Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA SISTEM URINARI ( INFEKSI SALURAN KEMIH)

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Stase Keperawatan Medikal Bedah
Dosen:
Agus Sudiana. N,. S.Kep., Ners, M.Kep

Disusun oleh:
Chairunnisa Kalsum
4119142

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI
BANDUNG
2020
LAPORAN PENDAHULUAN
PADA SISTEM URINARI ( INFEKSI SALURAN KEMIH)

A. DEFINISI
Infeksi Saluran Kemih (ISK) atau Urinarius Tractus Infection (UTI) adalah
suatu keadaan adanya infasi mikroorganisme pada saluran kemih(Agus Tessy,
2001).
Infeksi Saluran Kencing (ISK) adalah infeksi akibat berkembang biaknya
mikroorganisme di dalam saluran kemih, yang dalam keadaan normal air kemih
tidak mengandung bakteri, virus atau mikroorganisme lain. Infeksi saluran kemih
dapat terjadi pada pria maupun wanita dari semua umur, dan dari kedua jenis
kelamin ternyata wanita lebih sering menderita infeksi ini daripada pria. (Sudoyo
Aru,dkk 2009).
Jenis infeksi saluran kemih, antara lain :
1. Kandung kemih (sistisis)
2. Urethra ( Uretritis)
3. Prostat (Prostatitis)
4. Ginjal ( Pielonefritis)
Klasifikasi menurut letaknya :
1. ISK bawah
- Perempuan (sistitis: presentasi klinis infeksi kandung kemih disertai
bakteriuria bermakna)
- Sindrom uretra akut (SUA) : presentasi klinis sistitis tanpa ditemukan
mikroorganisme (steril), sering dinamakan sistitis bakterialis
- Laki-laki (sistitis, prostatitis, epidemis, dan ureteritis)

2. ISK atas
- Pielonefritis akut (PNA) : proses infeksi parenkim ginjal yang
disebabkan infeksi bakteri
- Pielonefritis kronis (PNK) : kemungkinan akibat lanjut dari infeksi
bakteri berkepanjangan atau infeksi sejak masa kecil
Selain itu, ISK pada mereka yang usia lanjut dibedakan menjadi :
1. ISK Uncomplicated (Simple)
ISK yang terjadi pada penderita dengan saluran kencing baik anatomik
maupun fungsional normal. ISK ini pada usia lanjut terutama mengenai
penderita wanita dan infeksi hanya mengenai mukosa superficial kandung
kemih.
2. ISK Complicated
Sering menimbulkan banyak masalah karena seringkali kuman penyebab sulit
untuk diberantas. Kuman penyebab seringkali resisten terhadap beberapa
jenis antibiotik, sering menyebabkan bakterimia, sepsis, hingga shok. Infeksi
saluran kencing ini terjadi bila terdapat keadaan sebagai berikut :
a. Kelainan abnormal saluran kencing, misalnya batu, refreks vesiko
urethral obstruksi, atoni kandung kemih,paraplegia, kateter kandung
kemih menetap dan prostatitis.
b. Kelainan faal ginjal: GGA maupun GGK
c. Gangguan imunitas
d. Infeksi yang disebabkan oleh organisme virulen seperti prosteus yang
memproduksi urease.

