Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PENDAHULUAN CA MAMMAE

A. Pengertian
Ca Mammae adalah pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel jaringan
tubuh yang berubah menjadi ganas.
Ca mammae adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus
tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di
payudara. Jika benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel
kanker bisa menyebar (metastase) pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase
bisa terjadi pada kelenjar getah bening (limfe) ketiak ataupun di atas tulang
belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit,
dan bawah kulit.

B. Etiologi
Sampai  saat  ini,  penyebab  pasti  tumor  payudara belum  diketahui. 
Namun,  ada  beberapa  faktor  resiko  yang  telah  teridentifikasi, yaitu :
1. Zat karsinogenik
2. Gaya hidup tidak sehat
3. Jenis kelamin
Wanita  lebih  beresiko  menderita  tumor  payudara  dibandingkan 
dengan  pria. Prevalensi tumor payudara pada pria hanya 1% dari seluruh
tumor payudara
4. Riwayat keluarga
Wanita  yang  memiliki  keluarga  tingkat  satu  penderita  tumor 
payudara beresiko tiga kali lebih besar untuk menderita tumor payudara.
5. Faktor genetic
Mutasi gen BRCA1 pada kromosom 17 dan  BRCA2 pada kromosom 13
dapat meningkatkan  resiko  tumor  payudara  sampai  85%. 
6. Faktor usia
Resiko tumor payudara meningkat seiring dengan pertambahan usia.
7. Faktor hormonal
Kadar  hormon  yang  tinggi  selama  masa  reproduktif,  terutama  jika 
tidak diselingi  oleh  perubahan  hormon  akibat  kehamilan,  dapat 
meningkatkan resiko terjadinya tumor payudara.
8. Terpapar radiasi
9. Intake alcohol
10. Pemakaian kontrasepsi oral
Pemakaian  kontrasepsi  oral  dapat  meningkatkan  resiko  tumor 
payudara. Penggunaan  pada  usia  kurang  dari  20  tahun  beresiko  lebih 
tinggi dibandingkan dengan penggunaan pada usia lebih tua.

C. Patofisiologi
Normalnya, sel yang mati sama dengan jumlah sel yang tumbuh. Apabila
sel tersebut sudah mengalami malignansi/keganasan atau bersifat kanker maka
sel tersebut terus menerus membelah tanpa memperhatikan kebutuhan.
Neoplasma yang maligna terdiri dari sel-sel kanker yang menunjukkan
proliferasi yang tidak terkendali yang mengganggu fungsi jaringan normal
dengan menginfiltrasi dan memasukinya dengan cara menyebarkan anak sebar
ke organ-organ yang jauh. Di dalam sel tersebut terjadi perubahan secara
biokimia terutama dalam intinya. Hampir semua tumor ganas tumbuh dari
suatu sel di mana telah terjadi transformasi maligna dan berubah menjadi
sekelompok sel-sel ganas di antara sel-sel normal.
Proses jangka panjang terjadinya kanker ada 4 fase:
1. Fase induksi: 15-30 tahun
Sampai saat ini belum dipastikan sebab terjadinya kanker, tapi
bourgeois lingkungan mungkin memegang peranan besar dalam terjadinya
kanker pada manusia.
Kontak dengan karsinogen membutuhkan waktu bertahun-tahun
sampai bisa merubah jaringan displasi menjadi tumor ganas. Hal ini
tergantung dari sifat, jumlah, dan konsentrasi zat karsinogen tersebut,
tempat yang dikenai karsinogen, lamanya terkena, adanya zat-zat
karsinogen atau ko-karsinogen lain, kerentanan jaringan dan individu
2. Fase in situ: 1-5 tahun
Pada fase ini perubahan jaringan muncul menjadi suatu lesi pre-
cancerous yang bisa ditemukan di serviks uteri, rongga mulut, paru-paru,
saluran cerna, kandung kemih, kulit dan akhirnya ditemukan di payudara.
3. Fase invasi
Sel-sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi melaluiui
membrane sel ke jaringan sekitarnya ke pembuluh darah serta limfe.
Waktu antara fase ke 3 dan ke 4 berlangsung antara beberpa minggu
sampai beberapa tahun.
4. Fase diseminasi: 1-5 tahun
Bila tumor makin membesar maka kemungkinan penyebaran ke
tempat-tempat lain bertambah.
D. Manifestasi Klinis
Gejala-gejala  umum Ca mamae ialah :
a. Teraba adanya massa/benjolan pada payudara
b. Payudara tak simetris/mengalami perubahan wujud & ukuran karena
semenjak muncul pembengkakan
c. Ada perubahan kulit : penebalan, cekungan, kulit pucat disekitar puting
susu, mengkerut seperti kulit jeruk purut & adanya ulkus pada payudara
d. Ada perubahan suhu pada kulit : hangat, kemerahan, panas
e. Ada cairan yg keluar dari puting susu
f. Penyebaran ke tulang sehingga tulang menjadi rapuh & kadar kalsium
darah berkembang/berubah naik
g. Adanya rasa nyeri / sakit pada payudara.
h. Kulit payudara menjadi berkerut seperti kulit jeruk (Peau d’ Orange).
i. Benjolan menyerupai bunga kobis & gampang berdarah.
j. Metastase (menyebar) ke kelenjar getah bening sekitar & alat tubuh lain

