Anda di halaman 1dari 25

BAHAN AJAR

PROMOSI KESEHATAN

OLEH :
KELAS 2.5 KELOMPOK 12

NI PUTU OKAYANTI (P07120018174)


NI NENGAH RIASTINI (P07120018176)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLTEKES DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
2020

BAB I

1
PROMOSI KESEHATAN

Konsep- konsep Kunci :


1. Tahapan proses pembelajaran
- Pengkajian kebutuhan belajar
- Penegakan diagnose keperawatan
- Perencanaan Pendidikan kesehatan

PETUNJUK

1. Pelajari materi bab I dengan tekun dan disiplin!.


2. Penyajian setiap bab meliputi : judul bab dan konsep-konsep kunci,
petunjuk, kerangka isi, tujuan pembelajaran umum, tujuan pembelajaran
khusus, paparan materi, tugas dan latihan, rangkuman, dan soal-soal akhir
bab yang disertai dengan kunci jawaban.
3. Dalam uraian materi terdapat tes sambil jalan. Tes ini dapat menjadi
tuntunan pembaca dalam memahami uraian bahan ajar bagian demi
bagian.
4. Kerjakan soal-soal latihan dan soal akhir bab dengan tekun dan disiplin!.
5. Bacalah sumber-sumber pendukung untuk memperdalam pengetahuan dan
wawasan anda!
6. Ikuti urutan penyajian setiap bab tahap demi tahap!
7. Selamat belajar, semoga sukses!

2
Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah pembelajaran, diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan bagian dari
Tahapan proses pembelajaran
Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah mempelajari bab I bahan ajar ini diharapkan mahasiswa dapat
menjelaskan:
1. Tahapan proses pembelajaran
- Pengkajian kebutuhan belajar
- Penegakan diagnose keperawatan
- Perencanaan Pendidikan kesehatan

3
MATERI
A. Tahapan - Tahapan Pembelajaran Promosi Kesehatan
Tahap-Tahap Pembelajaran Promosi Kesehatan adalah proses
pemberdayaan masyarakat agar mampu memelihara dan meningkatkan
kesehatannya. Proses pemberdayaan tersebut dilakukan dari, oleh, untuk
dan bersama masyarakat; artinya proses pemberdayaan tersebut dilakukan
melalui kelompok-kelompok potensial di masyarakat, bahkan semua
komponen masyarakat. Kegiatan promosi kesehatan diselenggarakan
melalui proses : pengkajian, penegakan diagnosis keperawatan,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi, dimana disetiap proses tersebut
menentukan berjalannya suatu promosi kesehatan.

1. Tahap Pengkajian

Tahapan pertama dalam perencanaan promosi kesehatan adalah


pengkajian tentang apa yang dibutuhkan klien atau komunitas untuk
menjadi sehat. Pengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari
pengumpulan, verifikasi, dan komunikasi data tentang klien, baik
individu maupun komunitas. Fase keperawatan ini mencakup dua
langkah yaitu pengumpulan data, dari sumber primer (klien) dan
sumber sekunder (keluarga, tenaga kesehatan), dan analisa data
sebagai dasar untuk diagnosa keperawatan (Bandman dan Bandman,
1995). Pengkajian bertujuan untuk menetapkan dasar data tentang
kebutuhan, masalah kesehatan, pengalaman yang terkait, praktik
kesehatan, tujuan, nilai dan gaya hidup yang dilakukan klien.
Informasi yang terkandung dalam dasar data adalah dasar untuk
menetapkan proses asuhan keperawatan selanjutnya.
Pengkajian komunitas merupakan suatu proses upaya untuk dapat
mengenal masyarakat. Warga masyarakat merupakan mitra dan
berkontribusi terhadap keseluruhan proses. Tujuan keperawatan dalam
mengkaji komunitas adalah mengidentifikasi faktor-faktor (baik