B. ANATOMI FISIOLOGI
Sistem perkemihan terdiri atas beberapa organ yaitu ginjal, ureter, vesika
urinaria (kandung kemih), dan uretra.
a. Ginjal
Ginjal adalah organ berbetuk dua-buncis yang terletak di bagian posterior
abdomen, satu buah pada setiap sisi kolumna vertebralis torakal ke-12 sampai
vertebra lumbal ketiga,dimana ginjal kanan biasanya terletak agak lebih rendah
dari ginjal kiri karena hubungannya dengan hati. (Watson, 2002,hlm.384).Pada
orang dewasa ginjal panjangnya 12-13 cm, lebarnya 6 cm dan beratnya antara
120-150 gram.
- Fungsi vital ginjal :
1) Sekresi air kemih dan pengeluarannya dari tubuh manusia.
2) Sebagai homeostasis.
3) Pengeluaran zat-zat toksin/racun
4) Memperlakukan suasana keseimbangan air,
5) Mempertahankan  keseimbangan asam-basa cairan tubuh
6) Mempertahankan keseimbangan garam-garam dan zat-zat lain
dalam tubuh.
Ginjal terbagi menjadi  bagian eksternal yang disebut korteks dan bagian
internal yang dikenal sebag/ai medula. Pada manusia, setiap ginjal tersusun dari
kurang lebih 1 juta nefron.Nefron, yang dianggap sebagai unit fungsional ginjal,
terdiri atas sebuah glomerulus dan sebuah tubulus.Seperti halnya pembuluh
kapiler, dinding kapiler glomerulus tersusun dari lapisan-lapisan endotel dan
membrane basalis.  Sel-sel epitel berada pada salah satu sisi membrane basalis,
dan sel-sel endotel pada sisi lainnya. Glomerulus membentang dan membentuk
tubulus yang terbagi menjadi tiga bagian : tubulus proksimal, ansa henle, dan
tubulus distal. Tubulus distal bersatu untuk membentuk duktus pengumpul.Duktus
ini berjalan lewat korteks dan medulla renal untuk mengosongkan isinya ke dalam
pelvis ginjal.
Proses pembentukan urine dimulai ketika darah mengalir lewat glomerulus.
Glomerulus yang merupakan struktur awal nefron, tersusun dari jonjot-jonjot
kapiler yang mendapat darah dari vasa aferen dan mengalirkan darah balik lewat
vasa everen. Tekanan darah menentukan berapa tekanan dan kecepatan aliran
darah yang melewati glomerulus.Ketika darah berjalan melewati struktur ini,
filtrasi terjadi. Air dan molekul-molekul yang kecil akan dibiarkan lewat
sementara molekul-molekul yang besar tetap tertahan di dalam aliran darah.
Cairan disaring lewat dinding jonjot-jonjot kapiler glomerulus dan memasuki
tubulus. Cairan ini dikenal sebagai ”Fitrat”.
Dalam kondisi yang normal, kurang dari 20 % dari plasma yang melewati
glomerulus akan disaring  ke dalam nefron dengan jumlah yang mencapai sekitar
180 liter filtrat perhari. Filtrat tersebut yang sangat serupa dengan plasma darah
tanpa molekul yang besar (protein, sel darah merah, sel darah putih dan trombosit)
pada hakekatnya terdiri atas air, elektrolit, dan molekul kecil lainnya. Dalam
tubulus, sebagian substansi ini secara selektif diabsopsi ulang ke dalam
darah.Substansi lainnya disekresikan dari darah ke dalam fitrat ketika fitrat
tersebut mengalir di sepanjang tubulus. Fitrat akan dipekatkan dalam tubulus
distal serta duktus pengumpul, dan kemudian menjadi urin yang mencapai pelvis
ginjal. Sebagai substansi, seperti glukosa, normalnya akan diabsorpsi kembali
seluruhnya dalam tubulus dan tidak akan terlihat dalam urin.
Proses reabsorpsi serta sekresi dalam tubulus sering mencakup transportasi
aktif dan memerlukan penggunaan energi. Berbagai substansi secara normal
disaring oleh glomerulus, direabsorpsi oleh tubulus dan diekskresikan ke dalam
urin mencakup natrium, klorida, bikarbonat, kalium, glukosa, ureum, kreatinin,
serta asam urat.
Urine terbentuk dalam unit-unit fungsional ginjal yang disebut nefron. Urine
yang terbentuk dalam nefron ini akan mengalir ke dalam duktus pengumpul dan
tubulus renal yang kemudian menyatu untuk membentuk pelvis ginjal. Setiap
pelvis akan membentuk ureter. Ureter merupakan pipa panjang dengan dinding
yang sebagian besar terdiri atas otot polos.Organ ini menghubungkan setiap ginjal
dengan kandung kemih dan berfungsi sebagai pipa untuk menyalurkan urin.
b. Ureter
Terdiri dari dua saluran pipa masing-masing bersambung dari ginjal ke
kandung kemih (vesika urinaria) panjangnya ± 25-30 cm dengan penampang ± 0,5
cm. Ureter sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak dalam
rongga pelvis.
Lapisan dinding ureter terdiri dari :
1) Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
2) Lapisan tengah otot polos
3) Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa.
Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltik tiap 5
menit sekali yang akan mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kemih