E. Jenis Carsinoma Mammae


1. Karsinoma insitu
Karsinoma insitu artinya adalah kanker yang masih berada pada
tempatnya, merupakan kanker dini yang  belum menyebar atau menyusup
keluar dari tempat asalanya
2. Karsinoma duktal
Karsinoma duktal berasal dari sel-sel yang melapisi saluran yang menuju
puting susu. Sekitar 90% kanker payudara merupakan karsinoma duktal 
3. Karsinoma lobuler
Karsinoma lobuler mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, biasanya terjadi
setelah menopause
4. Karsinoma invasive
Karsinoma invasive adalah kanker yang telah menyebar dan merusak
jaringan lainnya, biasanya terinkalisir (terbatas pada payudara) maupun
melastatik (menyebar kebagian tubuh lainnya) 
F. Pentahapan Kanker Payudara
Stadium kanker payudara dibagi menjadi 4, yaitu :
1. Stadium 1: Terdiri atas tumor yang kurang dari 2 cm, tidak mengenai
nodus limfe dan tidak terdeteksi adanya metastasis.
2. Stadium II : Terdiri tas tumor yang lebih besar dari 2 cm tetapi kurang dari
5 cm dan tidak terdeteksi adanya metastasis.
3. Stadium III : Terdiri atas tumor yang lebih besar dari 5 cm atau tumor
dengan sembarang ukuran yang menginvasi kulit atau dinding dengan
nodus limfe terfiksasi positif dalam area klavikula
4. Stadium IV : Terdiri atas tumor dalam sembarang ukuran dengan nodus
limfe normal atau kankerosa dan adanya metastasis jauh.

G. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan dengan :
1. Pemeriksaan payudara sendiri
2. Pemeriksaan manografi
3. Biopsi
4. USG Payudara, pemeriksaan darah lengkap, X-ray dada
5. Pemeriksaan labortorium meliputi: Morfologi sel darah, LED

H. Penatalaksanaan
1. Pembedahan
Mastektomi adalah operasi pengangkatan payudara. Mastektomi
segmental (lumpektomi) melakukan pengangkatan benjolan dan sejumlah
kecil jaringan payudara di sekitarnya. Mastektomi sederhana (atau
dimodifikasi) mengangkat seluruh payudara. Mastektomi radikal
mengangkat seluruh payudara bersama dengan otot yang mendasari dan
kelenjar getah bening ketiak.
2. Radiotherapi
Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak jarang pula
merupakan therapi tunggal. Adapun efek samping: kerusakan kulit di
sekitarnya, kelelahan, nyeri karena inflamasi pada nervus atau otot
pectoralis, radang tenggorokan.
3. Chemotherapy
Pemberian obat-obatan anti kanker yang sudah menyebar dalam aliran
darah. Efek samping: lelah, mual, muntah, hilang nafsu makan, kerontokan
membuat, mudah terserang penyakit.
4. Manipulasi hormonal.
Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk kanker yang sudah
bermetastase. Dapat juga dengan dilakukan bilateral oophorectomy. Dapat
juga digabung dengan therapi endokrin lainnya.

