremitas
f. Klien dapat memahami tentang perawatan kehamilan
g. Klien dapat menyebutkan tentang perawatan kehamilan
h. Klien dapat terhindar dari resiko komplikasi kehamilan
i. Klien tahu cara mengatasi gangguan istirahat tidur
j. Klien mendaptkan istirahat yang maksimal
k. Klien mengatakan sesak nafas berkurang
l. Klien dapat mendemonstrasikan perilaku yang mengoptimalkan
fungsi pernafasan
DAFTAR PUSTAKA
23
Pelaksanaan Otonomi Daerah. MEP-UGM, Yogyakarta.
24