(vesika urinaria).
Ureter berjalan hampir vertikal ke bawah sepanjang fasia muskulus psoas
dan dilapisi oleh pedtodinium. Penyempitan ureter terjadi pada tempat ureter
meninggalkan pelvis renalis, pembuluh darah, saraf dan pembuluh sekitarnya
mempunyai saraf sensorik.
c. Kandung kemih (vesika urinaria)
Kandung kemih merupakan organ berongga  yang terletak di sebelah
anterior tepat dibelakang os.pubis. Organ ini berungsi sebagai wadah sementara
untuk menampung urine. Sebagian besar dinding kandung kemih tersusun dari
otot polos yang dinamakan muskulus detrusor.Kontraksi otot ini terutama
berfungsi mengososngkan kandung kemih pada saat buang air kecil (urinari).
Uretra muncul dari kandung kemih;  pada laki-laki, uretra berjalan lewat  penis
dan pada wanita bermuara tepat di sebela anterior vagina. Pada laki-laki kelenjar
prostate yang terletak tepat di bawah leher kandung kemih mengelilingi uretra di
sebelah posterior  dan leteral. Sfingter urinalisis eksterna merupakan otot
volunteer yang bulat untuk mengendalikan proses awal urinasi.
Ginjal terbagi menjadi  bagian eksternal yang disebut korteks dan bagian
internal yang dikenal sebag/ai medula. Pada manusia, setiap ginjal tersusun dari
kurang lebih 1 juta nefron.Nefron, yang dianggap sebagai unit fungsional ginjal,
terdiri atas sebuah glomerulus dan sebuah tubulus.Seperti halnya pembuluh
kapiler, dinding kapiler glomerulus tersusun dari lapisan-lapisan endotel dan
membrane basalis.  Sel-sel epitel berada pada salah satu sisi membrane basalis,
dan sel-sel endotel pada sisi lainnya. Glomerulus membentang dan membentuk
tubulus yang terbagi menjadi tiga bagian : tubulus proksimal, ansa henle, dan
tubulus distal. Tubulus distal bersatu untuk membentuk duktus pengumpul.Duktus
ini berjalan lewat korteks dan medulla renal untuk mengosongkan isinya ke dalam
pelvis ginjal.
Proses pembentukan urine dimulai ketika darah mengalir lewat glomerulus.
Glomerulus yang merupakan struktur awal nefron, tersusun dari jonjot-jonjot
kapiler yang mendapat darah dari vasa aferen dan mengalirkan darah balik lewat
vasa everen. Tekanan darah menentukan berapa tekanan dan kecepatan aliran
darah yang melewati glomerulus.Ketika darah berjalan melewati struktur ini,
filtrasi terjadi. Air dan molekul-molekul yang kecil akan dibiarkan lewat
sementara molekul-molekul yang besar tetap tertahan di dalam aliran darah.
Cairan disaring lewat dinding jonjot-jonjot kapiler glomerulus dan memasuki
tubulus. Cairan ini dikenal sebagai ”Fitrat”.
Dalam kondisi yang normal, kurang dari 20 % dari plasma yang melewati
glomerulus akan disaring  ke dalam nefron dengan jumlah yang mencapai sekitar
180 liter filtrat perhari. Filtrat tersebut yang sangat serupa dengan plasma darah
tanpa molekul yang besar (protein, sel darah merah, sel darah putih dan trombosit)
pada hakekatnya terdiri atas air, elektrolit, dan molekul kecil lainnya. Dalam
tubulus, sebagian substansi ini secara selektif diabsopsi ulang ke dalam
darah.Substansi lainnya disekresikan dari darah ke dalam fitrat ketika fitrat
tersebut mengalir di sepanjang tubulus. Fitrat akan dipekatkan dalam tubulus
distal serta duktus pengumpul, dan kemudian menjadi urin yang mencapai pelvis
ginjal. Sebagai substansi, seperti glukosa, normalnya akan diabsorpsi kembali
seluruhnya dalam tubulus dan tidak akan terlihat dalam urin.
Proses reabsorpsi serta sekresi dalam tubulus sering mencakup transportasi
aktif dan memerlukan penggunaan energi. Berbagai substansi secara normal
disaring oleh glomerulus, direabsorpsi oleh tubulus dan diekskresikan ke dalam
urin mencakup natrium, klorida, bikarbonat, kalium, glukosa, ureum, kreatinin,
serta asam urat.
d. Uretra
Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih
yang berfungsi menyalurkan air kemiih keluar.
Pada laki-laki terdiri dari :
1) Uretra prostaria
2) Uretra membranosa
3) Uretra kavernosa.
Lapisan uretra laki-laki terdiri dari lapisan mukosa (lapisan paling dalam),
dan lapisan submukosa. Selain saluran eksresi uretra laki-laki berfungsi sebagai
saluran reproduksi (tempat keluarnya sperma).
Uretra pada wanita terletak di belakang simfisis pubis, berjalan miring
sedikit kearah atas, panjangnya ± 3-4 cm. Lapisan uretra pada wanita terdiri dari
tunika muskularis (sebelah luar), lapisan spongeosa merupakan pleksus dari vena-
vena, dan lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam). Muara uretra pada wanita
terletak di sebelah atas vagina (antara klitoris dan vagina) dan uretra di sini hanya
sebagai saluran eksresi.