I. Komplikasi
a. Metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe (limfogen) ke
paru,pleura, tulang dan hati
b. Gangguan neuro varkuler
c. Faktor patologi
d. Fibrosis payudara
e. Kematian
J. Pathway
K. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN CA MAMMAE
i. Pengkajian
a. Identitas Klien dan Penanggung Jawab
b. Keluhan Utama
Nyeri, benjolan pada payudara
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Biasanya klien masuk ke rumah sakit karena merasakan adanya
benjolan yang menekan payudara, adanya ulkus, kulit berwarna
merah dan mengeras, bengkak dan nyeri.
d. Riwayat Kesehatan Dahulu
Adanya riwayat ca mammae sebelumnya atau ada kelainan pada
mammae, kebiasaan makan tinggi lemak, pernah mengalami sakit
pada bagian dada sehingga pernah mendapatkan penyinaran pada
bagian dada, ataupun mengidap penyakit kanker lainnya, seperti
kanker ovarium atau kanker serviks
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adanya keluarga yang mengalami ca mammae berpengaruh pada
kemungkinan klien mengalami ca mammae atau pun keluarga klien
pernah mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium
atau kanker serviks.
f. Pemeriksaan Fisik
a) Kepala
Normal, kepala tegak lurus, tulang kepala umumnya bulat
dengan tonjolan frontal di bagian anterior dan oksipital
dibagian posterior.
b) Rambut
Biasanya tersebar merata, tidak terlalu kering, tidak terlalu
berminyak.
c) Mata
Biasanya tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata. Mata
anemis, tidak ikterik, tidak ada nyeri tekan
d) Telinga
Normalnya bentuk dan posisi simetris. Tidak ada tanda-tanda
infeksi dan tidak ada gangguan fungsi pendengaran
e) Hidung
Bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan nyeri tekan
f) Mulut
Mukosa bibir kering, tidak ada gangguan perasa
g) Dada
Adanya kelainan kulit berupa peau d’orange serta tanda-tanda
radang
h) Hepar
Biasanya tidak ada pembesaran hepar
i) Ekstremitas
Biasanya ektremitas lemah

g. Pengkajian Pola Fungsional


a) Persepsi dan Manajemen
Biasanya klien tidak langsung memeriksakan benjolan yang
terasa pada payudaranya kerumah sakit karena menganggap itu
hanya benjolan biasa
b) Nutrisi – Metabolik
Kebiasaan diet buruk, biasanya klien akan mengalami
anoreksia, muntah dan terjadi penurunan berat badan, klien
juga ada riwayat mengkonsumsi makanan mengandung MSG.
c) Eliminasi
Biasanya terjadi perubahan pola eliminasi, klien akan
mengalami melena, nyeri saat defekasi, distensi abdomen dan
konstipasi.
d) Aktivitas dan Latihan
Anoreksia dan muntah dapat membuat pola aktivitas dan lathan
klien terganggu karena terjadi kelemahan dan nyeri
e) Kognitif dan Persepsi
Biasanya klien akan mengalami pusing pasca bedah sehingga
kemungkinan ada komplikasi pada kognitif, sensorik maupun
motorik
f) Istirahat dan Tidur
Biasanya klien mengalami gangguan pola tidur karena nyeri.
g) Persepsi dan Konsep Diri
Payudara merupakan alat vital bagi wanita. Kelainan atau
kehilangan akibat operasi akan membuat klien tidak percaya
diri, malu, dan kehilangan haknya sebagai wanita normal.
h) Peran dan Hubungan
Biasanya pada sebagian besar klien akan mengalami gangguan
dalam melakukan perannya dalam berinteraksi social.
i) Reproduksi dan Seksual
Biasanya aka nada gangguan seksualitas klien dan perubahan
pada tingkat kepuasan.
j) Koping dan Toleransi Stress
Biasanya klien akan mengalami stress yang berlebihan, denial
dan keputus asaan.
k) Nilai dan Keyakinan
Diperlukan pendekatan agama supaya klien menerima
kondisinya dengan lapang dada.
h. Analisa Data

