Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEBIDANAN MANAJEMEN PELAYANAN


KEBIDANAN DI PUSKESMAS DELITUA
MEDAN 2020

Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Asuhan Manajemen Pelayanan


Kebidanan

Oleh:
GUSTI ARTHA NAINGGOLAN
NIM : P07524719005

PEMBIMBING INSTITUSI
Tri Marini, SST, M.Keb

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES
KEMENKES MEDAN
2019/2020
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEBIDANAN MANAJEMEN PELAYANAN


KEBIDANAN DI PUSESMAS DELITUA

Oleh:
CHYNTIA HARYANA
NIM : P07524719006

Menyetujui,

No Nama Pembimbing Tanda Tangan


1 Herlina Tanjung S.Tr.Keb

(Pembimbing Lahan Praktik)


2 Betty Mangkuji, SST, M.Keb
NIP: 198003282001122001

(Pembimbing Institusi)

Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Ardiana Batubara, SST,M.Keb


NIP:196605231986012001

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan Rahmat-Nyalah yang selalu dilimpahkan sehingga penulis dapat
menyelesaikan Proposal ini. Adapun judul laporsn pendahuluan ini adalah
“Asuhan Kebidanan Manajemen Pelayanan Kebidanan Di Puskesmas
Delitua”. Di susun sebagai persyaratan tugas akhir semester Profesi
Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Jurusan Kebidanan Medan.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah banyak memberikan bimbingan dan bantuan dalam
menyelesaikan proposal ini. Dengan segala kerendahan hati dan rasa hormat
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dra. Ida Nurhayati, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kemenkes RI Medan
2. Betty Mangkuji, SST, M.Keb selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Medan
3. Ardiana Batubara, SST, M.Keb selaku Ketua Prodi Jurusan Profesi
Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Medan.
4. Tri Marini, SST, M.Keb selaku pembimbing yang telah meluangkan
waktu dan kesempatan bagi penulis untuk berkonsultasi dan bersedia
memberikan masukkan, kritik, dan saran dalam menyelesaikan proposal
ini
Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu mencurahkan Rahmat dan
Karunia-Nya kepada semua pihak yang telah membantu penulis. Akhirnya
penulis berharap semoga proposal ini dapat bermanfaat.

Medan, Juli 2020

Peneli
Chyntia Haryana

ii
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul
Halaman Pengesahan ………………………………… i
Kata Pengantar ………………………………… ii
Daftar Isi …………………………………. iii

BAB I: TINJAUAN TEORI


A. Definisi ……………………………… 2
B. Manajemen ………………………………. 2
C. Fungsi ………………………………… 4

BAB II: TINJAUAN TEORI


ASUHAN
KEBIDANAN
A. Anamnesis Lengkap ………………………………… 6
B. Pemeriksaan Fisik ………………………………… 13
C. Pemeriksaan Penunjang ………………………………… 16
(Sesuai Kasus)
D. Diagnosa/ Masalah ………………………………… 17
Kebidanan
E. Intervensi ………………………………… 17
F. Implementas ………………………………… 23
G. Evaluasi ………………………………… 23
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

Era globalisasi yang terjadi saat ini selalu mengantarkan umat


manusia kepada kemajuan. Kemajuan inilah yang menyebabkan timbulnya
kecenderungan manusia untuk tergabung dalam sebuah organisasi.
Keinginan untuk mencapai tujuan bersama dengan menggunakan daya
semaksimal mungkin adalah hal yang ditawarkan dalam sebuah organisasi.
Suatu organisasi dapat bertahan dan berjalan dengan baik dan lancar apabila
dilakukan dengan suatu proses manajemen. Konsep dasar manajemen
sebetulnya sama usianya dengan kehidupan manusia, mengapa demikian
karena pada dasarnya manusia dalam kehidupan sehari-harinya tidak bisa
terlepas dari prinsip-prinsip manajement. Ilmu manajemen ilmiah dimulai di
Eropa barat dan Amerika. Di negara-negara tersebut sedang dilanda revolusi
industri dengan perubahan-perubahan dalam pengelolaan produksi yang
efektif dan efisien. Hal ini disebabkan masyarakat sudah semakin maju
dengan kebutuhan yang semakin banyak dan beragam jenisnya. (Trihono,
2005).
Bidan sebagai seorang pemberi layanan kesehatan (health provider)
harus dapat melaksanakan pelayanan kebidanan dengan melaksanakan
manajemen yang baik. Dalam hal ini bidan berperan sebagai seorang
manajer, yaitu mengelola atau memanage segala sesuatu tentang kliennya
sehingga tercapai tujuan yang di harapkan. Dalam mempelajari manajemen
kebidanan di perlukan pemahaman mengenai dasar – dasar manajemen
sehingga konsep dasar manajemen merupakan bagian penting sebelum kita
mempelajari lebih lanjut tentang manajemen kebidanan. (Sitti Saleha, 2009).
Akar atau dasar manajemen kebidanan, adalah ilmu manajemen secara
umum. Dengan mempelajari teori manajemen, maka diharapkan bidan dapat
menjadi manajer ketika mendapat kedudukan sebagai seorang pimpinan,
dan sebaliknya dapat melakukan pekerjaan yang baik pula ketika bawahan
dalam suatu system organisasi kebidanan. Demikian pula dalam hal
memberikan pelayanan kesehatan pada kliennya, seorang bidan haruslah