C. ETIOLOGI
ISK terjadi tergantung banyak faktor seperti : usia, gender, prevalensi bakteriuria,
dan faktor predisposisi yang menyebabkan perubahan struktur saluran kemih
termasuk ginjal. Berikut menurut jenis mikroorganisme dan usia :
1. Jenis-jenis mikroorganisme yang menyebabkan Infeksi Saluran Kencing :
a. E. coli 90% menyebabkan ISK Uncomplicated (simple)
b. Pseudomnas, prosteus, Klebsiella : penyebab ISK Complicated
c. Enterobacter, staphylococus epidemis, enterococus ,dan lain –lain .
2. Prevalensi penyebab ISK pada usia lanjut antara lain :
a. Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat pengososngan
kandung kemih yang kurang efektif.
b. Mobilisasi yang menurun
c. Nutrisi yang kurang baik
d. Sistem imunitas yang menurun, baik selular maupun humoral
e. Adanyahambatan pada aliran urin
f. Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat
3. Secara khusus, etiologi ISK berdasarkan jenisnya :
a. Sistis
1) Disebabkan oleh bakteri dari vagina yang berpindah dari uretra ke
kandung kemih.
2) Wanita yang menderita isk setelah melakukan hubungan intim,
dikarenakan uretra yang cidera.
3) Vistula vesikovaginal (hubungan abnormal antara kandung kemih dan
vagina )
4) Akibat pemasangan kateter atau alat yang digunakan selama
penbedahan
b. Urethritis
1) Penyebab bisa berupa bakteri, jamur atau virus yang berasal dari usus
besar sampai ke vagina melalui anus.
2) Nesseria gonorrhoea penyebab gonore, bakteri yang masuk ke vagina
atau penis pada saat melakukan hubungan seksual.
3) Paling sering disebabkan oleh gonococus
c. Prostattitis
Disebabkan oleh pertumbuhan bakteri di akibatkan oleh urin yang tertahan
pada kandung kemih sehingga menjalar dan terjadilah radang pada prostat

