Anda di halaman 1dari 20

KEPERAWATAN KOMPLEMENTER

“Menentukan Diagnosa Akupresure”

Disusun Oleh :

Kelompok 13

Kelas 2.5

1. I KADEK ALDI P07120018 162


2. NI WAYAN DEWI ANJANI P07120018 165
3. NI KOMANG AYU CAHYANINGSIH P07120018 178
4. NI MADE NOVI TRIMAYANI P07120018 183

KEMENTRIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

D3 KEPERAWATAN

TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat-Nya lah kami dapat menyelesaikan paper dengan judul “Menentukan
Diagnosa Akupresure” tepat sesuai pada waktunya.

Paper ini kami susun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Komplementer. Dalam penyusunan paper ini, kami mendapat
bimbingan dan petunjuk dari berbagai pihak, diantaranya :

1. I Wayan Sukaria,
2. Teman-teman kelas 2.5 D3 Keperawatan.

Kami selaku penulis menyadari bahwa dalam penyusunan paper ini masih
belum sempurna, maka kritik dan saran dari para pembaca sangat kami harapkan
demi kesempurnaan paper ini selanjutnya. Akhirnya kami berharap semoga paper
ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Denpasar, 25 September 2019

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
1.1 Latar Belakang...................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................5

1.3 Tujuan................................................................................................................5

1.4 Manfaat..............................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................6
2.1 Pengertian Terapi Akupresur..............................................................................6

2.2 Cara Pemeriksaan dalam Menegakkan Diagnosa Akupresur...............................6

2.3 Langkah Menegakkan Diagnosa Akupresur.....................................................12

BAB III PENUTUP..............................................................................................18


3.1 Simpulan..........................................................................................................18

3.2 Saran..................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................19

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam dunia pengobatan banyak masyarakat yang sudah mengenal
dengan pengobatanseperti pengobatan alternatif. Pengobatan alternatif sangat
diminati oleh banyak orang, karena selain mudah pengobatan alternatif ini
banyak terbukti baik dari pada pengobatan dengan medis selain itu pengobatan
alternatif juga banyak menggunakan pengobatan dengan mengunakan obat-
obatan herbal dengan alat-alat yang berhubungan dengan suatu penyakit dan
tidak banyak yang mengunakan obat-obatan lain seperti obat kimia dan masih
banyak lagi. Salah satu pengobatan alternatif yang bermanfaat untuk
mengobati berbagai macam penyakit yaitu pengobatan dengan pemijatan pada
titik tertentu pada tubuh yang biasa disebut akupresur

Akupresure adalah salah satu bentuk fisioterapi dengan memberikan


pemijatan dan stimulasi pada titik-titik tertentu pada tubuh. Berguna untuk
mengurangi bermacam-macam sakit dan nyeri serta mengurangi ketegangan,
kelelahan dan penyakit. Akupresur adalah terapi dengan menekan titik di
bagian tubuh yang merupakan jalur meridian (saluran dalam tubuh yang
dilewati energi Chi) dengan penekanan menggunakan tangan, terutama
jempol, sehingga dengan penekanan tersebut akan mempengaruhi Chi
(energi), Xie (darah) dan oorgan-organ tubuh baik organ padat (Cang) dan
organ berongga (Fu), sehingga keseimbangan panas-dingin tubuh bisa
harmonis, daya tahan tubuh meningkat, seingga patogen penyakit bisa
ditangani oleh imunitas tubuh tersebut (Wei Chi). Sebelum melakukan
akupresure, tentunya kita harus mengetahui penyakit yang ditangani melalui
keluhan pasien, pengkajiian, dan menentukan diagnosa yang tepat. Oleh
karena itu, makalah ini akan membahas tentang diagnosa akupresur.

4
1.2 Rumusan Masalah
2. Apakah pengertian dari terapi akupresur?

3. Bagaimanakah cara pemeriksaan dalam menegakkan diagnosa


akupresur?

4. Bagaimanakah langkah-langkah dalam menegakkan diagnosa


akupresur?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari terapi akupresur.

2. Untuk mengetahui cara pemeriksaan dalam menegakkan diagnosa


akupresur.

3. Untuk mengetahui langkah-langkah dalam menegakkan diagnosa


akupresur.

1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoritis

Menambah pengetahuan tentang cara serta langkah-langkah dalam


mendiagnosa suatu penyakit dalam akupresur.

