Anda di halaman 1dari 13

Portofolio

Nama Peserta : dr. Agustina Valentika


Nama Wahana : RSUD Selasih Pangkalan Kerinci, Pelalawan
Topik : Gastritis
Tanggal (kasus) :26 Desember 2019
Nama Pasien : Ny. Mawarni No. RM :065835
Tanggal Presentasi :13 Januari 2020 Pendamping : dr. Rahmad Akbar
Tempat Presentasi :Ruang diskusi RSUD Selasih Lantai II
Objektif Presentasi :
□ Keilmuan □ Keterampilan □ Penyegaran □ Tinjauan Pustaka
□ Diagnostik □ Manajemen □ Masalah □ Istimewa
□ Neonatus □ Bayi □ Anak □ Remaja □ Dewasa □ Lansia □ Bumil
□ Deskripsi : Seorang perempuan usia 35 tahun datang ke RSUD Selasih Pangkalan Kerinci pada tanggal 26 Desember 2019 dengan bab cair sejak 4
hari yang lalu. Mual (+), muntah (+)
□ Tujuan :
 Mampu mendiagnosis gastritis
 Mengetahui penatalaksanaan gastritis
Bahas Bahasan □Tinjauan Pustaka □ Riset □ Kasus □ Audit
Cara Membahas : □ Diskusi □ Presentasi dan Diskusi □ E-mail □ Pos
Daftar Pustaka :
1. Hendrawanto. 2005. Buku Ajar,Ilmu Penyakit Dalam,Jakarta: Balai Penerbit FKUI
2. MuttaqinA. 2011. Gangguan Gastrointestinal, Jakarta: Salemba Medika
3. Suharyono DR. 2008. Diare Akut,Klinik dan Laboratorik:Jakarta;Rineka Cipta
IDENTITAS PASIEN
 Nama pasien : Ny. M
 Umur : 35 tahun
 Kelamin : Perempuan
 Alamat : Pangkalan Kerinci
 Agama : Islam
 Suku : Melayu
 Tanggal pemeriksaan : 26 Desember 2019

ANAMNESIS
KELUHAN UTAMA:
Bab cair sejak 4 hari yang lalu

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG:


 Bab cair sejak 4 hari yang lalu dan hari ini sudah sebanyak 3x.
 Riwayat perut mules-mules ada sejak 3 hari yang lalu.
 Bab dengan lendir tidak ada
 Bab dengan adanya darah tidak ada
 Mual ada, dirasakan hilang timbul sejak 2 hari yang lalu, muntah (+) setiap kali
makan/minum.
 Pasien merasa letih, lemah dan lesu sejak kemaren.
 Buang air kecil jumlah dan warna biasa, riwayat keluar batu / pasir tidak ada, riwayat
keluar darah/ nanah tidak ada.

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU:


 Tidak ada
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA:
 Tidak ada keluarga yang mengalami keluhan yang sama
STATUS GENERALIS
 Keadaan Umum : Baik
 Kesadaran : Kompos mentis Kooperatif
 Frekuensi Nadi : 90 x/menit
 Frekuensi Nafas : 20 x/menit
 Tekanan Darah : 100/80mmHg
 Suhu : 36 oC
 Berat Badan : 60 kg
 Tinggi Badan : 150 cm

Pemeriksaan khusus:
Kepala:
- Normochepali
- Mata: konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik, diameter pupil 2mm/2mm, refleks pupil +/
+
- Hidung: sumbatan (-), deviasi septum (-), polip (-), sekret (-)
- Telinga: tofus (-), nyeri tekan mastoid (-), nyeri tekan tragus (-)
- Gigi dan mulut: caries (-)
- Tenggorokan: tonsil T1 – T1
Leher:
- JVP 5 + 2 cmH20
- KGB tidak teraba membesar
- Kelenjar tiroid tidak teraba membesar
- Deviasi trakea (-)
Thorax:
- Paru-Paru
Inspeksi : Normochest, gerakan paru simetris kiri dan kanan, retraksi (-)
Palpasi : taktil fremitus kiri = kanan
Perkusi : Sonor kiri dan kanan
Auskultasi : vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-)
- Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis teraba 1 jari medial LMCS RIC V, tidak kuat angkat, luas
1-2 jari, thrill (-)
Perkusi : Batas jantung normal
Auskultasi : BJ I, BJ II murni (+), irama reguler, bising (-), gallop (-)
Abdomen:
- Inspeksi : Perut tidak tampak membuncit
- Palpasi : Supel, Hepar/ Lien tidak teraba, Ballotemen ginjal (-), undulasi (-), shifting
dullnes (-), nyeri tekan epigastrium (+), nyeri lepas (-)
- Perkusi : Timpani
- Auskultasi : Bising usus (+) Meningkat
Punggung:
- Nyeri tekan CVA -/-
- Nyeri ketok CVA -/-
Alat Kelamin: tidak dilakukan pemeriksaan
Anus : tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas:
- Refleks fisiologis +/+, reflex patologis -/-
- Akral hangat, perfusi baik

