Anda di halaman 1dari 25

PENERAPAN METODE DISCOVERY LEARNING DALAM MENINGKATKAN

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PADA SISWA SMP


MUHAMMADIYAH 06 BELAWAN

Yulia Zainun
Hasanuddin
Akhirul Sa’ban

Jurusan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas


Muhammdiyah Sumatra Utara

Email: yuliainun05@gmail.com
udinh1500@gmail.com
akhirulsakban30@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini dilakukan pada siswa – siswi kelas VII SMP Muhammadiyah 06
Belawan dalam Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematikakhususnya pada materi Pertidaksamaan Linear Satu Variabel.Pentingnya
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah adalah memiliki keterkaitan dengan
tahap menyelesaikan soal-soal Pertidaksamaan Linear Satu Variabel. Penelitian ini
tujuannya untuk mengetahui: 1. Apakah terdapat sikap positif siswa terhadap
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika menggunakan model
Discovery Learningkhususnya pada materi Pertidaksamaan Linear Satu Variabel. 2.
Bagaimana proses penyelesaian dalam meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah padaPertidaksamaan Linear Satu Variabel, 3. Bagaimana tanggapan siswa
terhadap materi Pertidaksamaan Linear Satu Variabel.

Kata Kunci: Penerapan Matematika, Metode Discovery Learning, sistem persamaan


linear satu variabel
A. PENDAHULUAN

Dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah pada siswa SMP

Muhammadiyah 06 Belawan adalah bagian dari kurikulum matematika yang sangat

penting, karena dalam proses pembelajaran maupun penyelesaian siswa

dimungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta

keterampilan. Pada matematika, siswa SMP Muhammadiyah 06 Belawan dapat

meningkatkan kemampuan berfikir logis, analisis, sistematis, kritis, dan kreatif serta

mampu bekerja sama. Dengan mengingat hal tersebut diharapkan dalam proses

pembelajaran itu sendiri dapat menyenangkan serta diharapkan terjadi komunikasi

antara siswa dengan guru maupun siswa dengan siswa itu sendiri. Maka dalam belajar

akan menghasilkan perubahan – perubahan dalam diri seseorang dan proses

pembelajaranpun akan tercapai.

Sehingga dalam hal ini diperlukan model agar siswa belajar secara aktif dan

guru hanya mengarahkan atau membimbing siswa dalam penemuannya, agar siswa

tersebut merasa dihargai dan pada akhirnya akan mempunyai rasa percaya diri yang

tinggi. Salah satu model yang digunakan adalah Discovery Learning.

Model Discovery Learning adalah suatu model belajar di mana siswa di

harapkan agar memahami materi pelajaran yang diberikan atau yang

disampaikan.Pada saat memecahkan masalah matematika, siswa dihadapkan

denganbeberapa tantangan seperti kesulitan dalam memahami soal.Hal

inidisebabkankarena masalah yang dihadapi bukanlah masalah yang pernah dihadapi

siswasebelumnya.

Schoenfeld, sebagaimanadikutip oleh Ellison (2009: 17) menyatakan bahwa

bukanlah sebuah pengajaranmengenai strategi yang dapat menyebabkan perbedaan


dalam memecahkanmasalah, lebih dari itu, mempraktikan penyelesaian masalah yang

kemudianmenjadikan sebuah perbedaan.

Dalam pembelajaran Discovery Learning, mulai dari strategi sampai dengan jalan

dan hasil penemuan ditentukan oleh siswa sendiri. Hal ini sejalan dengan pendapat

Maier dalam Winddiharto(2004) yang menyatakan bahwa, apa yang ditemukan, jalan,

atau proses semata – mata ditemukan oleh siswa sendiri. Jadi, dapat disimpulkan

bahwa mode Discovery Learning merupakan pembelajaran penemuan yang

menuntutp eserta didik untuk aktif dalam membangun pengetahuannya sendiri, dan

menitik beratkan pada mental intelektual pada peserta didik dalam memecahkan

berbagai persoalan yang di hadapi, sehingga menemukan suatu konsep atau

generalisasi yang dapat di terapkan di lapangan tanpa harus selalu bergantung pada

teori - teori pembelajaran yang ada dalam pedoman buku pelajaran.

B. TINJAUAN TEORITIS

Menurut Syah (2004:244) dalam mengaplikasikan metode Discovery Learning di

kelas, ada beberapa langkah – langkah yang harus dilaksanakan dalam kegiatan

belajar mengajar secara umum sebagai berikut:

1. Stimulasi/Pemberian Rangsangan (Stimulation)

Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar

yang dapat mengembangkan dan membantu siswa dalam mengeksplorasi

bahan.Dalam hal ini Bruner memberikan stimulation dengan menggunakan teknik

bertanya yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat menghadapkan

siswa pada kondisi internal yang mendorong eksplorasi.


