Anda di halaman 1dari 54

LAPORAN KASUS

PADA PASIEN TN. B DENGAN GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN


AKIBAT LUKA BAKAR DI RUANG SUHUD RUMAH SAKIT
RAJAWALI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Stase Keperawatan Medikal Bedah
Dosen:
Agus Sudiana. N,. S.Kep., Ners, M.Kep

Disusun oleh:
Chairunnisa Kalsum
4119142

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI
BANDUNG
2020
LAPORAN PENDAHULUAN
PADA SISTEM INTEGUMEN (LUKA BAKAR)

A. DEFINISI
Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan
kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik, dan
radiasi (Smeltzer, Suzana, 2002).
Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik,
bahan kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih
dalam (Dr. Soetomo, 2001).
Luka bakar adalah luka yang terjadi akibat sentuhan permukaan tubuh
dengan benda-benda yang menghasilkan panas seperti api, cairan panas, listrik,
bahan-bahan kimia dan radiasi (Moenadjat, 2002).

B. ANATOMI FISIOLOGI
Kulit adalah merupakan organ terbesar dalam tubuh, luasnya sekitar 2m 2.
Ketebalan pada setiap bagian tubuh berbeda-beda (0,5-5 mm) dan rata-rata
ketebalan 1-2 mm. Kulit dari lapisan Epidermis dibagian luar yang merupakan
lapisan jaringan epitel dan lapisan dermis dibagian bawahnya yang merupakan
lapisan jaringan ikat. Dibawah jaringan dermis terdapat jaringan hipodermis atau
subkutis. Fungsi kulit, yaitu :
1. Menutupi dan Melindungi organ-organ dibawahnya
2. Melindungi tubuh dari masuknya mikroorganisme dan benda asing
3. Pengatur suhu
4. Eksresi
5. Sintesis
6. Sensori persepsi
Lapisan-lapisan kulit, yaitu :
1. Epidermis, terdiri dari stratum korneum, stratum lusidum, stratum
granulosum, stratum spinosum dan stratum basale
2. Dermis, merupakan bagian lapisan terbesar dari komposisi kulit yang
mengandung serabut kolagen
3. Hipodermis, terdiri dari jaringan adipose, banyak mengandung pembuluh
darah, pembuluh limfe dan kelenjar keringat dan dasar folikel rambut.

C. KLASIFIKASI
1. Berdasarkan kedalaman luka
a. Luka bakar Derajat I
Luka bakar derajat pertama ini hanya mengenai epidermis. Kulit
tampak kering dan tidak terdapat bulae. Penyembuhan terjadi secara
spontan dalam waktu 5-10 hari. Misalnya, luka bakar akibat sengatan
matahari.
b. Luka bakar Derajat II
Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis, berupa reaksi
inflamasi akut disertai proses eksudasi, terdapat bulae. Dasar luka
berwarna merah atau pucat, sering teletak lebih tinggi diatas permukaan
kulit normal.
1) Derajat II dangkal (superficial)
Kerusakan mengenai bagian superfisal dari dermis. Apendises kulit
seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea masih utuh.
Penyembuhan terjadi secara spontan dalam waktu 10-14 hari.
2) Derajat II dalam (deep)
Kerusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis. Apendises
kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea
sebagian masih utuh. Penyembuhan terjadi lebih lama, biasanya
penyembuhan terjadi dalam waktu lebih dari satu bulan.
c. Luka bakar Derajat III
Kerusakan meliputi seluruh ketebalan dermis dan lapisan yang lebih
dalam. Apendises kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar
sebasea mengalami kerusakan dan tidak terdapat bulae. Kulit yang terbakar
bewarna abu-abu dan pucat. Kering, letaknya lebih rendah dibandingkan
kulit sekitar akibat koagulasi protein pada lapis epidermis dan dermis. Tidak
timbul rasa nyeri, bahkan hilang sensasi karena ujung serabut saraf sensori
mengalami kerusakan/kematian. Penyembuhan terjadi lama karena tidak ada
proses epitelisasi spontan baik dari dasar luka.
2. Berdasarkan keseriusan atau keparahan luka
a. Luka bakar Mayor
1) Derajat II - III > 20% pada pasien berusia dibawah 10 tahun atau
diatas usia 50 tahun
2) Derajat II- III > 25 % pada kelompok usia 10 – 50 tahun
3) Luka bakar pada muka, telinga, tangan, kaki, dan perineum
4) Adanya cedera pada jalan napas (cedera inhalasi)
5) Luka bakar listrik tegangan tinggi.
b. Luka bakar Moderat
1) Luka bakar dengan luas 15 – 25 % pada dewasa, dengan luka bakar
derajat III < 10 %
2) Luka bakar dengan luas 10 – 20 % pada anak usia < 10 tahun atau
dewasa > 40 tahun, dengan luka derajat III < 10 %
3) Luka bakar derajat III < 10% pada anak maupun dewasa yang tidak
mengenai muka, tangan, kaki, dan perineum.
c. Luka bakar Minor
1) Luka bakar dengan luas < 15 % pada dewasa
2) Luka bakar dengan luas < 10 % pada anak dan usia lanjut
3) Luka bakar dengan luas < 2% pada segala usia, tidak mengenai muka,
tangan, kaki dan perineum.

D. ETIOLOGI
Sebagian besar luka bakar (combustio) dapat disebabkan oleh kontak
dengan agens panas seperti paparan api, cairan panas dan permukaan panas, baik
seecara langsung maupun tidak langsung. Menurut Rahayuningsih (2012),
etiologinya antara lain :
1. Luka bakar suhu tinggi
Adalah luka bakar thermal disebabkan oleh karena terpapar atau kontak
dengan api, cairan panas dan bahan padat.
2. Luka bakar bakan kimia
Adalah luka bakar kimia disebabkan oleh kontaknya jaringan kulit dengan
konsentrasi zat kimia asam atau basa yang kuat.
3. Luka bakar sengatan listrik
Adalah lewatnya tenaga listrik melalui jaringan menyebabkan perubahannya
menjadi tenaga panas.
4. Luka bakar radiasi
Adalah luka bakar radiasi disebabkan oleh terpapar dengan sumber
radioaktif. Terpapar sinar matahari akibat yang terlalu lama salah satu luka
bakar radiasi.
Disebabkan oleh perpindahan energi dari sumber panas ke tubuh melalui
konduksi atau radiasi elektromagnetik. Berdasarkan perjalanan penyakitnya luka
bakar dibagi menjadi 3 fase, yaitu :
1. Fase akut (resusitasi)
Pada fase ini problema yang berkisar pada gangguan saluran nafas
karena adanya cedera inhalasi dan gangguan sirkulasi. Pada fase ini
terjadi gangguan keseimbangan sirkulasi cairan dan elektrolit akibat
cedera termis bersifat sistemik.
2. Fase sub akut (akut)
Pada fase ini berlangsung setelah shock berakhir. Luka terbuka
akibat kerusakan jaringan (kulit dan jaringan dibawahnya) menimbulkan
masalah inflamasi, sepsis dan penguapan cairan tubuh disertai
panas/energi.
3. Fase lanjut (rehabilitasi)
Pada fase ini berlangsung setelah terjadi penutupan luka sampai
terjadi maturasi. Masalah pada fase ini adalah timbulnya penyulit dari
luka bakar berupa parut hipertrofik, kontraktur, dan deformitas lainnya.

E. PATOFISIOLOGI
Luka bakar mengakibatkan peningkatan permeabilitas pembuluh darah
sehingga air, natrium, klorida dan protein tubuh akan keluar dari dalam sel dan
menyebabkan terjadinya edema yang dapat berlanjut pada keadaan hipovolemia
dan hemokonsentrasi. Kehilangan cairan tubuh pada klien luka bakar dapat
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: peningkatan mineralokortikoid
(retensi air, natrium, klorida, ekskresi kalium), peningkatan permeabilitas
pembuluh darah, perbedaan tekanan osmotik intra dan ekstra sel.
Perpindahan cairan dari intravaskuler ke ekstravaskuler melalui kebocoran
kapiler yang mengakibatkan kehilangan Na, air dan protein plasma serta edema
jaringan diikuti dengan penurunan curah jantung, hemokonsentrasi sel darah
merah, penurunan perfusi pada organ mayor, edema menyeluruh.
Dengan menurunnya volume intravaskuler, maka aliran plasma ke ginjal
dan GFR akan menurun yang mengakibatkan penurunan haluaran urine.
Cedera inhalasi merupakan penyebab utama kematian pada korban-korban
kebakaran. Karbon monoksida mungkin merupakan gas yang paling sering
menyebabkan cedera inhalasi karena gas ini merupakan produk sampingan
pembakaran bahan-bahan organik. Efek patofisiologiknya adalah hipoksia
jaringan yang terjadi ketika karbonmonoksida berikatan dengan hemoglobin untuk
membentuk karboksihemoglobin.
Respon umum yang biasa terjadi pada klien luka bakar >20% adalah
penurunan aktivitas gastrointestinal. Hal ini disebabkan oleh kombinasi efek
repson hipovolemik dan neurologik serta respon endokrin terhadap adanya
perlukaan luas.
Pertahanan imunologik tubuh sangat berubah akibat luka bakar. Semua
tingkat respon imun akan dipengaruhi nsecara merugikan. Kehilangan integritas
kulit diperparah lagi dengan pelepasan faktor-faktor inflamasi yang abnormal,
perubahan kadar imunoglobulin serta komplemen serum, gangguan fungsi
neutrofil, dan penurunan jumlah limfosit (limfositopenia). Imunosupresi membuat
klien luka bakar berisiko tinggi untuk mengalami sepsis.
Hilangnya kulit juga menyebabkan ketidakmampuan tubuh untuk mengatur
suhunya. Karena itu klien-klien luka bakar dapat memperlihatkan suhu tubuh
yang rendah dalam beberapa jam pertama pasca luka bakar, tetapi kemudian
setelah keadaan hipermetabolisme menyetel kembali suhu inti tubuh, klien luka
bakar akan mengalami hipertermi selama sebagian besar periode pasca luka bakar
kendati tidak terdapat infeksi.
PATHWAY

