Anda di halaman 1dari 12

1

HALAMAN JUDUL
RESUME
TANAH LONGSOR

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Bencana

Oleh:

Wiwin Sujanah
J1A117165
K3

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
2

1.1 Pengertian Tanah Longsor

Tanah longsor adalah salah satu jenis gerakan massa tanah atau
batuan, ataupun pencampuran keduanya, menuruni atau keluar lereng akibat
dari terganggunya kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng tersebut.
Pemicu dari terjadinya gerakan tanah ini adalah curah hujan yang tinggi serta
kelerengan tebing (BNPB, 2008).

Bencana tanah longsor merupakan gerakan masa batuan atau tanah


pada suatu lereng karena pengaruh gaya gravitasi. Tanah longsor yang terjadi
di Indonesia terjadi pada topografi terjal dengan sudut lereng sekitar 15° -45°
dan pada batuan volkanik lapuk dengan curah hujan tinggi. Faktor penyebab
terjadinya tanah longsor secara alamiah yakni morfologi permukaan bumi,
penggunaan lahan, litologi, struktur geologi, curah hujan, dan kegempaan.
Selain faktor alamiah, juga disebabkan oleh faktor aktivitas manusia yang
mempengaruhi suatu bentang alam, seperti kegiatan pertanian, pembebanan
lereng, pemotongan lereng, dan penambangan (Dwikorita Karnawati, 2005).

Longsoran atau tanah longsor adalah suatu peristiwa geologi yang


merupakan salah satu jenis gerakan massa tanah atau batuan, ataupun
percampuran keduanya, menuruni atau keluar lereng akibat dari terganggunya
kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng tersebut. Tanah longsor terjadi
karena ada gangguan kestabilan pada tanah/batuan penyusun lereng. yang
terjadi karena pergerakan masa batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan
jenis seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah. Ada beberapa
jenis tanah longsor diantaranya yaitu sebagai berikut:

1. Longsoran Translasi
Longsoran translasi merupakan longsoran yang terjadi pada tanah
yang mempunyai bentuk topografi rata atau bergelombang landai. Tanah
longsor translasi ini merupakan kondisi dimana meterial tanah pada tanah
3

bertopografi datar atau bergelombang landai ini bergerak. Longsor yang


satu ini membuktikan pada kita bahwa tanah yang datar pun bisan
mengalami longsor, sehingga kita harus ekstra waspada.
2. Pergerakan Blok
Pergerakan blok merupakan pergerakan batuan yang berada di
dalam tanah yang terjadi pada bidang yang datar atau landai. Kondisi ini
juga sering dinamakan sebagai longsoran blok batu dengan jumlah batu
yang pada umumnya sangat banyak atau tidak sedikit. Karena sebagian
besar materialnya berupa batuan, maka akan sangat berbahaya bagi kita
jika sampai terkena longsoran ini.
3. Longsoran Rotasi
Jenis longoran yang lainnya adalah longsoran rotasi. Dinamakan
sebagai longsoran rotasi karena longsoran ini merupakan pergerakan
material tanah yang terjadi di dalam bidang yang berbentuk cekung
sehingga seringkali terjadi perputaran atau rotasi dalam bidang cekung
tersebut. Pada bidang cekung yang terkena longsoran dapat menjadi hal
yang sangat berbahaya, terlebih jika ada pemukiman yang berada di
atasnya, karena rawan tertimbun dan dapat mengakibatkan korban jiwa.
4. Runtuhan Batu
Runtuhan batu merupakan kondisi dimana terjadi runtuhan batu
secara langsung dan juga terjun bebas dari atas ke bawah. Hal ini dapat
terjadi pada bukit yang terjal dan mempunyai lereng yang curam. Kondisi
seperti ini sering ditemui di tebing pantai. Hal ini akan menjadi sangat
berbahaya ketika dibawah tebing ini terdapat pemukiman masyarakat,
karena material yang jatuh biasa berupa batuan besar yang dapat
menimbulkan kerusakan benda yang dijatuhinya.
5. Rayapan Tanah
Rayapan berarti pergerakan yang sangat halus atau lambat.
Sehingga dapat kita sebut bahwa rayapan tanah merupakan tanah longsor
yang terjadi karena adanya rayapan atau pergerakan lambat dan halus pada
tanah. Rayapan tanah biasa terjadi pada tanah yang mempunyai butiran
4