4
positif maupun negatif) yang mempengaruhi kesehatan warga
masyarakat agar dapat mengembangkan startegi promosi kesehatan.
Hancock dan Minkler (1997), mengemukakan bahwa bagi profesional
kesehatan yang peduli tentang membangun masyarakat yang sehat,
ada dua alasan dalam melakukan pengkajian kesehatan komunitas,
yaitu sebagai informasi yang dibutuhkan untuk perubahan dan sebagai
pemberdayaan. Menentukan Kebutuhan Manusia.
Saat melakukan pengkajian promosi kesehatan, perawat perlu
menentukan prioritas. Hirarki Maslow (1970) tentang kebutuhan
merupakan metode yang sangat berguna untuk menetukan prioritas.
Hirarki tentang kebutuhan manusia mengatur kebutuhan dasar dalam
lima tingkat. Tingkat pertama atau tingkat paling dasar mencakup
kebutuhan seperti udara, air, dan makanan. Tingkat kedua mencakup
kebutuhan keselamatan dan keamanan. Tingkat ketiga mengandung
kebutuhan dicintai dan memiliki. Tingkat keempat mengandung
kebutuhan dihargai dan harga diri. Tingkat kelima adalah kebutuhan
untuk aktualisasi diri.
Lain halnya dengan Bradshaw (1972), Bradshaw secara umun
menggunakan suatu taksonomi yang membedakan kebutuhan
kesehatan dan sosial menjadi empat tipe, yaitu:

a. Normative needs

Ini merupakan kebutuhan yang ditetapkan oleh seorang ahli


atau kelompok profesional. Contohnya perencanaan karir,
keuangan, asuransi, dan liburan.

b. Felt needs
Felt needs adalah apa yang sebenarnya kita inginkan. Ini
dapat diidentifikasi oleh masing-masing klien yang dapat
dihubungkan dengan pelayanan,dan informasi.

c. Expressed needs

5
Expressed needs hampir sama dengan felt needs, yang
membedakannya adalah expressed needs dibuat berdasarkan
keinginan klien.

d. Comparative needs
Comparative needs kebutuhan yang diperlukan berdasarkan
situasi tertentu. Yang dapat dibandingkan dengan kelompok
yang sama atau individual.

Pada promosi kesehatan perawat lebih banyak berperan sebagai


fasilitator self-care dibandingkan pemberi asuhan keperawatan. Proses
pengkajian ditujukan untuk mengkaji klien, termasuk individual client,
keluarga atau komunitas dan untuk mengidentifikasi kebutuhan dan
kekuatan serta sesuai dengan hasil (Roberta Hunt, 2005).

1. Adapun beberapa tahap dalam pengkajian yaitu :

a. Mengidentifikasi prioritas masalah kesehatan yang terdiri dari :


1) Melakukan Konsultasi

2) Mengumpulkan data

3) Membuat penyajian penemuan

4) Menentukan prioritas masalah

b. Menganalisis masalah kesehatan yang terdiri dari :


1) Membuat tinjauan pustaka( literature review)

2) Mengambarkan group yang akan di berikan promosi


kesehatan

3) Mengeksplor lebih jauh mengenai masalah kesehatan

4) Menganalisa faktor-faktor eksternal yang


mempengaruhi timbulnya masalah kesehatan

6
2. Tujuan pengkajian keperawatan dalam promosi kesehatan :

a. Untuk membantu intervesi langsung dengan sewajarnya

b. Untuk mengidentifikasi respon tentang kebutuhan spesifik


dari grup minoritas, komunitas, atau populasi yang
membutuhkan promosi kesehatan. Misalnya promosi
kesehatan yang dilakukan pada komunitas mantan penderita
kusta tentu berbeda dengan promosi yang dilakukan pada
orang normal.

c. Untuk menentukan risiko dari suatu komunitas, apa yang


akan terjadi jika komunitas tersebut diberi promosi kesehatan
dan apa yang akan terjadi jika kelompok tersebut tidak diberi
promosi kesehatan.

d. Alokasi sumber dana, prioritas dana dinas kesehatan


diharapkan digunakan untuk proses pencegahan penyakit
melalui promosi kesehatan bukan untuk biaya pengobatan.

3. Proses pengkajian dalam promosi kesehatan

a. Proses dimulai dari pengkajian kualitas hidup, masalah


kesehatan, masalah perilaku, faktor penyebab, sampai keadaan
internal dan eksternal. Output pengkajian ini adalah pemetaan
masalah perilaku, penyebabnya, dan lain-lain.

b. Informasi Kualitas Kehidupan : diperoleh dengan melihat data


sekunder (Strata keluarga) informasi ini hanya berfungsi
sebagai latar belakang masalah saja.