Laboratorium:
Hasil laboratorium tanggal 26 Desember 2019
JenisPemeriksaan HasilPemeriksaan Nilai Rujukan
Darah Perifer Lengkap:
 Haemoglobin 11,5 gr/dl 12-15 gr/dl
 Leukosit 7,8 x 103 /ul 4,4 – 10 x 103 /ul

 Trombosit 176x 103 /m 150 – 400 x 103 /m

 Hematokrit 38,3 mm/jam < 42-54 %

Diagnosa Kerja:
Gea dengan dehidrasi ringan sedang
Tatalaksana
Konsul dr Ratna Sp,PD

- RL guyur selanjutnya maintence 30 tpm


- Inj ranitidin/ 12 jam
- Inj ondancetron 4mg /24 jam
- Kotrimoksasol 2x960 mg
- Loperamid tab 3x1

HASIL PEMBELAJARAN

Definisi
 Gastroenteritis adalah suatu keadaan dimana terdapat inflamasi pada bagian mukosa dari
saluran gastrointestinal ditandai dengan diare dan muntah. Gastroenteritis adalah suatu
kondisi yang ditandai dengan adanya muntah dan diare yang diakibatkan oleh infeksi,
alergi, tidak toleran terhadap makanan tertentu atau mencerna toksin.
 Diare adalah buang air besar dengan frekuensi yang meningkat dari biasanya atau lebih
dari tiga kali sehari dengan konsistensi feses yang lebih lembek atau cair (kandungan air
pada feses lebih banyak dari biasanya yaitu lebih dari 200 gram atau 200ml/24jam)

Epidemiologi
Gastroenteritis akut merupakan masalah yang banyak terjadi pada negara berkembang
dibanding dengan negara maju yang tingkat higenitas dan sanitasi lebih baik. Menurut data
dari World Health Organization (WHO) dan Unicef, terdapat 1,87 juta orang meninggal
akibat kasus gastroenteritis setiap tahunnya di seluruh dunia. Secara global, diperkirakan
terdapat 179.000.000 insiden gastroenterits akut pada orang dewasa tiap tahunnya dengan
angka pasien yang dirawat inap sebanyak 500.000 dan lebih dari 5000 pasien mengalami
kematian. Diamerika serikat setidaknya 8.000.000 dari pasien gastroenteritis akut yang
berobat ke dokter dan lebih dari 250.000 pasien dirawat di rumah sakit.

Menurut hasil survey di Indonesia, insiden dari gastroenteritis akut akibat infeksi
mencapai 96.278 insiden dan masih menjadi peringkat pertama sebagai penyakit rawat inap
di Indonesia, sedangkan angka kematian pada gastroenteritis akut (case fatality rate) sebesar
1,92%. Di provinsi Riau terjadi peningkatan kasus gastroenteritis dan diare di rumah sakit
setiap tahunnya.

Berdasarkan data profil kesehatan propinsi Riau yang dihimpun pada tahun 2009 dan
tahun 2010 menunjukkan bahwa banyaknya angka kesakitan gastroenteritis tahun 2009
sebesar 4.533 kasus dengan proporsi penderita pada bayi sebesar 4 % dan tahun 2010 angka
kesakitan gastroenteritis sebesar 5.336 kasus, dengan proporsi penderita pada bayi sebesar
56,03%.
Etiologi
Gastroenteritis akut bisa disebabkan oleh berbagai faktor, menurut dari World
Gastroenterology Organisation, ada beberapa agen yang bisa menyebabkan terjadinya
gastroenteritis akut yaitu agen infeksi dan non-infeksi.

