a. Kehamilan
b. Karsinoma payudara
c. Karsinoma traktus genetalia
d. Perdarahan abnormal uterus
5. Efek samping
a. Gangguan haid
Pola haid yang normal menjadi amenore, perdarahan irregular, perdarahan bercak,
perubahan dalam frekuensi, lama dan jumlah darah yang hilang. Insiden yang tinggi dari
amenore diduga berhubungan dengan atrofi endometrium. Sedangkan sebab-sebab dari
perdarahan irreguler masih belum jelas, dan tampaknya tidak ada hubungan dengan
perubahan-perubahan dalam kadar hormone atau histology endometrium.
b. Berat badan bertambah
Umumnya pertambahan berat badan tidak terlalu besar bervariasi antara kurang dari
1kg-5kg dalam tahun pertama. Penyebab pertambahan berat badan terjadi karena
bertambahnya lemak tubuh, dan bukan karena retensi cairan tubuh.
Hipotesa para ahli: DMPA merangsang pusat pengendali nafsu makan dihipotalamus,
yang menyebabkan aseptor makan lebih banyak dari pada biasanya.
c. Sakit kepala
Insiden sakit kepala adalah sama pada DMPA maupun NETEN terjadi pada <1-17 %
akseptor
d. Pada sistem kardiovaskuler
Efeknya sangat sedikit, mungkin ada sedikit peninggiandari kadar insulin dan penurunan
HDL-kolesterol
Idealnya DMPA harus diberikan dalam 5 hari pertama masa menstruasi, tidak
dibutuhkan kontrasepsi tambahan, setelah itu semua suntikan harus diberikan setiap 12 minggu.
NETEN harus diberikan pada hari pertama menstruasi, tidak dibutuhkan kontrasepsi tambahan.
Setelah itu semua injeksi harus diberikan setiap 8 minggu. Suntikan harus diberikan secara intra
muscular pada kuadran luar atas bokong. Spuit yang sebelumnya telah di isi DMPA harus
dikocok sebelum diberikan. Ampul NETEN harus dihangatkan sesuai dengan suhu tubuh
sebelum diberikan, hal ini akan membuatnya mudah tertarik ke atas saat dicampur dengan
minyak jarak. Kedua tempat suntikan tidak boleh dipijat setelah pemberian suntikan karena ini
akan mengurangi efektifitasnya. Setelah terminasi kehamilan trimester pertama dan keguguran,
suntikan pertama biasanya diberikan dalam 5 hari pertama tanpa dibutuhkan kewaspadaan
tambahan. Wanita pasca partum harus mulai mendapat suntikan pertama 5-6 minggu setelah
melahirkan, karena bila diberikan lebih awal perdarahan menstruasi menghebat dan
memanjang.
3. Implant
Keuntungan norplant
1. Efektifitas tinggi
2. Setelah dipasang tidak perlu melakukan apa-apalagi sampai saat pengeluaran
implant nya
3. Sistem 6’’ memeberikan perlindungan untuk 5 tahun
4. Tidak mengandung esterogen sehingga tidak ada efek samping yang disebabkan
estrogen
5. Efek kontrasepsi segera berakhir setelah implant dikeluarkan
6. Implant melepaskan progrestin dengan kecepatan rendah dan konstan,
sehingga terhindar dari dosis awal yang tinggi seperti pada kontrasepsi suntikan
(inject tables) ataupun puncak harian dari hormon pada kontrasepsi peroral
7. Norplant dapat membantu mencegah terjadinya anemia
Kerugian norplant
1. Membutuhkan seseorang yang professional terlatih untuk memsang dan
melepas implant
2. Perdarahan menstruasi tidak teratur, sepertti amenore perdarahan bercak
3. Efek samping minor seperti sakit kepala, jerawat,dsb
4. Hipoesterogenisme
5. Kemungkinan rasa tidak nyaman atau infeksi pada tempat pemasangan
2. Implanon
Implanon adalah batang tunggal berisi 68mg etonogestrel yang dipasang secara
sub dernal dan mendapat lisensi selama 3 tahun. Panjang batang tersebut 4 cm
dan berdiameter 2 mm, dan dilengkapi aplikator steril yang sudah diisi.
Implanon mencegah dengan kehamilan dengan mengahmbat ovulasi,
mengentalkan lendir serviks, juga mempunyai efek pada endometrium.
3. Jadena dan indoplant terdiri dari 2 batang yang berisi dengan 75 mg levonorgestrel
dengan lama kerja 3 tahun
e. Efek samping
1. Nyeri atau gatal pada tempat pemasangan
2. Sakit kepala
3. Mual
4. Muntah
5. Perubahan mood
6. Perubahan berat badan
7. Jerawat
8. Nyeri dan nyeri tekan pada payudara
9. Rambut rontok
10. Vaginitis
1. Tubektomi
Pada abad ke-19, sterilisasi dilakukan dengan mengangkat uterus atau kedua ovarium.
Pada tahun 50-an dilakukan dengan memasukkan AgNO melalui kanalis serikalis ke
dalam tuba uterina. Pada akhir abad ke-19 dilakukan dengan mengikat tuba uterina
namun cara ini mengalami banyak kegagalan sehingga dilakukan pemotongan dan
pengikatan tuba uterina. Dulu sterilisasi ini di bantu oleh anestesi umum dengan
membuat sayatan/insisi yang lebar dan harus dirawat di rumah sakit. Kini, operasinya
tanpa dibantu anestesi umum dengan hanya membuat insisi kecil dan tidak perlu
dirawat dirumah sakit.
Di Indonesia sterilisasi pada wanita mulanya hanya dikerjakan atas indikasi medis dan
terutama dilakukan pada waktu yang bersamaan dnegan tindakan obstetrik operatif
perabnormal, seperti seksio sesarea, operasi tumor, laparotomi pada kehamilan ektopik
terganggu, dan pada waktu laparotomi lainnya.
Metode dan teknik sterilisasi berkembang pest setelah didirikannya Perkumpulan untuk
Sterilisasi Sukarela Indonesia (PPUSSI) pada bulan oktober 1974. Untuk mencocokkan
dengan keadaan namanya kemudian diganti dengan Perkumpulan Kontrasepsi Mantap
Indonesia (PKMI)
a. Definisasi
Tubektomi adalah salah satu cara kontrasepsi dengan tindakan pembedahan
yaitu memotong tuba fallopi/tuba uterine yang mengakibatkan orang atau
pasangan yang bersangkutan tidak akan memperoleh keturunan lagi dan
bersifat permanen.