1
menjadi manager yang baik dalam rangka pemecahan, masalah dari klien
tersebut. (Sitti Saleha, 2009).
Untuk itu kita perlu mengenal terlebih dahulu pemahaman mengenai
ilmu manajemen secara umum, teori – teori manajemen, fungsi – fungsi
manajemen, dan bahkan manajemen skill. Manajemen kebidanan adalah
suatu metode proses berfikir logis sistematis. Oleh karena itu manajemen
kebidanan merupakan alur pikir bagi seorang bidan dalam memberikan
arah/kerangka dalam menangani kasus yang menjadi tanggung jawabnya.
Manajemen kebidanan mempunyai peran penting dalam menunjang kerja
seorang bidan agar bidan dapat melakukan pelayanan dengan baik kepada
kliennya.

A. Definisi Manajemen Kesehatan


Manajemen adalah suatu kegiatan untuk mengatur orang lain guna
mencapai suatu tujuan atau menyelesaikan pekerjaan.” Apabila batasan ini
diterapkan dalam bidang kesehatan masyarakat dapat dikatakan sebagai
berikut : “Manajemen kesehatan adalah suatu kegiatan atau suatu seni untuk
mengatur para petugas kesehatan dan nonpetugas kesehatan guna
meningkatkan kesehatan masyarakat melalui program kesehatan.” Dengan
kata lain manajemen kesehatan masyarakat adalah penerapan manajemen
umum dalam sistem pelayanan kesehatan masyarakat sehingga yang
menjadi objek dan sasaran manajemen adalah sistem pelayanan kesehatan
masyarakat.

B. Manajemen Rumah Sakit


Rumah Sakit merupakan salah satu dari sekian banyak jasa
pelayanan yang memberikan pelayanan umum dibidang kesehatan bagi
masyarakat luas. Untuk itu pelayanan yang baik dan memuaskan bagi
masyarakat terutama pasien, menjadi hal yang utama perlu untuk
diperhatikan. Karena apabila yang kita berikan kepada pasien membuat
pasien puas dan dihargai maka akan berimbas baik kedepannya dimana
mereka akan mempercayakan pelayanan kesehatannya kepada rumah sakit

2
tersebut. Selain itu jika pelayanan yang didapatkan baik, pasien tidak hanya
sekali menggunakan jasa pelayanan anda, bahkan mereka juga akan
mengatakan hal itu kepada orang-orang di sekitarnya. Dan orang-orang
tersebut akan lebih percaya terhadap orang yang sudah berpengalaman
langsung dibandingkan dari iklan atau janji-janji melalui media apapun.
Masalah manajemen rumah sakit pada akhir-akhir ini memang
banyak disorot. Tidak saja atas keluhan-keluhan masyarakat yang merasa
kecewa dengan pelayanan rumah sakit, baik dari segi mutu, kemudahan, dan
tarif, tetapi juga perkembangan zaman yang memang sudah mendesak ke
arah perbaikan-perbaikan itu. Setidak-tidaknya ada beberapa alasan untuk
meningkatkan kemampuan manajemen rumah sakit:
a) Perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran yang cepat.
Dalam 10-20 tahun terakhir, ilmu kedokteran (termasuk di
Indonesia) telah berkembang tidak saja ke tingkat spesialisasi dalam bidang-
bidang ilmu kedokteran, tetapi sudah ke superspesialisasi. Sejalan dengan
ini, teknologi yang dipergunakan juga semakin meningkat. Bisa dipahami
bahwa investasi dalam dunia kedokteran dan rumah sakit akan semakin
mahal. Karena itu, manajemen rumah sakit yang tidak baik akan
menimbulkan pelayanan kesehatan yang semakin mahal atau sebaliknya,
bahwa rumah sakit tidak dapat berjalan dan bangkrut. Dalam hal ini perlu
disadari bahwa dengan perkembangan tersebut, pelayanan rumah sakit pada
dasarnya memang cenderung menjadi mahal.
b) Demand masyarakat yang semakin meningkat dan meluas.
Masyarakat tidak saja menghendaki mutu pelayanan kedokteran
yang baik, tetapi juga semakin meluas. Masalah-masalah yang dahulu belum
termasuk bidang kedokteran. Terjadi apa yang disebut proses
medicalization. Dapat dimengerti bahwa karenanya beban rumah sakit akan
semakin berat.
Dengan semakin luasnya bidang kegiatan rumah sakit, semakin
diperlukan unsur-unsur penunjang medis yang semakin luas pula, misalnya:
masalah-masalah administrasi, pengelolaan keuangan, hubungan masyarakat
dan bahkan aspek-aspek hukum/legalitas. Belum lagi kehendak pasien yang