Paparan api Radiasi Bahan bakar Listrik

Cedera luka bakar

Kerusakan kapiler ↑

Permeabilitas kapiler ↑

Vesikel pecah Perpindahan cairan dari intra Sel tubuh kekurangan


dalam vaskuler ke interstitial cairan
keadaan luas

Edema Dehidrasi
Luka terbuka
epidermis dan
dermis rusak Kekurangan volume
cairan

Kerusakan kulit Nyeri akut

Kerusakan Takut bergerak


integritas kulit

Gangguan
terbatas
F. MANIFESTASI KLINIS
1. Nyeri dan eritrema setempat
2. Menggigil, sakit kepala, edema local da nausea vomitus
3. Lepuhan berdinding tipis berisi cairan yang muncul dalam tempo beberapa
menit
4. Jaringan seperti bahan dari kulit yang berwarna putih, coklat atau hitam
5. Daerah yang menonjol dan berwarna seperti perak yang biasa terlihat pada
tempat terkena arus listrik
6. Bulu hidung yang berbau sangit, luka bakar mukosa, perubahan suara,
batuk-batuk, mengi, hangus pada mulut atau hidung dan skutum berwarna
gelap.

G. KOMPLIKASI
Komplikasi luka bakar (combustio) yang mungkin terjadi meliputi :
1. Kehilangan fungsi (luka bakar wajah, tangan, kaki dan genetalia)
2. Obstruksi jalan nafas
3. Aritmia jantung
4. Luka bakar yang terinfeksi
5. Syok luka bakar
6. Nyeri tambahan

H. PROSEDUR DIAGNOSTIK
Persentase luas permukaan tubuh terbakar dengan menggunakan peta
rule of nine. Rumus :
(Sumber : internet)
Penjelasan :
- Kepala : 9%
- Leher : 9%
- Dada depan : 9%
- Dada belakang : 9%
- Abdomen : 9%
- Tangan kanan : 9%

- Tangan kiri : 9%
- Paha kanan : 9%
- Paha kiri : 9%
- Kaki kanan : 9%
- Kaki kiri : 9%
- Genital : 1%
I. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium : Hemoglobin, Hematokrit, Leukosit, Trombosit, Gula darah,
Elektolit, Kreatinin, Ureum, Protein, Albumin, Urine lengkap, AGD dan
lain-lain
2. Rontgen : Foto Thorax dan lain-lain
3. EKG

J. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Pertolongan pertama
a. Segera hindari sumber api dan mematikan api pada tubuh, misalnya
dengan menyelimuti dan menutup bagian yang terbakar untuk
menghentikan pasokan oksigen pada api yang menyala.
b. Singkirkan baju, perhiasan dan benda-benda lain yang membuat efek
Torniket, karena jaringan yang terkena luka bakar akan segera menjadi
edema.
c. Setelah sumber panas dihilangkan rendam daerah luka bakar dalam air
susu atau menyiramnya dengan air mengalir selama sekurang-kurangnya
15 menit.
2. Penggantian darah
Luka bakar pada kulit menyebabkan terjadinya kehilangan sejumlah sel
darah merah sesuai dengan ukuran dan kedalaman luka bakar. Karena
plasma predominan hilang pada 48 jam pertama setelah terjadinya luka
bakar, tetapi relative polisitemia terjadi pertama kali. Oleh sebab itu,
pemberian sel darah merah dalam 48 jam pertama tidk dianjurkan, kecuali
terdapat kehilangan darah yang banyak dari tempat luka. Setelah proses
eksisi, luka bakar dimulai, pemberian darah biasanya diperlukan.
3. Perawatan Luka
Perawatan tegantung pada karakteristik dan ukuran dari luka, yaitu :
a. Luka bakar derajat I, merupakan derajat ringan dengan sedikit hilangnya
barrier pertahanan kulit. Luka seperti ini tidak perlu dibalut, cukup
dengan pemberian salep antibiotic untuk mengurangi rasa sakit dan
melembabkan kulit. Bila perlu diberi NSAID (Ibuprofenn dan
acetaminophen) untuk mengatasi rasa sakit dan pembengkakan.
b. Luka bakar derajat II (superfisial), perlu perawatan luka setiap harinya,
pertama-tama luka diolesi dengan salep antibiotic, kemudian dibalut
dengan perban katun dan dibalut lagi dengan perban elastic. Pilihan lain
luka dapat ditutup dengan penutup luka sementara yang terbuat dari
bahan alami (Xenograf (pig skin) atau Allograf (homograf) atau bahan
sintetis (opsite, biobrane)
c. Luka bakar derajat II (dalam) dan luka bakar derajat III, perlu dilakukan
eksisi awal dan cangkok kulit.

Teknik perawatan luka menurut Nirwan (2009) dibagi menjadi


empat, yaitu pembersihan luka, debridement, pemberian topikal, dan
penutupan luka.
a) Pembersihan luka (wound Toilet)
Pembersihan pada luka dapat dilakukan dengan mencuci pada area
luka dan sekitarnya. Bahan pencucian luka yang selama ini masih
digunakan yaitu perhidrol, savlon, boor water atau garam faali, normal
saline. Penggunaan bahan pencucian luka disesuaikan dengan keadaan
atau karakteristik suatu luka. Teknik utama dalam melakukan
pembersihan atau pencucian luka yaitu dengan menganalisis keadaan
luka, kering ataukah basah. Pada luka kering dibersihkan dengan teknik
swabbing, yaitu dengan cara ditekan dan digosok perlahan-lahan dengan
menggunakan kasa steril yang dibasahi dengan bahan pencuci luka.
Sedangkan luka basah dibersihkan dengan teknik irigasi, yaitu dengan
cara disemprot lembut dengan bahan pencuci luka. Metode pembersihan
luka bakar terkini dengan menggunakan metode hidroterapi yaitu metode
pembersihan luka dengan bertujuan melindungi luka terhadap proliferasi
mikroorganisme patogen dan invasinya ke dalam jaringan. Teknik yang
digunakan dalam metode hidroterapi yaitu : rendaman total, bedside bath
(terapi rendaman di samping tempat tidur), penyiraman pasien yang
tergantung di ayunan diatas bak, whirpool (bak mandi rendam).
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan metode
hidroterapi :
1. Air steril, larutan normal salin atau antiseptik (larutan yodium atau
betadin encer)
2. Suhu air atau larutan: 37,8⁰C
3. Suhu ruangan: 26,6⁰C - 29,4⁰C
4. Waktu: 20-30 menit (untuk mencegah menggigil dan stres metabolisme
tambahan)
5. Selama berendam pasien didorong untuk aktif bergerak.
6. Setiap bahan yang tersisa dan melekat pada tubuh pasien selesai
berendam harus dibersihkan.
7. Daerah tubuh yang tidak terbakar harus dicuci secara teratur.
8. Rambut pada atau sekitar luka harus dipangkas pendek.
9. Semua bagian kulit perlu diinspeksi untuk memeriksa tanda infeksi lokal.
10. Bula yang masih utuh tetap dibiarkan tetapi cairannya diaspirasi
dengan spuit yang steril.
11. Tindakan pembersihan luka dilakukan sehari sekali.
12. Kenyamanan dan kemampuan pasien untuk berpartisipasi dalam
tindakan harus dipertimbangkan.

b) Debridement (wound excision)


Debridement adalah suatu proses usaha menghilangkan jaringan
mati dan jaringan yang sangat terkontaminasi dari bed luka dengan
mempertahankan secara maksimal struktur anatomi yang penting. Untuk
menghilangkan jaringan yang terkontaminasi oleh bateri dan benda asing,
sehingga pasien dilindungi terhadap kemungkinan invasi bakteri dan
menghilangkan jaringan yang sudah mati atau eskar dalam persiapan bagi
graf dan kesembuhan luka.
Jenis tindakan debridement :
1) Debridement alami
Jaringan mati akan memisahkan diri secara spontan dari jaringan
viabel dibawahnya. Terhambat oleh pemakaian preparat antibakteri
topikal.
2) Debridemen mekanis
Memisahkan dan mengangkat eskar dengan menggunakan gunting
bedah dan forsep. Dikerjakan setiap hari pada saat penggantian
balutan serta pembersihan luka. Dilaksanakan sampai tempat yang
masih terasa sakit dan mengeluarkan darah. Perdarahan yang terjadi
diatasi dengan menggunakan: preparat hemostatik dan balut tekan.
3) Debridemen bedah
Tindakan operasi dengan cara eksisi primer selutuh tebal kulit sampai
fasia atau dengan mengupas lapisan kulit yang terbakar secara
bertahap hingga mengenai jaringan yang masih viabel dan berdarah.
Syarat dilakukannya tindakan debridement bedah yaitu hemodinamik
pasien stabil dan edema berkurang.