kecil halus dan namun memiliki struktur yang agak kasar. Rayapan tanah
merupakan jenis longsor yang susah dikenal dalam waktu dekat. Longsor
jenis ini baru bisa dikenali setelah terjadi dalam waktu yang cukup lama,
seperti ketika kita menemukan tiang- tiang listrik miring. Jika kita
menemui longsor jenis ini ataupun longsor ini menyerang daerah kita
maka kita harus berhati- hati dan menggunakan pondasi yang kuat untuk
dapat menahan longsir tersebut.
6. Aliran Bahan Rombakan
Longsor jenis ini merupakan longsor yang terjadi karena
disebbakan oleh dorongan air yang sangat kuat. Kecepatan air ini
tergantung pada kemiringan lereng, volume air, tekanan air, kecepatan air
dan jenis material tanah itu sendiri apakah mudah terangkat air ataupun
tidak.gerakan longsor jenis ini lumayan cepat, bahkan dapat mencapai
seluruh lembah dengan jarak ratusan meter. Longsor ini dapat merusak
apapun yang dilewatinya, termasuk juga pemukiman, maka bisa hanyut
terbawa. Longsor jenis ini banyak terjadi di kawasan lereng gunung berapi
(baca: erupsi gunung berapi) dan banyak menimbulkan korban jiwa.

1.2 Penyebab Dari Terjadinya Tanah Longsor


Secara umum kejadian longsor disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor
pendorong dan faktor pemicu. Faktor pendorong adalah faktor-faktor yang
memengaruhi kondisi material sendiri, sedangkan faktor pemicu adalah faktor
yang menyebabkan bergeraknya material tersebut. Meskipun penyebab utama
kejadian ini adalah gravitasi yang memengaruhi suatu lereng yang curam,
namun ada pula faktor-faktor lainnya yang turut berpengaruh :

1. Erosi Tanah
Penyebab terjadinya tanah longsor salah satunya disebabkan oleh
erosi tanah. Erosi tanah bisa disebabkan karena berbagai hal seperti aliran
air yang terlalu deras, sungai- sungai maupun gelombang laut. Erosi tanah
ini bisa menyerang bagian kaki- kaki lereng sehingga bertambah curam.
5

Ketika ini dibiarkan terus menerus maka hal ini bisa menyebabkan tanah
longsor, karena tidak ada penopang yang kuat di bagian kaki lerengnya.
2. Gempa Bumi
Selanjutnya hal yang menyebabkan tanah longsor adalah gempa
bumi (baca: akibat gempa bumi). Gempa bumi berupa getaran yang ada di
dalam bumi atau tanah. Getaran yang berasal dari gempa bumi bisa
merupakan getaran yang kuat, sedang maupun ringan. Namun getaran
yang berasal dari dalam tanah ini mampu menimbulkan tekanan pada
partikel- partikel mineral dan bidang lemah pada massa batuan dan tanah
yang dapat mengakibatkan longsornya lereng- lereng tersebut.
3. Gunung Meletus
Penyebab tanah longsor selanjutnya adalah gunung meletus.
Gunung meletus (baca: ciri gunung meletus) juga dapat menimbulkan
getaran yang dapat memicu terjadinya tanah longsor. Selain itu, gunung
berapi yang meletus atau erupsi mengeluarkan material- material seperti
debu dan juga lahar dingin. Apabila material- material ini bertumpuk
terlalu berat maka ada kemungkinan tanah atau lereng yang menopangnya
tidak akan kuat sehingga menyebabkan terjadinya tanah longsor.
4. Getaran
Seperti halnya gempa bumi dan juga gunung meletus, pada
dasarnya tanah longsor ini disebabkan oleh getaran. Selain gempa bumi
dan gunung meletus, getaran ini juga ditimbulkan oleh berbagai hal seperti
mesin, lalu lintas, penggunaan bahan- bahan peledak hingga petir.
5. Tingginya Curah Hujan
Di Indonesia, terjadinya tanah longsor kebanyakan disebabkan oleh
curah hujan (baca: proses terjadinya hujan) yang meninggi. Hal ini
terbukti bahwa tanah longsor sering terjadi ketika musim hujan (baca:
pembagian musim di Indonesia). Ketika curah hujan ini deras maka aliran
air hujan akan menghantam tanah yang ada di permukaan Bumi. Hal ini
jika terjadi secara terus menerus maka tanah yang tidak kuat (tanah yang
miring dan berada di lereng) akan tidak dapat menahan aliran air dan
6