No Symptom Etiologi Problem


1 DS : Faktor predisposisi dan Nyeri
Klien mengeluh nyeri resiko tinggi hiperplasia
pada sel mammae
pada sekitar payudara
sebelah kiri menjalar ke Mengubah DNA
aksila kiri.
Mengganggu perbaikan
DO :
biologis sel-sel normal
 Klien nampak
meringis Merangsang poliferasi sel
epitel normal
 Nampak benjolan
pada payudara kiri Malignansi sel payudara
 Terdapat nodul-nodul
yang bernanah Terdapat nodul-nodul
pada payudara
 Skala nyeri 3 dari 5
indikator Mendesak sel syaraf
 TTV
Hypotalamus
TD: 90/70
N : 88x/menit Korteks serebri
R : 24x/menit
Nyeri dipersepsikan
S: 36,3o C
2 DS : Faktor predisposisi dan Nutrisi kurang dari
 Klien mengeluh nafsu resiko tinggi hiperplasia kebutuhan tubuh
pada sel mammae
makan menurun
 Klien mengeluh mual Mendesak jaringan
muntah sekitar

 Klien mengeluh
Mensuplai nutrisi ke
lemah. jaringan Ca
DO :
Suplai nutrisi ke jaringan
 Setengah porsi makan
lain berkurang
tidak dihabiskan
 Klien nampak lemah. ATP berkurang
 Nampak terpasang
Anoreksia
cairan infus Asering
20 tetes/menit Berat badan menurun
 Hb 9,0 gr %.
Nutrisi kurang dari
kebutuhan

3 DS : Faktor predisposisi dan Gangguan mobilitas


 Klien mengeluh resiko tinggi hiperplasia fisik
pada sel mammae
sakit jika lengan
digerakkan Mendesak jaringan
 Klien mengeluh sekitar

badan terasa lemah.


Mensuplai nutrisi ke
DO : jaringan Ca
Aktivitas klien dibantu
Suplai nutrisi ke jaringan
keluarga
lain berkurang

Kelemahan Umum

Gangguan mobilitas fisik

4 DS : Faktor predisposisi dan Gangguan harga diri


Klien mengatakan malu resiko tinggi hiperplasia
pada sel mammae
dengan keadaan dirinya
DO : Mendesak jaringan
 Klien jarang bicara sekitar

dengan pasien lain


Menekan jaringan
 Klien nampak mammae
murung
Peningkatan konsistensi
mammae
Ukuran mammae
abnormal

Perubahan gambaran
tubuh

Mammae Asimetrik

Gangguan Body Image

Gangguan harga diri


5 DS : Faktor predisposisi dan Cemas
 Klien mengatakan resiko tinggi hiperplasia
pada sel mammae
takut ditolak oleh
orang lain. Mendesak jaringan
 Ekspresi wajah sekitar

tampak murung.
Menekan jaringan
DO : mammae
Klien tampak takut
Peningkatan konsistensi
melihat anggota
mammae
tubuhnya
Ukuran mammae
abnormal

Perubahan gambaran
tubuh

Cemas
6 DS : Faktor predisposisi dan Kurang
Klien sering menanyakan resiko tinggi hiperplasia pengetahuan
pada sel mammae
tentang penyakitnya.
DO : Mendesak jaringan
Ekspresi wajah sekitar

murung/bingung.
Menekan jaringan
mammae
Peningkatan konsistensi
mammae

Ukuran mammae
abnormal

Sering bertanya tentang


penyakitnya

Kurangnya informasi

Kurang pengetahuan
7 DS : Faktor predisposisi dan Resiko tinggi
Klien mengeluh nyeri resiko tinggi hiperplasia infeksi
pada sel mammae
pada daerah sekitar
operasi. Mendesak pembuluh
DO : darah