c) Pemberian topikal (wound topical)


Untuk mengurangi jumlah bakteri agar keseluruhan populasi
mikroba dan dikendalikan oleh mekanisme pertahanan tubuh sendiri.
Meningkatkan upaya untuk mengubah luka yang terbuka dan kotor
menjadi luka yang tertutup dan bersih.
Kriteria pemilihan preparat topikal mencakup:
1. Preparat harus efektif untuk mikroorganisme gram negatif
(Pseudomonas, Aeuroginosa, Staphiloccocus aureus dan jamur)
2. Preparat tersebut harus efektif secara klinis
3. Preparat tersebut harus dapat ditembus eskar dan secara sistemik tidak
toksik
4. Preparat tersebut tidak menimbulkan infeksi sekunder
5. Preparat tersebut harus cost efektif, mudah diperoleh dan dapat
diterima pasien
6. Preparat tersebut harus mudah dipakai sehingga meminimalkan waktu
perawatan luka

d) Penutupan luka (wound dressing)


Untuk melindungi luka dari trauma dan infeksi. Dalam kondisi
lembab penyembuhan luka lebih cepat 50% dibanding luka kering.
Perawatan luka dalam suasana lembab akan membantu proses
penyembuhan luka, dimana suasana lembab dibutuhkan untuk pertahanan
lokal oleh makrofag, akselerasi angiogenesis dan mempercepat proses
repitelisasi.

4. Antibiotik
Pemberian antibiotic ini dapat secara topical atau sistemik. Pemberian
secara topical dapat dalam bentuk salep atau cairan untuk merendam.
Contoh, antibiotic yang sering dipakai berupa salep antara lain: Neomycin,
Polymiyxin B, Nysatatin, Mebo.
MEBO (Moist Exposed Burn Ointment) merupakan Broad Spectum
Ointment, suatu preparat herbal menggunakan zat alami tanpa kimiawi.
Terdiri atas:
a) Komponen pengobatan : beta sitosterol yang mempunyai efek analgetik,
anti-inflamasi, anti-infeksi pada luka bakar dan mampu mengurangi
pembentukan jaringan parut
b) Komponen nutrisi : amino acid yang memberikan nutrisi untuk
regenerasi dan perbaikan kulit yang terbakar.

5. Flowchart dari penanganan luka bakar


a) Earlier Period (1-6 hari); Blister difungsi kulitnya dibiarkan utuh. Beri
MEBO pada luka setebal 0,5-1mm. Ganti dan beri lagi MEBO tiap 6 jam,
hari ke 3-5 kulit penutup bulla diangkat.
b) Liquefaction Period (6-15 hari); Angkat zat cair yang timbul diatas luka,
bersihkan dengan kassa, beri MEBO lagi setebal 1mm.
c) Preparative Period (10-21 hari); Bersihkan luka seperti sebelumnya. Beri
MEBO dengan ketebalan 0,5-1mm. Ganti dan beri lagi MEBO tiap 6-8
jam.
d) Rehabilitation; Bersihkan luka yang sembuh dengan air hangat. Beri
MEBO 0,5mm, 1-2 kali/hari. Jangan cuci luka yang sudah sembuh
berlebihan. Lindungi luka yang sembuh dari sinar matahari.

6. Kontrol rasa sakit


Terapi farmakologi yang digunakan biasanya dari golongan opioid
dan NSAID. Preparat anestesi seperti ketamine, N2O (Nitrous Oxide)
digunakan pada prosedur yang dirasakan sangat sakit seperti saat ganti
balut. Dapat juga digunakan obat psikotropik seperti axiolitik dan anti
depresan. Penggunaan benzodiazepine bersama opioid dapat menyebabkan
ketergntungan dan mengurangi efek dari opioid.

K. PROSES PENYEMBUHAN LUKA


1. Fase inflamasi
Fase yang berentang dari kejadian terjadinya luka bakar sampai 3-4 hari
pasca luka bakar. Vasokontriksi sementara dari pembuluh darah yang rusak
terjadi pada saat sumbatan trombosit dibentuk dan diperkuat oleh serabut
fibrin untuk membentuk suatu bekuan. Jaringan yang rusak dan sel mast
melepaskan histamin dan mediator lain, sehingga menyebabkan vasodilatasi
dari pembuluh darah sekeliling yang masih utuh serta meningkatkan
penyediaan darah ke daerah tersebut, sehingga menjadi merah dan hangat.
Permeabilitas kapiler meningkat dan cairan yang kaya akan protein mengalir
ke dalam spasium interstisial, menyebabkan edema local dan mungkin
hilangnya fungsi diatas sendi tersebut. Leukosit polimorfonuklear dan
makrofag mengadakan migrasi keluar dari kapiler dan masuk kedalam yang
rusak sebagai reaksi terhadap agens kemotaktik yang dipacu oleh adanya
cedera.

2. Fase poliferasi
Dari fase ini 4-24 hari. Fase poliferasi disebut fase fibriplasia karena
yang terjadi prose poliferasi fibroblast. Fibroblast melekatkan substansi
dasar dan serabut kolagen serta pembuluh darah baru mulai menginfiltrasi
luka. Begitu kolagen dilekatkan maka terjadi peningkatan yang cepat pada
pada kekuatan regangan luka. Kapiler-kapiler dibentuk oleh tunas endothel,
suatu proses yang disebut angiogenesis. Bekuan fibrin yang dihasilkan pada
fase 1 dikeluarkan begitu kapiler baru menyediakan enzim yang di perlukan.
Tanda-tanda inflamasi mulai berkurang. Jaringan yang dibentuk dari gelung
kapiler baru disebut jaringan granulasi karena penampakan yang granuler
dan berwarna merah.
3. Fase maturasi
Terjadi proses pematangan kolagen dari 24 hari sampai bertahun-tahun.
Pada fase ini terjadi pula penurunan aktivitas seluler dan vaskuler,
berlangsung hingga 8 bulan sampai lebih dari 1 tahun dan berakhir jika
sudah tidak ada tanda-tanda radang. Epitelisasi, kontraksi dan reorganisasi
jaringan ikat, dalam setiap cedera yang mengakibatkan hilangnya kulit, sel
epitel pada pinggir luka dan sisa-sisa folikel rambut, serta granula sebasea
dan granula sudorifera, membelah dan mulai bermigrasi diatas jaringan
granula baru. Karena jaringan tersebut hanya dapat bergerak diatas jaringan
yang hidup, maka mereka lewat dibawah eskar atau dermis yang mengering.
Kontraksi luka disebabkan karena miofibroblast kontraktil yang membantu
menyatukan tepi-tepi luka. Terdapat suatu penurunan progresif dalam
vaskularisasi jaringan parut, yang merubah warna penampilannya dari
merah kehitaman menjadi putih. Serabut-serabut kolagen mengadakan
reorganisasi dan kekuatan regangan luka meningkat (Arisanty, 2003)
L. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
1. Anamnesa
1) Identitas Pasien
2) Identitas Penanggung jawab
2. Keluhan utama
Keluhan utama yang dirasakan oleh klien luka bakar adalah nyeri, sesak
nafas. Nyeri dapat disebabkan karena iritasi terhadap saraf.
3. Riwayat Kesehatan
Riwayat penyakit sekarang gambaran keadaan klien mulai tarjadinya luka
bakar, penyabeb lamanya kontak, pertolongan pertama yang dilakuakn serta
keluhan klien selama menjalan perawatan ketika dilakukan pengkajian.
4. Pola ADL (Activity Daily Living)
1) Aktifitas/istirahat
Tanda: Penurunan kekuatan, tahanan; keterbatasan rentang gerak pada
area yang sakit; gangguan massa otot, perubahan tonus.
2) Sirkulasi
Tanda (dengan cedera luka bakar lebih dari 20% APTT): hipotensi
(syok); penurunan nadi perifer distal pada ekstremitas yang cedera;
vasokontriksi perifer umum dengan kehilangan nadi, kulit putih dan
dingin (syok listrik); takikardia (syok/ansietas/nyeri); disritmia (syok
listrik); pembentukan oedema jaringan (semua luka bakar).
3) Eliminasi
Tanda: haluaran urine menurun/tak ada selama fase darurat; warna
mungkin hitam kemerahan bila terjadi mioglobin, mengindikasikan
kerusakan otot dalam; diuresis (setelah kebocoran kapiler dan mobilisasi
cairan ke dalam sirkulasi);
4) Makanan/cairan
Tanda: oedema jaringan umum; anoreksia; mual/muntah.