7
c. Informasi tentang perilaku sehat : diperoleh dari kunjungan
rumah atau di Pos Yandu

d. Informasi tentang faktor penyebab (pre desposing, enabling


dan reenforcing factors) diperoleh melalui survei cepat
etnografi (Rapid etnography assesment) yang dilakukan oleh
tingkatan kabupaten atau kota.

e. Informasi tentang faktor internal (tenaga, sarana, dana promosi


kesehatan) dan eksternal (peraturan, lingkungan di luar unit)
diperoleh dari lapangan/tempat.

Proses pengkajian dalam promosi kesehatan dapat dilakukan dengan


memberikan beberapa pertanyaan, yaitu tentang :
1) Apa yang ingin saya ketahui?

2) Mengapa saya ingin mengetahui hal ini?

3) Bagaimana saya bisa menemukan informasi ini?

4) Apa yang akan saya lakukan dengan informasi ini?

5) Apa kesempatan saya di sini untuk melakukan tindakan

dengan informasi ini

Pertanyaan-pertanyaan tersebut berguna untuk mengetahui secara


lebih detail tentang:
1) Kebutuhan individu

Untuk seorang perawat pemberi promosi kesehatan yang


bekerja dengan klien individu, ini sangat penting untuk
diketahui agar dapat meningkatkan partisipasi klien dalam
proses keperawatan.

2) Riwayat komunitas

8
Perawat komunitas selauntuk mengidentifikasi
kebutuhan mereka.lu bekerja dengan kelompok atau komunitas
pengetahuan tentang profil komunitas dapat menjadikan
pengkajian lebih sistematik daripadanmelakukan pengamatan
subjektif.

3) Pandangan masyarakat

Perawat pemberi promosi kesehatan perlu mendengarkan


pandangan masyarakat. Hal ini penting untuk dilakukan karena
pertama, perawat perlu mendorong masyarakat lokal untuk
terlibat secara langsung dalam proses. Kedua, perawat perlu
memeberi keyakinan bahwa perawat menyediakan informasi yang
berguna dalam memenuhi kebutuhan dalam aktivitas masyarakat.
Proses ini dapat dikatakan tida berhasil jika masyarakat psif
dalam penyediaan informasi dan tidak berpartisipasi secara
langsung dalam proses promosi kesehatan. Untuk membuat
masyarakat mau berpartisipasi dalam proses promosi kesehatan,
perawat dapat meminta bantuan dengan cara melakukan
pendekatan kepada tokoh-tokoh masyarakat, seperti:
a) Tokoh yang memiliki pengetahuan tentang isu umum
dalam mayarakat, misalnya guru.

b) Pemuka agama

c) Tokoh yang penting dalam jaringan informal dan


memiliki peranan dalam local communication seperti
shopkeepers dan bookmakers.

4. Dalam melakukan pengkajian dibutuhkan suatu metode yang


bertujuan untuk mengumpulkan data yang terdiri dari :

a. Survey Langsung, dengan survey langsung kita dapat melihat


karakteristik tentang gaya hidup, tempat tinggal dan tipe
rumah dan lingkungan rumah.

9
b. Informant Interviews, informasi yang diperoleh dari informan
adalah kunci melalui wawncara atau focus group discussion
sangat menolong dalam mengatasi masalah

c. Participant Observation, kita dapat mengkaji dat objektif


berdasarkan orang, tempat dan social system yang ada di
komunitas. Informasi ini dapat membantu mengidentifikasi
tren, kestabilan dan perubahan yang member dampak
kesehatan individu di komunitas.

d. Menggunakan media seperti telephone

e. Diskusi panel pada komunitas promotor berdiskusi bersama


masyarakat mengenai maslah yang sedang terjadi.

5. Menentukan tindak lanjut dalam pengkajian promosi kesehatan lokal,


seperti:

a. National targets, misalnya Indonesia sehat 2016

b. National theme, misalnya Hari AIDS Se-Dunia

c. a major determinant of health in the area, misalnya umur

d. Pragmatism on the basis of available skills and intercest

e. Cost and staffing

f. Longer-term strategy

g. Existing activity

h. Cost- effectiveness and what is amenable to change and


evaluation

i. Client choice

j. Professionals’ views

10
2. Penegakan Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan yang berkaitan dengan kebutuhan belajar
dikelompokkan dibawah kategori kurang pengetahuan. Definisi kurang
pengetahuan adalah : pernyataan pada saat individu, keluarga, atau
komunitas tidak dapat memahami, tidak dapat belajar, dan tidak dapat
menunjukan pengetahuannya tentang tindakan-tindakan keperawatan
kesehatan yang penting untuk mempertahankan kesehatan (NANDA).
Karakteristik definisi tersebut adalah : adanya pengungkapan secara
verbal tentang masalah; keakuratan penampilan dalam suatu uji; ketidak
seseuaian perilaku atau adanya perilaku berlebihan, misalnya histeria,
permusuhan, agitasi, apatis. Faktor-faktor yang berhubungan atau
menjadi penyebab dari kurangnya pengetahuan mencakup kurangnya
keterpaparan informasi; kurang mengulang pelajaran, adanya
kesalahpenafsiran; keterbatasan pengetahuan; kurangnya ketertarikan
dalam belajar; tidak familiernya klien dengan sumber informasi.

3. Tahap Perencanaan
Definisi Perencanaan Promosi Kesehatan Tahap perencanaan
penting untuk memastikan bahwa promosi kesehatan yang akan
dilakukan terfokus pada prioritas kerja yang sesuai dengan tujuan/goal
yaitu memberikan layanan keperawatan terbaik pada klien meliputi
individu, kelompok maupun masyarakat. Model perencanaan diperlukan
dalam promosi kesehatan karena perencanaan menyediakan cara untuk
memandu pilihan sehingga keputusan yang dibuat mewakili cara terbaik
untuk mencapai hasil yang diinginkan. Pendekatan rasional menunjukkan
bahwa seluruh jajaran atau option harus diidentifikasi dan

11
dipertimbangkan sebelum program komprehensif disusun. Model
perencanaan rasional (Rational planning model) memberika pedoman
pilihan dalam mengambil keputusan yang mewakili langkah terbaik
untuk mencapai tujuan yang akan dicapai. Perencanaan memeiliki
keuntungan supaya tujuan yang akan dicapai jelas oleh karena itu dalam
tahap perencanaan memerlukan:

a. Pengkajian kebutuhan promosi kesehatan


b. Penentuan tujuan mengenai apa yang akan dicapai
c. Penentuan taget berhubungan dengan tepat hasil. Target harus
SMART; Spesific, Measurable, Achieveable, Realistic, Time-
limited
d. Pemilihan metode atau strategi yang akan digunakan dalam
pencapaian tujuan
e. Evaluasi hasil Beberapa perecanaan diperkenalkan dalam
bentuk linier, namun ada juga model perencanaan yang
ditampilkan dalam bentuk circular (melingkar), yang
mengindikasi bahwa pada hasil evaluasi akan dijadikan
feedback (umpan balik) pada tahap perencanaan berikutnya.

Perencanaan Strategis Promosi Kesehatan Strategis menjelaskan


hasil yang diinginkan dan cara dalam pencapaian tujuan yang akan dicapai
pada hasil pelaksanaan tetapi tidak selalu masuk ke detail tentang metode
atau mengukur hasil. Perencanaan strategis mengacu pada perencanaan
sebuah kegiatan berskala besar yang melibatkan berbagai intervensi pada
patner yang berbeda dan bertahap. Pada “English white paper on Public
Health” disebutkan bahwa perencanaan strategis mengacu pada kebutuhan
yang telah digabungkan dan kebijakan yang terkait. Simnett (1995)
menggambarkan beberapa tingkat/taraf dalam pengembangan strategi
meliputi:

a. Identifikasi kegemaran patner

12
b. Diagnose, yaitu identifikasi kemana dan bagaimana kita
menginginkan sesuatu yang berbeda 3) Visi, yaitu terkait dengan
hasil yang diharapkan

c. Pembangunan, kebutuhan untuk merubah permintaan sesuai


dengan apa yang dicitakan dan apakah program yang ada sejalan
dengan harapan

d. Rencana pelaksanaan, yaitu rencana mengenai apa yang akan


dilakukan selanjutnya

Model Perencanaan Promosi Kesehatan Menurut Elwes dan


Simnett (1999), kerangka kerja perencanaan promosi kesehatan dapat
meliputi:

a. Stage 1: Identifikasi kebutuhan dan prioritas Identifikasi kebutuhan


dan prioritas memerlukan penelitian dan penyelidikan, atau
mungkin dengan menyeleksi sebagian klien dilihat dari kasus yang
menjadi problem. Identifikasi kebutuhan dapat dilakukan dengan
melakukan penyelidikan/penelitian secara berurutan terhadap
keadaan klien, bertanya langsung kepada klien tentang topik terkait
informasi dan nasehat yang mereka perlukan. Selain itu,
identifikasi dapat juga melihat pada cataan kasus untuk dapat
mengidentifikasi topik yang bersifat umum. Contoh: tim kesehatan
mungkin mengetahui bahwa banyak orangtua bermasalah dengan
pola tidurnya, oleh karena itu pimpin atau beri arahkan kepada
mereka untuk melakukan set up di klinik masalah tidur. Model
perencanaan lainnya dimulai dari perbedaan pint, contoh: pada
Model perencanaan Tone’s (Tones, 1974) memulai dengan
menetapkan tujuan promosi kesehatan yang kemudian dianalisa
untuk menetukan intervensi pendidikan/promosi kesehatan yang
tepat. Intervensi yang dilakukan dimodifikasi dengan merujuk
karakteristik pada kelompok target, dan detail rencana program
prendidikan. Model perencanaan Tone’s fokus pada intervensi

13
pendidikan, keberlangsungan dari strategi nasional pada promosi
kesehatan melengkapi tujuan promosi kesehatan dalam
pelaksanaan. Menurut Berry (1986) model perencanaan dimulai
dengan menyusun atau mengatur sebuah kelompok kerja untuk
mengkaji ulang (review) masalah dan identifikasi proyek promosi
kesehatan yang sesuai dengan kasus/masalah yang ada.
b. Stage 2: Mementukan tujuan dan target Tujuan mengacu pada goal
dengan meningkatkan kesehatan di beberapa area, contoh:
mengurangi konsumsi alcohol karena berhubungan dengan
terjadinya gangguan kesehatan. Objek atau sasaran membuhkan
pernyataan spesifik dan harus merupakan pernyataan yang
mengaktifkan objek bekerjasama dalam pencapaina tujuan yang
dicita-citakan bersama. Objek atau sasaran kemudian diarahkan
untuk diberi pendidikan, menciptakan kebiasaan yang sehat,
mengacu pada kebijakan yang terkait, dan menganalisa proses serta
hasil kelingkunga. Pendidikan objek/sasaran mungkin memutuskan
beberapa kategori meliputi:
1) Level pengetahuan klien (objek) bertambah, terkait dengan
masalah yang dibahas dalam promosi kesehatan
2) Affektif klien (objek) mengalami perubahan menuju pola
hidup lebih sehat, yang dapat dilihat pada perubahan
tingkah laku dan kepercayaan
3) Kebiasaan atau ketrampilan klien bertambah/ semakin
mahir pada kompetensi dan ketrampilan baru Target
promosi kesehatan dapat meliputi tambahan sebagai
berikut:
a) Perubahan kebiasaan, meliputi perubahan gaya
hidup dan peningkatan pelayanan. Contoh:
mengurangi kebiasaan merokok.
b) Perubahan pada kebijakan kesehatan klien
c) Peningkatan partisipan dalam proses pelaksanaan
dan kemampuan untuk bekerjasama. Contoh:

14
meningkatkan/menggerakkan komunitas
(partisipan) da sector dalam guna mendukung
program Indonesia sehat 2010
d) Perubahan lingkungan menjadi lebih sehat, contoh
membudayakan membuang sampah pada
tempatnya.

c. Stage 3: Identifikasi metode yang tepat dalam pencapaian tujuan


Pemilihan metode disesuaikan dengan tujuan promosi kesehatan
yang akan dicapai dan memperhatikan segi objek, artinya metode
yang digunakan mampu memberi reflek pada objek/target yang
dituju. Berikut adalah contoh dari pemilihan metode promosi
kesehatan:
1) Tujuan: untuk menghindari resiko bunuh diri pada klien
ganguan jiwa
2) Objek :
a) untuk menjamin bahwa dalam jangka waktu 2tahun
pasien dengan schizopherinia mampu mengatur diri
dalam komunitas yang dimonitor setiap bulan sekali.
b) untuk membangun konsep koping addaptif terhadap
stress pada masa muda dengan mengadakan konseling
bersama. Metode tertentu terkadang tidak cukup efektif
digunakan pada objek tertentu. Misalnya, pada promosi
kesehatan yang diadakan pada sekelompok kecil akan
lebih efektif dalam memberikan pendidikan dan
melihat terjadinya perubahan perilaku pada objek
sebagai hasil dari pelaksanaan sehingga metode
pengajaran dapat dilakukan oleh individu atau
sekelompok kecil tim kesehatan. Sedangkan, pada taraf
komunitas, metode promosi keehatan akan lebih efektif
apabila dilakukan dengan cara beerjasama dengan
pemerindah daerah yang terkait guna mendukung