2. Pernyataan/ Identifikasi Masalah (Problem Statement)

Identifikasi Masalah adalah guru memberi kesempatan kepada siswa untuk

mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan dengan

bahan pelajaran, kemudian pilih salah satu masalah dan dirumuskan dalam bentuk

hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah). Memberikan kesempatan

siswa untuk mengidentifikasi dan menganalisa permasalahan  yang mereka hadapi,

merupakan teknik yang berguna dalam membangun pemahaman siswa agar terbiasa

untuk menemukan masalah.

3. Pengumpulan Data (Data Collection)

Tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar

tidaknya hipotesis, dengan memberi kesempatan siswa mengumpulkan berbagai

informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan nara

sumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya. Konsekuensi dari tahap ini

adalah siswa belajar secara aktif untuk menemukan sesuatu yang berhubungan dengan

permasalahan yang dihadapi, dengan demikian secara tidak disengaja siswa

menghubungkan masalah dengan pengetahuan yang telah dimiliki.

4. Pengolahan Data (Data Processing) 

Pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi yang telah

diperoleh para siswa baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu

ditafsirkan. Semua informai hasil bacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya,

semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung

dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu.

5. Pembuktian (Verification) 
Pada tahap ini siswa memeriksa secara cermat untuk membuktikan benar atau

tidaknya hipotesis yang ditetapkan dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan

hasil data yang telah diolah. Verifikasi bertujuan agar proses belajar berjalan dengan

baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan

suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai

dalam kehidupannya.

6. Menarik Kesimpulan/ Generalisasi (Generalization) 

Tahap generalisasi adalah proses menarik kesimpulan yang dapat dijadikan

prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan

memperhatikan hasil verifikasi.

C. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas atau


PTK (classroom action research). Penelitian tindakan kelas adalah suatu
penelitian tindakan (action research) yang dilakukan oleh guru yang sekaligus
sebagai peneliti dikelasnya atau bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi)
dengan jalan merancang, melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara
kolaboratif dan partisipasif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan
mutu (kualitas) proses pembelajaran dikelasnya melalui suatu tindakan
(treatment) tertentu dalam siklus.

Tindakan adalah suatu gerak yang segaja dilakukan dengan tujuan tertentu,
yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus kegiatan. Pengertian
tindakan tersebut mengambarkan suatu kegiatan yang dilakukan secara segaja
untuk memperbaiki suatu keadaan atau hasil yang didapat kurang baik dalam
bentuk rangkaian kegiatan-kegiatan perbaikan. Sedangkan kelas adalah
sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran dari guru
yang sama. Pengertian tersebut dapat menunjukkan bahwa proses belajar
mengajar antara guru dan sekelompok siswa terjadi bukan diruang kelas, dapat
juga dilakukan diluar kelas.
Adapun yang menjadi tujuan penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu untuk
memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas dan juga sekaligus
mencari jawabannya dan memperbaiki berbagai persoalan nyata dan praktis dalam
peningkatan mutu pembelajaran dikelas yang dialami langsung antara guru dan
siswa dalam belajar.

Dalam penelitiantersebut membentuk sebuahsiklus, yaitu suatu putaran tindakan


berturut, yang kembali ke langkah semulaapabila dalam siklus pertama permasalahan
belum terselesaikan dan akan terusberulang sampai permasalahan akan
terselesaikan.Dalam pelaksanaanya, kegiatan penelitian ini meliputi empat tahap yaitu
perencana, tindakan, obeservasi dan refleksi.Adapun rincian dari keempat
kegiatan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

1. Perencanaan

Perencanaan pada PTK di mana peneliti dan guru adalah orang yang
berbeda, dalam tahap menyusun harus ada kesepakatan di antara keduanya.
Rancangan harus dilakukan bersama antara guru yang akan melakukan tindakan
peneliti yang akan mengamati proses jalannya tindakan.

2. Tindakan (Action)

Pada tahap ini juga diadakan siklus dengan masing-masing satu RPP pada
masing-masing siklus diberikan tes untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan
hasil belajar siswa melalui penggunaan metode Discovery Learning pada
pelajaranMATEMATIKA materi Pertidaksamaan Linear Satu Variabel.

3. Pengamatan (Observasi)

Pada tahap ini pengamat mengamati setiap kegiatan yang berlangsung


ketika proses pelaksanaan tindakan yang dilakukan oleh peneliti, sambil
melakukan pengamatan ini, pengamat mengisi lembar aktivitas guru dan siswa
pada proses kegiatan belajar mengajar.

4. Refleksi (Reflecting)

Refleksi adalah menemukan apa yang sudah dikerjakan, kegiatan ini


bertujuan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang sudah dilakukan,
berdasarkan data yang telah terkumpul dan kemudian melakukan evaluasi guna
menyempurnakan tindakan melalui kegiatan pada siklus selanjutnya

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan penelitian yang dilakukan pada tanggal 25 Juni 2019. Penerapan


metode Discovery Learning di SMP Muhammadiyah 06 BELAWANterdiri dari 2
siklus, yaitu:

1. Siklus I

Siklus I dilaksanakan dalam empat tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan,


observasi dan refleksi. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Perencanaan