 Adanya balutan pada


Aliran darah terhambat
luka operasi
 Terpasang drainase Hipoksia
 
Nekrosis jaringan

Operasi

Luka operasi

Invasif mikroorganisme

Resiko tinggi infeksi

ii. Diagnosa Keperawatan


Preoperative
1. Nyeri berhubungan dengan penekanan massa tumor
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia
3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan umum
Post operative
4. Gangguan harga diri berhubungan dengan kecacatan bedah
5. Cemas berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh
6. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
7. Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi

iii. Intervensi Keperawatan

NO DIAGNOSA TUJUAN DAN NIC


KRITERIA HASIL
(NOC)
1 Nyeri berhubungan Setelah dilakukan NIC
tindakan keperawatan Pain Management
dengan penekanan
selama 3x24 jam 1. Lakukan
massa tumor diharapkan nyeri pengkajian nyeri
teratasi dengan tujuan secara
dan kriteria hasil : komprehensif
termasuk lokasi,
NOC karakteristik,
   Pain Level, durasi frekuensi,
   Pain control kualitas dan faktor
   Comfort level presipitasi
Kriteria Hasil : 2. Observasi reaksi
   Mampu mengontrol nonverbal dan
nyeri (tahu penyebab ketidaknyamanan
nyeri, mampu 3. Gunakan teknik
menggunakan tehnik komunikasi
nonfarmakologi untuk terapeutik untuk
mengurangi nyeri, mengetahui
mencari bantuan) pengalaman nyeri
   Melaporkan bahwa pasien
nyeri berkurang dengan 4. Kaji kultur yang
menggunakan mempengaruhi
manajemen nyeri respon nyeri
  Mampu mengenali 5. Evaluasi
nyeri (skala, intensitas, pengalaman nyeri
frekuensi dan tanda masa lampau
nyeri) 6. Evaluasi bersama
 Menyatakan rasa pasien dan tim
nyaman setelah nyeri kesehatan lain
berkurang tentang
ketidakefektifan
kontrol nyeri masa
lampau
7. Bantu pasierl dan
keluarga untuk
mencari dan
menemukan
dukungan
8. Kontrol
lingkungan yang
dapat
mempengaruhi
nyeri seperti suhu
ruangan,
pencahayaan dan
kebisingan
9. Kurangi faktor
presipitasi nyeri
10. Pilih dan lakukan
penanganan nyeri
(farmakologi, non
farmakologi dan
inter personal)
11. Kaji tipe dan
sumber nyeri untuk
menentukan
intervensi
12. Ajarkan tentang
teknik non
farmakologi
13. Berikan anaIgetik
untuk mengurangi
nyeri
14. Evaluasi
keefektifan kontrol
nyeri
15.   Tingkatkan
istirahat
16. Kolaborasikan
dengan dokter jika
ada keluhan dan
tindakan nyeri
tidak berhasil
17. Monitor
penerimaan pasien
tentang manajemen
nyeri
Analgesic
Administration
1.   Tentukan lokasi,
karakteristik,
kualitas, dan
derajat nyeri
sebelum pemberian
obat
2. Cek instruksi dokter
tentang jenis obat,
dosis, dan
frekuensi
3. Cek riwayat alergi
        Pilih analgesik
yang diperlukan
atau kombinasi
dari analgesik
ketika pemberian
lebih dari satu
4. Tentukan pilihan
analgesik
tergantung tipe dan
beratnya nyeri
5. Tentukan analgesik
pilihan, rute
pemberian, dan
dosis optimal
6.   Pilih rute
pemberian secara
IV, IM untuk
pengobatan nyeri
secara teratur
7. Monitor vital sign
sebelum dan
sesudah pemberian
analgesik pertama
kali
8. Berikan analgesik
tepat waktu
terutama saat nyeri
hebat
9. Evaluasi efektivitas
analgesik, tanda
dan gejala