3
menghendaki unsur penunjang non medis yang semakin meningkat sesuai
dengan kebutuhan manusia masa kini. Manajemen rumah sakit dengan
demikian akan semakin kompleks. Makin lama makin dirasakan perlunya
peningkatan pengelolaan rumah sakit secara profesional.
Ada kesan bahwa kecenderungan di atas kurang diperhitungkan.
Rumah sakit seolah-olah “ketinggalan kereta” menanggapi kecenderungan
itu. Disamping itu, juga masalah-masalah yang elementer banyak yang
belum terselesaikan, misalnya seperti yang ditulis oleh J.Sadiman yaitu
hubungan antara direksi rumah sakit dan penulis rumah sakit (yayasan)
sehingga sering terjadi kesalahpahaman di antara keduanya.
Rumah sakit di Indonesia untuk sebagian besar ±70%, dimiliki oleh
pemerintah. Sebagian rumah sakit swasta didirikan oleh lembaga/yayasan,
khususnya dengan latar belakang keagamaan atau lembaga-lembaga sosial
lainnya, yang biasanya diprakarsai oleh kalangan masyarakat atau orang-
orang yang terhormat. Sudah tentu, rumah sakit seperti ini membawa misi
sosial dan karena itu tidak profit marking. Mungkin karena sifat non-profit
making inilah, ada kesan bahwa rumah sakit seperti ini dikelola “asal jalan”
dan semata-mata mengutamakan pelayanan medis pasien-pasien yang
dirawat. Kerugian yang ada biasanya akan ditangani lembaga-lembaga
keagamaan/sosial yang bersangkutan, dari donasi/sumbangan yang
diperolehnya.

C. Fungsi Manajemen Rumah Sakit


a) Perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen yang
penting, karena perencanaan memegang peranan yang sangat
strategis dalam keberhasilan upaya pelayanan kesehatan di
RS. Terdapat beberapa jenis perencanaan spesifik yang
dilaksanakan di RS, yaitu : (a) perencanaan pengadaan obat
dan logistik, yang disusun berdasarkan pola konsumsi dan
pola epidemiologi, (b) perencanaan tenaga professional
kesehatan, dalam menentukan kebutuhan tenaga tersebut
misalnya ; tenaga perawat dan bidan, menggunakan beberapa

4
pendekatan, antara lain ; ketergantungan pasen, beban kerja,
dll.
b) Pengorganisasian merupakan upaya untuk menghimpun
semua sumber daya yang dimiliki RS dan memanfaatkannya
secara efisien untuk mencapai tujuannya. Pengorganisasian
dalam manajemen pelayanan kesehatan di rumah sakit, sama
hal dengan di organisasi lain
c) Penggerakan pelaksanaan, manajemen rumah sakit hampir
sama dengan hotel atau penginapan, hanya pengunjungnya
adalah orang sakit (pasen) dan keluarganya, serta pada
umumnya mempunyai beban sosial-psikologis akibat
penyakit yang diderita oleh anggota keluarganya yang sedang
dirawat.  Kompleksitas fungsi penggerakan pelaksanaan di
RS sangat dipengaruhi oleh dua aspek, yaitu : (1) sifat
pelayanan kesehatan yang berorientasi kepada konsumen
penerima jasa pelayanan kesehatan (customer service),
dengan hasil pelayanan kemungkinan ; sembuh dengan
sempurna, sembuh dengan cacat dan meninggal. Apapun
hasilnya kualitas pelayanan diarahkan untuk kepuasan pasen
dan keluarganya. (2) Pelaksanaan fungsi actuating ini sangat
kompleks,karena tenaga yang bekerja di RS terdiri dari
berbagai jenis profesi.
d) Pengawasan dan pengendalian,  merupakan proses
untuk  mengamati secara terus menerus (bekesinambungan)
pelaksanaan rencana kerja yang sudah disusun dan
mengadakan koreksi (perbaikan) terhadap penyimpangan
yang terjadi. Untuk menjalankan fungsi ini diperlukan
adanya standar kinerja yang jelas.  Dari standar tersebut
dapat ditentukan indikator kinerja yang akan dijadikan dasar
untuk menilai hasil kerja (kinerja) pegawai. Penilaian kinerja
pegawai di RS meliputi tenaga yang memberikan pelayanan
langsung kepada pasen, seperti ; perawat, bidan dan dokter

5
maupun tenaga administratif. Adanya indikator kinerja, akan
memudahkan dalam melakukan koreksi apabila ada
penyimpangan.

6
BAB II
TINJAUAN MANAJEMEN KEBIDANAN DALAM ASUHAN
KEHAMILAN DI RS

A. Anamnesis Lengkap
Tanggal : Untuk mengetahui kapan mulai dilakukan pengkajian pada
klien
Jam :
No. RM : Untuk dapat membedakan antara pasien dengan pasien yang
lain dalam suatu ruangan.
a. Data Subyektif
1) Biodata
a. Nama : nama ibu dan suami untuk mengenal,
memanggil, dan menghindari terjadinya kekeliruan.
(Christina, 2000 :41)
b. Umur : ditanyakan untuk mengetahui umur ibu,
dimana kehamilan normal terjadi pada saat ibu berusia
lebih dari 16 tahun dan kurang dari 35 tahun.
c. Agama : ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan
pengaruhnya terhadap kebiasaan kesehatan pasien /
klien. Dengan diketahuinya agama pasien, akan
memudahkan bidan melakukan pendekatan di dalam
melaksanakan asuhan kebidanan. (Depkes RI, 2002:14)
d. Suku : untuk mengetahui dari suku mana ibu berasal
dan menentukan carapendekatan serta pemberian asuhan.
e. Pendidikan : untuk mengetahui tingkat
pengetahuan sebagai dasar dalam memberikan asuhan.
f. Pekerjaan : untuk mengetahui bagaimana taraf
hidup dan sosial ekonomi klien dan apakah
pekerjaanibu / suami dapat mempengaruhi kesehatan
klien / tidak.