D. PATOFISIOLOGI
Infeksi Saluran kencing (ISK) terjadi akibat infeksi pada traktus urinarus
yang disebabkan oleh masuknya mikroorganisme patogenik dengan atau tanpa
disertainya tanda dan juga gejala. Mikroorganisme ini dapat masuk bisa
dikarenakan penggunaan steroid jangka panjang, makanan yang terkontaminasi
bakteri, proses perkembangan usia lanjut, anomali saluran kemih, higine yang
tidak bersih, dan hubungan seksual yang tidak sehat, serta akibat dari cidera
uretra. Infeksi saluran kencing ini dapat mengenai kandung kemih, prostat, uretra,
dan juga ginjal
Pada pasien dengan Infeksi saluran kencing, umunya retensi urin teradi
akibat dari obstruksi dan menyebabkan peningkatan tekanan di vesika urinaria
serta penebalan diding vesika, ketika hal ini terjadi maka menyebabkan penurunan
kontraksi vesika sehingga menimbullkan tahanan pada kandung kemih, urin yang
tertahan pada kandung kamih dalam jangka waktu yang lama (lebih dari 12 jam )
merupakan media yang baik untuk perkembangan mikroorganisme patogen
seperti E. coli, Klabsiella, prosteus, psudomonas, dan enterobacter.
Ketika bakteri telah berhasil berkembang, maka tubuh akan melakukan
respon pertahanan dengan merangsang hipotalamus untuk menstimulus sistem
pertahanan tubuh untuk memfagosit antigen tersebut sehingga akan menyebabkan
peningkatan metabolisme dan muncul gejala demam,ketika antigen tidak mampu
di fagosit oleh sistem imun kita maka akan menyebabkan munculnya bakteremia
skunder yang menjalar ke ureter sehingga menyebabkan iritasi dan peradangan
pada ureter, umumnya ketika hal ini terjadi maka akan menyebabkan pasien
mengalami oliguria. Selain itu ketika proses peradangan terjadi akan
meningkatkan frekuensi dorongan kontraksi uretra dan memunculkan persepsi
nyeri akibat proses depresi syaraf perifer.
Selain itu, respon pertahanan tubuh kita juga akan merangsang hipotalamus
sehingga muncul lah gejala seperti demam serta nyeri di bagian yang terinfeksi.
PATHWAY