2 Nutrisi kurang dari Setelah dilakukan NIC :


tindakan keperawatan Nutrition
kebutuhan tubuh
selama 3x24 jam Management
berhubungan dengan diharapkan nyeri
teratasi dengan tujuan 1. Kaji adanya alergi
anoreksia
dan kriteria hasil : makanan

NOC : 2. Kolaborasi dengan


ahli gizi untuk
Nutritional Status : food
menentukan
and Fluid Intake jumlah kalori dan
nutrisi yang
Kriteria Hasil :
dibutuhkan pasien.
Adanya peningkatan
3. Anjurkan pasien
berat badan sesuai
untuk
dengan tujuan meningkatkan
intake Fe
Berat badan ideal sesuai
dengan tinggi badan 4. Anjurkan pasien
untuk
Mampu
meningkatkan
mengidentifikasi protein dan
vitamin C
kebutuhan nutrisi
Tidak ada tanda tanda 5. Berikan substansi
gula
malnutrisi
Tidak terjadi penurunan 6. Yakinkan diet
berat badan yang berarti yang dimakan
mengandung tinggi
serat untuk
mencegah
konstipasi

7. Berikan makanan
yang terpilih
( sudah
dikonsultasikan
dengan ahli gizi)

8. Ajarkan pasien
bagaimana
membuat catatan
makanan harian.

9. Monitor jumlah
nutrisi dan
kandungan kalori

10. Berikan informasi


tentang kebutuhan
nutrisi

11. Kaji kemampuan


pasien untuk
mendapatkan
nutrisi yang
dibutuhkan

Nutrition
Monitoring

12. BB pasien dalam


batas normal

13. Monitor adanya


penurunan berat
badan

14. Monitor tipe dan


jumlah aktivitas
yang biasa
dilakukan

15. Monitor interaksi


anak atau orangtua
selama makan

16. Monitor
lingkungan selama
makan

17. Jadwalkan
pengobatan  dan
tindakan tidak
selama jam makan

18. Monitor kulit


kering dan
perubahan
pigmentasi

19. Monitor turgor


kulit

20. Monitor
kekeringan, rambut
kusam, dan mudah
patah

21. Monitor mual dan


muntah

22. Monitor kadar


albumin, total
protein, Hb, dan
kadar Ht

23. Monitor makanan


kesukaan

24. Monitor
pertumbuhan dan
perkembangan

25. Monitor pucat,


kemerahan, dan
kekeringan
jaringan
konjungtiva

26. Monitor kalori dan


intake nuntrisi

27. Catat adanya


edema, hiperemik,
hipertonik papila
lidah dan cavitas
oral.

28. Catat jika lidah


berwarna magenta,
scarlet

3 Gangguan mobilitas Setelah dilakukan NIC :


tindakan keperawatan Exercise therapy :
fisik berhubungan
selama 3x24 jam
ambulation
dengan kelemahan diharapkan nyeri
teratasi dengan tujuan 1. Monitoring vital
umum sign
dan kriteria hasil :
sebelm/sesudah
NOC : latihan dan lihat
§ Joint Movement : respon pasien saat
Active latihan
§ Mobility Level 2. Konsultasikan
§ Self care : ADLs dengan terapi fisik
§ Transfer performance tentang rencana
ambulasi sesuai
Setelah dilakukan
dengan kebutuhan
tindakan keperawatan
3. Bantu klien untuk
selama….gangguan
menggunakan
mobilitas fisik teratasi
tongkat saat
dengan kriteria hasil:
berjalan dan cegah
§ Klien meningkat dalam
terhadap cedera
aktivitas fisik
4. Ajarkan pasien
§ Mengerti tujuan dari
atau tenaga
peningkatan mobilitas
kesehatan lain
§ Memverbalisasikan
tentang teknik
perasaan dalam
ambulasi
meningkatkan kekuatan
5. Kaji kemampuan
dan kemampuan
pasien dalam
berpindah
mobilisasi
§ Memperagakan
6. Latih pasien dalam
penggunaan alat Bantu
pemenuhan
untuk mobilisasi
kebutuhan ADLs
(walker
secara mandiri
sesuai kemampuan
7. Dampingi dan
Bantu pasien saat
mobilisasi dan
bantu penuhi
kebutuhan ADLs
ps.
8. Berikan alat Bantu
jika klien
memerlukan.
9. Ajarkan pasien
bagaimana
merubah posisi
dan berikan
bantuan jika
diperluka