7
g. Penghasilan : untuk mengetahui status ekonomi
penderita dan mengetahui pola kebiasaan ynag dapat
mempengaruhi kesehatan klien.
h. Alamat : untuk mengetahui tempat tinggal klien dan
menilai apakah lingkungan cukup aman bagi
kesehatannya serta mempermudah untuk melakukan
kunjungan ulang.
2) Alasan Datang
Apa alasan ibu sehingga datang untuk memeriksakan diri.
3) Keluhan Utama
Ditanyakan untuk mengetahui keluhan ibu yang dirasakan
saat pengkajian. Keluhan yang disampaikan ibu pada
kunjungan ulang sangat penting untuk mengontrol kehamilan
ibu.
4) Riwayat Kesehatan yang Lalu
Ditanyakan untuk mengetahui penyakit yang pernah diderita
ibu sebelumnya apakah ibu pernah menderita penyakit
menular seperti TBC, hepatitis, malaria ataupun penyakit
keturunan seperti: jantung, darah tinggi, ginjal, kencing
manis, juga pernahkah ibu menderita kanker ataupun tumor,
serta untuk mengetahui apakah ibu pernah dirawat di rumah
sakit atau tidak.
5) Riwayat Kesehatan Sekarang
Ditanyakan untuk mengetahui apakah ibu sedang menderita
penyakit menular seperti TBC, hepatitis, malaria ataupun
penyakit keturunan seperti: jantung, darah tinggi, ginjal,
kencing manis, juga apakah ibu sedang menderita kanker
ataupun tumor.
6) Riwayat Kesehatan Keluarga
Ditanyakan mengenai latar belakang keluarga terutama:
a) Anggota keluarga yang mempunyai penyakit tertentu
terutama penyakit menular seperti TBC, hepatitis.

8
b) Penyakit keluarga yang diturunkan seperti kencing
manis, kelainan pembekuan darah, jiwa, asma.
c) Riwayat kehamilan kembar. Faktor yang meningkatkan
kemungkinan hamil kembar adalah faktor ras, keturunan,
umur wanita, dan paritas. Oleh karena itu apabila ada
yang pernah melahirkan atau hamil dengan anak kembar
harus diwaspadai karena hal ini bisa menurun pada ibu.
(Manuaba, 2000:265)
7) Riwayat Haid
Ditanyakan mengenai :
a) Menarche adalah terjadi haid yang pertama kali.
Menarche terjadi pada usia pubertas yaitu sekitar12-16
tahun.
b) Siklus haid pada setiap wanita tidak sama. Siklus haid
yang normal / dianggap sebagai siklus adalah 28 hari,
tetapi siklus ini bisa maju sampai 3 hari atau mundur
sampai 3 hari. Panjang siklus haid yang biasa pada
manusia adalah 25-32 hari.
c) Lamanya Haid. Biasanya antara 2-5 hari, ada yang 1-2
hari diikuti darah sedikit-sedikit dan ada yang sampai 7-8
hari. Pada wanita biasanya lama haid ini tetap.
d) Keluhan yang dirasakan.
e) Keputihan. Warnanya, bau, gatal / tidak.
8) Riwayat Perkawinan
Ditanyakan tentang :
Ibu menikah berapa kali, lamanya, umur pertama kali
menikah
a) Umur pertama kali menikah < 18 tahun, pinggulnya
belum cukup pertumbuhannya sehingga jika hamil
beresiko waktu melahirkan.
b) Jika hamil umur > 35 tahun bahayanya bisa terjadi
hipertensi, plasenta previa, pre-eklamsia, KPD,

9
persalinan tidak lancar / macet, perdarahan setelah bayi
lahir, BBLR
9) Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang Lalu
Untuk mengetahui bagaimana kehamilan, persalinan dan
nifas yang terdahulu apakah pernah ada komplikasi atau
penyulit sehingga dapat memperkirakan adanya kelainan atau
keabnormalan yang dapat mempengaruhi kehamilan
selanjutnya.
10) Riwayat Kehamilan Sekarang
a) Berapa kali periksa dan dimana
Pemeriksaan sebaiknya dilakukan tiap 4 minggu jika
segala sesuatu normal sampai kehamilan 28 minggu,
sesudah itu pemeriksaan dilakukan tiap 2 minggu dan
sesudah 36 minggu tiap minggu.