5) Neurosensori
Gejala: area batas; kesemutan, Tanda: perubahan orientasi; afek,
perilaku; penurunan refleks tendon dalam (RTD) pada cedera
ekstremitas;
6) Nyeri/kenyamanan
Gejala: Berbagai nyeri; contoh luka bakar derajat pertama secara eksteren
sensitif untuk disentuh; ditekan; gerakan udara dan perubahan suhu; luka
bakar ketebalan sedang derajat kedua sangat nyeri; sementara respon
pada luka bakar ketebalan derajat kedua tergantung pada keutuhan ujung
saraf; luka bakar derajat tiga tidak nyeri.
7) Keamanan
Tanda: a. Kulit umum: destruksi jaringan dalam mungkin tidak terbukti
selama 3-5 hari sehubungan dengan proses trobus mikrovaskuler pada
beberapa luka. Area kulit tak terbakar mungkin dingin/lembab, pucat,
dengan pengisian kapiler lambat pada adanya penurunan curah jantung
sehubungan dengan kehilangan cairan/status syok. b. Cedera api: terdapat
area cedera campuran dalam sehubungan dengan variase intensitas panas
yang dihasilkan bekuan terbakar. Bulu hidung gosong; mukosa hidung
dan mulut kering; merah; lepuh pada faring posterior;oedema lingkar
mulut dan atau lingkar nasal. c. Cedera kimia: tampak luka bervariasi
sesuai agen penyebab. Kulit mungkin coklat kekuningan dengan tekstur
seperti kulit samak halus; lepuh. d. Cedera listrik: cedera kutaneus
eksternal biasanya lebih sedikit di bawah nekrosis.
5. Pemeriksaan kulit
Merupakan pemeriksaan pada darah yang mengalami luka bakar (luas dan
kedalaman luka).

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan
2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan rusaknya permukaan kulit.

3. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa
No. Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
1. Nyeri akut Setelah dilakukan 1. Melakukan 1. Mengetahui
intervensi selama .....x24 pengkajian karakteristik
jam diharapkan pola nyeri secara nyeri klien
napas efektif dengan komprehensif
kriteria hasil : 2. Observasi 2. Monitoring
1. Mampu mengontrol tanda-tanda TTV dalam
nyeri (tahu penyebab viral rentang normal
nyeri, mampu 3. Bimbing do’a 3. Mengurangi
menggunakan teknik menahan rasa rasa nyeri
nonfarmakologi untuk nyeri dengan teknik
mengurangi nyeri) nonfarmakologi
2. Melaporkan bahwa 4. Berikan 4. Mengurangi
nyeri berkurang analgetik untuk rasa nyeri
dengan menggunakan mengurangi dengan teknik
management nyeri nyeri farmakologi
3. Mampu mengenali 5. Berikan posisi 5. Memberikan
nyeri (skala, yang nyaman rasa nyaman
frekuensi, dan tanda dan tingkatkan untuk klien
nyeri) istirahat
4. Menyatakan rasa
nyaman setelah nyeri
berkurang
2. Kekurangan Setelah dilakukan 1. Pertahankan 1. Mengetahui
volume cairan intervensi selama .....x24 catatan intake nilai ballance
jam diharapkan dan output yang klien
pemenuhan kebutuhan akurat
nutrisis klien tercukupi 2. Observasi 2. Monitoring
dengan kriteria hasil : tanda-tanda TTV dalam
1. Mempertahankan vital rentang normal
urine output dengan 3. Monitor status 3. Mengurangi
usia dan BB, Ht hidrasi resiko dehidrasi
normal 4. Monitor 4. Mengetahui
2. Tanda-tanda vital masukan asupan makan
normal makanan/cairan dan cairan
3. Tidak ada tanda-tanda dan hitung setiap harinya
dehidrasi intake harian
4. Elastisitas turgor kulit 5. Berikan cairan 5. Memenuhi salah
baik, membran iv pada suhu satu intake klien
mukosa lembab, tidak ruangan
ada rasa haus yang
berlebihan
3. Kerusakan Setelah dilakukan 1. Jaga kulit agar 1. Memberikan
integritas kulit intervensi selama .....x24 tetap bersih rasa nyaman
jam diharapkan kondisi dan bersih pada
klien stabil saat aktivitas klien
dengan kriteria hasil : 2. Monitor kulit 2. Mencegah
1. Tidak ada tanda-tanda akan adanya resiko infeksi
infeksi kemerahan
2. Ketebalan dan tekstur 3. Mobilisasi 3. Mengurangi
jaringan normal posisi pasien kekakuan pada
3. Menentukan setiap 3 jam daerah luka
pemahaman dalam sekali
proses perbaikan kulit 4. Monitor status 4. Mengurangi
dan mencegah nutrisi pasien resiko
terjadinya cedera penurunan nafsu
berulang makan dan
4. Menunjukkan penurunan berat
terjadinya proses badan
penyembuhan luka 5. Observasi luka : 5. Mempercepat
lakukan proses
perawatan luka penyembuhan
dengan luka
perawatan steril,
berikan posisi
yang menekan
bebab luka
6. Ganti balutan 6. Mempertahanka
pada interval n ke sterilan
waktu yang luka
sesuai program

M. DAFTAR PUSTAKA
1. Haryani Ani, dkk. 2009. Anatomi Fisiologi Manusia. Bandung. CV Cakra.
2. Kowalak, Jenifer P. 2011. Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta. EGC
Kedokteran
3. Nurarif, Amin Huda, & Kusuma Hardi. 2015. Asuhan keperawatan
berdasarkan diagnosa medis NANDA NIC-NOC edisi revisi jilid 2.
Yogyakarta. Mediaction Publisher
4. Padila. 2012. Buku Ajar Keperawatan Medikal
LAPORAN KASUS ASKEP
Tn. B berusia 37 tahun di rawat di ruang rawat inap dengan riwayat luka bakar
pada bagian lengan kanan, sebagian lengan kiri, dada sebagian punggung dan
sebagian kaki kanan. Klien mengeluh nyeri pada seluruh bagian luka bakar, pasien
terus meringis kesakitan dan sesekali berteriak meminta bantuan, saat dilakukan
pengkajian tampak permukaan kulit kering, mukosa bibir kering, dan konjungtiva
anemis, seluruh luka bakar tampak merah segar dengan kedalaman luka derajat II.
Dari hasil pemeriksaan ttv didapatkan TD 130/90 mmHg, N 100x/menit, RR
20x/menit, GDS 65 mg/dl, BB 76 kg.
Pertanyaan !
1. Buatlah asuhan keperawatan berdasarkan kasus di atas
2. Tentukan luas luka bakar pada kasus diatas
3. Tentukan kebutuhan cairan dari jenis cairan, kebutuhan cairan total dan
tekhnik pemberiaanya, hingga jumlah tetesan/ menit

ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Pengumpulan Data
a. Biodata
1) Identitas Klien
Nama : Tn. B
Usia : 37 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Buruh pabrik
Agama : Islam
Suku/bangsa : Sunda/indonesia
Golongan darah :O
Tanggal masuk rumah sakit : 07 Juli 2020
Tanggal pengkajian : 07 Juli 2020
No. Medrek :-
Ruangan : Suhud
Diagnosa medis : Luka Bakar (combustio)
Alamat : Jl Garuda andir bandung
2) Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. L
Usia : 35 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga (IRT)
Hubungan dengan klien : Istri klien
Alamat : Jl Garuda andir bandung
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama : Nyeri luka bakar
2) Riwayat kesehatan sekarang :
Klien datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri pada daerah
luka bakar pada bagian lengan kanan, sebagian lengan kiri, dada
sebagian punggung dan sebagian kaki kanan perut,, seluruh luka
bakar tampak merah segar, total luas luka bakar 31,5 %, derajat
luka bakar berada di derajat II, klien mengatakan luka bakar
terjadi sejak 1 hari yang lalu.
3) Riwayat Kesehatan Dahulu :
Klien tidak pernah menderita penyakit yang sama dan belum
pernah di rawat di RS, klien tidak pernah menderita alergi obat
4) Riwayat Kesehatan Keluarga :
Menurut klien tidak ada anggota keluarga yang pernah mengalami
kejadian luka bakar dan penyakit yang lain seperti mempunyai
penyakit keturunan seperti DM, hipertensi dan stroke.
c. Pemeriksaan Fisik
1) Sistem pernafasan
Bentuk hidung simetris, tidak terdapat sekret, mukosa hidung
kering, tidak ada nyeri tekan pada hidung, tidak ada penafasan
cuping hidung, bentuk leher simetris, tidak ada benjolan atau
massa, bentuk dada simetris, terdapat luka bakar dibagian dada
sebagian punggung pernafasan 20x/menit, tidak terdengar suara
napas tambahan, tidak retraksi otot-otot dada.
2) Sistem kardiovaskuler
Bunyi jantung reguler, perkusi jantung pekak, palpasi denyut nadi
terdengar atau teraba jelas 100x/menit, tekanan darah 130/90
mmHg CRT >3 detik, tidak ada pembesaran area jantung.
3) Sistem pencernaan
Mukosa bibir terlihat kering, tidak ada stomatitis, jumlah gigi
lengkap (32), lidah bebas bergerak, reflek menelan baik,
terdengar peristaltik usus 8x/menit, tidak teraba pembesaraan
hepar dan lien, terdengar bunyi timpani.
4) Sistem persyarafan
- Nervus I (olvactorius) : fungsi penciuman baik
- Nervus II (optikus) : fungsi penglihatan baik, konjungtiva
anemis
- Nervus III, IV, VI (Okulomotorius, troklearis, abdusen) :
fungsi kontraksi terhadap cahaya baik
- Nervus V (Trigeminus) : dapat merasakan usapan
- Nervus VII (Fasialis) : mampu merasakan rasa asin, manis
dan pahit
- Nervus VIII (Auditorius) : klien dapat mendenarkan bunyi
dengan baik
- Nervus IX (Glasofaringeus) : mampu menelan
- Nervus X (Vagus) : mampu bersuara
- Nervus XI ( Assesorius) : mampu menoleh dan mengangkat
bahu
- Nervus XII (Hipoglosus) : mampu menggerakan lidah
5) Sistem endokrin
Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid dan paratiroid, tidak
terdapat pembesaran kelenjar getah bening, tidak ada riwayat
diabetes melitus.
6) Sistem genitourinaria
Tidak ada pembesaran ginjal, terdapat nyeri tekan pada daerah
supra pubis, tidak terpasang kateter, tidak ada nyeri tekan pada
bagian kandung kemih
7) Sistem muskuloskeletal
Bentuk ekstremitas atas dan bawah simetris, kaki dapat digerakan
secara maksimal, terdapat luka bakar pada bagian lengan kanan
dan sebagian lengan kiri, terdapat luka bakar pada sebagian kaki
kanan distraminitas atas kekuatan otot 5 5, maupun ekstremitas
bawah dengan kekuatan 5 5, tidak terdapat farises di kaki,
terpasang infus di tangan kiri.
8) Sistem integumen
Terdapat luka bakar pada kulit bagian lengan kanan, sebagian
lengan kiri, dada sebagian punggung dan sebagian kai kanan, luas
luka bakar 31,5 % dan kedalaman luka berada pada derajat II,
mukosa bibir kering, kulit teraba hangat suhu aksila 37,4°C.
d. Data Psikologis
1) Konsep diri
a) Body image :
Klien merasa kurang percaya diri dengan apa yang ada di
dalam dirinya terutama keadaan dirinya setelah terjadi luka
bakar
b) Harga diri :
Klien merasa harga dirinya kurang dihargai dan tidak
menerima keadaanya