1.4.2 Manfaat Praktis

Dapat mengimplementasikan langkah-langkah dalam menentukan


diagnosa sehingga dapat melaksanakan akupresur dengan baik.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Terapi Akupresur


Kata akupresur berasal dari bahasa Yunani, yaitu accus (kata benda) yang
berate jarum dan pressure (kata kerja) yang berate tekanan. Sistem
akupresur secara definisi adalah sistem pengobatan dengan cara menekan-
nekan pada titik-titik tertentu pada tubuh (meridian) untuk
memperolehefek rangsangan pada energy vital (qi) guna mendapatkan
kesembuhan darisuatu penyakit atau untuk meningkatkan kualitas
kesehatan.

Akupresure adalah salah satu bentuk fisioterapi dengan memberikan


pemijatan dan stimulasi pada titik-titik tertentu pada tubuh. Berguna untuk
mengurangi bermacam-macam sakit dan nyeri serta mengurangi
ketegangan, kelelahan dan penyakit. Akupresur adalah terapi dengan
menekan titik di bagian tubuh yang merupakan jalur meridian (saluran
dalam tubuh yang dilewati energi Chi) dengan penekanan menggunakan
tangan, terutama jempol, sehingga dengan penekanan tersebut akan
mempengaruhi Chi (energi), Xie (darah) dan oorgan-organ tubuh baik
organ padat (Cang) dan organ berongga (Fu), sehingga keseimbangan
panas-dingin tubuh bisa harmonis, daya tahan tubuh meningkat, seingga
patogen penyakit bisa ditangani oleh imunitas tubuh tersebut (Wei Chi).

2.2 Cara Pemeriksaan dalam Menegakkan Diagnosa Akupresur


Dalam terapi akupresur, penegakan diagnosa mutlak dilakukan
sebagai salah satu skill dari terapis. Ada cara diagnosa dalam Pengobatan
Tradisional Cina (TCM) yang dikenal dengan Si Zhen Ba Gang (baca: Se
Cen Pa Kang).

Si Zhen meliputi 4 cara pemeriksaan yaitu:

1. Pengamatan yang disebut 望(wang)


2. Mendengar dan membau/mengindu yang disebut 问(wen)
3. Wawancara atau pertanyaan yang disebut 闻(wen)

6
4. Pemeriksaan dengan perabaan yang disebut 切(qie)

A. Pengamatan
Metode Pengamatan menggunakan ketelitian indera mata dalam
memeriksa ekspresi warna wajah, jiwa, bentuk tubuh, mata, dan lidah dari
klien.

1. Jiwa/Shen

Jiwa disini dapat diartikan tanda-tanda adanya kehidupan, seperti


perilaku, hasrat, pikiran, dan semangat. Apabila klien menunjukkan semangat
dan kesadaran yang baik akan mengekspresikan mata yang berbinar dan reaksi
yang cepat, dapat diajak bekerjasama selama proses pemeriksaan
menunjukkan klien tersebut dalam kondisi baik dan sehat. Klien yang sakit
menunjukkan kurang bersemangat, pandangan mata kosong dan malas
bergerak. Dalam kondisi sakit apa bila masih ditemukan shen yang masih
dalam kondisi baik, maka dapat disimpulkan daya tahan pasien dalam kondisi
baik, dan prognosis baik. Sebaliknya Shen yang buruk menunjukan pasien
dalam kondisi buruk.

2. Ekspresi-warna Wajah/Se

Ekspresi yang cerah dan segar, menunjukan kondisi sehat, tetapi apa
bila dalam pemeriksaan selanjutnya ditemukan suatu penyakit maka kondisi
ini menyatakan: penyakit luar, ringan, dan baru diderita. Sebalikan apa bila
ekspresi gelap dan pucat, menunjukan penyakit dalam, dan sudah lama
diderita.

Warna wajah sangat diutamakan dalam melihat kondisi Qi/energi dan


Xue/darah organ dalam dan fenomena perubahan patologis penyakit.