Penerapan metode Discovery Learningpada siklus I diterapkan padameningkatkan


kemampuan pemecahan masalah matematika. Kegiatan yang dilakukan pada tahap
perencanaan,meliputi menyusun RPP sesuai dengan materi pelajaran yang diajarkan,
menyiapkan lembarsoal evaluasi yang berbentuk essai sebanyak 5 soal,
dan sebagai alat penilaian evaluasi.

b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilakukan pada hari Selasa 25 Juni 2019
dengan menggunakan metode discovery learning pada sub temakemampuan
pemecahan masalah matematika. Pembelajaran ini diikuti oleh siswakelas VI-1
SMP Muhammadiyah 06 Belawan yang berjumlah 40 orang siswa
c. Observasi
Hasil pengamatan terhadap observasi aktivitas guru dan observasi aktivitas
siswa dalam penerapan metode Discovery Learning diketahui dari hasil analisis
lembar observasi aktivitas guru dan observasi aktivita siswa.Pengamatan
terhadap aktivitas guru dan aktivitas siswa dengan menggunakan metode
Discovery Learning
Tabel.Hasil Observasi Aktivitas Guru dalam Mengelola Pembelajaran
Siklus I
No Aspek yang di nilai Nilai

1 2 3 4
Pendahuluan
1 Guru memberi salam dan mengecek kesiapan diri 
siswa dengan memeriksa kehadiran peserta didik
2 Guru mengawali pembelajaran dengan membaca 
doa
3 Apersepsi 
Guru memberi apersepsi: Guru menanyakan
pertanyaan yang relevan dalam kehidupan sehari –
hari mengenai materi yang akan diajarkan
(Pertidaksamaan Linear Satu variabel)
- Coba kalian sebutkan tanda – tanda
ketidaksamaan
4 Guru memberi motivasi kepada siswa 
5 Menyampaikan tujuan pembelajaran 
Kegiatan Inti
Stimulasi
6 Guru mengkondisikan agar siswa siap mengikuti 
proses pembelajaran

7 Guru menjelaskan cara belajar dengan metode 


Discovery Learning
8 Guru meminta untuk peserta didik mengamati 
gambar yang terdapat pada buku siswa
9 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk 
menanyak kepada guru hal – hal yang belum
dipahami terkait penjelasan Pertidaksamaan Linear
Satu Variabel
Problem Statemen
10 Guru memberikan kesempatan pada peserta didik 
untuk memberikan pertanyaan yang berkaitan
dengan pertidaksamaan linear satu variabel
11 Salin dan lengkapi tanda – tanda ketidaksamaan 
berikut
a. 2 … 3
b. 2 + 5 … 3 + 5
c. 2 x (-2) … 2 x 6
Tentukan penyelesaian dari 2x + 17 > 5
12 Dari permasalahan yang diberikan guru, diharapkan 
siswa memberikan jawaban sementara
13 Guru membentuk kelompok yang terdiri dari 5 
kelompok
14 Guru membagikan kertas kosong untuk tiap – tiap 
kelompok
15 Tiap – tiap kelompok diberikan 2 soal yang sama 
16 Membimbing siswa saat menjawab soal yang 
Sumber: Hasil Penelitian di Sumber Hasil Penelitian SMP MUHAMMADIYAH
06 Belawan

Keterangan:

1. Tidak Baik 3. Baik


2. Kurang Baik 4. Sangat Baik

Berdasarkan data observasi yang dilakukan oleh pengamat terhadap aktivitas


guru, jumlah skor diperoleh 104. Dengan demikian nilai rata-rata adalah

f 73
P= x 100%P= x 100 %=70 ,19 %
n 104

Hasil observasi pada tabel di atas menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran


melalui metode Discovery Learning mata pelajaran Matematika pada tema Dalam
Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematikakhususnya pada materi
Pertidaksamaan Linear Satu Variabel siklusI pertemuan pertama yaitu memperoleh skor
73 dengan katagori kurang baik,akan tetapi masih terdapat beberapa aktivitas yang
masih rendah yaitu padakegiatan apersepsi dimana kegiatan hanya banyak bernilai 2
dan pada penyampainmotivasi juga masih bernilai 2 sedangkan untuk kegiatan inti ada
yang bernilai 2,3 dan 4, namun yang paling banyak masih bernilai 2, kekurangannya
sepertidalam proses pembelajarannya guru kurang mampu mengarahkan siswa
untukmenyelidiki serta menemukan sendiri dan mengambil kesimpulan tentang materi
Pertidaksamaan Linear Satu Variabel.