terpaan air hujan, sehingga lama kelamaan hal ini akan menyebabkan
tanah longsor. Bagian tanah yang sering longsor apabila hujan deras
adalah tanah yang bentuknya miring, seperti lereng gunung.
6. Hancurnya Bebatuan
Bebatuan yang hancur juga bisa menyebabkan terjadinya longsor.
Longsor yang disebabkan karena hancurnya bebatuan lebih sering terjadi
pada batuan yang ada di lereng gunung. Jenis batuan yang sering longsor
adalah jenis batuan sedimen kecil dan batuan endapan yang berasal dari
gunung berapi. Biasanya batu yang ada di lereng bersofat lapuk atau tidak
memiliki kekuatan dan mudah hancur menjadi tanah. Hal inilah yang
memicu terjadinya tanah longsor.
7. Tumpukan Sampah
Siapa sangka ternyata sampah yang telah menumpuk juga dapat
menyebabkan tanah longsor. Sampah akan bisa menjadi pemicu tanah
longsor ketika sampah tersebut sudah menumpuk hingga menggunung.
Hal ini apabila ditambah dengan hujan deras maka dapat mengakibatkan
longsornya gunungan sampah beserta tanah yang telah melapuk di bawah
sampah tersebut.
8. Hutan Gundul
Salah satu fungsi dari pepohonan adalah memperkuat struktur
tanah. Akar pohon tidak hanya dapat menyimpan air namun juga dapat
memperkuat struktur tanah. Apabila hutan yang banyak pohonnya
ditebangi secara liar maka hal ini menjadikan tanah lemah strukturnya
sehingga ketika hujan lebat akan sangat mudah bagi tanah tersebut
longsor. Hal ini sudah banyak terjadi di Indonesia.
9. Bendungan Susut
Tanah longsor juga dapat disebabkan karena susutnya bendungan.
Turunnya permukaan tanah dan timbulnya retakan dapat diakibatkan oleh
penyusutan muka air danau atau bendungan dengan cepat. Penyusutan ini
akan berdampak juga pada hilangnya gaya penahan lereng. Waduk yang
7

mempunyai kemiringan sebesar 220 derajat memiliki potensi untuk


longsor.
10. Lereng Dan Tebing Yang Terjal
Bagi masyarakat yang bertempat tinggal di daerah yang memiliki
lereng dan tebing yang terjal, maka harus lebih waspada karena tanah
longsor dapat mengintai kapan saja. Proses pembentukan lereng maupun
tebing yang terjal adalah melalui angin dan juga air yang berada di sekitar
lereng. Hal ini berdampak pada pengikisan lereng tersebut. Dengan
pengikisan ini maka sangat mudah bagi tanah untuk mengalami longsor.
11. Lahan Pertanian Di Lereng
Adanya lahan pertanian yang ada di lerang gunung menjadi salah
satu penyebab terjadinya tanah longsor. Penataan lahan pertanian maupun
perkebunan yang buruk akan berdampak pada timbulnya bencana longsor.
Tanaman pertanian dan juga perkebunan mempunyai akar yang kecil dan
tidak cukup kokoh untuk mnejaga struktur tanah agar tetap kuat.
Pepohonan yang ditebangi untuk dibuat lahan pertanian dan perkebunan
tanpa mempertimbangkan efek sampingnya. Dengan menyusutnya jumlah
pepohonan yang ada di lereng maka akan sangat memudahkan lereng
tersebut untuk terserang tanah longsor.
12. Tanah Tidak Padat
Bencana tanah longsor juga dapat terjadi akibat tanah mempunyai
struktur yang tidak padat. Tanah yang mempunyai struktur yang tidak
padat contohnya adalah tanah liat. Sifat tanah yang pecah ketika musim
kemarau dan akan lembek ketika musim penghujan tiba. Melembeknya
tanah ketika diterpa hujan akan berpotensi longsor jika hujan yang yang
turun sangat deras. Tanah yang ketebalannya sekitar 2,5 meter akan
berpotensi longsor jika terdapat di kemiringan lereng 220 derajat.
8

13. Longsoran Lama


Tanah yang sudah pernah mengalami longsor sebelumnya
(longsoran lama), maka tanah tersebut rawan terkena longsor lagi. Maka
dari itulah ketika memilih daerah tempat tinggal, kita harus menghindari
daerah yang pernah mengalami tanah longsor.