b) Gerakan janin. Umumnya gerakan janin dirasakan ibu


pada kehamilan 18 minggu pada primigravida dan
kehamilan 16 minggu pada multi gravida. Pengamatan
pergerakan janin dilakukan setiap hari setelah usia
kehamilan lebih dari 28 minggu.
c) Keluhan-keluhan yang lazim pada kehamilan.
d) Imunisasi TT diberikan sekurang-kurangnya diberikan
2x dengan interval minimal 4 minggu, kecuali bila
sebelumnya ibu pernah mendapat TT 2x pada kehamilan
yang lalu atau pada calon pengantin. Maka TT cukup
diberikan satu kali (TT boster). Pemberian TT pada ibu
hamil tidak membahayakan janin walupun diberikan
pada kehamilan muda.
e) Pemberian vitamin, zat besi: tablet sehari segera setelah
rasa mual hilang, minimal sebanyak 90 tablet selama
kehamilan.
f) Riwayat kehamilan sekarang membantu bidan untuk
menentukan usia kehamilan, memberikan konseling

10
tentang keluhan hamil yang biasa, dan dapat mendeteksi
adanya komplikasi.
11) Riwayat KB
Ditanyakan pernahkah ibu mengikuti KB / tidak, apa
macamnya, ada keluhan / tidak, setelah persalinan
rencananya ibu menggunakan KB apa.
12) Pola Kebiasaan Sehari-Hari
a) Nutrisi
Nutrisi yang diperlukan ibu kamil: kalori, protein,
kalsium, zat besi, vitamin A, vitamin D, vitamin C,
vitamin B, dan air. Bahan makanan yang banyak
mengandung lemak dan hidrat arang seperti manisan dan
gorengan perlu dikurangi untuk menghindari kelebihan
berat badan yang berlebihan.

b) Eliminasi
Pada bulan pertama kehamilan ibu biasanya mengeluh
sering kencing, hal ini dipengaruhi oleh uterus yang
semakin membesar secara fisiologis dan pada akhir
kehamilan biasanya ibu juga mengeluh sering kencing
karena kandung kemih tertekan oleh kepala janin.
Perubahan hormonal mempengaruhi aktifitas usus halus
dan usus besar sehingga mengakibatkan obstipasi.
Sembelit dapat terjadi secara mekanis yang disebabkan
karena menurunnya gerakan ibu hamil, tekanan kepala
janin terhadap usus besar dan rektum.

c) Istirahat
Waktu istirahat harus lebih lama ± 10-11 jam. Untuk
wanita hamil, juga dianjurkan untuk tidur siang
(Christina, 2000:168).

Jadwal istirahat dan tidur harus diperhatikan dengan baik


karena istirahat dan tidur yang teratur dapat

11
meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani untuk
kepentingan pertumbuhan dan perkembangan janin
(Manuaba, 2000:140).

d) Aktivitas
Wanita yang sedang hamil boleh bekerja tapi sifatnya
tidak melelahkan dan tidak mengganggu kehamilan.
Misalnya: pekerjaan rumah tangga yang ringan, masak,
menyapu, tetapi jangan menimba, mengangkat air, dll.
Pekerjaan dinas misal guru, pegawai kantor boleh
diteruskan. Pekerjaan yang sifatnya dapat mengganggu
kehamilan lebih baik dihindarkan misalnya pekerjaan di
pabrik rokok, percetakan, yang mengeluarkan zat yang
dapat mengganggu janin dalam kandungannya
(Christina, 2000:163).

e) Personal Higiene
(1) Rambut harus sering dicuci.
(2) Gigi betul-betul harus mendapat perawatan untuk
mencegah caries.
(3) Buah dada adalah organ yang erat hubungannya dengan
kehamilan dan nifas, sebagai persiapan untuk produksi
makanan bayi oleh karena itu bila kurang kebersihannya
bisa menyebabkan infeksi.
(4) Kebersihan vulva. Vulva harus selalu dalam keadaan
bersih. Setelah BAK/BAB harus selalu dikeringkan, cara
cebok yang dari depan ke belakang.
(5) Kebersihan kuku tidak boleh dilupakan karena dibawah
kuku bisa tersembunyi kuman penyakit.
(6) Kebersihan kulit dilakukan dengan mandi 2x sehari.
Mandi tidak hanya membersihkan kulit tetapi
menyegarkan badan, karena pembuluh darah terangsang
dan badan terasa nyaman.

12
(7) Kebersihan pakaian. Wanita hamil ganti pakaian yang
bersih, kalau dapat pagi dan sore, lebih-lebih pakaian
dalam seperti BH dan celana dalam. (Christina,
2000:159-160)
13) Riwayat Psikososial dan Budaya
Untuk mengetahui keadaan psikologis ibu terhadap
kehamilannya serta bagaiamana tanggapan suami dan
keluarga tentang kehamialn. Budaya ditanyakan untuk
mengetahui kebiasaan dan tradisi yang dilakukan ibu dan
keluarga berhubungan dengan kepercayaan pada takhayul,
kebiasaan berobat dan semua yang berhubungan dengan
kondisi kesehatan ibu.

14) Pola Spiritual


Untuk mengetahui kegiatan spiritual ibu.