c) Peran :
Klien merasa tidak bisa menjalankan perannya sebagai kepala
rumah tangga dan suami yang baik
d) Identitas diri :
Klien merasa kurang baik menjadi suami bagi istri dan ayah
bagi anaknya
e) Ideal diri :
Klien berharap agar ia cepat sembuh dan kembali berkumpul
bersama keluarganya dan bisa bekerja lagi untuk keluarga
2) Status emosi :
Klien kadang menyesal kenapa harus seperti sekarang kondisinya
3) Kecemasan :
Klien merasa kurang tenang akan keadaannya
4) Pola koping :
Klien berusaha untuk kuat akan keadaannya
5) Gaya komunikasi :
Komunikasi pasien baik
6) Persepsi klien terhadap penyakit :
Klien mengatakan penyakit yang terjadi merupakan cobaan dari
Tuhan
e. Data Sosial
1) Gaya komunikasi :
Komunikasi pasien baik
2) Hubungan sosial :
Hubungan social pasien dengan keluarga ataupun dengan perawat
baik
f. Data Spiritual
1) Falsafah hidup:
Klien mempunyai keyakinan yang baik

2) Sense of tracendence:
Klien mempunyai kesadaran akan nikmat dan cobaan dari tuhan
adalah yang terbaik
3) Konsep kepercayaan:
Mempercayai adanya tuhan yang maha mengetahui kebaikan
untuk umatnya
g. Data Penunjang
1) Pemeriksaan laboraturium
Tanggal Jenis pemeriksaan Nilai Rujukan Satuan
06 juli 2020 - GDS 65 mg/dl Mg/dl
2) Pemeriksaan radiologi
Thorax foto :-
CT scan :-
Kesan :-
3) Therapi
1) Obat oral :-
2) Salep
3) Obat injeksi :
4) Infuse / IVFD :

2. Analisa Data
No Data Kemungkinan Masalah
penyebab/dampak
1. DS: Luka bakar Kekurangan
- Klien mengatakan ↓ volume cairan
pada tubuh yang Biologis
terkena luka bakar ↓
DO: Kerusakan kulit
- TTV ↓
TD: 130/90 mmHg Penguapan
N: 100x/menit ↓
R: 20x/menit Peningkatan pembuluh darah
S: 37,4 °C ↓
- Badan klien teraba Tekanan osmotic menurun
panas ↓
- Permukaan kulit Cairan intravascular menurun
kering ↓
- Mukosa bibir kering Hypovolemia
- Konjungtiva anemis ↓
- Terlihat luka bakar Kekurangan volume cairan
dengan kulit kulit
yang tampak merah
segar
- Terdapat luka bakar
pada bagian tangan
kanan, sebagian
tangan kiri, dada
sebagian punggung
dan sebagian kaki
kanan dengan luas
luka bakar 31,5%,
kedalaman luka
pada derajat II
2. DS: Luka bakar Nyeri akut
- Klien mengatakan ↓
nyeri pada seluruh Biologis
bagian yang terkena ↓
luka bakar Kerusakan kulit
DO: ↓
- Klien tampak Jaringan kulit terbuka
meringis kesakitan ↓
skala nyeri 6 (1-10) Kehilangan barrier kulit
- Terlihat luka bakar ↓
dengan kulit yang Jaringan saraf terbuka
tampak merah segar ↓
- Terdapat luka Peningkatan respon nyeri
bakar pada bagian ↓
bagian tangan Nyeri akut
kanan, sebagian
tangan kiri, dada
sebagian punggung
dan sebagian kaki
kanan dengan luas
luka bakar 31,5%,
kedalaman luka
pada derajat II
3. DS: Luka bakar Risiko infeksi
- Klien mengatakan ↓
nyeri pada area yang Biologis
terkena luka bakar ↓
DO: Kerusakan kulit
- TTV ↓
TD: 130/90 mmHg Jaringan kulit terbuka
N: 100x/menit ↓
R: 20x/menit Pembuluh darah terbuka
S: 37,4 °C ↓
- Terlihat luka bakar Proses implamasi
dengan kulit yang ↓
tampak merah Resiko infeksi
segar
- Terdapat luka
bakar pada bagian
tangan kanan,
sebagian tangan
kiri, dada sebagian
punggung dan
sebagian kaki
kanan dengan luas
luka bakar 31,5%,
kedalaman luka
pada derajat II
4. DS: Luka bakar Kerusakan
- Klien mengatakan ↓ integritas kulit
terdapat luka bakar Biologis
pada bagian tubuh ↓
dan terasa perih Kerusakan kulit
DO: ↓
- Terlihat luka bakar Jaringan kulit terbuka
dengan kulit yang ↓
tampak merah segar Kerusakan integritas kulit
- Terdapat luka bakar
pada bagian tangan
kanan, sebagian
tangan kiri, dada
sebagian punggung
dan sebagian kaki
kanan dengan luas
luka bakar 31,5%,
kedalaman luka
pada derajat II
5. DS: Krisis situasi Gangguan citra
- Klien mengatakan ↓ tubuh
menyesal kenapa Kejadian traumatic
harus seperti ↓
sekarang kondisinya Peran klien bergantung ke
- Klien mengatakan keluarga
merasa kurang ↓
percaya diri dengan Gangguan citra tubuh
apa yang ada di
dalam dirinya
terutama keadaan
dirinya setelah
terjadi luka bakar
DO:
- klien tampak tidak
bersemangat dan
sedih

B. Diagnosa Keperawatan
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
(evaporasi luka bakar)
2. Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan ujung-ujung saraf karena luka
bakar
3. Risiko infeksi berhubungan dengan kerusakan kulit
4. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kerusakan permukaan kulit
5. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan kecacatan, kehilangan barier
kulit ditandai dengan perasaan negatif tentang diri sendiri ketakutan/kurang
percaya diri