1.3 Dampak Dari Tanah Longsor


Bencana alam merupakan peristiwa yang merugikan. Dikatakan
sebagai peristiwa yang merugikan karena menimbulkan banyak sekali dampak
negatif. Hal inilah yang membuat bencana alam sebagai momentum yang
menyedihkan. Salah satu bencana yang dapat menimbulkan banyak dampak
negatif adalah tanah lonsor. Berikut ini merupakan beberapa akibat atau
dampak tanah longsor:

1. Menimbulkan Korban Jiwa


Tanah longsor merupakan jenis bencana alam yang berpotensi
menimbulkan korban jiwa. Hal ini terlebih jika tanah longsor terjadi ketika
malam hari atau waktu- waktu dimana masyarakat sedang tertidur. Tanpa
mengetahui akan terjadinya tanah longsor, masyarakat terlelap dan bisa
tertimbun. Di Indonesia sendiri peristiwa tanah longsor sudah banyak
menimbulkan korban jiwa.
2. Banyak Insfrastruktur Rusak
Rusaknya insfrastuktur juga merupakan salah satu dampak yang
pasti terjadi ketika tanah longsor. Infrtastruktur yang rusak ini boleh
dibilang yang berada di atas tanah yang longsor maupun yang berada di
bawah (tertimbun).
3. Timbulnya Berbagai Macam Bibit Penyakit
Tanah longsor juga berpotensi menimbulkan berbagai macam bibit
penyekit. Timbulnya bibit penyakit sebenarnya tidak hanya terjadi pada
tanah longsor saja, namun juga berbagai macam bencana alam.
9

4. Mengganggu Sumber Mata Pencaharian


Tanah longsor juga dapat mengganggu sumber mata pencaharian
masyarakat, khususnya bagi mereka yang bercocok tanam. Ladang atau
sawah mereka yang tertimbun tanah pasti tidak bisa diolah dalam beberapa
jangka waktu, sehingga akan menjadikan masyarakat terganggu.
5. Memburuknya Sanitasi Lingkungan
Ketika tanah longsor datang, maka saluran air akan menjadi
terputus. Jika air bersih saja tidak ada, maka bisa dipastikan sanitasi
lingkungan menjadi buruk.

1.4 Upaya Peengelolaan Atau Pencegahan Terjadinya Tanah Longsor


Tanah longsor dapat dicegah apabila kita melakukan beberapa
upaya diantaranya sebagai berikut:

1. Tidak menebang pohon di lereng dan penghijauan dengan tanaman yang


sistem perakarannya dalam dan jarak tanam yang tepat (khusus untuk
lereng curam, dengan kemiringan lebih dari 40 derajat atau sekitar 80%
sebaiknya tanaman tidak terlalu rapat serta diseling-selingi dengan
tanaman yang lebih pendek dan ringan , di bagian dasar ditanam rumput.
2. Jangan Membuat Kolam Atau Sawah Di Atas Lereng
Ketika kita akan membuat kolam atau sawah diatas lereng sangat
diupayakan untuk tidak membuatnya karena akan semakin meningkatkan
peluang terjadinya longsor. Dengan adanya tebing curam terlebih pada
lahan gundul sementara itu diatasnya juga ada kolam dan sawah yang
dipenuhi air tentu membuat daya hidrostatika semakin kuat menekan
permukaan tanah sehingga tanah rentan untuk tergeser merubah dan
mengakibatkan terjadinya longsor.
10