Akumulasi etiologi dan factor


resiko (infeksi mikroorganisme,
Makanan terkontaminasi Jaringan parut total
penggunaan steroid dalam jangka
mikroorganisme masuk tersumbat
panjang, usia lanjut, anomaly
saluran kemih, cidera uretra, lewat mulut
riwayat isk)
Obstruksi saluran kemih
HCL (lambung) yang bermuara kevesika
urinarius

Hidup Tidak hidup

Usus terutama pleg player


Resiko infeksi Peningkatan tekanan VU

Kuman mengeluarkan endotoksin


Mati Penebalan dinding VU

Bakteremia primer Difagosit kontraksi otot VU

Procesia pada kulit dan tidak


Tidak difagosit Kesulitan berkemih
hipertermi

Bakteremia sekunder Pembuluh darah kapiler Retensi urin

Hipotalamus Ureter Reintraksi abdominal

Menekan termoreguler Iritasi ureteral Obstruksi

Hipertermi Oliguria Mual muntah

Peradangan Gangguan eliminasi urine Kekurangan volume


cairan
Peningkatan frekuensi / Depresi saraf perifer
dorongan kontraksi uretral

Nyeri
E. MANIFESTASI KLINIS
1. Anyang-anyangatan atau rasa ingin buang air kecil lagi, meski sudah
dicoba untuk berkemih, namun tidak ada air kencing yang keluar
2. Sering kencing, atau sering kesakitan ketika kencing, air kencing bisa
berwarna putih, coklat atau kemerahan, dan baunya sangat menyengat
3. Warna air kencing kental/pekat seperti air teh, kadang kemerahan bila
ada darah
4. Nyeri pada pinggang
5. Demam atau menggigil, yang dapat menandakan bahwa infeksi sudah
mencapai ginjal (diiringi rasa nyeri disis bawah belakang rusuk, mual
dan muntah)
6. Peradangan kronis pada kandung kemih yang berlanjut dan tidak
sembuh, dapat memicu terjadinya kanker pada kandung kemih.
7. Pada neonatus usia 2 bulan, gejalanya dapat menyerupai infeksi atau
sepsis berupa demam, apatis, berat badan tidak naik, muntah, mencret,
anoreksia, problem minum dan sianosis (kebiruan)
8. Pada bayi gejalanya berupa demam, berat badan sukar naik atau
anoreksia
9. Pada anak besar gejalanya lebih khas seperti sakit waktu kencing,
frekuensi kencing meningkat, nyeri perut atau pinggang, mengompol,
anyang-anyangan (polakisuria) dan bau kencing yang menyengat

F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Laboratorium
a. Urinalisa untuk melihat adanya infeksi hematuria
b. Ureum, kreatinin, elektrolit untuk melihat fungsi ginjal .
2. Pengukuran berat derajat obstruksi
a. Menentukan jumlah sisa urin setelah penderita miksi spontan
(normal,sisa urin kosong dan batas intervensi sisa urin lebih dari 100 cc)
b. Pancaran urin (oroflowmetri)
syarat : jumlah urin dalam vesika 125 sampai dengan 150 ml. Angka
normal rata-rata 10-12 ml/ detik, obstruksi ringan
3. Pemeriksaan lain
a. BNO ( Blass Nier Overzicht) /IVP (Intravenous Pyleogram)
adalah studi sinar x terhadap ginjal, rahim dan saluran kemih, dilakukan
untuk menentukan adanya divertikel, penebalan bladder.
b. Trans abdominal USG
Dilakukan untuk mendeteksi bagian prostat yang meonjol ke buli-buli,
yang dipakai untuk meramalkan derajat berat obstruksi apabila ada batu
di dalam vesika.
c. Sitoscopy , yaitu untuk melihat apakan ada penebalan pada bladder.

G. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Non farmakologi
- Istirahat
- Diet ; perbanyak vitamin A dan C untuk mempertahankan epitel saluran
kemih
2. Farmakologi
- Antibiotik sesuai kultur, bila hasil kultur belum ada dapat diberikan
antibiotik antara lain cefotaxime, ceftriaxon, kotrimoxsazol, trimrtoprim,
fluoroquinolon, amoksisilin, doksisiklin, aminoglokosid
- Bila ada tanda-tanda urosepsis dapat diberikan imipenem atau kombinasi
penisilin dengan aminoglokosida.
- Untuk ibu hamil dapat diberikan amoksisilin, nitrofurantoin atau
sefalosporin

H. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN


1. PENGKAJIAN
a. Identitas
Nama, Usia, Jenis kelamin, Tempat/Tanggal lahir, Alamat
b. Riwayat kesehatan atau perawatan.
1) Keluhan utama/ alasan masuk rumah sakit. Biasanya klien
mengeluhkan nyeri pada saat miksi, pasien juga mengeluh sering
buang air kecil berulang ulang (anyang-anyangan) terbangun untuk
miksi pada malam hari, perasaan ingin miksi yang sangat
mendesak.
2) Riwayat kesehatan sekarang
- pasien mengeluh sakit pada saat miksi dan harus menunggu lama,
dan harus mengedan.
- Pasien mengeluh sering bak berulang.
- Pasien mengeluh sering miksi di malam hari
3) Riwayat kesehatan terdahulu
Apakah pasien pernah menderita infeksi saluran kencing
sebelumnya, dan apakah pasien pernah dirawat di rumah sakit
sebelumnya dengan keluhan yang sama.
4) Riwayat kesehatan keluarga
Mungkin diantara keluarga pasien sebelumnya ada yang pernah
menderita penyakit yang sama dengan penyakit pasien sekarang.
c. Pola fungsi kesehatan.
Meliputi pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan, pola nutrisi dan
metabolisme, pola eliminasi, pola aktivitas dan latihan, pola istirahat
dan tidur, pola kongnitif dan persepsi, persepsi diri dan konsep diri,
pola peran hubungan, pola seksual dan reproduksi, pola koping dan
toleransi stress, keyakinan dan kepercayaan.
d. Pemeriksaan Fisik
Pada waktu mlakukan inspeksi keadaan umum pasien mengalami
tanda-tanda penurunan mental seperti neuropati perifer, Pada waktu
palpasi adanya nyeri tekan pada bagian kandung kemih.
1) data dasar pengkajian pasien
 Sirkulasi
Tanda : Peningkatan tekanan darah (efek pembesaran ginjal )
 Eliminasi
gejala :
a) penurunan kekuatan/dorongan aliran urin tetsan
b) keraguan pada berkemih awal
c) ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih
dengan lengkap , dorongan dan frekuensi berkemih
d) nokturia , disuria, dan hematuria
e) duduk untuk berkemih
f) infeksi saluran kencing berulang, dan riwayat batu
g) konstipasi (prostrusi prostat kedalam rectum)
 Makanan/cairan
gejala :
a) Anoreksia, mual dan muntah
b) Penurunan berat badan
 Nyeri/kenyamanan
gejala :
a) Nyeri suprapubik, panggul atau punggung, tajam, kuat
(pada prostales akut)
b) Nyeri punggung bawah
 Seksualitas
gejala :
a) Masalah tentang efek kondisi/ penyakit kemampuan
seksual
b) Takut inkontinensia/ menetes selama hubungan intim
c) penurunan kekuatan kontraksi ejakulasi
 Aktivitas istirahat
a) Riwayat pekerjaan
b) lamanya istirahatAktivitas sehari-hari
c) Pengaruh penyakit terhadap aktivitas
d) Pengaruh penyakit terhadap istirahat
 Higine
a) Penampilan umum
b) ADL (Activity Daily Live)
c) Kebersiahn mandi
d) Frekuensi Mandi
 Integritas ego
a) Pengaruh penyakit terhadap stress
b) gaya hidup
c) Masalah financial
 Neurosensori
a) Apakah ada sakit kepala
b) Status mental
c) Ketajaman pengellihatan
 Pernapasan
a) Apakah ada sesak napas
b) Riwayat merokok
c) Frekuensi pernapasan
d) Bentuk dada
e) Auskultasi suara napas
 Interaksi sosial
a) Status perkawinan
b) Hubungan dalam masyarakat
c) Pola interaksi keluarga
d) Komunikasi verbal dan non verbal