C. PERENCANAAN
Tanggal
No. Dx Tujuan dan kriteria hasil Intervensi keperawatan Rasional
/ waktu
07 Juli 1. Tujuan: 1. Pertahankan catatan 1. Mengetahui nilai
2020 Setelah dilakukan intake dan output yang ballance klien
14.30 keperawatan selama 2x24 akurat
jam diharapkan 2. Observasi tanda-tanda 2. Monitoring TTV
pemenuhan kebutuhan vital dalam rentang normal
cairan klien tercukupi 3. Monitor status hidrasi 3. Mengurangi resiko
Kriteria hasil: dehidrasi
- Tanda-tanda vital 4. Monitor masukan 4. Mengetahui asupan
normal makanan/cairan dan makan dan cairan
- Tidak ada tanda- hitung intake harian setiap harinya
tanda dehidrasi 5. Berikan cairan ringer 5. Memenuhi salah satu
laktat 4788 ml/ 8 jam intake klien
pertama
6. Anjurkan pasien 6. Untuk kseimbangan
banyak minum intake dan output
07 Juli 2 Tujuan: 1. Melakukan pengkajian 1. Mengetahui
2020 Setelah dilakukan nyeri secara karakteristik nyeri
14.30 intervensi selama 2x24 komprehensif klien
jam diharapkan nyeri 2. Observasi tanda-tanda 2. Monitoring TTV
dapat teratasi viral dalam rentang normal
Kriteria hasil: 3. Mengurangi rasa
- Mampu mengontrol 3. Ajarkan teknik nyeri dengan teknik
nyeri relaksasi nafas dalam nonfarmakologi
- Menyatakan rasa 4. Mengurangi rasa
nyaman setelah nyeri 4. Berikan analgetik nyeri dengan teknik
berkurang untuk mengurangi farmakologi
nyeri 5. Memberikan rasa
5. Berikan posisi yang nyaman untuk klien
nyaman dan tingkatkan
istirahat
07 Juli 3 Tujuan: 1. Kaji tanda- tanda infeksi 1. Mengetahui dini
2020 Setelah dilakukan tindakan terjadinya infeksi.
14.30 keperawatan selama 3x24 2. Batasi jumlah 2. Mengurangi
jam, diharapkan risiko pengunjung. kontaminasi silang.
infeksi tidak menjadi 3. Bersihkan luka dengan 3. Untuk membersihkan
aktual, dengan cairan Nacl 0,9 % luka
Kriteria hasil : 4. Lakukan perawatan kulit 4. Perawatan kulit pada
- Tidak terjadi tanda- pada area yang luka area yang edema
tanda infeksi dengan menggunakan dapat membantu
- Suhu tubuh dalam salep mebo mencegah terjadinya
batas normal infeksi yang lebih
luas.
5. Edukasi pasien dan 5. Meningkatkan
keluarga tentang tanda pengetahuan pasien
dan gejala infeksi dan dan keluarga
melaporkan kepada
petugas perwatan ketika
terdapat tanda dan gejala
infeksi.
6. Kolaborasi pemberian 6. Dapat menghambat
antibiotic sesuai indikasi. proses infeksi
07 Juli 4 Tujuan: 1. Kaji/catat ukuran, 1. Memberikan
2020 Setelah dilakukan asuhan warna, kedalaman luka, informasi dasar
14.30 keperawatan selama 3x 24 perhatikan jaringan tentang kebutuhan
jam, diharapkan pasien nekrotik dan kondisi penanaman kulit dan
menunjukkan regenerasi sekitar kulit kemungkinan
jaringan petunjuk tentang
Kriteria hasil: sirkulasi pada area
- Mencapai graft.
penyembuhan tepat 2. Lakukan perawatan 2. Menyiapkan
waktu pada area luka luka bakar yang tepat jarinagan untuk
bakar. dan tindakan kontrol penanaman dan
infeksi. menurunkan risiko
infeksi/kegagalan
graft.
3. Berikan salep mebo 3. Untuk mempercepat
secara merata pada luka penyembuhan luka
07 Juli 5 Tujuan: 1. Berikan penguatan 1. Meningkatkan
2020 Setelah dilakukan asuhan positif terhadap kepercayaan dan
14.30 keperawatan selama …x kemajuan dan dorongan mengadakan
24 jam, diharapkan pasien usaha untuk mengikuti hubungan antara
menyatakan penerimaan tujuan rehabilitasi pasien dan perawat.
situasi diri 2. Kaji makna 2. Kata-kata penguatan
Kriteria hasil : kehilangan/perubahan dapat mendukung
- Bicara dengan pada pasien/orang terjadinya perilaku
keluarga/orang terdekat koping positif
terdekat tentang 3. Berikan penjelasan 3. Untuk memberikan
situasi, perubahan yan mengenai keadaan pengetahuan dan
g terjadi. kondisi kecacatan memberikan perasaan
- Membuat tujuan tubuhnya tenang
realitas/rencana untuk
masa depan.

D. IMPLEMENTASI
Tangga No. Implementasi keperawatan
l / Dx
waktu
07 Juli 1. 1. Mempertahankan catatan intake dan output yang akurat
2020 2. Mengobservasi tanda-tanda vital
14.30 3. Memonitor status hidrasi
4. Memonitor masukan makanan/cairan dan hitung intake
harian
5. Memberikan cairan ringer laktat 4788 ml/ 8 jam
pertama
6. Menganjurkan pasien banyak minum
07 Juli 2. 1. Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
2020 2. Mengobservasi tanda-tanda viral
14.30 3. Mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam
4. Memberikan analgetik untuk mengurangi nyeri
5. Berikan posisi yang nyaman dan tingkatkan istirahat
07 Juli 3. 1. Mengkaji tanda- tanda infeksi
2020 2. Membatasi jumlah pengunjung.
14.30 3. Membersihkan luka dengan cairan Nacl 0,9 %
4. melakukan perawatan kulit pada area yang luka dengan
salep mebo di oles tipis-tipis di area luka
5. Mengedukasi pasien dan keluarga tentang tanda dan
gejala infeksi dan melaporkan kepada petugas perwatan
ketika terdapat tanda dan gejala infeksi.
6. Berkolaborasi pemberian antibiotic sesuai indikasi
07 Juli 4. 1. Mengkaji catat ukuran, warna, kedalaman luka,
2020 perhatikan jaringan nekrotik dan kondisi sekitar Kulit
14.30 2. Melakukan perawatan luka bakar yang tepat dengan
dan tindakan kontrol infeksi dengan cairan Nacl 0,9 %
3. Memberikan salep mebo secara merata pada luka
07 Juli 5. 1. Memberikan penguatan positif terhadap kemajuan dan
2020 dorongan usaha untuk mengikuti tujuan rehabilitasi
14.30 4. Mengkaji makna kehilangan/perubahan pada
pasien/orang terdekat
5. Memberikan penjelasan mengenai keadaan kondiisi
kecacatan tubuhnya
Referensi jurnal:
1. Penataksanaan luka bakar, Tutik Rahayu ningsih, S. Kep., Ns., Dosen
Akper Poltekes Bhakti Mulya Sukaharjo, volume 08/ Februari-september
2012
2. Pemberian Teknik relaksasi nafas dalam pada terapi latihan pasif
menurunkan intensitas nyeri pada pasien luka bakar derajat 2 di RSUP
sanglah Denpasar, kadek Agustini Ariyanti,
3. Perbedaan efektivitas epitelisasi antara perawatan luka menggunakan
Moist exmosid Burn Oitment dengan perawatan tertutup menggunakan
NaCl 0,9 % pada luka bakar derajat 2 dirumah sakit umum daerah Dr
Moewardi Surakarta 2014, Ida Ayu setiawati

E. EVALUASI
Hari pertama
Tanggal No. Dx Evaluasi keperawatan TTD
/ waktu
07 Juli 1. S:
2020 - Klien mengatakan panas pada tubuhnya
14.30 O:
- TTV dalam batas normal
TD: 120/70 mmHg
N: 80x/menit
R: 20x/menit
S: 37,4 °C
- Permukaan kulit kering
- Mukosa bibir kering
- Konjungtiva anemis
- Pemberian cairan infus ringer laktat
A:
Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
- Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
- Monitor status hidrasi
- Monitor masukan makanan/cairan dan hitung intake harian
- Anjurkan pasien banyak minum
07 Juli 2. S:
2020 Klien mengatakan nyeri pada bagian yang terkena luka bakar
14.30 O:
- Skala nyeri 5 (1-10)
- TTV dalam batas normal
TD: 120/70 mmHg
N: 80x/menit
R: 20x/menit
S: 37,0 °C
A:
Masalah belum teratasi
P:
Intervensi di lanjutkan
- Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam
- Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
- Berikan posisi yang nyaman dan tingkatkan istirahat
07 Juli 3. S:
2020 - Klien masih mengatakan nyeri dan panas pada luka bakar
14.30 O:
- Terlihat luka bakar dengan kulit yang tersiram air panas menglupas,
kemerahan
- Terdapat bulla pada area luka bakar
- Terdapat luka bakar pada bagian tangan kiri, paha kiri dan kanan, pada
perut dan dada dengan luas luka bakar 31,5%, kedalaman luka pada
derajat II
A:
Masalah belum teratasi
P:
Intervensi di lanjutkan
- Kaji tanda- tanda infeksi
- Batasi jumlah pengunjung.
- Bersihkan luka dengan cairan Nacl 0,9 %
- Lakukan perawatan kulit pada area yang luka
- Mengedukasi pasien dan keluarga tentang tanda dan gejala infeksi
dan melaporkan kepada petugas perawatan ketika terdapat tanda dan
gejala infeksi.
- Kolaborasi pemberian antibiotic sesuai indikasi sesuai indikasi
- Monitor leukosit, dan hasil normal.
07 Juli 4. S:
2020 Klien mengatakan kulitnya masih terlihat tidak baik setelah tersiram air
14.30 panas
O:
- kulit yang tersiram air panas menglupas, kemerahan
- Terdapat bulla pada area luka bakar
- Terdapat luka bakar pada bagian tangan kiri, paha kiri dan kanan,
pada perut dan dada dengan luas luka bakar 31,5%, kedalaman luka
pada derajat II
A:
Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
- Kaji/catat ukuran, warna, kedalaman luka, perhatikan jaringan
nekrotik dan kondisi sekitar Kulit
- Lakukan perawatan luka bakar yang tepat dan tindakan kontrol
infeksi.
- Berikan salep mebo secara merata pada luka
07 Juli 5. S:
2020 - Klien masih merasa menyesal atas kejadian tersiram air panas
14.30 O:
- Klien masih tampak tidak bersemangat dan sedih
A:
Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
- Berikan penguatan positif terhadap kemajuan dan dorongan usaha
untuk mengikuti tujuan rehabilitasi
- Kaji makna kehilangan/perubahan pada pasien/orang terdekat
- Berikan penjelasan mengenai keadaan kondiisi kecacatan tubuhnya