15
pelaksanaan promosi kesehatan yang akan dijalankan.
Media massa juga dapat menjadi metode promosi
kesehatan pada cakupan objek yang lebih kompleks
lagi. Melalui media massa akan lebih efektif untuk
meningkatkan pengetahuan terhadap topic kesehatan,
akan tetapi kurang efektif untuk mengukur atau menilai
terjadinya perubahan perilaku dari objek sasaran. Oleh
karena itu, dalam pemilihan metode promosi kesehatan
harus selalu menghubungkan antara tujuan, objek yang
menjadi sasaran, pengetahuan dan juga ketrampilan
dari tim kesehatan sehingga topic kesehatan tidak
hanya dimengerti tetapi mampu diterapkan dalam
kehidupan sehingga diperoleh perubahan perilaku
menuju kearah kebiasaan pola hidup sehat.

d. Stage 4: Identifikasi sumber yang terkait Ketika objek dan metode


telah diputuskan, tingkat perencanaan selanjutnya adalah
mempertimbangkan mengenai sumber spesifik yang dibutuhakan
dalam mengimplementasi strategi pelaksanaan. Sumber dapat
berupa dana, ketrampilan dan keahlian, bahan seperti selebaran
atau kotak pembelajaran, kebijakan yang menarik, rencana, fasilitas
dan pelayanan.
e. Stage 5: Menyusun metode rencana evaluasi Evaluasi harus
berhubungan tujuan/sasaran yang telah disusun sebelumnya tetapi
dapat diusahakan lebih dari tujuan yang telah ditapkan atau kurang
dari yang dicitacitakan. Evaluasi dapat kita lakukan dengan
menanyakan pada partisipan mengenai pemahaman informasi pada
akhir sesi atau dapat juga dalam bentuk lebih formal seperti dengan
menbagikan kuisioner kepeda peserta/partisipan untuk diisi sesuai
apa yang dipahami atau dimengerti setelah pelaksanaan promosi
kesehatan.

16
f. Stage 6: Menyusun rencana pelaksanaan Penyusunan rencana
pelaksanaan merupakan tindakan yang meliputi penulisan detail
rencana pelaksanaan, seperti identifikasi topik/masalah, orang yang
akan menyampaikan informasi terkait dengan topic, sumber yang
akan digunakan, rentang waktu hingga tahap rencana evaluasi.
g. Stage 7: Pelaksanaan atau Implementasi dari perencanaan
Merupakan tahap yang penting untuk selalu diperhatikan mengenai
hal yang harus dan tidak harus dilakukan, sehingga tidak terjadi
masalah yang tidak diharapkan. Pelaksanaan atau implementasi
promosi kesehatan perlu direncanakan supaya dalam kenyataannya
partisipan diharapkan mampu menyerap atau menerima, mengerti,
memahami dan mau serta mampu menerapkan dalam kehidupan
sehari-hari sehingga diperoleh perubahan perilaku menjadi lebig
sehat. hasil atau out-put yang ditunujukkan oleh partisipan setelah
dilaksanakan promosi keehatan menjadi bahan dalam penyusunan
evaluasi.

17
TUGAS DAN LATIHAN

1. Pelaksanaan atau Implementasi dari perencanaan Merupakan tahap yang


penting untuk selalu diperhatikan mengenai hal yang harus dan tidak harus
dilakukan, sehingga tidak terjadi masalah yang tidak diharapkan merupakan
pernyataan dari stage?
A. Stage 4
B. Stage 2
C. Stage 6
D. Stage 7
E. Semua salah

2. Untuk membuat masyarakat mau berpartisipasi dalam proses promosi


kesehatan, perawat dapat meminta bantuan dengan cara melakukan
pendekatan kepada tokoh-tokoh masyarakat, seperti…
A. Pemerintah
B. Ketua OSIS
C. Tokoh yang memiliki pengetahuan tentangf isu umum misalnya guru
D. Masyarakat
E. Semua salah

18
3. Normative needs , Felt needs , Expressed needs , Comparative needs,
merupakan kebutuhan kesehatan dan social yang di kemukakan oleh?
a. Bradshaw (1972)
b. Ottawa Charter (2010)
c. Lawrence Green (1984)
d. Notoatmodjo (2007)
e. Usma (2002)