3. Tidak Mendirikan Rumah Di Bawah Tebing


Untuk masalah pembuatan rumah carilah lokasi yang masih
terbilang aman ketika hendak membangun sebuah rumah. Jika lokasi
sekitar memang berbukit, pilihlah lokasi yang kiranya aman dari
jangkauan luruhan tanah jika terjadi longsor. Usahakan lokasi bangunan
sejauh mungkin dari kaki tebing, contoh jika tinggi suatu tebing 100 meter
maka usahakan lokasi rumah atau angunan berjarak minimal 250 meter
dari kaki lereng. Sehingga apabila terjadi tanah longsor tidak akan
mencapai bangunan tersebut.
4. Jangan Menebang Pohon Di Sekitar Lereng
Jika kita akan menebang pohon disekitar lereng tentunya tidak
patut jika melakukan penebangan pohon yang berada di area lereng atau
tebing. Banyak yang tidak mengetahui bahwa semakin banyaknya pohon
maka semakin kuat dan stabil suatu tanah, karena akar-akar dari pohon-
pohon tersebut menyebar dan saling bersinggungan sehingga bisa
membantu tanah tidak mudah longsor karena akan menjadi penahan tanah.
(baca : dampak akibat kerusakan hutan)
5. Jangan Memotong Tebing Secara Tegak Lurus
Ketika ingin mengali tanah dalam jumlah besar untuk keperluan
tambang atau lainnya maka sebaiknya jangan langsung memotong badan
lereng secara tegak karena akan mengurangi daya penahan tanah terhadap
tanah yang berada di atasnya. Karena walaupun di atas lereng masih
dipenuhi oleh pohon namun jika badan tebing sudah terpotong secara
dalam justru tanah di bagian bawah yang akan kehilangan penopang
sehingga akan mudah menimbukkan terjadinya penyebab tanah longsor.
6. Tidak Mendirikan Bangunan Di Sekitar Sungai
Semakin tinggi jarak antara bibir tebing terhadap sungai maka akan
semakin besar peluang terjadinya longsor. Terjadinya erosi tanah tidak
langsung namun tanah yang terus tergerus oleh erosi tanah akan
menyebabkan semakin habisnya tanah ada di sekitar sungai. Dan jika saat
11

proses terjadinya hujan pada musim hujan dimana aliran sungai sangat
deras dan volumenya besar maka dengan mudah terjadinya erosi.
7. Membuat Terasering
Jika suatu lahan miring terpaksa digunakan untuk membuat sawah
atau ladang maka sebaiknya buatlah sistem bertingkat sehingga akan
memperlambat run off (aliran permukaan) ketika hujan. Jangan lupa atur
drainase supaya tidak ada air yang tergenang di lereng. Dengan demikian
semakin jauh potensi terjadinya tanah longsor.
8. Lakukan Upaya Preventif
Dengan cara mengecek apakah terdapat retakan pada tanah, jika
ditemukan maka segera tutup celah retakan itu dengan tanah lempung
supaya tidak banyak air masuk kedalam celah retakan tersebut. Selain itu
dengan menjaga kelestarian vegetasi di sekitar tebing juga menjadi salah
satu upaya pencegahan yang terbukti efektif.
9. Memberikan penyuluhan kepada Masyarakat
Terkait tanah longsor dan bahaya yang mengikutinya. Seringkali
penyebab rusaknya kawasan hutan sekitar lerang karena dilakukannya
penebangan pohon oleh masyarakat sekitar yang memang belum memiliki
kesadaran dan pengetahuan mengenai dampak negatif yang akan terjadi.
Dengan memberikan penyuluhan akan membuka wawasan dan kesadaran
dari masyarakat untuk tidak melakukan hal-hal yang dapat memicu
terjadinya bencana.
10. Harus Ada Intervensi Dari Pemerintah
Upaya penyuluhan kepada masyarakat sekitar akan semakin tepat
sasaran ketika dibuat peraturan tegas terkait pelanggaran aturan yang telah
ditetapkan. Oleh karena itu, harus ada upaya campur tangan dari
pemerintah atau pihak berwenang untuk membuat aturan dan sanksi yang
tegas untuk setiap pelanggaran. Dengan demikian akan menekan resiko
terjadinya kerusakan hutan di (area lereng.
12

DAFTAR PUSTAKA

Iswoyo Ramadhani Nuri, Idajati Hertiari. 2017. Identifikasi Tingkat Bahaya


Bencana Longsor, Studi kasus: Kawasan Lereng Gunung Lawu, Kabupaten
Karanganyar, Jawa Tengah. Surabaya : JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6,
No. 1, ISSN: 2337-3539 (2301-9271).
https://www.google.com/amp/s/ilmugeografi.com/bencana-alam/tanah-
longsor/amp (Diakses pada tanggal 7 maret 2019).

https://dpupkp.bantulkab.go.id/berita/255-cara-mencegah-tanah-longsor.(Diakses
pada tanggal 7 maret 2019).

Anda mungkin juga menyukai