 Hijau : Warna hijau merupakan manifestasi dari dingin, gejala nyeri,


terdapat darah terhenti/statis, atau angin kaget (gejala suhu badan naik,
kejang-kejang dan tidak sadar).
 Merah : Warna merah mengekspresikan panas. Dan terkait dengan organ
jantung, merah tua menandakan panas yang bersifat berlebih, sedangkan

7
merah muda menandakan panas yang bersifat kekurangan (Yin/dingin
tidak cukup mengakibatkan timbul gejala seolah-olah kelebihan panas).
 Kuning : Warna kuning mengekspresikan faktor lembab, dan merupakan
ciri dari limpa yang lemah. Warna muka kuning muda tidak terlalu cerah
atau suram biasanya dijumpai karena qi dan darah tidak cukup yang
disebabkan karena limpa dan lambungnya lemah. Muka bengkak berwarna
kuning adalah ciri dari qi limpa yang lemah sehingga lembab terkumpul di
dalam tubuh. Muka, mata dan seluruh tubuh berwarna kuning berarti
gejala sakit kuning (jaudice / icterus). Jika warna kuning cerah berarti
bersifat Yang, sedangkan kuning berwarna gelap digolongkan kedalam
jaudice/ icterus tipe Yin.
 Putih : Warna putih merupakan ekspresi dari dingin dan tubuh kehilangan
qi atau kehilangan darah. Muka yang berwarna putih menandakan qi dan
darah tidak dapat memberikan nutrisi kepada seluruh bagian tubuh. Muka
yang putih dan sedikit bengkak, baik putih pucat maupun putih tidak
cerah, pada umumnya disebabkan lemahnya panas. Muka mendadak
menjadi putih pucat serta keringat dingin, umumnya disebabkan qi/energy
yang bersifat panas hilang mendadak. Pada kasus sakit perut yang
disebabkan karena sindrom dingin dalam, biasanya juga menunjukkan
muka yang putih dan pucat. Demikian pula muka yang putih dan pucat
juga dapat mengekspresikan ciri paru-paru dan lambung yang lemah dan
dingin.
 Hitam : Warna hitam merupakan ekspresi dari ginjal yang lemah, sindrom
dingin, penyakit dengan gejala nyeri, serta penyakit yang disebabkan
dahak dan darah statis. Muka berwarna hitam menunjukkan materi dasar
dari ginjal sudah lama dalam keadaan tidak cukup. Pipi yang berwarna
hitam menandakan adanya penyakit di organ ginjal. Warna hitam disekitar
kelopak mata menandakan ginjal yang lemah, atau bisa juga terdapat
dahak encer. Selain itu, jika pada wanita mungkin disebabkan karena
keputihan bersifat dingin. Muka yang hitam gelap dengan kulit yang
kering agak mengeras merupakan ekspresi adanya darah statis, diantaranya
tumor dan kanker.

8
3. Bentuk tubuh / Sing Tay

Pengamatan bentuk tubuh meliputi kulit, daging, lemak, tendon, dan


tulang, yang bertujuan untuk memperjelas dan memperkuat diagnosa
utama serta melihat daya tahan tubuh klien. Orang yang memilki tulang
besar, dada yang lapang, otot yang berisi, memilki daya tahan tubuh yang
kuat. Sebaliknya dada yang sempit, otot yang kendur, tulang yang kecil
menujukan daya tahan tubuh yang kurang baik. Orang dengan tubuh
gemuk menunjukan kelebihan penimbunan lemak, yang apabila tidak
segera diturunkan akan mengakibatkan radang sendi akibat beratnya kerja
sendi, tingginya potensi terkena diabetes, atau kolesterol.

Orang dengan tubuh kurus, dada sempit, leher panjang, pipi cekung
kedalam, batuk kronis yang tidak sembuh-sembuh, menunjukan
kecenderungan kelemahan organ paru. Seseorang yang menunjukkan
gerak-gerik yang lain dari biasanya menunjukkan gejala sakit. Gerak-gerik
tersebut bisa seperti; kasar, gelisah dan tidak sabaran, hal ini dapat
dikatakan menunjukkan keadaan Yang. Sedangkan orang yang dengan
gerak-gerik; reaksi lambat dan malas menunjukkan keadaan Yin.

Posisi tubuh duduk atau berbaring pada seseorang yang sakit dan dapat
merentangkan kaki dan tangannya, menunjukkan keadaan Yang dan Panas
/ Re. Sebaliknya posisi tubuh meringkuk, menyembunyikan kaki dan
tangannya, atau melipat kaki yang satu dengan yang lainnya, menunjukkan
kondisi Yin dan Dingin / Han.