4. Menyusun metode rencana evaluasi Evaluasi harus berhubungan


tujuan/sasaran yang telah disusun sebelumnya tetapi dapat diusahakan lebih dari
tujuan yang telah ditapkan atau kurang dari yang dicitacitakan. Pernyataan diatas
merupakan model perencanaan promosi kesehatan pada bagian ?
a. Stage 1
b. Stage 2
c. Stage 4
d. Stage 5
e. Stage 6

5. Identifikasi sumber yang terkait Ketika objek dan metode telah diputuskan,
tingkat perencanaan selanjutnya adalah mempertimbangkan mengenai
sumber spesifik yang dibutuhakan dalam mengimplementasi strategi
pelaksanaan merupakan pernyataan dari stage?
A. Stage 1
B. Stage 2
C. Stage 3
D. Stage 4
E. Stage 7

6. Dibawah ini yang merupakan tahapan dari perencanaan, kecuali….


a. Pengkajian kebutuhan promosi kesehatan
b. Penentuan tujuan mengenai apa yang akan dicapai
c. Penentuan taget berhubungan dengan tepat hasil.

19
d. Pemilihan metode atau strategi yang akan digunakan dalam
pencapaian tujuan
e. Untuk menentukan risiko dari suatu komunitas, apa yang akan
terjadi jika komunitas tersebut diberi promosi kesehatan E

7. Manakah urutan proses promosi kesehatan yang benar adalah ?

a. Pengkajian , pelaksanaan , penegakan diagnosis keperawatan,


pelaksanaan, evaluasi
b. Pengkajian, penegakan diagnosis keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi
c. Pengkajian, pelaksanaan, perencanaan, evaluasi, penegakan diagnosis
keperawatan
d. Pelaksanaan, pengkajian, perencanaan, penegakan diagnosis
keperawatan, evaluasi
e. Pengkajian, penegakan diagnosis keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan

8. Proses pemberdayaan masyarakat agar mampu memelihara dan


meningkatkan kesehatannya, merupakan definisi dari ?
a. Tahapan - Tahapan Pembelajaran Promosi Kesehatan
b. Proses Pembelajaran Promosi Kesehatan
c. Proses Pemahaman Promosi Kesehatan
d. Tahapan – Tahapan Pembelajaran Pendidikan Kesehatan
e. Tahapan – Tahapan Pemahaman Promosi Kesehatan
9. Model Perencanaan Promosi Kesehatan Menurut Elwes dan Simnett
(1999), kerangka kerja perencanaan promosi kesehatan dapat meliputi ?
a. 7 Stage
b. 5 Stage
c. 7 Macam
d. 5 Macam
e. 6 Jenis

10. Model perencanaan dimulai dari perbedaan pint merupakan model

20
perencanaan…
A. Model perencanaan Tone’s
B. Model perencanaan elwes dan simnett
C. Model perencanaan Hierarki Maslow
D. Model perencanaan Usma
E. Model perencanaan Lawrence Green

11. Diagnosis keperawatan yang berkaitan dengan kebutuhan belajar


dikelompokkan dibawah kategori kurang pengetahuan. Merupakan definisi
dari ?
a. Tahapan Pengkajian
b. Perencanaan
c. Implementasi
d. Penegakan diagnosis keperawatan
e. Evaluasi
12. model perencanaan dimulai dengan menyusun atau mengatur sebuah
kelompok kerja untuk mengkaji ulang (review) masalah dan identifikasi
proyek promosi kesehatan yang sesuai dengan kasus/masalah yang ada.
Pernyataan diatas merupakan model perencanaan yang dikemukakan
oleh?
a. Menurut Berry (1986)
b. Lawrence Green (1984)
c. Notoatmodjo (2007)
d. Hirarki Maslow (1970)
e. Usma (2002)
13. Proses sistematis dari pengumpulan, verifikasi, dan komunikasi data
tentang klien, baik individu maupun komunitas, merupakan pengertian dari ?
a. Tahapan Evaluasi
b. Tahapan Perencanaan
c. Tahapan Implementasi
d. Tahapan Pengkajian
e. Tahapan Penegakan Diagnosa Keperawatan

21
14. Dibawah ini yang merupakan tujuan dari pengkajian keperawatan dalam
tahapan pembelajaran adalah ………..
a. Penentuan tujuan mengenai apa yang akan dicapai
b. Untuk membantu intervesi langsung dengan sewajarnya
c. Pemilihan metode atau strategi yang akan digunakan dalam
pencapaian tujuan
d. Menentukan prioritas masalah
e. Penentuan taget berhubungan dengan tepat hasil.

