Yulia Zainun
Hasanuddin
Akhirul Sa’ban
Email: yuliainun05@gmail.com
udinh1500@gmail.com
akhirulsakban30@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini dilakukan pada siswa – siswi kelas VII SMP Muhammadiyah 06
Belawan dalam Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematikakhususnya pada materi Pertidaksamaan Linear Satu Variabel.Pentingnya
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah adalah memiliki keterkaitan dengan
tahap menyelesaikan soal-soal Pertidaksamaan Linear Satu Variabel. Penelitian ini
tujuannya untuk mengetahui: 1. Apakah terdapat sikap positif siswa terhadap
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika menggunakan model
Discovery Learningkhususnya pada materi Pertidaksamaan Linear Satu Variabel. 2.
Bagaimana proses penyelesaian dalam meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah padaPertidaksamaan Linear Satu Variabel, 3. Bagaimana tanggapan siswa
terhadap materi Pertidaksamaan Linear Satu Variabel.
meningkatkan kemampuan berfikir logis, analisis, sistematis, kritis, dan kreatif serta
mampu bekerja sama. Dengan mengingat hal tersebut diharapkan dalam proses
antara siswa dengan guru maupun siswa dengan siswa itu sendiri. Maka dalam belajar
Sehingga dalam hal ini diperlukan model agar siswa belajar secara aktif dan
guru hanya mengarahkan atau membimbing siswa dalam penemuannya, agar siswa
tersebut merasa dihargai dan pada akhirnya akan mempunyai rasa percaya diri yang
siswasebelumnya.
Dalam pembelajaran Discovery Learning, mulai dari strategi sampai dengan jalan
dan hasil penemuan ditentukan oleh siswa sendiri. Hal ini sejalan dengan pendapat
Maier dalam Winddiharto(2004) yang menyatakan bahwa, apa yang ditemukan, jalan,
atau proses semata – mata ditemukan oleh siswa sendiri. Jadi, dapat disimpulkan
menuntutp eserta didik untuk aktif dalam membangun pengetahuannya sendiri, dan
menitik beratkan pada mental intelektual pada peserta didik dalam memecahkan
generalisasi yang dapat di terapkan di lapangan tanpa harus selalu bergantung pada
B. TINJAUAN TEORITIS
kelas, ada beberapa langkah – langkah yang harus dilaksanakan dalam kegiatan
Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar
bahan pelajaran, kemudian pilih salah satu masalah dan dirumuskan dalam bentuk
merupakan teknik yang berguna dalam membangun pemahaman siswa agar terbiasa
informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan nara
sumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya. Konsekuensi dari tahap ini
adalah siswa belajar secara aktif untuk menemukan sesuatu yang berhubungan dengan
Pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi yang telah
diperoleh para siswa baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu
5. Pembuktian (Verification)
Pada tahap ini siswa memeriksa secara cermat untuk membuktikan benar atau
hasil data yang telah diolah. Verifikasi bertujuan agar proses belajar berjalan dengan
baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan
suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai
dalam kehidupannya.
prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan
C. METODE PENELITIAN
Tindakan adalah suatu gerak yang segaja dilakukan dengan tujuan tertentu,
yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus kegiatan. Pengertian
tindakan tersebut mengambarkan suatu kegiatan yang dilakukan secara segaja
untuk memperbaiki suatu keadaan atau hasil yang didapat kurang baik dalam
bentuk rangkaian kegiatan-kegiatan perbaikan. Sedangkan kelas adalah
sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran dari guru
yang sama. Pengertian tersebut dapat menunjukkan bahwa proses belajar
mengajar antara guru dan sekelompok siswa terjadi bukan diruang kelas, dapat
juga dilakukan diluar kelas.
Adapun yang menjadi tujuan penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu untuk
memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas dan juga sekaligus
mencari jawabannya dan memperbaiki berbagai persoalan nyata dan praktis dalam
peningkatan mutu pembelajaran dikelas yang dialami langsung antara guru dan
siswa dalam belajar.
1. Perencanaan
Perencanaan pada PTK di mana peneliti dan guru adalah orang yang
berbeda, dalam tahap menyusun harus ada kesepakatan di antara keduanya.
Rancangan harus dilakukan bersama antara guru yang akan melakukan tindakan
peneliti yang akan mengamati proses jalannya tindakan.
2. Tindakan (Action)
Pada tahap ini juga diadakan siklus dengan masing-masing satu RPP pada
masing-masing siklus diberikan tes untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan
hasil belajar siswa melalui penggunaan metode Discovery Learning pada
pelajaranMATEMATIKA materi Pertidaksamaan Linear Satu Variabel.