Tabel. Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam Mengelola Pembelajaran


Siklus I

No Aspek yang dinilai Nilai


1 2 3 4
Pendahuluan
1 Siswa menjawab salam, siswa duduk dengan tertib dan 
rapi
2 Siswa berdo’a bersama 
3 Siswa menjawab pertanyaan dari guru tentang tanda – 

tanda ketidaksamaan ( ¿,<,≥,≤ )


4 Siswa mendengar motivasi yang sedang dijelaskan guru 
5 Siswa mendengar tujuan pembelajaran dari guru 
Kegiatan Inti
6 Siswa mengikuti sesuai dengan arahan guru 
7 Siswa mendengarkan dan memperhatikan belajar dengan 
menerapkan metode Discovery Learning
8 Siswa mengamati gambar tersebut dan mendengar 
penjelasan dari guru
9 Siswa bertanya jika ada yang belum mereka pahami 
10 Siswa menjawab dari soal permasalahan yang di Tanya 
guru serta fungsinya.
11 Siswa memberikan jawaban sementara 
12 Siswa membentuk beberapa kelompok 
13 Siswa menerima LKPD yang diberikan guru 
14 Siswa mendengarkan dan memperhatikan bimbingan dari 
guru dalam melakukan pengamatan dengan petunjuk
LKPD
15 Siswa membaca buku yang terdapat pada halaman 4 
16 Siswa bertanya dimana yang belum di mengerti 
17 Siswa mengamati tumbuhan yang telah dibagikan guru 
18 Setiap kelompok membuat hasil pengamatannya melalui 
diskusi kelompok
19 Dari pengamatan tersebut siswa menulis deskripsi 
tentang
bagian-bagian tumbuhan yang telah di amati.
20 Siswa menukar hasil pengamatannya kepada kelompok 
lain
21 Perwakilan kelompok melaporkan hasil diskusi 
kelompoknya tentang bagian-bagian tumbuhan dan
fungsinya.
22 Kelompok yang lain memberi tanggapan. 
Penutup
23 Menjawab soal post test yang di bagikan oleh guru, dan 
mengumpulkan tugas pos test
24 Menyimpulkan materi pembelajaran tentang pelajaran 
yang
telah mereka lakukan.
25 Siswa menjawab dengan senang 
26 Siswa mendengar pesan moral yang di sampaikan guru. 
27 Membaca do’a penutup 
Jumlah 76
Persentase 70.37%
Sumber: Hasil Penelitian di SMP MUHAMMADIYAH 06 Belawan
Keterangan:

1. Tidak Baik 3. Baik


2. Kurang Baik 4. Sangat Baik

f
P= x 100 %
n

76
P= x 100 %=70 , 37 %
108

Aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran pada siklus I adalah


76dengan kategori baik.Hal ini berarti bahwa tingkat aktivitas siswa masih
kurang.Hal ini disebabkan karena tidak fokus mendengarkan penjelasan dari
guru, kurang peduli terhadap intruksi dari guru sehingga mengerjakan LKPD dan
mempersentasikan hasil kerja kelompok mereka kurang terarah, hal itu
disebabkan kurangnya siswa dalam bertanya terhadap materi yang diajarkan.Banyak
siswa yang tidak kerja sama satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu,
perlu dilakukan revisi dan perbaikan-perbaikan terhadap penerapan metode
discovery learning untuk siklus selanjutnya.

Adapun aspek yang dapat dilihat pada aktivitas belajar siswa secara
keseluruhan memperoleh nilai dengan kategori baik berdasarkan pengamatan dari
oservasi.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam
belajar sudah sesuai dengan kaidah-kaidah yang ditentukan. Kemudian setelah
proses pembelajaran guru memberikan soal tes dengan jumlah 5 soal dan diikuti oleh
40 siswa dengan tujuan untuk mengetahuimeningkatkan hasil belajar siswa.Adapun
KKM yang ditetapkan di SMP MUHAMMADIYAH 06 Belawan pada tema Dalam
Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika 75.Hasil tes pada
meningkatkan hasil belajar siswa pada siklus I pada tema Dalam Meningkatkan
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika, dapat dilihat pada table berikut:

Tabel Daftar Nilai Tes Pada Siklus 1

No Kode Siswa Rentang Nilai Keterangan


1 M1 80 Baik
2 M2 40 Gagal
3 M3 60 Cukup
4 M4 40 Gagal
5 M5 50 Kurang
6 M6 50 Kurang
7 M7 60 Cukup
8 M8 60 Cukup
9 M9 60 Cukup
10 M10 40 Gagal
11 M11 50 Kurang
12 M12 40 Gagal
13 M13 60 Cukup
14 M14 60 Cukup
15 M15 70 Cukup
16 M16 50 Kurang
17 M17 90 Baik Sekali
18 M18 60 Cukup
19 M19 70 Cukup
20 M20 70 Cukup
Sumber: Hasil Penelitian di SMP Muhammadiyah 06 Belawan

F
P= x100 %
N

Keterangan:

P = Angka Persentase

F = Jumlah hasil siswa tiap aspek yang muncul

N = Jumlah Seluruh Siswa.

26
P= x 100 %
37

P=70,27 %

Berdasarkan hasil belajar siswa melalui penerapan metode discovery


learning pada pembelajaran Matematika untuk siklus I seperti yang disebutkan diatas,
menunjukan jumlah siswa yang mencapai keberhasilan belajar individual
sebanyak 11 orang siswa atau 29,72%, sedangkan 26 orang siswa atau 70, 27%
belum mencapai ketuntasan belajar.