4. Kulit

Perhatikan apakah ada perubahan warna kulit, apakah menjadi merah,


pucat, kekuningan atau hitam. Serta aspek lainnya seperti basah, kering, kasar,
halus. Menurut fenomena organ, kulit merupakan satu kesatuan kerja dari
organ Paru. Keringat menjadi perhatian juga, apabila sekresi keringat cukup
banyak berarti panas (Yang). Sebaliknya apabila tidak berkeringat berarti
dingin (Yin). Perhatikan juga apabila mengelurkan keringan dingin, hal ini

9
menunjukkan adanya panas dalam. Kerja keringat dalam fenomena organ
dalam koordinasi organ Paru dan Sanjiao.

5. Rambut

Sifat rambut yang suram, kering, patah-patah atau botak menunjukkan


kondisi Yin. Rambut kepala dibawah koordinasi organ Ginjal, sedangkan
rambut di kulit dibawah koordinasi organ Paru.

6. Hidung

Hal yang diamati dari hidung apakah beringus, pucat (Yin dan
dingain/Han) ataukah merah (Yang dan panas / Re). Cuping hidung bergerak-
gerak menandakan panas paru / Defisiensi Qi Paru dan Ginjal. Mengalir ingus
jernih : PPL angin dingin. Ingus keruh dan bau amis : radang rongga hidung.
Ingus kuning : angin panas. Hidung merupakan kesatuan organ Paru.

7. Telinga

Daun telinga berwarna merah menunjukkan panas (Yang, Re) atau


pucat (Yin, Han). Mengeluarkan cairan nanah : radang telinga disebabkan
lembab panas di hati dan empedu.

8. Mata

Mata adalah pintu menuju jiwa sehingga pengamatan jiwa yang paling
baik adalah pada mata. Apabila seseorang menunjukkan sorot mata sayu,
pandangan kosong dan pucat berarti Yin. Menurut fenomena organ, mata
termasuk kesatuan organ Hati. Tapi, sorot mata dapat menunjukkan kualitas
dari Shen.

9. Mulut / Bibir

Bibir merah pecah-pecah dan kering kondisi panas (Yang, Re / ekses


panas), atau berwarna putih pucat (Yin, Han / defisiensi darah). Bibir
berwarna hijau keunguan : dingin atau stagnasi darah status. Mulut miring
sebelah : Patogen Angin Dingin menyerang meridian Shaoyang (Hati,

10
Kandung Empedu) dan Yangming (Lambung, Usus Besar) saluran serta
tendon dan otot.

10. Lidah

Sudah dijelaskan sebelumnya, menyamati lidah adalah menilai dari


Otot Lidah (Tongue Proper / TP) & Selaput Lidah (Tongue Coating / TC).

B. Pendengaran dan Pembauan

Metode Pengamatan menggunakan ketelitian indera pendengaran dan


penginduan. Metode wen biasanya dilakukan bersamaan dengan pengamatan.
Ketika klien menjawab pertanyaan, kita mendengarkan suara pasien apakah
kuat atau lemah, parau atau jelas, adanya suara batuk, apakah ada suara
cekutan, suara terap, membau hawa mulut klien, membau keringat klien
apakah menyengat dan lain sebagainya.

C. Wawancara

Dalam anamnesis biasanya terapis menanyakan pertanyaan umum,


seperti ; menanyakan demam, menanyakan tentang keringat, menanyakan
kepala dan tubuh serta anggota gerak, menanyakan buang air besar dan
buang air kecil, menanyakan makan dan minum, menanyakan tentang dada
dan perut, menanyakan pendengaran,menanyakan tentang
kehausan,menanyakan penyakit yang pernah diderita dan pengobatan yang
diterima, dan pertanyaan khusus bagi wanita dan anak-anak.

D. Perabaan

Metode Perabaan merupakan pemeriksaan dengan tekanan dan


perabaan pada daerah keluhan; titik Ahse Point (di sekitar daerah
keluhan), Titik Mu, Titik Shu, Titik Yuen pada tubuh. Penekanan
dimaksudkan untuk mengetahui apakah menimbulkan nyeri tekan (Yang)
ataukah enak tekan (Yin). Serta perabaan nadi klien.

11
Delapan Dasar Diagnosis (Ba Gang)

Delapan dasar diagnosa adalah kumpulan gejala yang menunjukkan sifat jenis
suatu kelaianan yang merupakan ketidakseimbangan Yin Yang,dan dipakai
sebagai dasar Diagnosa menunjukan 4 pasang perubahan patologis :

1). YIN dan YANG

Contoh penggolonganya : pasien dengan nadi tenggelam, lambat dan tak


bertenaga digolongkan ke dalam sindrom yin. Sedangkan pasien dengan nadi
mengambang, cepat, bertenaga digolongkan ke dalam sindrom yang.