4 Gangguan harga diri Setelah dilakukan Self Esteem


tindakan keperawatan Enhancement
berhubungan dengan
selama 7x24 jam 1. Tunjukan rasa
kecacatan bedah diharapkan nyeri percaya diri
teratasi dengan tujuan terhadap
dan kriteria hasil : kemampuan pasien
untuk mengatasi
Tujuan dan Kriteria situasi
Hasil 2. Dorong pasien
NOC : mengidentifikasi
     Body Image, disiturbed kekuatan dirinya
     Coping, ineffective 3. Ajarkan
      Personal identity, keterampilan
disturbed perilaku yang
     Health behavior, risk positif melalui
     Self esteem situasional, bermain peran,
low model peran,
Kriteria Hasil : diskusi
     Adaptasi terhadap 4. Dukung
ketunadayaan fisik : peningkatan
respon adaptif klien tanggung jawab
terhadap tantangan diri, jika
fungsional penting diperlukan
akibat ketunadayaan 5. Buat statement
fisik positif terhadap
     Resolusi berduka : pasien
penyesuaian dengan 6. Monitor frekuensi
kehilangan aktual atau komunikasi verbal
kehilangan yang akan pasien yang
terjadi negative
     Penyesuaian 7. Dukung pasien
psikososial : perubahan untuk menerima
hidup : respon tantangan baru
psikososial adaptiv 8. Kaji alasan-alasan
individu terhadap untuk mengkritik
perubahan bermakna atau menyalahkan
dalam hidup diri sendiri
    Menunjukkan Penilaian 9. Kolaborasi dengan
pribadi tentang harga sumber-sumber
diri lain (petugas dinas
     Mengungkapkan social, perawat
penerimaan diri spesialis klinis, dan
     Komunikasi terbuka layanan
     Mengatakan optimisme keagamaan)
tentang masa depan
     Menggunakan strategi
koping efektif

5 Cemas berhubungan Setelah dilakukan NIC


tindakan keperawatan Anxiety Reduction
dengan perubahan
selama 2x24 jam (penurunan
gambaran tubuh diharapkan nyeri kecemasan)
teratasi dengan tujuan 1. Gunakan
dan kriteria hasil : pendekatan yang
menenangkan
2. Nyatakan dengan
Tujuan dan Kriteria jelas harapan
Hasil : terhadap pelaku
NOC pasien
         Anxiety self-control 3. Jelaskan semua
         Anxiety level prosedur dan apa
         Coping yang dirasakan
selama prosedur
Kriteria Hasil : 4. Pahami prespektif
         Klien mampu pasien terhadap
mengidentifikasi dan situasi stres
mengungkapkan gejala 5. Temani pasien
cemas. untuk memberikan
         Mengidentifikasi, keamanan dan
mengungkapkan dan mengurangi takut
menunjukkan tehnik 6. Dorong keluarga
untuk mengontol untuk menemani
cemas. anak
         Vital sign dalam 7. Lakukan back /
batas normal. neck rub
         Postur tubuh, 8. Dengarkan dengan
ekspresi wajah, bahasa penuh perhatian
tubuh dan tingkat 9. Identifikasi tingkat
aktivfitas menunjukkan kecemasan
berkurangnya 10. Bantu pasien
kecemasan mengenal situasi
yang
menimbulkan
kecemasan
11. Dorong pasien
untuk
mengungkapkan
perasaan,
ketakutan,
persepsi
12. Instruksikan
pasien
menggunakan
teknik relaksasi
13. Berikan obat
untuk mengurangi
kecemasan