Terlihat jelas dari tabel di atas yang menunjukan bahwa persentase ketuntasan
belajar siswa sebesar 70, 27% untuk mencapai ketuntasan klasikal.Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa melalui penerapan metode
discovery learning pada pembelajaran Matematika untuk siklus II di kelasVII-1 SMP
Muhammadiyah 06 Belawan sudah mencapai ketuntasan belajar.

a. Refleksi

Refleksi adalah kegiatan untuk mengingat kembali semua kegiatan dan


hasil belajar pada tiap siklus untuk menyempurnakan pada siklus berikutnya.
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I ada beberapa hal yang harus diperbaiki
yaitu:

Tabel Refleksi dari Siklus I ke Siklus II

No Temuan Rencana Perbaikan


1 Aktivitas siswa pada Guru melakukan rencana perbaikan
siklus I masih memiliki seperti:
kekurangan diantaranya a. Guru memberikan pertanyaan
adalah: yang lebih mudah.
a. Siswa belum bisa b. Arahan yang diberikan sekaligus
menjawab pengawasan
pertanyaan dari guru c. Guru mendatangi siswa satu –
b. Siswa belum bisa satu yang tidak memperhatikan.
semua mengikuti d. Guru merangsang keaktifan
arahan guru siswa untuk bertanya
c. Tidak semua siswa e. Guru menanyakan satu persatu
memperhatikan siswa.
pelajaran f. Guru mengatur kelompok dan
d. Siswa kurang aktif membagikan masing – masing
bertanya LKPD
e. Tidak semua bisa
mencari jawaban
sementara
f. Tidak semua siswa
membentuk
kelompok dan
menerima LKPD
2 Kemampuan guru pada Pada kemampuan guru perlu
siklus I masih memiliki dilakukan perbaikan seperti:
kekurangan diantaranya a. Belajar untuk mampu
adalah: mengaitkan materi pelajaran
a. Apresiasi guru dengan kehidupan sehari –hari
masih kurang siswa.
b. Tidak memberikan b. Menyiapkan pesan – pesan
motivasi di awal motivasi yang akan di
pembelajaran. sampaikan kepada siswa.
c. Cara penjelasan c. Menguatkan kembali metode
metode Discovery Discovery Learning
Learning masih d. Menambah waktu untuk
kurang bertanya
d. Waktu yang kurang e. Mencari soal – soal yang
kesempatan siswa diberikan siswa yang lebih
untuk bertanya. mudah
e. Soal yang diberikan f. Mencari jawaban yang lebih
guru terlalu sulit detail
f. Jawaban yang g. Menambah waktu untuk diskusi
diberikan guru kelompok
kurang detail
g. Jawaban dari siswa
yang masih belum
benar.
3 Masih banyak siswa yang Membuat soal tes yang sesuai dengan
belum mencapai KKM yang dibelajarkan agar memudahkan
dan belum mencapai nilai siswa untuk menemukan jawaban.
ketuntasan secara
klasikal

Pada siklus ke II guru akan menyampaikan pembelajaran semaksimal


mungkin. Apabila siklus kedua tidak berhasil, maka akan dilanjutkan dengan
siklus III, namun apabila siklus II berhasil, maka tidak dilanjutkan ke siklus III.

2. Siklus II
a. Perencanaan

Pada tahap II ini guru masih menyiapkan RPP, lembar kerja siswa,
lembar observasi aktivitas guru dan lembar aktivitassiswa. Instrumen tes untuk
setiap siklus yang dibelajarkan.Perencanaan guru pada siklus ke II ini lebih
maksimal dari perencanaan sebelumnya.

b. Pelaksanaan

Kegiatan pembelajaran pada siklus II ini masih dilakukan tiga tahap yakni,
kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan akhir. Pelaksanaan pada siklus II
dilaksanakan pada hari Selasa 25 Juni 2019 pada tahap ini guru
melaksanakan beberapa tindakan. Dalam kegiatan pendahuluan, Guru memulai
dengan memberi salam, menanyakan keadaan siswa dan mengecek
kehadiran,mengawali pembelajaran dengan membaca doa, Memberi salam, dan
membaca doa secara bersama-sama. Guru menanyakan kabar siswa dengan
menyampaikan ucapan “bagaimana kabar kalian hari ini? sudah siapkah untuk
belajar?. KemudianGuru mengecek absensi dan mengecek kesiapan siswa untuk
belajar dan guru mengulang sedikit pelajaranminggu lalu tentang tanda – tanda
ketidaksamaan

Guru membentuk kelompok yang terdiri dari 5 kelompok, Guru


membagikan LKPD kepada tiap-tiap kelompok yang telah disediakan. Tiap-tiap
kelompok mendapatkan dua soal, guru membimbing siswa saat menjawab
soal sesuai dengan petunjuk LKPD, Setelahmelakukan menjawab, tiap-tiap kelompok
menulis hasil jawaban yang telahmereka jawab. Guru memberikankesempatan untuk
bertanya tentang diskusi kelompok.