3. Pengamatan (Observasi)
4. Refleksi (Reflecting)
1. Siklus I
a. Perencanaan
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilakukan pada hari Selasa 25 Juni 2019
dengan menggunakan metode discovery learning pada sub temakemampuan
pemecahan masalah matematika. Pembelajaran ini diikuti oleh siswakelas VI-1
SMP Muhammadiyah 06 Belawan yang berjumlah 40 orang siswa
c. Observasi
Hasil pengamatan terhadap observasi aktivitas guru dan observasi aktivitas
siswa dalam penerapan metode Discovery Learning diketahui dari hasil analisis
lembar observasi aktivitas guru dan observasi aktivita siswa.Pengamatan
terhadap aktivitas guru dan aktivitas siswa dengan menggunakan metode
Discovery Learning
Tabel.Hasil Observasi Aktivitas Guru dalam Mengelola Pembelajaran
Siklus I
No Aspek yang di nilai Nilai
1 2 3 4
Pendahuluan
1 Guru memberi salam dan mengecek kesiapan diri
siswa dengan memeriksa kehadiran peserta didik
2 Guru mengawali pembelajaran dengan membaca
doa
3 Apersepsi
Guru memberi apersepsi: Guru menanyakan
pertanyaan yang relevan dalam kehidupan sehari –
hari mengenai materi yang akan diajarkan
(Pertidaksamaan Linear Satu variabel)
- Coba kalian sebutkan tanda – tanda
ketidaksamaan
4 Guru memberi motivasi kepada siswa
5 Menyampaikan tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti
Stimulasi
6 Guru mengkondisikan agar siswa siap mengikuti
proses pembelajaran
Keterangan:
f 73
P= x 100%P= x 100 %=70 ,19 %
n 104
f
P= x 100 %
n
76
P= x 100 %=70 , 37 %
108
Adapun aspek yang dapat dilihat pada aktivitas belajar siswa secara
keseluruhan memperoleh nilai dengan kategori baik berdasarkan pengamatan dari
oservasi.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam
belajar sudah sesuai dengan kaidah-kaidah yang ditentukan. Kemudian setelah
proses pembelajaran guru memberikan soal tes dengan jumlah 5 soal dan diikuti oleh
40 siswa dengan tujuan untuk mengetahuimeningkatkan hasil belajar siswa.Adapun
KKM yang ditetapkan di SMP MUHAMMADIYAH 06 Belawan pada tema Dalam
Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika 75.Hasil tes pada
meningkatkan hasil belajar siswa pada siklus I pada tema Dalam Meningkatkan
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika, dapat dilihat pada table berikut:
F
P= x100 %
N
Keterangan:
P = Angka Persentase
26
P= x 100 %
37
P=70,27 %
Terlihat jelas dari tabel di atas yang menunjukan bahwa persentase ketuntasan
belajar siswa sebesar 70, 27% untuk mencapai ketuntasan klasikal.Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa melalui penerapan metode
discovery learning pada pembelajaran Matematika untuk siklus II di kelasVII-1 SMP
Muhammadiyah 06 Belawan sudah mencapai ketuntasan belajar.
a. Refleksi
2. Siklus II
a. Perencanaan
Pada tahap II ini guru masih menyiapkan RPP, lembar kerja siswa,
lembar observasi aktivitas guru dan lembar aktivitassiswa. Instrumen tes untuk
setiap siklus yang dibelajarkan.Perencanaan guru pada siklus ke II ini lebih
maksimal dari perencanaan sebelumnya.
b. Pelaksanaan
Kegiatan pembelajaran pada siklus II ini masih dilakukan tiga tahap yakni,
kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan akhir. Pelaksanaan pada siklus II
dilaksanakan pada hari Selasa 25 Juni 2019 pada tahap ini guru
melaksanakan beberapa tindakan. Dalam kegiatan pendahuluan, Guru memulai
dengan memberi salam, menanyakan keadaan siswa dan mengecek
kehadiran,mengawali pembelajaran dengan membaca doa, Memberi salam, dan
membaca doa secara bersama-sama. Guru menanyakan kabar siswa dengan
menyampaikan ucapan “bagaimana kabar kalian hari ini? sudah siapkah untuk
belajar?. KemudianGuru mengecek absensi dan mengecek kesiapan siswa untuk
belajar dan guru mengulang sedikit pelajaranminggu lalu tentang tanda – tanda
ketidaksamaan
c. Observasi
F
P= x 100 %
N
109
P= x 100 %=93,96 %
116
Pada kegiatan awal diperoleh hasil 70,37 % dalam katagori cukup, yang
kurang tercapai pada kegiatan adalah siswa masih kurang dalam bertanya tentang
hal yang belum dipahaminya.Namun, beberapa sebagian siswa sudah aktif dalam
bertanya jawab dengan guru.Sedangkan pada kegiatan akhir/ siklus II diperoleh
hasil 91.66% tergolong dalam katagori baik sekali, yang belum tercapai pada
tahap refleksi.Namun siswa mencapai nilai penuh pada kegiatan
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya, menjawab tes akhir yang diberikandan
mendengarkan pesan-pesan moral dan do’a penutup juga dilakukan dengan
baik oleh seluruh siswa.Berdasarkan hasil tersebut di atas menunjukkan bahwa
aktivitas siswa selama pembelajaran sudah hampir sempurna.Semua kegiatan
yang dibelajarkan berlangsung dengan baik sekali sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai.