2). Han (Dingin) dan Re (Panas)

Contoh penggolongannya : pasien dengan gejala haus, suka minum, menyukai


dingin, badan panas, gelisah, muka merah, urin kuning tua, konstipasi, selaput
lidah kuning merupakan gejala dari sindrom panas. Sedangkan pasien dengan
sindrom dingin menampakan gejala tidak haus, menyukai yang hangat, kaki
tangan dingin, urin banyak dan jernih, diare dan lainnya.

3). Xu (Defisien) dan Shi (Ekses)

Nadi lemah, kulit dingin, napas pendek, diare dan buang air kecil banyak serta
tidak ada nafsu makan merupakan Xu. Sedangkan nadi kuat, kulit panas, perut
kembung, konstipasi dan urin sedikit, serta sesak merupakan Shi.

4). Li (Dalam) dan Biao (Luar)

Permukaan tubuh, kulit dan otot adalah biao. Rongga dada dan rongga perut
serta organ-organ zang-fu adalah li. Penyebab penyakit luar masuk ke dalam
badan dikatakan 'dari biao ke li', sedangkan perubahan 'dari li ke biao' menyatakan
adanya proses penyembuhan.

2.3 Langkah Menegakkan Diagnosa Akupresur

Langkah-langkah menegakkan diagnose yaitu :

a) Lakukan 4 cara pemeriksaan


b) Menentukan imbalan yin atau yang
c) Menentukan tipe penyakitnya, dingin atau panas

12
d) Menentukan jenis penyakitnya, xu (defisien) atau shi (ekses)
e) Menentukan letak patologis penyakitnya, li atau biao
f) Menentukan letak kelainan, di organ atau di meridian atau organ+meridian
g) Tetapkan teknik terapi : jika Xu maka ditonifikasi, jika Shi maka disedasi
dan jika terindikasi sindrom dingin dapat dilakukan teknik moksibusi.
h) Tetapkan etiologinya : PPL, PPD ataupun PPLL.

Sebagai catatan, pengamatan atau data pasien yang dianggap cukup prioritas
dalam menentukan dasar diagnosis adalah : pengamatan lidah, pemeriksaan nadi,
kecenderungan terhadap panas atau dingin, buang air kecil dan defekasi.

Tabel pengelompokkan delapan dasar diagnosis

Dasar Diagnosa Yin Dasar Diagnosa Yang

Xu/Hipo Shi/Hiper

Dingin Panas

Dalam Luar

Variabel Dasar Diagnosa

Yin Yang
Organ yang kena Zang Fu
Panas dingin
Gejala Antidingin, senang, panas, Anti panas, Gelisah,
Tenang, murah, banyak bicara, senang
menyendiri, diri, suka dingin, suka terang, suka
gelap tak suka banyak ramai-ramai
bicara
Dasar Diagnosa
Variabel
Dingin Panas
Nadi Tenggelam, Mengambang,
Iambat, tidak cepat, kuat
bertenaga

13
Lidah Pucat Merah
Jenis sindrom Dalam Luar
Bagian tubuh yang Organ Meridian
terkena gangguan fungsi
Cara pengobatan Fisiologi + moksa Jarum + moksa – suka
+ suka panas dingin

Jarum + moksa +
suka
Kehausan Tidak haus, haus Haus dan ingin minum
tetapi ingin
minum

Subyektif Kaki tangan Kaki tangan


dingin panas sedikit
Miksi Banyak jernih Tua/merah
Wajah Pucat Merah
Lidah Pucat Merah
Nadi Nadi Yin Nadi Yang

Dasar Diagnosa
Variabel
Xu Shi

14
Daya tahan Lemah Kuat
tubuh
Tonifikasi (pu() Sedasi (sie)
penjaruman
Berat
Barat/Ringan Ringan
penyakit Kronis
Baru
Lamanya Lemah
penya- Kuat
Dingin Panas
Lambat, tidak bertenaga Kasar
Nadi Merah
Kulit Pucat
Sedikit
(objektif) Lancar banyak
Konstipasi
Pernapasan Diare
Muka Kering
Banyak
Miksi Ototnya merah bergetar
Defekasi Ototnya pucat
Kuning
Keringat Tipis, putih
Menolak terhadap tekanan
Lidah Ditekan enak
Selaput Lidah
Ahse points

Jika kita ragu-ragu menafsirkan berbagai gejala, maka yang perlu


diperhatikan adalah lidah, nadi, kecenderungan terhadap panas/ dingin, miksi dan
defekasi. Yang perlu dilakukan untuk penentuan dasar diagnosis adalah;

1. Tentukan letak jenis kelainannya ada di mana: di organ di meridian, atau


di organ dan meridian.