B. Pemeriksaan Fisik
1) Pemeriksaan Umum
a) Keadaan umum : Baik/cukup/lemah.
b) Kesadaran :
Composmentis/apatis/samnolen.
c) Tinggi badan : Normal >145 cm, ibu hamil
dengan tinggi badan kurang dari 145 cm
kemungkinan panggul sempit
d) Berat badan sebelum hamil :Mengetahui perubahan
berat badan sebelum hamil dan saat hamil adakah
penambahan berat badan atau penurunan berat badan.
e) Berat badan sekarang :Selama kehamilan TM
II dan III pertambahan berat badan ± 0,5kg
perminggu. Hinggaakhir kehamilan pertambahan BB
yang normal sekitar 9-13,5 kg
f) Lingkar lengan atas : Normal > 23,5 cm,
bila kurang merupakan indikator kuat untuk status

13
gizi ibu yangkurang baik / buruk, sehingga beresiko
untuk melahirkan BBLR
g) Tekanan darah, Pernapasan, Nadi, Temperatur
h. Kepala dan leher
1) Kepala : bersih, tidak ada benjolan, tidak ada
luka ataulesi
2) Rambut : warna hitam, tidak ada ketombe,
tidak rontok dan distribusi merata
3) Wajah : tidak ada cloasma gravidarum, tidak
ada oedema, dan tidak pucat
4) Mata : konjungtiva tidak pucat dan sklera
tidak ikterus
5) Mulut dan gigi : bersih, warna bibir kemerahan, tidak
ada stomatitis, gigi tidak berlubang,
gusi tidak berdarah.
6) Leher : tidak ada bendungan vena jugularis,
tidak ada pembesaran kalenjar limfe
dan tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid
i. Payudara
1) Inspeksi : bentuk melingkar, simetris,
hiperpig-mentasi pada areola, puting
susu menonjol, tidak ada retraksi
atau dimpling
2) Palpasi : tidak ada masa/ benjolan,tidak ada
nyeri tekan, tidak ada pembesaran
kelenjar limfe, colostrum (-).
j. Abdomen
a) Inspeksi : tidak ada luka bekas operasi
,terdapat linea nigradan pembesaran
uterus sesuai dengan umur
kehamilan.

14
b) Palpasi
Leopold I :
(1) Kaki klien dibengkokan pada lutut dan lipatan paha
(2) Pemeriksa berdiri sebelah kanan klien dan melihat
ke arah muka klien
(3) Rahim dibawah ke tengah
(4) Tinggi fundus uteri ditentukan
(5) Tentukan bagian apa dari anak yang terdapat dalam
fundus uteri.
Sifat kepala ialah keras, bundar dan melenting,
sifat bokong adalah lunak, kurang bundar dan
kurang melenting, pada letak lintang fundus uteri
kosong.
Variasi menurut knebel : menentukan letak kepala
atau bokong dengan satu tangan di fundus dan
tangan lain di atas simfisis

Leopold II :
(1) Kedua tangan pindah ke samping
(2) Tentukan batas samping rahim kiri dan kanan
(3) Tentukan letak punggung anak
(4) Pada letak lintang, tentukan dimana letak kepala
janin
Leopold II untuk menentukan dimana letaknya
punggung anak dan dimana letaknya bagian-bagian
kecil).
Variasi menurut poudin : menentukan letak
punggung dengan satu tangan menekan di fundus

Leopold III :
(1) Dipergunakan satu tangan saja
(2) Bagian bawah ditentukan antara ibu jari dan jari
lainnya

15
(3) Adakah bagian bawah masih dapat dipergunakan
Leopold III menentukan apa yang terdapat di
bawah dan apakah bagian bawah anak ini sudah
atau belum terpegang oleh pintu atas panggul)
Variasi menurut Ahlfeld : menentukan letak
punggung dengan pinggir tangan kiri diletakkan
tegak di tengah perut.

Leopold IV :
(1) Pemeriksa merubah sikapnya yaitu melihat ke arah
kaki si penderita.
(2) Dengan kedua tangan ditentukan apa yang menjadi
bagian bawah.
(3) Ditentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke
dalam pintu atas panggul dan berapa masuknya
bagian bawah ke dalam rongga panggul.
Jika kita rapatkan kedua tangan akan kita dapatkan
(a) Kedua tangan pada pinggir kepala divergent
(ukuran tebesar kepala sudah melewati pintu atas
panggul)
(b) Kedua tangan pada pinggir kepala convergent
(ukuran terbesar kepala belum melewati pintu atas
panggul). Leopold IV untuk menentukan bagian
yang terendah danberapa masuknya bagian yang
bawah ke dalam ronggapanggul

C. Pemeriksaan penunjang (laboratorium), (buku KIA)


1. Pemeriksaan Khusus
Inspeculo : Tujuannya adalah untuk mengetahui
apakah perdarahan berasal dari osteum uteri
eksternum atau dari kelaianan cervik dan vagina.
Apabila perdarahan dari osteum uteri eksternum,
adanya plasenta harus dicurigai.