1 M1 90 Baik Sekali
4 M4 70 Cukup
5 M5 90 Baik Sekali
7 M7 90 Baik Sekali
13 M13 80 Baik
14 M14 70 Cukup
15 M15 90 Baik Sekali
17 M17 80 Baik
18 M18 80 Baik
19 M19 70 Cukup
f
P= x 100 %
n
32
P= x 100 %=86.48 %
37
Terlihat jelas dari tabel di atas yang menunjukan bahwa persentase ketuntasan
belajar siswa sebesar 86,49% untuk mencapai ketuntasan klasikal. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa melalui penerapan metode
Discovery Learning pada pembelajaran Matematika untuk siklus II di kelas VII-1
SMP Muhammadiyah 06 Belawan sudah mencapai ketuntasan belajar.
Terlihat jelas dari tabel di atas yang menunjukan bahwa persentase ketuntasan
belajar siswa sebesar 86,49% untuk mencapai ketuntasan klasikal.Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa melalui penerapan metode
discovery learning pada pembelajaran Matematika untuk siklus II dikelas VII-1 SMP
Muhammadiyah 06 Belawan sudah mencapai ketuntasan belajar.
d. Refleksi
1. Aktivitas Guru
10
0
80
60
40
20
0 SIKLUS SIKLUSI
I I
Dari grafik di atas hasil penelitian yang telah diperoleh tentang aktivitas guru
siklus I sampai kepada siklus II mengalami perubahan yang baik sekali. Guru tidak
melewatkan semua langkah pembelajaran. Siklus I dapat dikategorikan cukup, nilai
persentase (70,19%). Pada siklus II dapat dikategorikan baik sekali juga namun nilai
pesentasenya yang lebih meningkat yaitu (93.96%).Dapatdisimpulkan bahwa aktivitas
siswa selama proses belajar pada siklus I dan siklusII untuk masing-masing katagori
adalah efektif, keadaan ini disebabkan olehtimbulnya motivasi serta rasa ingin tahu
yang besar dalam diri siswa denganditerapkan metode discovery learning siswa
menemukan sendiri hal-hal yangsedang di pelajari melalui pengamatan.Hal ini sesuai
dengan yang dikemukakanoleh Ahmad Rohani bahwa siswa yang aktif adalah siswa
yang aktif dengananggota badan, membuat sesuatu, bermain atau bekerja dan ia tidak
hanya dudukdan mendengar.
Jadi dapat kita simpulkan bahwa proses belajar itu siswa juga dituntut
10
0
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0 Siklus SiklusI
I I
untuk aktif dalam gerakan-gerakan yang akan membantu perkembangan otak anak
dalam menerima pembelajaran yang diberikan guru. Aktivitas Siswa
10
0
90
80
70
60
50
40
30
20
10
Siklus SiklusI
0 I I
E. Kesimpulan
1. Aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran pada tema peduli terhadap
makhluk hidup dengan penerapan metode discovery learning sudah
dikatakan berhasil, dikarenakan dalam aktifitas guru pada siklus I hanya
70,19% dengan kategori kucup dan pada siklus II mengalami peningkatan
menjadi 93,96% dengan kategori baik sekali. Hal ini dapat dilihat pada tabel
kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran pada kedua siklus.
2. Aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran pada tema peduli terhadap
makhluk hidup dengan penerapan metode discovery learning sudah
dikatakan berhasil, dikarenakan aktivitas siswa pada siklus I hanya 70,37%
dengan kategori cukup dan pada siklus II menjadi 91,66% dengan kategori
sangat baik sekali. Hal ini dapat dilihat pada tabel hasil tes belajar siswa
pada siklus kedua.
3. Hasil tes belajar siswa secara klasikal Dalam Meningkatkan Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematika dengan penerapan metode discovery learning
sudah dikatakanberhasil. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes pada siklus I belum
mencapaiketuntasan secara klasikal, karena pada siklus ini rata-rata hasil
tesbelajarsiswa hanya 29,72% dan pada siklus II sudah mencapai
ketuntasan secara klasikal dengan nilai rata-rata 70,27%.
DAFTAR PUSTAKA
Kelas VIII SMPN 8 Banda Aceh, Banda Aceh, Banda Aceh: Fakultas
Tarbiyah dan keguruan Prodi Pendidikan Matematika UIN Ar-Raniry Banda
Aceh, 2016.