6 Kurangnya NOC: NIC :


pengetahuan v  Kowlwdge : disease 1. Kaji tingkat
process pengetahuan
berhubungan dengan
v  Kowledge : health pasien dan
kurangnya informasi Behavior keluarga
Setelah dilakukan 2. Jelaskan
tindakan keperawatan patofisiologi dari
selama 1x24 jam pasien penyakit dan
menunjukkan bagaimana hal
pengetahuan tentang ini berhubungan
proses penyakit dengan dengan anatomi
kriteria hasil: dan fisiologi,
v Pasien dan keluarga dengan cara yang
menyatakan tepat.
pemahaman tentang 3. Gambarkan
penyakit, kondisi, tanda dan gejala
prognosis dan program yang biasa
pengobatan muncul pada
v Pasien dan keluarga penyakit, dengan
mampu melaksanakan cara yang tepat.
prosedur yang 4. Gambarkan
dijelaskan secara benar proses penyakit,
v Pasien dan keluarga dengan cara yang
mampu menjelaskan tepat
kembali apa yang 5. Identifikasi
dijelaskan perawat/tim kemungkinan
kesehatan lainnya penyebab,
dengan cara yang
tepat
6. Sediakan
informasi pada
pasien tentang
kondisi, dengan
cara yang tepat
7. Sediakan
bakeluarga
informasi
tentang
kemajuan pasien
dengan cara yang
tepat
8. Diskusikan
pilihan terapi
atau penanganan
9. Dukung pasien
untuk
mengeksplorasi
atau
mendapatkan
second opinion
dengan cara yang
tepat atau
diindikasikan
10. Eksplorasi
kemungkinan
sumber atau
dukungan,
dengan cara yang
tepat

7 NOC : NIC :
§  Immune Status 1. Pertahankan teknik
§  Knowledge : Infection aseptif
control 2. Batasi pengunjung
§  Risk control bila perlu
3. Cuci tangan setiap
Setelah dilakukan
sebelum dan
tindakan keperawatan
sesudah tindakan
selama 3x24 jam pasien
keperawatan
tidak mengalami infeksi
4. Gunakan baju,
dengan kriteria hasil:
sarung tangan
§  Klien bebas dari tanda
sebagai alat
dan gejala infeksi
pelindung
§  Menunjukkan
5. Ganti letak IV
kemampuan untuk
perifer dan
mencegah timbulnya
dressing sesuai
infeksi
dengan petunjuk
§  Jumlah leukosit dalam
umum
batas normal
6. Gunakan kateter
§  Menunjukkan perilaku
intermiten untuk
hidup sehat
menurunkan
§  Status imun,
infeksi kandung
gastrointestinal,
kencing
genitourinaria dalam
7. Tingkatkan intake
batas normal
nutrisi
8. Berikan terapi
antibiotik
9. Monitor tanda dan
gejala infeksi
sistemik dan lokal
10. Pertahankan teknik
isolasi
11. Inspeksi kulit dan
membran mukosa
terhadap
kemerahan, panas,
drainase
12. Monitor adanya
luka
13. Dorong masukan
cairan
14. Dorong istirahat
15. Ajarkan pasien dan
keluarga tanda dan
gejala infeksi
16. Kaji suhu badan
pada pasien
neutropenia setiap
4 jam
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddart. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Vol 2 Edisi 8.
EGC. Jakarta

Mahli, Ridhani. 2013. Laporan Pendahuluan Ca Mammae. Tersedia di


http://ridhanimahli.blogspot.co.id/2013/09/laporan-pendahuluan-ca-
mammae.html Diakses tanggal 20 Juni 2016

http://lpkeperawatan.blogspot.co.od/2014/01/laporan-pendahuluan-ca-mammae-
carsinoma-mammae-kanker-payudara.html#.V2JdSHVmls Diakses tanggal
20 Juni 2016

Anda mungkin juga menyukai