Lebih dari 90% diare akut disebabkan karena infeksi, sedangkan sekitar 10% karena
sebab lain yaitu :

a. Faktor Infeksi
a) Virus
 Rotavirus
Rotavirus adalah anggota suku Reoviridae dengan struktur non-enveloped icosahedral
dan ketika diobservasi di bawah mikroskop elektron, mereka memiliki bentuk seperti roda.
Rotavirus merupakan salah satu penyebab terbanyak dari kasus rawat inap di rumah sakit dan
mengakibatkan 500.000 kematian di dunia tiap tahunnya, biasanya diare akibat rotavirus
derajat keparahannya diatas rerata diare pada umumnya dan menyebabkan dehidrasi. Pada
anak-anak sering tidak terdapat gejala dan umur 3-5 tahun adalah umur tersering dari infeksi
virus ini.
 Adenovirus

Adenovirus umumnya menyerang anak-anak dan menyebabkan penyakit pada sistem


respiratory dan percernaan. Adenovirus merupakan family dari adenoviridae dan merupakan
virus DNA tanpa kapsul, diameter 70 nm, dan bentuk icosahedral simetris. Adenovirus
menyebabkan atrofi vili dan hiperplasia kripta sebagai respon kompensasi, dengan akibat
malabsorbsi dan kehilangan cairan.

b) Bakteri

Infeksi bakteri juga dapat menjadi penyebab dari kasus gastroenteritis akut. Bakteri
yang sering menjadi penyebabnya adalah Diarrheagenic Escherichia coli, Shigella species,
Vibrio cholera, Salmonella.

 Salmonella
Infeksi salmonella kebanyakan melalui makanan atau minuman yang tercemar kuman
salmonella. Sekitar 40000 kasus salmonella gastroenteritis dilaporkan setiap tahun
Salmonella mencapai usus melalui proses pencernaan.

Asam lambung bersifat letal terhadap organisme ini tapi sejumlah besar bakteri dapat
menghadapinya dengan mekanisme pertahanan. Pasien dengan gastrektomi atau sedang
mengkonsumsi bahan yang menghambat pengeluaran asam lambung lebih cenderung
mengalami infeksi salmonella.

 Shigella

Ada dua bentuk yaitu bentuk diare (air) dan bentuk disentri. Shigella tertentu melekat
pada tempat perlekatan pada permukaan sel mukosa usus. Organisme ini menembus sel dan
berproliferasi. Multiplikasi intraepitel merusak sel dan mengakibatkan ulserasi mukosa usus.
Invasi epitelium menyebabkan respon inflamasi. Pada dasar lesi ulserasi, erosi pembuluh
darah mungkin menyebabkan perdarahan. Spesies Shigella yang lain menghasilkan exotoksin
yang dapat menyebabkan diare

 Kolera

Kolera merupakan diare jenis hipersekresi. Kuman tersebut mengeluarkan endotoksin


sehingga menyebabkan pengeluaran cairan yang berlebihan di usus, sehingga orang yang
bersangkutan kehilangan banyak elektrolit. Timbul mendadak dan terkadang disertai muntah.
Pada jenis ini, penderita yang terkena cepat mengalami dehidrasi. Feses/ tinja yang timbul
baunya amis dan seperti cucian beras.

b. Faktor non-infeksi
 Malabsorpsi contohnya malabsorpsi karbohidrat
 Faktor makanan

Makanan basi, beracun, alergi terhadap makan merupakan faktor dari makanan.
Makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang sudah dicemari oleh serangga
atau kontaminasi oleh tangan yang kotor. Penggunaan sumber air yang sudah tercemar dan
tidak memasak air dengan benar. Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah buang air
besar.