16
USG : Untuk menentukan letak placenta.
2. Pemeriksaan Laboratorium
Hb : Jika terjadi perdarahan yang banyak
dan keadaan umum pasien lemahserta pucat,
kemungkinan pasien mengalami anemia.
Urin : dicurigai ada protein urin yang memperberat
kehamilan

D. DIAGNOSA KEBIDANAN
1) Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan pada
mekanika tubuh efek dari perubahan hormone
2) Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan
Penekanan kandung kemih karena pembesaran uterus.
3) Kurang pengetahuan: Perawatan kehamilan berhubungan
dengan Kurangnya informasi.
4) Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan
ketidakmampuan untuk mempertahankan kenyamanan
5) Gangguan pola nafas berhubungan dengan penekanan
pembuluh darah abdomen yang mengalirkan O2

E. INTERVENSI KEBIDANAN
1) Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan pada
mekanika tubuh efek dari perubahan hormone
Tujuan : Ketidaknyamanan berkurang/ hilang

Kriteria Hasil :

a. Klien dapat mengidentifikasi dan mendemonstrasikan


tindakan perawatan diri yang tepat
b. Ketidaknyamanan dapat dicegah dan diminimalkan

INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji faktor pencetus perasaan tidak 1. Menentukan intervensi selanjutnya
nyaman yang dirasakan klien

17
2. Kaji TTV klien 2. Ketidaknyamanan dapat
diakibatkan pola nafas, curah
jantung, temperature/suhu           
yang tidak stabil

3. Atur posisi klien senyaman mungkin 3. posisi menentukan perasaan /


saat dilakukan pengkajian/ ketidajknyamanaan dari klien
pemeriksaan atau ibu hamil

4. Ajarkan klien /ibu untuk 4. posisi tubuh, porsi makan, dan


meminimalkan ketidaknyamanan aktivitas berlebih adalah faktor
saat berada dirumah dengan        penyebab munculnya       
mengatur posisi tubuh, porsi makan ketidaknyamanan saat hamil
(6 x dengan porsi sedikit), dan
aktivitas

5. Berikan lingkungan yang nyaman 5. peningkatan kenyamanan bagi


bagi klien saat  pengkajian / klien
pemeriksaan

Kolaborasi

6. Kolaborasikan dengan dokter ahli


6. pengobatan efektif dan aman
kandungan dalam tindakan
pada ibu hamil
pengobatan bila perlu

a. Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan penekanan


kandung kemih karena pembesaran uterus.
Tujuan : Masalah eliminasi urin dapat teratasi
kriteria hasil :

18
1) Klien dapat menyebutkan cara-cara untuk meminimalkan
masalah
2) Klien dapat mengidentifikasi tanda / gejala yang
memerlukan evaluasi/intervensi medis
3) Klien terhindar dari masalah kelebihan volume cairan dan
edema pada daerah wajah dan ekstremitas

INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji kenaikan berat badan 1. Mendeteksi penambahan BB
berlebih dan retensi cairan
yang tidak terlihat

2. Memberi penjelasan tentang 2. Penekan terjadi pada kandung


perubahan sistem perkemihan kemih akibat pembesaran
selama kehamilan. uterus

3. Menganjurkan ibu untuk 3. Meningkatkan perkusi ginjal


melakukan posisi miring saat memobilisasi bagian edema
tidur

4. Anjurkan klien menghindari 4. Posisi memungkinkan


posisi tegak atau supine dalam terjadinya sindrom vena kava
waktu yang lama dan menurunnya aliran vena.

5. Berikan info mengenai perlunya 5. Memungkinkan diafragma


masukan cairan 6-8 gelas perhari menurun, membantu
mengembangkan ekspansi
paru.

b. Kurang pengetahuan: Perawatan kehamilan berhubungan dengan


Kurangnya informasi.

19
Tujuan : menambah wawasan tentang perawatan kehamilan
Kriteria Hasil :
1) Klien dapat memahami tentang perawatan kehamilan
2) Klien dapat menyebutkan tentang perawatan kehamilan
3) Klien dapat terhindar dari resiko komplikasi kehamilan

INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji tingkat pendidikan ibu 1. Mengetahui tingkat
pendidikan ibu dapat
memudahkan memberikan
penjelsan tentang perawatan
kehamilan

2. berikan penjelasan tentang 2. mencegah tingkat


perubahan-perubahan biologis kekhawatiran pada ibu
dan psikologis normal pada ibu selama kehamilan
hamil

3. berikan imunisasi TT 0,5 ml IM 3. melindungi bayi pada saat


lahir dari tempat yang tidak
bersih dan mencegah bakteri
menyerang bayi baru lahir

4. lakukan diskusi tentang 4. Membantu ibu mengetahui


penyakit-penyakit yang dapat tentang hal – hal yang
mempengaruhi kehamilan, beresiko selama kehamilan
resiko komplikasi kehamilan,
dan hal-hal yang dapat
membahayakan janin.