2. Tentukan jenis kelainannya apakah Xu atau Shi, panas atau dingin, Yin
atau Yang dan.

3, Tentukan etiologinya, apakah penyebab penyakit luar adalah penyebab


penyakit dalam, penyebab penyakit golongan I l l atau penyebab penyakit
golongan IV.

Dari sini bisa ditentukan terapi, alat yang digunakan dan maniPulasi Yang
diperlukan. Alat yang digunakan bisa berupa jarum, moksa,atau jarum dan moksa.
Sedangkan manipulasinya bisa berupa tonifikasi, sedasi, atau tonifikasi dan sedasi.

15
Variabel Patogenesis Klinis
Luar Faktor patogen dari luar yang menyerang Luar
tubuh kulit, folikel, Otot. saluran, dan
pembuluh darah
Dalam Faktor patogen memengaruhi organ dalam Qi Dalam
dan darah, atau disfungsi dari organ dalam qi
dan darah, tulang, sumsung tulanq, qi dan
tekanan darah
Dingin Dingin yang menyerang tubuh atau Dingin

defisiensi produksi Yang qi karena dingin


dari dalam
Panas yang menyerang tubuh atau defisiensi
dari Yin karena panas dari dalam
Panas Panas
Panas Yang menyerang tubuh atau defisiensi
dari Yin karena panas dari dalam
Defisiensi
Defisiensi Qi lemah
Ekses Prevalensi faktor patogen dengan Qi Yang kuat Ekses

Sebagai pedoman dalam menentukan diagnosis dapat dikelompokkan


sbagai berikut

1. Dalam dan luar. Merupakan variabel yang memengaruhi lokasi klinis


tubuh.
2. Dingin dan panas, merupakan variabel yang memengaruhi defisiensi
tubuh.

3. Defisiensi dan ekses. Merupakan variabel yang memengaruhi kekuatan


dan kelemahan Qi dengan patogen.

16
4. Yin dan Yang merupakan variabel yang memengaruhi klasifikasi dari
gangguan penyakit.

17
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan
Dalam terapi akupresur ada cara diagnosa dalam Pengobatan Tradisional Cina
(TCM) yang dikenal dengan Si Zhen Ba Gang meliputi :

1. Pengamatan yang disebut wang


2. Mendengar dan membau/mengindu yang disebut wen
3. Wawancara atau pertanyaan yang disebut wen
4. Pemeriksaan dengan perabaan yang disebut qie

Langkah-langkah menegakkan diagnose yaitu :

a) Lakukan 4 cara pemeriksaan


b) Menentukan imbalan yin atau yang
c) Menentukan tipe penyakitnya, dingin atau panas
d) Menentukan jenis penyakitnya, xu (defisien) atau shi (ekses)
e) Menentukan letak patologis penyakitnya, li atau biao
f) Menentukan letak kelainan, di organ atau di meridian atau organ+meridian
g) Tetapkan teknik terapi : jika Xu maka ditonifikasi, jika Shi maka disedasi
dan jika terindikasi sindrom dingin dapat dilakukan teknik moksibusi.
h) Tetapkan etiologinya : PPL, PPD ataupun PPLL.

3.2 Saran
Sebagai mahasiswa keperawatan hendaknya kita dapat mempraktekkan cara
menentukan suatu diagnose dalam akupresur sehingga dapat memberikan
intervensi yang tepat dan sesuai dengan keadaan klien.

18
DAFTAR PUSTAKA

Djuharto, S. 1987. Buku Pegangan Praktis Terapi Akupuntur. Jakarta. Gravidian


Jaya
Ikhsan, Muhamad. N. 2017. Dasar Ilmu Akupresur dan Moksibasi. Cimahi.

Bhimaristan Publishing

Koosnadi, S. 2005. Akupuntur Dasar. Surabaya. Airlangga University Press

Liu Gongwang. 1994. Fundamentals of Acupuncture &Moxibustion. China

Rahimsyah, MB. 2015. Pengobatan Cara Herbal dan Pijat Refleksi. Jakarta.
Lingkar Media

19

Anda mungkin juga menyukai