Guru memberi penguatan terhadap materi dan temuan kelompok dan


meminta siswa untuk mengumpulkan tugas, kemudian guru dan siswa membuat
kesimpulan tentang pembelajaran yang telah mereka lakukan.

c. Observasi

Sama halnya pada pengamatan yang dilakukan pada siklus I, yaitu


pengamatan yang diamati oleh dua orang pengamat.Hal yang diamati adalah
aktivitas siswa dan aktivitas guru selama pembelajaran berlangsung.
Tabel Hasil Observasi aktivitas Guru dalam Mengelola Pembelajaran
Siklus II

No Aspek yang di nilai Nilai


1 2 3 4
Pendahuluan
1 Memberi salam, dan membuka doa bersama – sama 
2 Menanyakan kabar siswa dengan menyampaikan 
ucapan “bagaimana kabar anak – anak hari ini?
Sudah siapkah untuk belajar?
3 Mengecek absensi dan mengecek kesiapan siswa 
untuk belajar
4 Mengulang sedikit pelajaran minggu lalu tentang 
tanda – tanda ketidaksamaan
5 Guru menyiapkan fisik anak dalam mengawali 
kegiatan pembelajaran dengan
6 Motivasi:
- Guru memberi motivasi kepada siswa
- Membangkitkan dorongan kepada peserta 
didik untuk aktif dalam kelas
7 Menyampaikan tujuan pembelajaran
- Anak – anak kita hari ini akan belajar 
masalah Pertidaksamaan Linear Satu variabel
Kegiatan inti
Stimulasi
8 Guru meminta siswa membaca teks bacaan 
yangdibagikan guru
Problem Statemen
9 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk 
menanya kepada guru hal-hal yang belum di
pahami
10 Pak Marjo memiliki tanah berbentuk persegi 
panjang dengan ukuran panjang 38 meter dan lebar
(2x + 4) meter. Jika keliling tanah tidak melebihi
120 meter. Tentukan:
a. Lebar maksimal tanah Pak Marjo
b. Luas maksimal tanah Pak marjo

11 Dari permasalahan yang diberikan guru, diharapkan 


siswa memberikan jawaban sementara.
12 Guru membentuk kelompok yang terdiri dari 6 
kelompok
13 Guru membagikan LKPD kepada tiap-tiap 
kelompok yang telah disediakan
14 Tiap-tiap kelompok mendapatkan dua soal 
15 Membimbing siswa saat menjawab soal yang 
diberikan guru
16 Guru memberikan kesempatan untuk 
bertanyatentang diskusi kelompok
17 Apakah kalian tau lebar dan luas tanah pak marjo? 
18 Dari permasalahan yang diberikan guru, 
diharapkan siswa memberikan jawaban sementara.
19 Guru membentuk kelompok yang terdiri dari 5 
kelompok
20 Guru membagikan LKPD kepada tiap-tiap 
kelompok yang telah disediakan
Penutup
Generalization( menarik kesimpulan)
21 Guru dan siswa membuat kesimpulan tentang 
pembelajaran yang telah mereka lakukan.
22 Refleksi 
- Bagaimana pembelajaran kita hari ini?
- Apakahmenyenangkan?
Jumlah 109
Persetase 93,96%
Sumber Hasil Penelitian SMP MUHAMMADIYAH 06 Belawan

F
P= x 100 %
N

109
P= x 100 %=93,96 %
116

Pada kegiatan awal diperoleh hasil 70,37 % dalam katagori cukup, yang
kurang tercapai pada kegiatan adalah siswa masih kurang dalam bertanya tentang
hal yang belum dipahaminya.Namun, beberapa sebagian siswa sudah aktif dalam
bertanya jawab dengan guru.Sedangkan pada kegiatan akhir/ siklus II diperoleh
hasil 91.66% tergolong dalam katagori baik sekali, yang belum tercapai pada
tahap refleksi.Namun siswa mencapai nilai penuh pada kegiatan
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya, menjawab tes akhir yang diberikandan
mendengarkan pesan-pesan moral dan do’a penutup juga dilakukan dengan
baik oleh seluruh siswa.Berdasarkan hasil tersebut di atas menunjukkan bahwa
aktivitas siswa selama pembelajaran sudah hampir sempurna.Semua kegiatan
yang dibelajarkan berlangsung dengan baik sekali sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai.

Tahap di siklus II guru juga memberikan tes untuk mengetahui hasil


belajar siswa, dengan membagi lembar soal kepada siswa dengan jumlah 5 soal
pilihan ganda.Tujuan dilakukan tes tersebut untuk mengumpulkan bukti hasil
tindakan agar dapat dievaluasi dan dijadikan sebagai landasan dalam melakukan
refleksi. Hasil belajar siswa pada siklus II dengan menggunakan metode Discovery
Learning dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel Daftar Nilai Tes Belajar Siklus II