15. Kebiasaan atau ketrampilan klien bertambah/ semakin mahir pada kompetensi
dan ketrampilan baru Target promosi kesehatan dapat meliputi tambahan
yaitu..
A. Perubahan kebiasaan
B. Perubahan para kebijakan dalam kesehatan klien
C. Peningkatan partisipasi proses pelaksanaan kemampuan untuk bekerjasama
D. Semua salah
E. Semua benar

Kunci jawaban :

1D 4E 7B 10 A 13 D

2C 5D 8A 11 D 14 B

3A 6E 9A 12 A 15 E

22
RANGKUMAN

1. Tahapan - Tahapan Pembelajaran Promosi Kesehatan


Tahap-Tahap Pembelajaran Promosi Kesehatan adalah proses
pemberdayaan masyarakat agar mampu memelihara dan meningkatkan
kesehatannya. . Kegiatan promosi kesehatan diselenggarakan melalui
proses : pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi, dimana
disetiap proses tersebut menentukan berjalannya suatu promosi kesehatan.

1. Tahap Pengkajian

Tahapan pertama dalam perencanaan promosi kesehatan


adalah pengkajian tentang apa yang dibutuhkan klien atau komunitas
untuk menjadi sehat. Pengkajian keperawatan adalah proses sistematis
dari pengumpulan, verifikasi, dan komunikasi data tentang klien, baik
individu maupun komunitas. Fase keperawatan ini mencakup dua

23
langkah yaitu pengumpulan data, dari sumber primer (klien) dan
sumber sekunder (keluarga, tenaga kesehatan), dan analisa data
sebagai dasar untuk diagnosa keperawatan (Bandman dan Bandman,
1995). Pengkajian bertujuan untuk menetapkan dasar data tentang
kebutuhan, masalah kesehatan, pengalaman yang terkait, praktik
kesehatan, tujuan, nilai dan gaya hidup yang dilakukan klien.
Informasi yang terkandung dalam dasar data adalah dasar untuk
menetapkan proses asuhan keperawatan selanjutnya.
2. Penegakan Diagnosis Keperawatan

Diagnosis keperawatan yang berkaitan dengan kebutuhan


belajar dikelompokkan dibawah kategori kurang pengetahuan.
Definisi kurang pengetahuan adalah : pernyataan pada saat individu,
keluarga, atau komunitas tidak dapat memahami, tidak dapat belajar,
dan tidak dapat menunjukan pengetahuannya tentang tindakan-
tindakan keperawatan kesehatan yang penting untuk
mempertahankan kesehatan (NANDA).

3. Tahap Perencanaan

Definisi Perencanaan Promosi Kesehatan Tahap


perencanaan penting untuk memastikan bahwa promosi kesehatan
yang akan dilakukan terfokus pada prioritas kerja yang sesuai
dengan tujuan/goal yaitu memberikan layanan keperawatan terbaik
pada klien meliputi individu, kelompok maupun masyarakat. Model
perencanaan diperlukan dalam promosi kesehatan karena
perencanaan menyediakan cara untuk memandu pilihan sehingga
keputusan yang dibuat mewakili cara terbaik untuk mencapai hasil
yang diinginkan. Pendekatan rasional menunjukkan bahwa seluruh
jajaran atau option harus diidentifikasi dan dipertimbangkan sebelum
program komprehensif disusun. Model perencanaan rasional
(Rational planning model) memberika pedoman pilihan dalam

24
mengambil keputusan yang mewakili langkah terbaik untuk
mencapai tujuan yang akan dicapai

SUMBER PENDUKUNG

Eka, Y., Palangka, H., Tinggi, S., & Kesehatan, I. (2014). Makalah pendidikan
kesehatan dalam keperawatan.

Nitarahayu, D., & Juniarto, F. (2016). TAHAP PROSES PEMBELAJARAN.

Uha suliha dkk. (2001). Pendidikan Kesehatan Dalam Keperawatan. Jakarta: EGC

Mubarak, Wahid I dan Chayatin, Nurul. 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat Teori
dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika

25

Anda mungkin juga menyukai