5. jelaskan rencana perawatan dan 5. Membantu ibu mengetahui


pengobatan. hal – hal yang perlu
dilakukan saat kehamilan dan
proses pengobatan jika terjadi

20
sakit pada ibu

c. Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan ketidakmampuan


untuk mempertahankan kenyamanan
Tujuan : masalah gangguan tidur teratasi
Kriteria hasil :
1) Klien tahu cara mengatasi gangguan istirahat tidur
2) Klien mendaptkan istirahat yang maksimal

INTERVENSI RASIONAL
1. Tinjau ulang kebutuhan 1. Membantu mengidentifikasi
perubahan tidur normal kebutuhan pola tidur
berkenaan dengan kehamilan

2. Evaluasi tingkat kelelahan, 2. Meringankan rasa lelah


anjurkan klien untuk istirahat 1-
2 jam pada siang hari dan 8 jam
pada malam hari

3. Kaji insomnia, anjurkan teknik 3. Ansietas yang berlebihan,


relaksasi, membaca, mandi air kegembiraan,
hangat, dan penurunan aktivitas ketidaknyamanan fisik, dapat
mempersulit tidur

4. Anjurkan tidur pada posisi semi 4. Memungkinkan diafragma


fowler menurun, membantu
mengembangkan ekspansi

d. Gangguan pola nafas berhubungan dengan penekanan pembuluh


darah abdomen yang mengalirkan O2
Tujuan : Pola nafas kembali normal

21
Kriteria Hasil :
1) Klien mengatakan sesak nafas berkurang
2) Klien dapat mendemonstrasikan perilaku yang
mengoptimalkan fungsi pernafasan

INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji status, pola, frekuensi 1. Menentukan luas atau
pernafasan beratnya masalah

2. Kaji riwayat medis terdahulu, 2. Masalah lain dapat


misalnya : riwayat alergi, asma, mempengaruhi pola nafas dan
tuberculosis menurunkan oksigenasi
jaringan           ibu/janin

3. Posisikan ibu dengan posisi 3. Menghindari masalah pola


senyaman mungkin nafas akibat posisi yang salah
/ kurang tepat

4. Beri informasi pada ibu tentang 4. Menurunkan kemungkinan


kesulitan pernafasan dan gejala pernafasan yang tidak
program latihan yang realistis stabil / tidak efektif dan agar
ibu dapat mengatasi apabila
terjadi sesak tiba-tiba

5. Berikan lingkungan yang 5. Menghindari sesak akibat


nyaman, aman, tenang, bebas rangsangan zat kimia yang
dari asap rokok / bau yang berbau menyengat
menyengat

Kolaborasi

6. Kolaborasikan dengan dokter 6. Tindakan efektif dan efisien


dalam pemberian oksigen bila dalam menangani sesak
diperlukan

22
F. IMPLEMENTASI KEBIDANAN

Implementasi disesuaikan dengan intervensi keperawatan.

G. EVALUASI KEBIDANAN
a. Klien dapat mengidentifikasi dan mendemonstrasikan tindakan
perawatan diri yang tepat
b. Ketidaknyamanan dapat dicegah dan diminimalkan
c. Klien dapat menyebutkan cara-cara untuk meminimalkan masalah
d. Klien dapat mengidentifikasi tanda / gejala yang memerlukan
evaluasi/intervensi medis
e. Klien terhindar dari masalah kelebihan volume cairan dan edema
pada daerah wajah dan ekstremitas
f. Klien dapat memahami tentang perawatan kehamilan
g. Klien dapat menyebutkan tentang perawatan kehamilan
h. Klien dapat terhindar dari resiko komplikasi kehamilan
i. Klien tahu cara mengatasi gangguan istirahat tidur
j. Klien mendaptkan istirahat yang maksimal
k. Klien mengatakan sesak nafas berkurang
l. Klien dapat mendemonstrasikan perilaku yang mengoptimalkan
fungsi pernafasan

DAFTAR PUSTAKA

Arisutha, Damartaji, 2005. Dimensi Kualitas Pelayanan. Penerbit


Gramedia Pustaka, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian.


Rineka Cipta. Jakarta.

Baswir, R, 2005. Paradigma Baru Pengelolaan


Keuangan Daerah dalam

23
Pelaksanaan Otonomi Daerah. MEP-UGM, Yogyakarta.

Dekker, A. Steven, 2001. Measure Service Quality: Reexamination


and Extension.
Journal of Marketing. Vol. 56. July, 55-68. (Diterjemahkan
oleh Sutanto).

Gaspersz, Vincent, 2003. Manajemen Bisnis Total - Total


Quality Management.
Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Gronroos, Michael, 1990. Perceived Service Quality Model.


Published Ohio
University Press, California.

Hadjon, Philipus M, 2005. Hubungan Kewenangan Pusat dan


Daerah di Era
Otonomi, Rajawali Press, Jakarta.

Halim, Abdul, 2001, Bunga Rampai Manajemen Keuangan


Daerah, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.

Lupiyoadi, Rambat. 2006. Manajemen Pemasaran Jasa, Teori dan


Praktik.
Penerbit Salemba empat. Jakarta.

Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Penerbit Andi.


Yogyakarta.

, 2003. Manajemen Penerimaan Daerah dan Struktur


APBD
dalam Era Otonomi Daerah. FE UGM. Yogyakarta.

24

Anda mungkin juga menyukai