 Faktor psikologis, rasa takut dan cemas


Patofisiologi
Gastroenteritis bisa disebabkan oleh 4 hal, yaitu faktor infeksi (bakteri dan virus),
faktor malabsorbsi, faktor makanan dan faktor fisiologis. Diare karena infeksi seperti bakteri,
berawal dari makanan/minuman yang masuk kedalam tubuh manusia. Bakteri tertelan masuk
sampai lambung. Yang kemudian bakteri dibunuh oleh asam lambung. Namun jumlah bakteri
terlalu banyak maka ada beberapa yang lolos sampai ke duodenum dan berkembang biak.
Pada kebanyakan kasus gastroenteritis, organ tubuh yang sering diserang adalah usus.
Didalam usus tersebut bakteri akan memproduksi enzim yang akan mecairkan lapisan lendir
yang menutupi permukaan usus, sehingga bakteri mengeluarkan toksin yang meransang
sekresi cairan-cairan usus dibagian kripta vili dan menghambat absorbsi cairan. Sebagai
akibat dari keadaan ini volume cairan didalam lumen usus meningkat yang mengakibatkan
dinding usus mengembung dan sebagian dinding usus akan mengadakan kontraksi sehingga
terjadi hipermotilitas untuk mengalirkan cairan diusus besar. Apabila jumlah cairan tersebut
melebihi kapasitas absorbsi usus maka akan terjadi diare.

Diare yang disebabkan karena malabsorbsi makanan akan menyebabkan makanan


atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebakan tekanan osmotic dalam rongga usus
meninggi sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit keadaan rongga usus. Isi rongga usus
yang berlebihan akan meransang usus untuk mengeluarkan sehingga timbul diare.

Tertelan makanan yang beracun juga dapat menyebabkan diare karena mengganggu
motilitas usus. Iritasi mukosa usus menyebabkan hiperperistaltik sehingga mengakibatkan
berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya
jika peristaltik menurun akan mengakibatkan bakteri akan tumbuh berlebihan, selanjutnya
timbul diare pula. Adanya iritasi mukosa usus dan peningkatan volume cairan dirongga usus
sehingga menyebabkan perut terasa sakit. Selain karena 2 hal itu, nyeri perut timbul karena
metabolisme KH oleh bakteri di usus yang menghasilkan gas H2 dan CO2 yang menimbulkan
kembung dan flatus berlebihan. Biasanya pada keadaan ini akan menimbulkan rasa mual
bahkan muntah dan nafsu makan menurun. Sehingga terjadi ketidakseimbangan asam basa
dan elektrolit yang bisa menyebabkan jatuh pada keadaan dehidrasi. Yang ditandai dengan
berat badan turun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun bisa cekung (pada bayi),
selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering. Bila keadaan ini terus berlanjut dan
pasien tidak mau makan maka akan menimbulkan gangguan nutrisi sehingga menimbulkan
keadaan lemas. Dehidrasi dan reaksi inflamasi pada mukosa usus menyebabkan peningkatan
suhu tubuh. Tubuh yang kehilangan cairan dan elektrolit yang berlebihan membuat cairan
ekstraseluler dan intraseluler menurun. Dimana selain itu tubuh juga kehilangan Na, K dan
ion karbohidrat. Bila keadaan ini berlanjut terus maka voleme darah juga bekurang. Tubuh
mengalami gangguan sirkulasi, perfusi jaringan terganggu dan akhirnya dapat menyebabkan
syok hipovolemik dan gejala denyut jantung menjadi cepat, nadi kecil dan cepat, tekanan
darah menurun sehingga menyebabkan kesadaran menurun. Selain itu, akibat lain dari
kehilangan cairan ekstrasel yang berlebihan, tubuh akan mengalami asidosis metabolik
dimana pasien akan tampak pucat dengan pernapasan cepat dan dalam (pernapasan
kussmauk).

Faktor psikologis juga dapat menyebabkan diare. Karena faktor psikologis (stress,
marah, takut) dapat merangsang kelenjar adrenal dibawah pengendalian sistem pernapasan
simpatis untuk meransang pengeluaran hormon yang kerjanya mengatur metabolisme tubuh.
Sehingga bila terjadi stress maka metabolisme akan terjadi peningkatan, dalam bentuk
peningkatan mortalitas usus.