No Kode Siswa Rentang Nilai Keterangan

1 M1 90 Baik Sekali

2 M2 100 Baik Sekali

3 M3 100 Baik Sekali

4 M4 70 Cukup

5 M5 90 Baik Sekali

6 M6 100 Baik Sekali

7 M7 90 Baik Sekali

8 M8 100 Baik Sekali

9 M9 100 Baik Sekali

10 M10 90 Baik Sekali

11 M11 100 Baik Sekali

12 M12 90 Baik Sekali

13 M13 80 Baik

14 M14 70 Cukup
15 M15 90 Baik Sekali

16 M16 90 Baik Sekali

17 M17 80 Baik

18 M18 80 Baik

19 M19 70 Cukup

20 M20 100 Baik Sekali

f
P= x 100 %
n

32
P= x 100 %=86.48 %
37

Berdasarkan hasil belajar siswa melalui penerapan metode discovery


learning pada pembelajaran IPA untuk siklus II seperti yang disebutkan di atas,
menunjukan jumlah siswa yang mencapai keberhasilan belajar individual
sebanyak 32 orang siswa atau 86,48%, sedangkan 8 orang siswa atau 13,51%
belum mencapai ketuntasan belajar.

Terlihat jelas dari tabel di atas yang menunjukan bahwa persentase ketuntasan
belajar siswa sebesar 86,49% untuk mencapai ketuntasan klasikal. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa melalui penerapan metode
Discovery Learning pada pembelajaran Matematika untuk siklus II di kelas VII-1
SMP Muhammadiyah 06 Belawan sudah mencapai ketuntasan belajar.

Terlihat jelas dari tabel di atas yang menunjukan bahwa persentase ketuntasan
belajar siswa sebesar 86,49% untuk mencapai ketuntasan klasikal.Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa melalui penerapan metode
discovery learning pada pembelajaran Matematika untuk siklus II dikelas VII-1 SMP
Muhammadiyah 06 Belawan sudah mencapai ketuntasan belajar.

d. Refleksi

Selama kegiatan pembelajaran, siswa semakin aktif dalam mengikuti


proses pembelajaran. Hal ini terlihat kerja sama kelompok yang sudah baik dan
pemahaman terhadap tema sehat itu penting sudah mencapai ketuntasan.
Berdasarkan hasil pengamatan setelah duasiklus dilaksakan, maka dapatdisimpulkan
bahwa kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metodediscovery learning pada
tema Dalam Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika.Kualitas
pembelajarandengan metode discovery learning sudah sangat baik.Tidak perlu ada
perbaikandari guru untuk melanjutkan ke siklus berikutnya.Akan tetapi lebih baik lagi
jikaguru selalu merefleksi diri untuk mempertahankan yang sudah dicapai.

A. Pembahasan dan Analisis Hasil Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK).Penelitian ini


tidak hanya untuk melihat hasil pembelajaran Matematika saja, tetapi juga untuk
memperhatikan aktivitas guru dalam mengelola dengan menggunakan metode
Discovery Learning dan mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran.

1. Aktivitas Guru

10
0

80

60

40

20

0 SIKLUS SIKLUSI
I I

Dari grafik di atas hasil penelitian yang telah diperoleh tentang aktivitas guru
siklus I sampai kepada siklus II mengalami perubahan yang baik sekali. Guru tidak
melewatkan semua langkah pembelajaran. Siklus I dapat dikategorikan cukup, nilai
persentase (70,19%). Pada siklus II dapat dikategorikan baik sekali juga namun nilai
pesentasenya yang lebih meningkat yaitu (93.96%).Dapatdisimpulkan bahwa aktivitas
siswa selama proses belajar pada siklus I dan siklusII untuk masing-masing katagori
adalah efektif, keadaan ini disebabkan olehtimbulnya motivasi serta rasa ingin tahu
yang besar dalam diri siswa denganditerapkan metode discovery learning siswa
menemukan sendiri hal-hal yangsedang di pelajari melalui pengamatan.Hal ini sesuai
dengan yang dikemukakanoleh Ahmad Rohani bahwa siswa yang aktif adalah siswa
yang aktif dengananggota badan, membuat sesuatu, bermain atau bekerja dan ia tidak
hanya dudukdan mendengar.

Jadi dapat kita simpulkan bahwa proses belajar itu siswa juga dituntut

10
0
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0 Siklus SiklusI
I I

untuk aktif dalam gerakan-gerakan yang akan membantu perkembangan otak anak
dalam menerima pembelajaran yang diberikan guru. Aktivitas Siswa

Dari grafik di atas, menunjukkan adanya peningkatan aktivitas siswa untuk


setiap siklusnya.Hal ini terlihat jelas dari hasil yang diperoleh siswa pada siklus II
yang mengalami peningkatan. Untuk siklus I dapat dikategorikan cukup, nilai
persentase (70,37%). Pada siklus II dapat dikategorikan baik sekali, nilai
persentase (91.66%).Hal ini membuktikan bahwa dengan menggunakan metode
discovery learning, guru dapat meningkatkan aktivitas siswa.Sementara itu pada
siklus II aktivitas siswa sudah mulai meningkat, maka dapat di simpulkan
aktivitas siswa pada siklus I belum memperoleh hasil yang memuaskan dan
setelah dilakukan perbaikan pada siklus II peneliti baru memperoleh keberhasilan
karena sudah sesuai dengan perencanaan pembelajaran.