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri berhubungan dengan inflamasi dan infeksi uretra, kandung kemih
dan struktur traktus urinarius lainnya.
2. Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan obstruksi mekanik pada
kandung kemih ataupun strikur urinari lainnya.
3. Retensi urin berhubungan dengan peningkatan tekanan ureter, sumbatan
pada kandung kemih
4. Resiko infeksi berhubungan dengan port entry kuman
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
TUJUAN DAN
NO DIAGNOSA INTERVENSI RASIONAL
KRETERIA HASIL
1. Nyeri berhubungan Setelah dilakukan 1. Kaji inensitas, lokasi 1. Rasa sakit yang
dengan inflamasi tindakan keperawatan dan faktor yang hebat menandakan
urethra, kandung selama ... x 24 jam memberatkan atau adanya infeksi.
kemih, dan striktur diharapkan pasien meringankan nyeri.
traktus urinaris merasa nyaman dan 2. Berikan waktu 2. Klien dapat
lainnya nyerinya berkurang istirahat yang cukup istirahat dengan
dengan dan tingkat aktivitas tenang dan dapat
Kriteria Hasil : yang dapat di toleran. merilekskan otot-
- Pasien mengatakan / otot.
tidak ada keluhan 3. Anjurkan minum 3. Untuk membantu
pada saat berkemih banyak 2-3 liter klien dalam
- Kandung kemih jikatidak ada kontra berkemih.
tidak tegang indikasi.
- Passien tampak 4. Ajarkan teknik 4. Untuk membantu
tenang relaksasi nafas dalam meringkankan atau
- Ekspresi wajah menghilangkan
tenang nyeri sampai pada
tingkat
kenyamanan yang
dapat diterima oleh
pasien.
5. Berikan obat 5. Analgetik
analgetik sesuai memblok lintasan
dengan program nyeri.
terapi.
2. Gangguan eliminasi Setelah dilakukan 1. Ukur dan catat urine 1. Untuk mengetahui
urin berhubungan tindakan keperawatan setiap kali berkemih adanya perubahan
dengan obstruksi selama ... x 24 jam warna dan untuk
mekanik pada diharapkan pasien dapat mengetahui input /
kandung kemih dan mempertahankan pola output
striktur traktus eliminasi secara 2. Anjurkan untuk 2. Untuk mencegah
urinarius lainnya adekuat dengan berkemih setiap 2-3 terjadinya
Kriteria Hasil : jam penumpukan urine
- Klien dapat dalam kandung
berkemih setiap 3 kemih.
jam 3. Palpasi kandung 3. Untuk
- Klien tidak kesulitan kemih tiap 4 jam memudahkan klian
pada saat berkemih dalam berkemih.
- Klien dapat BAK 4. Bantu klien ke kamar 4. Untuk
dan berkemih kecil , memakai memudahkan klien
pispot / urinal. untuk berkemih.
5. Bantu klien 5. Supaya klien tidak
mendapatkan poosisi sukar untuk
berkemih yang berkemih.
nyaman.
3. Retensi urin Setelah dilakukan 1. Identifikasi dan 1. Pengumpulan data
berhubungan dengan tindakan keperawatan dokumentasikan pola untuk memperkuat
peningkatan tekanan selama ...x24 jam pengososnan kandung diagnosis dan
ureter, sumbatan pada diharapkan retensi kemih Monitoring mempermudah
kandung kemih urinne dapat teratasi tanda dan gejala intervensi
dengan infeksi saluran kemih
Kriteria hasil: (panas, hematuria,
- Menunjukkan perubahan bau dan
pengosongan kontinesia urin)
kandung kemih 2. Pantau asupan dan 2. Menjaga
dengan prosedur haluaran keseimbangan
bersih kateterisasi cairan dan juga
intermitten mandiri elektrolit
- Mendeskripsikan 3. Pantau derajat distensi 3. Mengumpulakan
rencana perawatan kandung kemih data analisa untuk
di rumah melalui palapasi dan memudahkan
- Tetap bebas dari perkusi intervensi.
infeksi saluran 4. Bantu pasien untuk 4. Memaksimalkan
kemih berkemih ke toilet dan fungsi berkemih
- Melaporkan berikan waktu untuk pasien
penurunan spasme berkemih 10 menit
kandung kemih 5. Dukung pasien dalam 5. Membantu pasien
- Mempunyai eliminasi dengan untuk miksi secara
keseimbangan menyediakan privacy spontan tanpa
asupan haluaran 24 untuk eliminasi hambatan dan juga
jam gangguan
- Menggolongkan 6. Anjurkan pasien 6. Memudahkan
kandung kemih tentang tanda dan pasien untuk
secara rutin dan gejala infeksi saluran mendapatkan
tuntas. kemih yang harus informasi seputar
dilaporkan (misalnya penyakit dan
demam gigil,nyeri memdahkan di
pinggang, hematuri , dalam penanganan
serta perubahan
konsistensi warna dan
juga bau )
7. Ciptakan lingkungan 7. Meningkatkan
yang adekuat untuk keinginan
membantu berkemih berkemih pasien
seperti peningkatan melalui
privacy dan managemen
pemberian kompres lingkungan.
dingin pada perut
untuk merangsang
berkemih.
8. Rujuk ke perawat 8. Pemasangan
terapi enterostoma kateter ke kandung
untuk instruksi kemih untuk
katetrisasi intermitten sementara waktu
mandiri menggunakan atau permanen
prosedur bersih setiap untuk pengeluaran
4- 6 jam pada saat urin
terjaga
4. Resiko infeksi Setelah dilakukan 1. Kaji suhu tubuh 1. Tanda vital
berhubungan dengan tindakan keperawatan pasien setiap 4 jam menandakan
port entry kuman selama .... x 24 jam dan lapor jika suhu di adanya perubahan
diharapkan pasien atas 38,50°C di dalam tubuh
memperlihatkan tidak 2. Catat karakteristik 2. Untuk
adanya tanda-tanda urine mengetahui /
infeksi dengan mengidentifikasi
Kriteria Hasil : indikasi kemajuan
- Tanda-tanda vital atau penyimpangan
dalam batas normal dari hasil yang
- Nilai kultur urine 3. Anjurkan pasien diharapkan.
negative untuk minum 2-3 liter 3. Untuk mencegah
- Urine berwarna jika tidak ada kontra stasis urine
bening dan tidak bau indikasi
4. Monitor pemeriksaan
ulang urine kultuur 4. Mengetahui
dan sensivitas untuk seberapa jauh efek
menentukan respon pengobatan
terapi. terhadap keadaan
penderita.
5. Anjurkan pasien 5. Untuk mencegah
untuk mengosongkan adanya distensi
kandung kemih secara kandung kemih.
komlit setiap kali
kemih.
6. Berikan perawatan 6. Untuk menjaga
perineal, pertahankan kebersihan dan
agar tetap bersih dan menghindari
kering. bakteri yang
membuat infeksi
uretra
I. DAFTAR PUSTAKA
1. Doenges, Marilyn E. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan: pedoman untuk
perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. Alih Bahasa: I Made
Kariasa, Ni made Sumarwati. Edisi: 3. Jakrta: EGC.
2. Nurarif, Amin huda. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Yogyakarta. Mediaction Jogja.
3. Smeltzer, Suzanne C. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah
Brunner & Suddart. Alih Bhasa: Agung Waluyo. Edisi: 8. Jakarta: EGC.
4. Tessy Agus, Ardaya, Suwanto. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam:
Infeksi Saluran Kemih. Edisi: 3. Jakarta: FKUI.

Anda mungkin juga menyukai