Manifestasi Klinis
Diare karena infeksi dapat disertai muntah-muntah, demam, tenesmus, hematochezia,
nyeri perut atau kejang perut. Diare yang berlangsung beberapa waktu tanpa pengulangan
medis yang adekuat dapat menyebabkan kematian karena kekurangan cairan pada tubuh yang
mengakibatkan ranjatan hipovolemik atau karena gangguan kimiawi berupa asidosis
metabolik yang lanjut. Kehilangan cairan dapat menyebakan haus, berat badan menurun,
mata menjadi cekung, lidah kering, tulang pipi menonjol, turtor kulit menurun serta suara
menjadi serak. Keluhan dan gejala ini disebabkan deplesi air yang isotonik. Kehilangan
bikarbonat akan menurunkan Ph darah. Penurunan ini akan merangsang pusat pernapasan,
sehingga frekuensi napas lebih cepat dan lebih dalam (Kussmaul). Reaksi ini adalah usaha
tubuh untuk mengeluarkan asam karbonat agar pH dapat naik kembali normal. Pada keadaan
asidosis metabolik yang tidak dikompensasi, bikarbonat standar juga rendah, pCO2 normal,
dan base excess sangat negatif. Gangguan kardiovaskuler pada hipovolemia berat dapat
berupa renjatan dengan tanda denyut nadi cepat, tekanan darah menurun sampai tidak
terukur. Pasien mulai gelisah, wajah pucat, ujung-ujung ekstremitas dingin, dan kadang
sianosis.
Klasifikasi diare berdasarkan tabel derajat dehidrasi

Gejala derajat Diare tanpa dehidrasi Diare dengan Diare dengan


dehidrasi dehidrasi ringan- dehidrasi berat
sedang

Bila terdapat dua Bila terdapat dua Bila terdapat dua


tanda atau lebih tanda atau lebih tanda atau lebih

Keadaan Umum Baik, sadar Gelisah, rewel Lesu, lunglai/tidak


sadar

Mata Tidak Cekung Cekung Cekung

Keinginan untuk Normal, tidak ada Ingin minum terus, Malas minum
minum rasa haus ada rasa haus

Turgor Segera kembali Kembali lambat Kembali sangat


lambat

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang pada penyakit diare adalah antara lain meliputi :
 Darah
- Darah lengkap
- Serum elektrolit : Na, C,Cl (terutama pada penderita diare yang disertai
kejang)
- Pemeriksaan ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal
- Analisa gas darah apabila didapatkan tanda-tanda gangguan keseimbangan
asam basa (kusmaul)
 Feses
Pemeriksaan feses untuk melihat ada atau tidaknya leukosit. Kotoran/tinja
biasanya tidak mengandung leukosit, jika ada, dianggap sebagai inflamasi kolon
baik infeksi maupun non infeksi.
Pemeriksaan penunjang diperlukan dalam penatalaksaan diare akut karena infeksi,
karena dengan tata cara pemeriksaan yang terarah akan sampai pada terapi
definitif.
Penatalaksanaan
1) Terapi cairan
Untuk menentukan jumlah cairan yang perlu diberikan kepada penderita diare
harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Jumlah cairan jumlah cairan yang harus diberikan sama dengan
 Jumlah cairan yang telah hilang melalui diare dan atau muntah PWL
(Previous Water Losses) ditambah dengan banyaknya cairan yang hilang
melalui keringat, urin dan pernafasan NWL (Normal Water losses)
 Cairan yang hilang melalui tinja dan muntah yang masih terus berlangsung
CWL (Concomitant water losses)
b. Ada 2 jenis cairan yaitu
 Cairan Rehidrasi Oral (CRO)
Cairan oralit yang dianjurkan oleh WHO-ORS, tiap 1 liter mengandung
osmolalitas 333 mOsm/L, karbohidrat 20 g/L, kalori 85 cal/L. Elektrolit yang
dikandung meliputi sodium 90 mEq/L, potasium 20 mEq/L, Cloride 80
mEq/L, bikarbonat 30 mEq/L. Ada beberapa cairan rehidrasi oral yaitu cairan
rehidrasi oral yang mengandung NaCl, KCL,NaHCO 3 dan glukosa, yang
dikenal nama oralit. Dan cairan rehidrasi oral yang tidak mengandung
komponen-komponen di atas misalnya: larutan gula, air tajin, cairan-cairan
yang tersedia di rumah dan lain-lain, disebut CRO tidak lengkap.
 Cairan Rehidrasi Parenteral (CRP) Cairan Ringer Laktat sebagai cairan
rehidrasi parenteral tunggal. Selama pemberian cairan parenteral ini, setiap
jam perlu dilakukan evaluasi yaitu jumlah cairan yang keluar bersama tinja
dan muntah dan perubahan tanda-tanda dehidrasi
2) Antibiotik
Pemberian antibiotik secara empiris jarang diindikasi pada diare akut infeksi,
kerena 40% kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari tanpa pemberian
antibiotik. Pemberian antibiotik di indikasikan pada pasien dengan gejala dan
tanda diare infeksi seperti demam, feses berdarah, leukosit pada feses, persisten
atau penyelamatan jiwa pada diare infeksi, diare pada pelancong dan pasien
immunocompromised.
Contoh antibiotik untuk diare ciprofloksasin 500 mg oral (2x sehari, 3-5 hari),
tetrasiklin 500 mg (oral 4x sehari, 3 hari), doksisiklin 300mg (oral, dosis tunggal),
metronidazole 250-200 mg (4x sehari, 7-14 hari oral atau IV)
3) Obat Anti Diare
Loperamid HCl serta kombinasi difenoksilat dan atropin sulfat (lomotil).
Penggunaan kodein adalah 15-60 mg 3x sehari, loperamid 2-4 mg/3-4x sehari dan
lomotil 5 mg 3-4x sehari. Efek kelompok obat tersebut meliputi penghambatan
propulsi, peningkatan absorbsi cairan sehingga dapat memperbaiki konsistensi
feses dan mengurangi frekuensi diare. Bila diberikan dengan cara yang benar obat
ini cukup aman dan dapt mengurangi frekuensi defekasi sampai 80%. Bila diare
akut dengan gejala demam dan sindrom disentri obat ini tidak adekuat.