Hari kedua
Tanggal
No. Dx Evaluasi keperawatan TTD
/ waktu
08 Juli 1. S:
2020 Klien mengatakan panas tubuhnya mulai berkurang
16.30 O:
- TTV dalam batas normal
TD: 120/70 mmHg
N: 80x/menit
R: 20x/menit
S: 37,0 °C
- Pemberian cairan infus ringer laktat
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi dihentikan
08 Juli 2. S:
2020 Klien mengatakan nyeri berkurang pada bagian yang terkena luka bakar
16.30 O:
- Skala nyeri 4 (1-10)
- TTV dalam batas normal
TD: 120/70 mmHg
N: 80x/menit
R: 20x/menit
S: 37,0 °C
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Pertahankan intervensi
08 Juli 3. S:
2020 - Klien masih mengatakan nyeri dan panas pada luka bakar berkurang
16.30 O:
- Terlihat luka bakar dengan kulit yang tersiram air panas menglupas,
kemerahan
- Terdapat bulla pada area luka bakar
- Terdapat luka bakar pada bagian tangan kiri, paha kiri dan kanan, pada
perut dan dada dengan luas luka bakar 31,5%, kedalaman luka pada
derajat II
A:
Masalah belum teratasi
P:
Intervensi di lanjutkan
- Kaji tanda- tanda infeksi
- Batasi jumlah pengunjung.
- Bersihkan luka dengan cairan Nacl 0,9 %
- Lakukan perawatan kulit pada area yang luka
- Mengedukasi pasien dan keluarga tentang tanda dan gejala infeksi
dan melaporkan kepada petugas perwatan ketika terdapat tanda dan
gejala infeksi.
- Kolaborasi pemberian antibiotic sesuai indikasi sesuai indikasi
- Monitor leukosit, dan hasil normal.
08 Juli 4. S:
2020 Klien mengatakan kulitnya masih terlihat tidak baik setelah tersiram air
16.30 panas
O:
- kulit yang tersiram air panas menglupas, kemerahan
- Terdapat bulla pada area luka bakar
- Terdapat luka bakar pada bagian tangan kiri, paha kiri dan kanan,
pada perut dan dada dengan luas luka bakar 31,5%, kedalaman luka
pada derajat II
A:
Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
- Kaji/catat ukuran, warna, kedalaman luka, perhatikan jaringan
nekrotik dan kondisi sekitar Kulit
- Lakukan perawatan luka bakar yang tepat dan tindakan kontrol
infeksi.
- Berikan salep mebo secara merata pada luka
08 Juli 5. S:
2020 - Klien masih merasa menyesal atas kejadian tersiram air panas
15.30 O:
- Klien masih tampak tidak bersemangat dan sedih
A:
Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
- Berikan penguatan positif terhadap kemajuan dan dorongan usaha
untuk mengikuti tujuan rehabilitasi
- Kaji makna kehilangan/perubahan pada pasien/orang terdekat
- Berikan penjelasan mengenai keadaan kondiisi kecacatan tubuhnya

Hari ketiga
Tanggal
No. Dx Evaluasi keperawatan TTD
/ waktu
09 Juli 2. S:
2020 Klien mengatakan nyeri berkurang pada bagian yang terkena luka bakar
17.30 O:
- Skala nyeri 3 (1-10)
- TTV dalam batas normal
TD: 120/70 mmHg
N: 80x/menit
R: 20x/menit
S: 37,0 °C
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Pertahankan intervensi
09 Juli 3. S:
2020 - Klien masih mengatakan nyeri dan panas pada luka bakar berkurang
17.30 O:
- Terlihat luka bakar dengan kulit yang tersiram air panas menglupas,
kemerahan
- Terdap at bulla pada area luka bakar
- Terdapat luka bakar pada bagian tangan kiri, paha kiri dan kanan, pada
perut dan dada dengan luas luka bakar 31,5%, kedalaman luka pada
derajat II
A:
Masalah belum teratasi
P:
Intervensi di lanjutkan
- Kaji tanda- tanda infeksi
- Batasi jumlah pengunjung.
- Bersihkan luka dengan cairan Nacl 0,9 %
- Lakukan perawatan kulit pada area yang luka
- Mengedukasi pasien dan keluarga tentang tanda dan gejala infeksi
dan melaporkan kepada petugas perwatan ketika terdapat tanda dan
gejala infeksi.
- Kolaborasi pemberian antibiotic sesuai indikasi sesuai indikasi
- Monitor leukosit, dan hasil normal.
09 Juli 4. S:
2020 Klien mengatakan kulitnya masih terlihat tidak baik setelah tersiram air
17.30 panas
O:
- kulit yang tersiram air panas menglupas, kemerahan
- Terdapat bulla pada area luka bakar
- Terdapat luka bakar pada bagian tangan kiri, paha kiri dan kanan,
pada perut dan dada dengan luas luka bakar 31,5%, kedalaman luka
pada derajat II
A:
Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
- Kaji/catat ukuran, warna, kedalaman luka, perhatikan jaringan
nekrotik dan kondisi sekitar Kulit
- Lakukan perawatan luka bakar yang tepat dan tindakan kontrol
infeksi.
- Berikan salep mebo secara merata pada luka
09 Juli 5. S:
2020 - Klien mengatakan sudah merasa tenang dan mau menerima
17.30 keadaannya
O:
- Klien tampak tidak sedih
- Klien tampak bersemangat untuk sembuh
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi dihentikan

Luas Luka Bakar Pada Kasus Diatas Yaitu :


- Lengan kanan : 9%
- Sebagian lengan kiri : 4,5%
- Dada : 9%
- Sebagian punggung : 4,5%
- Sebavian kaki kanan : 4,5%
- Jumlah luas luka bakar yaitu : 31,5%

Kebutuhan Cairan :
1) Rumus Baxter
4 ml x BB x Luas luka bakar
4 ml x 76kg x 31,5
= 9.576 ml (kebutuhan cairan)
2) Teknik pemberian cairan 20 tetes / menit
1
- 8 jam pertama : x 9.576 = 4.788 ml/8 jam
2
Tetesan infuse perjam : 4.788 / 8 = 598 ml/jam
Tetesan infuse permenit : (volume yang dibutuhkan x faktor tetesan) /
(waktu pemberian x 60 menit)
(4.788 x 20) / (8 x 60) + 199 tetes / menit
1 detiknya 3-4 tetesan
- 16 jam selanjutnya :
Tetesan infuse per jam : 4.788 / 12 = 399
Tetesan infuse per menit : (volume yang dibutuhkan x faktor tetesan) /
(waktu pemberian x 60 menit)
(4.788 x 20) / (16 x 60) = 99 tetes / menit
1 detiknya 1-2 tetes
3) Cairan yang diberikan
RL dan DEXTROSE 5%

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Luka Bakar


Sub pokok bahasan : Infeksi pada luka bakar
Sasaran       : Pasien Luka Bakar di Ruang Suhud RS Rajawali
Hari/tanggal                  : Senin, 07 Juli 2020
Tempat : Ruang Suhud RS Rajawali
Pukul : 14.30 WIB – selesai

1. Latar Belakang
Luka bakar merupakan salah satu jenis luka yang paling sering dialami
oleh tiap orang, terutama anak-anak. Menjadi penyebab kematian kedua
terbesar pada anak-anak, setelah kecelakan. Derajatnya berbeda-beda, dari
luka bakar yang paling ringan yaitu akibat sengatan matahari, hingga yang
terberat, menyebabkan kematian.Luka bakar yaitu luka yang disebabkan oleh
suhu tinggi, dapat disebabkan banyak faktor, yaitu fisik seperti api, air panas,
listrik seperti kabel listrik yang terbuka, petir atau bahan kimiawi seperti asam
atau basa kuat.

2. Tujuan
a. Tujuan Umum:
Memberikan Penyuluhan Tentang Luka Bakar.
b. Tujuan Khusus
Memberikan Penjelasan Tentang infeksi pada luka bakar.

3. Materi
a. Pengertian Luka bakar
b. Proses infeksi pada luka bakar
c. Penanggulangan infeksi luka bakar
d. Pencegahan infeksi luka bakar

4. Media:
a. Leaflet

5. Metode Penyuluhan:
a. Ceramah
b. Tanya Jawab

6. Pengorganisasian  
a. Moderator :-
b. Penyuluh : Chairunnisa Kalsum
c. Fasilitator :-
d. Observer :-

7. Rincian Tugas:
a. Moderator:
b. bertugas memimpin jalanya penyuluhan
c. Penyuluh:
Bertugas memberikan penjelasan tenteng materi yag akan disampaikan
kepada audie Fasilitator: memecahkan suatu masalah jalan keluarnya
kegiatan.
d. Observator:
Bertugas mengobservasi jalanya kegiatan dari awal hingga akhir acara.

8. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Respon/Peserta
1 5Menit Pembukaan
- Membuka kegiatan dengan mengucapkan - Menjawab;
salam - Mendengarkan dan
- Memprkenalkan diri memperhatikan;
- Menjelaskan tujuan dari penyuluhan - Mendengarkan dan
- Menyebutkan materi yang akan diberikan. memperhatikan;
- Mendengarkan dan
meamperhatikan;
 2 20 Menit Pelaksanaan Penyampaian Materi:
      Pengertian Luka bakar - Mendengarkan dan
      Proses infeksi pada luka bakar meamperhatikan;
      Penanggulangan infeksi luka bakar - Mendengarkan dan
      Pencegahan infeksi luka bakar meamperhatikan;
- Mendengarkan dan
meamperhatikan;
- Mendengarkan dan
meamperhatikan;
- Mendengarkan dan
meamperhatikan;
- Mendengarkan dan
meamperhatikan;
- Bertanya
3 5 - Mengajukan pertanyaan tentang materi
pembelajaran.
- Kesimpulan dari pembelajaran
      Salam penutup:
- Menjawab, Mendengarkan dan memperhatikan

9. Evaluasi Lisan  
Mampu memahami tanda-tanda infeksi pada luka bakar 

10. Materi Penyuluhan:


a. Pengertian Luka Bakar
Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang
disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan
kimia, listrik dan radiasi. Luka bakar merupakan suatu jenis trauma
dengan morbiditas dan mortalitas tinggi. Biaya yang dibutuhkan untuk
penanganannya pun tinggi.
b. Proses terjadinya infeksi pada luka bakar
- Kerusakan jaringan
Pembuluh kapiler yang terpajan suhu tinggi rusak dan sel darah yang
ada di dalamnya ikut rusak sehingga dapat terjadi anemia. Luka bakar
menyebabkan rupturnya sel atau nekrosis sel. Sel yang di perifer masih
dapat hidup tapi sebagian ada yang rusak. Akibat rusaknya
mikrosirkulasi perifer lapisan kolagen akan berubah bentuk dan rusak.
- Inflamasi
Reakasi infalamasi yang paling awal terlihat adalah erythema, yang
disebabkan karena respon neurovaskular mengakbibatkan vasodilatasi
pembuluh darah. Makin berat kerusakan jaringan, respon inflamasi
yang muncul akan makin lama bertahan.
- Infeksi
Luka bakar merupakan media yang baik untuk pertumbuhan
mikroorganisme, biasanya akan menyebabkan infeksi dalam 24-48
jam. Dalam kondisi yang lebih berat akan muncul bakteriemi atau
septikemi yang kemudian akan tejadi penyebaran infeksi ke tempat
yang lain. Bakteriemi merupakan penyebab kematian tersering pada
luka bakar mulai dari 24 jam pertama sampai pada luka bakar yang
sudah sembuh.
c. Penanggulangan infeksi pada luka bakar
Setelah keadaan umum membaik dan telah dilakukan resusitasi cairan
dilakukan perawatan luka. Perawatan tergantung pada karakteristik dan
ukuran dari luka. Tujuan dari semua perawatan luka bakar agar luka segera
sembuh rasa sakit yang minimal.
Setelah luka dibersihkan dan di debridement, luka ditutup. Penutupan luka
ini memiliki beberapa fungsi: pertama dengan penutupan luka akan
melindungi luka dari kerusakan epitel dan meminimalkan timbulnya
koloni bakteri atau jamur. Kedua, luka harus benar-benar tertutup untuk
mencegah evaporasi pasien tidak hipotermi. Ketiga, penutupan luka
diusahakan semaksimal mungkin agar pasien merasa nyaman dan
meminimalkan timbulnya rasa sakit
d. Pencegahan infeksi pada luka bakar
Secara umum adalah:
- Hentikan kontak dengan sumber panas untuk mencegah terjadinya
kerusakan jaringan yang lebih parah.
- Andaikan terjilat api, jangan berlari karena tindakan ini justru akan
memperbesar nyala apinya, lebih baik berguling-guling. Siram dengan
air atau selimuti dengan selimut basah.
- Bila terkena zat kimia, harus segera dicuci dengan air sebanyak-
banyaknya. Lebih baik lagi mencucinya di bawah kran air.
- Bila terkena aliran listrik, putuskan aliran listrik tersebut selekas
mungkin dengan menarik steker dari kontaknya atau melepaskan
sekering. Lalu lepaskan penderita dari barang yang mengandung aliran
listrik dengan menggunakan banda yang tidak menghantarkan aliran
listrik, misalnya sepotong dahan kering atau papan. Penolong pun
harus terisolasi, misalnya dengan berdiri di atas papan kering,
tumpukan koran atau pakaian kering.
- Apapun penyebab luka bakar, turunkan suhu luka bakar dengan air
mengalir atau kompres air dingin (bukan dengan air es atau es batu)
selama 10-20 menit.
- Bila korban berada di dalam ruang tertutup, segera dibawa ke ruang
terbuka atau yang memiliki ventilasi yang baik.
Penanganan luka bakar ringan adalah:
- Guyur luka bakar tersebut dengan air mengalir yang
bersih atau rendam dalam air bersih atau kompres dingin (jangan
gunakan air es atau es batu) sekitar 10-20 menit untuk mengurangi
panas atau suhu pada luka dan membantu mengurangi nyeri.
- Jika terdapat lepuhan, jangan dipecah. Jika lepuhan besar dan
mengganggu, maka segera ke dokter.
- Oleskan obat luka bakar pada luka, dan tutup dengan kasa steril.
- Jika perlu, minum obat penghilang rasa nyeri atau periksa ke dokter.
- Cegah jangan sampai terjadi infeksi pada luka, jika terjadi infeksi yang
ditandai dengan adanya nanah pada luka atau terjadi demam, segera ke
dokter.
Jika luka bakarnya luas segera lepaskan baju dan asesoris yang melekat
pada badan tetapi jangan melepas/menarik baju yang melekat pada luka bakar
karena dapat memperparah kerusakan jaringan, selimuti dengan selimut bersih
dan segera bawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan.
Untuk luka bakar akibat cairan kimia atau tersengat aliran listrik, luka
bakar yang mencederai saluran napas, luka bakar pada bayi, pada wajah, mata,
genitalia, atau daerah persendian, segera bawa ke rumah sakit terdekat.
Catatan:
Jangan mengoleskan odol, mentega, kecap, atau minyak tanah pada luka bakar
karena justru dapat menyebabkan infeksi, membuat luka bisa semakin parah,
menghambat penyembuhan luka atau menimbulkan bekas luka
Referensi:
1. David, S. 2008. Anatomi Fisiologi Kulit dan Penyembuhan Luka. Dalam:
Surabaya Plastic Surgery. http://surabayaplasticsurgery.blogspot.com
2. Wim de Jong. 2005. Bab 3: Luka, Luka Bakar: Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi
EGC. Jakarta. p 66-88
PENGENDALIAN Proses Terjadinya
INFEKSI LUKA Infeksi Pada Luka
BAKAR Bakar
- Kerusakan
jaringan
- Inflamasi
Pengertian Luka
Chairunnisa Kalsum - Infeksi
Bakar
4119142
Luka bakar
Penanggulangan
adalah suatu bentuk
Infeksi Pada Luka
kerusakan atau
Bakar
kehilangan jaringan
Tujuan dari
yang disebabkan
semua perawatan luka
kontak dengan sumber
bakar agar luka segera
panas seperti api, air
sembuh rasa sakit
panas, bahan kimia,
yang minimal
listrik dan radiasi.

Pencegahan Infeksi
Pada Luka Bakar
- Hentikan selimut melepaska
kontak basah. n sekering.
dengan - Bila - Apapun pe
sumber terkena zat nyebab
panas kimia, luka bakar,
untuk harus turunkan
mencegah segera suhu luka
terjadinya dicuci bakar deng
kerusakan dengan air an air
jaringan sebanyak- mengalir
yang lebih banyaknya. atau
parah. Lebih baik kompres
- Andaikan lagi air dingin
terjilat api, mencuciny (bukan
jangan a di bawah dengan air
berlari kran air. es atau es
karena - Bila batu)
tindakan terkena selama 10-
ini justru aliran 20 menit.
akan listrik, - Bila
memperbe putuskan korban
sar nyala aliran berada di
apinya, listrik dalam
lebih baik tersebut ruang
berguling- selekas tertutup,
guling. mungkin segera
Siram dengan dibawa ke
dengan air menarik ruang
atau steker dari terbuka
selimuti kontaknya atau yang
dengan atau memiliki
ventilasi mengurang sampai
yang baik. i nyeri. terjadi
- Jika infeksi
terdapat pada luka,
Penanganan Luka lepuhan, jika terjadi
Bakar Ringan jangan infeksi
- Guyur luka dipecah. yang
bakar Jika ditandai
tersebut lepuhan dengan
dengan air besar dan adanya
mengalir menggang nanah pada
yang gu, maka luka atau
bersih atau  segera ke terjadi
rendam dokter. demam,
dalam air - Oleskan segera ke
bersih atau  obat luka dokter
kompres bakar pada
dingin (jan luka, dan
gan tutup
gunakan dengan
air es atau kasa steril.
es batu) - Jika perlu,
sekitar 10- minum
20 menit obat
untuk penghilang
mengurang rasa nyeri
i panas atau
atau suhu periksa ke
pada luka dokter.
dan - Cegah
membantu jangan

Anda mungkin juga menyukai