Dalam memperoleh hasil analisis kemampuan guru dan aktivitas siswa,


penulis mengumpulkan lembaran observasi yang diamati guru kelas dan satu
orang teman yang telah diberi nilai untuk setiap kegiatan atau aktivitas yang
dilakukan guru maupun siswa.Hal tersebut menunjukkan bahwa adanya upayaupaya
perbaikan yang dilakukan guru dalam penggunaan metode Discovery LearningDalam
Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika di kelas VII-1 SMP
Muhammadiyah 06 Belawan.

2. Hasil Belajar Siswa

10
0
90
80
70
60
50
40
30
20
10
Siklus SiklusI
0 I I

Dari grafik di atas hasil belajar siswaDalam Meningkatkan Kemampuan


Pemecahan Masalah Matematikadan sub tema “Pertidaksamaan Linear Satu Variabel”
penulismelakukan tes. Tes yang diberikan yaitu sebanyak duakali diantaranya tes
padasiklus I dan tes pada siklus II.Setiap siklus mengalami peningkatan hasil.
Setelahpembelajaran dengan menggunakan discovery learning pada siklus I jumlah
siswayang mencapai KKM yaitu 11 orang dengan persentase 29,72%, sedangkan
yangmasih dibawah KKM yaitu sebanyak 26 orang dengan persentase 70,27%.
Padasiklus II jumlah siswa yang mencapai KKM yaitu32 orang dengan persentase
86,48%, sedangkan yang masih dibawah KKM yaitu sebanyak 8 rang denganpersentase
13.51%. Pemberian tes pada siklus II menunjukan sebuahpeningkatan, dimana siswa
yang tuntasDalam Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematikadan sub
tema “Pertidaksamaan Linear Satu Variabel” denganmenggunakan metode discovery
learning mencapai nilai KKM.

Berdasarkan kriteria yang ditetapkan pada setiap aspek pengamatan dapat


disimpulkan bahwa aktifitas siswa untuk masing-masing kategori adalah efektif.
Dimyati dan Mudjiono mengemukakan bahwa “Pembelajaran dikatakan efektif
apabila siswa memiliki sifat aktif, kontruktif dan mampu merencanakan sesuatu.
Siswa mampu untuk mencari, menemukan, dan menggunakan pengetahuan yang
telah diperolehnya”.Hal ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan
salah satunya dapat dilihat dari siswa yang terlibat aktif dalam aktivitas belajar.
Semangat belajar yang terlihat dari siswa ketika pembelajaran dimulai.

E. Kesimpulan
1. Aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran pada tema peduli terhadap
makhluk hidup dengan penerapan metode discovery learning sudah
dikatakan berhasil, dikarenakan dalam aktifitas guru pada siklus I hanya
70,19% dengan kategori kucup dan pada siklus II mengalami peningkatan
menjadi 93,96% dengan kategori baik sekali. Hal ini dapat dilihat pada tabel
kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran pada kedua siklus.
2. Aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran pada tema peduli terhadap
makhluk hidup dengan penerapan metode discovery learning sudah
dikatakan berhasil, dikarenakan aktivitas siswa pada siklus I hanya 70,37%
dengan kategori cukup dan pada siklus II menjadi 91,66% dengan kategori
sangat baik sekali. Hal ini dapat dilihat pada tabel hasil tes belajar siswa
pada siklus kedua.
3. Hasil tes belajar siswa secara klasikal Dalam Meningkatkan Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematika dengan penerapan metode discovery learning
sudah dikatakanberhasil. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes pada siklus I belum
mencapaiketuntasan secara klasikal, karena pada siklus ini rata-rata hasil
tesbelajarsiswa hanya 29,72% dan pada siklus II sudah mencapai
ketuntasan secara klasikal dengan nilai rata-rata 70,27%.
DAFTAR PUSTAKA

Isra Mirja, Penerapan Metode Pembelajaran Discovery Learning Materi Pertidaksamaan


linear satu variabel di

Kelas VIII SMPN 8 Banda Aceh, Banda Aceh, Banda Aceh: Fakultas
Tarbiyah dan keguruan Prodi Pendidikan Matematika UIN Ar-Raniry Banda
Aceh, 2016.

Khairunnisak, Penerapan Metode Discovery Learning Pada Materi Pertidaksamaan linear


satu variabel untuk

meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI di SMAN 12 Banda Aceh, Banda


Aceh: Fakultas Tarbiyah dan keguruan Prodi Pendidikan Kimia UIN ArRaniry
Banda Aceh, 2016.

Mansur Muslich, Melaksanakan PTK :Penelitian Tindakan Kelas Itu Mudah


(Classroom Action Research), Jakarta: Bumi Aksara, 2010.

Markaban, Model Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Penemuan


Terbimbing, Yogyakarta: Departeman Pendidikan Nasional PPPG
Matematika, 2016.

Nur Sukma, Penerapan Metode Discovery dalam meningkatkan hasil kemampuan


pemecahan masalah matematika di kelas III MIN Lambaro Aceh Besar, Banda
Aceh:Fakultas Tarbiyah dan keguruan Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
UIN Ar-Raniry Banda Aceh, 2016.

Anda mungkin juga menyukai