KOMPLIKASI
Bila diare berlangsung terus maka dapat timbul
1. Dehidrasi
Dehidrasi diakibatkan karena tubuh kehilangan terlalu banyak cairan dengan tanda
mukosa bibir kering, turgor kulit jelek, urine pekat, mata cekung.
2. Syok Hipovolemik
Syok hipovolemik merupakan akibat lanjutan bila kekurangan volume cairan yang
terlampau berlebihan menyebabkan kehilangan cairan dan sistem vaskuler darah
jadi kental dan tidak lancar yang dapat menimbulkan rejatan yang ditandai denyut
nadi cepat, tekanan darah menurun, pasien gelisah, muka pucat, ekstermitas dingin
dan kadang sianosis.
3. Hipokalemia
Kehilangan cairan yang berlebihan tubuh juga kehilangan elektrolit seperti kalium
yang berperan penting dalam kerja otot sekeleta dan jantung. Penurunan kadar
kalium dalam tubuh (darah) akan mengakibatkan penurunan kerja jantung dan otot.
Pada jantung bisa menimbulkan disritmia. Kontraksi yang kurang menyebabkan
bradikardia, meteorismus. Pada otot menimbulkan kelemahan dan hipotono otot.
4. Kejang
Kejang merupakan respon tubuh yang menandakan tubuh kekurangan oksigen
terutama otak. Hal ini diakibatkan oleh adanya gangguan biokimia dalam tubuh
yang mengakibatkan asidosis metabolik sehingga aliran darah tidak lancar, suplai
darah diutamakan ke organ-organ yang vital

5. Malnutrisi
Ini terjadi karena absorbsi zat gizi yang tidak adekuat menyebabkan tubuh
kekurangan zat gizi yang ditandai berat badan turun, konjungtiva anemis, badan
lemas
6. Asidosis metabolik
Karena tubuh kehilangan bikarbonas, perbandingan bikarbonas adan asam
karbonas berkurang, yang mengakibatkan pH darah menurun (menjadikan lebih
asam/asidosis). Sedangkan pada proses metabolisme dengan menggunakan CO 2
sehingga dalam tubuhterjadi penumpukan asam laktat maka terjadi asidosis
metabolis.

Pencegahan
 Menggunakan air bersih dan sanitasi yang baik
 Memasak makanan dan air minum hingga matang
 Mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah makan
 Menghindari makanan yang telah terkontaminasi oleh lalat
 Tidak mengkonsumsi makanan yang basi
 Menghindari makanan yang dapat menimbulkan diare

Anda mungkin juga menyukai